Anda di halaman 1dari 4

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

KARYAWAN RS SENTRA MEDIKA

Mengacu pada PERMENKES No. 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan BAB III, Pasal 7 mengenai Pemeriksaan Berkala dilaksanakan 1 x
setahun, pemberian imunisasi prioritas unit kerja yang beresiko tinggi. Untuk itu, RS diwajibkan
untuk melakukan Medical Check Up untuk karyawan secara berkala dan menjadi salah satu
kewajiban dalam Standar KKS untuk Akreditasi SNARS.

Medical check up karyawan merupakan salah satu program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
yang perlu dilakukan oleh tiap rumah sakit untuk mengetahui kondisi terkini dari kesehatan
karyawan atau calon karyawan, sehingga rumah sakit dapat menentukan kemampuan karyawan
dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilihat dari sisi kesehatan. Hal ini penting untuk mencegah
penyakit atau kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat bahaya yang muncul di lingkungan
kerja.

Dengan terjaminnya kesehatan karyawan yang didukung dengan lingkungan kerja yang aman,
tidak hanya memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan, namun juga memengaruhi
produktivitas dan reputasi rumah sakit secara keseluruhan.

Manfaat Medical Check Up Karyawan

Medical check up karyawan bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini dari karyawan.
Dengan diketahuinya kondisi kesehatan karyawan, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:

 Menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga dapat


mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
 Mengetahui secara dini tanda dari gangguan kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
faktor risiko dan menentukan langkah penanganan selanjutnya.
 Meningkatkan kesadaran karyawan untuk menerapkan gaya hidup sehat, serta selalu
mematuhi peraturan K3 di suatu rumah sakit, seperti menggunakan alat pelindung diri
(APD).

Potensi Bahaya dan Risiko Lingkungan Kerja

Tiap lingkungan pekerjaan memiliki potensi bahaya dan risiko tersendiri. Bentuk potensi bahaya
bisa beragam, dan risiko dapat bersifat rendah atau tinggi. Potensi bahaya dan risiko
keselamatan dan kesehatan kerja mencakup:

 Bahaya faktor kimia. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan gangguan kesehatan
atau kerusakan organ tubuh. Bahan kimia ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan
beberapa cara, yaitu terhirup, tertelan, atau terserap ke dalam kulit.
 Bahaya faktor fisik. Contoh bahaya dari faktor fisik adalah:
o Kebisingan, yaitu suara keras yang dihasilkan oleh suatu benda di lingkungan
kerja. Pada tingkat suara dan waktu tertentu (biasanya jangka panjang),
kebisingan dapat menyebabkan rusaknya saraf di telinga sehingga menimbulkan
gangguan pendengaran secara permanen.
o Penerangan, yaitu tingkat kecukupan cahaya selama pekerja melakukan
pekerjaannya. Jika penerangan kurang sesuai, dalam jangka panjang dapat
meningkatkan risiko gangguan penglihatan.
o Getaran. Jika pekerja terlalu sering mengoperasikan alat atau mesin yang
bergetar, maka dapat memengaruhi fungsi tangan atau lengan, dan menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan.
o Iklim kerja. Tiap lingkungan kerja sebaiknya memiliki iklim kerja yang sesuai. Iklim
kerja adalah perpaduan dari suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara.
o Gelombang elektromagnet. Radiasi gelombang elektromagnet, seperti sinar-X,
ultraviolet, atau inframerah dapat menyebabkan gangguan pada kulit, serta mata.
o Bahaya faktor biologi. Yang termasuk dalam faktor biologi adalah virus, bakteri,
jamur, dan parasit, yang dapat tersebar di lingkungan pekerjaan atau ditularkan
dari seorang pekerja ke pekerja lainnya.
 Bahaya faktor ergonomi. Secara tidak langsung, faktor ergonomi, seperti penyusunan
tempat kerja dan pengaturan posisi duduk, dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seperti ketegangan otot dan kelelahan yang berlebihan.
 Bahaya faktor psikososial. Lingkungan kerja yang tidak memiliki manajemen dan
organisasi kerja yang baik dapat menyebabkan tekanan pada diri pekerja dan berakhir
pada stres. Stres terkait pekerjaan berpotensi memengaruhi kesehatan psikologis dan fisik
pekerja, serta efektivitas perusahaan. Masalah kesehatan mental dan gangguan terkait
stres dianggap sebagai salah satu penyebab utama pensiun dini, gangguan kesehatan
secara keseluruhan, dan produktivitas yang rendah.

