Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“AROMATHERAPY”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Keperawatan Kuliah Holistik II


Dosen Pembimbing : Ns. Elsa Navianti,M.Kep, Sp.Kep.An

Kelompok 6 :
1. Cahyaning Arum M. (22020116120013)
2. Nadilla Oktavia N. A. (22020116120015)
3. Nanda Alifia Desiana (22020116120028)
4. Hasna Mufida (22020116120043)
5. Gita Rahayu Rachmawati (22020116120048)
6. Muhammad Nur Afiyan (22020116130084)
7. Anggi Dwi Nur Raspati (22020116140060)
8. Melani Puji Lestari (22020116140070)
9. Frieda Andini Wulan S. (22020116140094)
Kelas A16.1
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena yang ada saat ini penggunaan terapi alternatif dan
komplementer tanpa menggunakan obat telah banyak digunakan. Bentuk dan
jenisnya pun beragam, salah satunya adalah bentuk terapi komplementer
dengan aromaterapi. Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau
perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan minyak esensial
aromaterapi. Proses ekstraksi (penyulingan) minyak esensial ini secara umum
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan dengan air
(direbus), penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan
uap (diuapkan).
Salah satu aroma yang paling digemari adalah lavender. Kandungan
utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O).
Linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi) pada lavender. Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian,
didapatkan kesimpulan bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat
memberikan manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi tingkat
kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang. Saat ini, minyak
esensial dan komponen-komponen penyusunnya digunakan dalam berbagai
produk, seperti produk kosmetika, produk kebersihan, pembuatan makanan,
obat, pengharum, dan agrikultur. Menurut Ali B, et al., 2015 bahwa penggunaan
minyak esensial penting untuk terapi, aromatik, parfum, dan juga digunakan
untuk spiritual. Selain itu, pemanfaatan minyak esensial yang tidak kalah
penting sebagai produk aromaterapi.
Menurut data yang diperoleh dari Indonesian Essential Oil: The Scents of
Natural Life terdapat sekitar 40 jenis tanaman yang diproduksi di Indonesia
yang berpotensi sebagai sumber aromaterapi. Peran yang dapat diberikan
perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat disesuaikan dengan
peran perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya. Pada
dasarnya,perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada. Sebagai
contoh yaitu American Holistic Nursing Association (AHNA), Nurse Healer
Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al.,199 9). Ada pula National
Cent er f or Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun
1998 (Snyder & Lindquis, 2002).Manfaat dari produk aromaterapi bagi
kesehatan manusia di antaranya adalah untuk merelaksasikan tubuh,
menyegarkan pikiran, untuk memperbaiki mood, dan sebagai placebo dalam
penyembuhan penyakit yang memberikan efek fisiologi. Selain itu menurut
hasil penelitian dari beberapa peneliti, minyak atsiri yang terdapat dalam
produk aromaterapi memiliki manfaat sebagai berikut: sebagai antioksidan,
untuk meredakan inflamasi dan sebagai analgesic.
Dalam makalah ini, penulis membahas tentang bagaimana sejarah terapi
komplementer aromaterapi, cara mengaplikasikan dalam keperawatan, serta
pandangan budaya, agama dan kesehatan tentang aromaterapi.
B. Rumusan Masalah
Terapi komplementer saat ini sangat digemari oleh masyarakat Indonesia
karena dinilai minim efek samping, salah satunya terapi ini adalah
menggunakan aromaterapi. Berdasarkan hal ini maka dapat dirumuskan
masalah yaitu bagaimana sejarah terapi komplementer aromatherapy dan cara
mengaplikasikanya dalam keperawatan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
Tujuan Umum :
Mengetahui sejarah terapi komplementer dan bagaimana aplikasinya dalam
keperawatan.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat aromaterapi bagi kesehatan.
b. Mengetahui macam-macam aromaterapi.
c. Mengetahui aroma terapi dalam pandangan budaya dan agama.
d. Mengetahui manfaat aromaterapi untuk mengatasi masalah keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang menarik
yang berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah, dan berasal
dari kata “terapi”, yang artinya suatu perawatan yang dirancang untuk
pengobatan. Berbagai peninggalam seni dan lukisan dari kebudayaan kuno
Mesir, China, dan Persia memperlihatkan bahwa essens atau kandungan inti
dari tumbuhan banyak sekali digunakan dan dianggap sangat berharga oleh
para pemuka agama, dokter, dan penyembuh.
Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang menggunakan
sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Beberapa minyak sari
yang umum digunakan dalam aromaterapi karena sifatnya yang serbaguna
adalah Langon kleri, eukaliptus, geranium, lavender, lemon, peppermint,
petigrain, rosemary, pohon teh, dan ylang-ylang. Aromaterapi mempunyai
efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang segar dan harum bisa
merangsang sensori dan reseptor yang ada di hidung kemudian memberikan
informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori
serta memberikan informasi ke hipotalamus. Hipotalamus merupakan
pengatur system internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh,
dan reaksi terhadap stress (Koensoemardiyah, 2009).

B. Sejarah Aromaterapi
Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah dilakukan
ribuan tahun lalu, seperti yang dilakukan orang Mesir kuno. Sejarah
aromaterapi sudah setua sejarah peradaban. Aromaterapi sudah dikenal dan
digunakan oleh penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000
tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di Mesir menggunakan minyak esensial
(minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta pembalseman mayat. Sejarah
Aromaterapi dapat kita telusuri kembali lebih dari 3.500 tahun sebelum
masehi, ketika wewangian untuk pertama kali dicatat dalam sejarah
peradaban manusia. Pada kenyataannya, sejarah aromaterapi berkaitan
dengan perkembangan pengobatan aromatik, yang pada mulanya
digabungkan dengan kepercayaan. Di jaman Mesir kuno untuk pertama
kalinya membakar dupa dari kayu dan herbal beraroma.Perkembangan
aromatik sebagai obat menjadi dasar dari pertumbuhan aromaterapi.Minyak
esensial Mesir: Myrrh adalah ramuan yang paling populer digunakan untuk
memproduksi minyak esensial. Selain Myrrh, minyak lainnya yang terbuat
dari kemenyan, spikenard, cedarwood, kayu manis dll juga populer
digunakan.

C. Aplikasi Aromaterapi
1. Sebagai parfum
Pemakaian aromaterapi yang paling mudah adalah dengan
memanfaatkannya sebagai parfum. Berhubung minyak esensial
memiliki intensitas wangi yang amat kuat, Anda cukup menitikkan satu
tetes saja pada pergelangan tangan, dan menggosokkan sisa minyak di
pergelangan tangan pada leher. Cara lain adalah meneteskan minyak ke
dalam air di dalam botol semprot dan menggunakannya sebagai mist
untuk pemakaian berulang.
2. Dihirup
Penggunaan aromaterapi dengan cara menghirup dianggap
sebagai cara disebut dengan teknik inhalasi. Beberapa tetes minyak
diteteskan ke dalam baskom yang berisi air panas, kemudian wajah
dihadapkan ke atas baskom dengan menutup kepala dan muka
menggunakan handuk, dengan cara ini uap yang naik dapat terhirup
seluruhnya.
3. Penguapan
Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan
cara penguapan ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan
lilin kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti
cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air dan
beberapa tetes minyak esensial (Sharma 2009 dalam Yogasara, dkk
2014). Cara penggunaannya adalah mengisi cekungan cangkir pada
tungku dengan air dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial,
kemudian nyalakan lilin, lampu minyak atau listrik. Setelah air dan
minyak menjadi panas, penguapan pun terjadi dan seluruh ruangan akan
terpenuhi dengan bau aromatik. Proses penguapan dapat berlangsung
sekitar lima sampai enam jam.
4. Campuran air mandi
Tuangkan beberapa tetes minyak esensial ke dalam air hangat
yang akan Anda gunakan untuk mandi berendam. Hirup dalam-dalam
keharuman yang menguar ke permukaan bersama uap air. Anda bisa
menggunakan minyak esensial saja atau mencampurnya dengan garam
mandi yang biasa dipakai sehari-hari. Jika ingin mencampurnya dengan
garam mandi, pastikan keharuman di antara keduanya selaras.
5. Campuran minyak pijat
