Anda di halaman 1dari 18

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI

PENYELIDIKAN TEKS 1 KORINTUS 13:1-3

MAKALAH DISERAHKAN KEPADA


TONI IRAWAN, M.A, M.Th.
UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MATA KULIAH
HERMENEUTIKA 1

OLEH:
FRANS KEVIN HUTASOIT

MALANG, INDONESIA
5 DESEMBER 2017
PENYELIDIKAN TEKS 1 KORINTUS 13 : 1 - 3

1. ANALISIS KONTEKS SASTRA

Teks Alkitab 1 Korintus 13 : 1-3 Dalam beberapa versi

New International Version (NIV)

1
If I speak in the tongues of men or of angels, but do not have love, I am only a resounding gong

or a clanging cymbal. 2 If I have the gift of prophecy and can fathom all mysteries and all

knowledge, and if I have a faith that can move mountains, but do not have love, I am nothing. 3 If

I give all I possess to the poor and give over my body to hardship that I may boast,[b] but do not

have love, I gain nothing.

King James Version (KJV)

1Though I speak with the tongues of men and of angels, and have not charity, I am become as

sounding brass, or a tinkling cymbal. 2 And though I have the gift of prophecy, and understand all

mysteries, and all knowledge; and though I have all faith, so that I could remove mountains, and

have not charity, I am nothing. 3 And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I

give my body to be burned, and have not charity, it profiteth me nothing.

Terjemajan Baru (TB)

1
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi

jika aku tidak mempunyai kasih , aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang

gemerincing. 2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala

rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna
untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak

berguna.3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan

menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada

faedahnya bagiku.

Kabar Baik (BIS)

1
Meskipun saya dapat berbicara dengan berbagai bahasa manusia, bahkan dengan bahasa

malaikat sekalipun, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka ucapan-ucapan saya itu hanya

bunyi yang nyaring tanpa arti. 2 saya pandai menyampaikan berita dari Allah, dan mengerti

semua hal yang dalam-dalam, dan tahu segala sesuatu serta sangat percaya kepada Allah

sehingga dapat membuat gunung berpindah, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka

saya tidak berarti apa-apa! 3 Meskipun semua yang saya miliki, saya sedekahkan kepada orang

miskin, dan saya menyerahkan diri saya untuk dibakar, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang

lain, maka semuanya itu tidak ada gunanya sama sekali.

1. Pernyataan Observasi

A. Pernyataan Membaca Alkitab :

Di hadapan Tuhan saya telah berdoa sebelum membaca teks 1 Korintus 13:1-3,

telah membaca teks 1 Korintus 13:1-3 sebanyak 5 kali, teks 1 Korintus 12:1-31

dan teks 1 Korintus 13:4-13 sebanyak 2 kali.

B. Mengajukan Pertanyaan Kritis : (5 W + 1 H)

1. Siapakah yang dimaksud dengan “Aku”?

2. Apa yang dimaksud dengan “bahasa malaikat”?


3. Apa yang dimaksud dengan “Gong yang berkumandang dan canang yang

gemerincing”?

4. Apa yang dimaksud Rasul Paulus dengan “Mengetahui segala rahasia dan

memiliki seluruh pengetahuan”?

5. Apa yang dimaksud di sini dengan “Memiliki iman yang sempurna untuk

memindahkan gunung”?

6. Apa maksudnya “Menyerahkan tubuhku untuk dibakar”?

7. Apa definisi dari kasih yang sesungguhnya?

8. Mengapa ia mengatakan hal tersebut?

2. Menulis Ulang Struktur Teks (1 Korintus 13:1-3)

Ayat 1

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia

dan bahasa malaikat,

tetapi jika aku tidak mempunyai kasih ,

aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.\

Ayat 2

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat

dan aku mengetahui segala rahasia

dan memiliki seluruh pengetahuan;

dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna

untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,

aku sama sekali tidak berguna.


Ayat 3

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,

bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,

sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

3. Parafrase (1 Korintus 13 : 1-3)

Rasul Paulus menasehati orang-orang Kristen agar memiliki kasih yang sejati. Bahkan

Rasul Paulus menekankan bahwa sekalipun orang-orang kristen memiliki karunia bernubuat,

tetapi tidak menerapkan kasih dalam hidupnya, maka mereka sama sekali tidak menjadi berguna.

Ayat 1

Pengajaran kepada orang-orang Kristen yang memiliki karunia berbahasa roh agar tetap

memiliki sebuah kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam hidupnya.

Ayat 2

Nasehat dari Rasul Paulus kepada orang-orang Kristen agar sekalipun mereka memiliki

berbagai macam nubuat dan memiliki iman yang besar kepada Tuhan, mereka harus tetap

menerapkan kasih dalam hidupnya, agar mereka setiap karunia yang mereka miliki dapat menjadi

berkat.

Ayat 3

Ajaran dari Rasul Paulus kepada orang-orang Kristen, sekalipun mereka adalah orang

yang suka memberi segala harta miliknya dan menyerahkan dirinya untuk dibakar, tetapi mereka

tidak hidup dalam kasih, semua yang mereka lakukan itu tidaklah menjadi sebuah berkat.

4. Pembagian Struktur Teks

I. Ayat 1 → Sekalipun memiliki karunia berbahasa roh, tetapi harus tetap memiliki kasih.
Dapat berkata-kata dalam bahasa manusia dan bahasa malaikat

Tetapi tidak memiliki kasih

Sama seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing

II. Ayat 2 → Nasehat untuk tetap hidup dalam kasih, sekalipun memiliki karunia bernubuat,

memiliki banyak pengetahuan dan memiliki iman.

Memiliki karunia bernubuat dan mengetahui banyak hal; dan memiliki iman

Tetapi tidak hidup dalam kasih

Sama sekali tidak ada gunanya

III. Ayat 3 → Nasehat untuk tetap hidup dalam kasih, sekalipun orang percaya tersebut suka

memberi dan tidak takut mati.

Memberikan segala sesuatu yang dimilikinya dan tidak takut untuk mati dibakar

Tetapi tidak mempunyai kasih

Hal itu tidak ada artinya bagi mereka

5. Analisis Hubungan Teks dengan Konteksnya (Ayat-ayat sebelum dan sesudahnya)

Teks 1 Korintus 13 sesungguhnya berbicara tentang amanat-amanat dan nasihat Paulus

berdasarkan asas-asas pengajaran Kristiani. Jika kita melihat pada pasal sebelumnya yaitu pasal

12:1-31 Paulus berbicara kepada jemaat Korintus tentang berbagai karunia Roh. Namun dari

semua karunia itu, Paulus mengatakan bahwa yang terpenting adalah kasih yang dia jelaskan

pada pasal 13 ini.

Pada pasal sebelumnya Rasul Paulus memberikan pengajaran tentang karunia yang

diberikan oleh Tuhan “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu roh (1 Korintus 12:4)”. Sebelum Rasul

Paulus memberikan pengajaran tentang kasih pada pasal 13, Paulus mengajarkan tentang

berbagai macam karunia yang ada, kepada jemaat di Korintus. Pengajaran kasih pada pasal 13
ternyata merupakan nasihat lanjutan atau sebuah amanat yang ditujukan kepada jemaat Korintus

dari pasal ke 12 tersebut.

Paulus menyimpulkan ajarannya tentang hal karunia dalam pasal 12 dengan

menganjurkan agar apabila seseorang mengingini karunia-karunia, sebaiknya dia mengutamakan

karunia-karunia yang paling berguna1. Orang-orang Kristen di Korintus bersemangat sekali

untuk memperoleh karunia-karunia, terutama karunia-karunia yang dianggap “rohani” secara

khusus, padahal banyak masalah yang mereka alami seperti pertengkaran, percabulan,

penyembahan berhala, ajaran sesat dan lain-lain.2 Mereka memiliki pemahaman bahwa Roh

Kuduslah yang akan dan selalu menggerakkan hati mereka, maka dari itu Paulus sulit untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka. Oleh karena itu Paulus menasehatkan mereka untuk

memiliki karunia dan dilakukan dengan kasih.

Pada ayat selanjutnya yaitu 1 Korintus 13: 4-8, Paulus mendefinisikan sifat dari kasih

yang sesungguhnya, juga ada penekanan tentang kasih dan nubuat “Kasih tidak berkesudahan;

nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap (1 Korintus 13:8)”.

Lewat teks itu dapat dilihat bahwa kasih tidak akan pernah habis dan atau hilang namun karunia-

karunia yang lainnya itu dapat lenyap dari orang-orang Kristen. Paulus berkata “Kasih itu sabar;

kasih itu murah hati; ia tidak cemburu...(1 Korintus 13:4), ia mendefinisikan bahwa kasih itu

sejati dan juga tulus adanya.

Jadi, Kasih adalah yang terutama dari segala karunia yang ada “...iman, pengharapan dan

kasih, dan yang tebesar di antaranya ialah kasih (1 Koruntus 13:13)”. Kasih itu bersifat sejati dan

tulus adanya, ia tidak dapat dibohongi dan tidak dapat berpura-pura. Paulus mengajarkan bahwa

1
David L.Baker, Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996), 97.
2
Ibid.
seorang yang ingin memiliki karunia roh, terlebih dulu dia harus memiliki kasih dalam hidupnya,

agar semua karunia yang dia miliki itu ada artinya dan dapat menjadi berkat.

II. ANALISIS ARTI KATA DAN GRAMATIKA

Analisis Arti Kata

Pada ayat 1 kata “Sekalipun”, ean) = “Supposing that” yang artinya mengira atau

“Jika, saja, ketika” merupakan kata penghubung yang menunjuk sesuatu yang diharapkan akan

terjadi pada kondisi tertentu.3 Sedangkan kata “Berkata-kata”, laleo) ”To speak” yang

artinya seperti “Bersuara, mengucapkan, berkata, menyebutkan, menyatakan, memberitakan,

melaporkan, membisikkan.”4 Jadi kata “Berkata-kata” berarti berbicara. Selanjutnya kata

“Kasih”, agape) = “Love” yang artinya rasa hormat yang dalam dan kekaguman, yang

penuh dengan perhatian dan perhatian dan selalu menunjukkan dirinya, bahkan bagi mereka yang

lebih rendah.5

Pada ayat 2 kata “Bernubuat” propheteia) yang artinya “nubuat, pesan

Allah, kegiatan bernubuat, karunia memberi pesan Allah”. Jadi frase “mempunyai karunia untuk

bernubuat” berarti memiliki karunia untuk menyampaikan pesan Allah. Kata “ Segala rahasia”

musterion) = “Mysteries” refer especially to the work of Christ which appeared to be

not only for Israel but for the world “merujuk khususnya pada karya Kristus yang tampaknya

bukan hanya untuk Israel tetapi untuk dunia.” Sedangkan kata “Semua” pas) dan “Iman”

pistis) yang artinya melakukan segala pekerjaan iman yang besar. Sedangkan “Tidak
3
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan konkordansi (Jakarta: LAI, 2006), 232.
4
Ibid., 476.
5
Cleon L. Rogers JR, The New Lingustik and exegetical key to the greek New Testament (Grand Rapids
Michigan: Zondervan Publishing House, 1998 ), 379.
berguna” oudeis) = “Nothing” yang artinya tidak “Tidak, tidak satu pun, tidak seorang

pun, tidak ada apa-apa, tidak bernilai, tidak ada arti, tidak sah, dan sama sekali tidak”.6

Pada ayat 3 kata “Membagi-bagikan” (psomizo) yang artinya “Memberi

makan, membagikan, dan mendermakan.” Jadi frase “Membagi-bagikan segala yang ada

padaku” dapat diartikan for the purpose of almsgiving, divide all my property in fragments

(Untuk tujuan sedekah, membagi semua properti saya dalam fragmen).7 Kata “Menyerahkan”

 (paradekhomai) = “To give” yang artinya memberi. Jadi frase “Menyerahkan

tubuhku untuk dibakar” diartikan menjadi memberikan atau merelakan tubuh untuk dibakar.8

Analisis Gramatika

Ayat 1.

