Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PERIODE 15 SEPTEMBER 2017 – 15 SEPTEMBER 2018

LAPORAN MI NI PR OJ E CT

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN ISPA (INFEKSI SALURAN


PERNAFASAN AKUT) PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS CIBUNTU

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Portofolio

DISUSUN OLEH:

dr. Putri Nisrina Hamdan

PENDAMPING:

dr. Vita Purnamasari

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS CIBUNTU

PEMERINTAH KOTA BANDUNG – JAWA BARAT

JULI 2018
MI NI PR OJ E CT

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN ISPA (INFEKSI


SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA MASYARAKAT DI
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS CIBUNTU

PENYUSUN : dr. Putri Nisrina Hamdan

Disetujui dan disahkan pada tanggal

Menyetujui

Pendamping,

dr. Vita Purnamasari

NIP. 198205082010012011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit
yang parah dan mematikan, tergantung pada penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke
manusia (Kusnanto,2008).
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infections (ARI) adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernapasan dari hidung (saluran atas) sampai alveoli (saluran bawah) (Kusnanto,2008).

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi
saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang
lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah
(Hood A, 2006). Begitu pula, ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat
inap di fasilitas pelayanan kesehatan (Berman S, 1991).
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit
ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan berbagai
penyakit. Perilaku ini dapat dilakukan melalui upaya memperhatikan rumah sehat, desa sehat dan

lingkungan sehat.
Faktor perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA adalah praktek
penanganan ISPA di keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
Jadi, berdasarkan uraian-uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sehat
dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga dan keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit.
Berdasarkan data angka kesakitan penderita umum Puskesmas Cibuntu tahun 2017, pada
10 pola penyakit terbanyak penderita umum didapatkan bahwa Penyakit Infeksi Saluran
Nafas Atas (ISPA) merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan dan ditangani

di Wilayah kerja UPT Puskemas Cibuntu.


Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan
pencegahan ISPA pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Cibuntu. Gambaran tersebut
diharapkan dapat digunakan untuk menyusun rencana program guna mengurangi kejadian ISPA
yang berulang di wilayah kerja UPT Puskesmas Cibuntu.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:
 Bagaimanakah gambaran pengetahuan ISPA pada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Cibuntu

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud penelitian


Maksud penelitian ini adalah dapat mengetahui gambaran pengetahuan pencegahan
ISPA pada masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Cibuntu.

1.3.2 Tujuan penelitian


Mengidentifikasikan pengetahuan pencegahan ISPA pada masyarakat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Cibuntu.
1.4. Manfaat Mini Project

1. Sebagai bahan masukan untuk puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan program.
2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan pencegahan ISPA pada masyarakat
di wilayah kerja UPT Puskesmas Cibuntu.
3. Mempromosikan tentang peran petugas kesehatan dalam upaya mengurangi jumlah kejadian
ISPA yang berulang
4. Sebagai sumber informasi dan saran yang membangun untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai