OLEH
Farrah Azizah Ahzahra
NIM : 11141030000018
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah swt, atas berkah dan rahmat-
Nya penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Peneliti menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penelitian ini tidak
akan terselesaikan. Oleh sebab itu, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku ketua Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Mery Nitalia, SpPK selaku dosen pembimbing 1 yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing peneliti dari awal hingga terselesaikannya penelitian ini.
4. Dr. dr. Mukhtar Ikhsan, SpP(K), MARS, FIRS selaku dosen pembimbing 2
yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan dan membimbing peneliti dari awal hingga terselesaikannya
penelitian ini.
5. Chris Adhiyanto, M.Biomed, PhD selaku penanggung jawab modul riset yang
selalu mengarahkan dan mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan
penelitian.
6. Kedua orang tua peneliti Yanuar Saritama dan Titik Handayani, yang
senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada peneliti, terima
kasih juga untuk kasih sayang dan pengorbanan yang penuh keikhlasan yang
menjadikan kelancaran dalam setiap langkah hidup peneliti.
7. Kakak peneliti Malik Syaifullah yang telah memberikan dukungan kepada
peneliti.
8. Kepala ruangan rekam medik di RSUD Tangerang Selatan yang telah
membantu peneliti dalam pengambilan data.
v
9. Widya, Widyandini, dan Zulfiana selaku teman kelompok skripsi yang telah
saling memberikan motivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan laporan
penelitian ini.
10. Annisa Nadia, Neti, Aufa, dan Carin terima kasih atas semangat serta
dukungan yang telah diberikan.
11. Teman-teman PSKPD angkatan 2014 serta seluruh staf pengajar PSKPD
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
ABSTRAK
Farrah Azizah Ahzahra, Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Profil
Limfosit Pada Pasien Tuberkulosis Paru Kasus Baru di RSUD Tangerang Selatan.
2017.
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
viii
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian .................................................... 24
3.6 Kriteria Sampel Penelitian ......................................................................... 24
3.6.1 Kriteria inklusi .................................................................................... 24
3.6.2 Kriteria eksklusi .................................................................................. 24
3.7 Alat dan Bahan .......................................................................................... 24
3.8 Alur Penelitian ........................................................................................... 25
3.9 Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 26
3.10 Pengolahan data ........................................................................................ 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Distribusi Jenis Kelamin ............................................................................ 27
4.2 Distribusi Umur ......................................................................................... 28
4.3 Profil Leukosit ........................................................................................... 28
4.4 Profil Limfosit ........................................................................................... 29
4.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 31
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................... 32
5.2 Saran .......................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 33
LAMPIRAN ....................................................................................................... 36
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 38
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
TB : Tuberkulosis
WHO : World Health Organization
MHC : Major histocompatibility complex
CMI : Cell mediated immunity
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
BTA : Basil tahan asam
OAT : Obat antituberkulosis
LAM : Lipoarabinomannan
CD : Cluster of differentiation
APC : Antigen presenting cell
IFN : Interferon
IL : Interleukin
TNF : Tumor necrosis factor
NK : Natural killer
Th : T helper
iNOS : Inducible nitric oxide synthase
PF : Pemeriksaan fisik
BAL : Bronchoalveolar lavage
BJH : Biopsi jarum halus
PCR : Polymerase chain reaction
CT−scan : Computed tomography scanner
DNA : Deoxyribonucleic acid
ELISA : Enzyme−linked immunosorbent assay
Ig : Immunoglobulin
LED : Laju endap darah
DHT : Delayed−type hypersensitivity
Tdth : T delayed−type hypersensitivity
CTL : Cytotoxic T lymphocyte
Treg : T regulatory
xii
HIV/AIDS : Human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency
syndrome
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1.2 Epidemiologi
Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2015 Indonesia menempati
peringkat ke−2 negara dengan jumlah penderita TB terbanyak didunia.
Prevalensi TB di Indonesia menurut WHO mencapai 1,02 juta jiwa. Pada tahun
2010 insidensi diperkirakan berjumlah 430 ribu kasus baru per tahun dan
jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61 ribu kematian per tahun.14
4
5
2.1.4 Patofisiologi
TB ditransmisikan melalui droplet nuclei yang berisi basil M
tuberculosis yang dikeluarkan oleh pasien TB paru aktif ketika batuk, bersin,
atau berbicara kemudian terhirup oleh orang sehat. Droplet nuclei yang
terhirup memiliki ukuran yang sangat kecil, sehingga bakteri M tuberculosis
dapat lolos melewati pertahanan mukosiliar yang kemudian akan masuk ke
dalam alveolus dan menetap disana. Bakteri yang masuk ini kemudian
difagositosis oleh makrofag yang belum teraktivasi secara spesifik. Proses
fagositosis dapat terjadi melalui interaksi dengan molekul permukaan
makrofag, seperti reseptor komplemen, reseptor mannosa, reseptor IgG Fc, dan
reseptor type A scavenger.16, 17
Setelah terjadi proses fagositosis kemudian akan terbentuk fagosom,
dinding bakteri akan menghasilkan glikolipid lipoarabinomannan (LAM) yang
dapat menghambat ion Ca2+ intrasel. Fungsi fusi fagosom−lisosom makrofag
dipicu oleh Ca2+/calmodulin, karena ion Ca2+ dihambat maka fungsi fusi
fagosom−lisosom akan terganggu sehingga bakteri dapat bertahan di dalam
fagosom tersebut. Jika bakteri dapat menghentikan maturasi fagosom, bakteri
7
2.1.5 Patogenesis
Bakteri M tuberculosis yang masuk ke saluran napas akan bersarang di
jaringan paru, kuman tersebut akan membentuk suatu sarang pneumonik yang
disebut sarang primer atau afek primer. Dari sarang primer akan terjadi
peradangan pada saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal).
Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus
(limfadenitis regional).8
9
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis TB dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan bakteriologik, radiologik, dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
1. Gejala klinik TB dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala
respiratorik dan gejala sistemik
a. Gejala respiratorik
batuk ≥ 3 minggu
batuk darah
sesak napas
nyeri dada
b. Gejala sistemik
demam
malaise
keringat malam
anoreksia
berat badan menurun
2. Pemeriksaan fisik (PF)
Pada PF kelainan yang akan ditemukan bergantung pada organ
yang terlibat. Pada tuberkulosis paru kelainan yang dapat ditemukan
antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki
basah, dan tanda penarikan paru; diafragma; dan mediastinum. Pada
pleuritis tuberkulosa kelainan yang ditemukan bergantung pada
banyaknya jumlah cairan di rongga pleura, pada perkusi ditemukan
suara pekak dan pada auskultasi ditemukan suara napas yang melemah
sampai tidak terdengar. Pada limfadenitis tuberkulosa terjadi
pembesaran kelenjar getah bening yang sering terjadi di daerah leher
dan kadang di daerah ketiak.
3. Pemeriksaan bakteriologik
Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman
tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan
diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari
11
2.1.8 Limfosit
Pada infeksi bakteri intraselular seperti M tuberculosis tubuh tidak
dapat melawan dengan hanya mengandalkan imunitas alami tapi juga
membutuhkan imunitas adaptif terutama imuntas selular yang diperankan oleh
sel limfosit T.27
Limfosit T dibentuk di sumsum tulang, proliferasi dan pematangannya
terjadi di dalam organ timus sebagai organ limfoid primer, sel−sel itu
kemudian masuk ke peredaran darah menuju ke jaringan/organ limfoid
sekunder untuk bermukim sementara dan kemudian dilanjutkan dengan
18
(dalam tahun).
2 Pasien Pasien dengan Rekam Melihat rekam Kategorik
TB paru diagnosis TB medik medik Ya
Keterangan:
n = Jumlah pasien TB
Alpha (𝛼) = Kesalahan generalisasi, ditetapkan sebesar 5%
Z𝛼 = Nilai standar alpha 5%, yaitu 1,96
P = Prevalensi limfositosis pada pasien TB berdasarkan
kepustakaan yaitu 63%.11
Q = 1−P = 1−0,63 = 0,37
D = Kesalahan prediksi prevalensi limfositosis pada pasien
TB yang masih dapat diterima, ditetapkan sebesar 10%
Dengan demikian, jumlah subjek yang diperlukan adalah 90.
23
24
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pasien TB paru kasus baru di RSUD Tangerang
Selatan berdasarkan jenis kelamin.
Jenis kelamin Frekuensi (n=90) Persentase (%)
L 58 64,4
P 32 35,6
Total 90 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa TB paru lebih banyak diderita
oleh laki−laki dibandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wadjah N20 di Banggai dan Dian Wahyu Laily21 di Manado
dimana didapatkan jumlah pasien TB paru laki−laki lebih banyak daripada
perempuan. Banyaknya jumlah kejadian TB paru pada laki−laki disebabkan oleh
karena laki-laki memiliki mobilitas yang lebih tinggi daripada perempuan
sehingga kemungkinan untuk terpapar TB lebih besar, selain itu kebiasaan seperti
merokok dan mengonsumsi alkohol dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga
lebih berisiko terinfeksi TB paru.22, 23
27
28
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pasien tuberkulosis paru kasus baru di RSUD
Tangerang Selatan berdasarkan umur.
Umur Frekuensi (n=90) Persentase (%)
15−64 85 94,4
>64 5 5,6
Total 90 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien TB paru lebih banyak
diderita oleh kelompok usia produktif dibandingkan kelompok usia non produktif.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilayanti EY24 di Padang
yang menyatakan bahwa TB paru lebih banyak terjadi pada kelompok usia
produktif. Mobilitas yang tinggi, lingkungan kerja yang padat, dan interaksi
dengan orang banyak dapat meningkatkan risiko terjadinya TB paru. Kondisi
tersebut menyebabkan orang dengan usia produktif lebih banyak menderita TB
paru.23
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pasien tuberkulosis paru kasus baru di RSUD
Tangerang Selatan berdasarkan jumlah leukosit.
Leukosit Frekuensi (n=90) Persentase (%)
<5.000/mm3 5 5,6
5.000−10.000/mm3 48 53,3
>10.000/mm3 37 41,1
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pasien tuberkulosis paru kasus baru di RSUD
Tangerang Selatan berdasarkan jumlah limfosit relatif.
Limfosit Frekuensi (n=90) Persentase (%)
<20% 60 66,7
20−40% 29 32,2
>40% 1 1,1
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pasien tuberkulosis paru kasus baru di RSUD
Tangerang Selatan berdasarkan jumlah limfosit absolut.
Limfosit absolut Frekuensi (n=90) Persentase (%)
<1.000/mm3 16 17,8
1.000−4.000/mm3 74 82,2
>4.000/mm3 0 0
Pada penelitian ini juga didapatkan pasien dengan jumlah limfosit yang
normal, kemungkinan hal ini terjadi karena pasien mengalami TB paru ringan,
dengan tidak adanya penurunan kadar albumin, hematokrit, dan indeks masa
tubuh serta tidak adanya gambaran radiologi TB paru yang luas.
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 90 pasien
tuberkulosis paru kasus baru di RSUD Tangerang Selatan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Sebanyak 66,7% pasien mengalami limfopenia relatif, 32,2% pasien
normal, dan 1,1% pasien mengalami limfositosis relatif
Sebanyak 17,8% pasien mengalami limfopenia absolut dan 82,2%
pasien normal
Rerata limfosit relatif pasien 18,86%
Rerata limfosit absolut pasien 1.696/mm3.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab dapat
terjadinya keadaan limfositosis dan limfopenia pada pasien TB paru
Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode dan sampel
yang lebih baik agar dapat lebih menggambarkan keadaan populasi
Digunakannya data primer untuk lebih memudahkan peneliti
mengumpulkan data
Dibandingkan nilai limfosit pada TB kasus baru dengan TB kasus
lama.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
natural cytotoxic cells in different tuberculosis states and body fluids. Rev
Clin Esp. 1996 Apr;196(4):223−7
25. Sahal YP, Afgani A, Nilapsari R. Hubungan jumlah sel limfosit dengan usia
dan status nutrisi pada penderita tuberkulosis. Global Med Health
Communication. 2013;2(2):73−8
26. Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. 4th rev.
ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016. p 14
27. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and molecular immunology. 7th
rev. ed. Baker DL, ilustrator. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2013. p
350−415
28. Iqbal S, Ahmed U, Zaidi SBH. Monocyte lymphocyte ratio as a possible
prognostic marker in antituberculous therapy. J Rawalpindi Medical College.
2014;18(2):178−81
29. Davoudi S, Rasoolinegad M, Younesian M, et al. CD4+ counts in patient with
different clinical manifestation of tuberculosis. Braz J Inf Dis.
2008;12(6):483−6
30. Jones BE, Oo MM, Taikwel EK, et al. CD4+ cell count in human
immunodeficiency virus-negative patient with tuberculosis. Clin Inf Dis.
1997;24:988−91
31. Arif M. Penuntun praktikum hematologi. Fakultas Kedokteran Universitas
Hassanudin Makassar. 2009. Diakses: 31 Okt 2017, dari:
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/04/MANUAL-
CSL-1-HEMATOLOGI-2.pdf
32. Pagan KD, Pagana TJ. Mosby’s diagnostic & laboratory test reference. 11th
rev. ed. St. Louis: Elsevier; 2013. p 989−93
33. Pemerintah Kabupaten Grobogan. Struktur usia dan angka ketergantungan
penduduk tahun 2016. Diakses: 31 Okt 2017, dari:
https://www.grobogan.go.id/profil/kondisi-demografi/struktur-usia-penduduk
34. Alves CN, Booty MG, et al. In search of paradigm for protective immunity to
TB. Nature Reviews Microbiology . 2014;12:289−99
36
LAMPIRAN 1
(Surat perizinan pengambilan data)
37
LAMPIRAN II
(Surat persetujuan etik)
38
DATA PRIBADI
Nama : Farrah Azizah Ahzahra
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 1 Juni 1997
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sukabangun 2 komplek Nuansa Puspita
blok G.04, Sukajaya, Sukarami, Palembang,
Sumatera Selatan
No Telepon/Hp : 082178086074
Email : farrah.azizah@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1) Tahun 2002 – 2008 : SD Muhammadiyah 14 Palembang
2) Tahun 2008 – 2011 : SMP Negeri 19 Palembang
3) Tahun 2011 – 2014 : MA Negeri 2 Palembang
4) Tahun 2014 – sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta