OLEH:
FRANS KEVIN HUTASOIT
MALANG, INDONESIA
5 DESEMBER 2017
PENYELIDIKAN TEKS 1 KORINTUS 13 : 1 - 3
1
If I speak in the tongues of men or of angels, but do not have love, I am only a resounding gong
or a clanging cymbal. 2 If I have the gift of prophecy and can fathom all mysteries and all
knowledge, and if I have a faith that can move mountains, but do not have love, I am nothing. 3 If
I give all I possess to the poor and give over my body to hardship that I may boast,[b] but do not
1Though I speak with the tongues of men and of angels, and have not charity, I am become as
sounding brass, or a tinkling cymbal. 2 And though I have the gift of prophecy, and understand all
mysteries, and all knowledge; and though I have all faith, so that I could remove mountains, and
have not charity, I am nothing. 3 And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I
1
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi
jika aku tidak mempunyai kasih , aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing. 2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna
untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak
berguna.3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada
faedahnya bagiku.
1
Meskipun saya dapat berbicara dengan berbagai bahasa manusia, bahkan dengan bahasa
malaikat sekalipun, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka ucapan-ucapan saya itu hanya
bunyi yang nyaring tanpa arti. 2 saya pandai menyampaikan berita dari Allah, dan mengerti
semua hal yang dalam-dalam, dan tahu segala sesuatu serta sangat percaya kepada Allah
sehingga dapat membuat gunung berpindah, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka
saya tidak berarti apa-apa! 3 Meskipun semua yang saya miliki, saya sedekahkan kepada orang
miskin, dan saya menyerahkan diri saya untuk dibakar, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang
1. Pernyataan Observasi
Di hadapan Tuhan saya telah berdoa sebelum membaca teks 1 Korintus 13:1-3,
telah membaca teks 1 Korintus 13:1-3 sebanyak 5 kali, teks 1 Korintus 12:1-31
gemerincing”?
4. Apa yang dimaksud Rasul Paulus dengan “Mengetahui segala rahasia dan
5. Apa yang dimaksud di sini dengan “Memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung”?
Ayat 1
aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.\
Ayat 2
bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
Rasul Paulus menasehati orang-orang Kristen agar memiliki kasih yang sejati. Bahkan
Rasul Paulus menekankan bahwa sekalipun orang-orang kristen memiliki karunia bernubuat,
tetapi tidak menerapkan kasih dalam hidupnya, maka mereka sama sekali tidak menjadi berguna.
Ayat 1
Pengajaran kepada orang-orang Kristen yang memiliki karunia berbahasa roh agar tetap
memiliki sebuah kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam hidupnya.
Ayat 2
Nasehat dari Rasul Paulus kepada orang-orang Kristen agar sekalipun mereka memiliki
berbagai macam nubuat dan memiliki iman yang besar kepada Tuhan, mereka harus tetap
menerapkan kasih dalam hidupnya, agar mereka setiap karunia yang mereka miliki dapat menjadi
berkat.
Ayat 3
Ajaran dari Rasul Paulus kepada orang-orang Kristen, sekalipun mereka adalah orang
yang suka memberi segala harta miliknya dan menyerahkan dirinya untuk dibakar, tetapi mereka
tidak hidup dalam kasih, semua yang mereka lakukan itu tidaklah menjadi sebuah berkat.
I. Ayat 1 → Sekalipun memiliki karunia berbahasa roh, tetapi harus tetap memiliki kasih.
Dapat berkata-kata dalam bahasa manusia dan bahasa malaikat
II. Ayat 2 → Nasehat untuk tetap hidup dalam kasih, sekalipun memiliki karunia bernubuat,
Memiliki karunia bernubuat dan mengetahui banyak hal; dan memiliki iman
III. Ayat 3 → Nasehat untuk tetap hidup dalam kasih, sekalipun orang percaya tersebut suka
Memberikan segala sesuatu yang dimilikinya dan tidak takut untuk mati dibakar
berdasarkan asas-asas pengajaran Kristiani. Jika kita melihat pada pasal sebelumnya yaitu pasal
12:1-31 Paulus berbicara kepada jemaat Korintus tentang berbagai karunia Roh. Namun dari
semua karunia itu, Paulus mengatakan bahwa yang terpenting adalah kasih yang dia jelaskan
Pada pasal sebelumnya Rasul Paulus memberikan pengajaran tentang karunia yang
diberikan oleh Tuhan “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu roh (1 Korintus 12:4)”. Sebelum Rasul
Paulus memberikan pengajaran tentang kasih pada pasal 13, Paulus mengajarkan tentang
berbagai macam karunia yang ada, kepada jemaat di Korintus. Pengajaran kasih pada pasal 13
ternyata merupakan nasihat lanjutan atau sebuah amanat yang ditujukan kepada jemaat Korintus
khusus, padahal banyak masalah yang mereka alami seperti pertengkaran, percabulan,
penyembahan berhala, ajaran sesat dan lain-lain.2 Mereka memiliki pemahaman bahwa Roh
Kuduslah yang akan dan selalu menggerakkan hati mereka, maka dari itu Paulus sulit untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka. Oleh karena itu Paulus menasehatkan mereka untuk
Pada ayat selanjutnya yaitu 1 Korintus 13: 4-8, Paulus mendefinisikan sifat dari kasih
yang sesungguhnya, juga ada penekanan tentang kasih dan nubuat “Kasih tidak berkesudahan;
nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap (1 Korintus 13:8)”.
Lewat teks itu dapat dilihat bahwa kasih tidak akan pernah habis dan atau hilang namun karunia-
karunia yang lainnya itu dapat lenyap dari orang-orang Kristen. Paulus berkata “Kasih itu sabar;
kasih itu murah hati; ia tidak cemburu...(1 Korintus 13:4), ia mendefinisikan bahwa kasih itu
Jadi, Kasih adalah yang terutama dari segala karunia yang ada “...iman, pengharapan dan
kasih, dan yang tebesar di antaranya ialah kasih (1 Koruntus 13:13)”. Kasih itu bersifat sejati dan
tulus adanya, ia tidak dapat dibohongi dan tidak dapat berpura-pura. Paulus mengajarkan bahwa
1
David L.Baker, Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996), 97.
2
Ibid.
seorang yang ingin memiliki karunia roh, terlebih dulu dia harus memiliki kasih dalam hidupnya,
agar semua karunia yang dia miliki itu ada artinya dan dapat menjadi berkat.
Pada ayat 1 kata “Sekalipun”, ean) = “Supposing that” yang artinya mengira atau
“Jika, saja, ketika” merupakan kata penghubung yang menunjuk sesuatu yang diharapkan akan
terjadi pada kondisi tertentu.3 Sedangkan kata “Berkata-kata”, laleo) ”To speak” yang
“Kasih”, agape) = “Love” yang artinya rasa hormat yang dalam dan kekaguman, yang
penuh dengan perhatian dan perhatian dan selalu menunjukkan dirinya, bahkan bagi mereka yang
lebih rendah.5
Allah, kegiatan bernubuat, karunia memberi pesan Allah”. Jadi frase “mempunyai karunia untuk
bernubuat” berarti memiliki karunia untuk menyampaikan pesan Allah. Kata “ Segala rahasia”
not only for Israel but for the world “merujuk khususnya pada karya Kristus yang tampaknya
bukan hanya untuk Israel tetapi untuk dunia.” Sedangkan kata “Semua” pas) dan “Iman”
pistis) yang artinya melakukan segala pekerjaan iman yang besar. Sedangkan “Tidak
3
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan konkordansi (Jakarta: LAI, 2006), 232.
4
Ibid., 476.
5
Cleon L. Rogers JR, The New Lingustik and exegetical key to the greek New Testament (Grand Rapids
Michigan: Zondervan Publishing House, 1998 ), 379.
berguna” oudeis) = “Nothing” yang artinya tidak “Tidak, tidak satu pun, tidak seorang
pun, tidak ada apa-apa, tidak bernilai, tidak ada arti, tidak sah, dan sama sekali tidak”.6
makan, membagikan, dan mendermakan.” Jadi frase “Membagi-bagikan segala yang ada
padaku” dapat diartikan for the purpose of almsgiving, divide all my property in fragments
(Untuk tujuan sedekah, membagi semua properti saya dalam fragmen).7 Kata “Menyerahkan”
(paradekhomai) = “To give” yang artinya memberi. Jadi frase “Menyerahkan
tubuhku untuk dibakar” diartikan menjadi memberikan atau merelakan tubuh untuk dibakar.8
Analisis Gramatika
Ayat 1.
