Anda di halaman 1dari 87

Soal Mata Kuliah Kepemimpinan dan Berpikir Sistem

Petunjuk:
1. Jawablah 4 dari 5 soal berikut.
2. Jawaban ditulis tangan menggunakan pulpen dengan tinta biru pada kertas
Double folio merk “Bintang Obor”.
3. Dikumpulkan paling lambat tanggal 31 Januari 2020 di Sekretariat Prodi.

Soal
1. Buatlah Rencana Stratejik yang menggambarkan program yang akan
dikerjakan atau dilaksanakan guna mencapai misi suatu institusi. Rencana
stratejik tersebut harus memuat misi yang akan dicapai melalui suatu
kegiatan/program beserta Key Performance Indicator. (Soal wajib).
2. Tuliskanlah 10 sifat kepemimpinan yang menurut Saudara ideal, urutkan
berdasarkan prioritas di organisasi atau institusi Saudara dan jelaskan.
3. Buatlah suatu ilustrasi dari suatu keadaan sebuah organisasi atau institusi dimana
salah satu gaya kepemimpinan dibutuhkan dan jelaskan menurut Saudara
mengapa gaya kepemimpinan tersebut efektif untuk mengatasi keadaan tersebut.
4. Terapkan 5 langkah Theory of Constraint dalam suatu masalah yang dihadapi
sebuah organisasi atau institusi.
5. Lakukan analisis internal dan eksternal dari suatu organisasi atau institusi dengan
menggunakan analisis SWOT.

Borobudur Training & Consulting


Jawaban soal nomor 2

10 Sifat Kepemimpinan yang Ideal

1. Pemimpin harus jujur dan dapat dipercaya

Jujur mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut


positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk
keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan,
penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil,
dan tulus.
Percaya adalah mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata.
Kepercayaan dan Kejujuran memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat dan
saling berkaitan satu dengan yang lain. Jika kita berkata dan berprilaku jujur terhadap
seseorang, maka kita akan mendapatkan kepercayaan dari orang yang bersangkutan.
Kejujuran adalah kunci pembuka pintu kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap
suatu premis benar
Seorang pemimpin harus jujur. Ini adalah modal yang paling penting untuk seorang
pemimpin. Kejujuran itu penting. Karena dengan begitu maka orang lain akan percaya
terhadap pemimpin tersebut.
Jika tidak ada kepercayaan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, maka
kepemimpinan tersebut akan timpang.
Jujur memang harus dimiliki setiap orang, apapun jabatannya. Namun, karena
pemimpin ini akan selalu menjadi sorotan,maka sikap jujur ini harus dimiliki oleh
seorang pemimpin.
Saat ini, kejujuran sangatlah dipertaruhkan terutama oleh para pemimpin. Karena
pada kenyataannya banyak pemimpin yang tidak jujur terutama yang menyangkut
perekonomian seperti korupsi, penipuan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kejujuran ini merupakan seuatu yang berat dan sangat dipertaruhkan.
Apabila kejujuran dari seorang pemimpin hilang, maka seketika itu juga hancur pula
integritasnya sebagai seorang pemimpin.

2. Seorang Pemimpin Memiliki Kemampuan Komunikasi yang Baik

Kemampuan berkomunikasi yang baik adalah modal utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin. Karena kebijakan atau keputusan yang akan dikeluarkannya
apabila tidak dikomunikasikan yang baik akan membingungkan setiap orang terutama
bawahannya.
Saat ini, di era digital sekarang ini banyak pemimpin yang “jatuh” karena tidak bisa
berkomunikasi yang baik karena para bawahannya mempertanyakan kapasitas
kepemimpinan dalam dirinya. Oleh karena itu, komunikasi bukan sesuatu yang main-
main, diperlukan skill khusus dalam mempelajarinya. Bila merasa kurang dalam
kemampuan berkomunikasi dapat meminta bantuan pada pakar komunikasi untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi untuk menjembatani aspirasi setiap orang.

2. Pemimpin harus tegas

Ciri-ciri seorang pemimpin yang baik berikutnya adalah seorang pemimpin harus
tegas, terutama ketika sedang mengambil tindakan.

Kebanyakan pemimpin mempunyai penasehat. Seorang penasehat memang


diperlukan untuk mendapatkan masukan, atau ide-ide lain yang tidak ada dalam
pemikiran seorang pemimpin.
Namun bukan berarti pemimpin tersebut harus mentaati apa saja yang disarankan
oleh seorang penasihat. Disini seorang pemimpin harus berani mengambil tindakan,
dan berani dengann konsekuensi tindakan yang diambil.

3. Pemimpin harus dapat berpikir dengan baik

Seorang pemimpin juga harus dapat berpikir dengan baik. Maksudnya, seorang
pemimpin harus dapat melihat suatu persoalan dari berbagai macam sudut
pandang. Pemimpin juga harus dapat menilai sudut pandang yang terbaik.

4. Pemimpin tidak egois

Seorang pemimpin juga tidak boleh egois. Yang dimaksud disini adalah seorang
pemimpin tidak boleh berpihak pada sesuatu yang tentunya hanya menguntungkan
sesuatu tersebut.

Seorang pemimpin yang baik tentunya harus sayang pada setiap orang yang
dipimpinya tidak ada pilih kasih, terhadap siapapun. Seorang pemimpin harus adil
ketika memimpin.

Tindakan egois bukan sifat seorang pemimpin. Bertindaklah adil terhadap siapapun,
katakan mana yang baik dan mana yang sebaiknya tidak dilakukan.

5. Pemimpin harus dapat memaklumi orang

Sebagai pemimpin tentunya harus pandai memaklumi orang. Setiap orang tentunya
mempunyai masalahnya sendiri, maka dari itu, ketika seseorang tersebut
menghadap pada seorang pemimpin, maka pemimpin tersebut tidak boleh bertindak
gegabah. Mengerti akan kesulitan setiap orang orang, mampu mencarikan jalan
keluar yang sesuai dengan kemampuan orang tersebut.

6. Pemimpin adalah seseorang yang pekerja keras

Pemimpin yang baik tentunya bersedia bekerja keras. Seorang pemimpin adalah
orang yang memimpin, itu artinya selalu berada di depan.

Pemimpin bukan bos, yang hanya dapat duduk santai di belakang meja, dan
kemudian menyuruh bawahannya untuk melakukan sesuatu untuknya.

Seorang pemimpin harus berada di depan, dia mampu memimpin apa yang harus
dia lakukan. Sistem memang diperlukan, tapi hanya untuk sekedar membantu bukan
menjadi pesuruh.
Melihat dan memilah dengan baik mana yang harus dikerjakan dan kemudian
dikerjakan dengan baik.

7. Pemimpin dapat memberikan contoh yang baik

Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh yang baik terhadap orang yang
dipimpinnya.

Dengan begitu maka orang yang dipimpin akan mengerti apa yang harus dilakukan.
Contoh adalah sikap dan tindakan, bukan berarti suruhan! Karena pada dasarnya
setiap orang tidak ingin menjadi pesuruh!

8. Pemimpin yang baik membuat orang merasa nyaman

Seorang pemimpin harus dapat membuat orang lain yang dipimpin merasa nyaman.
Setiap tindakannya berdasarkan pemikiran yang baik, dan dari berbagai sudut
pandang, konsep seperti itu yang tentunya akan membuat siapa saja merasa
nyaman dengan pemimpin tersebut.

9. Pemimpin yang baik dapat memahami karakter orang

Setiap orang pada dasarya unik. Keunikan itulah yang haru seorang pemimpin
ketahui. dengan begitu maka pemimpin akan mengetahui kemampuan seseorang,
dan mengerti akan watak seseorang.

Pemimpin yang handal dapat memberikan mandat pada orang yang tepat bukan
berdasarkan titipan, atau keinginan belaka.

10. Pemimpin yang baik bersifat penolong

Pemimpin yang baik harus bersifat penolong, dan tidak pernah pandang bulu. Dia
mampu memberikan pertolongan dengan segera tanpa diberi tahu. Ketika seorang
pemimpin mengetahui karakter seseorang, tentunya pemimpin tersebut tahu apa
yang harus dilakukan.

Menjadi seorang pemimpin itu mudah, tapi menjalankan tugas sebagai seorang
pemimpin itu yang sulit. Setiap orang mempunyai karakter dan pola berpikir yang
berbeda, perbedaan tersebut yang harus pemimpin ketahui dan menyatukanya
dengan baik.

Ciri-ciri seorang pemimpin yang baik itu sebenarnya sudah ada dalam diri setiap
orang, namun karena masih terbelenggu oleh ego, maka ciri tersebut tidak akan
pernah muncul!
Category: Kumpulan Artikel

Mengenal Sikap Baik yang Harus Dimiliki oleh Seorang Pemimpin

1. Seorang Pemimpin Memiliki Komunikasi


yang Baik
Pemimpin memiliki komunikasi yang baik
Bisa berkomunikasi yang baik adalah modal utama yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Karena kebijakan atau keputusan yang akan dikeluarkannya apabila
tidak dikomunikasikan yang baik akan menjadi sorotan utama dari setiap
orang terutama bawahannya.

Saat ini, di era digital yang tergolong bebas berapa banyak pemimpin yang
“jatuh” karena tidak bisa berkomunikasi yang baik. Akibatnya, para
bawahannya pun mempertanyakan kapasitas kepemimpinan dalam dirinya.

Oleh karena itu, komunikasi ini bukan sesuatu yang main-main diperlukan skill
khusus dalam mempelajarinya.

Maka tidak ada salahnya bila Anda merasa kurang dalam hal berkomunikasi
mintalah bantuan pada pakar komunikasi terbaik untuk bisa melatih Anda
dalam hal tersebut.

Bila memiliki skill komunikasi yang baik, maka Anda pun akan mudah untuk
berkomunikasi dengan bawahan di berbagai tingkatan. Karena Anda telah
memiliki ilmu yang mumpuni untuk menjembatani aspirasi setiap orang.

2. Memiliki Sikap Berani dan Menginspirasi


Seorang pemimpin harus memiliki sikap berani. Dalam arti berani mengambil
resiko dan juga mengambil keputusan.

Jika sikap tersebut belum mendarah daging pada diri Anda atau masih ada
keraguan dalam memutuskan sesuatu, maka Anda harus melatih hal tersebut.
Jadilah pemimpin yang mampu menjadi inspiratif bagi bawahan atau rekan-
rekan Anda. Tunjukan dalam setiap perbuatan, selalu gunakan kata dan
kalimat yang memotivasi bawahan Anda.
Tentunya bila seorang pemimpin tidak memiliki sebuah keberanian, maka
akan hilang rasa percaya dari anak buahnya.

Baca juga : 11 cara menjadi manajer sukses diusia masih muda


Sikap berani dalam mengambil keputusan pun harus diiringi dengan resiko
yang akan diambil karena dengan begitu keraguan yang hinggap dalam diri
Anda akan hilang.

Anda pun harus bisa meyakinkan anak buah Anda bahwasannya sikap berani
yang diambil olehnya adalah keputusan terbaik dan tepat pula untuk mereka.

Anda berani mengambil keputusan berarti Anda pula harus berani mengambil
resiko serta bertanggung jawab atas apa yang terjadi dikemudian hari.

3. Seorang Pemimpin Selalu Menjadi Diri


Sendiri
Tidak dipungkiri, seseorang yang telah menjadi pemimpin pasti ada orang
yang memperjuangkannya. Karena itu, ada rasa timbal balik untuk bisa
menjadi sosok yang diinginkan oleh mereka.

Padahal boleh jadi apa yang mereka inginkan pada Anda bertentangan
dengan hati nurani sehingga memutuskan sesuatu didasari oleh pandangan
orang lain.

Sebaiknya hal tersebut harus dihindari oleh seorang pemimpin. Bukan berarti
menapikan pendapat orang lain, akan tetapi yang dikhawatirkan adalah
sesuatu yang Anda putuskan masih tergantung orang lain karena Anda takut
salah mengambil langkah.
Padahal seharusnya, pendapat dari orang lain tersebut ditampung dan
dipertimbangkan terlebih dahulu. Baru diputuskan sesuai kebutuhan dan
kebijakan Anda yang sesuai dengan hati nurani.

Jadilah diri sendiri, sehingga orang akan menilai Anda layak untuk menjadi
pemimpin yang memiliki prinsip tersendiri.

4. Sikap Seorang Pemimpin Selalu Bisa


Menghargai Orang lain
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah bisa
menghargai orang lain.

Cara untuk bisa menghargai orang lain pun mudah namun terkadang lupa
atau malas untuk diungkapkan, seperti mengucapkan terima kasih kepada
orang lain bukan hanya Ia telah memberikan sesuatu tetapi jangan lupa pula
ketika Ia telah membantu Anda.

Selain itu, juga ungkapkan maaf yang terkadang susah keluar dari seorang
pemimpin. Bila pemimpin salah, maka tidak ada salahnya untuk berkata
demikian. Karena dengan mengatakannya status Anda sebagai pemimpin pun
tidak akan jatuh.

Selanjutnya adalah kata tolong yang terkadang gengsi untuk diucapkan


seorang pemimpin. Bila pemimpin menginginkan sesuatu, maka tidak ada
salahnya untuk mengatakan demikian karena mereka yang ada di bawah pun
akan merasa dihargai.

Apabila pemimpin memiliki sikap menghargai tersebut, akan berpengaruh


baik terhadap kinerja mereka dan juga kepercayaannya pada Anda.

5. Bersikap Tenang Ketika dalam kondisi Di


Bawah Tekanan
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah bersikap
tenang ketika berada dalam tekanan.

Dalam dunia kerja misalnya, tekanan pasti akan ada sehingga seringkali
membuat emosi menjadi tidak menentu.

Maka sebagai pemimpin, sikap yang bisa dilakukan adalah tenang. Jangan
sampai marah-marah atau menyalahkan orang lain sehingga bawahan Anda
pun menjadi tidak respect dengan Anda.

Justru dalam kondisi tersebut, Anda harus bertindak sebagai “pahlawan” yang
bisa mencari solusi. Bila perlu libatkan bawahan Anda untuk duduk bersama
mencari solusi atas apa yan terjadi.

Dari masukan itulah, Anda bisa membuat keputusan yang memang terbaik
dan sudah dipertimbangkan dengan baik pula.

6. Memiliki Sikap Rendah Hati


Sikap selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah rendah hati.
Walaupun Anda statusnya sebagai pemimpin, berusahalah untuk tidak
bersikap lebih tinggi dari mereka sehingga Anda memerintah dengan
seenaknya.

Baca juga : 10 cara menjadi pribadi berwibawa


Justru dengan menjadi pemimpin menjadi kesempatan bagi Anda untuk bisa
memikirkan orang lain, menyejahterakan, dan juga membimbingnya untuk
bisa lebih baik lagi.

Dengan begitu mereka pun akan sangat beruntung memiliki pemimpin yang
memang tidak menggunakan jabatannya untuk berlaku sewenang-wenang.

7. Memiliki Sikap Jujur


Jujur memang harus dimiliki setiap orang, apapun jabatannya. Namun, karena
pemimpin ini akan selalu menjadi sorotan,maka sikap jujur ini harus dimiliki
oleh seorang pemimpin.

Saat ini, kejujuran sangatlah dipertaruhkan terutama oleh para pemimpin.


Karena pada kenyataannya banyak pemimpin yang tidak jujur terutama yang
menyangkut perekonomian seperti korupsi, penipuan, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, kejujuran ini merupakan seuatu yang berat dan sangat
dipertaruhkan. Apabila kejujuran dari seorang pemimpin hilang, maka seketika
itu juga hancur pula integritasnya sebagai seorang pemimpin.

Boleh jadi pemimpin tersebut tidak kan dipercaya kembali untuk memimpin
mereka. Mak dari itu, bertanggungjawablah terhadap apa yang orang lain
percayakan.

8. Memiliki Sikap Kreatif


Sikap baik yang harus dimiliki seorang pemimpin berikutnya adalah kreatif.
Kreatif di sini bukan tentang karya seni atau unjuk kebolehan dalam bidang
tersebut.

Namun, Anda harus bisa memberikan solusi atau ide kreatif dalam
mewujudkan sebuah tujuan yang akan dicapai bersama dengan anak-anak
buah Anda.

Apalagi di zaman serba canggih ini, setiap orang terutama pemimpin dituntut
untuk bisa berpikir terbuka terhadap sebuah perubahan dan menjadikan hal
tersebut menjadi seuatu yang kreatif serta inovatif.

Tentunya untuk bisa menjadi seseorang yang kreatif pun diperlukan masukkan
dan pendapat dari orang lain yang sekiranya bisa memberikan Anda ide
terbaik dalam mengambil sebuah keputusan.

9. Memiliki Manajemen Waktu yang Baik


Sekilas memang tugas pemimpin itu mudah yaitu hanya datang ke sebuah
kantor atau lembaga untuk mengecek segala pekerjaan yang telah dilakukan
oleh anak buahnya.

Atau hanya datang ke kantor di waktu tertentu dan banyak melakuakn


perjalanan dinas yang kerap membuat bawahannya merasa iri.

Namun, dibalik asumsi semua itu seorang pemimpin adalah sumber utama
yang harus mengatur segala keperluan Anda lewat manajemen waktu yang
dibuatnya.

Dan hal itulah, sikap yang harus dimiliki pula oleh seorang pemimpin.
Pemimpin harus bisa mengatur segala sesuatu lewat manajemen waktu
terbaiknya.

Dimana Ia akan menempatkan seseorang yang mumpuni untuk bisa


membantu dan memastikan manajemen waktu tersebut berjalan dengan baik.

Apabila seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan untuk manajemen


waktu dengan baik, maka bisa dipastikan proses kinerja pun akan terhambat.

10. Memiliki Sikap Tekun dan Selalu


Bersemangat
Pada dasarnya, memimpin itu adalah tokoh sentral yang segala perilakunya
akan menjadikan teladan bagi anak buahnya.

Karena itu, hati-hatilah dalam bersikap karena apabila Anda tidak memiliki
sikap bersemangat ketika datang ke kantor misalnya, maka aura tersebut pun
akan menular pada anak buah Anda.

Maka dari itu, pemimpin harus memiliki sikap selalu bersemangat apapun
kondisinya. Jadilah pemimpin yang mampu membawa anak buah Anda pada
kesuksesan karena semangat yang Anda miliki.
Selain memiliki sikap semangat, Anda pun harus memiliki sikap tekun. Dalam
arti bisa menjadi teladan untuk tidak menyerah terhadap apa yang harus
diperjuangan atau dipelajari.

Karena dengan ketekunan akan membawa Anda pada gerbang kesuksesan


yang sebenarnya.

Sikap yang Harus Dihindari oleh Seorang Pemimpin


Adapun sikap utama yang harus dihindari oleh seorang pemimpin dan
menjadi sesuatu yang penting adalah sebagai berikut:

• Bersikap Otoriter

Pemimpin yang memiliki sikap ini bisa dipastikan tidak akan disukai oleh anak
buahnya. Karena mereka bekerja seperti “robot” yang terus dipaksa sesuai
kehendak dari pemimpinnya.

• Mencampur Adukan Urusan Pribadi dengan Pekerjaan

Sikap selanjutnya yang harus dihindari seorang pemimpin adalah mencampur


adukan urusan pribadi dan pekerjaan.

Karena dengan begitu Anda akan dinilai sebagai pemimpin yang tidak
profesional dalam bekerja.

• Lepas dari Tanggung Jawab

Pemimpin yang lepas dari tanggung jawab berarti dalam dirinya belum ada
kesiapan untuk menjadi seorang pemimpin.

Baca juga : 10 Ciri pemimpin yang tidak baik bahkan buruk


Ia akan melimpahkan segala persoalan pada anak buahnya dan tentu saja
lambat laun akan menjadi semrawut tanpa adanya seorang pemimpin.

Penutup
Bila Anda ditugaskan menjadi seorang pemimpin, maka jangan lupa kan sikap-
sikap baik yang dijelaskan pada pemaparan di atas. Ingatlah! Bahwa seorang
pemimpin tanggung jawabnya bukan hanya di dunia dan bukan hanya pada
manusia saja.

Di kehidupan yang abadi, segala sesuatu yang dikerjakan terutama oleh


seorang pemimpin harus bisa dipertanggung jawabakan di hadapan Tuhan
Yang Maha Esa. Maka, tetaplah melakukan sikap baik di atas dan libatkan
Tuhan dalam setiap langkah Anda.

Semoga bermanfaat!

CIRI-CIRI KARAKTER PEMIMPIN


YANG IDEAL DAN YANG TIDAK IDEAL
Published on 2015 M10 29

Eddy FransiskhiFollow
Admin Support at PT. Magna Consulting Group
 Like49
 Comment6
 Bagikan

Manusia adalah makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan menjadi
pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti menjadi seseorang yang memiliki
tanggung jawab lebih dalam hidup.

7 Karakter Utama Pemimpin Ideal adalah deskripsi yang menjelaskan


tentang point-point yang harus dimiliki seorang pemimpin. Baik secara sempit maupun luas,
seorang pemimpin tentunya perlu mengetahui dan memiliki sifat dari 7 karakter utama
pemimpin ideal.

Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih dan mampu melatih individu-
individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat seragam. Seorang pemimpin diharuskan
mampu melibatkan diri dalam unsur keberagaman sifat anggota yang menjadi tanggung
jawabnya. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa misi
kelompoknya ke arah yang baik dan tetap teguh merangkul semua anggota kelompok.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Cerdas

Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang diambil
oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah kelompok. Pemimpin ideal
adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung dengan keunggulan
berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin
yang ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan
kepentingan kelompoknya.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Berinisiatif

Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani berinisiatif jika
dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas dibutuhkan oleh seorang pemimpin
demi terciptanya solusi yang bersifat nyata dan menjanjikan. Pemimpin yang berinisiatif
adalah pemimpin yang mampu menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai
segala sesuatunya tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri
pemimpin, kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun akan
terjamin dengan baik.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Bertanggung jawab

Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan
yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan berinisatif, seorang
pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung jawab. Pengambilan
keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya diputuskan
dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap
teguh dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan
yang diambil.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dapat Dipercaya


Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang pemimpin dalam
menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil keputusan. Pemimpin
ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang, anggotanya akan dengan
kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin tersebut untuk mengambil keputusan.
Pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua
anggota. Dengan pemimpin yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu
untuk menyatukan hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur


Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh seorang
manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang jujur menjanjikan
keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala informasi yang mencakup kepentingan
kelompok. Kejujuran yang ada dalam diri seorang pemimpin akan menjadi ciri khas
tersendiri yang mampu diandalkan oleh anggota. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran
tinggi akan mendapatkan kepercayaan yang luas dari kelompoknya.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Rela Berkorban


Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan kelompoknya dibandingkan
dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela berkorban akan mampu memfokuskan diri
untuk mencapai visi kelompok secara detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus
didasari dengan kecerdasan dan kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang
rela berkorban akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak
pihak.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai


Kelompoknya
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok yang dipimpinnya.
Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal akan selalu diiringi
dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya.
Kelompok yang dipimpinnya pun akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya
unsur paksaan yang berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan
tindakan dengan cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.

Setelah membaca artikel di atas, tentunya kita bisa mengetahui 7 karakter utama
pemimpin ideal dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin bukanlah manusia
sempurna namun, seorang pemimpin yang ideal dituntut untuk mengusahakan kesempurnaan
untuk kemajuan visi kelompoknya. Jadilah pemimpin ideal!

Tidaklah mudah menjadi seorang pemimipin, karena mereka harus memiliki sejumlah
kualitas tertentu. Kalau seorang pemimpin salah dalam bertindak, maka bawahan bisa saja
langsung menganggap buruk. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Pemimpin Yang Tidak
Ideal :

1. Hanya Memerintah
Menjadi Pemimpin bukan berarti bisa seenaknya saja memerintah. Sebaliknya, hal yang
harus dilakukan seorang pemimpin yang benar yaitu harus bisa menciptakan komunikasi
yang baik dengan tim atau orang yang dipimpinnya demi mencapai visi dan misi yang telah
ditentukan. Komunikasi di sini artinya komunikasi dua arah, sehingga bawahan bisa
menyampaikan pendapat dan bukan sekadar menerima perintah.
1. Jarang Diskusi
Pemimpin yang buruk biasanya jarang berdiskusi dengan bawahannya tapi dia menuntut
timnya untuk solid. Padahal, solid tidaknya sebuah tim juga dinilai dari adanya komunikasi
yang baik antara atasan dengan bawahan. Dengan berdiskusi, pemimpin pun bisa tahu jika
ada masalah di antara orang yang dipimpinnya.

1. Tidak Memberikan Kepercayaan


Seorang pemimpin yang baik bisa memberikan kepercayaan pada timnya untuk bekerja. Hal
ini juga berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri timnya. Sebaliknya, pemimpin yang
buruk tidak mampu memberikan kepercayaan itu. Akibatnya akan muncul rasa tak percaya di
antara atasan dan bawahannya.

1. Tidak Memberikan Pujian


Tak sedikit atasan di kantor, perusahaan/lembaga yang merasa enggan untuk memuji
bawahannya. Padahal, hal tersebut sekali-kali perlu dilakukan demi memberikan penghargaan
pada bawahannya. Ini yang membuat mereka bisa termotivasi untuk menjadi tim yang lebih
baik dan maju.

1. Konflik
Apabila bawahan Anda ditegur oleh atasan dari divisi lain, jangan hanya diam saja dan
membiarkan bawahan Anda menghadapinya sendirian. Pemimpin yang baik akan berusaha
untuk memberi dukungan pada timnya, bukan malah ikut menyalah-nyalahkannya juga.

1. Tidak Terbuka
Hubungan baik dengan divisi yang berbeda perlu dibina dalam perusahaan/lembaga. Jika
Anda merupakan pemimpin yang kerap tertutup dan tidak membeberkan kehebatan kerja tim
Anda, itu menandakan bahwa Anda bukan termasuk pemimpin yang baik.

1. Tidak Bertanggung Jawab


Jika Anda selalu menyerahkan tugas pada bawahan, padahal seharusnya pekerjaan tersebut
dikerjakan oleh Anda, itu membuktikan bahwa Anda bukanlah pemimpin yang baik.
Pemimpin yang benar akan bertanggung jawab dengan pekerjaannya, bukan malah menyuruh
bawahan untuk menyelesaikannya.

1. Pemimpin yang Tidak Memiliki Visi, Tidak Akan Bisa


Menjalankan Tim.
Pemimpin tanpa visi akan gagal. Pemimpin yang tidak memiliki visi tidak bisa menginspirasi
tim, memotivasi kinerja, atau menciptakan nilai yang berkelanjutan. Miskin visi, visi yang
berubah-ubah, atau tidak ada visi akan menyebabkan para pemimpin gagal. Tugas pemimpin
adalah untuk menyelaraskan organisasi sesuai dengan visi yang jelas dan dapat dicapai. Ini
tidak bisa terjadi ketika orang buta menuntun orang buta, yang artinya pemimpin yang tidak
mempunyai visi menuntun anggota dalam tim yang juga tidak memiliki tujuan dan arah.

1. Ketika Pemimpin Gagal Memimpin Dirinya Sendiri


Seorang pemimpin yang memiliki karakter atau integritas tidak akan bertahan dalam ujian
waktu. Tidak peduli seberapa cerdas, ramah, dan persuasive seseorang, jika mereka rentan
terhadap rasionalisasi perilaku yang tidak etis berdasarkan kebutuhan saat ini atau masa
depan, mereka akhirnya akan menjadi mangsa kehancuran mereka sendiri. Optik atas etika
bukanlah formula untuk sukses.

1. Terlalu Mengandalkan Pengalaman Masa Lalu


Sydney Finkelstein, profesor di Dartmouth Tuck School mengatakan dalam Wall Street
Journal 2009, “Pemimpin cenderung mengandalkan pengalaman masa lalu yang tampaknya
berguna, tetapi sebenarnya berbahaya. … karena tidak benar-benar cocok dengan situasi saat
ini dan itu tidak akan menjadi bermanfaat.”

Pemimpin harus memperhatikan kondisi kerja, rekan kerja, sumber daya, dan bagaimana
menciptakan momentum di lingkungan yang baru.

1. Terlibat Politik Kantor


Motivasi politik membuat orang sulit membuat keputusan secara obyektif dan fokus pada
mengelola tanggung jawab. Pemimpin yang terperangkap dalam politik kantor kehilangan
identitas mereka dan terjebak dalam agenda dan motivasi orang lain.

12. Tak Punya Tujuan Kerja


Bila Anda tidak tahu apa yang Anda perjuangkan, Anda akan sulit membuat keputusan yang
baik. Kejelasan tujuan memungkinkan Anda membuat keputusan yang benar dan konsisten
sesuai dengan misi. Ketika tujuan “terganggu”, Anda akan kehilangan hubungan dengan
naluri dan mulai membuat keputusan tanpa dependensi yang tepat dan sumber daya.

1. Menyalahgunakan Sumber Daya


Memimpin bukan hanya tentang memotivasi orang dan tim inspirasi, tapi juga mengharuskan
Anda untuk mengetahui alat dan sumber daya yang tersedia dan atau yang harus diperoleh
untuk bersaing.

Pemimpin yang membuat keputusan baik terus meningkatkan pedoman sumber daya. Mereka
memperkuat kemampuan untuk mendapatkan akses ke informasi yang benar, statistik, tren,
dan hal lainnya yang tersedia dari luar dan dalam kantor/perusahaan. Mereka tahu kapan
harus melibatkan semua sumber daya itu dalam rangka membuat keputusan tepat yang
berdampak positif bagi perusahaana atau bagi masa yang akan datang.

1. Tidak Melihat Peluang


Pemimpin tidak mengerti dengan visi yang disebut Wide-angle, melihat peluang dari segala
arah. Visi ini membuat pemimpin ahli dalam mengantisipasi krisis dan mengelola perubahan
jika keadaan memburuk. Ini juga dapat memperluas pengamatan dan memungkinkan mereka
melihat sekitar, di dalam dan luar perusahaan, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat pun
tepat.

1. Tidak Percaya Diri


Pemimpin yang tidak percaya diri sering menjadi putus asa dan membuat keputusan tiba-tiba.
Mereka tidak memikirkan konsekuensi saat membuat keputusan.

Theory of Constraints: Pemahaman


dan Perbedaannya dengan Lean
by
Redaksi
posted on
Dec 21, 2015
0

Ilustrasi: hbr.org
Ilustrasi: hbr.org
Teori Kendala atau Theory of Constraints merupakan suatu metode perubahan
organisasi yang terfokus pada peningkatan laba. Teori ini adalah suatu filosofi
manajemen yang diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Elihayu M. Goldratt dalam
buku best sellernya yang berjudul “The Goal” pada tahun 1984. Sejak saat itu, TOC
terus berevolusi dan berkembang dan saat ini menjadi faktor yang signifikan dalam
dunia praktek manajemen.

Konsep penting dari TOC adalah bahwa setiap organisasi harus memiliki paling tidak
satu kendala. Sebuah kendala merupakan suatu faktor yang membatasi organisasi
dari mendapatkan yang lebih dari apapun yang sedang diperjuangkan, yang biasanya
adalah keuntungan. Tujuan ini berfokus pada kendala sebagai hambatan dari suatu
proses dalam organisasi manufaktur. Namun, ada juga beberapa kendala non
manufaktur, seperti permintaan pasar, atau kemampuan divisi sales untuk
menerjemahkan permintaan pasar menjadi suatu order.

5 Tahap Dasar TOC

Teory of Constraints memberikan metode spesifik untuk mengidentifikasi dan


menghilangkan kendala-kendala yang ada, yang dikenal dengan the Five Focusing
Steps atau 5 Langkah Dasar. Kelima langkah tersebut yaitu:

1. Mengidentifikasi Sistem Kendala, merupakan bagian dari sistem yang


paling lemah, bisa berupa kendala fisik atau kebijakan.
2. Memutuskan Bagaimana Mengeksploitasi Kendala, yaitu melakukan
perbaikan cepat ke seluruh kendala dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada.
3. Subordinasi dan Sinkronisasi Kendala, yaitu melakukan tinjauan terhadap
semua kegiatan lain dalam proses untuk memastikan bahwa ada keselarasan.
4. Meningkatkan Kinerja Kendala, berupa pertimbangan mengenai tindakan
lanjutan yang harus dilakukan apabila kendala masih tetap ada.
5. Hilangkan Kendala dan Melakukan Evaluasi Ulang terhadap
Prosesnya. Langkah ini berupa pengingat untuk terus memperbaiki kendala
yang ada dan kemudian segera beralih pada kendala berikutnya.

Baca juga 7 Waste dalam Lean

Apa Bedanya TOC dengan Lean Thinking?

Lean thinking adalah metode perubahan organisasi yang juga dilaksanakan dengan
tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Metode ini berasal dari Jepang, dan telah
dicontohkan dengan sangat sempurna oleh Perusahaan Automotif terbesar di
Jepang, Toyota, yang dikenal dengan Toyota Production System (TPS).

TOC digunakan pada industri manufaktur Jepang setelah perang dunia II


mengarahkan Taichii Ono dari Toyota untuk merintis sistem produksi baru yang
sangat berbeda, dan jauh lebih baik dibandingkan dengan produksi massal untuk
menjamin jenis manufaktur baru. Lean production adalah metode pengorganisasian
produksi dengan hanya menggunakan separuh tenaga, ruang, persediaan, dan waktu
pengembangan produk dibandingkan dengan mass production. Metode TOC juga
menghasilkan kerusakan yang lebih sedikit dan variasi produk yang lebih besar.

Lean thinking mencapai tujuan pengurangan biaya dengan menggunakan sistem


pandangan organisasi yang berpusat pada konsep nilai pelanggan. Upaya lean
ditujukan untuk menghilangkan semua tahapan dalam produksi barang atau jasa
yang tidak menambah nilai ke pelanggan. Ketika TOC memulai proses dengan
mengidentifikasi kendala terlebih dahulu, lean thinking menginstruksikan untuk
memikirkan kembali konsep nilai sebagai langkah awal.
Secara ringkas, perbandingan antara Lean Thinking dan TOC dijabarkan dalam tabel
berikut.

Perbandingan Theory of Constraints (TOC) Lean Thinking


Meningkatkan profit dengan
Meningkatkan profit dengan
Tujuan menambahkan nilai dari
meningkatkan throughput
pandangan pelanggan
-biaya
-throughput
-lead time
-inventaris
Ukuran
-persentase pertambahan
-biaya operasional
nilai

Menghilangkan waste dan


Fokus Perubahan Kendala: link terlemah dalam sistem pertimbangan penambahan
nilai ke seluruh sistem

Theory of Constraint adalah suatu metodologi untuk mengidentifikasi faktor


pembatas (yaitu constraint) yang paling penting yang menghambat kita mencapai
tujuan dan kemudian secara sistematis meningkatkan kinerjanya hingga faktor
tersebut tidak lagi menjadi pembatas kita. Dalam manufaktur , hambatan ini sering
disebut dengan bottleneck.

Theory of Constraint menggunakan pendekatan yang ilmiah untuk perbaikan.


Hipotesa yang dipakai adalah bahwa setiap sistem yang kompleks, termasuk proses
manufaktur, jasa, tambang, healthcare terdiri dari beberapa kegiatan yang saling
terkait, dimana salah satunya bertindak sebagai constraint dan menjadi titik
terlemah dalam rantai penciptaan nilai tambah.

Jadi apa tujuan akhir dari sebagian besar perusahaan? Untuk menciptakan
keuntungan – baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Theory of
Constraint menyediakan satu set tools yang kuat untuk membantu mencapai
tujuan tersebut, diantaranya:

1. Lima Langkah Fokus (metodologi untuk mengidentifikasi dan menghilangkan


constraint)
2. Proses Berpikir (alat untuk menganalisa dan memecahkan masalah)
3. Akuntansi Throughput (metode untuk mengukur kinerja dan memberi masukan
bagi keputusan manajemen)
Dr Eliyahu Goldratt memperkenalkan Theory of Constraint melalui buku larisnya
pada tahun 1984 ” The Goal “. Sejak itu , TOC terus berkembang dan berkembang.
Kami akan melanjutkan pembahasan mengenai TOC dan toolsnya! Stay tuned di
Shift Indonesia.

ENIN, 06 JULI 2009


Teori Kendala atau Theory of Constrain (TOC)

Teori Kendala atau Theory Of Constraints (TOC) merupakan sebuah filosofi


manajemen yang mula-mula dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt dan dikenalkan
dalam bukunya, The Goal. Dapat diartikan bahwa TOC adalah suatu pendekatan ke
arah peningkatan proses yang berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi untuk
meningkatkan output. Hal ini berdasarkan fakta bahwa, seperti sebuah rantai dengan
link yang paling lemah, dalam beberapa system yang kompleks pada waktu tertentu,
sering terdapat satu aspek dalam system yang membatasi kemampuannya untuk
mencapai lebih banyak tujuannya. Usaha yang berfokus pada masalah dapat
meningkatkan atau memaksimumkan kembali inisiatif yang ada. agar system tersebut
mencapai kemajuan yang signifikan, hambatannya perlu untuk diidentifikasi dan
keseluruhan system perlu diatur. Sesekali elemen proses yang dibatasi diperbaiki, link
paling lemah yang berikutnya dapat ditujukan dalam suatu pendekatan iterative.

TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan produksinya dan meminimalisasi
semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya
tidak langsung, dan biaya modal.

Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai
kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh
terhadap profitabilitas secara keseluruhan.

Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai


berikut:

 Berdasarkan asalnya
1. Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam
mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk
meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan
persediaan dan biaya operasional.
2. Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar
atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang
berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan
pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan
produk baru.

 Berdasar sifatnya

1. Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada


sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
2. Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang
terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan
sepenuhnya.

Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam


tiga bagian yaitu:

1. Kendala sumberdaya (resource constraint). Kendala ini dapat berupa


kemampuan factor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam
mesin.
2. Kendala pasar (market resource). Kendala yang merupakan tingkat minimal
dan maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode
perencanaan.
3. Kendala keseimbangan (balanced constraint). Diidentifikasi sebagai produksi
dalam siklus produksi.

Theory of Constraint(TOC) mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh


kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk
mendukung tujuan, yaitu kemajuan terus-menerus suatu perusahaan (continious
improvement). Teori ini memfokuskan diri pada tiga ukuran yaitu:
1. Throughput, adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan
uang melalui penjualan.
2. Persediaan, adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk
mengubah bahan baku mentah melalui throughput. Bahan persediaan dalam
TOC merupakan semua aktiva yang dimiliki dan terrsedia secara potensial
untuk penjualan.
3. Biaya-biaya operasional, yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah
persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung dan
mengoptimalkan throughput dalam kendala.

TOC memiliki argumen bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya


saing perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk
yang lebih baik, harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadap
kebutuhan pelanggan
Penerapan TOC dapat membantu manajer dalam meningkatkan laba dan juga
penjualan produk atau jasa yang berkualitas serta pemenuhan permintaan yang
tepat waktu sehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien dan efektif.

5 (Lima) Langkah dalam TOC

Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan,


Goldratt mengembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan supaya proses perbaikan
lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi sistem. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint). Mengidentifikasi bagian


system manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahanya apakah
kelemahan fisik atau kebijakan.
2. Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukan cara
menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.
3. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah
menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain
tersebut maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi
kostrain pada performansi system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke
langkah kelima, tetapi jika yam aka akan menuju ke langkah keempat.
4. Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka
langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada
perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau
modifikasi substansi system.
5. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jika langkah ketiga
dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah
pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa suatu
solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.

Selain memperhatikan lima tahap penerapan TOC diatas, perlu diperhatikan pula
sepuluh prinsip dasar TOC. Kesepuluh prisnsip dasar tersebut adalah:

1. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi. Diasumsikan


perusahaan memiliki kapasitas tidak seimbang dengan jumlah permintaan
pasar (demand) karena keseimbangan kapasitas menghambat pencapaian
tujuan (goal) perusahaan.
2. Tingkat utilitas non bottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja
tersebut tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya. Hanya
stasiun kerja yang mengalami bottleneck yang perlu dijalankan dengan utilitas
100 %.
3. Aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas. Menjalankan non bottleneck dapat
mengakibatkan bertumpuknya work in process (buffer) dalam jumlah yang
berlebihan.
4. Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem
keseluruhan.
5. Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu fatamorgana.
6. Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory.
7. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses.
8. Batch proses sebaiknya tidak tetap (variabel).
9. Penjadwalan (kapasitas & prioritas) dilakukan dengan memperhatikan semua
kendala (constraint) yang ada secara simultan.
10. Jumlah optimum lokal tidak sama dengan optimum keseluruhan (total).
Pengukuran performansi dilihat sebagai satu kesatuan berdasarkan
pemasukan bahan baku dan hasil produk jadi.

Hubungan TOC dan JIT (Just In Time)

Tujuan utama seorang manajer menggunakan JIT dalam perusahaan yaitu untuk
mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika total produksi turun,
maka akan terjadi penurunan pula pada biaya, hal ini dikarenakan lebih sedikitnya
persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Dengan JIT,
waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk yaitu total produksi sampai
pada saat barang dikirim. Oleh karena itu, waktu throughput (throughput time)
merupakan jumlah dari waktu proses, waktu tunggu, waktu pemindahan, waktu
inspeksi. Yang merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan
dalam proses, akan mengarahkan pada hal-hal berikut ini:

 Menurunkan biaya modal dalam persediaan.


 Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan bahan.
 Mengurangi resiko keusangan.
 Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan mengurangi waktu
pengiriman.

Theory of Constraints (TOC) dan Activity Based Costing (ABC)

Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah dalam
jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas individual
dan penggerak biaya. Oleh karena itu, TOC kurang berguna untuk mengelola biaya
dalam jangka panjang. Di lain sisi, activity-based costing (ABC) mempunyai
perspektif jangka panjang yang memfokuskan pada peningkatan proses dengan
mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengurangi biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai tambah. Oleh karena itu, ABC
lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya dan penetapan harga
jangka panjang

ABC dan TOC sama-sama digunakan untuk menetapkan profitabilitas produk.


Namun keduanya juga memiliki perbedaan yaitu ABC mengembangkan suatu
analisis jangka panjang yang meliputi semua biaya produk. Sedangkan TOC
mengambil pendekatan jangka pendek untuk analisis profitabilitas karena teori ini
hanya berdasarkan pada biaya-biaya yag berkaitan pada bahan. ABC menyediakan
suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya (cost driver) dan biaya unit yang
akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan strategis mengenai harga
dan bauran produk dalam jangka panjang. Sebaliknya TOC menyediakan suatu
metode yang berguna untuk meningkatkan profitabilitas jangka pendek melalui
penyesuaian bauran produk untuk jangka pendek dan melalui perhatian pada
hambatan-hambatan produksi. Keunggulan ABC adalah memusatkan perhatian
pada kegiatan (aktivitas), yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. ABC umumnya digunakan oleh perusahaan
dengan menggunakan metode manajemen biaya seperti biaya target (target costing)
dan TOC.

Pengertian Theory Of constraint,


Faktor, Jenis, Tujuan dan Konsepnya
Oleh Parta IbengDiposting pada Januari 12, 2020
Pendidikan.Co.Id – Kesempatan ini kita akan membahas mengenai
Pengertian Theory Of constraint atau Manajemen Contraint, penjelasan
selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :

Daftar Isi Artikel Ini :

Pengertian Theory Of constraint (TOC)


Manajemen Constraint atau juga lebih dikenal yakni sebagai Theory of
Constraint (TOC) ini merupakan suatu teori di dalam ilmu manajemen
bisnis untuk bisa/dapat mencapai keuntungan itu dengan melalui
identifikasi terhadap kendala-kendala yang dialami perusahaan dan
kemudian mencari solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
TOC ini merupakan filosofi manajemen yang pertamakali diperkenalkan
oleh Dr. Elihayu M. Goldratt di dalam bukunya “The Goal” pada tahun
1984. TOC ini kemudian berkembang menjadi salah satu faktor penting di
dalam ilmu manajemen.
Tujuan dari Theory of Constraint atau manajemen constraint
(manajemen kendala) ialah untuk bisa mencapai keuntungan perusahaan
dengan secara maksimal. Sehingga teori ini dalam kajian manajemen itu
berfokus pada peningkatan laba.

Jenis-Jenis Manajemen Constraint


Pengertian manajemen constraint atau jgua teori kendala menurut para
ahli, yaitu Hansen serta Mowen, dibedakan menjadi dua dengan
berdasarkan sumbernya ialah internal constraint dan external constraint.

1. Internal Constraint
Ini merupakan suatu kendala yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri. Misalnya saja keterbatasan dari jam kerja pegawai atau juga
keterbatasan mesin produksi sehingga tidak bisa/dapat memaksimalkan
hasil produksi semaksimal mungkin.

2. External Constraint
Ini merupakan suatu kendala perusahaan yang berasal dari luar, misalnya
keterbatasan supplier atau juga kualitas bahan baku yang kurang baik
sehingga bisa/dapat menurunkan minat konsumen.

Konsep Dasar Manajemen Constraint


Terdapat empat konsep dasar manajemen constraint (Theory of
Constraint), diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Manajemen Fokus Pada 3 Ukuran Kinerja


Perusahaan
Seperti yang sudah diuraikan diatsa pada pengertian manajemen
constraint, untuk bisa menghasilkan manajemen constraint yang optimal,
manajer itu harus fokus terhadap 3 ukuran kinerja utama manajemen
diantaranya :

1. Throughput merupakan suatu tingkat kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan uang dengan melalui pemasaran.
2. Persediaan merupakan sebuah besar biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk mengubah bahan baku itu menjadi
throughput dengan melalui proses produksi.
3. Beban operasi ini merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan
di dalam mengubah persediaan menjadi throughput.

Di dalam hal ini, tujuan dari manajemen ini ialah agar dapat meningkatkan
throughput, menurunkan beban operasi, serta juga meminimalkan
persediaan. Pada saat hal tersebut dapat dilakukan maka akan tercapai
peningkatan kinerja keuangan, ialah ; pengembalian atas investasi akan
meningkat, keuntungan bersih perusahaan meningkat dan juga arus kas
yang semakin baik.

2. Menurunkan Persediaan untuk Produk yang


Lebih Baik
Manajer yang menginginkan produk yang lebih berkualitas sebaiknya ialah
tidak memproduksi produk lama terlalu banyak. Tujuannya ialah untuk
bisa mengatasi kendala produk lama yang ternyata tidak baik sehingga
membuat tidak laku di pasar.
Dengan menurunkan persediaan produksi tersebut maka produk baru bisa
segera dilempar ke pasar dalam meminimalisir pesaing mengeluarkan
produk serupa.

3. Harga yang Lebih Rendah yakni dengan


Menurunkan Biaya Operasi
Dengan melalui suatu penurunan biaya operasi serta investasi maka
margin tiap-tiap produk itu akan meningkat per unitnya sehingga barakibat
pada penetapan harga yang fleksibel.
Harga yang rendah itu bisa/ dapat terjadi apabila kondisi kompetisi tidak
memotong harga. Hal tersebut bisa dicapai dengan persediaan yang rendah
sehingga bisa/dapat mengurangi investasi, biaya penyimpangan serta juga
beban operasi.

4. Daya Tanggap Lebih Kompetitif


Alat kompetisi yang penting di dalam suatu bisnis ialah pada saat suatu
perusahaan itu mampu mengirim produk dengan secara tepat waktu serta
mengurangi waktu tunggu produksi barang. Sehingga manajer constraint di
sini berperan untuk memperkirakan waktu yang diperlukan di dalam
memproduksi barang hingga sampai ke tangan distributor atau juga
konsumen secara langsung.
Hal tersebut dapat dicapai dengan menurunkan persediaan disebabkan
karena memungkinkan waktu tunggu aktual yang bisa diamati lebih akurat
serta dapat memenuhi pesanan.
Faktor Kendala Dalam Perusahaan
Mengacu dari pengertian manajemen constraint, secara umum di dalam
sebuah bisnis manajemen constraint ini dilakukan terhadap tiga (3)
kelompok faktor utama yang penting serta sudah menjadi batasan yang
khas di dalam sebuah perusahaan ialah sebagai berikut diantaranya:

1. Resource Constraint
Dalam bahasa Indonesia disebut dengan sebutan kendala sumber daya,
meliputi batasan pada kemampuan faktor input ialah seperti bahan baku,
jam mesin, serta jam kerja karyawan.

2. Market Resource Constraint


Dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan kendala pasar yang mana
seringkali terdapat tingkat minimal serta maksimal hasil penjualan produk
suatu perusahaan selama periode perencanaan.

3. Balanced Constrain
Ini merupakan suatu kendala yang berasal dari faktor keseimbangan
perusahaan yang bisa / dapat diidentifikasi ialah sebagai produksi selama
siklusnya.

Tahapan Dasar Theory of Constraint


Dalam TOC ini terdapat suatu metode yang spesifik untuk mengidentifikasi
serta mengeliminasi berbagai kendala yang ada. Dibawah ini merupakan
lima tahapan dasar TOC, diantaranya :

 1. Mengidentifikasi Kendala
Berbagai kendala yang tedapat pada perusahaan bisa
diklasifikasikan, baik itu kendala internal atau juga kendala
eksternal.
 2. Mengeksploitasi Kendala
Ini merupakan suatu upaya perbaikan cepat terhadap seluruh
kendala yang ada dengan memanfaatkan seluruh sumber daya.
 3. Subordinasi dan Sinkronisasi Kendala
Ini merupakan aktivitas melakukan peninjauan terhadap semua
aktivitas/kegiatan lain di dalam proses manajemen yang bertujuan
untuk dapat memastikan bahwa ada keselarasan.
 4. Mengangkat Kendala yang Mengikat
Ini merupakan suatu aktivitas memulai program perbaikan yang
berkelanjutan itu dengan mengurangi keterbatasan pada kendala
yang mengikat atas kinerja suatu perusahaan.
 5. Evaluasi Ulang terhadap Prosesnya
Langkah ini berupa suatu pengingat untuk terus memperbaiki
kendala yang ada serta kemudian segera beralih pada kendala
berikutnya.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Theory Of constraint,


Faktor, Jenis, Tujuan dan Konsepnya, semoga apa yang diuraikan dapat
bermanfaat untuk anda. Terima kasih

 IDEAS

Implementasi Sederhana TOC


dengan 5 Focusing Steps
0

Seperti yang telah diketahui dalam pembahasan sebelumnya, Theory of Constraints


atau Teori Kendala yang biasa disingkat TOC, merupakan suatu metode filosofi
manajemen yang diperkenalkan oleh Goldratt pada tahun 1984 lewat bukunya “The
Goal”. Metode perubahan organisasi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan laba
perusahaan ini berfokus pada kendala sebagai hambatan utama dari suatu proses
dalam perusahaan manufakturing.

Cara terbaik untuk memperdalam pemahaman tentang Theroy of Constraints ini


adalah dengan implementasi sederhana ke dalam organisasi perusahaan dengan
melakukan teori dasar dari TOC, yaitu melalui Five Focusing Steps atau 5 Langkah
Utama untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kendala yang menjadi hambatan
dalam proses manufaktur.

Langkah 1 – Identifikasi Masalah

Pada langkah ini, proses manufakturing dkaji ulang untuk mengidentifikasikan


kendala. Sebuah cara yang sederhana namun efektif untuk mencari indikasi kendala
adalah dengan benar-benar mengikuti proses manufakturing. Poin-poin penting
yang perlu diingat adalah:
 Carilah akumulasi yang besar dari proses yang sedang berlangsung di lantai
pabrik. Inventori seringnya dengan segera terakumulasi sebelum munculnya
kendala.
 Carilah area yang sering melibatkan proses expeditor. Perhatian khusus dan
kepemilikian seringkali diperlukan pada kendala untuk memastikan bahwa
pesanan khusus dapat diselesaikan tepat waktu.
 Lakukan review pada data performa peralatan untuk menentukan peralatan
mana yang memiliki siklus terpanjang. Sesuaikan waktu dimana peralatan tidak
beroperasi karena faktor eksternal, misalnya ketika diblokir oleh proses di bagian
hilir.
 Tanyakan kepada operator dimana mereka pikir peralatan tersebut tidak ada
hubungannya dengan permintaan. Berikan perhatian khusus untuk bagian ini,
tetapi jangan lupa untuk tetap mencari indicator pendukung lainnya.

Pencapaian dari langkah ini adalah identifikasi satu bagian peralatan yang
menghambat proses throughput.

Baca juga Tahukah Anda, Kota New York Juga Mengimplementasikan Six
Sigma?

Langkah 2 – Eksploitasi Kendala

Langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan throughput kendala dengan


memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia. Jalur antara eksploitasi kendala
(langkah ini) dengan meningkatkan kendala (langkah ke-4) tidak selalu jelas.
Langkah ini berfokus pada quick wins dan rapid relief; meninggalkan perubahan
yang lebih kompleks dan substantive ke depannya. Poin penting yang harus
diperhatikan dalam langkah ini adalah:

 Membuat buffer persedian yang sesuai dengan ukuran dengan segera di depan
kendala untuk memastikan bahwa buffer tersebut dapat tetap beroperasi bahkan
ketika proses di bagian hulu berhenti.
 Segera periksa kualitas sebelum kendala sehingga hanya bagian yang baik yang
diproses oleh kendala.
 Pastikan bahwa kendala tersebut terus terjadwal untuk beroperasi (misalnya
tetap mengoperasikan kendala saat istirahat, menyetujui kerja lembur,
penjadwalan giliran yang lebih sedikit, lintas karyawan dari berbagai divisi untuk
memastikan selalu ada karyawan yang terampil untuk mengoperasikan kendala).
 Pindahkan kegiatan pemeliharaan rutin di luar waktu produksi kendala
(misalnya ketika pergantian giliran).
 Pindahkan beberapa kerja kendala ke mesin yang lain. Bahkan ketika dirasa
kurang efisien, peningkatan sistem throughput sistem dilakukan untuk
memungkinkan peningkatan profitabilitas secara keseluruhan.
 Pindahkan beberapa pekerjaan ke perusahaan lain. Ini harus menjadi pilihan
terakhir jika teknik lainnya tidak mampu meringankan kendala.