Jenis Medical Check Up Karyawan

Beberapa jenis medical check up karyawan, antara lain adalah:

 Medical check up sebelum kerja (pre-employment medical check up), yaitu pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan sebelum pekerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
 Medical check up berkala (regular medical check up), yaitu pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan secara berkala, sesuai dengan potensi bahaya dan risiko di lingkungan kerja.
Medical check up secara berkala dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.
 Medical check up khusus, yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mendeteksi
pengaruh pekerjaan terhadap pekerja atau golongan pekerja tertentu. Medical check up
ini dilakukan terhadap:
o Pekerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit yang membutuhkan perawatan
lebih dari 2 minggu.
o Pekerja pria dan wanita berusia di atas 40 tahun, serta pekerja yang memiliki
disabilitas.
o Pekerja yang diduga memiliki gangguan kesehatan tertentu dan perlu dilakukan
pemeriksaan khusus sesuai kebutuhan.
Jenis MCU yang sudah dilaksanakan di RS Sentra Medika selama ini, yakni:
MCU Berkala Ket
Perawat, Penunjang
Bidan dan Medis selain
Penunjang Lab, Rad
Nama Rumah MCU Pra
Medis (Lab, dan CSSD, Vaksinasi
Sakit Karyawan
Rad, Cssd) dan
Penunjang
Umum
RS. Harapan Foto Thorax Foto Thorax, Foto Thorax Vaksin HbsAg Untuk yang usia 35
Urine Rutin Urine Rutin
Bunda Urine Rutin dan khusus untuk tahun ke atas adala
Darah Rutin Darah Rutin
Darah Rutin Perawat, pemeriksaan EKG
ditambah Bidan, Lab, dan GDS
dengan HbsAg Rad dan CSSD
dan Anti
HbsAg
RSSM Cibinong Idem Idem Idem Idem -
RSSM Cisalak Idem Idem Idem Idem -

RSSM Cikarang Idem Pemeriksanaan MCU untuk


untuk karyawan tetap
karyawan HD umur 40 thn ke atas
dan Cathlab

USULAN:
1. Pemeriksaan kesehatan secara umum untuk seluruh karyawan dilaksanakan minimal sekali
dalam 2 tahun. Hal ini merupakan salah satu program retensi karyawan dan sekaligus
meningkatkan kenyamanan kerja untuk karyawan. Pemeriksaan yang secara umum adalah:
a. Thorax
b. Urine Rutin
c. Darah Rutin
d. Screening Hepatitis dan dilanjutkan dengan Vaksin Hepatitis
2. Untuk karyawan di bagian-bagian tertentu diharuskan melakukan pengujian kesehatan
secara berkala setiap tahunnya, seperti Radiologi, Laboratorium, Unit Keperawatan, OK,
VK, Pantry dan CSSD. Disamping pemeriksaan umum, dilakukan pemeriksaan khusus yakni:
HIV Aids. Untuk unit Pantry/Gizi dilakukan pemeriksaan swab anal.
3. Dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan rumah sakit, dapat juga dilakukan
Medical check up untuk karyawan berumur 40 tahun ke atas. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Pap smear
b. USG Mamae
c. USG Abdomen
d. GUla Darah
e. Kolesterol Darah
f. EKG

Anda mungkin juga menyukai