“Sekalipun aku dapat berkata-kata dalam bahasa manusia dan bahasa malaikat”
tidak jelas apakah baik paul atau pembacanya mengira karunia lidah mereka adalah dialek
malaikat. Beberapa paralel Yahudi yang menarik membuat itu mungkin. Tetapi Paulus mungkin
menulis hiperbolik untuk menggambarkan kontras tajam seperti kasih yang mungkin.9 “Tetapi
aku tidak memiliki kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing” dalam pernyataan tersebut Paulus ingin menyatakan bahwa bahasa lidah yang
mereka pakai tanpa kasih itu bukanlah bahasa lidah. Seolah-olah tindakan saya berbicara dalam
6
Hasan Sutanto, 586.
7
Cleon L. Rogers JR, 379.
8
Ibid.
9
D.A. Carson, Showing The Spirit: A Theological Exposition of 1 Corinthians 12-14, (United States of
America: Baker Books, 1987), 58.
bahasa tanpa cinta telah meninggalkan efek permanen pada diri saya yang telah mengurangi nilai
saya dan mengubah saya menjadi sesuatu yang saya tidak boleh.10
Ayat 2.
“Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia
dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun amj memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung” jika ada perbedaan antara "misteri" dan "Pengetahuan" dalam konteks
ini, para pembentuk mengacu pada situasi eskatologis dan yang terakhir untuk seluruh tujuan
penebusan Allah; tapi paul mungkin tidak membuat perbedaan yang bagus.11 Dan walaupun
iman yang sempurna yang dimaksud ialah melakukan pekerjaan iman yang besar, tetapi intinya
adalah jika mereka tidak memiliki kasih, itu tidak ada fungsinya.
Ayat 3.
“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku , bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar” frase ini menekankan kepada pengorbanan pribadi. Tekad yang teguh
untuk tetap setia pada kebenaran bahkan dalam menghadapi kemartiran tidak bisa di dalam
dirinya menunjukkan posisi spritualku yang tinggi dari superprioritas pengalamanku dengan roh
kudus. Dalam semua ini, jika tidak ada kasih, saya mendapatkan apa-apa. dalam matematika
10
Ibid., 59.
11
Ibid., 60.
12
Ibid.
Mencari tahu latar belakang keadaan, kondisi, situasi, sejarah, budaya, waktu penulisan
Korintus, sebuah kota kuno di selatan negeri Yunani, yang pada zaman Paulus ini
merupakan kota metropolitan yang ada Yunani. Korintus adalah bandar yang besar.
Perniagaannya ramai karena letaknya isitmewa, yaknii pada suatu gentingtanah. Sebelah-
menyebelah terdapat pelabuhan yang baik, yaitu Kengkrea di sebelah timur dan Likaionia di
sebelah barat. Korintus menjadi pusar perdagangan antara Italia dan Asia Barat. 13
Selaku tempat pertemuan, kota ini merupakan juga sarang rupa-rupa agama, baik yang
asli Yunani, maupun yang asing : Afrodite, Serapis, Isis, Magna Mater (Ibunda Agung) semuanya
mempunyai penganutnya di sini; dan yang disebut itu merupakan sebagian kecil dari segala
dewata.14 Letak tempat korintus yang sangat majemuk, menyebabkan berbagai macam aliran,
kepercayaan dan agama ada di kota Korintus. Agama-agama yang berasal dari Roma dan
Yunani, tetapi juga, malah terutama agama-agama yang berasal dari kawasan timur, khususnya
dari mesir.15 Ada kuil, untuk setiap dewa, yang sebagiannya penuh para pemuja.16 Macam-
13
M.E.Duyvermen, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1985), 87.
14
Ibid.
15
C. Groenen Ofm, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 227.
16
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan kritis terhadap masalah-masalahnya, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1996), 82.
macam aliran tersebar di Korintus dan kota itu terbuka untuk perkembangan, pembaharuan dan
masa depan.17
Terbukanya kota Korintus akan sebuah pembaharuan dan menerima aliran-aliran yang
masuk, menyebabkan Penginjilan yang dilakukan oleh Paulus sangat cepat. Karena sebagian
terbesar dari anggota jemaat adalah bukan orang Yahudi yang belum pernah dididik dalam Kitab
Suci Perjanian Lama, dan yang latar belakang religious serta moralnya sangat bertolak belakang
dengan norma-norma kristiani, banyak hal yang harus diajarkan kepada mereka sebelum mereka
mencapai kedewasaan rohani.18 Beberapa bagian surat-surat Paulus memang ditulis dengan rasa
jengkel dan malah hati yang panas. Dan juga suasana hati Paulus itu menimbulkan kesulitan bagi
Surat ini ditulis oleh Paulus, mungkin di antara tahun 57 dan 58 sesudah Kristus.20
Agaknya Paulus sudah memberitakan injil di Korintus sekitar th. 41 mas. Waktu itu Paulus
sendiri belum lama masuk kristen (th. 33 Mas.). Ia memberitakan Injil dan mendirikan jemaat
Korintus (bdk. 1Kor 3:8, 4:15). Sekitar th. 51 Mas. Barulah Paulus kembali ke Korintus untuk
17
C. Groenen Ofm, 228.
18
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1992), 365.
19
Ibid.
20
Howard M. Gering, Analisa Alkitab, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “IMANUEL”, 1992), 64.
21
C Groenen Ofm, 228.
Kira-kira tiga tahun setelah berangkatnya Paulus dari Korintus, yakni tatkala ia berada di
Efesis, lebih kurang 370 km di sebelah timur, di seberang laut Aigia, pada waktu ia melakukan
pekerjaannya yang paling menabjubkan dalam riwayat hidupnya yang mentakjubkan, maka
datanglah suatu utusan dari pemimpinn-pemimpin Jemaat Korintus untuk menjumpai paulus di
kesulitan yang telah timbul dalam jemaat itu. Lalu Paulus menyusun surat ini.22
Karena itu, Bermacam-macam masalah yang dihadapi Paulus dalam 1 Korintus dapat
ditafsirkan dalam terang maksud yang mendasarinya yakni, menghalau pengaruh Gnostik yang
telah menyerap ke dalam gereja di Korintus.23 Jemaat Korintus jatuh dalam berbagai masalah
yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan kafir di sekitar mereka24 Perdebatan dan
pertentangan terjadi di tengah-tengah jemaat Korintus, karena mereka adalah orang-orang yang
keras.
Pertama Korintus adalah yang paling bervariasi dalam isi maupun gayanya di antara
surat-surat Paulus yang lainnya. Topik pembicaraannya berkisar dari perpecahan di dalam jemaat
hingga keuangan dan dari tata karma gereja hingga kebangkitan.25 Sebab itu kata-kata yang
keras dan tajam itu Paulus tujukan kepada mereka yang membuat perpecahan di antara anak-anak
22
Henry H. Halley, Penuntun ke Dalam Perjanjian Baru, (Surabaya: YAKIN, 1965), 208.
23
Willi Marxsen, 83.
24
Donald Guthrie, vol. 2 of Pengantar Perjanjian Baru, ed. Steve Hendra (Surabaya: Momentum, 2010),
28.
25
Merrill C.Tenney, 367.
Tuhan di sana. Begitu hebat ucapan Paulus sehingga ada di antara mereka yang kena hukum.26
Paulus bertujuan mengajar dan menyatukan para jemaat Tuhan di Korintus yang memiliki
perbedaan pandangan dan golongan. Pikiran inti surat ini ialah bahwa penebusan harus
Tema Utama :
Dosa : Dosa yang masih ada di tengah-tengah jemaat Korintus, sekalipun mereka
I. Pembukaan (1:1-9)
26
Howard M.Gering, 65.
