Networking Pendidikan
Networking Pendidikan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia, serta taufik dan hidayahNya. kami dapat menyelesaikan makalah
Networking Project. dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Heru Wibowo
selaku dosen mata kuliah studi Networking Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai seperti Networking Project. kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan masalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ..........................................................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................5
C. Tujuan Masalah .............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Stakeholder Pendidikan............................................... Error! Bookmark not defined.
B. Pemetaan Stakeholder Dalam Pendidikan .................. Error! Bookmark not defined.
C. Kebutuhan Stakeholder ............................................... Error! Bookmark not defined.
D. Strategi Merancang Program dakwah ......................... Error! Bookmark not defined.
E. Menentukan Media partner ......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................15
Daftar Pustaka .........................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stakeholder Pendidikan
Perkataan stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, istilah ini berasal
dari bahasa inggris terdiri atas dua kata ; stake dan holder. Stake berarti to give support to
/ pancang , holder berarti pemegang. Jadi stakeholder adalah siapapun yang memiliki
kepentingan dari sebuah usaha.
Kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran serta masyarakat
dalam memajukan pendidikan, menurut UU No 20 Tahun 2003, pasal 56 adalah berupa
Dewan Pendidikan, dan komite sekolah. Ketua dan anggota kedua lembaga tersebut dapat
digolongkan sebagai Stakeholder. 1
Stakeholder menurut Merriam-Webster Dictionary memliki dua makna, makna yang
pertama seseorang yang dipercaya sepenuhnya. Makna yang kedua orang yang terlibat atau
dipengaruhi oleh suatu tindakan. Menurut Hatry stakeholder adalah salah satu kategori
masyarakat sekolah, yang merupakan unsur-unsur sekolah yang jika salah satu unsur
tersebut tidak ada, maka proses persekolahan tersebut menjadi terganggu. Definisi ini lebih
diperjelas dalam kamus Manajemen Mutu, stakeholder adalah kelompok atau individu di
dalam atau luar organisasi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi oleh pencapaian misi,
tujuan dan strategi organisasi biasanya terdiri atas pemegang saham, karyawan, pelanggan,
pemerintah dan peraturannya.2
Dalam konteks sekolah, stakeholder adalah masyarakat sekolah yang merupakan warga
atau individu yang berada di sekolah dan di sekitar sekolah yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen sekolah, memiliki kesadaran social
dan mempunyai pengaruh terhadap sekolah. Stakeholder adalah segenap komponen terkait
yang memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan dan
1
Tia Aulia. http://huurinien.blogspot.co.id/2015/09/stakeholder-dalam-pendidikan.html. (Diakses
pada 16 Desember Pukul 17.55 WIB).
2
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 276
6
melakukan pengawasan terhadap program pendidikan. Secara umum istilah stakeholder
diartikan sebagai pemangku kepentingan.
Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau
pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu atau suatu rencana. Pasal 56 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional tentang menjelaskan bahwa mengenai stakeholder, yaitu:
1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan
pendidikan dan komite sekolah.
2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang
tidak mempunyai hubungan hirarkis.
3. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada
tingkatan satuan pendidikan.3
Definisi lain dari stakeholder adalah pemegang atau pemangku kepentingan. Orang per
orang atau kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan apa pun terhadap sebuah
obyek disebut stakeholder.
Jadi stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan
sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Dengan
Perkataan lain stakeholder adalah orang-orang atau badan yang berkepentingan langsung
atau tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di sekolah.
Unsur paling penting yang perlu diketahui sejak awal oleh manajer sebuah organisasi
adalah berkaitan dengan pertanyaan siapa yang menjadi stakeholder organisasi ini. Untuk
mengetahui siapa stakeholder sekolah/madrasah, manajer harus mengenal berbagai bentuk
dan mutu layanan serta produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah tersebut. Para
pendidri dan penerus organisasi harus mengetahui dengan pasti untuk apa organisasi ini
3
Kompri, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 345-346
7
ada. Berbagai bentuk dan mutu layanan dan produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah
tersebut akan memengaruhui stakeholder dari sekolah/madrasah tersebut. Perubahan
mutu layanan dan produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah tertentu akan dapat
mengubah stakeholder sekolah/madrasah tersebut.
Jika melihat dari beberapa pembagian stakeholder dilembaga pendidikan, maka akan
dikenal stakeholder primer, sekunder, dan tertsier. Stakeholder utama sekolah/madrasah
adalah siswa, namun demikian siswa datang ke sekolah/madrasah karena adanya
pembiyaan dari orang tua siswa, sehingga kedua komponen tersebut merupakan komponen
yang paling harus diperhatikan oleh sekolah/madrasah.
Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan
sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Stakeholder
pendidikan dibagi dalam 3 kategori utama, yaitu:
1. Sekolah, termasuk di dalamnya adalah para guru, kepala sekolah, murid dan tata
usaha sekolah.
Seperti yang kita tahu, di dalam sekolah terdapat berbagai pihak diantaranya kepala
sekolah, pendidik, dan peserta didik. Kepala sekolah bertanggung jawab pada
perkembangan prestasi peserta didiknya, suasana lingkungan kerja guru, dan karakter
keseluruhan sekolah. Kepala sekolah juga memegang peranan penting lain yaitu
penghubung antara guru, orang tua, dan para stakeholder lainnya. Peserta didik di masa
globalisasi semakin membuat mereka beragam dengan kehadiran teknologi sebagai
tempat-tempat belajar informal mereka (internet, media sosial, dll). Guru sebagai
4
Muhaimin, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2010), hlm.137.
8
elemen kunci utama pendidikan semakin dituntut untuk beradaptasi dan bertanggung
jawab atas hal-hal yang dialami peserta didik.
Berbeda dengan stakeholder sekolah dan pemerintah yang terlibat langsung dalam
sistem pendidikan, masyarakat termasuk dalam bagian diluar lingkaran sistem pendidikan
tetapi berkaitan secara tidak langsung pada aktor pendidikan didalamnya. Perbedaan ini
penting untuk diketahui bahwa masyarakat, stakeholder eksternal pendidikan, tidak
mempunyai kapasitas yang lebih besar dari sekolah dan pemerintah dalam menghasilkan
perubahan pendidikan.
Masyarakat yang dimaksud terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah orang
tua murid, lembaga swadaya masyarakat (LSM), toko buku, ataupun perusahaan yang
membutuhkan tenaga terdidik, dan lain-lain.5
C. Kebutuhan Stakeholder
5
http://itsmengajar.org/stakeholder-pendidikan-sekolah, (Diakses pada 16 desember 2019. Pukul
19.00 WIB)
9
kepada semua kebutuhan stakeholder. Pertanyaan ini akan membantu
kebutuhan stakeholder.
10
4) Agencies & konsultan; Periklanan, jasa kehumasan (dibutuhkan untuk
men-design strategi komunikasi)
5) Suplier/Pemasok (kebutuhan bahan baku, kemasan/packaging)
Lembaga Nirlaba(NGO/LSM): YLKI, Pemerhati Lingkungan,
Masyarakat Peduli: Rokok, ASI dll)
6) Asosiasi (APPINA, Perhumas, AMA): wadah meng-update informasi
industry
7) Pemerintah: Departemen sebagai pengatur kebijakan/regulasi (Dep.
Perindustrian, Perdaganan, Kesehatan/BPOM; Kominfo tentang
periklanan)
8) Media: Cetak, elektronik dan sosmed: penyedia dan penerima
informasi.
11
kepelikan dari masalah tersebut setelah pelayanan diberikan dan untuk menilai
indikator sebagai landasan dalam mencapai manfaat lebih lanjut.
Media Partner adalah kerjasama sebuah orang atau instansi atau organisasi
dengan media untuk menyebarkan sebuah informasi. Media patner menjadi
penting bagi seseorang/ perusahaan karena mereka mebutuhkan satu publisitas
untuk memperkenalkan dan memberikan informasi segala hal tentang mereka
kepada khalayak umum.
Media partner (mitra kerja) adalah media baik berupa media massa
maupun instansi yang dalam kegunaannya dapat saling membantu atau men-
support segala kegiatan yang ada dalam suatu industri atau instansi atau
organisasi.
