Anda di halaman 1dari 16

NETWORKING PROJECT

Dosen Pengampu : Heru Wibowo

( Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Networking Pendidikan )


Disusun Oleh :
Anida Mei Handini (1707015073)
Naufal Amrullah Marla (1707015071)
Rukhsha Amrina (1707015057)

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia, serta taufik dan hidayahNya. kami dapat menyelesaikan makalah
Networking Project. dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Heru Wibowo
selaku dosen mata kuliah studi Networking Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai seperti Networking Project. kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan masalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Jakarta, 18 Desember 2019

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar ..........................................................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................5
C. Tujuan Masalah .............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Stakeholder Pendidikan............................................... Error! Bookmark not defined.
B. Pemetaan Stakeholder Dalam Pendidikan .................. Error! Bookmark not defined.
C. Kebutuhan Stakeholder ............................................... Error! Bookmark not defined.
D. Strategi Merancang Program dakwah ......................... Error! Bookmark not defined.
E. Menentukan Media partner ......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................15
Daftar Pustaka .........................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Stakeholder Pendidikan?


2. Bagaimana Pemetaan Stakeholder Dalam Pendidikan?
3. Apa saja Kebutuhan Stakeholder Pendidikan?
4. Bagaimana Strategi Merancang Program Dakwah?
5. Bagaimana Menentukan Media partner?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian Stakeholder Pendidikan


2. Mengetahui Pemetaan Stakeholder Dalam Pendidikan
3. Mengetahui kebutuhan stakeholder
4. Mengetahui strategi merancang program dakwah
5. Mengetahui cara Menentukan Media partner

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Stakeholder Pendidikan

Perkataan stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, istilah ini berasal
dari bahasa inggris terdiri atas dua kata ; stake dan holder. Stake berarti to give support to
/ pancang , holder berarti pemegang. Jadi stakeholder adalah siapapun yang memiliki
kepentingan dari sebuah usaha.
Kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran serta masyarakat
dalam memajukan pendidikan, menurut UU No 20 Tahun 2003, pasal 56 adalah berupa
Dewan Pendidikan, dan komite sekolah. Ketua dan anggota kedua lembaga tersebut dapat
digolongkan sebagai Stakeholder. 1
Stakeholder menurut Merriam-Webster Dictionary memliki dua makna, makna yang
pertama seseorang yang dipercaya sepenuhnya. Makna yang kedua orang yang terlibat atau
dipengaruhi oleh suatu tindakan. Menurut Hatry stakeholder adalah salah satu kategori
masyarakat sekolah, yang merupakan unsur-unsur sekolah yang jika salah satu unsur
tersebut tidak ada, maka proses persekolahan tersebut menjadi terganggu. Definisi ini lebih
diperjelas dalam kamus Manajemen Mutu, stakeholder adalah kelompok atau individu di
dalam atau luar organisasi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi oleh pencapaian misi,
tujuan dan strategi organisasi biasanya terdiri atas pemegang saham, karyawan, pelanggan,
pemerintah dan peraturannya.2
Dalam konteks sekolah, stakeholder adalah masyarakat sekolah yang merupakan warga
atau individu yang berada di sekolah dan di sekitar sekolah yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen sekolah, memiliki kesadaran social
dan mempunyai pengaruh terhadap sekolah. Stakeholder adalah segenap komponen terkait
yang memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan dan

1
Tia Aulia. http://huurinien.blogspot.co.id/2015/09/stakeholder-dalam-pendidikan.html. (Diakses
pada 16 Desember Pukul 17.55 WIB).
2
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 276

6
melakukan pengawasan terhadap program pendidikan. Secara umum istilah stakeholder
diartikan sebagai pemangku kepentingan.
Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau
pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu atau suatu rencana. Pasal 56 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional tentang menjelaskan bahwa mengenai stakeholder, yaitu:
1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan
pendidikan dan komite sekolah.
2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang
tidak mempunyai hubungan hirarkis.
3. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada
tingkatan satuan pendidikan.3

Definisi lain dari stakeholder adalah pemegang atau pemangku kepentingan. Orang per
orang atau kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan apa pun terhadap sebuah
obyek disebut stakeholder.

Jadi stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan
sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Dengan
Perkataan lain stakeholder adalah orang-orang atau badan yang berkepentingan langsung
atau tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di sekolah.

B. Pemetaan Stakeholder Dalam Pendidikan

Unsur paling penting yang perlu diketahui sejak awal oleh manajer sebuah organisasi
adalah berkaitan dengan pertanyaan siapa yang menjadi stakeholder organisasi ini. Untuk
mengetahui siapa stakeholder sekolah/madrasah, manajer harus mengenal berbagai bentuk
dan mutu layanan serta produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah tersebut. Para
pendidri dan penerus organisasi harus mengetahui dengan pasti untuk apa organisasi ini

3
Kompri, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 345-346

7
ada. Berbagai bentuk dan mutu layanan dan produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah
tersebut akan memengaruhui stakeholder dari sekolah/madrasah tersebut. Perubahan
mutu layanan dan produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah tertentu akan dapat
mengubah stakeholder sekolah/madrasah tersebut.

Jika melihat dari beberapa pembagian stakeholder dilembaga pendidikan, maka akan
dikenal stakeholder primer, sekunder, dan tertsier. Stakeholder utama sekolah/madrasah
adalah siswa, namun demikian siswa datang ke sekolah/madrasah karena adanya
pembiyaan dari orang tua siswa, sehingga kedua komponen tersebut merupakan komponen
yang paling harus diperhatikan oleh sekolah/madrasah.

Untuk mengidentifikasi stakeholder potensial dapat dilakukan dengan mengajukan


berbagai pertanyaan, misalnya orang tua dengan tingkat eknomi yang bagaimana? Orang
tua muslim yang memiliki aliran apa? Orang tua muslim yang tinggal dimana? Orang tua
muslim yang menginginkan anaknya memiliki kecakapan apa setelah lulus? Dan seterusnya.
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang kemudian sekurang-kurangnya akan memberikan
jawaban terhadap pertanyaan stakeholder potensial dari madrasah ini? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut tentunya harus digunakan metode yang tepat. Misalnya dengan
metode survei.4

Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan
sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Stakeholder
pendidikan dibagi dalam 3 kategori utama, yaitu:

1. Sekolah, termasuk di dalamnya adalah para guru, kepala sekolah, murid dan tata
usaha sekolah.

Seperti yang kita tahu, di dalam sekolah terdapat berbagai pihak diantaranya kepala
sekolah, pendidik, dan peserta didik. Kepala sekolah bertanggung jawab pada
perkembangan prestasi peserta didiknya, suasana lingkungan kerja guru, dan karakter
keseluruhan sekolah. Kepala sekolah juga memegang peranan penting lain yaitu
penghubung antara guru, orang tua, dan para stakeholder lainnya. Peserta didik di masa
globalisasi semakin membuat mereka beragam dengan kehadiran teknologi sebagai
tempat-tempat belajar informal mereka (internet, media sosial, dll). Guru sebagai

4
Muhaimin, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2010), hlm.137.

8
elemen kunci utama pendidikan semakin dituntut untuk beradaptasi dan bertanggung
jawab atas hal-hal yang dialami peserta didik.

2. Pemerintah, diwakili oleh para pengawas, pemilik, dinas pendidikan, walikota,


sampai menteri pendidikan nasional.

Pemerintah, selaku pembuat kebijakan juga harus bersinergi


dengan stakeholder lain. Peran pembuat kebijakan yaitu pelayan mediator antara actor-
aktor pendidikan lainnya, baik di tingkat daerah hingga pusat. Yang mana, setiap
kebijakan yang mereka putuskan diharapkan dapat diterima dan dilaksanakan dengan
baik oleh stakeholder pendidikan lain serta mendukung kinerja antar stakeholder.