“Sekalipun aku dapat berkata-kata dalam bahasa manusia dan bahasa malaikat”

tidak jelas apakah baik paul atau pembacanya mengira karunia lidah mereka adalah dialek

malaikat. Beberapa paralel Yahudi yang menarik membuat itu mungkin. Tetapi Paulus mungkin

menulis hiperbolik untuk menggambarkan kontras tajam seperti kasih yang mungkin.9 “Tetapi

aku tidak memiliki kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang

gemerincing” dalam pernyataan tersebut Paulus ingin menyatakan bahwa bahasa lidah yang

mereka pakai tanpa kasih itu bukanlah bahasa lidah. Seolah-olah tindakan saya berbicara dalam

6
Hasan Sutanto, 586.
7
Cleon L. Rogers JR, 379.
8
Ibid.
9
D.A. Carson, Showing The Spirit: A Theological Exposition of 1 Corinthians 12-14, (United States of
America: Baker Books, 1987), 58.
bahasa tanpa cinta telah meninggalkan efek permanen pada diri saya yang telah mengurangi nilai

saya dan mengubah saya menjadi sesuatu yang saya tidak boleh.10

Ayat 2.

“Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia

dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun amj memiliki iman yang sempurna untuk

memindahkan gunung” jika ada perbedaan antara "misteri" dan "Pengetahuan" dalam konteks

ini, para pembentuk mengacu pada situasi eskatologis dan yang terakhir untuk seluruh tujuan

penebusan Allah; tapi paul mungkin tidak membuat perbedaan yang bagus.11 Dan walaupun

iman yang sempurna yang dimaksud ialah melakukan pekerjaan iman yang besar, tetapi intinya

adalah jika mereka tidak memiliki kasih, itu tidak ada fungsinya.

Ayat 3.

“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku , bahkan menyerahkan

tubuhku untuk dibakar” frase ini menekankan kepada pengorbanan pribadi. Tekad yang teguh

untuk tetap setia pada kebenaran bahkan dalam menghadapi kemartiran tidak bisa di dalam

dirinya menunjukkan posisi spritualku yang tinggi dari superprioritas pengalamanku dengan roh

kudus. Dalam semua ini, jika tidak ada kasih, saya mendapatkan apa-apa. dalam matematika

ilahi ini, lima minus satu sama dengan nol.12

III. ANALISIS LATAR BELAKANG, SEJARAH DAN BUDAYA

10
Ibid., 59.
11
Ibid., 60.
12
Ibid.
Mencari tahu latar belakang keadaan, kondisi, situasi, sejarah, budaya, waktu penulisan

dan tempat penulisan terhadap teks 1 Korintus 13:1-3

1. Latar Belakang Sejarah dan Budaya dari Kitab 1 Korintus 13:1-3

Korintus, sebuah kota kuno di selatan negeri Yunani, yang pada zaman Paulus ini

merupakan kota metropolitan yang ada Yunani. Korintus adalah bandar yang besar.

Perniagaannya ramai karena letaknya isitmewa, yaknii pada suatu gentingtanah. Sebelah-

menyebelah terdapat pelabuhan yang baik, yaitu Kengkrea di sebelah timur dan Likaionia di

sebelah barat. Korintus menjadi pusar perdagangan antara Italia dan Asia Barat. 13

Selaku tempat pertemuan, kota ini merupakan juga sarang rupa-rupa agama, baik yang

asli Yunani, maupun yang asing : Afrodite, Serapis, Isis, Magna Mater (Ibunda Agung) semuanya

mempunyai penganutnya di sini; dan yang disebut itu merupakan sebagian kecil dari segala

dewata.14 Letak tempat korintus yang sangat majemuk, menyebabkan berbagai macam aliran,

kepercayaan dan agama ada di kota Korintus. Agama-agama yang berasal dari Roma dan

Yunani, tetapi juga, malah terutama agama-agama yang berasal dari kawasan timur, khususnya

dari mesir.15 Ada kuil, untuk setiap dewa, yang sebagiannya penuh para pemuja.16 Macam-

13
M.E.Duyvermen, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1985), 87.
14
Ibid.
15
C. Groenen Ofm, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 227.
16
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan kritis terhadap masalah-masalahnya, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1996), 82.
macam aliran tersebar di Korintus dan kota itu terbuka untuk perkembangan, pembaharuan dan

masa depan.17

Terbukanya kota Korintus akan sebuah pembaharuan dan menerima aliran-aliran yang

masuk, menyebabkan Penginjilan yang dilakukan oleh Paulus sangat cepat. Karena sebagian

terbesar dari anggota jemaat adalah bukan orang Yahudi yang belum pernah dididik dalam Kitab

Suci Perjanian Lama, dan yang latar belakang religious serta moralnya sangat bertolak belakang

dengan norma-norma kristiani, banyak hal yang harus diajarkan kepada mereka sebelum mereka

mencapai kedewasaan rohani.18 Beberapa bagian surat-surat Paulus memang ditulis dengan rasa

jengkel dan malah hati yang panas. Dan juga suasana hati Paulus itu menimbulkan kesulitan bagi

kita untuk memahami apa yang ditulis Paulus, kadang-kadang tergesa-gesa.19

1. Penulis dan Pembaca Kitab

Surat ini ditulis oleh Paulus, mungkin di antara tahun 57 dan 58 sesudah Kristus.20

Agaknya Paulus sudah memberitakan injil di Korintus sekitar th. 41 mas. Waktu itu Paulus

sendiri belum lama masuk kristen (th. 33 Mas.). Ia memberitakan Injil dan mendirikan jemaat

Korintus (bdk. 1Kor 3:8, 4:15). Sekitar th. 51 Mas. Barulah Paulus kembali ke Korintus untuk

jangka waktu cukup lama.21

17
C. Groenen Ofm, 228.
18
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1992), 365.
19
Ibid.
20
Howard M. Gering, Analisa Alkitab, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “IMANUEL”, 1992), 64.
21
C Groenen Ofm, 228.
Kira-kira tiga tahun setelah berangkatnya Paulus dari Korintus, yakni tatkala ia berada di

Efesis, lebih kurang 370 km di sebelah timur, di seberang laut Aigia, pada waktu ia melakukan

pekerjaannya yang paling menabjubkan dalam riwayat hidupnya yang mentakjubkan, maka

datanglah suatu utusan dari pemimpinn-pemimpin Jemaat Korintus untuk menjumpai paulus di

Efesus guna memperbincang-bincangkan pelbagai masalah dan kekacauan dan kesulitan-

kesulitan yang telah timbul dalam jemaat itu. Lalu Paulus menyusun surat ini.22

Karena itu, Bermacam-macam masalah yang dihadapi Paulus dalam 1 Korintus dapat

ditafsirkan dalam terang maksud yang mendasarinya yakni, menghalau pengaruh Gnostik yang

telah menyerap ke dalam gereja di Korintus.23 Jemaat Korintus jatuh dalam berbagai masalah

yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan kafir di sekitar mereka24 Perdebatan dan

pertentangan terjadi di tengah-tengah jemaat Korintus, karena mereka adalah orang-orang yang

keras.

2. Tujuan Penulis dan Tema-tema Utama

Pertama Korintus adalah yang paling bervariasi dalam isi maupun gayanya di antara

surat-surat Paulus yang lainnya. Topik pembicaraannya berkisar dari perpecahan di dalam jemaat

hingga keuangan dan dari tata karma gereja hingga kebangkitan.25 Sebab itu kata-kata yang

keras dan tajam itu Paulus tujukan kepada mereka yang membuat perpecahan di antara anak-anak

22
Henry H. Halley, Penuntun ke Dalam Perjanjian Baru, (Surabaya: YAKIN, 1965), 208.
23
Willi Marxsen, 83.
24
Donald Guthrie, vol. 2 of Pengantar Perjanjian Baru, ed. Steve Hendra (Surabaya: Momentum, 2010),
28.
25
Merrill C.Tenney, 367.
Tuhan di sana. Begitu hebat ucapan Paulus sehingga ada di antara mereka yang kena hukum.26

Paulus bertujuan mengajar dan menyatukan para jemaat Tuhan di Korintus yang memiliki

perbedaan pandangan dan golongan. Pikiran inti surat ini ialah bahwa penebusan harus

diterapkan dalam keadaan hidup sehari-hari.27

Tema Utama :

 Masalah Gereja dan Solusinya : Perpecahan yang terjadi di tengah-tengah jemaat

Korintus membuat Paulus menuliskan nasehat-nasehat dan teguran.

