Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan nutrisi pada wanita hamil lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak
mengandung. Untuk menyempurnakan asupan nutrisi, ibu hamil dapat mengkonsumsi
susu yang diproduksi khusus untuk ibu hamil. Sementara itu, stunting atau kerdil
merupakan permasalahan utama di Indonesia. Namun ada satu kesempatan dalam
kehidupan seorang anak untuk membuat perubahan jangka panjang ke arah yang lebih
baik. Semua ini dimulai dari gizi baik selama 1000 hari pertama kehidupan. Hal ini
menjadi kewajiban PT. Sarihusada sebagai perusahaan penghasil produk-produk
bernutrisi di Indonesia. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa perlu adanya campur tangan teknologi untuk membuat susu formula bagi ibu
hamil dan bayi dengan kualitas yang baik. Pembuatan susu formula merupakan
alternatif dan rekomendasi dari para tenaga medis apabila seorang ibu tidak bisa
menghasilkan ASI. Namun semakin tingginya jumlah perusahaan pembuatan susu
formula maupun jumlah produk yang dihasilkan,semakin tinggi pula jumlah limbah
yang dihasilkan. Salah satunya adalah limbah cair yang dihasilkan apabila tidak melalui
pengolahan limbah dan dibuang begitu saja di sungai ataupun badan perairan akan
merusak biota perairan dan mencemari lingkungan sekitar. Sebagai mahasiswa Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Katholik Soegijapranata yang telah dibekali tentang
pengolahan bahan pangan dan pengolahan limbah ingin ingin mengetahui proses
pengolahan limbah dalam PT. Sarihusada Unit II Klaten, ingin mengetahui proses
pengolahan limbah dalam PT. Sarihusada Unit II Klaten serta ingin mengetahui limbah
yang dihasilkan dari PT. Sarihusada Unit II Klaten ini saat di buang di badan perairan
merusak lingkungan atau tidak dengan menganalisis padatan terlarut, COD, dll. Maka
melihat permasalahan yang dijabarkan diatas penulis mengambil judul “ANALISA TSS,
TCOD, VFA DAN IMHOFF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (FAT) DI PT
SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA”.

1.2. Tujuan

1
2

Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di PT. Sarihusada Generasi Mahardika adalah
memenuhi mata kuliah kerja praktek sebagai syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh
gelar sarjana, bisa menerapkan pengetahuan dasar yang telah diperoleh
selamaperkuliahan, mengetahui kondisi secara nyata dunia industri, memperoleh
wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja, mempelajari pengolahan limbah di PT.
Sarihusada Generasi Mahardika.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan


1. Nama Perusahaan : PTSari Husada Generasi Mahardika Unit 2
2. Tahun Berdiri : 1954
3. Akta Pendirian : UU No. 1 tahun 1995
4. Alamat Perusahaan : Jl. Raya Jogja Solo Km. 19 Kemudo,
Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia
5. Telepon : (+62)274 498001
6. Fax : (+62)274 498008
7. Produk Utama : Susu
8. Luas Pabrik : ±14 ha

2.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PT Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi produk bernutrisi untuk bayi dan
anak-anak Indonesia, mulai dari aneka susu formula untuk bayi hingga makanan
bernutrisi dengan standar mutu internasional.Pada tahun 1954 dalam rangka
swasembada protein pemerintah Indonesia bekerja sama dengan PBB mendirikan
sebuah pabrik susu nabati dengan nama NV Sari Dele. Pengelolaannya dipercayakan
kepada Bank Industri Negara, sedangkan PBB dalam hal ini United Nations
International Children’s Emergency Funds (UNICEF) memberi pinjaman mesin-mesin
pengolah susu oleh Sari Dele melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Tenaga ahli dididik oleh dan atas tanggungan biaya Food And Agricultural
Organization (FAO). Pada tahun 1962 hubungan Indonesia dengan UNICEF dan FAO
terputus. Beberapa tahun kemudian pengelolaan NV Sari Dele diserahkan pada Badan
Pimpinan Umum (BPU) Farmasi Negara dan berubah menjadi Perusahaan Negara (PN
Sari Dele). Menteri kesehatan Prof. Dr. Satrio, atas saran para dokter anak senior di
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menugaskan PN Sari Dele untuk membuat
sejenis susu bayi dan kemudian diberi nama SGM (Susu Gula Minyak). Dalam
perkembangan selanjutnya PN Sari Dele juga memproduksi sejenis bubur yang diberi
nama SNM (Susu Nasi Minyak) yang hingga kini dikenal dan banyak digunakan

3
4

masyarakat luas. Berawal dari susu formula, kini produk-produk perusahaan ini
berkembang dan terentang dari susu formula hingga produk makanan bergizi untukbayi
dan anak-anak. Pada tahun 1967 Indonesia bergabung kembali dengan PBB, UNICEF
menyerahkan kepemilikan seluruh harta milik perusahaan kepada Departemen
Kesehatan RI, perubahan kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pengelolaan
perusahaan-perusahaan negara yaitu dengan dihapuskannya BPU, termasuk pula BPU
Farmasi merubah juga status PN Sari Dele menjadi PN Sari Husada. Pada tanggal 18
Agustus 1968 dengan di bentuknya PT. Kimia Farma, sebuah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Kepemilikan PN Sari Husada diserahkan kepada PT Kimia Farma
dengan diganti nama menjadi PT Kimia Farma Unit Produksi Yogyakarta.
Menghadapai masuknya modal asing persaingan-persaingan dimana yang akan datang,
timbul beberapa gagasan :
a. Memperbaharui mesin-mesin produksi yang sudah tua.
b. Meningkatkan kondisi bangunan dan sistem kelistrikan.
c. Mendidik tenaga-tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya masing-
masing.
d. Mengadakan sistem manajemen dengan pengetahuan teknis.
e. Menyempurnakan alat-alat laboratorium dan pengendalian mutu.
Pada tanggal 8 Mei 1972 PT Kimia Farma menandatangani suatu kerjasama dengan PT
Tiga Raksa yang kemudian membentuk PT Sari Husada dibawah akte yang disahkan
oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan tanggal 28 September 1972 Nomor
Y.A.5/159/7, serta didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negeri Yogyakarta tanggal
3 Oktober 1972 Nomor 73/72/PT dan diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 26
Desember 1972 Nomor 103 tambahan Nomor 542. Secara operasional PT Sari Husada
baru menjalankan usahanya tanggal 1 Oktober 1972 dengan memanfaatkan fasilitas
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti diatur dalam Undang-Undang No. 6
tahun 1968. Pada tanggal 4 Juni 1983 berdasarkan surat Nomor SI.083/PM/1983,
Bapepam memberikan kesempatan kepada PT Sari Husada untuk menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Komposisi kepemilikan
saham PT Sari Husada sejak saat itu adalah sebagai berikut :
a. PT Kimia Farma : 43,54 %
b. PT Tiga Raksa : 35,63 %
5

c. Publik : 20,83 %
Pada tahun 1992, keseluruhan saham yang dimiliki oleh PT Kimia Farma dijual kepada
PT Tiga Raksa sehingga kepemilikan saham PT Tiga Raksa terhadap PT Sari Husada
menjadi 79,17 %. Berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2 Mei 1994, PT
Sari Husada memutuskan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para
pemegang saham disertai dengan hak memesan efek terlebih dahulu, sejumlah
14.264.650 lembar saham dengan harga Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) per lembar
saham. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh dana dalam rangka
membiayai akuisisi terhadap seluruh saham PT Sugizindo dari PT Tiga Raksa.
Tahun 1996, PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri dalam menghadapi era
globalisasi dengan mengadakan restrukturasi pada semua bidang meliputi :
a. Memperbaharui atau memodifikasi mesin-mesin produksi.
b. Penerapan sistem manajemen mutu (TQM, ISO 9002).
c. Sumber daya manusia (pembobotan dan sistem penggajian baru).
d. Investasi strategis (pengembangan lahan) di desa Kemudo Klaten.
Untuk memperkuat kedudukannya dalam peta persaingan global, pada tahun 1998 Sari
Husada beraliansi dengan Nutricia International, BV (Royal Numico) yang berpusat di
Amsterdam, Belanda dan kini Nutricia merupakan pemegang saham mayoritas Sari
Husada yang memiliki kelebihan pada aspek internasional, yaitu :
a. Research and development.
b. Teknologi.
c. Internasional Marketing.
d. Modal yang besar.
Adapun mengenai kepemilikan saham adalah sebagai berikut:
a. Nutricia Internasional BV : 72,99 %
b. PT Tiga Raksa : 5,99 %
c. PT Tiga Raksa Satria : 0,0001 %
d. Publik : 21,03 %
Pada tahun 2001, PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan saham yang
terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2001, adalah:
a. Nutricia Internasional BV : 80,80 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,50 %
6

c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %


Pada tahun 2002, PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan saham yang
terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2002, adalah:
a. Nutricia Internasional BV : 80,81 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,49 %
c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %
Pada tahun 2003, PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan saham yang
terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2003, adalah:
a. Nutricia Internasional BV : 80,85 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 15,64 %
c. Lembaga dan masyarakat asing : 3,51 %
Setelah PT Sari Husada berkembang pesat maka berusaha untuk memperluas wilayah.
Pada tahun 2000, di daerah Kemudo, Klaten didirikan perusahaan yang merupakan
pengembangan dari PT Sari Husada Yogyakarta dengan nama PT Sari Husada Unit II
Kemudo Klaten. PT. Sari Husada memproduksi berbagai jenis produk susu berstandar
internasional untuk bayi dan anak-anak dengan harga terjangkau dari susu pertumbuhan
hingga susu khusus untuk bayi yang peka laktosa dan bayi yang lahir dengan berat
tubuh rendah. PT Sari Husada juga menyediakan susu untuk ibu hamil dan ibu
menyusui. Produksinya dilakukan di pabriknya di kawasan Yogyakarta dan Klaten,
Jawa Tengah. Pada tahun 2006, agar lebih fokus dalam pengembangan usahanya,
perusahaan mengajukan perubahan status dari perusahaan publik menjadi perusahaan
privat. Kemudian di tahun 2007, Danone Group mengakuisisi Royal Numico. Hingga
dewasa ini, dengan pengalaman panjangnya di dalam menyediakan produk-produk
bergizi tinggi, berstandar mutu internasional dan dengan harga terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, Sari Husada telah membuktikan dirinya sebagai asset nasional yang
sangat penting dan perlu diperhitungkan.

2.3. Lokasi dan Kondisi Geografis Perusahaan


PT Sari Husada Tbk. Unit II berlokasi di wilayah Desa Kemudo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten dengan alamat lengkap yaitu Jl. Raya Yogyakarta-Solo
km.19, Kemudo, Prambanan, Klaten. Pabrik ini didikan di atas tanah seluas 15 Ha
dengan luas bangunan 9,244 m2. Pada sebelah timur dan selatan, pabrik ini berbatasan
7

dengan Jalan Raya Yogyakarta-Solo sedangkan untuk sebelah barat dan utaraberbatasan
dengan area sawah Desa Kemudo. Saat ini, PT Sari Husada Tbk. Unit II sedang
melakukan peningkatan produksi dengan kapasitas 13 ton susu per hari. PT Sari Husada
Tbk. Unit II merupakan processing plant II, filling, dan packing.
Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik antara lain:
1. Bahan Baku
Pertimbangan lokasi pabrik adalah dekat dengan sumber bahan baku. Bahan baku
pabrik yaitu susu diperoleh dari koperasi gabungan susu Indonesia di Yogyakarta,
Klaten, Boyolali, dan Purwokerto.Terdapatbahanbaku yang diimpordari Australia dan
New Zeland.
2. Transportasi
Pabrik berada di tepi jalan raya sehingga memudahkan dalam tranportasi bahan baku
dan produk.
3. Tenaga Kerja
Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja relatif mudah dikarenakan lokasi dekat dengan
Daerah Yogyakarta dan Klaten yang cukup padat penduduk.

2.4. Visi dan Misi Perusahaan


PT. Sarihusada Generasi Mahardika mempunyai visi dan misi untuk memberikan
produk bernutrisi. Visi dari PT. Sarihusada Generasi Mahardika adalah menjadi
pemimpin pasar produk nutrisi bergizi untuk bayi dan anak Indonesia. Sedangkan misi
PT. Sarihusada Generasi Mahardika antara lain :
1. Memperbaiki nutrisi masa pertumbuhan anak-anak Indonesia
2. Mengurangi impor makanan yang telah diproses khusunya produk susu bubuk
3. Turut membangun kesehatan dan kecerdasan bayi dan anak-anak Indonesia dengan
menyediakan produk nutrisi terpercaya dan terjangkau
4. Menghasilkan pertumbuhan perseroan yang berkesinambungan melalui sistem
manajemen berkualitas tinggi dan pendekatan inovatif dalam budaya integritas tinggi
5. Mengutamakan kepuasan seluruh stakeholders

2.5. Sertifikasi Produk


8

• Tahuin 1996- ISO 9002 dan tahun 1999-9001. Sertifikasi ini diperoleh dari SGS
(Sociate General de Surveillance) International Certification Service yang berpusat
di Inggris. ISO 9001 adalah standart yang menekan seluruh kegiatan di dalam
• Perusahaan mulai dari pengembangan produk, pembelian bahan baku, proses
produksi, pemasangan sampai pelayanan pasca jual. Saat ini Sarihusada sedang
menerapkan ISO 9001 versi 2001 yang lebih menekankan pada continual
improvement yakni proses siklus perencanaan, penerapan, pengecekan dan
tindakan.
• Tahun 1996 -2001 Sertifikat HALAL. Sertifikat halal adalah fatwa tertulis MUI
yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai syariat islam. Sertifikat ini
diperoleh dari BAPEPOM yang bekerjasama dengan MUI. Sertifikat ini
menekankan pada kehalalan produk yang dihasilkan dan juga produksi yang
dihasilkan halal dan aman dikonsumsi
• Tahun 200- Sertifikasi ISO 14001. Sertifikat ini diperoleh dari SGS(Sociate
General de Surveillance) Internaational Certification Service. Standart ini
menekankan kepada Sistem Manajemen Lingkungan, dimana perusahaan secara
konsisten berupaya untuk menciptakan sistem dan sumberdaya yang memadai
untuk mengurangi pengaruh terhadap lingkungan akibat aktifitas perusahaan.
• Tahun 2000- Sertifikat SMK#(Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) sertifikat ini diperoleh dari DEPNAKER RI,karena PT. Sarihusada telah
berhasil menciptakan sistem kerja K3 perusahaan dengan baik.
• Tahun 2001-Sertifikasi HACCP ( Hazart Analysis Critical Control Point) Sertifikat
ini jnuga diperoleh dari SGS(Sociate General de Surveillance) Internaational
Certification Service. Sistem HACCP atau analisis bahaya pada titik pengendalian
kritis adalah suatu sistem untuk mengidentifikasi , mengevaluasi,dan
mengendalikan bahaya bagi keamanan pangan. Sistem ini digunakan untuk
meminimalkanresiko bahwa produk yang dihasilkan bebas bakteri dan virus
pathogen, tidak mengandung toksin, bahaya kimia dan hal lain yang menimbulkan
penyakit.
• Tahun 1994 &2001- Zero Accident Award
9

• Penghargaan diperoleh 8.867.552 jam karyawan atau selama 3 tahun 11 bulan yang
dihitung sejak 1 januari 1991 sampai 30 November 1994. Penghargaan kedua
diberikan pada tanggal 18 Januari 2002 di Istana Negara.
• The Best Public Companies Based on EVA Concept 2001,2002,2003 dan 2004 dari
majalah bisnis SWA dan MarkPlus
• Good Taxpayer Award 2003 & 2004 dari Direktorat Jendral Pajak. LKS Bipartite
Award atas keberhasilan menjalin hubungan baik antara Sari Husada dengan
Serikat Pekerja.
• Penghargaan Iklan Layanan Masyarakat versi Cetak Terbaik 2004 dalam rangka
Hari Anak Nasional.
• Green Factory Award atas kontribusi bagi program-program pelestarian lingkungan
oleh pemerintah daerah.
• Indonesia Best Brand Award untuk Susu Formula SGM dari majalah SWA dan
lembaga riset pemasaran MARS.
• The Golden Value Creatore Award selama 5 tahun berturut-turut sebagai One of the
Best Public Company berdasarkan EVA konsep (2005).
• SGM meraih penghargaan merk terbaik untuk kategori Susus Formula dari majalah
SWA dan MARS (2005).
• The Golden Value Creator Award selama 5 tahun berturut-turut sebagai One of the
Best Public Company berdasarkan EVA konsep (2005)
• SGM meraih Penghargaan Merk terbaik untuk kategori Susu Formula dari Majalah
SWA dan MARS (2005)
• Penghargaan Packaging and Consumer Branding 2005 untuk SGM 2,SGM 3, SGM
sereal dan Lactamil dari Majalah SWA dan Indonesia BrandIdentity Summit(2005)
• Tanggal 22 Desember 2009, National Center for Sustainability Reporting (NCSR),
Ikatan Akuntan Manajemnen Indonesia(IAMI) dan indonesia Netherland
Asociation (INA) memberikan penghargaan untuk First Time Sustainibility
Reporting Award
• Untuk periode 2010-2011, Kementrian Lingkuyngan Hidup menganugerahkan
penghargaan peringkta kinerja perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Green Proper Awards) kepada Sarihusada.
10

• Pada 15 Desember 2011, Sarihusada memperoleh penghargaan Platinum Bidang


Konsumen Indonesia CSR Award 2011 untuk Sektor Industri dan Manufactur
program Gizi Kita dan Program Ayo Melek Gizi.
• Pada 3 September 2012, Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak (APSAI) serta pejabat
kemeneg PP dan perlindungan anak menganugerahi Sarihusada sebagai pelopor
penerapan prinsip dan criteria perusahaan layak anak.
• Pada tanggal 28 September 2012,kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(Kemenko Kesra)} dan CFCD dalam ajang gelar karya Pemberdsyssn Masyarakat
(GKPM) Award memberikan anugerah platinum unyuk program Rumah Srikandi
badran.

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


Struktur organisasi di PT. Sari Husada Unit II menggunakan sistem garis dan staff,
dimana setiap bawahan hanya bisa mendapatkan perintah dari satu atasan saja dan
manajer atau pimpinan bagian lain tidak bisa memberikan perintah kepada bagian lain,
meskipun posisi berada di bawahnya. Staff terdiri dari ahli non struktural, berfungsi
sebagai konsultan untuk memberikan pengarahan kepada bidang keahlian tertentu yang
terkait. Akan tetapi staff dapat memberikan perintah dan merupakan atasan bagi
departemen yang dibawahinya.Pimpinan tertinggi PT. Sari Husada dipegang oleh
seorang direktur utama (Presiden Direktur) dan dibantu oleh pimpinan dibawahnya,
yaitu Wakil Presiden Direktur dan Direktur Keuangan (Finance Director), HRD dan
LegalSales Director, Direktur Produksi dan Direktur Pemasaran, sedangkan Komisaris
yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil pemegang saham. Dewan Direksi
bertanggungjawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Dibawah dewan direksi
terdapat jenjang jabatan lain yaitu manager, senior, manager senior, superintendent,
supervisor dan karyawan non manajemen.

a. Vice President atauDirektur


Direktur bagian ini menangani 2 bagian, tetapi kedudukannya saat ini dipegang oleh 1
orang HRD and Legal merupakan bagian yang menangani masalah personalia, seperti
perekrutan tenaga kerja dan penyalurannya serta melakukan perjanjian hukum dengan
11

pihak ketiga. Sementara sales menangani masalah penjualan, yang kedudukannya di


kantor cabang Jakarta.
b. HRD and Legal atauSales Product
Direktur produksi mengelola semua hal yang bersangkutan dengan jalannya proses
produksi. Termasuk dalam direksi ini adalah bagian operasi keteknikan (engineering)
dan bagian proses. Dalam menjalankan tugasnya seorang direktur dibantu oleh 5 orang
manajer, yaitu:
1) Commercial Manager
2) Marketing Manager khusus SGM
3) Marketing Manager Non SGM
4) General Operating Manager
5) Marketing Deviation Manager
Selain kelima direktur tersebut, terdapat 2 bagian yang bertanggungjawab secara
langsung kapada Presiden Direktur. Bagian tersebut adalah :
1) R and D danQA Manager
2) Chief Buyer
c. Production Director

Gambar 1. Susunan Organisasi Production Director


12

2.7. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan


Pada garis besarnya status kepegawaian di PT. Sarihusada Generasi Mahardika
dibedakan dalam 3 kelompok berdasarkan sistem pembayaran gaji yaitu :
a. Karyawan Tetap yaitu karyawan bukan direksi yang bekerja penuh untuk jangka
waktu tertentu, bisa sampai usia 55 tahun serta menerima upah bulanan dan
terdaftar dalam informasi karyawan dalam manajemen umum.
b. Karyawan Honorer yaitu karyawan yang bekerja berdasarkan perjanjian dengan
pihak ketiga yang bekerja dalam lingkup PT. Sarihusada. Karyawan honorer
dibedakan menjadi 2 yaitu :
• Honorer full time : bekerja selama 8 jam penuh setiap hari
• Honorer part time : bekerja tidak setiap hari selama 8 jam penuh sehari
c. Karyawab lepas yaitu karyawan yang dipekerjakan perusahaan hanya dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja. Selain gaji pokok, karyawan
PT. Sarihusada juga menerima fasilitas dan tunjangan sesuai jabatan. Sistem
pembayaran gaji diatur sebagai berikut:
• Setiap tanggal 25 dilakukan pembayaran gaji
• Setiap tanggal 15 dilakukan pembayaran lembur
• Setiap tanggal 5 dilakukan pembayaran jasa produksi / premi
• Setiap tanggal 1 dilakukan pembayaran transport
d. Management Training (MT), statusnya belum termasuk karyawan , akan tetap
dibekali dengan kemampuan manajemen dan skill untuk bekal menjadi karyawan
tetap di PT. Sarihusada

2.8. Fasilitas Perusahaan


Karyawan PT. Sari Husada selain menerima gaji, juga mendapat fasilitas tunjangan
sesuai dengan jabatannya. Fasilitas yang diberikan antara lain:
• Perumahan
Perumahan untuk direksi, direktur muda direksi dan manajer serta tunjangan sewa
rumah untuk kepala bagian. Sebagai ganti fasilitas, semua karyawan diberi
tunjangan transport yang besarnya disesuaikan dengan jabatan. Tunjangan tersebut
diberikan setiap tanggal 1 tiap bulannya. Perusahaan juga mempunyai kendaraan
yang dipusatkan dipabrik.
13

• Kesehatan
Perusahaan mempunyai poliklinik yang memberikan pengobatan dan pemeriksaan
kesehatan gratis untuk karyawan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah
pemeriksaan awal, berkala dan khusus untuk tenaga kerja.
• Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua di PT. Sari Husada dilakukan dengan mendaftarkan nama karyawan
untuk masuk Perum Astek yang preminya dibayarkan perusahaan.
• Tunjangan-Tunjangan Lain
- Susu bubuk yang diberikan setiap bulan sebanyak 2 kg bagi setiap karyawan tetap 1
kg untuk karyawan honorer.
- Akomodasi untuk kesejahteraan karyawan yang berwujud makan siang.
- Tunjangan jabatan untuk para kepala seksi, kepala bagian, manajer, dan direktur.
- Tunjangan Hari Raya (THR) setiap menjelang hari raya dan dharma wisata satu
tahun sekali.
- Uang pakaian dinas yang diatur dengan golongan gaji dan jabatan.
- Bagi karyawan lapangan mendapat inventaris dan alat perlindungan kerja.
BAB III
SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk


PT. Sari Husada Tbk merupakan produsen makanan dan minuman bergizi untuk bayi,
anak, dan orang dewasa. Berikutmerupakanproduk yang dihasilkan di PT
SarihusadaGenerasiMahardhikaplant Kemudo, Klaten.

Tabel1. Data produk yang dihasilkan di SGM Plant Kemudo, Klaten


Produk Size (gram)
SGM Eksplor 1+ Madu LUMINA 150 400 900
SGM Eksplor 1+ Vanila LUMINA 150 400 900
SGM Eksplor 3+ Madu LUMINA 150 400 900
SGM Eksplor 3+ Vanila LUMINA 400 900
SGM Eksplor 3+ Coklat LUMINA 400 900
SGM Eksplor 1+ Buah&Sayur LUMINA 150 400 900
SGM Eksplor 3+ Buah&Sayur LUMINA 400 900
SGM Eksplor 5+ Madu LUMINA 400 900
SGM Eksplor 5+ Coklat LUMINA 400 900
SGM 2 AnandaPisang&Wortel 150 400
IHC 200G NB Lactamil 200
IHC 400G NB Lactamil 400
IHV 200G NB Lactamil 200
IHV 400G NB Lactamil 400
IMC 200G NB Lactamil 200
IMC 400G NB Lactamil 400
IMV 200G NB Lactamil 200
IMV 400G NB Lactamil 400
AKM 200G NB Lactamil 200
AKC 200G NB Lactamil 200
AKC 400G NB Lactamil 400
PraKehamilanCoklat 200G NB Lactamil 200
IHS 200Gr NB Lactamil 200
SusuCoklatDistribusiKemasan Bag 1 KG 1000
SBHO BundaHamil Rasa Jeruk Lumina 150
SBHM BundaHamil Rasa Mangga Lumina 150
SBMM BundaMenyusui Rasa Mangga Lumina 150
SBHS BundaHamilStrawbery Lumina 150

14
15

SBHC BundaHamilCoklat Lumina 150


MilupaLactamil Lactation Milk 200
SGM Eksplor 1+ Buah&Sayur LUMINA 800
SGM Eksplor 3+ Buah&Sayur LUMINA 800
BS IHIM 150 300
BC IHIM 150 300
BO IHIM 150 300
Coklat NUTRIDAY 350 750

3.2. Pemasaran Produk


Seluruh produk dari PT. Sari Husada ditangani oleh distributor tunggal yaitu PT. Tiga
Raksa Satria. Pemasaran dari produk PT. Sari Husada meliputi seluruh Indonesia
dengan cabang distributor di masing-masing daerah. Pemasaran di Indonesia terbagi
menjadi empat wilayah antara lain:
1. Wilayah Jakarta dan Indonesia Bagian Barat ditangani oleh PT. Tiga Raksa Satria
di Jakarta.
2. Wilayah Jawa Barat ditangani oleh distributor cabang Bandung.
3. Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
4. Wilayah Jawa Timur ditangani oleh distributor cabang Surabaya.
Di samping wilayah pemasaran tersebut, produk juga dikirim ke instansi-instansi lain
sepertu rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik serta konsumen akhir yaitu karyawan
PT. Sari Husada. Setiap produk dipasarkan dalam berbagai kemasan dengan nomor
merk dagang masing-masing dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI.
BAB IV
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT. SARIHUSADA GENERASI
MAHARDIKA

4.1. Proses Pengolahan Limbah Cair(Fat)


Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Sarihusada Generasi Mahardika merupakan
limbah cair dengan kandungan organik dimana pengolahannya dengan metode
penguraian oleh bakteri. Instalsi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Sarihusada Tbk. di
Kemudo Klaten, Indonesia terdiri dari pengolahan secara biologis yang pengolahannya
merupakan kombinasi pengolahan secara anaerobik dan aerobik, yaitu Biobulk CSTR
dan Extended Aeration. Sumber air limbah di PT. Sarihusada Generasi Mahardika
berasal dari SWB, drain process, laundry, QA (Quality Assurance). Air limbah yang
berasal dari produksi susu terdapat COD terlarut yang mengandung komponen organik
seperti gula dan asam lemak.

1. Influent Pit(T-100)
Effluentyang berasal dari pabrik dan air limbah yang berasal dari proses produksi akan
ditampung pada Influent Pit (T-100) yang kemudian dipompa oleh pompa yang
terendam yaitu P-101 A/B (ada 2 pompa pada influent pit dengan prinsip kerja 1 pompa
stand by, dan 1 pompa bekerja) ke Buffer Tank (T-200). Prinsip kerja pada pompa ini
adalah jika ketinggian air sudah mencapai 1,5 m maka pompa pertama akan mulai
bekerja, dan apabila air terus bertambah mencapai ketinggian 1,75 m maka pompa yang
kedua akan mulai bekerja. Namun jika dalam sewaktu-waktu air mencapai ketinggian
hingga 2,5 m (sebelum mencapai pipa by-pass darurat, elevasi 2.75m) maka alarm akan
berbunyi. Dalam Influent Pit (T-100) dipasang juga indikator Tekanan (Pl-101) yang
berfungsi untuk mengukur tekanan pada pipa keluar atau disebut dengan discharge.
Selain itu, untuk mencegah pompa mengalami dry running maka di dalam tangki
dipasang sebuah Level Transmitter (LT-101).

16
17

Gambar 2. Influent Pit (T-100) (Sumber : Dokumen Pribadi)

2. Buffer Tank(T-200)
Setelah air limbah melewati Influent pit, maka selanjutnya air limbah akan masuk ke
dalam buffer tank dan di dalam buffer tank, air limbah akan bercampur dengan lumpur
resirkulasi dari final clarifier (T-600). Effluent pada buffer tank akan dipompa ke tangki
reaksi (T-300) dengan menggunakan pompa terendam P-201 A/B dengan prinsip kerja
sama dengan influent pit yaitu ada 2 pompa, 1 pompa bekerja dan 1 pompa stand by.
Pompa tersebut telah diatur sedemikian rupa agar bisa beroperasi bergantian secara
otomatis. Tekanan pada pipa yang keluar diukur dengan lndikator Tekanan (Pl-201).
Selain itu, untuk mencegah pompa agar tidak mengalami dry running maka dipasang
suatu alat yaitu LevelTransmitter (LT-201) di tangki.
18

Gambar 3. Buffer Tank T-200 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Reaction Tank (T-300)


Pada Tangki Reaksi (T-300) disiapkan sebuah unit DAF untuk air limbah yang
berfungsi untuk menambahkan polimer, bisa mengatur atau menyeragamkan pH,
fluktuasi, Total Suspened Solid. Terdapat sebuah mixer(M-301) yang berfungsi supaya
percampurannya rata. Selain itu dalam tangki reaksi terdapat juga sebuah pH transmitter
(AIT-301) dengan switch point dan alarm. Apabila pH nya terlampau rendah atau
terlalu tinggi maka pompa dosing caustic akan mulai bekerja secara otomatis.

Gambar 4. Reaction TankT-300 (Sumber : Dokumen Pribadi)


19

4. Fasilitas Dosing Bahan Kimia


- Sistem Dosing Caustic (T-1000)
Untuk tangki penyimpanan caustic (T-1000), digunakan tangki HDPE dengan volume 2
m3 dan dosing dilakukan oleh pompa dosing P-1000 A/B. Jika pH di dalam tangki
reaksi (T-300) tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, pH harus dinaikkan dengan
penambahan caustic Pompa P-1001B (kapasitas 40 l/jam) dikontrol oleh pH transmitter
diTangki Reaksi, AIT- 301. Sama hal nya dalam Reaktor Biobulk CSTR (T-800)
apabila pH dalam Reaktor Biobulk CSTR (T-800) tidak sesuai syarat, maka pH harus
dinaikkan dengan penambahan caustic. Terdapat pompa P-1001A (kapasitas 40 l/jam)
dikontrol oleh pH transmitter di Reaktor Biobulk CSTR, AIT- 803.
- Sistem Dosing FeCl 3 (T-1100)
Dalam tangki ini menampung FeCl 3 yang dibutuhkan untuk Biobulk CSTR dalam
proses biologis. Tangki yang digunakan adalah tangki HDPE dengan volume 1 m3 dan
pompa P-1101 sebagai pompa dosing. FeCl 3 merupakan garam logam yang biasanya
digunakan sebagai koagulan karena sifatnya yang akan mengion di dalam air menjadi
kation Fe3+. Kation ini kemudian bereaksi dengan alkalinitas dan terhidrolisis menjadi
padatan hidroksida logam yang tidak larut dalam air. Reaksinya sebagai berikut :

Dengan adanya padatan hidroksida logam ini, mekanisme destabilisasi partikel koloid,
khususnya mekanisme pemerangkapan partikel koloid dalamendapan akan dapat terjadi.
Partikel-partikel koloidyang ada akan terperangkap pada struktur flok hidroksida logam
dan terbawa (Wulan et al, 2010).

5. Unit DAF (T-400)


Setelah air limbah diatur pH dan ditambahkan polimernya dalam tangki reaksi, air
limbah selanjutnya masuk dalam unit DAF (T-400). Nilai pH optimal pH untuk
pengolahan anaerobik adalah antara 6,8 – 7,2. Aktifitas akan berkurang pada pH yang
lebih tinggi atau rendah dari 6,5 – 7,5. pH terlalu rendah (< 5) atau terlalu tinggi (> 8)
akan membunuh bakteri.Di dalam tangki ini lemak dan padatan (solids) dipisahkan dari
air limbah. Padatan dan lemak akan dibawa menuju Reaktor Biobulk CSTR (T-800)
melalui pompa P-401. Sedangkan untuk cairannya akan akan mengalir ke dua tempat.
Yang pertama akan mengalir secara gravitasi menuju ke Tangki Aerasi (T-500). Yang
20

kedua, akan mengalir ke Transfer Pit (T-1600) dalam unit UASB secara gravitasi, lalu
dari Transfer Pit (T-1600) menuju ke Conditioning Tank (T-1700) dengan pompa yaitu
pompa submersible P-1601 A/B. Kemudian Conditioning Tankmenuju ke Reaktor
Biothane UASB (T-1800) dengan pompa feed/mixP-1701A/B.

Gambar 5. Unit DAF (T-400) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

6. Biobulk Reactor / CSTR (T-800)


Kelebihan sludge dari proses aerobik dan lumpur dari DAF diolah lebih lanjut di
Reaktor Biobulk CSTR (T-800). Di dalam tangki ini biomassa ditambahkan. Biomassa
yang dimaksud adalah bakteri anaerob. Beberapa jenis bakteri tersebut antara lain
Diplococcus, Streptoccocus, Staphylococcus, Bacili.Tangki ini sebelum
ditebarbiomassaterlebih dahulu diisi dengan air limbah yang berasal dari tangki
sebelumnya, setelah itu biomassa dan kotoran sapi ditebar dalam tangki ini. Sehingga,
selama proses pengolahan dalam tangki ini air limbah mengandung lumpur yang berasal
dari campuran bakteri anaerob, kotoran sapi, dan air limbah. SudaryatiAgar kondisi
tetap optimum maka ditambahkan Caustic agar dapat mengontrol pH dan nutrient.
Waktu tinggal air limbah di dalam biobulk reactorselama 20 hari untuk mengolah
semua padatan dan lemak. Effluent dari biobulk reactorakan mengalir secara gravitasi
ke sludge thickener (T-900).FeCl 3 selalu ditambahkan kecuali pada saat kondisi pH
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pada kondisi ini, dosing polimer ke tangki reaksi juga
21

akan dihentikan. Sebagai akibatnya, proses koagulasi padatan dan lemak akan berhenti
dan tidak akan ada lumpur yang terapung di permukaan unit DAF. Pada kondisi ini,
semua air limbah akan mengalir ke tangki aerasi.

