PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
2
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di PT. Sarihusada Generasi Mahardika adalah
memenuhi mata kuliah kerja praktek sebagai syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh
gelar sarjana, bisa menerapkan pengetahuan dasar yang telah diperoleh
selamaperkuliahan, mengetahui kondisi secara nyata dunia industri, memperoleh
wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja, mempelajari pengolahan limbah di PT.
Sarihusada Generasi Mahardika.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
3
4
masyarakat luas. Berawal dari susu formula, kini produk-produk perusahaan ini
berkembang dan terentang dari susu formula hingga produk makanan bergizi untukbayi
dan anak-anak. Pada tahun 1967 Indonesia bergabung kembali dengan PBB, UNICEF
menyerahkan kepemilikan seluruh harta milik perusahaan kepada Departemen
Kesehatan RI, perubahan kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pengelolaan
perusahaan-perusahaan negara yaitu dengan dihapuskannya BPU, termasuk pula BPU
Farmasi merubah juga status PN Sari Dele menjadi PN Sari Husada. Pada tanggal 18
Agustus 1968 dengan di bentuknya PT. Kimia Farma, sebuah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Kepemilikan PN Sari Husada diserahkan kepada PT Kimia Farma
dengan diganti nama menjadi PT Kimia Farma Unit Produksi Yogyakarta.
Menghadapai masuknya modal asing persaingan-persaingan dimana yang akan datang,
timbul beberapa gagasan :
a. Memperbaharui mesin-mesin produksi yang sudah tua.
b. Meningkatkan kondisi bangunan dan sistem kelistrikan.
c. Mendidik tenaga-tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya masing-
masing.
d. Mengadakan sistem manajemen dengan pengetahuan teknis.
e. Menyempurnakan alat-alat laboratorium dan pengendalian mutu.
Pada tanggal 8 Mei 1972 PT Kimia Farma menandatangani suatu kerjasama dengan PT
Tiga Raksa yang kemudian membentuk PT Sari Husada dibawah akte yang disahkan
oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan tanggal 28 September 1972 Nomor
Y.A.5/159/7, serta didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negeri Yogyakarta tanggal
3 Oktober 1972 Nomor 73/72/PT dan diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 26
Desember 1972 Nomor 103 tambahan Nomor 542. Secara operasional PT Sari Husada
baru menjalankan usahanya tanggal 1 Oktober 1972 dengan memanfaatkan fasilitas
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti diatur dalam Undang-Undang No. 6
tahun 1968. Pada tanggal 4 Juni 1983 berdasarkan surat Nomor SI.083/PM/1983,
Bapepam memberikan kesempatan kepada PT Sari Husada untuk menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Komposisi kepemilikan
saham PT Sari Husada sejak saat itu adalah sebagai berikut :
a. PT Kimia Farma : 43,54 %
b. PT Tiga Raksa : 35,63 %
5
c. Publik : 20,83 %
Pada tahun 1992, keseluruhan saham yang dimiliki oleh PT Kimia Farma dijual kepada
PT Tiga Raksa sehingga kepemilikan saham PT Tiga Raksa terhadap PT Sari Husada
menjadi 79,17 %. Berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2 Mei 1994, PT
Sari Husada memutuskan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para
pemegang saham disertai dengan hak memesan efek terlebih dahulu, sejumlah
14.264.650 lembar saham dengan harga Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) per lembar
saham. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh dana dalam rangka
membiayai akuisisi terhadap seluruh saham PT Sugizindo dari PT Tiga Raksa.
Tahun 1996, PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri dalam menghadapi era
globalisasi dengan mengadakan restrukturasi pada semua bidang meliputi :
a. Memperbaharui atau memodifikasi mesin-mesin produksi.
b. Penerapan sistem manajemen mutu (TQM, ISO 9002).
c. Sumber daya manusia (pembobotan dan sistem penggajian baru).
d. Investasi strategis (pengembangan lahan) di desa Kemudo Klaten.
Untuk memperkuat kedudukannya dalam peta persaingan global, pada tahun 1998 Sari
Husada beraliansi dengan Nutricia International, BV (Royal Numico) yang berpusat di
Amsterdam, Belanda dan kini Nutricia merupakan pemegang saham mayoritas Sari
Husada yang memiliki kelebihan pada aspek internasional, yaitu :
a. Research and development.
b. Teknologi.
c. Internasional Marketing.
d. Modal yang besar.
Adapun mengenai kepemilikan saham adalah sebagai berikut:
a. Nutricia Internasional BV : 72,99 %
b. PT Tiga Raksa : 5,99 %
c. PT Tiga Raksa Satria : 0,0001 %
d. Publik : 21,03 %
Pada tahun 2001, PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan saham yang
terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2001, adalah:
a. Nutricia Internasional BV : 80,80 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,50 %
6
dengan Jalan Raya Yogyakarta-Solo sedangkan untuk sebelah barat dan utaraberbatasan
dengan area sawah Desa Kemudo. Saat ini, PT Sari Husada Tbk. Unit II sedang
melakukan peningkatan produksi dengan kapasitas 13 ton susu per hari. PT Sari Husada
Tbk. Unit II merupakan processing plant II, filling, dan packing.
Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik antara lain:
1. Bahan Baku
Pertimbangan lokasi pabrik adalah dekat dengan sumber bahan baku. Bahan baku
pabrik yaitu susu diperoleh dari koperasi gabungan susu Indonesia di Yogyakarta,
Klaten, Boyolali, dan Purwokerto.Terdapatbahanbaku yang diimpordari Australia dan
New Zeland.
2. Transportasi
Pabrik berada di tepi jalan raya sehingga memudahkan dalam tranportasi bahan baku
dan produk.
3. Tenaga Kerja
Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja relatif mudah dikarenakan lokasi dekat dengan
Daerah Yogyakarta dan Klaten yang cukup padat penduduk.
• Tahuin 1996- ISO 9002 dan tahun 1999-9001. Sertifikasi ini diperoleh dari SGS
(Sociate General de Surveillance) International Certification Service yang berpusat
di Inggris. ISO 9001 adalah standart yang menekan seluruh kegiatan di dalam
• Perusahaan mulai dari pengembangan produk, pembelian bahan baku, proses
produksi, pemasangan sampai pelayanan pasca jual. Saat ini Sarihusada sedang
menerapkan ISO 9001 versi 2001 yang lebih menekankan pada continual
improvement yakni proses siklus perencanaan, penerapan, pengecekan dan
tindakan.
• Tahun 1996 -2001 Sertifikat HALAL. Sertifikat halal adalah fatwa tertulis MUI
yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai syariat islam. Sertifikat ini
diperoleh dari BAPEPOM yang bekerjasama dengan MUI. Sertifikat ini
menekankan pada kehalalan produk yang dihasilkan dan juga produksi yang
dihasilkan halal dan aman dikonsumsi
• Tahun 200- Sertifikasi ISO 14001. Sertifikat ini diperoleh dari SGS(Sociate
General de Surveillance) Internaational Certification Service. Standart ini
menekankan kepada Sistem Manajemen Lingkungan, dimana perusahaan secara
konsisten berupaya untuk menciptakan sistem dan sumberdaya yang memadai
untuk mengurangi pengaruh terhadap lingkungan akibat aktifitas perusahaan.
• Tahun 2000- Sertifikat SMK#(Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) sertifikat ini diperoleh dari DEPNAKER RI,karena PT. Sarihusada telah
berhasil menciptakan sistem kerja K3 perusahaan dengan baik.
• Tahun 2001-Sertifikasi HACCP ( Hazart Analysis Critical Control Point) Sertifikat
ini jnuga diperoleh dari SGS(Sociate General de Surveillance) Internaational
Certification Service. Sistem HACCP atau analisis bahaya pada titik pengendalian
kritis adalah suatu sistem untuk mengidentifikasi , mengevaluasi,dan
mengendalikan bahaya bagi keamanan pangan. Sistem ini digunakan untuk
meminimalkanresiko bahwa produk yang dihasilkan bebas bakteri dan virus
pathogen, tidak mengandung toksin, bahaya kimia dan hal lain yang menimbulkan
penyakit.
