Referat Measles Dan Rubella Fix Print Fix
Referat Measles Dan Rubella Fix Print Fix
PADA ANAK
Oleh
Residen Pembimbing :
dr. Nova Linda
Preseptor
dr. Rinang Mariko, SpA (K)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 6
1.3 Manfaat Penulisan
DAFTAR PUSTAKA 66
1
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 : Periode Klinis Measles dan Rubella 15
TABEL 2.2 : Manifestasi Klinis Periode Prodromal Measles 45
TABEL 2.3 : Manifestasi Klinis Periode Exanthem Measles 46
TABEL 2.4 : Manifestasi Klinis Rubella Didapat10 47
2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.1 Tahap Entry Virus Measles ke Tubuh Host 13
GAMBAR 2.2 Tahap Diseminasi Virus Measles 13
GAMBAR 2.3 Tahap Transmisi Virus Measles 18
GAMBAR 2.4 19
GAMBAR 2.5 Bercak Koplik hari ke 3 33
GAMBAR 2.6 Karakteristik Campak
GAMBAR 2.7 Patofisiologi Infeksi Virus Rubella postnatal
GAMBAR 2.8
GAMBAR 2.5 Alur pemeriksaan laboratorium pada infeksi Rubella
3
DAFTAR ISTILAH
4
BAB 1
PENDAHULUAN
yang sangat menular (infeksius).1 Penyebaran kedua virus ini melalui droplet dari
saluran respirasi atau kontak secara langsung dan tidak langsung dengan sekret
mencapai 137.860 kasus pada tahun 2017. Indonesia menempati negara ketiga
dengan jumlah 6.583 kasus(who 2018). Tahun 2016 di Sumatera Barat kejadian
measles mencapai 472 kasus,(depkes) dan di Kota Padang pada tahun 2015
11.675 kasus pada tahun 2017, dan di Indonesia berjumlah 240 kasus (who 2018).
Tahun 2016 di Sumatera Barat kejadian measles mencapai 472 kasus,(depkes) dan
pra-sekolah dan usia SD. Selama periode 4 tahun, kasus tersebut lebih banyak
terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun dan pada kelompok umur 1-4 tahun.17
Rubella pada anak sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau bahkan
tanpa gejala sehingga sering tidak dilaporkan, namun rubella pada wanita hamil
5
terdapat 236 ribu kasus CRS terjadi setiap tahun di negara berkembang dan
imunitas pada anak.6 Anak-anak di negara dengan risiko tinggi infeksi telah
divaksinasi melalui program imunisasi measles mencapai lebih dari satu miliar
anak sejak tahun 2000, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat measles telah
Measles dan rubella tergolong kedalam penyakit yang dapat dicegah dengan
Measles diperkirakan lebih dari 20 juta kasus dengan 2,6 juta angka kematian
setiap tahun, akan tetapi pada tahun 2014 imunisasi menurunkan angka kematian
yang bertujuan untuk menurunkan angka kejadian rubella dan CRS. Oleh karena
itu, pemberian vaksin measles dan rubella (MR) menjadi program imunisasi
6
nasional dan dilakukan kampanye vaksin MR selama tahun 2017-2018 pada anak
9 bulan-15 tahun.1
Pada kasus ini, measles dan rubella merupakan masalah yang penting di
bidang kesehatan. Pengendalian penyakit measles dan rubella bukan suatu hal
yang mudah, karena komplikasi yang diakibatkan. Selain itu, pencegahan sedini
mungkin terhadap measles dan rubella dapat dilakukan dengan imunisasi. Oleh
karena itu, penulis tertarik mengambil bahasan referat mengenai measles dan
Tujuan penulisan referat ini yaitu diharapkan penulis dan pembaca dapat
Penulisan referat ini adalah sebagai bahan rujukan tentang diagnosis dan
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Measles
2.1.1 Definisi
disebabkan oleh infeksi virus yang umumnya menyerang anak. Gejala penyakit
dengan demam tinggi 3-4 hari.6 Batuk dan bersin dapat menjadi jalur masuknya
2.1.2 Epidemiologi
2.1.3 Etiologi
terselubung dengan untai tunggal, genom RNA negatif yang tidak tersegmentasi
dan secara eksklusif menyebabkan penyakit di era baru dan lama pada primata
ditransmisikan melalui jalur pernafasan. Setelah virus dihirup dan sel target utama
terinfeksi, penyebaran sistemik terjadi dan kemudian tanda klinis muncul setelah
9-19 hari. Tahap prodromal dimulai dengan demam dan malaise berhubungan
memperkirakan pada tahun 2014 sekitar 114.900 orang, kebanyakan anak balita,
8
2.1.4 Patogenesis
1. Entry
Tahap pertama infeksi virus measles : virus measles memasuki tubuh pejamu
yang rentan. Virus memasuki saluran nafas (panah hijau di gambar C dan E)
berikatan dengan dengan DC-SIGN+ DCs atau menginfeksi CD150+ sel myeloid
atau limfoid di epitel mukosiliaris atau alveoli. Tempat lainnya yang berpotensi
dimasuki virus adala melalui konjungtiva yang kaya akan limfosit DCs dan
rongga antara kornea dan kelopok mata (A), dimana virus tsb akan menginfeksi sel
limfoid dan myeloid (B). Partikel virus measles terhirup ke saluran nafas ( C dan E)
dendrit yang menonjol ke mukosa saluran nafas (D), atau sel dendrit atau sel
makrofag di lumina alveolar di saluran nafas bawah (F). Sel imun yang terinfeksi
9
2. Diseminasi
Tahap kedua infeksi measles: penyebaran sistemik. (A) Sel myeloid yang
terinfeksi measles bermigrasi ke kelenjar limfe (warna hitam), ketika virus pindaha
ke limfosit CD150+ (dominanya sel B dan sel T memori CD4+ dan CD8+) (B) saat
viremia, sel yang terinfeksi masuk ke sirkulasi dan berpindah secara sistemik ke
berbagai organ dan jaringan (warna hijau), ketika infeksinya meluas lebih lanjut.
Infeksi dari sel imun yang menetap di kulit menyebabkan transmisi virus ke sel
epitel nectin-4+ (bintik hijau); (C) beberapa hari kemudian, penurunan sel imun
pada organ dan jaringan limfoid menyebabkan supresi imun transien (warna
abu-abu). Sel T spesifik virus measles menginfiltrasi kulit, dimana sel yang
dengan waktu.20
10
3. Transmisi
Tahap ketiga dari infeksi virus measles; transmisi partikel virus measles
melalui udara. Sel epitel Nectin-4+ di saluran nafas atas dan epitel saluran nafas
bawah menghasilkan partikel virus yang baru yang dilepaskan ke lapisan mukosa
lumen saluran nafas (panah hijau di gambar A dan C). kerusakan epitel pada
jaringan limfoid yang terinfeksi seperti tonsil (A), mengeluarkan partikel virus
yang dihasilkan dari limfosit ke saluran nafas atas (B). Kerusakan epitel di salauran
nafas bawah merangsang batuk (gmbar C dan D), mengeluarkan sekret yang berisi
11
Virus ini bereplikasi secara efisien dalam jaringan limfoid. Jaringan limfoid
tersier, seperti BALT dan usus yang terkait dengan jaringan limfoid (GALT), dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang menyebabkan akumulasi dan
Kehadiran dan interaksi CD150 + limfosit dan DC-SIGN + DCs di jaringan ini
akibatnya membuat mereka menjadi tempat yang sempurna untuk infeksi MV dan
amplifikasi 24,25
terhadap patogen mukosa, pemusnahan jaringan limfoid ini yang ada di portal
masuk utama untuk infeksi oportunistik (saluran udara dan usus) dapat
memfasilitasi infiltrasi mukosa oleh virus atau bakteri yang ditemukan sebelumnya.
Infeksi MV menyebabkan limfopenia selama fase akut, di mana jumlah sel T dan B,
baik sirkulasi maupun jaringan limfoid, menurun secara meluas (Gambar 2C)25,26.
terpapar dan ditandai dengan 2 sampai 3 hari demam, anoreksia, dan malaise yang
dapat diikuti dengan trias gejala batuk, konjungtivitis, dan infeksi saluran nafas
akut.9 Manifestasi klinis measles cukup seragam dan ada 4 periode evolusi yang
1. Masa inkubasi
2. Periode prodromal (catarrhal, exanthema atau pre-exanthema)
3. Jangka waktu exanthema
4. Periode pemulihan (pemulihan atau deskuamasi)
12
Masa penularan mulai dari 1-2 hari sebelum awal periode prodromal (3-5
hari sebelum ruam onset) sampai 4 hari setelah munculnya ruam. Anak harusnya
tidak boleh dibawa ke pusat penitipan anak atau sekolah sampai 5 hari setelah
berlangsung lama dan tetap menularkan selama beberapa minggu setelah ruam
hilang.10
a. Masa inkubasi. Masa inkubasi measles adalah 5-21 hari, dengan rata-rata 10
hari. Periode ini dapat lebih singkat dalam kasus yang luar biasa karena
penularannya oleh kontak langsung dengan sekret yang terinfeksi lesi kulit
atau penularan lewat parenteral. Masa inkubasi berlangsung dari saat terpapar
Periode ini asimtomatik tetapi dapat ditemui beberapa perubahan yaitu pada
suhu, malaise atau gejala pernapasan ringan, yang hampir selalu sulit
dideteksi.
13
Tabel 2.2 Manifestasi Klinis Periode Prodromal Measles
Demam
Konjungtivitis: sekresi mukopurulen, robek, fotofobia danedema palpebral
Rhinitis: bersin dan mukopurulen rhinore
Buccal enanthem:
- Faring, amandel dan palatine
- Oral mucositis: bibir dan lidah yang sesak
- Koplik’s spot
Laringitis: batuk kering yang mengiritasi, aphonia dan suara serak
Trakeobronkitis: batuk
Otalgia
Nyeri perut dan muntah
Malaise dan anoreksia
Gambar 2.4
14
Koplik's spots digambarkan pada tahun 1860 oleh Flindt dan di 1896 oleh
kemerahan, yang muncul di mukosa bucal di dekat geraham pada 70-90% dari
kasus, muncul pada akhir periode prodromal, segera sebelum onset ruam (1-2 hari),
dan hilang 24-48 jam setelah ruam muncul. Koplik's spots sebagai manifestasi dari
hidung dan vagina, dan di dinding posterior faring, meskipun situs ini berada
jarang.10
c. Periode eksantema, saat onset ruam suhu tubuh naik, gejala inflamasi selaput
berlangsung dari 3 sampai 5 hari dan regresi secara progresif. Ruam pada
awalnya non-konfluen dan biasanya tidak gatal, merah violet, dan terdiri dari
hari menjalar ke seluruh wajah dan leher, dada, punggung, tungkai dan telapak
15
Tabel 2.3 Manifestasi Klinis Periode Exanthem Measles
d. Periode pemulihan, dimulai pada hari 3 atau 4 dari periode exanthem dengan
kemudian membaik. Ruam akan meninggalkan kulit ungu atau coklat, yang
hilang.10
2.1.6 Diagnosis
klinis yaitu koriza dan mata meradang yang disertai batuk dan demam tinggi
dalam beberapa hari, diikuti timbulnya ruam yang merniliki ciri khas, yaitu
diawali dari belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan
dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya mengalami
16
Gambar 2.6 Karakteristik Measles13
menentukan diagnosis perlu ditunjang data epidemiologi karena tidak semua kasus
manifestasinya sama dan jelas. Pasien yang mengidap gizi kurang contohnya, ruam
dapat sampai berdarah dan mengelupas atau bahkan pasien sudah meninggal
sebelum ruam timbul. Pada kasus gizi kurang juga dapat terjadi diare yang
berkelanjutan.4
raksasa pada lapisan mukosa hidung dan pipi, dan pada pemeriksaan serologi
mendeteksi adanya virus. Metode yang umum digunakan adalah ditemukan IgM
spesifik dalam sampel serum tunggal. Virus dapat dideteksi dengan isolasi virus
atau RT-PCR.14
17
2.1.7 Diagnosis Banding