Pencapaian langkah ini adalah peningkatan pemanfaatan kendala, yang pada


gilirannya akan menghasilkan peningkatan throughput dalam proses. Apabila
tindakan yang diambil pada langkah ini berhasil menghilangkan kendala, langsung
lanjutkan pada langkah ke-5. Namun jika tidak, teruskan pada langkah ke-3.

Langkah 3 – Subordinasi dan Sinkronisasi Kendala

Fokus pada langkah ini ada pada peralatan non-kendala. Tujuan utamanya adalah
untuk mendukung semua yang menjadi kebutuhan kendala. Efisiensi dari peralatan
non-kendala menjadi perhatian sekunder selama operasional kendala tidak
berdampak buruk. Beberapa teknik yang berguna untuk langkah ini antara lain:

 Implementasi DBR (Drum-Buffer-Roper) pada kendala sebagai cara sinkronisasi


proses manufaktur untuk kebutuhan kendala.
 Subordinasi maintenance kendala dengan memastikan bahwa kendala selalu
menjadi prioritas tertinggi pemanggilan maintenance dilakukan.
 Menambahkan kapasitas kecepatan ke dalam peralatan non-kendala untuk
memastikan bahwa interupsi yang terjadi pada saat proses operasional (misalnya
kerusakan ataupun perubahan materi) dengan segera dapat diimbangi dengan
operasi yang lebih cepat dan adanya output tambahan.
 Mengoperasikan peralatan non-kendala pada kecepatan tetap untuk
meminimalisasi alat mogok. Seringnya perubahan inersia (misalnya mogok dan
perubahan kecepatan) dapat meningkatkan keausan dan mengakibatkan
kerusakan.
Baca juga Apa yang Harus Dilakukan Leader untuk Meningkatkan Kinerja
Tim?

Maksud dari langkah ini adalah sedikit contoh dari operasional kendala yang
dihentikan oleh peralatan dari hulu atau hilir, yang mengakibatkan terjadinya
peningkatan throughput pada proses.

[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]

Langkah 4 – Peningkatan Performa Kendala

Pada langkah ini, perubahan yang lebih substantive diimplementasikan untuk


menghilangkan kendala. Perubahan-perubahan ini mungkin memerlukan investasi
waktu atau uang yang signifikan (misalnya penambahan peralatan atau
mempekerjakan lebih banyak karyawan). Beberapa poin penting yang harus diingat
dalam langkah ini diantaranya:

 Gunakan data performa untuk mengidentifikasi sumber-sumber besar dari waktu


produktif yang hilang di kendala.
 Menargetkan sumber terbesar dari waktu produktif yang hilang, satu per satu,
dengan tim lintas fungsional.
 Mengevaluasi kendala untuk mengupdate komponen
 Membeli peralatan tambahan untuk pelengkap kendala. Poin ini menjadi pilihan
terakhir yang perlu dilakukan apabila poin sebelumnya tidak membuahkan hasil.

Kesimpulan dari langkah ini adalah peningkatan performa kinerja yang cukup
signifikan untuk menghilangkan kendala atau memindahkan kendala di tempat lain.

Langkah 5 – Pengulangan Proses

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa 5 langkah dasar tersebut
tidak diimplementasikan hanya sekali untuk perbaikan proyek. Sebaliknya, mereka
harus diimplementasikan sebagai proses perbaikan secara terus-menerus.
 Jika satu kendala berhasil dihilangkan, selalu ingat bahwa ada kendala yang baru.
Menemukan dan menghilangkan kendala baru adalah prioritas utama. Ulangi
dari langkah pertama.
 Namun bila kendala belum berhasil dihilangkan, perlu disadari bahwa
dibutuhkan pekerjaan tambahan, dan dibutuhkan teori baru, termasuk
memverifikasi bahwa kendala telah diidentifikasi dengan benar. Sepeti poin
pertama, ulangi proses dari langkah pertama.

Langkah ini juga meliputi peringatan untuk berhati-hati terhadap inersia. Selalu
waspada dan pastikan bahwa perbaikan tetap berlangsung dan berkelanjutan.

Baca juga Empat Metrik Utama dalam Proyek Agile

Tujuan utama dari penerapan The Five Focusing Steps TOC ke dalam organisasi
perusahaan adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan utama, yaitu
peningkatan laba. Pastikan bahwa kelima langkah dasar tersebut telah
diimplementasikan dengan baik ke dalam proses produksi di perusahaan untuk
pencapaian tujuan yang maksimal.***

INTISARI Pada dasarnya organisasi bukan saja mengharapkan SDM yang mampu, cakap dan terampil,
tetapi yang terpenting adalah mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja
yang optimal. Ditinjau dari keberhasil suatu organisasi ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh
terhadap kinerja pegawai yaitu, kepemimpinan, motivasi, dan kemampuan kerja. Jika didalam suatu
instansi pemerintahan kepemimpinan, motivasi, dan kemampuan kerja berjalan dengan baik maka
bisa dipastikan instansi akan mencapai hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh gaya kepemimpian karismatik, motivasi, dan kemampuan kerja, terhadap
kinerja PNS. Penelitian ini menggunakan metode sensus/sampling jenuh dengan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai UPTD Dikpora Kec.
Tanimbar Utara, Kab. Maluku Tenggara barat. Kota Larat yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa: secara simultan maupun secara parsial kedua-duanya sama-sama
menunjukan bahwa adanya pengaruh gaya Kepemimpinan karimatik, motivasi, dan kemampuan
kerja terhadap kinerja PNS. Dengan demikian salah satu cara untuk meningkatkan kinerja PNS adalah
denga cara menemukan pemimpin yang berkarisma memiliki motivasi yang tinggi serta memiliki
kemampuan kerja yang baik dan mampu menjadi teladan bagi orang yang dipimpinya. Kata kunci :
Kepemimpinan karismatik, Motivasi, Kemampuan Kerja, dan kinerja PNS.
Sabtu, 28 November 2015

PEMIMPIN KHARISMATIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kepemimpinan kharismatik pertama kali diusung oleh Max Weber. Kharismatik
berasal dari kata “kairismos”, dalam bahasa Yunani memiliki makna seseorang yang
terberkati dan terinspirasi secara agung; juga diartikan sebagai hadiah yang diberikan
oleh para dewa kepada seseorang. Artinya seseorang dikatakan karismatik apabila
orang tersebut memiliki berkat atau talenta yang banyak memikat para pengikutnya
secara luar biasa. Max Weber, mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “anugerah”) sebagai “suatu sifat tertentu dari seseorang, yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai
kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya
istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap
sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang
kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin (Yukl, 2001; Sashkin, 2003). Weber
berpendapat bahwa kepemimpinan karismatik merupakan salah satu jenis otoritas
yang ideal.
Robert House kemudian mengembangkan pemikiran Weber dengan
menyusun teori-teori ilmiah mengenai kepemimpinan karimatik ini pada tahun 1977.
Menurut House, seorang pemimpin kharismatik haruslah memilki kriteria sebagai
seorang yang tinggi tingkat kepercayaan dirinya, kuat keyakinan dan idealismenya
serta mampu mempengaruhi orang lain (Robbins, 1994). Selain itu dirinya haruslah
mampu berkomunikasi secara persuasif dan memotivasi para bawahannya. Teori
kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi,
pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan-
tujuan dan rasa percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma (Conger dan
Kanungo) lebih menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama
mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri sendiri
menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap
kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi
pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para
pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan
para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses penularan sosial. Pada sisi lain,
penjelasan psikoanalitis tentang karisma memberikan kejelasan kepada kita bahwa
pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.
Masyarakat pada dasarnya merindukan sosok pemimpin yang kharismatik.
Sosok yang diharapkan bisa memimpin rakyat menuju kesejahteraan dan juga
perubahan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Karismatik?


2. Karakteristik apa saja yang dimiliki Pemimpin Berkarismatik?

1.3 Tujuan

1. Makalah ini untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan.


2. Menambah wawasan kepada pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Teori
Kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemimpin Karismatik Dambaan Rakyat Indonesia
2.1 Kepemimpinan Kharismatik
Teori kepemimpinan kharismatik pertama kali diusung oleh Max Weber.
Kharismatik berasal dari kata “kairismos”, dalam bahasa Yunani memiliki makna
seseorang yang terberkati dan terinspirasi secara agung; juga diartikan sebagai
hadiah yang diberikan oleh para dewa kepada seseorang. Artinya seseorang
dikatakan karismatik apabila orang tersebut memiliki berkat atau talenta yang banyak
memikat para pengikutnya secara luar biasa. Max Weber, mendefinisikan karisma
(yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “anugerah”) sebagai “suatu sifat
tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan
biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super,
atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh
orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan
berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin (Yukl,
2001; Sashkin, 2003). Weber berpendapat bahwa kepemimpinan karismatik
merupakan salah satu jenis otoritas yang ideal.
Menurut Weber seorang pemimpin kharismatik muncul pada saat terjadi suatu
krisis sosial, di mana sang pemimpin muncul dengan sebuah visi radikal yang
menawarkan sebuah solusi untuk mengatasi krisis tersebut. Sang Pemimpin menarik
pengikutnya yang percaya pada visi yang diusungnya secara luar biasa sehingga para
pengikutnya percaya bahwa orang yang memimpin mereka adalah orang yang luar
bisasa “yang memiliki sesuatu” yang berbeda dari orang kebanyakan. Kepercayaan
itu sungguh mendarahdaging sehingga apapun yang dikatakan pemimpin tersebut
dipandang sebagai suatu amanah yang harus dijalankan. Jadi pemimpin karismatik
adalah seorang pemimpin yang memiliki daya tarik personalitas yang luar biasa yang
mampu mengendalikan pikiran, kemauan, jiwa, dan raga dari para pengikutnya.
Kepemimpinan karismatik tidak mengandalkan otoritas dan eksternal power tetapi
menggunakan daya tarik personalitas. Karena tidak menggunakan power dan otoritas
maka pemimpin karismatik umumnya adalah pimpinan lembaga informal.
Robert House kemudian mengembangkan pemikiran Weber dengan
menyusun teori-teori ilmiah mengenai kepemimpinan karimatik ini pada tahun 1977.
Menurut House, seorang pemimpin kharismatik haruslah memilki kriteria sebagai
seorang yang tinggi tingkat kepercayaan dirinya, kuat keyakinan dan idealismenya
serta mampu mempengaruhi orang lain (Robbins, 1994). Selain itu dirinya haruslah
mampu berkomunikasi secara persuasif dan memotivasi para bawahannya. Teori
kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi,
pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan-
tujuan dan rasa percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma (Conger dan
Kanungo) lebih menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama
mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri sendiri
menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap
kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi
pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para
pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan
para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses penularan sosial. Pada sisi lain,
penjelasan psikoanalitis tentang karisma memberikan kejelasan kepada kita bahwa
pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.
2.2 Teori Atribusi dari Kepemimpinan Kharismatik
Selain Robert House, Conger dan Kanungo (dalam Yukl, 2001) pun
mengusulkan teori tentang kepemimpinan karismatik berdasarkan pada asumsi
bahwa karisma merupakan sebuah fenomena yang berhubungan (atribusional).
Menurut teori ini, atribusi pengikut dari kualitas karismatik bagi seorang pemimpin
bersama-sama ditentukan oleh perilaku, keterampilan pemimpinnya dan aspek
situasi. Ada tiga asumsi yang digunakan dalam menarik para pengikut pemimpin
karismatik, yaitu:
1. daya tarik dan keanggunan merupakan modal yang dibutuhkan untuk menarik
pengikut,
2. Rasa percaya diri adalah kebutuhan dasar dari seorang pemimpin, dan
3. Pengikut akan mengikuti orang-orang yang mereka kagumi.
Menurut teori kepemimpinan kharismatik Conger dan Kanungo dalam Robbins
(2005), para pengikut terpicu pada kemampuan heroik sang pemimpin atau
kemampuan yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu dari
sang pemimpin. Dari hasil studi yang dilakukan, Conger dan Kanugo (dalam Robbins,
2005) mengidentifikasikan karakterteristik personal pemimpin kharismatik dalam
empat hal penting. Antara lain:
1. Pemimpin yang memiliki visi.
2. Memiliki keinginan untuk mengambil risiko demi pencapaian visi.
3. Memiliki kepekaan pada kendala-kendala lingkungan.
4. Memiliki kepekaan pada kebutuhan-kebutuhan para pengikut.
5. Menunjukkan perilaku luar bisa.
Kelima karakteristik di atas dapat dijelaskan dalam hal di bawah ini:
2.3 Karakteristik-karakteristik Kunci dari Pemimpin yang Karismatik