• Tahun 1994 &2001- Zero Accident Award
9
• Penghargaan diperoleh 8.867.552 jam karyawan atau selama 3 tahun 11 bulan yang
dihitung sejak 1 januari 1991 sampai 30 November 1994. Penghargaan kedua
diberikan pada tanggal 18 Januari 2002 di Istana Negara.
• The Best Public Companies Based on EVA Concept 2001,2002,2003 dan 2004 dari
majalah bisnis SWA dan MarkPlus
• Good Taxpayer Award 2003 & 2004 dari Direktorat Jendral Pajak. LKS Bipartite
Award atas keberhasilan menjalin hubungan baik antara Sari Husada dengan
Serikat Pekerja.
• Penghargaan Iklan Layanan Masyarakat versi Cetak Terbaik 2004 dalam rangka
Hari Anak Nasional.
• Green Factory Award atas kontribusi bagi program-program pelestarian lingkungan
oleh pemerintah daerah.
• Indonesia Best Brand Award untuk Susu Formula SGM dari majalah SWA dan
lembaga riset pemasaran MARS.
• The Golden Value Creatore Award selama 5 tahun berturut-turut sebagai One of the
Best Public Company berdasarkan EVA konsep (2005).
• SGM meraih penghargaan merk terbaik untuk kategori Susus Formula dari majalah
SWA dan MARS (2005).
• The Golden Value Creator Award selama 5 tahun berturut-turut sebagai One of the
Best Public Company berdasarkan EVA konsep (2005)
• SGM meraih Penghargaan Merk terbaik untuk kategori Susu Formula dari Majalah
SWA dan MARS (2005)
• Penghargaan Packaging and Consumer Branding 2005 untuk SGM 2,SGM 3, SGM
sereal dan Lactamil dari Majalah SWA dan Indonesia BrandIdentity Summit(2005)
• Tanggal 22 Desember 2009, National Center for Sustainability Reporting (NCSR),
Ikatan Akuntan Manajemnen Indonesia(IAMI) dan indonesia Netherland
Asociation (INA) memberikan penghargaan untuk First Time Sustainibility
Reporting Award
• Untuk periode 2010-2011, Kementrian Lingkuyngan Hidup menganugerahkan
penghargaan peringkta kinerja perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Green Proper Awards) kepada Sarihusada.
10
• Kesehatan
Perusahaan mempunyai poliklinik yang memberikan pengobatan dan pemeriksaan
kesehatan gratis untuk karyawan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah
pemeriksaan awal, berkala dan khusus untuk tenaga kerja.
• Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua di PT. Sari Husada dilakukan dengan mendaftarkan nama karyawan
untuk masuk Perum Astek yang preminya dibayarkan perusahaan.
• Tunjangan-Tunjangan Lain
- Susu bubuk yang diberikan setiap bulan sebanyak 2 kg bagi setiap karyawan tetap 1
kg untuk karyawan honorer.
- Akomodasi untuk kesejahteraan karyawan yang berwujud makan siang.
- Tunjangan jabatan untuk para kepala seksi, kepala bagian, manajer, dan direktur.
- Tunjangan Hari Raya (THR) setiap menjelang hari raya dan dharma wisata satu
tahun sekali.
- Uang pakaian dinas yang diatur dengan golongan gaji dan jabatan.
- Bagi karyawan lapangan mendapat inventaris dan alat perlindungan kerja.
BAB III
SPESIFIKASI PRODUK
14
15
1. Influent Pit(T-100)
Effluentyang berasal dari pabrik dan air limbah yang berasal dari proses produksi akan
ditampung pada Influent Pit (T-100) yang kemudian dipompa oleh pompa yang
terendam yaitu P-101 A/B (ada 2 pompa pada influent pit dengan prinsip kerja 1 pompa
stand by, dan 1 pompa bekerja) ke Buffer Tank (T-200). Prinsip kerja pada pompa ini
adalah jika ketinggian air sudah mencapai 1,5 m maka pompa pertama akan mulai
bekerja, dan apabila air terus bertambah mencapai ketinggian 1,75 m maka pompa yang
kedua akan mulai bekerja. Namun jika dalam sewaktu-waktu air mencapai ketinggian
hingga 2,5 m (sebelum mencapai pipa by-pass darurat, elevasi 2.75m) maka alarm akan
berbunyi. Dalam Influent Pit (T-100) dipasang juga indikator Tekanan (Pl-101) yang
berfungsi untuk mengukur tekanan pada pipa keluar atau disebut dengan discharge.