3. Masyarakat, sedangkan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan adalah


orang tua murid, pengamat dan ahli pendidikan, lembaga swadaya masyarakat,
perusahaan atau badan yang membutuhkan tenaga terdidik, toko buku, kontraktor
pembangunan sekolah, penerbit buku, penyedia alat pendidikan, dan lain-lain.

Berbeda dengan stakeholder sekolah dan pemerintah yang terlibat langsung dalam
sistem pendidikan, masyarakat termasuk dalam bagian diluar lingkaran sistem pendidikan
tetapi berkaitan secara tidak langsung pada aktor pendidikan didalamnya. Perbedaan ini
penting untuk diketahui bahwa masyarakat, stakeholder eksternal pendidikan, tidak
mempunyai kapasitas yang lebih besar dari sekolah dan pemerintah dalam menghasilkan
perubahan pendidikan.

Masyarakat yang dimaksud terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah orang
tua murid, lembaga swadaya masyarakat (LSM), toko buku, ataupun perusahaan yang
membutuhkan tenaga terdidik, dan lain-lain.5

C. Kebutuhan Stakeholder

Kebutuhan merupakan masalah yang harus dipecahkan sebelum perusahan


tersebut dapat mencapai tujuan. Kebutuhan adalah lubang yang harus diisi
oleh perusahaan untuk dapat berfungsi secara efisien dan memberikan nilai

5
http://itsmengajar.org/stakeholder-pendidikan-sekolah, (Diakses pada 16 desember 2019. Pukul
19.00 WIB)

9
kepada semua kebutuhan stakeholder. Pertanyaan ini akan membantu
kebutuhan stakeholder.

Kebutuhan stakeholder termasuk hasil bisnis yang meningkat, hasil yang


besar dan investasi, praktik penyewaan yang lebih efektif, komunikasi antar
perusahaan yang lebih baik dan sebagainya dan perusahaan harus
mengidentifikasi kebutuhan yang paling umumdiantara para stakeholder dan
mendasain strategi untuk memenuhinya. Kebutuhan Stakeholder
dikelompokan menjadi:

a. Stakeholder internal: pihak yang ada dalam organisasi.


1) Manajemen pengelola atau yang menjalankan organisasi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemegang saham dan
kelangsungan usaha
2) Employee (sejawat kerja atau karyawan) yang setiap hari berhubungan
dalam menjapai tujuan melalui mekanisme dan sistem kerja dan sama-
sama membutuhkan pertukaran informasi (information
exchange/discussion/reporting), peningkatan kognisi (melalui
edukasi/pemahaman), motivasi (afeksi) dan konatif (tindakan/action)
3) Pemegang saham: pemodal membutuhkan informasi segala bentuk
kegiatan pemasaran
b. Stakeholder eksternal: pihak luar/organisasi lain yang terlibat kegiatan
pemasaran, bisa dipengaruhi untuk menggalang keberpihakan serta
diantisipasi
1) Saluran/distribusi (distributor, wholesaler, retail): kelompok essential
dalam hal penetrasi pasar dan butuh ketersediaan barang (availability)
Konsumen/Pelanggan: Khalayak utama yang harus dipenuhi
kebutuhan dan terpuaskan
2) Komunitas: Kelompok yang memiliki hubungan emosi
3) Pesaing/competitor: mengetahui strategi bauran komunikasi nya

10
4) Agencies & konsultan; Periklanan, jasa kehumasan (dibutuhkan untuk
men-design strategi komunikasi)
5) Suplier/Pemasok (kebutuhan bahan baku, kemasan/packaging)
Lembaga Nirlaba(NGO/LSM): YLKI, Pemerhati Lingkungan,
Masyarakat Peduli: Rokok, ASI dll)
6) Asosiasi (APPINA, Perhumas, AMA): wadah meng-update informasi
industry
7) Pemerintah: Departemen sebagai pengatur kebijakan/regulasi (Dep.
Perindustrian, Perdaganan, Kesehatan/BPOM; Kominfo tentang
periklanan)
8) Media: Cetak, elektronik dan sosmed: penyedia dan penerima
informasi.

D. Strategi Merancang Program

Program merupakan media yang menerjemahkan suatu kebijakan social


menjadi pelayan social. Apabila penyusunan program didasarkan pemikiran
atau logika yang cacat atau tidak lengkap, baik kebijakan maupun pelayanan
yang akan dilaksanakan akan menjadi tidak efektif,

Karena itu perlu untuk memperhatikan penyusunan atau peranccangan


suatu program supaya kebijakan dan pelayanan yang telah disusun menjadi
efektif. Perancangan program yang efektif memerlukan pelayanan social yang
profesioanal yang memahami masalah social, kebutuhan social, dan pelayanan
social yang diharapkan sebelumnya.

Pendekatan perancangan program yang efektif menekankan pada


penyusunan suatu program yang meliputi tahapan – tahapan rancangan untuk
memahami permasalahan yang dihadapi oleh klien, untuk mengukur tipe dan

11
kepelikan dari masalah tersebut setelah pelayanan diberikan dan untuk menilai
indikator sebagai landasan dalam mencapai manfaat lebih lanjut.

E. Menentukan Media partner

Media Partner adalah kerjasama sebuah orang atau instansi atau organisasi
dengan media untuk menyebarkan sebuah informasi. Media patner menjadi
penting bagi seseorang/ perusahaan karena mereka mebutuhkan satu publisitas
untuk memperkenalkan dan memberikan informasi segala hal tentang mereka
kepada khalayak umum.
Media partner (mitra kerja) adalah media baik berupa media massa
maupun instansi yang dalam kegunaannya dapat saling membantu atau men-
support segala kegiatan yang ada dalam suatu industri atau instansi atau
organisasi.
Sebuah organisasi atau perusahaan tidaklah mungkin berkembang tanpa
menggunakan media atau sarana dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Setiap organisasi atau perusahaan tentu menginginkan usahanya lebih maju
dengan cara menjalin kerjasama atau bermitra dengan patner-nya. Patner
disini, peneliti artikan sebagai media atau alat yang mendukung terjalinnya
kerjasama diantara 2 pihak. Jadi dapat dikatakan bahwa media patner adalah
alat / media yang mendukung kemitraan tersebut atau bisa disebut sebagai
media massa.
1. Pengertian Media Massa
AECT dikutip oleh Wina Sanjaya mengatakan bahwa sebuah
organisasi yang bergerak di bidang teknologi dan komunikasi,

12
mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses
penyaluran informasi. Demikian juga Molenda dan Russel
mengungkapkan bahwa “media is a channel of communication. Derived
from the latin word for “between”, the term refers to anything that carries
information between a source and a receiver. Robert Hanick, Dkk
mendefinisikan media adalah sesuatu yang 44 membawa informasi antara
sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.6
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media
adalah perantara dari sumber-sumber informasi ke penerima informasi,
contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Misalkan
seorang manager ingin mengajak pertemuan (meeting) kepada pegawainya
pada hari dan waktu tertentu. Maka ia menuliskan atau membuat surat
ajakan tersebut di papan pengumuman kantor. Dalam konteks ini, papan
pengumuman merupakan media bagi manager tersebut. Seorang founder
atau pembuat lembaga yang berorientasi pada hal sosial, ekonomi, budaya,
dan keagamaan, ketika akan menjalin suatu kerjasama atau bermitra
tentunya membutuhkan sebuah media. Media tersebut dapat berupa media
iklan, elektronik, majalah, Koran, radio, dan lain-lain yang dalam hal ini
disebut sebagai media patner.
Media partner adalah media massa yang dalam kegunaannya dapat
saling membantu atau men-support segala kegiatan yang ada dalam suatu
industry atau instansi atau organisasi.
2. cara menentukan media patner
a. Membuat proposal penawaran yang meyakinkan kepada pihak media
partner

6
Prof. Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., 2012, Media Komunikasi Pembelajaran, ed. Ke-1, Kencana Pranada
Media Group, Jakarta, hal. 57.

13
Pertama kali sebelum mencari media partner tentunya kalian harus
membuat proposal terlebih dahulu. Nah disaat kalian membuat proposal buatlah
proposal yang dapat meyakinkan pihak media partner yang akan di hubungi.

b. Pilih Media Partner yang sesuai dengan event yang kalian adakan

Pilihlah media partner yang sesuai dengan event kalian kalau missal nya
konser pilihlah media partner yang berhubungan dengan konser. Apabila kamu
salah memilih, missal kamu memilih media partner yang berhubungan dengan
lowongan kerja, berita memang tersebar luas tapi salah sasaran hal ini
berpengaruh pada pengunjung acara.

c. Pilih Media Partner yang sudah dikenal banyak orang

Kenapa harus memilih media partner yang ramai/sudah banyak dikenal di


masyarakat. Karenan dengan ini event dapat menyebar luas lebih cepat .

d. Buatlah MOU atau surat perjanjian

Buatlah surat perjanjian untuk mengikat suatu kerjasama dengan media


partner guna mencegah kecurangan dalam kedua belah pihak yang
bersangkutan.

b. Siapkan Anggaran untuk media partner sesuai dengan kapasitas acaramu

penentuan anggaran dalam sebuah event sudah hal wajib yang harus
dilakukan Sebagai penyelenggara event. Kali ini siapkanlah anggaran untuk
media partner, meskipun kalian berharap mendapat media partner dengan cara
gratis. Hal ini dilakukan guna mencegah apabila dikenakan biaya saat melakukan
kerjasama. Karena biasanya media partner elektronik memerlukan biaya untuk
melakukan kerjasama, sepertihal nya meliput acara, pengiklanan pada
tv,blog,media social dan lain-lain.7

7
https://eventkampus.com/blog/detail/177/cara-ini-yang-sering-dilakukan-sebelum-mencari-media-
partner, (diakses pada 16 desember 2019 pukul 06.23 WIB)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stakeholder adalah individu atau kelompok yang berkepentingan di dalam


sebuah perusahaan dimana terjadi hungan salaing ketergantungan dalam perusahaan
tersebut. Pemilik, karyawan, kreditor, pemasok dan pelanggan merupakan wujudan
daristokeholder, dimana terjadi hubungan saling keterkaitan secara langsung maupun
tidak langsung dalam menjalankan suatu perusahaan. Stakeholder juga terbagi dalam
dua pendekatan old-corporate relation dan new-corporate relation. Yang bertujuan
sebagai penyeimbang dalam suatu perusahaan, perusahaan tidak dapat berjalan
sendiri dan egois karena harus memandang beberapa aspek yang saling berkaitan
seperti yang telah di jelaskan dalam bab sebelumnya. Dari sini kita dapat memahami
bahwa adanya Stakeholder dapat memberikan suatu kontribusi yang baik dalam
menjalankan suatu perusaan dimana perusahaan tersebut juga bergerak sebagai
Stakeholder. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, semakin beragam
kepentingan dan semakin terdistribusi kekuasaan di tangan masing-masing pemangku
kepentingan, maka semakin tinggi kompleksitas dari stakeholder management.

15
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Tia. http://huurinien.blogspot.co.id/2015/09/stakeholder-dalam-pendidikan.html.
Diakses pada 16 Desember 2019. Pukul 17.55 WIB.
http://itsmengajar.org/stakeholder-pendidikan-sekolah/. Diakses pada 16 Desember 2019.
Pukul 19.00 WIB.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.
Muhaimin. 2010. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.
https://eventkampus.com/blog/detail/177/cara-ini-yang-sering-dilakukan-sebelum-mencari-
media-partner. (diakses pada 16 desember 2019 pukul 06.23 WIB).

16

Anda mungkin juga menyukai