27
Walter M.Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1984), 54.
b. Konsep Pelayanan Kristen yang Salah (3:5–4:5)
Prinsip : Gereja adalah satu tubuh Kristus yang tidak boleh terpisah-pisah (1:10,13)
Prinsip : Kamu yang telah dipersatukan oleh Tuhan harus membawa diri bagi
kemuliaan nama-Nya
Prinsip : Tuhan memberikan anugerah kepada seorang suami atau istri; Dia juga memberikan
anugerah kepada yang tidak menikah untuk tetap melajang demi kerajaan sorga.
Prinsip : Lakukan segala hal yang memuliakan nama Tuhan; jauhi segala hal yang
menjadi batu sandungan bagi orang (10:31-32) atau yang menjauhkanmu dari jalan (9:24-
27)
2. Bagaiman yang Telah Mati Dapat Bangkit? Tubuh Seperti Apa yang Mereka Datangi
(15:35)
Prinsip : Kita Akan Menjadi Milik Kristus Saat Dia Kembali (15:22-23
Di Korintus terdapat ribuan orang Kristen. Mereka tidak berhimpun menjadi satu jemaat
orang-orang di Korintus, yang terdiri dari berbagai-bagai suku bangsa, suka mengadakan
golongan sendiri. Sehingga orang Korintus di sana terpengaruh roh sekte, sehingga mereka
memakai nama pemimpinnya yang terkemuka, bahkan Nama Kristus pun dipakainya untuk
menunjuk golongan atau sektenya yang dibeda-bedakan dengan golongan sekte lain atau kata-
kata yang keras dan tajam dan menentang roh kebangsaan, kesukuan dan wana kulit.30
Teks ini adalah tautan yang diperlukan dalam argumen yang bertujuan untuk
menempatkan bahasa Roh pada tempatnya yang benar. Bahasa Roh demikian terdaftar sebagai
salah satu dari serangkaian hadiah spritual dan diberi tempat yang tepat.31 Artinya Paulus ingin
28
Paul Ellingworth dan Howard Hatton, Pedoman Penafsiran Alkitab: Surat Paulus yang Pertama kepada
Jemaat di Korintus, (Jakarta: LAI, 2010), 3.
29
Ibid.
30
Howard M.Gering, 65.
31
F.W. Grisheide, The First Epistle to the Corinthians. (The New international Commentary on New
Testament), (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1953), 303.
Orang-orang Kristen di Korintus bersemangat sekali untuk memperoleh karunia-karunia,
terutama karunia-karunia yang dianggap “rohani” secara khusus, padahal banyak masalah yang
mereka alami seperti pertengkaran, percabulan, penyembahan berhala, ajaran sesat dan lain-
lain.32 Sehingga Paulus mengajar mereka lewat teks 1 Korintus 13 untuk lebih mengutamakan
Paulus mampir untuk membangun, mengajar dan melayani jemaat di Korintus.33 Tiap-
tiap hari Sabat Paulus mengajar di rumah-rumah ibadat.34 Paulus begitu mengalami banyak
tantangan, bahkan dikatakan dia berencana meninggalkan mereka. Tetapi Allah menyuruhnya
untuk menetap di sana lebih lama lagi dan untuk tidak takut akan apa yang akan dia hadapi. Lalu
Paulus menetap di situ selama satu tahun setengah untuk mengajar mereka. Yang menemani
Paulus adalah Akwila dan Priskila. Sebagai hasil pelayanannya, antara lain Krispus, kepala
rumah ibadat dengan seisi rumahnya, Bersama banyak teman lain menjadi percaya 35
IV. Genre
Kedua Surat Korintus adalah surat-surat berkala, yaitu, surat-surat yang ditujukan pada
orang-orang khusus dan dikarenakan oleh hal-hal yang jelas; bentuk surat bukan hanya sebuah
gaya sastra belaka di mana penulis membentuk pandangan-pandangannya untuk publikasi umum
32
David L. Baker, 97.
33
Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1980), 63.
34
Ibid.
35
Ibid.
36
D.A Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction To The New Testament, (Malang: Gandum Mas, 2016),
477.