1. Visi dan Artikulasi (Vision and Articulation). Memiliki visi yang dinyatakan sebagai
tujuan ideal yang menganggap bahwa masa depan lebih baik daripada status quo;
dan mampu mengklarifikasi pentingnya misi yang bisa dipahami orang lain.
2. Resiko pribadi (Personal risk). Bersedia mengambil resiko pribadi yang tinggi,
mengeluarkan biaya besar, dan berkorban untuk mencapi visi tersebut.
3. Kepekaan pada Lingkungan (Environmental sensitivity). Pemimpin karismatik
mampu melakukan perhitungan realitis mengenai hambatan dari lingkungan dan
kebutuhan sumberdaya untuk mengupayakan terjadinya perubahan.
4. Sensitive dengan kebutuhan bawahan (Sensitivity to follower needs). Menerima
kemampuan orang lain dan bertanggungjawab atas kebutuhan dan perasaan mereka.
5. Perilaku yang tidak konvensional (Unconventional behavior). Memiliki perilaku yang
dianggap baru dan berlawanan dengan kebiasaan. Pemimpin karismatik
menunjukkan perilaku (konstruktif) diluar kebiasaan dan seringkali menentang norma
(destruktif) yang mengakar dalam masyarakat, tetapi untuk perubahan ke arah
perbaikan, misalnya reformasi.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Yukl (2001) tentang lima karakteristik
pemimin kharismatik ini. Pertama, kharisma akan lebih mungkin dihubungkan dengan
dengan pemimpin yang menyarankan sebuah visi yang bertentangan dengan status
quo. Kedua, kharisma akan lebih mungkin dihubungkan dengan pemimpin yang
bertindak secara tidak konvensional untuk menggapai visi. Dalam arti, pemimpin
melakukan sesuatu yang mengesankan bagi para pengikut yang mengungkapkan
bahwa ia adalah pemimpin yang luar biasa. Ciri yang ketiga adalah pemimpin akan
lebih mungkin dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik bila mereka melakukan
pengorbanan diri, mengambil risiko pribadi dan medatangkan biaya tinggi untuk
mencapai visi. Pada titik ini, kepercayaan menjadi komponen penting dari kharisma,
dan pengikut lebih mempercayai pemimpin yang tidak terlalu termotivasi dengan
kepentingan pribadi. Ciri yang keempat adalah pemimpin yang lebih percaya diri
mengenai usulan mereka akan lebih mungkin dipandang sebagai kharismatik
daripada pemimpin yang kelihatan bimbang dan ragu. Ciri kelima adalah para
pengikut lebih menghubungkan kharisma dengan pemimpin yang menggunakan
pembuatan visi dan daya tarik persuasif daripada dengan pemimpin yang
menggunakan otoritas.
Yukl (2001) menjelaskan bahwa teori atribusi tentang karisma lebih
menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan
internalisasi sebagai proses sekunder. Proses pengaruh utama adalah identifikasi
pribadi, yang pengaruhnya diperoleh dari keinginan seorang pengikut untuk
menyenangkan dan meniru pemimpinnya. Di mana pmimpin kharismatik terlihat
begitu luar biasa karena mereka memiliki wawasan strategis, pendirian yang kuat,
keyakinan diri, perilaku yang tidak konvensional dan energi yang dinamis, bahwa
bawahan mengidolakan pemimipin mereka dan ingin menjadi seperti mereka.
Pengaruh dari seorang pemimpin kharismatik juga disebabkan oleh internalisasi nilai
dan keyakinan baru oleh para pengikut. Conger (1989, dalam Yukl, 2001) menenkan
bahwa penting bagi pengikut untuk mengambil sikap dan keyakinan pemimpin tentang
pekerjaan daripada hanya meniru aspek buatan dari perilaku pemimpin seperti
perangai, gerak tubuh, dan pola bicara. Seorang pemimpin yang kharismatik
menyatakan visi yang memberikan inspirasi berfungsi sebagai sebuah sumber
motivasi instrinsik untuk menjalankan misi organisasi.
Robbins (2005) menyebutkan ada empat tahap dalam proses mempengaruhi
yang dilakukan oleh seorang pemimpin kharismatik. Tahap pertama adalah
pernyataan visi sang pemimpin. Visi (vision) adalah strategi jangka panjang untuk
mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. Visi yang dikemukakan sang pemimpin
kharismatik memberi nuansa kontinuitas bagi para pengikut di mana ia berusaha
menghubungkan keadaan saat ini dengan masa depan yang lebih baik bagi
organisasi. Pada tahap kedua, setelah visi dan misi ditetapkan sang pemimpin
kemudian mengkomunikasikan ekspektasi kinerja yang tinggi dengan keyakinan
bahwa para pengikutnya mampu mencapai visi yang diungkapkan. Efek dari
keyakinan ini membuat para pengikut semakin percaya diri.
Setelah sang pemimpin mengkomunikasikan ekspektasinya, pada tahap
ketiga, pemimpin kharismatik menyatakannya melalui kata-kata dan tindakan,
seperangkat nilai yang baru, dan melalui perilakunya, memberikan teladan untuk ditiru
para pengikutnya. Sebuah visi harus ada pernyataan visi-nya (vision statement), yaitu
pernyataan formal visi atau misi organisasi dalam tindakan. Pemimpin yang karismatik
bisa menggunakan pernyataan visi untuk menanamkan tujuan dan sasaran ke benak
para pengikutnya. Pada akhirnya, pada tahap keempat, pemimpin karismatik
melibatkan dirinya secara emosional dan acap kali berperilaku yang tidak biasa untuk
menunjukkan keberanian dan pendiriannya atas visi yang telah ditetapkan. Terjadilah
penularan emosional dalam diri pemimpin yang karismatik yang “ditangkap” oleh para
pengikutnya.
Teori kepemimpinan karismatik juga dikembangkan oleh Samir, House dan
Arthur berdasarkan konsep diri. Teori tersebut dibangun atas teori kepemimpinan
karismatik yang sebelumnya sudah dikembangkan oleh House. Beberapa indikator
tentang karisma masih tetap sama, termasuk afeksi para pengikut terhadap pemimpin,
keterlibatan emosional dalam misi kelompok atau organisasi, keyakinan bahwa para
pemimpin tersebut dapat member kontribusi terhadap keberhasilan misi, serta
komitmen terhadap tujuan-tujuan kinerja yang tinggi. Namun demikian, dalam teori
yang baru tersebut para pemimpin karismatik menghidupkan sejumlah proses
motivasional yang sebelumnya tidak dimasukkan ke dalam teori tersebut oleh House.
2.4 Teori Konsep Diri dari Kepemimpinan Kharismatik
Shamir et.al (dalam Yukl, 2001) memperluas teori House dengan
menggabungkan perkembangan baru dalam pemikiran tentang motivasi manusia dan
gambaran lebih rinci tentang pengaruh pemimpin dan pengikut. Asumsi mereka
mengenai motivasi manusia antara lain:
1. perilaku adalah ekspresi dari perasaan seseorang, nilai dan konsep diri dan juga
berorientasi sasaran dan pragmatis.
2. konsep diri seseorang terdiri dari hierarki identitas dan nilai sosial.
3. orang secara intrinsik termotivasi untuk memperkuat dan mempertahankan
kepercayaan diri dan nilai diri mereka.
4. orang secara intrinsik termotivasi untuk memelihara konsistensi di antara berbagai
komponen dari konsep diri mereka dan antara konsep diri mereka dengan perilaku.
Teori konsep diri dari kepemimpinan kharismatik menjelaskan bahwa indikator
kharisma terlihat dari hubungan antara pemimpin dan pengikut. Seorang pemimpin
kharismatik memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut-
pengikutnya. Para pengikut selalu merasa bahwa apa yang diyakini oleh pemimpin itu
benar adanya dan mereka akan berusaha untuk mematuhinya, ada kasih sayang
kepada pemimpin dan secara emosional terlibat dalam misi kelompok atau
oraganisasi serta memilki sasaran kinerja yang tinggi.
Ciri dan perilaku pemimpin juga menjadi penentu penting dari pemimpin
kharismatik. Menurut teori konsep diri, para pemimpin kharismatik lebih besar
kemungkinannya untuk memiliki kebutuhan yang kuat akan kekuasaan, keyakinan diri
yang tinggi dan pendirian kuat dalam keyakinan dan idealisme mereka sendiri.
Beberapa ciri dan perilaku penting dari pemimpin kharismatik dalam memperngaruhi
sikap dan perilaku pengikut adalah :
1. Menyampaikan visi yang menarik.
2. Menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif saat menyampaikan visi.
3. Mengambil risiko pribadi dan membuat pengorbanan diri untuk mencapai visi.
4. Menyampaikan harapan (ekspektasi) yang tinggi.
5. Memperlihatkan keyakinan akan pengikut.
6. Pembuatan model peran dari perilaku yang konsisten dengan visi.
7. Mengelola kesan pengikut akan pemimpin.
8. Membangun identifikasi dengan kelompok atau organisasi dan.
9. Memberikan kewenangan kepada pengikut.
Proses pengaruh yang mempengaruhi perilaku sosial dalam kepemimpinan
karismatik teridiri atas identifikasi pribadi, identifikasi sosial, internasiliasi dan
kemampuan diri sendiri. Pertama, identifikasi pribadi (personal identification),
identifikasi pribadi merupakan sebuah proses mempengaruhi yang dyadic yang terjadi
pada beberapa orang pengikut namun tidak pada yang lainnya. Proses ini akan paling
banyak terjadi pada para pengikut yang mempunyai rasa harga diri rendah, identitas
diri rendah, dan kebutuhan yang tinggi untuk menggantungkan diri kepada tokoh-
tokoh yang berkuasa. Shamir dan kawan-kawan mengakui bahwa identifikasi pribadi
dapat terjadi pada beberapa orang pengikut dari para pemimpin karismatik, namun
mereka kurang menekankan pada penjelasan tersebut karena masih ada proses-
proses lainnya.
Kedua, identifikasi sosial (sosial identification). Identifikasi sosial merupakan
sebuah proses mempengaruhi yang menyangkut defenisi mengenai diri sendiri dalam
hubungannya dengan sebuah kelompok atau kolektivitas. Para pemimpin karismatik
meningkatkan identifikasi sosial dengan membuat hubungan antara konsep diri
sendiri para pengikut individual dan nilai-nilai yang dirasakan bersama serta identitas-
identitas kelompok. Seorang pemimpin karismatik dapat meningkatkan identifikasi
sosial dengan memberi kepada kelompok sebuah identitas yang unik, yang
membedakan kelompok tersebut dengan kelompok-kelompok yang lain.
Ketiga, internalisasi (internalization). Para pemimpin karismatik mempengaruhi
para pengikut untuk merangkul nilai-nilai baru, namun lebih umum bagi para pemimpin
karismatik untuk meningkatkan kepentingan nilai-nilai yang ada sekarang pada para
pengikut dan dengan menghubungkannya dengan sasaran-sasaran tugas. Para
pemimpin karismatik juga menekankan aspek-aspek simbolis dan ekspresif pekerjaan
itu, yaitu membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih berarti, mulia, heroic, dan secara
moral benar. Para pemimpin karismatik tersebut juga tidak menekankan pada
imbalan-imbalan ekstrinsik dalam rangka mendorong para pengikut untuk
memfokuskan diri kepada inbalan-imbalan intrinsik dan meningkatkan komitmen
mereka kepada sasaran-sasaran objektif.
Keempat, kemampuan diri sendiri (self-efficacy). Efikasi diri individu
merupakan suatu keyakinan bahwa individu tersebut mampu dan kompeten untuk
mencpai sasaran tugas yang sukar. Efikasi diri kolektif menunjuk kepada persepsi
para anggota kelompok bahwa jika mereka bersama-sama, mereka akan dapat
menghasilkan hal-hal yang luar biasa. Para pemimpin karismatik meningkatkan
harapan dari para pengikut bahwa usaha-usaha kolektif dan individual mereka untuk
melaksanakan misi kolektif, akan berhasil. Berbedea dengan teori atribusi dari
kepemimpinan kharismatik, identifikasi pribadi tidak ditekankan. Dalam teori konsep
diri sumber yang terpenting adalah indentifikasi sosial, internalisasi dan kemampuan
diri sendiri dan kolektif.
2.5 Pemimpin karismatik: Dilahirkan atau Diciptakan
Apakah pemimpin karismatik memang terlahir dengan sifat-sifat istimewa?
Atau, bisakah orang belajar menjadi pemimpin karismatik? Ada yang berpendapat
bahwa seseorang dilahirkan dengan sifat-sifat yang membuat mereka karismatik.
Robbins (2005) menjelaskan bahwa penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat individu
juga terkait dengan kepemimpinan karismatik. Pemimpin yang karismatik cenderung
bersifat terbuka, percaya diri, dan memiliki tekad yang kuat untuk mencapai hasil.
Walaupun ada yang berpendapat demikian, bahwa kharisma merupakan sebuah
anugerah namun ada juga yang beranggapan bahwa kharisma yang adalah anugerah
itu juga dapat dipelajari. Sebagian besar ahli percaya seseorang juga bisa dilatih untuk
menampilkan perilaku yang karismatik dan mendapat manfaat dari menjadi seorang
pemimpin yang karismatik. Robbins (2005) mengatakan bahwa seseorang bisa
belajar menjadi karismatik dengan mengikuti proses yang terdiri atas tiga tahap.
Pertama, seseorang perlu mengembangkan aura karisma dengan cara
mempertahankan cara pandang yang optimis; menggunakan kesabaran sebagai
katalis untuk menghasilkan antusiasme; dan berkomunikasi dengan keseluruhan
tubuh, bukan cuma dengan kata-kata. Kedua, seseorang menarik orang lain dengan
cara menciptakan ikatan yang menginspirasi orang lain tersebut untuk mengikutinya.
Ketiga, seseorang menyebarkan potensi kepada para pengikutnya dengan cara
menyentuh emosi mereka.
2.6 Konsekuensi dari Kepemimpinan Kharismatik
Dari studi mengenai kepemimpinan historis mengungkapkan bahwa ada
kharismatik yang positif dan negatif. Sebuah pendekatan yang lebih baik untuk
membedakan antara kharismatik yang positif dan negatif adalah dalam hal nilai
kepribadian mereka (House & Howell, 1992; Howell, 1988; Musser, 1987, dalam Yukl,
2001). Tidak semua pemimpin yang karismatik selalu bekerja demi kepentingan
organisasinya. Banyak dari pemimpin ini menggunakan kekuasaan mereka untuk
membangun perusahaan sesuai dengan citra mereka sendiri. Mereka sering kali
mencampuradukkan batas-batas kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi. Hal yang paling buruk, karisma yang egois ini membuat si pemimpin
menempatkan kepentingan dan tujuan-tujuan pribadi di atas tujuan organsisai
(Sashkin, 2003). Mereka tidak suka dikritik, dikelilingi oleh orang-orang yang
senantiasa patuh dan memiliki sifat “asal bapak senang” dan menciptakan iklim yang
membuat orang takut mempertanyakan atau menantang si “raja” atau “ratu” bila si
pemimpin melakukan kesalahan (Robbins, 2005).
Yukl (2001) menjelaskan bahwa kharismatik negatif memiliki orientasi
kekuasaan secara pribadi. Pada sisi ini, mereka (pemimpin kharismatik) lebih
menekankan pengaruh pada identifikasi diri ketimbang internaliasi. Dan secara
sengaja beusaha untuk lebih menanmkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri
daripada idealisme yang harus digapai. Pemimpin kharismatik menggunakan daya
tarik ideologis tapi hanya untuk memperoleh kekuasaan, di mana setelahnya ideologi
itu diubah secara sembarangan sesuai dengan sasaran pribadi sang pemimpin. Sang
pemimpin kharismatik berusah untuk mendominasi dan menaklukan pengikut dengan
membuat mereka tetap lemah dan bergantung pada pemimpin. Selain itu, otoritas
pengambilan keputusan berpusat pada sang pemimpin, minus penghargaan kepada
pengikut dan menggunakan hukuman untuk memanipulasi pengikut. Informasi
dibatasi demi memelihara pencitraan diri sekaligus pembenaran diri dari segala
kesalahan dan membesar-besarkan ancaman eksternal kepada organisasi. Perilaku
negatif ini mencerminkan perhatian yang lebih besar pada pemujaan diri dan
memelihara kekuasaan daripada mengusahakan kesejahteraan pengikut.
Berbeda dengan kharismatik yang negatif, kharismatik positif memiliki orientasi
kekuasaan sosial. Pemimpin kharismatik lebih menekankan internalisasi dari nilai-nilai
daripada identifikasi pribadi. Mereka berusaha untuk menanamkan kesetiaan kepada
ideologi lebih daripada kesetiaan kepada diri sendiri. Sedangkan otoritas
didelegasikan hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara terbuka,
mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan dan penghargaan digunakan
untuk menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran dari organisasi.
Hasilnya adalah kepemimpinan mereka akan menguntungkan bagi pengikut
walaupun konsekuensi yang mendukung tidak dapat dihindari jika strategi yang
didorong oleh pemimpin tidak tepat.
A. Sisi Gelap dari Kharisma
Optimisme dan keyakinan diri amat penting untuk mempengaruihi orang lain
agar mendukung visi dari pemimpin, tetapi optimisme yang berlebihan akan
menyulitkan sang pemimpin untuk mengenali kekurangan dalam visi itu. Pengalaman
akan keberhasilan dan pemujaan bawahan dapat mengakibatkan pemimpin percaya
bahwa penilaiannya tidak bisa salah. Dalam pencarian yang tekun untuk mencapai
visi itu, seorang pemimpin kharismatik dapat mengabaikan dan menolak bukti bahwa
visinya tidak realistis dan mengarah pada kegagalan. Dan para pemimpin yang
percaya akan pemimpin itu akan terhalang untuk menunjukkan kekurangan atau
menyajikan perbaikan.
Di pihak lain, perilaku impulsive dan tidak konvensional yang yang yang
menyebabkan beberapa orang memandang seorang pemimpin yang kharismatik
akan tersinggung dan melawan orang lain yang memandang perilaku itu sebagai hal
yang mengganggu dan tidak tepat. Pendirian yang kuat dari pemimpin terhadap
ideology yang tidak tradisional akan mengasingkan orang yang tetap teguh pada cara-
cara tradisional dalam melakukan berbagai hal. Konsekuensi dari kharisma yang
negatif dapat diringkaskan dalam tabel berikut:

B Beberapa Konsekuensi Negatif dari Pemimpin Kharismatik

1. Keinginan akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman dari pengikut.


2. Pemujaan oleh pengikut menciptkan khayalan akan tidak dapat berbuat kesalahan.
3. Keyakinan dan optimisme yang berlebihan membutakan pemimpin dari bahaya
nyata.
4. Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi.
5. Proyek risiko yang terlalu besar akan besar kemungkinannya utnuk gagal.
6. Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan beberapa
pengikut yang penting.
7. Perilaku impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orang-orang
yang percaya.
8. Kebergantungan kepada pemimpin akan menghambat penerus yang kompeten.
9. Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan pada
akhirnya.

C Sisi Terang dari Kharisma


Kharisma juga memiliki sisi yang terang. Oleh Yukl (2001) sisi terang dari
kharisma atau pengaruh dari kharisma posotif antara lain disebutkan bahwa para
pengikut akan jauh lebih baik bila bersama dengan pemimpin kharismatik yang positif
ketimbang pemimpin kharismatik yang negatif. Bersama pemimpin kharismatik positif,
para pengikut memiliki potensi mengalami pertumbuhan psikologis dan
perkembangan kemampuan mereka dan organisasi akan lebih dapat beradaptasi
terhadap sebuah lingkungan yang dinamis, bermusuhan dan kompetitif. Pemimpin
yang kharismatik positif biasanya mampu menciptakan ssebuah budaya yang
“berorientasi keberhasilan” (Harrison, 1987 dalam Yukl, 2010), “sistem kinerja yang
tinggi” (Vail, 1978 dalam Yukl, 2010). Di sini, dapat dikatakan bahwa organisasi telah
memahami misi yang mewujudkan nilai-nilai sosial dan bukan hanya keuntungan atau
pertumbuhan, para anggota dari semua tingkatan juga diberikan kewenangan untuk
membuat putusan penting bagaimana menerapkan strategis dan melakukan
pekerjaan mereka, komunikasinya terbuka dan informasi dibagikan, dan struktur dan
sistem organisasi mendukung misinya.

2.7 Contoh Sosok pemimpin yang berkarismatik di Indonesia

Dr.Ir. Soekarno lahir di Surabaya Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di


Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun .Soekarno adalah Presiden Indonesia
pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting
untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang
terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali
mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia
sendiri yang menamainya.
Pembawaan yang tenang dari beliau dicerminkan dalam gaya bahasa, tutur
kata, dan tutur retorika. Kebijakan dan pemikiran-pemikiran beliau menunjukkan
bahwa presiden pertama Indonesia ini memiliki intelektualitas yang tinggi, berwibawa,
dan memiliki fatsun politik.
Beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional
lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda,
memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan
bulan kemudian baru disidangkan.
Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan
kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu
membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan.
Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus
memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang
disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus
1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang
pertama.
Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian
menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya
mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-
bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung
pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan
penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat
Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari
Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma
Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu
Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi"
Dalam kancah politik, Soekarno bersama Sutan Sjahrir, Moh. Hatta, atau
kawan lainnya tetap menunjukkan etika yang baik, walaupun dalam berdiskusi
mengenai politik tak dipungkiri selalu ada perdebatan karena perbedaan ideologi.
Terhadap rekan-rekan dalam Dewan Pers, beliau juga tidak menunjukkan sikap dan
perilaku kekuasaan atau atasan, namun sikapnya lebih mencerminkan kerekanan.
Oleh karena itu, Soekarno adalah pribadi yang termasuk paling mempunyai
otoritas baik dalam wawasan maupun dalam gudang pengalaman.
Bung Karno sebagai Icon Nasionalis tidak perlu diragukan lagi, dari barat
hingga ke timur negeri ini seolah meng-amini namun sisi lain bung karno sebagai
sosok guru bangsa yang juga memiliki sisi - sisi islamis tentu tak banyak orang yang
mengetahuinya terlebih di masa kepemimpinannya diwarnai dengan benturan –
benturan politik dengan kalangan islamis dan polemik yang menajam seputar dasar
negara dengan tokoh paling terkemuka kalangan Islam saat itu, Mr. Mohammad
Natsir.
Nama Bung Karno yang dikenal sebagai Putra Sang Fajar tidak bisa dilepaskan
dari tokoh – tokoh Pergerakan Islam yang Istiqomah berjuang demi cita – cita besar
Kemerdekaan Indonesia. Para pakar sumber daya manusia menemukan bahwa
motivasi dan kepuasaan kerja para karyawan terkait secara langsung dengan
hubungan dengan dengan pengawas mereka. Popularitas dan disertai integritas akan
cenderung memudahkan pemimpin dalam hal pendelegasian tugas. Hal ini pun
ditemukan pada sosok Bung Karno, dimana kharisma beliau mampu menjadi senjata
ampuh dan menjadikannya popular dimata pengikutnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan
“keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam
hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari
masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas
kualitas kepribadian individu.
Pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
1. memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas.
2. mengkomunikasikan visi itu secara efektif.
3. mendemontrasikan konsistensi dan focus.
4. mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
Gaya kepemimpinan karismatik dapat terlihat mirip dengan kepemimpinan
transformasional, di mana pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi pada tim, dan
sangat enerjik dalam mendorong untuk maju. Namun demikian, pemimpin karismatis
cenderung lebih percaya pada dirinya sendiri daripada timnya.
Di Indonesia, sosok Soekarno memiliki kharisma di mata para pengikutnya.
Baik dinilai secara positif atau negatif oleh masyarakat, namun penulis mengakui
bahwa di Indonesia masih menjadi barang yang langka untuk menemukan pemimpin
dengan kemampuan seperti beliau.
3.2 Daftar Pustaka
1. https://Irma-mintuna.blogspot.com
2. https://pewarta-indonesia.com
3. https://budisansblog.blogspot.com

Analisis Kajian Mengenai Kepemimpinan Karismatik


K
arisma berasal dari bahasa Yunani yang berarti“anugrah”. Tipe kepemimpinan karis
matik dapat diartikansebagai kemampuan menggunakan keistimewaan
atau kelebihansifat kepribadian dalam mempengaruhi
pikiran, perasaan dantingkah laku orang lain, sehingga dalam suasana batinmengag
umi dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuatsesuatu yang dikehendaki oleh
pemimpin. anyak sekali kontro!ersi mengenai karisma, apakahkarisma itu
merupakan kemampuan khusus, kondisi pekerjaan,ataukah suatu proyeksi interaktif
antara pemimpin dan bawahan."eorang pemimpin yang memiliki kemampuan pribadi
yangluar biasa atau biasa disebut dengan pemimpin yang karismatikmerupakan
pemimpin yang memiliki daya tarik yang tidak dapatdibeli dengan uang. #tu adalah
suatu energy yang tidak nampaknamun efeknya dapat dirasakan $Marriane
%illiamson&. 'al inimembuat para karyawan atau staf dalam
organisasi menjaditertarik dan meyakini bahwa pemimpinnya memiliki kelebihanyan
g luar biasa. Menurut Ma( %eber, konsep pemimpin yangkarismatik lebih ditekankan
pada kemampuan pemimpin yangmemiliki kekuatan luar biasa.)emimpin yang
berkarisma sering dikatakan pandai
dalammenyuarakan ideologinya yang berhubungan dengan tujuanorganisasi,
sehingga dapat men*iptakan aspirasi bersama
parakaryawan. +iwa kepemimpinan karismatik yang dimiliki olehseseorang akan
memberikan *ontoh *ontoh perilaku yang
baikagar dapat ditiru oleh para karyawannya, dan mampumemoti!asi para karyawan
nya dengan memberikan beberapapujian. 'al ini akan senantiasa menumbuhkan
rasa per*aya diri

oleh karyawan dan se*ara tidak langsung menghidupkan jiwakarismatik seorang


pemimpin.-ikutip dari tulisan Ann uth %illner dan -orothy %illneristilah /
pemimpin kharismatik
0 kini bermakna semakin meluas.1amun juga disertai dengan pemerosotan arti yang
terkandung."e*ara historis, Ma( %eber mengambil istilah
charisma
dariperbendaharaan kata yang dipakai pada permulaanpengembangan agama Krist
en guna menunjuk satu dari tiga jenis kekuasaan $authority& dengan pengklari2kasi
an klasikmengenai kekuasaan atas dasar suatu tuntutan yang sah.
%ebermembedakan antara34.Kekuasaan tradisional atas dasar suatu keper*ayaan
yangtelah ada $estabilished& pada kesu*ian tradisi kuno.5.Kekuasaan yang rasional
atau berdasarkan hukum
$legal&yang didasarkan atas keper*ayaan terhadap legalitasperaturan peraturan
dan hak bagi mereka yang memegangkedudukan, yang berkuasa berdasarkan
peraturan peraturanuntuk mengeluarkan perintah.6.Kekuasaan kharismatik yang
didapatkan atas
pengabdiandiri atas kesu*ian, sifat kepahlawanan atau yang patutdi*ontoh dari
ketertiban atas kekuasaannya.7ebih lanjut menurut %eber, istilah kharismatik pada
masakini berbeda dengan ketiga hal lainnya namun tetapmempertahankn aspek loy
alitas $pengabdian&. Kharismatikdiyakini memiliki sesuatu yang luar biasa. Memimpi
n dengan*ara yang tidak la8im dari sesuatu yang telah dikenal. "ertamampu memata
hkan hal hal terdahulu untuk kemudianmen*iptakan hal hal baru bersifat re!olusion
er yang mamputumbuh dalam keadaan serumit apapun.

-ari segi kemun*ulannya, kharisma yang disematkan padaseorang pemimpin


la8imnya terlontar pada persepsi rakyat yangdipimpinnya. -
engan demikian, dapat dide2nisikan kembali$tanpa keluar dari maksud %eber yang
hakiki& Kharismatikadalah kemampuan seorang pemimpin untuk mendapatkankehor
matan, ketaatan serta kehebatannya sebagai sumber
darikekuasaan tersebut dengan penekanan dalam setiapinteraksinya $antara
pemimpin dan pengikutnya& harus terdapatsuatu integritas yang *ontinue. -
engan kata lain, diwajibkanakan adanya kesadaran pada benak kita untuk bersatu
pada satutujuan, satu keinginan, satu *ita *ita, satu harapan, dan satuperjuangan.
Kemudian, barulah kita berharap akan mun*ul sosokpemimpin kharismatik yang
di*intai, dihargai, dan
dihormati. Tentu saja, pemimpin kharismatik adalah pemimpinannasional yang mam
pu menggandeng semua kelompok,golongan, etnis, suku, agama dan siapapun saja
untukmendapatkan kesetiaan.Menurut 9onger dan Kanungo, karakteristik pemimpin
yangkarismatik adalah per*aya diri, memiliki !isi yang jelas danmampu
mengungkapkannya, memiliki keyakinan yang kuat akan!isi tersebut, berkomitmen
tinggi, eberapa teori menganggap bahwa karisma itu adalahsuatu hasil dari kemam
puan memahami dan mempengaruhibawahan, dan hanya bisa dilakukan oleh pemi
mpin yangberkualitas dan memiliki perilaku yang dapat disesuaikan dengansituasi
dan kondisi pada saat itu.

sebelumnya dan pemujaan bawahan dapat menyebabkanpemimpin per*aya bahwa


penilaiannya tidak bisa salah. -
alampen*arian yang tekun untuk men*apai sisi itu, seseorangpemimpin yang karism
atik dapat mengabaikan atau menolakbukti bahwa !isinya tidak realistis dan mengara
h kepadakegagalan. )ara pengikut yang per*aya pada pemimpin itu
akanterhalang untuk menunjukkan kekurangan atau menyajikanperbaikan yang
membuat sebuah keputusan yang buruk menjadimakin mungkin terjadi.)erilaku
impulsif dan tidak kon!ensional yang sama yangmenyebabkan beberapa orang
memandang seorang
pemimpinsebagai karismatik akan tersinggung dan melawan orang lainyang meman
dang perilaku itu sebagai hal yang mengganggudan tidak tepat. 'al serupa, pendirian
yang kuat dari pemimpinitu terhadap ideologi yang tidak tradisonal akan
mengasingkanorang yang tetap teguh terhadap *ara *ara tradisional dalammelakuk
an berbagai hal. ahkan beberapa pendukung awal bisaseperti mengkhayal jika
pemimpin itu gagal mengakui kontribusipenting mereka terhadap keberhasilan besar
dari kelompok
atauorganisasi. ass menyebutkan bahwa respons dari orangterhadap pemimpin ya
ng karismatik akan lebih besarpenghormatan luar biasa oleh beberapa orang lainnya
. +adi,keuntungan memiliki beberapa pengikut yang berdedikasi
yangmengenali pemimpin akan diimbangi kerugiannya denganmemiliki beberapa mu
suh yang kuat, kemungkinan meliputianggota yang berkuasa dari organisasi itu yang
dapatmerendahkan program pemimpin tersebut atau berkonspirasiuntuk menggeser
pemimpin dari kedudukannya.-
iluar semua konsekuensi yang merugikan tersebut,bahkan seseorang pemimpin yan
g karismatik tidak terkutuk

untuk gagal. Terdapat banyak *ontoh mengenai karismatiknarsistik yang mendirikan


kerajaan politis, mendirikanperusahaan yang makmur atau memulai sekte agama
baru danmempertahankan kendali atas mereka disepanjang masa
hidupmereka. Keberhasilan yang terus menerus mungkin bagipemimpin yang memili
ki keahlian untuk membuat keputusanyang baik, keterampilan politis untuk mempert
ahannkankekuasaan, dan keberuntungan yang baik untuk berada dalamsituasi
yang menguntungkan.'ingga sekarang ini para ahli belum berhasil
menemukansebab sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.=mumny
a diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyaidaya tarik yang amat besar dan karena mempunyai pengikutyang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu
seringpula tidak dapat menjelaskan mengapa menjadi pengikutpemimpin tersebut. K
arena kurangnya pengetahuan tentangsebab
musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikiandiberkahi dengan kekuatan gaib
(supra natural powers)
.Kekayaan, umur, kesehatan, pro2l tidak dapat dipergunakansebagai kriteria untuk
karisma. >andhi bukanlah seorang
yangkaya, #skandar ?ulkarnain bukanlah seorang yang 2sik sehat, +ohn @
Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki
karismameskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi)residen
Amerika "erikat
Referensi :
Yukl, >. A. 4 B.
Leadership in Organizations
. Cdisi ahasa#ndonesia. 1ew +ersey3 )renti*e hall

http3DDmu2dmuarib4E.wordpress.*omD5F45DFGD4HDpengertian kepemimpinan
karismatikD

Kebanyakan teori tentang kepemimpinan karismatik setuju bahwapara pemimpin


karismatik lebih besar kemungkinannya akan munculbilamana sebuah organisasi
berada dalam keadaan stress dan transisi.

Tentu saja, pemimpin kharismatik adalah pemimpinan nasional yangmampu


menggandeng semua kelompok, golongan, etnis, suku, agama dansiapapun saja
untuk mendapatkan kesetiaan.
Anda mungkin pernah menemukan pemimpin yang begitu memukauanda. Kalau
mereka bicara, kita terpesona oleh kata-kata mereka dan tertarikoleh argumentasi
mereka yang kita tidak mampu membantahnya.
Merekaagaknya memiliki energi yang sulit dijelaskan dan mampu
memberikaninspirasi dan motivasi pada diri kita. Mereka mampu menyentuh getar
emosikita melebihi pikiran rasional kita.

Banyak hal terjadi kalau mereka ada di sekitar kita. Tiba-tiba adaperubahan. Tiba-
tiba kita mau melaksanakan yang mereka anjurkan tanpaterlalu banyak protes. Tiba-
tiba kita merasa bangga hanya dekat denganpemimpin itu. Kita mungkin juga
bekerja demikian keras agar kita bisamelampaui harapan pemimpin itu.Di atas
segalanya, kita digerakkan oleh mereka, dan sering, kita jadipengikut mereka. Apa
inti kekuatan mereka? Karisma. Ya inilahpenyebabnya. Tapi ketika kita berusaha
mengungkap karisma itu, danberusaha menirunya, kita mengalami
kesulitan.Pelatihan ini akan membongkar secara tuntas apa saja yang
membuatpemimpin menjadi pemimpin karismatik. Dengan berbagai riset yang
intensif, ‘rahasia’ pemimpin karismatik telah terungkap tuntas. Ternyata
siapa pun bisa menjadi orang karismatik, asal tahu caranya. Denganmengikuti
pelatihan ini, anda akan menemukan taktik, dan strategi yang bisaanda terapkan
sehingga anda bisa menjadi seorang yang karismatik ataumenjadi pemimpin
karismatik.Mengapa harus karismatik? Karena dengan menjadi karismatik,
andaakan menjadi pusat perhatian orang. Kata-kata anda dituruti orang. Jika
andapenjual, penjualan akan mudah.

M ANAJ EM EN

Analisis SWOT, Analisis Jitu Bagi Para


Pelaku Bisnis
20 Februari 2015 23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015 10:48 24323 0 0
14244219581013135328

[caption id="attachment_369831" align="aligncenter" width="385" caption="Gambar


1 Analisis SWOT (dok:bibinggo.wordpress.com)"][/caption]

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (opportunity) dan
tantangan (Threats).

Faktor- Faktor Internal dan Eksternal

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pelabuhan sebagai faktor-faktor internal,


tim pembuat rencana perlu memperhatikan tiga unsur yaitu sumber-sumber daya (input),
strategi berjalan (process) dan kinerja (outputs). Pertimbangan atas kekuatan dan kelemahan
organisasi tidak lain adalah mengidentifikasi keunggulan perusahaan, kemampuan bersaing,
ketajaman strategi untuk memenangkan pertarungan dan pengelolaan sumber daya yang tepat
sehingga menjamin kelangsungan usaha.

Faktor peluang dan ancaman ditemukan dengan memperhatikan perkembangan


politik, ekonomi, sosial, teknologi, pendidikan, termasuk juga stakeholder eksternal
utamanya penyalur sumber-sumber daya (langsung atau tidak langsung). Fokus perhatian tim
hendaknya tidak hanya ditujukan pada aspek negatif berupa ancaman, akan tetapi peluangpun
harus mendapat perhatian. Diperhitungkan pula sebagai stakeholder eksternal: pengguna jasa,
pelanggan, pendana, pembayar pungutan, regulator, dan lembaga terkait. Termasuk dalam
kategori eksternal adalah pesaing, kekuatan, persaingan, potensi menambah kekuatan
penting, serta semua kaki tangan atau jaringannya.

Interaksi segitiga antara misi, faktor-faktor internal (organization) dan faktor-faktor eksternal
(environment) dapat dilihat pada gambar 2

[caption id="attachment_369837" align="aligncenter" width="420" caption=" Gambar 2


Faktor-faktor Internal dan Eksternal (Sumber: Montebello, 2001)"]

1424422372928180548

[/caption]
Pada gambar 2 diatas faktor internal yang sepenuhnya berada di bawah
kendali manajemen yakni produk atau jasa, kemampuan karyawan, struktir, organisasi,
penelitian dan pengembangan, kapasitas, dan teknologi. Faktor eksternal yang berada di luar
kendali dan merupakan faktor pengaruh akan datang yakni pasar, pesaing, regulasi, pemasok,
sistem ekonomi, teknologi, dan konsumen atau pengguna jasa. Analisis lingkungan internal
dan eksternal tetap dalam rangka mewujudkan misi.

Titik-titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan ekternal satu terhadap yang lain
merupakan arah dari perumusan strategi. Diagram yang terlihat pada gambar 2
dinamakan Strategy Matrix yang menunjukkan bahwa perusahaan mengejar kombinasi
terbaik yakni keterpaduan kekuatan dengan peluang. Pertemuan kelemahan dengan peluang
dan kekuatan dengan ancaman patut dihindari dan titik temu kelemahan dengan ancaman
adalah pertemuan terburuk bahkan berbahaya.

Kekuatan dan kelemahan perusahaan dari Heizer dan Render terdiri atas kebutuhan modal,
kemampuan manajemen, kinerja, tingkat laba, kapasitas/utilisasi, integral vertikal,
keterampilan teknis, inovasi, dan posisi pasar. Sedangkan peluang dan ancaman meliputi
budaya, kependudukan, ekonomi, politik/hukum, teknologi, publik terdiri dari investor,
kreditor, pemasok, distributor, pelanggan, tenaga kerja, dan para pesaing.

1424424344879181327

Dalam konteks perumusan strategi keunggulan bersaing, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu

1.Kekuatan adalah kondisi internal yang menjadi pendorong keberhasilan meraih posisi
unggul menghadapi persaingan, contohnya antara lain sumber daya manusia (profesional,
memiliki expertise, moralitas serta loyalitas tinggi), sumber daya keuangan (kinerja dan
ketersediaan dana investasi), sumber daya informasi (teknologi informasi superior, memiliki
network)
2. Kelemahan adalah kondisi internal yang menghambat keberhasilan mencapai tujuan
perusahaan contohnya antara lain manajemen sumber daya manusia (sistem spoil, perilaku
organisasi rigid)

3.Peluang adalah kondisi eksternal yang menjadi pendorong keberhasilan perusahaan


mewujudnyatakan misi, contohnya antara lain pemerintahan (deregulasi, debirokratisasi),
investor/pendana swasta (pemberian Tax Holiday)

4. Ancaman adalah kondisi eksternal yang menghambat keberhasilan pencapaian tujuan


perusahaan, contohnya antara lain ekonomi (resesi global, tingkat inflasi tinggi), sosial
(kemerosotan nilai moral, pemakaian obat terlarang), teknologi (salah kelola)

Analisis pemetaan kekuatan dan kelemahan internal, maupun peluang dan ancaman eksternal
untuk industri jasa kepelabuhan tentu tidak terbebas dari misi yang dinyatakan kepada
stakeholders dan mandat yang diterima dari pemerintah selaku shareholder.

Isu-Isu Stategis Faktor Eksternal dan Internal

Isu-isu strategis adalah pertanyaan yang mendasar atau tantangan kritis yang memengaruhi
mandat, misi, nilai, produk, dan kualitas pelayanan. Perencanaan strategis terfokus pada
hubungan serasih antara perusahaan dan lingkungan. Memahami mandat dan lingkungan
eksternal berarti menampung dalam rencana masukan-masukan dari luar, dan memahami
nilai-nilai kebersamaan dengan lingkungan internal berarti masukan dari dalam untuk
perencanaan. Suatu perusahaan yang tidak merespons isu strategis akan mendatangkan
sesuatu yang tidak diinginkan berbentuk ancaman, kehilangan peluang atau kedua-duanya.

Pengidentifikasian isu stategis dilakukan secara mendasar dengan pendekatan direct approach
terhadap mandat dan misi organisasi, dan SWOT (Strenghs, Weaknesses, Oppurtunities,
Threats). Sebagai tindak lanjut dari pengidentifikasian, adalah mengelola isu-isu stategis di
mana diperlukan strategis yang perumusannya didasarkan pada hasil-hasil analisis faktor-
faktor eksternal dan internal. Matrix strategi seperti yang terlihat dalam gambar 2.2 telah
dikembangan menjadi Matrix SWOT atau TOWS Matrix

Matrix SWOT yang dikembangkan Wheelen dan Hunger tersusun seperti yang terlihat pada
tabel 2.1.Baris horizontal berisi Internal Factor Analysis Summary (IFAS), dan kolom
vertikal berisi External Factor Analysis Summary (EFAS). Pada Sel Strengths-Oppurtunities
(SO) diprogramkan strategi memanfaatkan peluang berkembang dengan menggunakan
kekuatan yang ada. Pada sel Weakness-Oppurtunities (WO) diprogramkan strategi
memanfaatkan peluang berkembang dengan mengatasi kelemahan internal. Pada
sel Strengths- Threats (ST) disusun stategi memanfaatkan kekuatan untuk menghindari
ancaman; pada sel Weakness-Threats (WT) dibangun stategi memperkecil kelemahan dan
pada saat yang sama menghindari ancaman eksternal.

[caption id="attachment_369841" align="aligncenter" width="577" caption="Matrix SWOT


(dok:agun11guntara.blogspot.com)"]
1424422879526987102

[/caption]
Pengidentifikasi terhadap isu-isu strategis suatu organisasi atau bada usaha, dilakukan dengan
melibatkan seluruh jajaran organisasi atau setidaknya perwakilan dari semua level serta unit
organisasi. Upaya pengidentifikasi ini disebut juga scanning dalam rangka menyusun
corporate mapping (Bryson, 2004)

Pendekatan Analisis SWOT

[caption id="attachment_369850" align="aligncenter" width="518" caption="Langkah-


langkah Analisis SWOT"]
14244242121739811830

[/caption]
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan


delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang dan tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelamahan). Empat
kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua
antara faktor-faktor internal dan eksternal.

[caption id="attachment_369842" align="aligncenter" width="490" caption="Matrix SWOT


Kearns (dok: Hisyam,1998)"]
1424423059371146690

[/caption]
Keterangan:

Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya
mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untuk Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control
Mobilization memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman
itu menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia
sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup
untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah melepas peluang yang ada
untuk dimanfaatkan organisasi lain atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi) .
Dengan kata lain, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Sel D: Damage Control

Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan
antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah
akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil
adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari
yang diperkirakan. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2 Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan
Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara
pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Metode yang dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :

Langkah 1 : Tentukan apa yang akan dibandingkan, misalnya perusahaan A dan B dan lain-
lain

Langkah 2 : Identifikasi yang menjadi faktor eksternal dan internal perusahaan untuk
membangun struktur hierarki.

Langkah 3 : Kumpulkan data untuk tiap faktor eksternal dan internal perusahaan. Data
tersebut merupakan data kuantitatif dari perusahaan-perusahaan yang dibandingkan (misalnya
fasilitas perusahaan, kinerja perusahaan,dll)

Langkah 4 : Normalisasi kinerja. Normalkan semua data yang telah dikumpulkan .Tujuannya
adalah untuk mendapatkan bobot faktor tiap perusahaan.Berikut ini adalah metode
normalisasi yang disarankan :

a.Normalisasi untuk faktor yang bersifat menguntungkan ( data yang terbesar adalah yang
paling menguntungkan).ditandai dengan symbol (+)

[caption id="attachment_369845" align="aligncenter" width="420" caption="Rumus


Normalisasi untuk faktor yang bersifat menguntungkan "]
14244236761747088789

[/caption] b.Normalisasi untuk faktor yang bersifat merugikan ( data yang terbesar adalah
yang paling merugikan)ditandai dengan symbol (-) [caption id="attachment_369847"
align="aligncenter" width="420" caption="Rumus Normalisasi untuk faktor yang bersifat
merugikan "]
1424423870888154776

[/caption]
Langkah 5 : Tentukan Nilai Benchmarking dan Titik Kordinat Perusahaan

1.Nilai Benchmarking adalah rata-rata dari nilai rata-rata bobot tiap pelabuhan. Penentuan
nilai benchmarking dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan: (1) mengambil
mean sebagai nilai benchmarking, atau (2) mengambil benchmarking perusahaan sebagai
nilai benchmarking. Pendekatan pertama dianjurkan untuk membuat perhitungan lebih
mudah.

2.Titik koordinat tiap pelabuhan di tentukan berdasarkan nilai rata-rata bobot faktor eksternal
dan internal dan nilai benchmarking. Pertama, nilai internal dan eksternal dari tiap pelabuhan
yang dibandingkan harus ditambahkan bersama-sama dan kemudian dikurang dengan nilai
benchmarking.

Rumus :

ICj = Ij – IB j = 1,2,,,,n

ECj = Ej – EB j = 1,2,,,,,n
dimana,

ICj : titik koordinat faktor internal dari j perusahaan

I j : nilai rata-rata bobot faktor internal

IB : nilai benchmarking dari penilaian internal.

ECj : titik koordinat faktor eksternal dari j perusahaan

E j : nailai rata-rata bobot faktor eksternal

EB : nilai benchmarking dari penilaian eksternal.

-1 ≤ IC ≤ +1 -1 ≤ ECj ≤ +1

Nilai akhir akan menjadi nilai koordinat dari pelabuhan yang telah dibandingkan dalam
matriks analisis SWOT. Nilai koordinat akan berada dalam -1~ 1. Pelabuhan akan memiliki
kekuatan dan peluang yang kuat ketika nilai koordinat lebih besar dari nilai benchmarking,
tetapi pelabuhan relatif lemah dan menghadapi ancaman ketika nilai koordinatnya lebih kecil
dari nilai benchmarking.

Langkah 6 : Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT

[caption id="attachment_369843" align="aligncenter" width="498" caption="Kuadran


SWOT (dok:juansyah.wordpress.com)"]

142442335789815708
[/caption]
Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam
strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

Mencermati analisis SWOT ini, penulis merasa bahwa analisis ini bisa menjadi referensi bagi
para pelaku-pelaku bisnis .

Referensi

Analisis SWOT Karya Hisyam

Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis karya Freddy Rangkuti

Manajemen Kepelabuhanan karya D.A Lasse


VIDEO PILIHAN

Teknologi Tidak Relevan, 95 Persen Bisnis Startup Gagal

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB


PENULIS.
LABEL

pelaku

jitu

swot

analisis

bisnis

manajemen

ekonomi

Analisis SWOT: Manfaat, Faktor, dan


Contohnya
B Y N O V I A W I D Y A U T A M I 26 FEBRUARY 2019 4 M I N S R E A D

SHARE
SWOT adalah singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats.
Seperti namanya, Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi
yang bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek,
baik yang sedang berlangsung maupun dalam perencanaan baru. Analisis
SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an
dalam memimpin proyek riset di Stanford Research Institute yang
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Manfaat Analisis SWOT
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah
dari 4 (empat) sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah:
 Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah
peluang (opportunities) yang ada.
 Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan.
 Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang
ada.
 Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Dengan saling berhubungannya 4 faktor tersebut, maka membuat analisis ini
memberikan kemudahan untuk mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan.

Contoh Analisis SWOT


Berikut ini adalah contoh sederhana dalam melakukan analisis SWOT untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan.
Strength (Kekuatan)
1. Kami dapat merespon dengan cepat Weakness (Kelemahan)
setiap permintaan pelanggan tanpa
harus melalui birokrasi yang panjang. 1. Staf kami masih memiliki kemampuan
2. Kami memiliki biaya overhead yang yang rendah dibidang-bidang tertentu.
rendah, sehingga dapat memberikan 2. Perusahaan kami memiliki keterbatasan
tawaran harga yang paling baik bagi dalam permodalan.
pelanggan. 3. Cash flow kadang-kadang tidak lancar.
3. Kami sangat memperhatikan setiap 4. Lokasi kantor letaknya di tempat yang
permintaan dan kebutuhan pelanggan. kurang strategis.
4. Kami sangat fleksibel dalam
menangani setiap kasus dan permintaan
pelanggan.
5. Kami memiliki reputasi yang baik pada
market yang ditekuni.

Threats (Ancaman)
Opportunities (Peluang)
1. Perkembangan teknologi yang cepat di
1. Sektor yang kami tekuni sedang bidang ini berada di luar kemampuan kami
mengalami kenaikan. sehingga dapat menyebabkan kami
2. Pemerintah sangat mendukung terlambat dalam mengadopsinya.
perusahaan lokal seperti kami. 2. Perubahan strategi pesaing dapat
3. Belum ada persaingan yang ketat mengancam posisi kami di bidang ini.
dalam sektor yang kami tekuni. 3. Kurangnya minat perbankan dalam
4. Hanya dengan modal yang rendah kami membiayai pendanaan untuk industri yang
dapat memulai bisnis dengan baik. kami tekuni saat ini.

Faktor yang Memengaruhi Analisis SWOT

Terdapat 2 faktor pokok yang akan memengaruhi keempat komponen dasar


pada analisis SWOT, yaitu:

1. Faktor Internal (Strength dan Weakness)


Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin
yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik dalam
sebuah penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan.
Dengan demikian kekuatan internal yang maksimum jelas akan memberikan
hasil penelitian yang jauh lebih baik. Adapun bagian bagian dari faktor
internal itu sendiri, antara lain sumber daya yang dimiliki, keuangan atau
finansial, kelebihan atau kelemahan internal organisasi, serta pengalaman-
pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal).
2. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)
Ini merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara
langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu
ancaman dan peluang. Adanya peluang serta ancaman ini tentu saja akan
memberikan data yang harus dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga
menghasilkan strategi untuk menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk
pada faktor eksternal, antara lain tren, budaya, sosial politik, ideologi,
maupun perekonomian, sumber-sumber permodalan, peraturan pemerintah,
perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan lingkungan.
Sebagaimana sebuah metode pada umumnya, analisa SWOT ini hanya dapat
membantu menganalisa situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan atau
sebuah organisasi. Dan metode ini bukan sebuah jawaban pasti yang mampu
memberikan solusi pada tiap masalah yang sedang dihadapi, namun minimal
akan memecah persoalan yang ada dengan mengurainya menjadi bagian-bagian
kecil yang akan lebih tampak sederhana.
Selain membuat analisis SWOT, perusahaan juga harus mulai membuat analisis
keuangan secara tepat. Dengan memiliki analisis keuangan, Anda dapat lebih
mudah mengambil keputusan hingga mengembangkan perusahaan. Jurnal
merupakan software akuntansi online yang dapat membantu Anda membuat
laporan keuangan secara instan, sehingga memudahkan dalam menganalisa
keuangan perusahaan. Temukan info dan fitur lain dari Jurnal di sini.
ANALISIS ANALISIS SWOTANCAMANAPLIKASI


Beranda
 Produk
o
o
o
 Dukungan
o
o
 Partner Resmi
 COBA GRATIS


Apa Itu Analisis SWOT? Berikut


Pengertian, Metode Analisis, dan
Contohnya
Analisis SWOT adalah alat yang sangat sederhana, namun sangat membantu Anda untuk
mengembangkan strategi bisnis, apakah Anda membangun bisnis atau mengembangkan
perusahaan lebih baik lagi.

Pengertian Analisis SWOT


SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam
daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.

Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan
Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang
ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi Anda.

Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi
bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar yang lebih besar. Anda
dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat
mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas
Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-
perusahaan Fortune 500.

Ketika Anda melakukan analisis SWOT, Anda akan mempelajari strategi yang solid untuk
memprioritaskan pekerjaan yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan bisnis Anda.

Anda mungkin berpikir bahwa Anda sudah tahu semua yang perlu Anda lakukan untuk
berhasil, tetapi analisis SWOT akan memaksa Anda untuk melihat bisnis yang dimiliki dengan
cara baru dan dari arah baru. Anda akan melihat kekuatan dan kelemahan bisnis, dan
mengatur cara agar bagaimana Anda dapat memanfaatkannya untuk memanfaatkan peluang
dan ancaman yang ada di pasar Anda.

Siapa yang harus melakukan analisis


SWOT?
Agar analisis SWOT efektif, pendiri dan pemimpin perusahaan perlu terlibat secara
mendalam. Ini bukan tugas yang bisa didelegasikan kepada orang lain.

Tetapi, peimimpin perusahaan juga tidak boleh melakukan pekerjaan sendiri. Untuk hasil
terbaik, kumpulkan sekelompok orang yang memiliki perspektif berbeda tentang perusahaan.
Pilih orang yang dapat mewakili berbagai aspek perusahaan Anda, mulai dari penjualan dan
layanan pelanggan hingga pemasaran dan pengembangan produk. Setiap orang harus
memiliki bagian dalam hal ini.

Perusahaan yang inovatif bahkan melihat di luar jajaran internal mereka sendiri ketika
mereka melakukan analisis SWOT dan mendapatkan masukan dari pelanggan untuk
menambahkan suara unik mereka ke dalam pertimbangan keputusan bisnis.

Jika Anda memulai atau menjalankan bisnis sendiri, Anda masih dapat melakukan analisis
SWOT. Ambil sudut pandang tambahan dari teman yang tahu sedikit tentang bisnis Anda,
akuntan Anda, atau bahkan vendor dan pelanggan. Kuncinya adalah memiliki sudut pandang
yang berbeda.

Bisnis yang menggunakan analisis SWOT untuk menilai situasi mereka saat ini dan
menentukan strategi untuk bergerak maju. Tetapi, ingatlah bahwa segala sesuatunya terus
berubah dan Anda perlu menilai kembali strategi Anda, dimulai dengan analisis SWOT baru
setiap enam hingga 12 bulan.

Bagi pemula, analisis SWOT adalah bagian dari proses perencanaan bisnis. Ini akan
membantu menyusun strategi agar Anda memulai dengan langkah yang benar dan
mengetahui arah yang akan Anda tuju.
Cara Melakukan Analisis SWOT dengan
Benar
Seperti yang kami bahas diatas, Anda harus mengumpulkan tim untuk melakukan analisa
SWOT. Anda tidak perlu melakukan analisa sepanjang hari, satu atau dua jam sudah cukup.

Kumpulkan orang-orang dari berbagai bagian perusahaan Anda dan pastikan Anda memiliki
perwakilan dari setiap bagian. Anda akan menemukan bahwa berbagai kelompok dalam
perusahaan Anda memiliki perspektif yang sama sekali berbed. Dan point ini sangat penting
untuk membuat analisis SWOT Anda berhasil.

Melakukan analisis SWOT mirip dengan pertemuan mendengerkan pendapat, untuk


mengetahui cara yang benar dan salah dalam menjalankan suatu hal. Disarankan untuk
memminta setiap orang mencatat dan minta setiap orang diam-diam menghasilkan ide untuk
memulai sesuatu. Hal ini untuk mencegah groupthink dan memastikan bahwa semua suara
didengar.

Setelah melakukan brainstorming selama lima hingga 10 menit, letakkan semua catatan dan
tempel di dinding jangan lupa untuk mengelompokkan ide-ide serupa. Izinkan siapa pun
menambahkan catatan tambahan pada titik ini jika ide orang lain memicu pemikiran baru.

Setelah semua ide diorganisasikan, sekarang saatnya untuk menentukan peringkat ide.
gunakan sistem pemungutan suara di mana setiap orang mendapat lima atau sepuluh “suara”
yang dapat mereka bagikan dengan cara apa pun yang mereka suka. Membuat catatan dalam
berbagai warna berguna untuk latihan ini.

Berdasarkan latihan pemungutan suara, Anda harus memiliki daftar gagasan yang dapat
diprioritaskan. Tentu saja, daftar itu sebagai bahan untuk diskusi dan debat, dan seseorang di
ruangan itu harus dapat membuat keputusan terakhir pada prioritas. Ini biasanya CEO, tetapi
bisa didelegasikan kepada orang lain yang bertanggung jawab atas strategi bisnis.

Anda akan ingin mengikuti proses menghasilkan ide untuk masing-masing dari empat
kuadran dari analisis SWOT Anda: Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.

Contoh Pertanyaan yang dapat membantu menginspirasi


analisis Anda
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat Anda tanyakan kepada tim Anda ketika
sedang membangun analisis SWOT Anda. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu
menjelaskan setiap bagian dan memicu pemikiran kreatif pada tim.
Kekuatan (Strength)
Kekuatan atau Strength adalah poin internal dan positif dari perusahaan Anda. Ini adalah hal-
hal yang berada dalam kendali Anda. Contohnya adalah

 Proses bisnis apa yang berhasil?


 Aset apa yang Anda miliki di tim Anda, seperti pengetahuan, pendidikan, jaringan,
keterampilan, dan reputasi?
 Aset fisik apa yang Anda miliki, seperti pelanggan, peralatan, teknologi, pendanaan,
dan paten produk?
Apa keunggulan kompetitif yang Anda miliki dibandingkan pesaing Anda?

Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah faktor negatif yang mengurangi kekuatan Anda. Ini adalah hal-hal yang
Anda mungkin perlu tingkatkan agar menjadi lebnih kompetitif.

 Adakah hal-hal yang Anda perlukan untuk membuat bisnis menjadi lebih kompetitif?
 Proses bisnis apa yang perlu diperbaiki?
 Apakah ada aset berwujud yang dibutuhkan perusahaan Anda, seperti pendanaan atau
peralatan?
 Apakah ada celah di tim Anda?
 Apakah jabatan Anda ideal untuk menunjang kesuksesan Anda?