Measles tipikal dapat dibedakan dengan penyakit lain terutama jika tampak
adanya bercak Koplik. Measles pada tahap selanjutnya atau infeksi yang tidak jelas
yaitu:16
muka dan menyebar ke seluruh tubuh lebih cepat dari measles, biasanya dalam
Gejala konstitusional dan eksantema tejadi secara bersamaan. Pada remaja dan
3. Infeksi adenovirus
4. Infeksi enterovirus, pada infeksi enterovirus biasanya gejala demam tidak tinggi
kulit pada eksantema bersifat diskrit makulopapular berwarna merah tua dan
18
muka dan ekstremitas.Dalam 2 hari, gambaran ini akan menghilang, dengan
utama dengan measles adalah tidak ada bercak Koplik. Roseola infantum
sering mendahului kemerahan pada penyakit ini selama 2-5 hari dan sering juga
seperti measles, namun dibedakan dengan lesi intraoral diskrit (bercak Koplik) dan
akut. Selain itu, trombositosis karakteristik sindrom Kawasaki tidak ada dalam
2.1.8 Tatalaksana
Measles merupakan infeksi yang disebabkan virus dan bersifat self limiting
19
Pemberian Vitamin A
measles. Di Amerika Serikat, penelitian pada awal 1990-an mencatat bahwa 22-72%
anak-anak dengan measles memiliki kadar retinol rendah. Beberapa uji coba
measles.17
1. Anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan
2. Anak berusia > 6 bulan dengan measles yang belum mendapat suplementasi
vitamin A dan anak yang memiliki faktor risiko seperti imunodefisiensi, bukti
berat dan imigrasi terakhir dari daerah-daerah yang memiliki tingkat kematian
Regimen vitamin A parenteral dan oral yang tersedia dengan dosis yang
dianjurkan dalam sediaan kapsul, adalah dosis tunggal 200.000 IU per oral untuk
anak usia ≥ 1 tahun (100.000 IU untuk anak usia 6 bulan - 1 thn dan 50.000 IU
untuk bayi <6 bulan). Dosis harus diulang keesokan harinya dan 4 minggu
tiap hari.6
20
a. Bronkopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4
enteritis + dehidrasi.
2.1.9 Komplikasi
2.1.10 Prognosis
2.1 Rubella
2.2.1 Definisi
Rubella (german measles) merupakan suatu penyakit virus yang umum pada
anak dan dewasa muda, ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek,
erupsi yang berlangsung 2-3 hari.6Rubella termasuk penyakit yang ringan pada
anak, tetapi dapat memberikan dampak buruk apabila terjadi pada ibu hamil
trimester pertama yaitu keguguran atau kecacatan pada bayi disebut congenital
rubella syndrome (CRS) seperti kelainan jantung, mata, ketulian dan keterlambatan
perkembangan.1
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi
21
Virus rubella pertama kali diisolasi dari kultur sel pada tahun 1962
mengandung satu untai positif genom RNA. Virus rubella termasuk dalam
measles ringan. Ancaman sebenarnya muncul saat virus rubella menginfeksi janin
terutama selama trimester pertama saat infeksi dapat menyebabkan keguguran atau
sindrom rubella bawaan.Virus rubella ini menyebar dari orang ke orang melalui
jalur pernafasan.8
Infeksi atau vaksinasi alami dapat bertahan seumur hidup. Apabila tidak ada
vaksinasi, usia rata – rata infeksi rubella adalah 5-9 tahun dengan wabah musiman
tahunan yang biasanya terjadi di musim semi, dan epidemi besar terjadi setiap 3-8
(2002-2009) menemukan usia rata-rata kasus positif IgM rubella 7,3 tahun,
sosioekonomi. Kejadian CRS sebelum era vaksinasi bervariasi dari 0,1-0,2 per
1.000 kelahiran hidup selama periode endemik dan 0,8-4,0 per 1.000 kelahiran
2.2.4 Patogenesis
epitel saluran nafas dan menyebar ke kelenjar limfe regional. Viremia terjadi dan
paling parah dari 10-17 hari setelah infeksi. Pelepasan virus dari nasofaring dimulai
sekitar 10 hari setelah infeksi dan dapat dideteksi hingga 2 minggu setelah onset
22
munculnya ruam. Masa penularan tertinggi adalah dari 5 hari sebelum 6 hari setelah
munculnya ruam.