Untuk meningkatkan manfaat pijat, teteskan minyak esensial ke
dalam minyak yang akan digunakan untuk memijat, seperti minyak
zaitun, almond, atau jojoba. Untuk minyak pijat, pilih yang aromanya
netral dan tidak menusuk hidung. Tambahan aromaterapi ke dalam
minyak pijat akan membuat Anda merasa lebih relaks dan segar
setelahnya. Aromaterapi yang biasa dipilih untuk pijat adalah lavender,
ylang-ylang, dan jasmine.
6. Pengharum ruangan
Untuk mengharumkan ruangan, Anda bisa meneteskan minyak
esensial pada kain pelapis bantal, kasur, ataupun tirai. Anda juga bisa
meneteskan minyak pada wadah kain tebal atau spons dan
meletakkannya persis di depan blower pendingin ruangan, baik di dalam
kamar ataupun mobil. Alternatif lain adalah dengan meneteskan minyak
esensial ke dalam alat diffuser yang bisa menyebarkan uap air ke
berbagai penjuru ruangan.
7. Pemakaian secara oral
Pemakaian minyak esensial juga dapat dilakukan secara oral
alias disantap. Tapi, hati-hati, karena tak semua jenis minyak esensial
bisa digunakan dengan cara ini. Untuk kepastiannya, Anda bisa
membaca petunjuk pemakaian pada kemasan atau menanyakannya
secara langsung kepada produsen. Pemakaian aromaterapi secara oral
biasanya dilakukan dengan cara meneteskan minyak esensial ke dalam
minuman atau masakan.
8. Aromaterapi Rosemary
Fungsi alertingmerupakan suatu proses kognitif dimana
seseorang dapat mencapai dan mempertahankan status waspada.
Alerting melibatkan suatu perubahan internal dalam mempersiapkan
penerimaan rangsang stimulus di dalam otak. Minyak esensial rosemary
mengandung beberapa komponen seperti α-pineole, 1,8-cineole, dan
camphor yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan mempengaruhi
kemampuan kognitif seseorang.
9. Aromaterapi Lavender
Lavender adalah salah satu minyak aromaterapi yang banyak
digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik
pijatan. Lavender mengandung linalool yang memiliki efek
menenangkan/relaksasi (Dewi, 2013). Lavender juga membantu
meringankan insomnia, kecemasan, dan depresi (Cuncic, 2014).
Aromaterapi lavender meningkatkan gelombang alfa di dalam otak,
gelombang ini menggambarkan keadaan yang rileks pada seseorang dan
akan meghilang apabila seseorang banyak pikiran atau dalam keadaan
mental yang sibuk (James, Baker, & Swain, 2008). Aromaterapi
lavender juga memiliki rasa nyaman, rasa keterbukaan dan
keyakinan.Disamping itu lavender juga dapatmengurangi rasa tertekan,
stres, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa frustasi dan
kepanikan (Wheatley, 2005).
10. Aromaterapi kenanga
Minyak kenanga merupakan salah satu jenis aromaterapi yang
mempunyai efek yang menyeimbangkan, relaksasi, meredakan
ketegangan, stres, denyut nadi cepat, pernafasan cepat dan bermanfaat
untuk tekanan darah tinggi (Sharma, 2009). Menurut Alan Huck
Neurologi psikiater dan direktur Smell and Taste Research Centre di
Chicago, bau berpengaruh langsung terhadap otak seperti obat. Hidung
kita mempunyai kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang
berbeda yang mempengaruhi kita tanpa kita sadari (Sharma, 2009).
Bau-bauan tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan
mood atau suasana hati, emosi, ingatan dan pembelajaran (Jaelani,
2009). Minyak kenanga dikenal sebagai “ylang-ylang”, banyak
digunakan sebagai bahan campuran untuk kosmetika. Dalam produk
spa, minyak kenanga biasanya dipakai untuk menghilangkan
ketegangan atau nervous, menciptakan suasana tenang dan rileks
(Jaelani, 2009). Aromaterapi merupakan salah satu metode relaksasi
alternatif yang banyak diminati orang karena dapat memberikan
perasaan tenang. Dengan dosis yang tepat dan waktu yang cukup
aromaterapi diharapkan dapat memberikan perasaan tenang pada lansia.
Dengan aromaterapi yang tepat diharapkan aromaterapi kenanga akan
merangsang sistem limbik yang bertugas mengatur emosi seseorang
mengeluarkan serotonin yang membuat perubahan fisiologis pada
tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh.
Perasaan yang tenang pada tubuh akan membuat lansia dapat
menghadapi setiap masalah ataupun perubahan yang timbul seiring
proses menua dengan pikiran jernih dan meningkatkan koping yang
adaptif sehingga dengan koping yang adaptif masalah dapat teratasi
dengan baik sehingga kecemasan menurun.
11. Aromaterapi Cendana
Kualitas tidur merupakan kondisi tidur seseorang yang dapat
digambarkan dengan lama waktu tidur dan keluhan-keluhan yang
dirasakan saat tidur maupun saat bangun tidur seperti merasa letih,
pusing, badan pegal-pegal atau mengantuk berlebihan pada siang hari
(Potter & Perry, 2005) Masalah tidur yang terjadi Pada remaja dapat
diatasi dengan salah satu terapi komplementer yaitu dengan
menggunakan aromaterapi. Aromaterapi memberikan efek relaksasi
pada otot sehingga remaja mudah untuk tidur. Kemajuan teknologi
membuat Menurut Jaelani (2009) pemberian aromaterapi cendana
membantu mengurangi depresi, mengatasi sulit tidur, stress, perasaan
sedih dan sangat bermanfaat untuk meditasi.
12. Lemon
Mekanisme kerja aromaterapi dalam tubuh manusia
berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan
sistem penciuman. Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis,
daya ingat, dan emosi seseorang. Aromaterapi lemon merupakan jenis
aromaterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas
(Wong, 2010). Aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang
dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas. Zat yang terkandung
dalam lemon salah satunya adalah linalool yang berguna untuk
menstabilkan sistem saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang
bagi siapapun yang menghirupnya (Wong, 2010).
D. Aromaterapi dalam Pandangan Agama, Budaya dan Kesehatan
1. Aromaterapi dalam pandangan budaya
a. Bali
Bali terkenal dengan keindahan alamnya, bahkan banyak turis
asing yang mengunjungi bali untuk menikmati keindahanya.
Aromaterapi di bali sudah seperti kebutuhan yang dipakai dalam
kehidupan sehari-hari. Spa di Bali merupakan salah satu bagian dari
pariwisata yang sangat terkenal di mata dunia. Hal ini ditunjukan
dengan predikat sepuluh besar spa terbaik di dunia.(Agustini, 2014)
b. Jawa
Faktor yang ditekankan di dalam ritual penyembuhan
tradisional masyarakat jawa adalah munculnya keyakinan untuk
sembuh yang ditopang oleh hubungan yang holisitik dengan terapis
dalam hal ini dukun dengan praktik pengobatan yang familier
dengan pasien. Misalnya, pada kasus orang yang terkena penyakit
maag, bukan obat yang diberikan melainkan dupa harum agar orang
yang sedang sakit lebih merasa tenang. Selain itu, adalah peran
mantra ataupun doa-doa yang dipanjatkan menambahkan keyakinan
pada si pasien sehingga memberikan peluang kesembuhan lebih
cepat. (Khair, 2015)
2. Aromaterapi dalam Pandangan Agama
Fir'aun dan mumifikasi:Dalam pencarian mereka untuk
keabadian, mereka menguburkan Firaun mereka dengan banyak minyak
di dalam piramida. Ketika makam Raja Tutankhamen dieksplorasi pada
tahun 1922, itu berisi sekitar 50 botol alabaster dirancang untuk
menampung sekitar 350 liter minyak esensial.
Aroma terapi sangat bermanfaat bagi organ-organ bagian dalam, seperti
otak dan jantung. Juga dapat membuat jiwa merasa senang. Oleh sebab
itu di dalam Shahih Muslim terdapat hadis dari Ibnu Umar yang
menyatakan, bahwasanya Nabi saw suka berasap (melakukan aroma
terapi) dengan kayu gaharu. Sementara Aisyah menyatakan,
bahwasanya Nabi saw suka memakai minyak misik (kesturi) dan ambar
(Abu Abdillah, 2014).
3. Aromaterapi dalam Pandangan Kesehatan
Selama ribuan tahun, aromaterapi telah digunakan untuk
meningkatkan kesehatan fisik, mental dan spiritual. Aromaterapi
melibatkan penggunaan minyak esensial tanaman yang diambil dari
bunganya, dedaunan, kulit kayu atau akarnya, dan kemudian
memijatnya (dicampur dengan zat lain seperti minyak atau lotion) ke
dalam kulit, menghirupnya atau menggunakannya untuk mewangi
ruangan (Vaszily, 2017). Aromaterapi diyakini dapat mengatasi
berbagai masalah kesehatan maupun psikologis, seperti kecemasan,
depresi, infeksi saluran perkemihan, vertigo, sakit kepala dan sakit
telinga, serangan panik, dermatitis, kelelahan, alergi, herpes, arthritis,
dan masih banyak lagi. Akan tetapi, penting untuk berhati-hati saat
bereksperimen dengan minyak esensial murni. Beberapa minyak
memiliki sifat racun jika dikonsumsi melalui mulut. Varietas tertentu,
pada orang-orang tertentu, dapat memperburuk alergi dan asma,
mengiritasi kulit dan menyebabkan kontraksi rahim pada wanita hamil
(Vaszily, 2017).
E. Mengetahui manfaat aromaterapi untuk mengatasi masalah
keperawatan.
1. Aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri perineum
pada ibu post partum
Nyeri perineum dapat memengaruhi kemampuan wanita untuk
mobilisasi sehingga dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan
post partum. Trauma pada perineum juga menimbulkan rasa tidak
nyaman dan nyeri saat melakukan hubungan seksual. Karena itu,
penanganan nyeri perineum ini penting dilakukan. Saat ini penanganan
yang sering digunakan yaitu terapi komplementer aromaterapi dengan
minyak essensial lavender, karena lavender mempunyai sifat
antikonvulsan, antidepresi, anxiolytic, dan menenangkan. Aromaterapi
akan menstimulasi hipotalamus untuk mengeluarkan mediator kimia
yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan menimbulkan
perasaan bahagia. Penanganan untuk mengurangi nyeri perineum dapat
dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Namun
penggunaan secara farmakologi sering menimbulkan efek samping dan
kadang tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan. Aromaterapi
digunakan sebagai salah satu alternatif penanganan nyeri non
farmakologik. Berbagai macam aroma terapi yang dapat digunakan
antara lain cendana, kemangi, kayumanis, kenanga, sitrus, melati,
cengkih, dan lavender. Saat aromaterapi dihisap, zat aktif yang (kelenjar
hipofise) untuk mengeluarkan hormon endorpin. Endorpin diketahui
sebagai zat yang menimbulkan rasa tenang, relaks dan bahagia. acetate
yang terdapat dalam lavender berefek sebagai analgetik. Nyeri
perineum dapat terjadi setelah persalinan pervaginam akibat laserasi
spontan pada saat bayi lahir dan dapat diperparah apabila terdapat
robekan pada perineum yang disebabkan tindakan episiotomi. Tindakan
ini akan memerlukan penjahitan dan dengan penjahitan tersebut dapat
menyebabkan nyeri pada daerah luka jahitan. Sebanyak 33% wanita
mengalami nyeri perineum karena tindakan episiotomi dan 52%
merupakan laserasi spontan.
Sesuai hasil penelitian Stea Susana menunjukkan bahwa terapi
esensial minyak lavender berpengaruh secara positif terhadap
kecemasan insomnia dan mengontrol rasa sakit. . Dengan demikian
aromaterapi lavender dapat menjadi salah satu alternatif penanganan
nyeri luka perineum yang dapat mengakibatkan kondisi fisik maupun
psikologis ibu menjadi lebih baik. Begitu juga hasil penelitian Salamati
didapatkan bahwa rasa sakit sebelum dan setelah menghirup minyak
lavender berpengaruh secara signifikan terhadap pengurangan rasa
sakit. (Wiwin Widyani, 2016)
2. Aromaterapi Citrus menangani Gangguan Pola Tidur
Masalah tidur yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan
salah satu terapi komplementer yaitu dengan menggunakan
aromaterapi. Aromaterapi memberikan efek relaksasi pada otot
sehingga remaja mudah untuk tidur. Kemajuan teknologi membuat
aromaterapi semakin berkembang dan diminati banyak orang.
Aromaterapi dapat berupa dupa, lilin, minyak aromaterapi, sabun
mandi, pengharum ruangan dan parfum. Aromaterapi dapat
diaplikasikan dalam berbagai cara, antara lain dengan menggunakan
alat anglo pemanas, pemijatan, berendam, penghirupan langsung,
semprotan maupun dengan kompres. Setiap cara tersebut dapat
dilakukan tergantung dari selera, kebutuhan, dan kondisi individu
masing-masing. Salah satu cara yang efektif adalah dengan inhalasi
langsung, sehingga efek dari aromaterapi bekerja langsung pada sistem
limbik pada otak. Pemberian aromaterapi cendana membantu
mengurangi depresi, mengatasi sulit tidur, stress, perasaan sedih dan
sangat bermanfaat untuk meditasi. ( Jaelani, 2009)
3. Pada sebuah rumah sakit di New South Wales, Australia, misalnya
minyak cengkih dan lavender digunakan untuk memperkuat kontraksi
rahim.
4. Menurunkan tekanan darah
5. merangsang daya ingat kita yang bersifat emosional dengan
memberikan reaksi fisik berupa tingkah laku
6. Menghilangkan rasa stress
F. Pathway Distribusi Aromaterapi

Essential Oil

Method of delivery

Liquid Vapor

Internal External Inhalation

Oral Dermal
Lung Nose
Mouth Skin

Brain
Stomach Muscle
tissue
Small interestine Hormon and
neurochemica
Joint
l release
Large interestine
Mental/emotional
Heart Blood stream effect

Body tissue Reproductive


Liver pancreas
and organ organ

Excretion

Skin Kidneys Lung

Bladder
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang
menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa.
Aromaterapi sudah dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani,
Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib
Imhotep di Mesir menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) untuk
mandi, pijat, serta pembalseman mayat. Di dunia medis sudah dilakukan
penelitian bahwa aromaterapi merangsang bagian otak dan
mempengaruhi kesehatan fisik, emosional, dan mental. Selain itu dalam
pandangan agama dan budaya di Indonesia ternyata aromateraphy
dipakai sehari-hari karena diyakini memiliki banyak manfaat.
B. Saran
Berdasarkan dari penelitian yang ada aromateraphy banyak
memiliki manfaat baik di dunia kesehatan maupun non kesehatan,
sebaiknya aromateraphy bisa dikembangkan lagi untuk mengambil
banyak manfaatnya khususnya bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani & Yunianti, N. l. p., 2012. Pengaruh pemberian aromaterapi cendana terhadap
kualitas tidur remaja di panti asuhan dharma jati II Denpasar 2012.
Keperawatan.
Dwijayanti, W., dkk. (2014). Efek aromaterapi lavender inhalasi terhadap intensitas
nyeri pasca sectio caesaria. Medica Hospitalia. 2(2), 120-125.

fang, L., fang, S. h. & S. h., 2014. The Effectivenes of Aromateraphy with Lavender
Essential Oil in Relieving Post Asthrocopy Pain. JMED research, Volume 2014,
p. 9.
Jaelani. 2009. Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Khair, Nuzulul. (2015) Ritual Penyembuhan dalam Shamanic Psychotherapy (Telaah


Terapi Budaya di Nusantara). Buletin Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada; 23(2): 82 – 91.

Kusmiyati, M. S., April 2015. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Kenanga terhadap


Penurunan Tingkat Kecemasan pada Landia (usia 60-74 tahun) di Panti Werdha
Mental Kasih Yayasan Sumber Mental Pendidikan Agama Allah Desa Turi
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Volume 7 (1).
laura, D., M. & Woferst, R., Oktober 2015. Efektivitas aromaterapi lavender terhadap
kualitas tidur ibu post partum. JOM, Volume Volume. 2 Nomor. 2, pp. 1024-
1031.
Milnah, F. N. et al., Maret 2017. Pembuatan lilin aromaterapi berbasis bahan alami.
Industri Inovatif, Volume Volume 7 Nomor 1, pp. 29-34.
Mulyana, Y., warya, S., N. & I., April 2012. Effect of aromateraphy tea essential oil to
decrease number of bacterial air in the room. Research Artikel, Volume Volume.
1 Nomor. 5, pp. 10-17.
Potter& Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 2.Jakarta : EGC

Rahmawati, I., Setiyowati, H. & R., 2016. Efektivitas aromaterapi lavender dan
aromaterapi lemon terhadap intensitas nyeri post sectio caesaria di RS Budi
Rahayu kota Magelang. pp. 1-13.
Rifkia, V., 2011. Sejarah Aromaterapi di Mesir Kuno. Universitas Indonesia.
Rusli, Meika Syahbana. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.
Valentine sofiana, R. p., 2017. Pemanfaatan minyak astiri pada tanaman sebgai
aromaterapi dalam sediaan-sediaan farmasi. Unpad, Volume Volume. 15
Nomor. 2, pp. 119-130.

Vaszily, Brian. 2017. The Scientifically Proven Health Benefits of Aromatherapy.

Wheatley, D. (2005).Medical plants for insomnia: a review of their pharmacology,


efficacy and tolerability. Journal psychopharmacology 2005, Jul;19(4):414-
421.

Wong. 2010. Easing anxiety with aromatherapy. about.com alternativemedicine


[Jurnal Online].

Wong, D.L. 2008. Buku Ajar Keperawatn Pediatrik Volume 1. Edisi keenam. Jakarta:
EGC

Yoshiko, C. & Purwoko, Y., Oktober 2016. Pengaruh aromaterapi rosemary terhadap
atensi. Jurnal Kedokteran Diponegoro, Volume Volume. 5 Nomor. 4, pp. 619-
630.
Widyani,Wiwin.2016. aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri
perineum pada ibu post partum. URL :
https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/download/258/330.
Diakses pada tanggal 5 september 2018 pukul 23.05

Jaelani. 2009. Aromaterapi. Jilid Pertama. Edisi Pertama, Jakarta: Pustaka Populer
Obor.

Anda mungkin juga menyukai