 Dosa : Dosa yang masih ada di tengah-tengah jemaat Korintus, sekalipun mereka

sudah mengenal firman Tuhan.

 Keselamatan : Paulus memberikan pengajaran dan sikap yang benar kepada

jemaat di Korintus agar mereka dapat di selamatkan.

 Pelayanan : Kerinduan Paulus untuk bisa selalu melayani jemaat di Korintus,

sekalipun Paulus dalam penjara, agar jiwa mereka dapat dimenangkan.

3. Garis Besar Kitab

I. Pembukaan (1:1-9)

1. Pembahasan Masalah yang Telah Diberitahu Paulus (1:10 – 4:21)

A. Perpecahan Gereja (1:10 – 4:21)

1. Empat Fraksi (1:10 – 17)

2. Sebab Perpecahan (1:18 – 4:5)

a. Konsep Kebijaksanaan yang Salah (1:18–3:4)

26
Howard M.Gering, 65.
27
Walter M.Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1984), 54.
b. Konsep Pelayanan Kristen yang Salah (3:5–4:5)

3. Seruan untuk Rekonsiliasi (4:6–21)

Prinsip : Gereja adalah satu tubuh Kristus yang tidak boleh terpisah-pisah (1:10,13)

B. Masalah Moral di Gereja (5:1–6:20)

1. Masalah Perzinahan Antar Bersaudara dan Displin Gereja (5:1–6:20)

2. Masalah Tentang Hukum Bersifat Sekuler di Antara Orang Kristen (6:1–11)

3. Masalah Percabulan (6:12-20)

Prinsip : Kamu yang telah dipersatukan oleh Tuhan harus membawa diri bagi

kemuliaan nama-Nya

II. Pertanyaan Tentang Korintus yang Sudah Dituliskan (7:1-16:9)

A. Pertanyaan Tentang Perkawinan (7:1-40)

1. Pernikhan dan Tidak Menikah (7:1-9)

2. Kewajiban Saat Pernikahan Bagi Orang Kristen (7:10-16)

3. Kepuasan Pokok (7:17-24)

4. Konseling Kepada yang Tidak Menikah (7:25-38)

5. Intruksi Kepada yang Menikah Lagi(7:39-40)

Prinsip : Tuhan memberikan anugerah kepada seorang suami atau istri; Dia juga memberikan

anugerah kepada yang tidak menikah untuk tetap melajang demi kerajaan sorga.

B. Pertanyaan Tentang Kebebasan Orang Kristen

1. Masalah Makanan yang Ditawarkan (8:1-13)

2. Disiplin Paulus Menggunakan Kebebasan (9:1-27)

3. Peringatan Melawan Tentang Memegahkan Diri (10:1-13)


4. Ketidakcocokan Antara Pesta Orang Kafir dan Meja Tuhan (10:14-23)

5. Beberapa Prinsip Umum dan Saran Praktis (10:24-11:1)

Prinsip : Lakukan segala hal yang memuliakan nama Tuhan; jauhi segala hal yang

menjadi batu sandungan bagi orang (10:31-32) atau yang menjauhkanmu dari jalan (9:24-

27)

C. Pertanyaan Tentang Penyembahan Umum (11:2-14:40)

1. Penutup Kepala Wanita di Gereja (11:2-16)

2. Sikap Pada Perjamuan Kudus (11:17-34)

3. Karunia Roh (12:1-14:40)

Prinsip : Biarkan segalanya dilakukan dengan baik dan teratur (14:40)

D. Pertanyaan Tentang Kebangkita (15:1-58)

1. Bagaimana Tentang Pernyataan Tidak Ada Kebangkita Atas Kematian? (15:12)

Kebangkitan Yang Pasti (15:1-34)

2. Bagaiman yang Telah Mati Dapat Bangkit? Tubuh Seperti Apa yang Mereka Datangi

(15:35)

Sifat Kebangkita (15:35-57)