Sebuah organisasi atau perusahaan tidaklah mungkin berkembang tanpa
menggunakan media atau sarana dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Setiap organisasi atau perusahaan tentu menginginkan usahanya lebih maju
dengan cara menjalin kerjasama atau bermitra dengan patner-nya. Patner
disini, peneliti artikan sebagai media atau alat yang mendukung terjalinnya
kerjasama diantara 2 pihak. Jadi dapat dikatakan bahwa media patner adalah
alat / media yang mendukung kemitraan tersebut atau bisa disebut sebagai
media massa.
1. Pengertian Media Massa
AECT dikutip oleh Wina Sanjaya mengatakan bahwa sebuah
organisasi yang bergerak di bidang teknologi dan komunikasi,
12
mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses
penyaluran informasi. Demikian juga Molenda dan Russel
mengungkapkan bahwa “media is a channel of communication. Derived
from the latin word for “between”, the term refers to anything that carries
information between a source and a receiver. Robert Hanick, Dkk
mendefinisikan media adalah sesuatu yang 44 membawa informasi antara
sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.6
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media
adalah perantara dari sumber-sumber informasi ke penerima informasi,
contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Misalkan
seorang manager ingin mengajak pertemuan (meeting) kepada pegawainya
pada hari dan waktu tertentu. Maka ia menuliskan atau membuat surat
ajakan tersebut di papan pengumuman kantor. Dalam konteks ini, papan
pengumuman merupakan media bagi manager tersebut. Seorang founder
atau pembuat lembaga yang berorientasi pada hal sosial, ekonomi, budaya,
dan keagamaan, ketika akan menjalin suatu kerjasama atau bermitra
tentunya membutuhkan sebuah media. Media tersebut dapat berupa media
iklan, elektronik, majalah, Koran, radio, dan lain-lain yang dalam hal ini
disebut sebagai media patner.
Media partner adalah media massa yang dalam kegunaannya dapat
saling membantu atau men-support segala kegiatan yang ada dalam suatu
industry atau instansi atau organisasi.
2. cara menentukan media patner
a. Membuat proposal penawaran yang meyakinkan kepada pihak media
partner
6
Prof. Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., 2012, Media Komunikasi Pembelajaran, ed. Ke-1, Kencana Pranada
Media Group, Jakarta, hal. 57.
13
Pertama kali sebelum mencari media partner tentunya kalian harus
membuat proposal terlebih dahulu. Nah disaat kalian membuat proposal buatlah
proposal yang dapat meyakinkan pihak media partner yang akan di hubungi.
b. Pilih Media Partner yang sesuai dengan event yang kalian adakan
Pilihlah media partner yang sesuai dengan event kalian kalau missal nya
konser pilihlah media partner yang berhubungan dengan konser. Apabila kamu
salah memilih, missal kamu memilih media partner yang berhubungan dengan
lowongan kerja, berita memang tersebar luas tapi salah sasaran hal ini
berpengaruh pada pengunjung acara.
penentuan anggaran dalam sebuah event sudah hal wajib yang harus
dilakukan Sebagai penyelenggara event. Kali ini siapkanlah anggaran untuk
media partner, meskipun kalian berharap mendapat media partner dengan cara
gratis. Hal ini dilakukan guna mencegah apabila dikenakan biaya saat melakukan
kerjasama. Karena biasanya media partner elektronik memerlukan biaya untuk
melakukan kerjasama, sepertihal nya meliput acara, pengiklanan pada
tv,blog,media social dan lain-lain.7
7
https://eventkampus.com/blog/detail/177/cara-ini-yang-sering-dilakukan-sebelum-mencari-media-
partner, (diakses pada 16 desember 2019 pukul 06.23 WIB)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Tia. http://huurinien.blogspot.co.id/2015/09/stakeholder-dalam-pendidikan.html.
Diakses pada 16 Desember 2019. Pukul 17.55 WIB.
http://itsmengajar.org/stakeholder-pendidikan-sekolah/. Diakses pada 16 Desember 2019.
Pukul 19.00 WIB.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.
Muhaimin. 2010. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.
https://eventkampus.com/blog/detail/177/cara-ini-yang-sering-dilakukan-sebelum-mencari-
media-partner. (diakses pada 16 desember 2019 pukul 06.23 WIB).
16