Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Strategi Sukses Mengelola Karir Dan Bisnis”


Oleh :
Widya Rahma Wulandari (1909001118)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia
yang dibimbing oleh :
Dra. ROISAH, M.Mpd

Fakultas Ilmu Komunikasi


Universitas Satya Negara Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa


Ta’ala karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia yang berjudul “Strategi Sukses Mengelola Karir Dan Bisnis”
dengan tepat waktu.
Penulis sangat berharap bahwa makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai strategi
mengelola karir dan bisnis
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini
yang tak mungkin bisa sempurna. Penulis menyadari bahwa makalah
yang di buat masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
dengan hati terbuka menerima segala kritik dan saran kepada siapa saja
yang telah membaca makalah ini, agar kedepan nya penulis dapat
mengetahui kekurangan itu. Semoga makalah ini bisa berguna baik
untuk penulis sendiri maupun para pembaca.
Terimakasih.

Bekasi, 22 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. CARA MENTRANSFORMASI PERUSAHAAN GUREM
MENJADI BISNIS BERVISI DAN BERDAYASAING
GLOBAL………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Kelebihan .............................................................................
B. Kekurangan ..........................................................................
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Faktor apakah yang membuat seseorang bisa sukses dalam karier dan
atau bisnis? Mengapakah ada orang yang telah bekerja berbelas bahkan berpuluh
tahun tanpa mendapatkan peningkatan karier dan penghasilan yang berarti,
sedangkan ada orang yang hanya dalam beberapa tahun saja telah mendapatkan
posisi karier dan penghasilan yang tinggi? Seperti kata pepatah, "Success breeds
success", juga bisa dikatakan bahwa "Money breeds money!", bahwa kalau kita
sudah sukses, maka untuk menjadi lebih sukses adalah pekerjaan mudah serta
alamiah. Demikian juga, jika kita telah mempunyai banyak uang, maka untuk
mendapatkan lebih banyak uang lagi adalah pekerjaan mudah karena lebih banyak
alternatif investasi menjadi lebih banyak. Sebaliknya, jika kita masih miskin atau
masih menjadi 'nobody', maka segala hal tampaknya tertutup dan sukar. Orang
kaya hanya mau bergaul dengan orang kaya. Orang besar hanya mau bergaul
dengan orang besar. Sehingga konsekuensi logisnya ialah orang kaya akan
menjadi semakin kaya. Sedangkan orang miskin atau orang kecil karena hanya
berani dan bisa bergaul dengan orang kecil dan atau orang miskin juga yang
mungkin saja saling menyusahkan (minta pertolongan) akan tetap miskin atau
kecil, bahkan bisa saja menjadi bertambah miskin.
Memang ironis dan nampak tidak adil, namun demikianlah hu-kum hidup.
Seperti satu ayat yang pernah saya baca yaitu berbunyi, "Karena setiap orang yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, sebingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang
tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
B. Rumusan Masalah
1. Faktor apakah yang membuat seseorang bisa sukses dalam
karier dan atau bisnis?
2. Mengapakah ada orang yang telah bekerja berbelas bahkan
berpuluh tahun tanpa mendapatkan peningkatan karier dan penghasilan
yang berarti, sedangkan ada orang yang hanya dalam beberapa tahun saja
telah mendapatkan posisi karier dan penghasilan yang tinggi?

C. Tujuan Penulisan
1. Memberi pengetahuan tentang strategi sukses mengelola karir dan
bisnis
BAB II
PEMBAHASAN

CARA MENTRANSFORMASI
PERUSAHAAN GUREM
MENJADI BISNIS BERVISI
DAN BERDAYASAING GLOBAL

Pertumbuhan ekonomi senantiasa menuntut peningkatan dalam Jfcl


keberagaman dan kualitas pelayanan di berbagai sektor. Pelayanan transportasi
pun tidak cukup hanya terbatas pada pengiriman barang secara fisik sampai ke
tujuan. Akan tetapi jenis pelayanan lain juga diperlukan misalnya pengemasan
yang baik, bongkar muat, pengurusan dokumen kepabeanan, penanganan multi-
mocla yang tepat dan lancar, jaminan asuransi clalam jenis layanan yang sejalan
dengan terus bertambah tinggi mutu dan nilai barang yang dikirimkan. Pengirim
atau pemilik barang pun tidak mau lagi terlibat dalam proses pengiriman barang
yang semakin rumit, baik dalam penanganan fisik pengiriman maupun dalam
pengurusan dokumen. Pengirim ingin pelayanan dalam paket yang lengkap, dari
pintu ke pintu. Barang harus diambil dari gudang asalnya dan bisa sampai di pintu
tujuan secara utuh, tepat waktu, dan pada harga yang memadai.
Pelayanan yang semakin meningkat dan bertambah kompleks ini
memerlukan keanekaragaman jasa pelayanan yang baru baik dalam jenis maupun
mutu, guna memenuhi kesempurnaan dalam pengiriman barang yang nilai,
bentuk, dan ragamnya terus bertambah pula. Hal ini penting mengingat global
mobility yang telah menjadi isu dunia telah berada di depan kita, dan perlu
diantisipasi dengan baik, efektif, dan efisien.
Sementara itu, perusahaan angkutan yang ada belum dapat mengikuti dan
memenuhi tuntutan itu. Perkembangan teknologi yang cepat dalam dunia
transportasi dan persyaratan dalam pengelolaan transportasi yang harus dipenuhi
berikut teknologi informasinya membuat perusahaan angkutan sepertinya
tenggelam dalam permasalahan internal masing-masing. Belum lagi kapasitas,
kecepatan, keamanan, pelayanan tepat waktu dari alat transportasi ini yang
memerlukan SDM berkualitas dan mencukupi dalam kuantitas.
Informasi-Informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tidak selalu
baik. Maka dengan itu kita membuat konsep program yang diawali dengan
menyusun potret diri perusahaan, melalui penelaahan SWOT (Kekuatan,
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman).
Atribut perusahaan yang sangat diperlukan untuk menunjukkan identitas
dan citra perusahaan (corporate identity dan corporate image), sangat tidak
representatif kalau boleh dikatakan tidak ada sama sekali. Gedung kantor, logo,
company profile, baju seragam, perilaku karyawan adalah beberapa contoh di
antaranya;
a) Kualitas sumber daya manusia yang berjumlah n 600 orang, 85 % di
antaranya berpendidikan paling tinggi SMA, jenjang karier berdasarkan
senioritas, pendapatan karyawan masih di bawah UMR, karena masih
mengikuti standar gaji POPS tahun 1977, dan belum memiliki konsep
perencanaan karier yang memadai;
b) Terbatasnya SOP (Standard Operating Procedure) yang dipakai sebagai
pedoman kerja dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, seperti
bidang pemasaran, keuangan, operasi, pro-duksi dan biaya. Demikian juga
dengan tenaga pemasaran, selain terbatas jumlahnya juga kurang andal di
dalam penguasaan profesi forwarder, serta penguasaan bahasa Inggris;
c) Dalam struktur organisasi tidak ditemui adanya instansi khusus yang
menangani perencanaan dan pengembangan, yang dapat merumuskan visi,
misi, dan program hari depan

Melihat kondisi perusahaan seperti di atas, timbul berbagai pertanyaan


mendasar: Apakah kegiatan operasional perusahaan dapat dikembangkan dari
segmental menjadi logistik dan distribusi yang bernuansa kesisteman? Apakah
strategi pemasaran yang bersifat pasif/individual dapat diubah menjadi
proaktif/'teamwork dengan fokus kepuasan pelanggan? Apakah pendekatan
manajerial yang semula birokratis dapat dibentuk menjadi sistem merit dan
fleksibel? Apakah pola operasi yang konservatif dapat ditingkatkan menjadi
modern dan terpadu? Apakah jumlah dan kapasitas kar-yawan yang antisipatif
terhadap kebutuhan pasar dapat diposisikan menjadi SDM yang profesional,
berjiwa entrepreneur, mempunyai wawasan iptek dan wawasan global?
Selanjutnya apakah perusahaan yang kondisinya seperti ini akan diteruskan, di-
merger, menjadi anak perusahaan BUMN lain, atau dilikuidasi? Sederet
pertanyaan tersebut akan menjadi titik tolak perencanaan ke depan meng-
antisipasi kinerja perusahaan yang lebih baik.
Rekrutment tenaga-tenaga baru dipilih secara ketat, dengan minimum
pendidikan D3 atau SI jurusan tertentu. Karyawan/karyawati yang masih
produktif pada bidangnya masing-masing, diwajibkan untuk meningkatkan
pengetahuannya, baik melalui diklat kejuruan jangka pendek ataupun pendidikan
formal jangka panjang sampai dengan SI bahkan S2. Motivasi ini berjalan sesuai
rencana, ada yang dibantu perusahaan, namun tidak sedikit dengan inisiatif sendiri
menyelesaikan S1/S2. Direksi pun cukup responsif menaikkan pangkat, eselon,
dan standar gaji, manakala pendidikan formalnya menuntut penyesuaian.
Perusahaan BUMN dikelompokan sesuai fungsinya, seperti eksportir,
importir, supplier, industri, perdagangan, fasilitator, distributor, produsen,
kontraktor, penyandang dana, asuransi, surveyor, dan sebagainya. Pengelompokan
ini kemudian saya masukkan pada alur pikir logistik terpadu antar-BUMN, di
mana sebagai input adalah BUMN-BUMN bidang industri dan manufaktur,
menghasilkan jasa perdagangan ekspor, impor, logistik, dan distribusi.
Selanjutnya pergerakannya diproses oleh arsitek yang menjadi integrator yaitu
VTP dengan dukungan fasilitator sarana/prasarana angkutan, pergudangan,
perbankan, asuransi, niaga, dan Iain-lain, menghasilkan produk efisiensi, tepat
waktu, meng untungkan, kompetitif, akuntabel, dan terpercaya. Karena jenis
pelayanannya adalah door-to-door, multimoda, dan satu penanggung jawab Pada
kegiatan logistik dan distribusi VTP memerankan fungsinya sebagai integrator.
Semua konstelasi ini dapat diwujudkan melalui sinergi antar BUMN.
Hampir tidak bisa dimengerti bahwa ide yang bagus menjadi status quo,
karena berubah-ubahnya institusi BUMN berikut pejabatnya mengikuti irama
politik nasional. Seperti lazimnya sebuah perubahan, selalu diikuti dengan
perombakan visi, misi, persepsi dari siapa yang menduduki instansi ini. Jatuh
bangunnya reputasi BUMN di dalam tatanan politik nasional benar-benar
mempengaruhi kinerja BUMN.
Sebenarnya tidak sulit bagi Kementerian BUMN mewujudkan cita-cita
membangun National Logistics Incorporated karena memang mempunyai
kapasitas untuk itu. Gerakan sinergi antar-BUMN ini bertujuan meningkatkan
nilai tambah nasional, daya saing global, efisiensi total, skala produksi besar,
memberdayakan sumber daya BUMN secara maksiman termasuk yang under-
utilized, dan pada gilirannya juga menyumbang pendapatan pada pemerintah dari
laba/dividen dan pajak perusahaan. Permasalahan yang mulai tampak di lapangan
adalah perbedaan persepsi terhadap sinergi ini, karena ditengarai ada pihak yang
diuntungkan dan ada pihak yang dirugikan. Adanya kekhawatiran atau kecurigaan
hilangnya kesempatan/peluang salah satu pihak, seandainya diterbitkan ke-bijakan
merger/penggabungan, akuisisi, operasi bersama, atau bisa jadi dilikuidasi.
Sebagai karyawan melalui PHK, pengetatan pengeluaran melalui penghematan
dan rekstrukturisasi organisasi melalui fungsionalisasi jabatan. Belum lagi opini
publik yang persepsinya berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi senantiasa menuntut peningkatan dalam Jfcl keberagaman dan
kualitas pelayanan di berbagai sektor. Pelayanan transportasi pun tidak cukup hanya
terbatas pada pengiriman barang secara fisik sampai ke tujuan. Maka dengan itu kita
membuat konsep program yang diawali dengan menyusun potret diri perusahaan, melalui
penelaahan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman).

B. Kelebihan
Buku ini mengajarkan strategi sukses dengan tidak mudahnya menyerah,

C. Kekurangan
Buku ini mempunyai Cover yang kurang menarik sehingga minat baca kurang
banyak

Anda mungkin juga menyukai