3. Kesimpulan Pertanyaan (15:58)

Prinsip : Kita Akan Menjadi Milik Kristus Saat Dia Kembali (15:22-23

E. Hal-Hal Pribadi dan Penutup (16:5-24)

1. Rencana Paulus dan Rekan-rekannya (16:5-12)


2. Nasihat-nasihat terakhir dan Salam (16:13-24)28

4. Budaya Pada Saat Kitab Ditulis

Di Korintus terdapat ribuan orang Kristen. Mereka tidak berhimpun menjadi satu jemaat

yang kecil-kecil dan masing-masing Jemaat mempunyai pemimpin-pemimpin tersendiri.29 Sifat

orang-orang di Korintus, yang terdiri dari berbagai-bagai suku bangsa, suka mengadakan

golongan sendiri. Sehingga orang Korintus di sana terpengaruh roh sekte, sehingga mereka

memakai nama pemimpinnya yang terkemuka, bahkan Nama Kristus pun dipakainya untuk

menunjuk golongan atau sektenya yang dibeda-bedakan dengan golongan sekte lain atau kata-

kata yang keras dan tajam dan menentang roh kebangsaan, kesukuan dan wana kulit.30

2. Latar Belakang Sejarah dan Budaya dari Teks 1 Korintus 13:1-3

1. Tujuan Penulis Menuliskan Teks 1 Korintus 13:1-3

Teks ini adalah tautan yang diperlukan dalam argumen yang bertujuan untuk

menempatkan bahasa Roh pada tempatnya yang benar. Bahasa Roh demikian terdaftar sebagai

salah satu dari serangkaian hadiah spritual dan diberi tempat yang tepat.31 Artinya Paulus ingin

jemaat Korintus menempatkan Kasih di atas segala karunia yang ada.

2. Pembaca Teks Pada Masa Itu

28
Paul Ellingworth dan Howard Hatton, Pedoman Penafsiran Alkitab: Surat Paulus yang Pertama kepada
Jemaat di Korintus, (Jakarta: LAI, 2010), 3.
29
Ibid.
30
Howard M.Gering, 65.
31
F.W. Grisheide, The First Epistle to the Corinthians. (The New international Commentary on New
Testament), (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1953), 303.
Orang-orang Kristen di Korintus bersemangat sekali untuk memperoleh karunia-karunia,

terutama karunia-karunia yang dianggap “rohani” secara khusus, padahal banyak masalah yang

mereka alami seperti pertengkaran, percabulan, penyembahan berhala, ajaran sesat dan lain-

lain.32 Sehingga Paulus mengajar mereka lewat teks 1 Korintus 13 untuk lebih mengutamakan

Kasih di atas karunia-karunia tersebut.

3. Hubungan Antara Penulis dan Pembaca

Paulus mampir untuk membangun, mengajar dan melayani jemaat di Korintus.33 Tiap-

tiap hari Sabat Paulus mengajar di rumah-rumah ibadat.34 Paulus begitu mengalami banyak

tantangan, bahkan dikatakan dia berencana meninggalkan mereka. Tetapi Allah menyuruhnya

untuk menetap di sana lebih lama lagi dan untuk tidak takut akan apa yang akan dia hadapi. Lalu

Paulus menetap di situ selama satu tahun setengah untuk mengajar mereka. Yang menemani

Paulus adalah Akwila dan Priskila. Sebagai hasil pelayanannya, antara lain Krispus, kepala

rumah ibadat dengan seisi rumahnya, Bersama banyak teman lain menjadi percaya 35

IV. Genre

Kedua Surat Korintus adalah surat-surat berkala, yaitu, surat-surat yang ditujukan pada

orang-orang khusus dan dikarenakan oleh hal-hal yang jelas; bentuk surat bukan hanya sebuah

gaya sastra belaka di mana penulis membentuk pandangan-pandangannya untuk publikasi umum

(terkadang disebut “surat-surat traktat”).36

32
David L. Baker, 97.
33
Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1980), 63.
34
Ibid.
35
Ibid.
36
D.A Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction To The New Testament, (Malang: Gandum Mas, 2016),
477.

Anda mungkin juga menyukai