Anda di halaman 1dari 23

Sistem Ekonomi Islam: Keseimbangan Dalam Pembangunan dan

Kesejahteraan Umat

Bagus Pratama Susanto¹, Ajeng Sonial Manara¹

¹Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

baguspratamasusanto@gmail.com, ajengmanara93@gmail.com

Abstract: Islamic Economical System: Balance In Development and Welfare of the People.
Islamic economic system is not alternative economic system or mid-economic system, but solutive
economic system over various problems that have been emerging. The economic system of Islam
and its development in society, so to be able to achieve the balance of development and welfare of
people, it needs a harmony society (madani), where it can be realized if there is a paradigm. The
paradigm of civil society can be said to be Islamic when embodied through Islamic principles and
values sought to become falah.

Kata Kunci : Islamic Economical System, Harmony Society, Falah

Abstrak: Sistem Ekonomi Islam: Keseimbangan Dalam Pembangunan dan Kesejahteraan


Umat. Sistem ekonomi Islam bukanlah sistem ekonomi alternatif ataupun sistem ekonomi
pertengahan, melainkan merupakan sistem ekonomi solutif atas berbagai permsalahan yang selama
ini muncul. Sistem ekonomi Islam dan perkembangannya di tengah masyarakat, maka untuk dapat
mencapai keseimbangan pembangunan dan kesejahteraan umat, diperlukan adanya masyarakat
yang harmoni (madani), di mana hal tersebut dapat terwujud ketika adanya suatu paradigma.
Paradigma masyarakat madani akan dapat dikatakan islami ketika diwujudkan melalui prinsip-
prinsip dan nilai-nilai Islam ditujukan untuk mendapatkan falah.

Kata Kunci : Sistem Ekonomi Islam, Masyarakat Madani, Falah

1. PENDAHULUAN sementara untuk kebutuhan rohani


1.1. Latar Belakang
yaitu keimanan dan spiritualistas.
Manusia di dunia,
Kebutuhan jasmani dan rohani
membutuhkan faktor-faktor
tersebut harus berjalan secara
penunjang untuk memenuhi
seimbang agar kehidupan dapat
kebutuhan hidupnya, di antaranya
mencapai kebahagiaan. dalam hal ini,
kebutuhan jasmani dan rohani.
maka setiap individu diharapkan
Kebutuhan jasmani terdiri dari
memiliki pemahaman yang baik
sandang, pangan, dan papan,
terhadap keimanan yang dimilikinya sebagaimana dari tujuan
melalui keyakinannya terhadap Tuhan syariat itu sendiri (maqashid
sehingga manusia dalam melakukan asy-syariah) yaitu mencapai
aktivitas hidupnya dapat terarah kebahagian dunia dan akhirat.
dengan baik dan benar. Segala Menurut as-Shatibi dalam
kegiatan manusia di dunia tidak lepas Pusat Pengkajian dan
dari akidah agama. Dengan adanya Pengembangan Ekonomi
keimanan, maka kehidupan manusia Islam (2014: 54), mencakup 5
lebih memiliki tujuan. kemaslahatan: 1. agama (Ad-
Tujuan hidup adalah untuk
dien), ilmu (al-‘ilm), jiwa (an-
mencapai kebahagiaan yang seimbang
nafs), harta (al-maal), dan
baik secara materi maupun spiritual
keturunan (al-nasl). Islam
dengan seimbang. Dengan
adalah sistem kehidupan (way
keseimbangan akan mencapai falah
of life), di mana Islam telah
dan maslahah. Hal tersebut sesuai
menyediakan berbagai
dengan syariat. syariat itulah akhirnya
perangkat aturan yang lengkap
menjadi pedoman dalam menetapkan
baik kehidupan manusia,
aturan-aturan di dunia untuk menjadi
termasuk dalam bidang
prinsip muamalah manusia sebagai
ekonomi (Abdul Ghofur,
makhluk sosio-ekonomi. Aturan-
2017: 26).
aturan/ ketetapan-ketetapan yang
Menurut Abdul Ghofur
berlandaskan agama atau syariat-
Ekonomi syariah dibangun atas dasar
syariat tersebut merupakan
agama Islam, karenanya ia merupakan
implementasi dari adanya agama
bagian tak terpisahkan (integral) dari
Islam.
agama Islam. Sebagai derivasi dari
Islam turun ke dunia agama Islam, ekonomi Islam akan
membawa ketetapan-ketetapan mengikuti Islam dalam berbagai
yang berfungsi sebagai aspeknya, bukan hanya merupakan
petunjuk agar hidup praktik kegiatan ekonomi yang
senantiasa terarah. Islam dilakukan oleh individu atau
adalah sistem kehidupan komunitas Muslim yang ada, namun
(Tujuan Islam adalah juga merupakan perwujudan perilaku
yang didasarkan pada ajaran Islam. keseimbangan dalam pembangunan
Ekonomi Islam mencakup cara dan kesejahteraan umat.
1.2. Batasan Masalah
memandang permasalah ekonomi,
Batasan masalah yang akan
menganalisis dan mengajukan
dibahas adalah kajian terhadap sistem
alternatif solusi atas berbagai
ekonomi Islam terhadap
permaslahan ekonomi. Dalam hal ini,
keseimbangan dalam pembangunan
ekonomi Islam telah menjadi tolak
dan kesejahteraan umat yang
ukur terhadap sistem ekonomi
menitikberatkan kepada definisi
konvensional yang telah lama ada.
sistem ekonomi Islam dan peranannya
Praktik sistem ekonomi Islam mulai
terhadap keseimbangan pembangunan
merambah dalam berbagai bidang
dan kesejahteraan rakyat.
ekonomi, diantaranya dalam 2. PEMBAHASAN
2.1. Sistem Ekonomi Islam
pemberdayaan zakat fitrah oleh Amil
Sistem ekonomi Islam merupakan
Zakat di berbagai daerah guna
ilmu ekonomi yang dilaksanakan
pemerataan sumber modal produksi
dalam praktik (penerapan ilmu
bagi masyarakat kecil, pemberdayaan
ekonomi) sehari-harinya bagi
dan pendirian Baitul Mal sebagai
individu, keluarga, kelompok
media pelaksanaan penghimpunan
masyarakat, ataupun pemerintah/
keuangan dalam sistem akad, hingga
penguasa dalam rangka
produk pasar modal berupa saham
mengorganisasi faktor produksi,
dan obligasi syariah, serta lembaga
distribusi, dan pemanfaatan barang
keuangan dan bank syariah yang
dan jasa yang dihasilkan tunduk
tersebar hampir diseluruh wilayah
dalam peraturan/ perundang-
Indonesia maupun dunia. Dengan
undangan Islam (Sunnatullah) yang
adanya hal tersebut, sebagaimana pula
mandiri dan terlepas dari sistem
tidak pernah terpisah antara agama
ekonomi lainnya. Sistem ekonomi
dan negara dan antara materi dan
Islam bukanlah sistem ekonomi
rohani. Seorang muslim harus yakin
alternatif ataupun sistem ekonomi
akan kesatuan hidup dan kesatuan
pertengahan, melainkan merupakan
kemanusiaan (Andi Iswandi: 2014).
sistem ekonomi solutif atas berbagai
Maka sistem ekonomi Islam telah
permsalahan yang selama ini muncul
dianggap sebagai penopang
M. Nur Rianto Al- Arif (2015: 69).
Adapun yang membedakan sistem perseorangan maupun
ekonomi Islam dengan sistem masyarakat. Ketiga, hak milik
ekonomi lainnya adalah sebagaimana relatif perseorangan diakui
diungkapkan oleh Suroso Imam sebagai usaha dan kerja secara
Zadjuli dalam Achmad Ramzy halal dan dipergunakan untuk
Tadjoeddin (1992: 39). hal –hal yang halal pula.
1. Asumsi dasar/ norma pokok
Keempat, dilarang menimbun
ataupun aturan main dalam
harta benda dan
proses dan interaksi kegiatan
menjadikannya terlantar.
ekonomi yang diberlakukan.
Kelima, dalam harta benda itu
2. Prinsip ekonomi Islam adalah
terdapat hak untuk orang
penerapan asas efisiensi dan
miskin yang selalu diminta.
manfaat dengan tetap menjaga
Oleh karena itu, harus
kelestarian alam.
3. Motif ekonomi Islam adalah dinafkahkan sehingga dapat
mencari “keberuntungan” di dicapai pembagian rezeki.
dunia dan di akhirat selaku Keenam, pada batas waktu
khalifatullah dengan jalan tertentu hak milik tersebut
beribadah dalam arti yang luas. dikenakan zakat. Ketujuh,
perniagaan diperkenankan
Berkaitan dengan dasar-
tetapi riba dilarang.
dasar ekonomi Islam,
Kedelapan, tidak ada
Goenawarman Mohammad
perbedaan suku dan keturunan
dalam Ahmad Ramzy
dalam bekerja sama, dan yang
Tadjoeddin (1992:61)
menjadi ukuran perbedaan
memberikan tawaran berikut.
hanya prestasi kerja.
Pertama, ekonomi Islam ingin
mencapai masyarakat yang Sistem ekonomi Islam mengalami
berkehidupan sejahtera di perkembangan sejarah baru pada era
dunia dan akhirat. Kedua, modern. Menurut Khursid Ahmad
Tercapainya pemuasan (1980), ada empat tahapan
optimal berbagai kebutuha perkembangan dalam wacana
jasmani dan rohani yang pemikiran ekonomi Islam, yaitu
seimbang, baik bagi sebagai berikut.
1. Tahap pertama, dimulai ketika tertentu dari sistem moneter
sebagian ulama, yang tidak Islam. Mereka melakukan
memiliki pendidikan formal analisis ekonomi terhadap
dalam bidang ekonomi, tetapi larangan riba (bunga) dan
memiliki pemahaman terhadap mengajukan alternatif perbankan
persoalan sosio-ekonomi pada yang tidak berbasis bunga.
masa itu, mencoba untuk Serangkaian konferensi dan
menuntaskan persoalan bunga. seminar internasional tentang
Mereka berpendapat bahwa ekonomi dan keuangan Islam
bunga bank itu haram dan kaum digelar beberapa kali dengan
Muslim harus meninggalkan mengundang para pakar, ulama
hubungan apapun dengan dan ekonom.
perbankan konvensional.
Masa ini dimulai sekitar Pada tahap kedua ini

pertengahan dekade 1930-an dan muncul ekonom muslim

mengaami puncak kemajuannya terkemuka, antara lain

pada akhir dekade 1950-an dan Khursid Ahmad, Umer

awal dekade 1960-an. Tahapan Chapra, M.A. Mannan, Omar

ini memang masih sangat Zubair, dan lainnya. Mereka

prematur dan trial error sehingga ekonom Muslim yang dididik

dampaknya masih sangat di Barat, tetapi sangat

terbatas. Meskipun demikian, memahami bahawa Islam

tahap ini telah membuka pintu sebagai way of life yang

lebar bagi perkembangan integral dan dengan baik akan

selanjutnya. membawa umat Islam pada


2. Tahap kedua, dimulai pada akhir kedudukan yang berwibawa di
dasawarsa 1960-an. Pada tahap mata dunia.
ini para ekonom Muslim yang
3. Tahap ketiga, ditandai dengn
pada umumnya dididik dan
upaya-upaya konkret untuk
dilatih di perguruan tinggi
mengembangkan perbankan dan
terkemuka di Amerika Serikat
lembaga-lembaga keuangan
dan Eropa mulai mencoba
nonriba dalam sektor swasta dan
mengembangkan aspek-aspek
dalam sektor pemerintahan. ekonomi Islam adalah sebagai
Tahap ini merupakan siergi berikut.
konkret antara usaha intelektual
1. Nilai-nilai yang tertanam dalam
dan material para ekonom, pakar,
sistem ekonomi Islam sangatlah
bankir, perngusaha, dan
kuat sehingga setiap pelaku
usahawan Muslim yang memiliki
ekonomi dalam menjalankan
kepedulian pada perkembangan
aktivitasnya tidak akan pernah
ekonomi Islam. Pada tahap ini
melakukan aktivitas dalam
mulai didirikan bank-bank Islam
pencapaian tujuan perekonomian
dan lembaga investasi berbasis
dengan cara-cara yang penuh
nonriba dengan konsep yang
intrik dan tipu daya. Apabila
lebih jelas dn oemahaman
sistem ekonomi konvensional,
ekonomi Yng lebih mapan. Bank
baik kapitalisme maupun
Islam yang pertama kali didirikan
sosialisme menafikan nilai-nilai
adalah Islamic Development
moral dan agama dalam
Bank (IDB) pada tahun 1975 di
perekonomian, sistem ekonomi
Jeddah, Saudi Arabia. Bank Islam
Islam memegang nilai-nilai
ini kerja sama antara negara-
tersebut pada perekonomian.
negara Islam yang tergantung 2. Sangat memerhatikan
dalam OKI. kepemilikan individu, tetapi tetap
4. Tahap keempat ditandai dengan
memiliki batasan-batasan yang
pengembangan pendekatan yang
diatur sesuai dengan syariat
lebih integratif dan sophisticated
Islam. Karena konsep inti
untuk membangun keseluruhan
kepemilikan dalam Islam adalah
teori dan praktik ekonomi Islam,
milik absolut dari Allah Swt.
terutama lembaga keuangan dan
bahwa manuso hanya diberi
perbankan yang menjadi
amanah untuk
indikator ekonomi umat.
mendayagunakannya sesuai
Dalam bukunya M. Nur dengan kemaslahatan
Ryanto (2015: 72-73) masyarakat.
3. Negara merupakan salah satu
menjelaskan, Kebaikan sistem
institusi penting dalam
perekonomian, salah satu posisi praktik ibadah dalam Islam
sentral dalam perekonomian. memotivasi individu untuk
Negara berperan sebagai pembuat bekerja keras, seperti zakat dan
kebijakan dan melakukan fungsi aji merupakan ibadah yang hanya
pengawasan agar tidak terjadi dapat dilaksanakan oleh kaum
distorsi dalam perekonomian. berkecukupan.
2.2. Sistem Ekonomi Islam:
Negara akan campur tangan
Keseimbangan dalam
apabila telah terjadi distorsi
Pembangunan dan
dalam perekonomian, agar
Kesejahteraan Umat
kepentingan ekonomi setiap
Berdasarkan penjelasan pada
pelaku ekonomi dapat
2.1 mengenai pengertian sistem
terlindungi.
ekonomi Islam dan
4. Memiliki sistem yang baik bagi
perkembangannya di tengah
pemerataan dalam distribusi
masyarakat, maka untuk dapat
pendapatan melalui instrumen
mencapai keseimbangan
zakat, infak, dan sedekah dari
pembangunan dan kesejahteraan
kelompok kaya kepada kelompok
umat, diperlukan adanya
miskin. Dengan sistem ini,
masyarakat yang harmoni
pertentangan antarkelas tidak
(madani), di mana hal tersebut
akan teradi karena telah terjadi
dapat terwujud ketika adanya
saling pengertian antara
suatu paradigma. Paradigma
kelompok kaya dan kelompok
masyarakat madani akan dapat
miskin. Instrumen dalam sistem
dikatakan islami ketika
ini merupakan mekanisme
diwujudkan melalui prinsip-
distribusi pendapatan yang tidak
prinsip dan nilai-nilai Islam
terdapat pada sistem ekonomi
ditujukan untuk mendapatkan
konvensional.
5. Setiap individu dalam sistem falah. Apabila terjadi pengabaian
ekonomi Islam akan termotivasi dari salah satu elemen maka
untuk bekerja keras, dalam setiap terjadi suatu penyimpangan atau
ajaran agama menganjurkan kasus khusus dari ekonomi Islam.
Gambar 2.1. Karakteristik Ekonomi
bekerja sebagai kunci kesuksesan Islam
soerang individu. Berbagai
seluruh sumber daya ekonomi
di muka bumi ini. Bertolak
dari konsephak milik ini,
maka sistem ekonomi Islam
adalah perekonomian dengan
tiga sektor, yaitu sektor pasar,
masyarakat, dan negara.
Dalam pandangan
Islam, pemilik mutlak dari
Sumber: Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Ekonomi Islam, 2014: 74. seluruh alam semesta adalah
Sistem ekonomi Islam akan Allah, semenetara manusi