Gambar 6. Biobulk Reactor (T-800) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

7. Sludge Thickener (T-900)


Air limbah masuk dari bawah dan keluar melalui overflow weir ke tangki aerasi (T-
500). Endapan lumpur dipompa keluar dari dasar Thickener oleh pompa lumpur P-901
dan diresirkulasi kembali ke reaktor Biobulk (T-800). Pl-901 mengindikasikan tekanan
di pipa keluar.
22

Gambar 7. Sludge Thickener (T-900) (Sumber : Dokumen Pribadi)

8. Aeration Tank(T-500)
Air limbah yang berasal dari Unit DAF (T-400), overflow Sludge Thickener(T-900) dan
resirkulasi lumpur dari Final Clarifier (T-600) di tampung dalam Tangki Aerasi (T-
500). Dalam tangki ini dilengkapi dengan 2 surface aerators M-501 A/B dimana dalam
kondisi normal keduanya bekerja yang bertujuan untuk menjamin agar pencampuran
dan suplai udara yang cukup. Selain itu dalam tangki ini dipasang sebuah DO meter
(AlT-501) untuk mengontrol start / stop dari M-501 A/B dan memonitor oksigen yang
terlarut (DO) di dalam tangki.
23

Gambar 8. Aeration Tank (T-500) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

9. Final Clarifier (T-600)


Tangki ini berfungsi mengendapkan lumpur yang terbawa oleh aliran dari T-500
(Tangki Aerasi). Overflow dari Tangki Aerasi (T-500)akan masuk ke Final Clarifier (T-
600) dari bawah dan keluar melalui overflow weir ke Clean Water Tank (T-700). Dalam
tangki ini terdapat terdapat sebuah pompa P-601 A/B (1 pompa bekerja dan 1 pompa
stan-by) untuk memompa keluar lumpur yang mengendap dan diresirkulasi ke tangki
buffer (T-200) dan tangki aerasi (T-500). Pompa P-601 A/B sudah dirancang dan diatur
supaya bisa secara otomatis beroperasi bergantian. P-601 dapat mengukur tekanan pada
pipa discharge P-601 A/B.
24

Gambar 9. Final Clarifier (T-600) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

10. Clean Water Tank (T-700)


Tangki ini sebagai tempat penampungan air limbah yang sudah diolah sebelum pada
akhirnya dialirkan ke sungai. Besarnya debit effluent akan diukur oleh flow transmitter
(FT-701) (Manual process, 2002)

Gambar 10. Clean Water Tank (T-700) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


25

4.2. Pengolahan Limbah Cair secara Anaerob

Pengolahan limbah cair secara anaerob yaitu dengan memanfaatkan aktitivitas


mikroorganisme atau metabolisme sel untuk menurunkan atau menghilangkan substrat
tertentu terutama senyawa-senyawa organik biodegradable dalam air buangan. Proses
metabolisme dibedakan menjadi 2 jenis yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme
adalah semua proses biokimia yang terlibat dalam degradasi atau oksidasi substrat
menjadi produk akhir yang disertai pelepasan energi. Sedangkan anabolisme adalah
proses senyawa kimia yang kecil menjadi molekul yang lebih besar, misalnya asam
amino menjadi protein (Putra, 2015).Sebagian besar zat organik yang teruarai secara
anaerobik terkonversi menjadi biogas dan sebagian kecil menjadi sel baru. Proses ini
menggunakan bakteri jenis anaerob yang mampu hidup pada lingkungan tanpa oksigen.
Intalasi anaerobik dilengkapi dengan perpipaan untuk energi, air bersih, uap, udara
instrumen, pipa inlet, pipa outlet air limbah, dan pipa pembuangan biogas. Penguraian
zat organik secara anaerob merupakan proses bertahap yang mana setiap tahapnya
memerlukan jenis bakteri yang berbeda. Bakteri-bakteri tersebut akan terbentuk secara
alamiah dalam setiap tahapnya memerlukan jenis bakteri yang berbeda. Bakteri-bakteri
tersebut akan terbentuk secara alamiah dalam setiap tahap prosesnya. Proses-proses
dalam pengurain anaerob terdiri dari proses hidrolisis, asidifikasi, asetogenesis, dan
metanogenesis. Pada proses hidrolisis, polimer-polimer seperti polisakarida, lemak, dan
protein akan di degradasi menjadi monomer-monomer seperti heksosa, pentosa, asam
amino, asam lemak, gliserol, dan alkohol. Tahap berikutnya adalah asidifikasi yang
mengubah monomer-monomer menjadi molekul yang lebih sederhana lagi. Tahap
selanjutnya adalah asetogenesis yang mengubah menjadi asetat, CO 2 , dan hidrogen.
Tahap terakhir adalah metanogenesis yang mengubah zat-zat tersebut menjadi metan
oleh bakteri metanogen.

Indikator-indikator dalam proses Anaerobik:


1. Produksi Biogas
Produksi biogas berkaitan langsung dengan besarnya konversi COD yang terjadi selama
proses. Pada instalasi yang beroperasi dengan baik untuk beban yang sedang produksi
biogas akan meningkat dengan cepat sejalan dengan peningktan beban COD. Kelebihan
26

biogas yang dihasilkan menunjukkan kelebihan beban COD yang terkonversi.


Konsentrasi volatile fatty acid (VFA) dalam effluent anerobik akan meningkat dan ini
merupakan tanda terjadinya overloading. Pada kondisi normal, kandungan CO 2 akan
konstan berkisar antara 20-35 % (%volume) tergantung pada jenis air limbah yang
diolah. Pada aplikasi tertentu, rasio gas metan (CH 4 ) dan karbon dioksida (CO 2 )
cenderung meningkat jika terjadi overloading.

2. Volatile Fatty Acids (VFA)


VFA adalah jumlah konsentrasi aktual asam berkadar lemak rendah seperti asam asetat,
asam propionat, dan asam butarat. Konsentrasi VFA ini tidak boleh lebih besar dari 5
meq/l (approx. 500 ppm VFA-COD). Konsentrasi VFA yang tinggi mengindikasikan
sistem mengalami overloading atau dalam kondisi yang buruk.

3. Suspended Solids
TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang
ada dalam limbah membran setelah dilakukan penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron (Sugiharto, 1987) dalam Agnes (2005).Penentuan zat padat tersuspensi
(TSS) bertujuan supaya kekuatan pencemaran air limbah domestik dapat diketahui serta
berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air. MLSS = Mixed Liquor
Suspended Solids (Analisa konsentrasi lumpur). Konsentrasi disain 4.5 g/l. Beban
organik 0.17 kg COD/kg SS per hari. Kelebihan lumpur akan dibuang sebagai surplus
sludge. Cara yang mudah agar dapat mengetahui bahwa seberapa besar hilangnya
lumpur bersama effluent anaerobik yaitu dengan imhoff cone yang bisa mengetahui
jumlah padatan yang mengendap (ml/l) dalam waktu tertentu. Nilai imhoff selama 5
menit dari effluent anaerobik saat pada kondisi normal diasumsikan bahwa setelah 5
menit granular biomass yang mengendap hanya sebagian besar dan suspansed solid
“normal” tidak termasuk, serta tidak boleh lebih dari 1-3 ml/l.

4. Tingkat Reduksi
Reduksi effluent anaerobik ada kaitannya dengan tingkat reduksi pada IPAL COD
influent. Reduksi total COD dirancang sebesar 70 % atau lebih. Jika overloadingterjadi
dalam sistem, nilai COD, VFA, TSS, dan ASS pada effluent anaerobik akan
27

meningkat.Maka, produksi biogas akan berkurang dan komposisi biogas akan


mengalami perubahan (lebih banyak mengandung CO 2 ).

4.3. METODE ANALISIS


4.3.1. Alat dan Bahan
Ph meter, gelas beker, kuvet,Spektrofotometer, tabung reaksi, rak tabung reaksi COD
reaktor, buret. Bahan yang digunakan adalah efluent limbah dari masing-masing tanki ,
reagen K 2 Cr 2 O 7 , reagen Ag 2 SO 4 ,

4.3.2. Prosedur Analisis


• Analisis Volatile Fatty Acid (VFA)
Sampel limbah diencerkan dengan pengenceran sesuai kondisi limbah saat itu.
Selanjutnya di-titrasi dengan larutan HCl 0,1 N hingga pH mencapai 3,00 lalu dicatat
sebagai volume titrasi a ml. Kemudian dilakukan distilasi. Kemudian didinginkan
sampe suhu ruang. Lalu, dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga pH mencapai 6,5
lalu dicatat sebagai b ml. Perhitungan konversi VFA dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
(𝒃𝒃×𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏)−(𝒂𝒂+𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏)
RUMUS : 𝟗𝟗𝟗𝟗,𝟐𝟐𝟐𝟐

• Analisa kadar suspended Solid (SS)


- Diambil sampel dari sampling point effluenttank, lalu dimasukkan dalam gelas
beaker
- Dihidupkan spektrofotometer dan dipilih program untuk analisa SS(630 nm),
kemudian ditekan tombol enter, setelah itu diatur panjang gelombang 810 nm.
- Dimasukkan aquades sebanyak 25 ml ke dalam kuvet sebagai blanko, Lalu kuvet
dimasukikan dalam cell holder spektrofotometer dan ditekan tombol zero, tunggu
sampai kemudian muncul angka 0 mg/L di layar
- Sampel yang ada di gelas beaker diencerkan, pengenceran disesuaikan dengan
kondisi limbah pada saat itu
- Sampel yang sudah diencerkan dituang dalam kuvet sebanyak 25 ml.kemudian
dimasukkan dalam spektrofotomter
- Ditekan tombol read, ditunggu sampai muncul hasilnya kemudian dicatat.
28

• Analisa Chemical Oxygen Demand (COD)


Pertama-tama, sampel dimasukkan sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung.
Sampel-sampel tersebut adalah T-200, DAF effluent (T-400), UASB effluent (T-1800),
DT-800, T-800, T-700, dan aquades. Kemudian sampel ditambah dengan reagen
K 2 Cr 2 O 7 , reagen Ag 2 SO 4 lalu dimasukkan ke dalam COD reaktor untuk selama 2 jam.
Setelah 2 jam didinginkan beberapa waktu hingga tabung dingin. Lalu, setelah tabung
dingin diukur nilai COD nya dengan spektrofotometerdengan kode COD HR (435)
dengan panjang gelombang 620 nm. Nilai maksimal VFA yaitu 5 meq/l. 1 meq VFA/l =
100 mg/l COD.

• Analisis Imhoff
Sampel darieffluentBiobulk CSTR (T-800) diletakkan ke dalam tabung imhoff
sedimentation kemudian didiamkan selama 30 menit. Setelah didiamkan 30 menit
diamati endapan yang terbentuk.

4.4. Hasil Analisis


4.4.1. Tabel 1. Hasil analisa dan Pengamatan COD (Chemical Oxygen Demand),
SS (Suspended Solid), VFA (Volatile Fatty Acid)dan Imhoff pada
pengolahan (fat) (Biobulk CSTR)

Hasil analisis dan pengamatanCOD, SS, VFA, serta Imhoff dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 2. Analisis dan Pengamatan COD, SS, VFA dan Imhoff pada pengolahan (fat)
(Biobulk CSTR)
Sample Point no : 5 Biobulk CSTR / T-800

COD-Total VFA (meq/l) Suspended Solid (SS) Imhoff Sedimentation


(TCOD) (mg/l) (mg/l) Volume 5 ' (ml/l)
100250 0,92 22500 tidak mengendap
67250 0,48 27250 2
50800 1,12 31200 tidak mengendap
21600 0,55 28100 tidak mengendap
27500 0,21 20750 tidak mengendap
29

9000 0,38 27250 tidak mengendap


24500 0,71 41750 tidak mengendap
14000 0,12 26250 tidak mengendap
21250 0,64 25000 tidak mengendap
26100 0,57 27400 tidak mengendap
Keterangan :
VFA max 5 (meq/l)
Imhoff 1-3 (ml/l)

Tabel 1. diatas merupakan hasil analisis (COD, SS, VFA) dan pengamatanImhoffselama
10 hari di PT. Sarihusada Unit II Klaten. Untuk hasil analisis TSS dan COD tidak ada
ketentuan batas maksimum dalam Biobulk CSTR (T-800). Sedangkan untuk VFA batas
maksimum adalah 5 meq/l dan imhoff 1-3 ml/l. Berdasarkan tabel diatas untuk nilai
VFA tidak ada yang melebihi batas. Data yang diperoleh berkisar 0,21 – 1,12.

4.4.2. Tabel 2. Hasil analisa SS (Suspended Solid), pada pengolahan (fat)(Sludge


Thickener)T-900

Sample Point no : 6 Anaerobic sludge


resirculation (T-900)
Suspended Solid (SS) (mg/l)
10500
25500
34600
31900
27000
23250
21750
16500
28250
31800
Keterangan :

SS max 10000 mg/l

Berdasarkan tabel. 2 dapat dilihat bahwa hasil analisa SS (Suspended Solid), pada
pengolahan (fat) (Sludge Thickener) T-900 selama 10 hari nilai SS melebihi batas
maksimal yaitu 10000 mg/l. Nilai SS tertinggi diperoleh pada hari ke-3 sebesar 34600.
30
BAB V
PEMBAHASAN

Analisa dalam pengolahan limbah cair yang saya lakukan saat kerja praktek di PT.
Sarihusada Unit II Klaten meliputi analisa SS (Suspended Solid), Chemical Oxygen
Demand (COD), Volatile Fatty Acid (VFA), dan Imhoff. Pengolahan limbah cair ini
dimaksudkan agar menghilangkan kadar bahan pencemar yang ada di dalam limbah cair
supaya memenuhi baku mutu pemerintah agar dapat dibuang ke lingkungan. Adsorpsi
dan koagulasi adalah metode penanganan limbah menggunakan karbon aktif untuk
menghilangkan COD, BOD, dan warna dengan menggunakan parameter seperti dosis
adsorben, lama kontak, suhu sehingga dapat menurunkan warna 90 %. pengolahan
secara fisika dengan menggunakan sedimentasi yaitu dengan separator hidrodinamik
Vortex padat sistem pemisahan padatan dan larutan dapat digunakan untuk mengolah
limbah cair. Sedangkan pengolahan limbah secara biologi dilakukan dengan sistem
anaerob dan aerob yaitu dapat mendekolorisasi zat warna Reactive Black 5 yang dapat
menurunkan nilai COD (Widayanti et al, 2012). TSS (Total Suspended Solid) adalah
jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah membran setelah
dilakukan penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987)
dalam Agnes (2005). Dalam analisa SS (Suspended Solid) ini menggunakan
spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum dan dengan panajang
gelombang tertentu, sedangkan fotometer sebagai pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi.Prinsip kerja dari alat ini adalah sampel menyerap
radiasi (pemancar) elektromagnetis yang terlihat pada panjang gelombang tertentu
(Ramadhaniet al, 2013). Dalam analisa COD (Chemical Oxygen Demand)
menggunakan 2 reagen K 2 Cr 2 O 7 , reagen Ag 2 SO 4 .Hal ini sesuai dengan (G. Alerts dan
SS Santika, 1987) dalam Agnes (2005) Chemical Oxygen Demand (COD) adalah
jumlah oksigen (mg O 2 ) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada
dalam 1 liter sampel air, dengan pengoksidasi K 2 Cr 2 O 7 sebagai sumber oksigen
(oxidizing agent). Berdasarkan hasil analisa dapat dilihat bahwa pada tabel.1 ada 4
parameter yang dianalisa yaitu COD (Chemical Oxygen Demand), SS (Suspended
Solid), VFA (Volatile Fatty Acid), dan Imhoff dengan batas maksimal VFA yaitu max 5

31
32

(meq/l), sedangkan untuk Imhoff 1-3 (ml/l). Batas maksimal kedua parameter tersebut
ditentukan oleh konsultan limbah (Biothane) atas permintaan perusahaan. Hal
iniberlaku juga untuk tabel 2. Nilai imhoff pada tabel hasil analisa menunjukkan hasil
yaitu tidak mengendap. Hal ini menandakan bahwa kurangnya pangan pada bakteri
sehingga bakteri akan mengambang. Nilai COD (Chemical Oxygen Demand), SS
(Suspended Solid) dalam kedua tabel ini melebihi baku mutu pemerintah karena dalam
tangki ini bukan proses akhir dari pengolahan limbah. Proses akhir dalam pengolahan
limbah di PT. Sarihusada Unit II Klaten ini adalah Final Effluent Tank (T-700). Dalam
tangki T-700 ini limbah yang dikeluarkan harus berdasarkan baku mutu pemerintah
yaitu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012.

32
BAB VI
KESIMPULAN & SARAN

6.1. Kesimpulan
• Pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh PT. Sarihusada Generasi Mahardika
Unit II Klaten meliputi pengolahan secara aerob dan anaerob yaitu Biobulk CSTR
dan Extended Aeration.
• Pengolahan Limbah secara anaerob (fat) yaitu Influent Pit (T-100), Buffer Tank(T-
200), Reaction Tank (T-300), Unit DAF (T-400), Biobulk Reactor / CSTR (T-800),
Sludge Thickener (T-900), Aeration Tank (T-500), Final Clarifier (T-600), Clean
Water Tank (T-700)
• Analisa yang dilakukan dalam PT. Sarihusada Generasi Mahardika Unit II yaitu
analisa Volatile Fatty Acid (VFA), Suspended Solid (SS), Chemical Oxygen Demand
(COD), dan Imhoff
• Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dari tabel 1 dan tabel 2 batas / baku mutu
ditetapakan oleh perusahaan dari Konsultan Biothane
• Analisa Imhoff yaitu analisa yang dilakukan untuk melihat endapan yang ada dalam
limbah cair

6.2. Saran
1. PT. Sarihusada Generasi Mahardika Klaten harus melakukan pengawasan dan
pemantauan secara rutin terhadap Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar sesuai
dengan standar.
2. Beberapa alat yang ada di lab untuk menguji pH, suhu, COD, TSS seperti COD
reaktor, pH meter, spektrofotometer sebaiknya dilakukan kalibrasi secara rutin agar
hasil analisa pun akurat
3. PT. Sarihusada Klaten sebaiknya dalam mendapatkan peserta kerja praktek tidak
hanya pada satu unit saja, tetapi bisa digilir ke unit-unit lain agar makin luas
pengetahuan dan pengalaman mengenai industri pangan

33
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Anita Rahmawati, R. Azizah. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN
Coliform pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk.
Jurnal Kesehatan Lingkungan; Surabaya: 2005 Jul: 2(1): 97-100. Retrived from
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-10.pdf

Manual Proses. 2002. Biothane System International, PT. Sari Husada, Klaten

Putra, A.N. 2015. Laju Metabolisme Pada Ikan Nila Berdasarkan Pengukuran Tingkat
Konsumsi Oksigen. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : 13-18. Retrived
from http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpk/article/viewFile/265/170

Ramadhani, S., Sutanhaji, A.T., Widiatmono, B.R. 2013. Perbandingan Efektivitas


Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk), Poly Aluminium Chloride (PAC),
dan Tawas sebagai Koagulan untuk Air Jernih.Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem Vol. 1 No. 3, Oktober 2013, 186-193. Retrived from
http://www.jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/128/130

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012. Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik. Retrived from
http://jdihukum.jatengprov.go.id/download/produk_hukum/perda/perda_tahun_20
12/perda_5_th_2012.pdf

Wulan, Praswasti.PDK., Gozan, M., Nugroho, W, A,. 2010.Optimasi Penggunaan


Koagulan Pada Pengolahan Air Limbah Batubara. ISSN 1693 – 4393.Retrived
from http://repository.upnyk.ac.id/591/1/48.pdf

Widayanti, G., Widodo, D.S., Haris, A. 2012. Elektrodekolorisasi Perairan Tercemar


Limbah Cair Industri Batik dan Tekstil di Daerah Batang dan Pekalongan.Jurnal
Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 62 – 69. Retrived from
https://media.neliti.com/media/publications/ 23066=5 -elektrodekolorisasi-perairan-
tercemar-li-d5af74de.pdf

34
LAMPIRAN

Lampiran 1. Baku Mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa TengahNomor 5 Tahun


2012

Lampiran 2. Baku Mutu PT. Sari Husada Klaten

35
36
37

Lampiran 3. Skema Pre Treatment Pengolahan Limbah di PT. Sarihusada


Generasi Mahardika
38

Lampiran 4. Skema DAF Unit di PT. Sarihusada Generasi Mahardika

Lampiran 5. Skema Chemical Dosing di PT. Sarihusada Generasi Mahardika


39

Lampiran 6. Skema Proses Pengolahan Limbah Secara Anaerobik(Fat) di PT.


Sarihusada Generasi Mahardika

Lampiran 7. Skema Proses Pengolahan Limbah Secara Aerobik di PT.


Sarihusada Generasi Mahardika
40

Lampiran 8. Denah WWTP di PT. Sarihusada Generasi Mahardika

Anda mungkin juga menyukai