Faktor risiko yang paling penting untuk cacat kongenital berat adalah usia
gestasi saat terjadinya infeksi pada masa kehamilan. Infeksi maternal pada 8
minggu pertama usia kehamilan menyebabkan cacat yang paling parah dan
menyebabkan defek luas. Risiko cacat bawaan diperkirakan 90% apabila ibu
terinfeksi sebelum 11 minggu kehamilan, 33% pada 11-12 minggu, 11% pada
13-14 minggu, dan 24% pada 15-16 minggu. Cacat yang terjadi setelah 16 minggu
Penyebab kerusakan sel dan jaringan pada janin yang terinfeksi mungkin
menyebabkan berhentinya proses mitosis pada jenis sel tertentu. Gambaran yang
paling khas dari rubella bawaan adalah kronisitas. Begitu janin terinfeksi di awal
23
2.2.5 Manifestasi Klinis
Orang yang secara klinis bermanifestasi sebagai penyakit rubella, gejala yang
Gambar 2.8
24
Manifestasi klinis rubella yang didapat tidak seperti measles. Empat periode
infeksi dapat dibedakan meskipun tidak begitu khas, seperti pada tabel 2.1. Masa
a. Masa inkubasi, biasanya 16 sampai 18 hari dan bisa hingga 23 hari. Periode
ini berlangsung dari saat terpapar dan penetrasi virus di nasofaring sampai
itu terjadi terutama pada remaja dan orang dewasa, dengan demam ringan,
gejala inflamasi hidung yang dapat dilihat pada tabel 2.4. Gejala lain
dtemukan ruam di palatum, dengan bintik merah kecil atau petechiae (bintik
forschheimer).10
c. Periode exanthem. Periode ini ditandai dengan trias yaitu demam, ruam dan
dan meluas dengan cepat, terutama pada tubuh. Ruam biasanya berlangsung 3
hari dan mengalami regresi secara progresif. Adenopati dapat terjadi pada
25
Tabel 2.4 Manifestasi Klinis Rubella Didapat10
2.2.6 Diagnosis
berupa demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam yang mulai timbul dari
belakang telinga sampai ke seluruh tubuh. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
demam, sifat demam pada rubella dapat membantu dalam menegakkan diagnosis,
oleh karena demam pada rubella jarang sekali di atas 38,5 C. Pada infeksi yang
tipikal, makula merah muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka dan
badan serta atralgia pada tangan penderita dewasa merupakan petunjuk diagnosis
rubella.6
terdapat leukopenia pada awal penyakit diikuti limfositosis reaktif dan sering
peningkatan titer antibodi 4 kali pada haemaglutination inhibition test (HAIR) atau
ditemukannya antibodi IgM yang spesifik untuk rubella. Titer antibodi mulai
meningkat 24-48 jam setelah permulaan erupsi dan mencapai puncaknya pada hari
6-12 hari.6 Pemeriksaan dilakukan dengan cara isolasi virus rubella dengan swab
26
tenggorok, sekret nasofaringeal dapat memberikan hasil yang akurat.8Sensitifitas
27
Gambar 2.4 Alur Diagnosis Rubella 15
Ketika infeksi rubella terjadi sebelum konsepsi atau selama 8-20 minggu
pertama gestasi itu dapat mengakibatkan defek fetal multipel yang biasa disebut
1. 2 dari 3 tanda klinis utama (ketulian, katarak, dan atau retinopati rubella, lesi
jantung kongenital).6
2. Ada bukti virologik dan atau serologik segera setelah lahir. Adanya antibodi
kongenital. Pada bayi yang terinfeksi kongenital, IgM serum spesifik rubella
dapat dideteksi sejak lahir selama beberapa bulan. Virus dapat diisolasi dari
28
virus paling aktif 1-3 bulan sejak lahir dan 2-20% bayi yang terinfeksi masih