mencakup kesatuan mekanisme hanya mengemban amanah-
dan lembaga yang dipergunakan Nya. Allah menciptakan alam
untuk mengoperasionalkan semesta bukan untuk diri-Nya
pemikiran dan teori-teori sendiri, melainkan untuk
ekonomi Islam dalam kegiatan kepentingan sarana hidup
produksi, distribusi, dan (wasilah al-hayah) bagi
konsumsi. Gambaran secara garis manusia agar tercapai
besar ‘bangunan’ dari sistem kemakmuran dan
ekonomi Islam ini di antaranya kesejahteraan. Manusia
(Pusat Pengkaajian dan diberikan hak untuk memiliki
Pengembangan Ekonomi Islam, dana menguasai alam semesta
2014: 74): seoanjang sesuai dengan cara
A. Kepemilikan dalam Islam
Konsepsi tentang hak perolehan dan cara
milik memiliki implikasi penggunaan yang telah
yang mendasar bagi ditentukan oleh Allah.
keseluruhan sistem ekonomi. Dengan demikian, adanya
Konsep ini akan menjadi hak milik membawa
dasar tentang apa (what), konsekuensi adanya
bagaiman (how), dan kewajiban pemanfaatannya.
mengapa (why) mengelola, Pada akhirnya, hak milik ini
serta untuk siapa (for whom) harus dipertanggung
jawabkan di hadapan
pengadilan Allah di akhirat perolehan dan
kelak. penggunaannya tidak
Dalam ajaran Islam, hak
bertentangan dengan
milik dikategorikan menjadi
syariah Islam; dan (2)
tiga, yaitu:
tidak menimbulkan
a. Hak individual (milkiyah
kerugian, baik bagi diri
fardhiah/ private
sendiri maupun orang
ownership)
Pada dasarnya lain.
b. Hak umum atau publik
kepemilikan individu atas
(milkiyah ‘ammah/ public
sumber daya ekonomi
ownership)
(sumber daya) merupakan
Kepemilikan umum
salah satu fitrah manusia
muncul karena suatu
karena ajaran Islam
benda pemanfaatannya
mengakuinya sebagai
diperuntukkan bagi
sesuatu yang harus
asyarakat umum
dihormati dan dijaga.
sehingga menjadi
Kepemilikan individu
kepentungan bersama.
meruoakan persyaratan
Ajaran Islam tidak
yang mendasar bagi
membatasi kepada
tercapainya kesejahteraan
jenis benda tertentu
masyarakat, sebab ia akan
untuk menjadi hak
menciptakan motivasi dan
milik umum sehingga
memberikan ruang bagi
kemungkinan dapa
individu untuk
berbeda dari satu
memanfaatkan sumber
tempat dengan tempat
daya secara optimal.
lain. Namun, menurut
Seorang individu
An Nabhani (1996)
diberikan kebebasan
hak milik umum
tinggi untuk memiliki dan
terdapat dalam benda-
memanfaatkan sumber
benda dengan
daya bagi kepentingannya
karakteristik sebagai
sepanjang; (1) cara
berikut:
(1) Merupakan d. Hak milik negara pada
fasilitas umum, di asalnya dapat berupa hak
mana kalau benda milik umum atau
ini tidak ada di individu, tetapi hak
dalam suatu negeri pengelolaanya menjadi
atau komunitas, wewenang pemerintah.
maka akan Pemerintah memiliki hak
menyebabkan untuk mengelola hak
sengketa dalam milik ini karena ia
mencarinya, seperti merupakan representasi
jalan raya, air kepentinga rakyat
minum, dan sekaligus mengemban
sebagainya; misi kekhalifahan Allah di
(2) Bahan tambang
muka bumi. Berbeda
yang relatif tidak
dengan hak milik umum,
terbatas
hak milik negara ini dapat
jumlahnya;
dialihkan menjadi hak
(3) Sumber daya alam
milik individujika
yang sifat
memang kebijakan negara
pembentukannya
menghendaki demikian.
menghalangi untuk
Akan tetapi, hak milik
dimiliki hanya oleh
umum tidak dapat
orang secara
dialihkan menjadi hak
individual;
(4) Harta benda waqf, milik umum tidak dapat
yaitu harta dialihkan menjadi hak
seseorang yang milik individu, meskipun
dihibahkan untuk ia dikelola oleh
kepentingan pemerintah.
B. Maslahah sebagai Insentif
umum.
c. Hak milik negara Ekonomi
Konsep dan
(milkiyah daulah/ state
pemahaman mengenai
ownership).
kepemilikan harta membawa
implikasi kepada motivasi sebanyak-banyaknya.
dan insentif setiap individu. Sebaliknya dalam paham
Ketika seseorang meyakini sosialisme, kegiatan ekonomi
bahwa harta yang dalam lebih didorong oleh insentif
kekuasaannya adalah hak keamanan/ kenyamanan
miliknya secara mutlak, sosial. Meskipun kedua
maka ia pun akan merasa paham ini mendasarkan pada
memiliki kebebasan untuk insentif yang berbeda,
memanfaatkan sesuai dengan namun baik insentif individu
kehendaknya tanpa perlu ataupun insentif sosial sering
memperdulikan nilai-nilai kali diukur dari aspek
yang tidak bersesuaian material semata.
dengan kepentingannya. Kesejahteraan individu
Sebaliknya, seorang budak, sering kali dimaknai sebagai
pada masa-masa sebelum tingginya pendapatan dan
Islam misalnya, tidak merasa daya beli individu, dan
memiliki harta meskipun kesejahteraan sosial sering
raganya sendiri sehingga kali dimaknai sebagai
segala tindakannya lebih tingginya penapatan dan
didorong untuk memenuhi daya beli masyarakat.
Islam mengakui
kehendak pihak lain. Dalam
adanya insentif material
paham kapitalisme, kegiatan
ataupun non material dalam
ekonomi cenderung
kegiatan ekonomi. Hal ini
dimotivasi oleh kepentingan
dikarenakan ajaran Islam
individu. Misalnya, seorang
memberikan peluang setiap
konsumen cenderung
individu untuk memenuhi
termotivasi untuk
kepentingan individunya,
memaksimalkan kepuasan
kepentingan sosial ataupun
individunya dan seorang
kepentingan sucinya untuk
produsen cenderung
beribadah kepada Allah.
termotivasi untuk mencari
Secara garis besar, insentif
keuntungan pribadi
kegiatan ekonomi dalam
Islam bisa dikategorikan Secara umum, pengambilan
menjadi dua jenis, yaitu keputusan bisa dibedakan
insentif yang akan diterima antara dua kutub,
di dunia dan insentif yang disentralisasi dan
akan diterima di akhirat. desentralisasi. Sistem
Insentif di dunia mungkin sentralisasi menekankan
akan diterima oleh individu bahawa pengambilan
ataupun masyarakat, baik keputusan dilakukan oleh satu
dalam kegiatan konsumsi, otoritas, pemerintah pusat
produksi, atau distribusi. misalnya, dan pelaku
Insentif di akhirat adalah ekonomi hanya berperan
berupa imbalan (ganjaran sebagai pelaksana
atau hukuman) yang hanya pengambilan keputusan.
akan dirasakan di akhirat, Dalam konteks perekonomian
seperti yang dijanjikan oleh suatu negara, sistem ini akan
Allah. Sebagai misal, insentif menghasilkan suatu
untuk mengonsumsi barang- perekonomian terencana
barang yang halal dan (plained economy). Sistem ini
thayyib adalah kepuasaan dilahirkan oleh paham
duniawi pribadi. Sekaligus sosialisme. Pada sisi lain,
pahala di akhirat karena hal kapitalisme, pengambilan
ini merupakan suatu bentuk keputusan cenderung
ibadah. Namun, ada kegiatan diserahkan kepada setiap
ekonomi yang insentifnya pelaku ekonomi sehingga
iterima di akhirat semata, tidak diperlukan suatu
seperti kegiatan berderma otoritas tunggal dalam
atau membantu orang lain. pengambilan keputusan
Kesemua insentif ini yang ekonomi. Sistem
disebut sebagai maslahah disentralisasi ini akan
sebagaimana dijelaskan pada menghasilkan suatu pasar
bab sebelumnya. persaingan bebas sperti yang
C. Musyawarah sebagai Prinsip
diharapkan oleh kapitalisme.
Pengambil Keputusan
Ekonomi Islam memandang (Shuratic processes) untuk
bahwa individu, masyarakat, mendapatkan kesepakatan
serta pemerintah memiliki atas dasar kemaslahatan
peran sendiri-sendiri sehingga merupakan prinsip
sistem pengambilan pengambilan keputusan yang
sentralistik atau disentralistik sesuai ajaran Islam.
semata tidaklah akan mampu Musyawarah merupakan
untuk memenuhi kebutuhan kombinasi antara proses
individu dan sosial. Pada disentralisasi san sentralisasi
level dan aspek tertentu yang dikendalikan nilai-nilai
diperlukan pengambilan maslahah.
D. Pasar yang Adil sebagai
keputusan yang disentralistik
Media Koordinasi
karena dalam hal ini prinsip
Aspek ke empat dalam sistem
saling ridha sangatlah
ekonomi adalah mekanisme
dominan, misalnya dalam hal
pemenuhan insentif. Dalam
penetapan harga input atapun
paham kapitalisme,
output. Dalam aspek lainnya,
mekanisme pasar atau
misalnya prinsip kebenaran
transaksi dianggap sebagai
dan keadilan sangat dominan,
mekanisme yang paling tepat
maka prinsip sentralistik
untuk pemenuhan kehendak
berbasis al-Qur’an perlu
setiap individu. Dengan
diterapkan, misalnya dalam
ansumsi, bahwa setiap
hal distribusi barang publik
individu sadar dan
dan kesejahteraan dan
termotivasi oleh kepentingan
penegakan kebenaran.
individunya, maka setiap
Secara umum, pengambilan
individu tidak perlu diatur
keputusan dalam ekonomi
oleh pihak lain. Dalam
Islam didasarkan atas prinsip
memenuhi kepentingannya
mekanisme pasar, namu
sendiri. Jika setiap individu
dengan tetap memandang
memiliki pola pikir (role of
nilai-nilai kebaikan bersama
tingking) individualistik,
dan nilai-nilai kebenaran.
maka akan terciptalah suatu
Oleh karena itu, musyawarah
mekanisme transaksional; syariah Islam tetap berperan
bahwa seseorang akan mau mengontrol harga, namun
memberikan sesuatu miliknya masyarakat dan syariah Islam
jika ia mendapatkan imbalan tetap berperan mengontrol
yang sesuai dengan jalannya pasar sehingga
keinginannya. Mekanisme masyarakat yang adil dan
inilah yang kemudian dikenal harmoni bisa terwujud.
dengan mekanisme pasar. Dengan demikian,
Dalam pandangan Islam,
mekanisme pasar murni
insentif individulistik
bukanlah menjadi kendali
diakomodasi sebatas tidak
perilaku pada pelaku
bertentangan dengan
ekonomi, namun pasar juga
kepentingan sosial dan
dikendalikan oleh pemerintah
kepentingan suci (ibadah).
dan masyarakat (citizenship)
Oleh karena itu, mekanisme
dalam upaya mencapai
pasar tidak cukup untuk
keadilan dan mashlahah
pemenuhan ketiga insentif
maksimum.
tersebut. Kebebasan individu Jika dibandingkan dengan
yang harmoni dengan sistem ekonomi lainnya,
kebutuhan sosial dan ekonomi Islam tidak berbeda
moralitas Islam akan dalam hal hasil yang tampak,
terwujud dalam suatu atau mekanisme pasarnya,
mekanisme pasar yang namun perbedaan ini
mengedepankan aspek dilatarbelakangi oleh adanya
moralitas dan kerja sama. Ibn perbedaan konsep
Taimiyah menyebutkan kepemilikan, insentif dan
mekanisme ini dengan istilah mekanisme pengambilan
‘pasar yang adil’ atau keputusan.
E. Pelaku Ekonomi dalam Pasar
gabungan antara persaingan
(1) Pasar dalam ekonomi
dan kerja sama (coopetition).
Islam
Mekanisme pasar diberikan Adanya hak milik
ruang gerak untuk penentuan individu dan kebebasan
harga, namun masyarakat dan individu untuk
bertransaksi merupakan input, rumah tangga
faktor dasar bagi bertindak sebagai
eksistensi pasar. Pasar penyedia faktor produksi,
merupakan suatu keadaan yang dibutuhkan oleh
terjadinya kesepakatan perusahaan, sedangkan di
antara penjual (produsen) pasar output rumah
dan pembeli (konsumen) tangga adalah konsumen
untuk melakukan bagi barang dan jasa yang
pertukaran atau dihasilkan oleh
perdagangan. Pertukaran perusahaan. Individu
dapat berbentuk jual-beli, memiliki kebebasan untuk
sewa, atau utang- bertransaksi di pasar input
piutang.pelaku pasar pada maupun di pasar output,
dasarnya terdiri atas bertindak sebagai
rumah tangga-rumah produsen maupun sebagai
tangga dan perusahaan- konsumendan dilakukan
perusahaan, sementara sendiri ataupun
pasar dapat berkelompok. Di pasar
diklasifikasikan menjadi input, rumah tangga
pasar input dan pasar menyediakan berbagai
output. Rumah tangga faktor produksi seperti
dapat terdiri atas tanah, tenaga kerja,
perseorangan atau modal, dan
kelompok (misalnya kewirausahaan. Faktor-
keluarga), sedangkan faktor produksi ini akan
perusahaan dapat berupa digunakan oleh
perseorangan atau perusahaan untuk
lembaga usaha, menghasilkan barang dan
sedangkan perusahaan jasa. Rumah tangga akan
dapat berupa memperoleh imbalan
perseorangan atau berupa pendapatan sewa,
lembaga usaha. Di pasar upah, bagi hasil, dan laba
yang kemudian akan dan keinginannya.
dipergunakannya untuk Mekanisme pasar
membeli barang dan jasa merupakan suatu
yang dihasilkan kekuatan yang bersifat
perusahaan. Ajaran Islam massal (impersonal) dan
sangat menghargai pasar alamiyah (natural)
sebagai wahana sehingga mencerminkan
bertransaksi atau kondisi ekonomi
perniagaan yang halal masyarakat lebih luas.
(sah/ legal) dan thayyib Dalam situasi yang
(baik) sehingga secara bersaing sempurna
umum merupakan (perfect competition
mekanisme alokasi dan market), tak ada seorang
distribusi sumber daya pelaku pun yang secara
ekonomi yang paling individual dapat
ideal. Penghargaan Islam mengendalikan
terhadap mekanisme mekanisme psar. Allahlah
pasar berangkat dari yang mengatur naik
ketentuan Allah bahwa turunnya
perniagaan harus harga.penghargaan yang
dilakukan dengan cara tinggi ini telah dibuktikan
yang baik berdasarkan dalam sejarah yang
prinsip saling ridha (‘an oanjang kehidupan
taradin minkum) sehingga ekonomi masyarakat
tercipta keadilan. Pasar Muslim awal, di mana
merupakan mekanisme pasar memegang peranan
perniagaan yang yang penting.
memenuhi kriteria Perekonomian masyarakat
tersebut. Di pasar, Muslim pada masa
seseorang bebas Rasulullah Saw. adalah
melakukan transaksi perekonomian yang
sesuai dengan kebutuhan menjunjung tinggi
mekanisme pasar. (hijrah) ke Madinah peran
Bahkan, hingga periode Rasulullah banyak
awal masa kerasulannya, bergeser menjadi
Muhammad Saw. sendiri pengawas pasar atau al
adalah salah seorang muhtasib. Beliau
pelaku pasar yang aktif. mengawasi jalannya
Setelah menjadi Rasul, mekanisme pasar di
Muhammad memang Madinah dan sekitarnya
tidak lagi menjadi pelaku agar tetap dapat
pasar secara aktif karena berlangsung secara
situasi dan kondisinya Islami.
Akan tetapi, Islam
yang tidak
menolak konsep pasar
memungkinkan. Pada saat
dalam bentuk persaingan
awal perkembangan Islam
bebas tanpa batas
di Makkah, masyarakat
sehingga mengabaikan
Muslim mendapat
norma dan etika. Pasar
tantangan dan tekanan
yang seperti ini tidak akan
yang berat dari
mampu merealisasikan
masyarakat Makkah
tujuan mencapai falah,
(terutama suku Qurays)
bahkan mungkin akan
sendiri sehingga kegatan
mendistorsinya. Dalam
utama Rasulullah Saw
pasar yang Islami, para
adalah berjuang
pelaku pasar didorong
mempertahankan diri,
oleh semangat persaingan
berdakwah dan terus
untuk meraih kebaikan
berdakwah. Akan tetapi,
(fastabiqul khairat)
perhatian beliau terhadap
sekaligus kerja sama dan
aktivitas pasar tidaklah
tolong-menolong
berkurang, sejalan dengan
(ta’awum) dalam bingkai
makin lengkapnya ajaran
nilai dan moralitas Islam.
Islam. Ketika msyarakat
Pasar akan menjadi arena
Muslim telah bermigrasi
perniagaan komoditas
yang halalan toyyibn saja konsep kekhalifahan dn
sehingga yang haram konsekuensi adanya
harus ditinggalkan. kewajiban-kewajiban
Transaksi yang kolektif (fard al-kifayah)
mengandung riba, untuk merealisasikan
perjudian, alkohol, aging falah. Pemerintah adalah
babi, dan komoditas pemegang amanah Allah
haram lainnya tidak akan dan Rasul-nya serta
terdapatdalam pasar. amanah masyarakat untuk
Aktivitas pasar juga harus menjalankan tugas-tugas
mencerminkan persaingan kolektif dalam
yang seht (fair play), mewujudkan
kejujuran (honesty), kesejahteraan dan
keterbukaan keadilan (al-adl wal
(transparancy) dan ihsan) bagi seluruh umat.
keadilan (justice) Secara umum peranan
sehingga harga yang pemerintah ini akan
tercipta adalah harga yang berkait dengan upaya
adil (just price). mewujudkan konsep
(2) Pemerintah dalam
pasar yang Islami dan
ekonomi Islam
mewujudkan tujuan
Pemerintah memiliki
ekonomi Islam secara
kedudukan dan peranan
keseluruhan.suatu pasar
penting dalam ekonomi
yang Islami akan sulit
Islam. Eksistensi peran
terwujud apabila tidak ada
pemerintah dalam sistem
peran aktif dari
ekonomi Islam bukan
pemerintah. Peran dalam
semata karena adanya
pasar ini secara garis
kegagalan pasar dan
besar dapat
ketidaksepmpurnaan
diklasifikasikan menjadi
pasar. Pada dasarnya,
tiga bagian, yaitu:
peranan emerintah
pertama, peran yang
merupakan derivasi dari
berkaitan dengan konsumen bagi aktivitas
implementasi nilai dan pasar.
Di samping tugas yang
moral Islam; kedua, peran
berkaitan dengan pasar,
yang berkaitan dengan
pemerintah memiliki
penyempurnaan
tanggung jawab yang luas
mekanisme pasar (market
sehubungan dengan upaya
imperfection); dan ketiga,
mewujudkan tujuan
peran yang berkaitan
ekonomi Islam secara
dengan kegagalan pasar
keseluruhan. Tanggung
(market failures).
jawab ini pada dasarnya
Implementasi nilai dan
mencakup berbagai tugas
moral Islam tidak dapat
alias yang bersifat
dilakukan hanya dengan
kontekstual,sepanjang
membiarkan pasar bekerja
berkaitan dengan
secara alamiah, meskipun
kewajiban-kwajiban
para pelaku pasar adalah
kolektif dalam
Muslim sekalipun.
menerapkan ajaran Islam.
Pemerintah jugamemiliki
Akan tetapi, beberpa
peranan penting dalam
tugas pokok pemerintah
menyediakan barang dan
antara lain: (a) menjamin
fasilitas publik, mengatsi
terpenuhinya kebutuhan
masalah eksternalitas, dan
dasar bagi masyarakat; (2)
berbagai masalah
pemerataan distribusi
ekonomi lain yang
pendapatan dan kekayaan;
memang tidak bisa
(3) menyusun
diselesaikan melalui
perencanaan pembanguna
mekanisme pasara. Dalam
ekonomi; dan (d)
menjalankan tugas-tugas
mengambil berbagai
tersebut, pemerintah dapat
kebijakan ekonomi dan
bertindak sebagai
nonekonomi yang relevan
perencana, pengawas,
bagi perwujudan falah
produsen sekaligus
masyarakatnya.
(3) Peran msyarakat dalam kesejahteraan umat tidak
ekonomi Islam dapat bertumpu pada
Kewajiban merealisasikan
mekanisme pasar saja.
falah pada dasarnya
Pemerintah dan
merupakan tugas seluruh
masyaraka pada dasarnya
economic agents,
adalah dua institusi yang
termasuk masyarakat.
memiliki fungsi untuk
Terdapat banyak aktivitas
merealisasikan segal
ekonomi yang tidak dapat
kewajiban kolektif untuk
diselenggarakan dengan
mewujudkan falah.bentuk
baik oleh mekanisme
peran keduanya
pasar maupun oleh peran
karenanya, pada
pemerintah sehingga
hakikatnya dapat saling
masyarakat harus
bertukar (changeable)
berperan langsung.
sesuai dengan situasi dan
Terdapat fenomena
kondisi. Peran masyarakat
market failure dan
akan menjadi semakin
goverment failure. Pasar,
penting manakala
pemerintah dan
pemerintah tidak akan
masyarakat harus
menjalankan tugas fard
bergerak bersama untuk
ak-kifayarh dengan
mencapai kesejahteraan
baik.misalnya, di
umat.
Indonesia masyarakat
Pasar pada hakikatnya
harus berperan aktif
adalah wahana untuk
dalam pengelolaan zakat,
mengekspresikan
sebab negara tidak secara
kebebasan individu dalam
penuh mengelola zakat
berniaga, yang tentu saja
masyarakat sebagaimana
lebih didorong oleh
konsep pengelolaan zakat
motif-motif mencari
yang ideal.
keuntungan individual.
Peranan masyarakat juga
Karenanya, upaya untuk
muncul karena adanya
merealisasikan
konsep hak milik publi
dalam ekonomi Islam, Berdasarkan penjelasan di
sperti waqf. Kekayaan atas, maka dapat diketahui bahwa
waqh adalah kekayaan keseimbangan pembangunan dan
masyarakat secara kesejahteraan umat dapat
keseluruhan dan berlaku diidentifikasi melalui terciptanya
sepanjang masa karena masyarakat madani, di mana untuk
waqf merupakan hak dapat terjadinya masyarakat madani
milik msyarakat yang secara sempurna, dari mekanisme-
tidak tergantung kepada mekanisme sistem ekonomi Islam
pemerintah yang yang ada, dapat terlaksana dengan
berkuasa. Pemerintah baik dan terarah. Tentunya melalui
dapat berganti dari waktu berbagai pihak yaitu masyarakat dan
ke waktu, sementara pemerintah dapat saling
masyarakat terikat dalam berkesinambungan. Selain itu,
kewajiban sosial jangka masyarakat madani, dapat terwujud
panjang. Karenanya, apabila adanya peningkatan
kekayaan waqf akan tetap pemahaman terhadap nilai- nilai
dikelola oleh masyarakat moral Islam praktik ekonomi di
sendiri. masyarakat. Menurut Nurul Hilmiyah,
Gambar 2.2.
Ekonomi Tiga Sektor dkk (2017), Prestasi yang lebih tinggi
dari kesuksesan mereka adalah
tingginya moralitas di dunia ini.
Kunci untuk mencapai moralitas
Islam ini dengan kebaikan, kebenaran
dan kesetiaan kepada Allah. Kedua
moral ini bisa dicapai dengan
kebaikan (tingkah laku) dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia
dan mencegah terjadinya kejahatan.

Sumber: Pusat Pengkajian dan Pengembangan 3. Kesimpulan


Ekonomi Islam, 2014: 88.
Untuk dapat mencapai d. Pasar yang Adil sebagai Media
keseimbangan pembangunan Koordinasi;
e. Pelaku Ekonomi dalam Islam.
dan kesejahteraan umat,
diperlukan adanya masyarakat Daftar Pustaka
yang harmoni (madani). di
Buku
mana hal tersebut dapat
terwujud ketika adanya suatu Al- Arif, M. Nur Rianto, 2015.
paradigma. Paradigma Pengantar Ekonomi Syariah: Teori
dan Praktik,Bandung: Pustaka
masyarakat madani akan dapat
Setia
dikatakan islami ketika
An Nabhani, Taqqyudin, 1996.
diwujudkan melalui prinsip-
Membangun Sistem Ekonomi
prinsip dan nilai-nilai Islam Alternatif Perspektif Islam (terj.),
ditujukan untuk mendapatkan Surabaya: Risalah Gusti.
falah. Ghofur, Abdul, Pengantar Ekonomi
Syariah: Konsep Dasar,
Sistem ekonomi Islam Paradigma, Pengembangan
akan mencakup kesatuan Ekonomi Syariah, 2017. Depok:
Rajawali Pers
mekanisme dan lembaga yang
dipergunakan untuk Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI) Universitas
mengoperasionalkan Islam Indonesia Yogyakarta atas
pemikiran dan teori-teori kerja sama dengan Bank
Indonesia, 2014. Ekonomi Islam,
ekonomi Islam dalam kegiatan Jakarta: Rajawali Pers
produksi, distribusi, dan
Jurnal
konsumsi. Gambaran secara
Andi Iswandi (2014), “Peran Etika
garis besar ‘bangunan’ dari
Qur’ani terhadap Sistem Ekonomi
sistem ekonomi Islam ini di Islam”, dalam Andi Iswandi,
antaranya: menempuh pendidikan di Fakultas
Syariah, Jakarta: Institut PTIQ
a. Kepemilikan dalam Islam; Jakarta.
b. Maslahah sebagai Insentif
Khurshid Ahmad, 1980. “Economic
Ekonomi; Development in Islamic
c. Musyawarah sebagai Prinsip Framework”, in Khurshid Ahmad,
Keputusan; ed., Studies in Islamic Economics,
Leicester: The Islamic Foundation
and Jeddah: International Centre
for Research in Islamic
Economics, King Abdul Aziz
University.

Nurul Hilmiyah¹, Bayu Taufiq


Possumah², Muhammad Hakimi
Mohd. Shafiai³, 2017. “Tawhidic
Based Economic System: A
Preliminary Conception”, in Nurul
Hilmiyah, ed., al., Studies in
Malaysia¹˒³: Islamic University
Hadhari and Bogor²: University of
Islamic Economy Tazkia.

Anda mungkin juga menyukai