Selain itu, untuk mencegah pompa mengalami dry running maka di dalam tangki
dipasang sebuah Level Transmitter (LT-101).
16
17
2. Buffer Tank(T-200)
Setelah air limbah melewati Influent pit, maka selanjutnya air limbah akan masuk ke
dalam buffer tank dan di dalam buffer tank, air limbah akan bercampur dengan lumpur
resirkulasi dari final clarifier (T-600). Effluent pada buffer tank akan dipompa ke tangki
reaksi (T-300) dengan menggunakan pompa terendam P-201 A/B dengan prinsip kerja
sama dengan influent pit yaitu ada 2 pompa, 1 pompa bekerja dan 1 pompa stand by.
Pompa tersebut telah diatur sedemikian rupa agar bisa beroperasi bergantian secara
otomatis. Tekanan pada pipa yang keluar diukur dengan lndikator Tekanan (Pl-201).
Selain itu, untuk mencegah pompa agar tidak mengalami dry running maka dipasang
suatu alat yaitu LevelTransmitter (LT-201) di tangki.
18
Dengan adanya padatan hidroksida logam ini, mekanisme destabilisasi partikel koloid,
khususnya mekanisme pemerangkapan partikel koloid dalamendapan akan dapat terjadi.
Partikel-partikel koloidyang ada akan terperangkap pada struktur flok hidroksida logam
dan terbawa (Wulan et al, 2010).
kedua, akan mengalir ke Transfer Pit (T-1600) dalam unit UASB secara gravitasi, lalu
dari Transfer Pit (T-1600) menuju ke Conditioning Tank (T-1700) dengan pompa yaitu
pompa submersible P-1601 A/B. Kemudian Conditioning Tankmenuju ke Reaktor
Biothane UASB (T-1800) dengan pompa feed/mixP-1701A/B.
akan dihentikan. Sebagai akibatnya, proses koagulasi padatan dan lemak akan berhenti
dan tidak akan ada lumpur yang terapung di permukaan unit DAF. Pada kondisi ini,
semua air limbah akan mengalir ke tangki aerasi.
8. Aeration Tank(T-500)
Air limbah yang berasal dari Unit DAF (T-400), overflow Sludge Thickener(T-900) dan
resirkulasi lumpur dari Final Clarifier (T-600) di tampung dalam Tangki Aerasi (T-
500). Dalam tangki ini dilengkapi dengan 2 surface aerators M-501 A/B dimana dalam
kondisi normal keduanya bekerja yang bertujuan untuk menjamin agar pencampuran
dan suplai udara yang cukup. Selain itu dalam tangki ini dipasang sebuah DO meter
(AlT-501) untuk mengontrol start / stop dari M-501 A/B dan memonitor oksigen yang
terlarut (DO) di dalam tangki.
23
3. Suspended Solids
TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang
ada dalam limbah membran setelah dilakukan penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron (Sugiharto, 1987) dalam Agnes (2005).Penentuan zat padat tersuspensi
(TSS) bertujuan supaya kekuatan pencemaran air limbah domestik dapat diketahui serta
berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air. MLSS = Mixed Liquor
Suspended Solids (Analisa konsentrasi lumpur). Konsentrasi disain 4.5 g/l. Beban
organik 0.17 kg COD/kg SS per hari. Kelebihan lumpur akan dibuang sebagai surplus
sludge. Cara yang mudah agar dapat mengetahui bahwa seberapa besar hilangnya
lumpur bersama effluent anaerobik yaitu dengan imhoff cone yang bisa mengetahui
jumlah padatan yang mengendap (ml/l) dalam waktu tertentu. Nilai imhoff selama 5
menit dari effluent anaerobik saat pada kondisi normal diasumsikan bahwa setelah 5
menit granular biomass yang mengendap hanya sebagian besar dan suspansed solid
“normal” tidak termasuk, serta tidak boleh lebih dari 1-3 ml/l.
4. Tingkat Reduksi
Reduksi effluent anaerobik ada kaitannya dengan tingkat reduksi pada IPAL COD
influent. Reduksi total COD dirancang sebesar 70 % atau lebih. Jika overloadingterjadi
dalam sistem, nilai COD, VFA, TSS, dan ASS pada effluent anaerobik akan
27
• Analisis Imhoff
Sampel darieffluentBiobulk CSTR (T-800) diletakkan ke dalam tabung imhoff
sedimentation kemudian didiamkan selama 30 menit. Setelah didiamkan 30 menit
diamati endapan yang terbentuk.
Hasil analisis dan pengamatanCOD, SS, VFA, serta Imhoff dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 2. Analisis dan Pengamatan COD, SS, VFA dan Imhoff pada pengolahan (fat)
(Biobulk CSTR)
Sample Point no : 5 Biobulk CSTR / T-800
Tabel 1. diatas merupakan hasil analisis (COD, SS, VFA) dan pengamatanImhoffselama
10 hari di PT. Sarihusada Unit II Klaten. Untuk hasil analisis TSS dan COD tidak ada
ketentuan batas maksimum dalam Biobulk CSTR (T-800). Sedangkan untuk VFA batas
maksimum adalah 5 meq/l dan imhoff 1-3 ml/l. Berdasarkan tabel diatas untuk nilai
VFA tidak ada yang melebihi batas. Data yang diperoleh berkisar 0,21 – 1,12.
Berdasarkan tabel. 2 dapat dilihat bahwa hasil analisa SS (Suspended Solid), pada
pengolahan (fat) (Sludge Thickener) T-900 selama 10 hari nilai SS melebihi batas
maksimal yaitu 10000 mg/l. Nilai SS tertinggi diperoleh pada hari ke-3 sebesar 34600.
30
BAB V
PEMBAHASAN
Analisa dalam pengolahan limbah cair yang saya lakukan saat kerja praktek di PT.
Sarihusada Unit II Klaten meliputi analisa SS (Suspended Solid), Chemical Oxygen
Demand (COD), Volatile Fatty Acid (VFA), dan Imhoff. Pengolahan limbah cair ini
dimaksudkan agar menghilangkan kadar bahan pencemar yang ada di dalam limbah cair
supaya memenuhi baku mutu pemerintah agar dapat dibuang ke lingkungan. Adsorpsi
dan koagulasi adalah metode penanganan limbah menggunakan karbon aktif untuk
menghilangkan COD, BOD, dan warna dengan menggunakan parameter seperti dosis
adsorben, lama kontak, suhu sehingga dapat menurunkan warna 90 %. pengolahan
secara fisika dengan menggunakan sedimentasi yaitu dengan separator hidrodinamik
Vortex padat sistem pemisahan padatan dan larutan dapat digunakan untuk mengolah
limbah cair. Sedangkan pengolahan limbah secara biologi dilakukan dengan sistem
anaerob dan aerob yaitu dapat mendekolorisasi zat warna Reactive Black 5 yang dapat
menurunkan nilai COD (Widayanti et al, 2012). TSS (Total Suspended Solid) adalah
jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah membran setelah
dilakukan penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987)
dalam Agnes (2005). Dalam analisa SS (Suspended Solid) ini menggunakan
spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum dan dengan panajang
gelombang tertentu, sedangkan fotometer sebagai pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi.Prinsip kerja dari alat ini adalah sampel menyerap
radiasi (pemancar) elektromagnetis yang terlihat pada panjang gelombang tertentu
(Ramadhaniet al, 2013). Dalam analisa COD (Chemical Oxygen Demand)
menggunakan 2 reagen K 2 Cr 2 O 7 , reagen Ag 2 SO 4 .Hal ini sesuai dengan (G. Alerts dan
SS Santika, 1987) dalam Agnes (2005) Chemical Oxygen Demand (COD) adalah
jumlah oksigen (mg O 2 ) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada
dalam 1 liter sampel air, dengan pengoksidasi K 2 Cr 2 O 7 sebagai sumber oksigen
(oxidizing agent). Berdasarkan hasil analisa dapat dilihat bahwa pada tabel.1 ada 4
parameter yang dianalisa yaitu COD (Chemical Oxygen Demand), SS (Suspended
Solid), VFA (Volatile Fatty Acid), dan Imhoff dengan batas maksimal VFA yaitu max 5
31
32
(meq/l), sedangkan untuk Imhoff 1-3 (ml/l). Batas maksimal kedua parameter tersebut
ditentukan oleh konsultan limbah (Biothane) atas permintaan perusahaan. Hal
iniberlaku juga untuk tabel 2. Nilai imhoff pada tabel hasil analisa menunjukkan hasil
yaitu tidak mengendap. Hal ini menandakan bahwa kurangnya pangan pada bakteri
sehingga bakteri akan mengambang. Nilai COD (Chemical Oxygen Demand), SS
(Suspended Solid) dalam kedua tabel ini melebihi baku mutu pemerintah karena dalam
tangki ini bukan proses akhir dari pengolahan limbah. Proses akhir dalam pengolahan
limbah di PT. Sarihusada Unit II Klaten ini adalah Final Effluent Tank (T-700). Dalam
tangki T-700 ini limbah yang dikeluarkan harus berdasarkan baku mutu pemerintah
yaitu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012.
32
BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
6.1. Kesimpulan
• Pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh PT. Sarihusada Generasi Mahardika
Unit II Klaten meliputi pengolahan secara aerob dan anaerob yaitu Biobulk CSTR
dan Extended Aeration.
• Pengolahan Limbah secara anaerob (fat) yaitu Influent Pit (T-100), Buffer Tank(T-
200), Reaction Tank (T-300), Unit DAF (T-400), Biobulk Reactor / CSTR (T-800),
Sludge Thickener (T-900), Aeration Tank (T-500), Final Clarifier (T-600), Clean
Water Tank (T-700)
• Analisa yang dilakukan dalam PT. Sarihusada Generasi Mahardika Unit II yaitu
analisa Volatile Fatty Acid (VFA), Suspended Solid (SS), Chemical Oxygen Demand
(COD), dan Imhoff
• Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dari tabel 1 dan tabel 2 batas / baku mutu
ditetapakan oleh perusahaan dari Konsultan Biothane
• Analisa Imhoff yaitu analisa yang dilakukan untuk melihat endapan yang ada dalam
limbah cair
6.2. Saran
1. PT. Sarihusada Generasi Mahardika Klaten harus melakukan pengawasan dan
pemantauan secara rutin terhadap Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar sesuai
dengan standar.
2. Beberapa alat yang ada di lab untuk menguji pH, suhu, COD, TSS seperti COD
reaktor, pH meter, spektrofotometer sebaiknya dilakukan kalibrasi secara rutin agar
hasil analisa pun akurat
3. PT. Sarihusada Klaten sebaiknya dalam mendapatkan peserta kerja praktek tidak
hanya pada satu unit saja, tetapi bisa digilir ke unit-unit lain agar makin luas
pengetahuan dan pengalaman mengenai industri pangan
33
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Anita Rahmawati, R. Azizah. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN
Coliform pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk.
Jurnal Kesehatan Lingkungan; Surabaya: 2005 Jul: 2(1): 97-100. Retrived from
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-10.pdf
Manual Proses. 2002. Biothane System International, PT. Sari Husada, Klaten
Putra, A.N. 2015. Laju Metabolisme Pada Ikan Nila Berdasarkan Pengukuran Tingkat
Konsumsi Oksigen. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : 13-18. Retrived
from http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpk/article/viewFile/265/170
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012. Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik. Retrived from
http://jdihukum.jatengprov.go.id/download/produk_hukum/perda/perda_tahun_20
12/perda_5_th_2012.pdf
34
LAMPIRAN
35
36
37