mengeluarkan virus pada umur 1 tahun.1 namun pada beberapa sumber lain
IgM spesifik rubella akan terdeteksi pada hari saat ruam muncul dan akan tetap
3. Ada bukti infeksi rubella maternal selama kehamilan. Diagnosis prenatal dapat
dilakukan dengan RNA hybridization dari biopsi vilus korionik, kultur dari
4. Didapatkan adanya riwayat terkena infeksi rubella atau terpapar rubella pada
masa kehamilan trimester pertama dan adanya satu atau lebih manifestasi
rubella kongenital. 6
rubella adalah:
a. Penyakit campak
Koplik timbul 2 hari sebelum dan sesudaherupsi kulit, terletak pada mukosa bukal
di saat ruam merata danmenurun dengan cepat setelah 2-3 hari timbulnya
29
dansplenomegali.Eksantema timbul pada hari ke 3-4 masaprodromal, memudar
setelah 3 hari dan menghilangsetelah 6-7 hari.Erupsi dimulai dari belakang telinga
hari.
hari, rata-rata 3 hari. Cara penularan Melalui droplets dari pasien yang terinfeksi
atau karier. Fokus infeksi Faring dan tonsil, jarang pada lukaoperasi atau lesi
30
‘
Tonsil membesar dan eritem, pada palatum danuvula terdapat eksudat putih
di leher, dada dan daerah fleksor dan menyebarke seluruh badan dalam 24 jam.
poplitea.Pada dahi dan pipi tampak merah dan halus, tapididaerah sekitar mulut
31
lesirubela.Lamanya timbul erupsi 1-2 hari, kadang dapathilang dalam beberapa
2.2.8 Tatalaksana
Perawatan khusus tidak tersedia untuk rubella yang didapat maupun CRS
dan tindak lanjut karena banyak manifestasi yang mungkin tidak segera muncul
pendengaran sangat penting, karena intervensi dini dapat memperbaiki hasil pada
Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated) berupa serbuk kering dengan pelarut. Vaksin ini tersedia dalam
32
kemasan 1 dosis per vial, 2 dosis per vial, 5 dosis per vial dan 10 dosis per vial. Di
1. Vaksin MR merupakan vaksin yang sensitive panas, harus disimpan pada suhu 2
2. Vaksin MR yang sudah dilarutkan dapat digunakan hingga 6 jam, setelah itu sisa
33
3. Vaksin MR dapat bertahan (masih tetap poten) selama 24 bulan apabila disimpan
Dengan pemberian imunisasi measles dan rubella dapa tmelindungi anak dari
dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya boleh dilarutkan dengan pelarut yang
disediakan dari produsen yang sama. Vaksin yang telah dilarutkan harus segera
Pada tutup vial vaksin terdapat indicator paparan suhu panas berupa Vaccine
Vial Monitor (VVM). Vaksin yang boleh digunakan hanya vaksin dengan kondisi
VVM A atau B.
Measles dan rubella adalah penyakit virus yang dapat menyebabkan akibat yang
serius. Sebelum adanya vaksin, penyakit ini sering terjadi di U.S., terutama pada
anak-anak.
bulan untuk imunisasi dasar, 18 bulan pada imunisasi lanjutan, dan anak
34
2.2. X CARA PEMBERIAN VAKSIN MR
Berikan imunisasi MR untuk anak usia 9 bulan sampai dengan<15 tahun tanpa
melihat status imunisasi dan riwayat penyakit campak atau rubella sebelumnya.
memasukkan jarum kedalam vial vaksin dan pastikan ujung jarum selalu
berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara yang
3. Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk kedalam spuit dan
keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan
mendorong torak sampai pada skala 0,5 cc, kemudian cabut jarum dari
vial.
pakai atau kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering.
dahulu.
35
7. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar, kemudian ambil kapas
kering baru lalu ditekan pada bekas suntikan, jika ada perdarahan kapas
36
Anafilaksis. Reaksi anafilaktik yang terjadi setelah vaksinasi MMR
jarang terjadi (1,814,4 per 1 juta dosis). Reaksi alergi ini disebabkan
tercatat 1 kasus pada 3.000 4.000 dosis. Anak dengan riwayat kejang
dengan perkiraan 1 kasus per 40.000 dosis. Risiko kejadian ITP yang
37
sesuai dengan perkembangan badan inklusi ensefalitis measles setelah
2.2. X KONTRAINDIKASI
1. Wanitahamil
5. Decompensatio cordis
1. Demam
2. Batuk pilek
3. Diare
38
Gambar 2.x. Cara pemberian ADS dan memasukkan vaksin ke dalam ADS
39
DAFTAR PUSTAKA
40
15. Tipples GA. Rubella diagnostic issues in Canada. National Microbiology
Laboratory, Public Health Agency of Canada. 2011: 204; S662.
16. Kliegman R, Stanton B, St. Geme J, Schor N, Behrman R. Nelson textbook
of pediatrics. Edisi kedua puluh. Canada: Elsevier. 2016; 2330.
17. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Profil pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2014. Jakarta;
2015. p. 25-7
18. Rubella hhs public acces
19. IDAI
www.IDAI.or.id/artikel/klinik/imunisasi/lembar-fakta-poliomielitis-rubella-c
ampak
20. Brigitta ML, Rory DV, Stephen MQ, Paul D dan Rik LS. Measles Virus Host
Invasion and Pathogenesis. Viruses 2016, 8, 210; ; doi:10.3390/v8080210
www.mdpi.com/journal/viruses
21. Mina, M.J.; Metcalf, C.J.; de Swart, R.L.; Osterhaus, A.D.; Grenfell, B.T.
Long-term measles-induced immunomodulation increases overall childhood
infectious disease mortality. Science 2015, 348, 694–699.
22. Foo, S.Y.; Phipps, S. Regulation of inducible BALT formation and
contribution to immunity and pathology. Mucosal Immunol. 2010, 3,
537–544.
23. GeurtsvanKessel, C.H.; Willart, M.A.; Bergen, I.M.; van Rijt, L.S.; Muskens,
F.; Elewaut, D.; Osterhaus, A.D.; Hendriks, R.; Rimmelzwaan, G.F.;
Lambrecht, B.N. Dendritic cells are crucial for maintenance of
tertiarylymphoid structures in the lung of influenza virus-infected mice. J.
Exp. Med. 2009, 206, 2339–2349.
24. De Swart, R.L.; Ludlow, M.; de Witte, L.; Yanagi, Y.; van Amerongen, G.;
McQuaid, S.; Yuksel, S.;Geijtenbeek, T.B.; Duprex,W.P.; Osterhaus, A.D.
Predominant infection of CD150+ lymphocytes and dendritic cells during
measles virus infection of macaques. PLoS Pathog. 2007, 3, e178.
25. De Vries, R.D.; McQuaid, S.; van Amerongen, G.; Yuksel, S.; Verburgh,
R.J.; Osterhaus, A.D.; Duprex,W.P.; de Swart, R.L.Measles immune
41
suppression: Lessons fromthemacaquemodel. PLoS Pathog. 2012, 8,
e1002885.
26. Lamprecht CL: Rubellavirus. In Beshe RB, editor: Textbook of human
virology, ed 2, Littleton, MA, 1990, PSG Publishing, p. 685.)
42