Peluang (Opportunities)
Peluang adalah faktor eksternal dalam lingkungan bisnis Anda yang cenderung berkontribusi
pada kesuksesan bisnis.

 Apakah market bisnis Anda berkembang dan apakah ada tren yang akan mendorong
orang untuk membeli lebih banyak dari apa yang Anda jual?
 Adakah acara atau event yang dapat dimanfaatkan perusahaan Anda dalam
menumbuhkan pengembangan bisnis?
 Apakah ada perubahan peraturan yang akan mempengaruhi perusahaan Anda secara
positif?
 Jika bisnis Anda terus erkembang, apakah itu berarti pelanggan membutuhkan produk
Anda?

Ancaman (Threats)
Ancaman adalah faktor eksternal yang tidak dapat Anda kendalikan. Anda tetap harus
mempertimbangkan hal ini untuk menempatkan rencana darurat dalam menangani masalah
yang terjadi.

 Apakah Anda memiliki pesaing potensial yang dapat memasuki pasar Anda?
 Apakah pemasok akan selalu dapat memasok bahan baku yang Anda butuhkan
dengan harga yang cocok
 Bisakah perkembangan di masa depan dalam teknologi mengubah cara Anda
melakukan bisnis?
 Apakah perilaku konsumen berubah dengan cara yang dapat berdampak negatif bagi
bisnis Anda?
 Adakah tren pasar yang bisa menjadi ancaman?

Contoh analisis SWOT


Untuk membantu Anda memahami dengan lebih baik seperti apa contoh SWOT sebenarnya,
kami akan memberikan contoh kasus yang bisa Anda pelajari

Gudeg Arini, restoran makanan khas Indonesia di sekitaran jogjakarta. Mereka menjual
makanan khas indonesia dan juga gudeg kalengan, serta bermacam-macam oleh-oleh khas
jogja.

Restoran ini berencana untuk membuka cabang pertamanya di pusat kota solo dan sangat
fokus pada pengembangan model bisnis yang akan membuatnya mudah berkembang dengan
cepat dan membuka kemungkinan waralaba. Pada tabel terlihat seperti apa analisis SWOT
mereka:
Strengths Weaknesses Opportunities Threats

Pertumbuhan
Kekurangan daerah: kota solo
Kompetisi:
modal: tumbuh sebesar
Lokasi: Pusat restoran serupa
Persetujuan 8,5% setiap tahun,
kota yang sibuk memiliki
pinjaman dari dan sebagai kota
pelanggan setia
bank wisata sekaligus
kota pelajar

Keunikan:
Makanan Target Masalah pada
tradisional pertumbuhan saat
Kurangnya
indonesia yang pasar: Pelajar, pembukaan:
reputasi: Bisnis
sehat, dan oleh wisatawan, dan pelanggan
belum stabil
oleh untuk warga lokal yang mungkin tidak
wistawan lokal terus bertumbuh kembali lagi
dan asing

Masalah
Kurangnya alat
Pengelolaan: pembuatan
penunjang
Memiliki laporan
dalam bisnis:
keterampilan keuangan:
masih
manajemen belum
menggunakan
yang sudah menggunakan
proses akuntansi
mumpuni software
manual
akuntansi

Kesimpulan
Jika analisis SWOT Anda selesai, Anda siap untuk mengubahnya menjadi strategi nyata.
Bagaimanapun, latihan ini adalah tentang menghasilkan strategi yang dapat Anda kerjakan
selama beberapa bulan ke depan.

Langkah pertama adalah melihat kekuatan Anda dan mencari tahu bagaimana Anda dapat
menggunakan kekuatan itu untuk memanfaatkan peluang Anda. Lalu, lihat bagaimana
kekuatan Anda bisa menuntaskan ancaman yang ada di pasar. Gunakan analisis ini untuk
menghasilkan daftar tindakan yang dapat Anda lakukan.

Dengan daftar tindakan Anda, lihat kalender perusahaan Anda dan mulailah menempatkan
target pada tanggal tertentu. Apa yang ingin Anda capai dalam setiap beberapa bulan,
misalnya.

Anda juga ingin melakukan ini dengan menganalisis bagaimana peluang eksternal dapat
membantu Anda mengatasi kelemahan internal Anda sendiri. Bisakah Anda juga
meminimalkan kelemahan itu sehingga Anda dapat menghindari ancaman yang Anda
identifikasi?
Sekali lagi, Anda harus memiliki daftar tindakan yang ingin Anda prioritaskan dan
jadwalkan.

Kembali ke contoh kasus Gudeg Arini: Berdasarkan analisis SWOT mereka, berikut adalah
beberapa strategi potensial untuk pertumbuhan untuk membantu Anda memikirkan
bagaimana menerjemahkan SWOT Anda ke dalam sasaran yang dapat ditindaklanjuti.

Restoran Gudeg Arini: Strategi potensial untuk pertumbuhan

 Pertimbangkan untuk mencari investor. Gudeg Arini dapat memilih opsi ini untuk
mendapatkan modal yang lebih besar.
 Buat rencana pemasaran. Karena Gudeg Arini ingin menjalankan strategi pemasaran
khusus, menargetkan mahasiswa, wisatawan, dan keluarga lokal dengan menekankan
bahwa pilihan makanan mereka sehat dan nyaman, tentunya restoran harus
mengembangkan rencana pemasaran yang lebih menarik.
 Rencanakan pembukaan perdana yang besar. Bagian penting dari rencana pemasaran
itu adalah pembukaan perdana toko, dan strategi promosi yang diperlukan untuk
mendapatkan target pasar tersendiri.
 Rencanakan menggunakan software akuntansi untuk memudahkan transaksi dan
mempercepat laporan keuangan yang minim kesalahan.

Dengan sasaran dan tindakan Anda yang tepat dalam pengelolaan bisnis, akan lebih mudah
menyelesaikan rencana strategis untuk bisnis Anda. . Tindakan yang Anda hasilkan dari
analisis SWOT Anda akan cocok dengan bagian tonggak dari rencana pengembangan bisnis
Anda dan akan memberi Anda fondasi konkret pada bisnis.

Seperti pada kasus diataas, software akuntansi merupakan hal yang penting dan harus ada
dalam sebuah bisnis. Anda mungkin masih bisa menggunakan proses manual., namun itu
sangat amat tidak efisien. Dengan software akuntansi Anda dapat membuat laporan keuangan
dengan tepat dan cepat.

Gunakan Accurate Online sebagai solusi dalam efisiensi pencatatan transaksi dan proses
akuntansi bisnis Anda. Accurate Online sudah dipakai oleh banyak UKM sampai peusahaan
multinasional. Tidak hanya itu, Accurate Online juga sudah meraih Top Brands Award untuk
kategori software akuntansi selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2016.

Jadi tunggu apalagi? Anda dapat mencoba semua fitur Accurate Online gratis selama 30 hari
pada link ini

Tertarik dengan artikel seputar manajemen dan bisnis lainnya? Anda bisa membacanya di
bawah ini :

 Macam-Macam Pajak untuk Bisnis Online yang Perlu Dipahami dan Dipatuhi
 Simak 5 Keuntungan Bisnis Import Produk China yang Wajib Diketahui
 Pengertian Inflasi, Dampak Baik, dan Cara Menghadapinya
 Pasar Persaingan Sempurna. Pengertian & Karakteristiknya
 Mengetahui Segala Hal Tentang Manajemen Risiko
Contoh Template
Analisis SWOT dan
Cara Pembuatannya
[+PPT]
 KARINOV
 19TH JUN '18
 20
 284

Home / Business Plan

Untuk pembuatan analisa SWOT tingkat lanjut menggunakan

sistem scoring (angka), Anda dapat membacanya dalam tulisan ini:

Cara Membuat Matriks Kuantitatif dari Hasil Analisa SWOT

Analisa kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman atau yang biasa kita

sebut sebagai SWOT adalah salah satu cara paling umum dalam penyusunan

strategi suatu perusahaan, penjualan produk, maupun ide bisnis yang baru.

Sebelum masuk ke dalam materi cara pembuatan serta contoh analisa

SWOT, ada baiknya kita mengerti fungsi dari analisa SWOT itu sendiri.
Baca juga: Contoh analisis SWOT perusahaan startup Gojek

Daftar isi: Download Template SWOT, Pendahuluan SWOT, Pengertian dan

cara pembuatan, Contoh SWOT bisnis ekspor, Contoh SWOT bisnis

kreatif, Contoh SWOT bisnis Makanan, Tanya-jawab SWOT

Download Template Analisis SWOT

Berikut contoh template untuk membuat analisa swot dalam format Power

Point (PPTX). Anda hanya perlu untuk memasukkan alamat email yang valid,

lalu menunggu link unduh template ppt muncul dibawah form ini.

Dow nload
Template pertanyaan dalam analisis SWOT

Mengapa Analisis SWOT Dibutuhkan


Dalam konteks organisasi, bisnis, usaha, ataupun kepribadian diri, kita

memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Otomatis kita membutuhkan strategi

yang baik dalam mewujudkan tercapainya semua tujuan tersebut.

Jika kita berbicara bisnis misalnya, maka diantara tujuannya ialah

mengakuisisi market lewat produk dan jasa yang kita tawarkan. Dalam

konteks personal, maka SWOT dapat kita gunakan untuk pengembangan diri

ataupun karir dalam jangka panjang.

Pengertian dan Cara Membuat Analisis SWOT

Secara umum, analisa SWOT dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut meliputi Strength

(Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), sedangkan faktor eksternal meliputi

Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman).

Berikut penjelasan dan panduan dasar dalam pembuatan keempat komponen

tersebut:

Strength (Kelebihan)

Strength merupakan situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan yang

dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan pengaruh

positif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang. Analisa ini dapat diisi

menggunakan panduan berikut:


 Kelebihan apa yang dimiliki oleh perusahaan atau organsiasi kita?

 Apa yang membuat perusahaan atau organisasi kita lebih baik dari perusahaan atau

organisasi lainnya?

 Keunikan apa yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi kita?

 Apa yang menyebabkan perusahaan kita mendapatkan penjualan?

 Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelebihan?

Baca juga: Contoh Company Profile dan Pitch Deck ala Startup

Weakness (Kelemahan)

Weakness merupakan situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang

dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan pengaruh

negatif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang. Analisa ini dapat

diisi menggunakan panduan berikut:

 Apa yang dapat kita tingkatkan dalam perusahaan atau organisasi?

 Apa saja yang harus dihindari oleh perusahaan atau organisasi kita?

 Faktor apa saja yang menyebabkan kehilangan penjualan?

 Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen sebagai suatu kelemahan perusahaan

atau organisasi kita?

 Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari perusahaan

atau organisasi kita?

Opportunities (Peluang)

opportunities merupakan situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau


kesempatan di luar perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan

peluang untuk berkembang di kemudian hari. Analisa ini dapat diisi

menggunakan panduan berikut:

 Kesempatan apa yang dapat kita lihat?

 Perkembangan tren apa yang sejalan dengan perusahaan atau organisasi kita?

Threats (Ancaman)

Threats merupakan ancaman-ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi

oleh perusahaan atau organisasi yang bisa menghambat laju perkembangan

dari perusahaan atau organisasi tersebut. Analisa ini dapat diisi menggunakan

panduan berikut:

 Hambatan apa yang sedang kita hadapi sekarang?

 Apa saja hal yang dilakukan oleh pesaing perusahaan atau organisasi kita?

 Perkembangan Teknologi apa yang menyebabkan ancaman bagi perusahaan atau

organisasi kita?

 Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam perkembangan

perusahaan atau organisasi kita?

Contoh Analisa SWOT dalam Proposal Bisnis


Ekspor
Berikut contoh analisa SWOT dan penggunaannya dalam proposal rencana

bisnis ekspor dari perusahaan Indochemical Agrotech terkait ekspor produk

pupuk ke negara Malaysia.

Analisa SWOT Indochemical Agotech dalam Rangka Ekspor Pupuk

Indochemical Agrochemicals Technology merupakan usaha kecil dan menegah

(IUKM) yang bergerak dalam bidang produksi pupuk dengan target pasar

ekspor.

Faktor Internal Perusahaan

Strength
Weakness

 Perusahaan memiliki sosial value yang kuat

 Visi perusahaan didukung oleh latar belakang keilmuan

 Sistem produksi bebas dari penggunaan bahan kimia

 Kapasitas produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspor

 Memiliki potensi pengembangan produk hasil pertanian lainnya

Faktor Eksternal (di luar perusahaan)

Opportunity
Threat

 Sumber bahan baku dan SDM melimpah

 Kebutuhan pupuk organik semakin meningkat

 Regulasi pupuk organik untuk masuk ke negara Malaysia tidak begitu rumit
Contoh di atas mengikuti format analisa swot dengan membagi indikator ke

dalam dua kategori terlebih dahulu yaitu faktor internal perusahaan dan faktor

eksternal. Contoh lain dari penulisan analisa SWOT dapat dilihat pada 2

contoh lainnya di bawah ini.

Contoh Analisa SWOT dalam Proposal Bisnis


Kreatif

Contoh analisa swot dalam bisnis plan

Berikut contoh analisa SWOT dan penggunaannya dalam sebuah bisnis

plan BamBoo Speaker. Produk kreatif aksesoris gadget ramah lingkungan,

pengeras suara smartphone berbahan dasar bambu.

Analisa SWOT Bisnis Plan Bamboo Speaker


Deskripsi Bisnis: Bamboo speaker dock merupakan produk aksesoris

pengeras suara alami untuk smartphone yang terbuat dari bahan bambu yang

didesain untuk dapat mengeraskan suara (amplifier) tanpa menggunakan

listrik.

Strength

 Praktis digunakan dan mudah dibawa

 Unik dan belum ada di pasaran

 Green Product – ramah lingkungan tanpa baterai

 Handmade – nilai seni dengan buatan tangan

Weakness

 Spesifik untuk merk smartphone tertentu

 Suara tidak sekeras speaker listrik

Opportunity

 Belum banyak saingan

 Meningkatknya pengguna smartphone di Indonesia

 Tren Eco-lifestyle anak muda masa kini

Threat

 Ancaman imitasi produk dari pihak luar

 Persaingan dari merk yang sudah terkenal sebelumnya

 Model speaker smartphone yang sering berubah


Contoh Analisa SWOT Untuk Produk Bisnis
Makanan

Berikut contoh analisa SWOT dalam proposal usaha makanan berbahan

dasar singkong yang diinovasikan dengan varian rasa serta pemasaran

kekinian.

Analisis SWOT Produk Cassava Castle

Deskripsi Bisnis: Cassava castle berasal dari kata Cassava yang berarti

singkong dan castle yang berarti istana. Cassava castle merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak di bidang makanan berbahan dasar singkong yang

disajikan dalam cita rasa yang bermacam-macam.

Strength

 Produk memiliki nilai gizi tinggi

 Bahan baku produk berpotensi untuk dihidangkan bersama seluruh jenis makanan,

baik makanan ringan maupun berat, baik rasanya asin ataupu manis

 Harga terjangkau bagi semua kalangan

 Desain kedai yang unik dan menyediakan fasilitas bermain bagi keluarga

Weakness

 Pada awal pendirian kedai, pekerja kedai masih terbatas

 Desain kedai yangBahan baku belum dapat diproduksi di lahan sendiri

 Harga terjangkau bagi semua kalangan

 Desain kedai yang unik dan menyediakan fasilitas bermain bagi keluarga
Opportunity

 Gaya hidup masyarakat yang senang makan di luar rumah

 Kaum sosialita cenderung mencari kuliner unik

 Bahan baku mudah didapat karena banyak diproduksi di Indonesia

 Harga bahan baku murah (harga beli rendah) Lokasi kedai mudah ditemukan

Threat

 Terdapat pesaing makanan yang beraneka rasa walaupun berbahan dasar selain

singkong

 Tantangan dalam menemukan tenaga ahli di bidang tata boga dan kuliner

 Tantangan untuk menemukan arsitek yang dapat mendesain interior kedai

 Bahan baku belum dapat ditanam di lahan milik sendiri

Oke, itulah ketiga contoh analisa SWOT baik untuk perusahaan maupun

produk dari sebuah bisnis plan. Jika ada pertanyaan, kami terbuka untuk

berdiskusi lewat kolom komentar.

Baca juga: Contoh Surat Dinas, Contoh Surat Lamaran Kerja

Tanya-Jawab Seputar Analisis SWOT


Untuk keperluan apa saja SWOT Analysis dibutuhkan?

Pada dasarnya, adanya metode analisa menggunakan teknik S.W.O.T ini bisa

diaplikasi dalam bergai kebutuhan, diantaranya analisa perusahaan, analisa

diri sendiri, bahkan dapat diimplementasikan dalam perekrutan karyawan oleh

HR suatu perusahaan.
Apakah Analisis SWOT hanya bisa dilakukan oleh pihak tertentu?

Tidak, misal kamu ingin membuat analisa tentang bisnis Go-Jek, kamu bisa

membuat analisa swot nya tanpa harus menjadi seorang pegawai disana.

Bahkan dengan informasi weakness dan opportunity dari analisa sebuah

bisnis, bisa saja kamu menciptakan ide bisnis baru untuk memecahkan solusi

dari faktor W dan O tadi.

Apa maksud dari faktor internal perusahaan?

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah aspek-aspek yang muncul dari

dalam perusahaan itu sendiri. Misal yang termasuk faktor internal dalam

sebuah perusahaan: aset yang dimiliki, kualitas tenaga kerja, teknologi yang

digunakan, dan sebagainya.

Apa arti dari faktor eksternal perusahaan?

Faktor eksternal adalah aspek yang mempengaruhi perusahaan/bisnis namun

ia berasal dari luar dan tidak bisa dikontrol oleh perusahaan Anda sendiri.

Contoh yang termasuk aspek eksternal perusahaan: regulasi dari pemerintah,

performa kompetitor, perubahan cuaca (jika ikut mempengaruhi bisnis anda).

Bagaimana cara menggunakan analisa SWOT ini?

Cara mengimplementasi hasil dari analisa SWOT memang tidak mudah.

Diantara cara yang umum digunakan adalah melakukan scoring untuk setiap

elemen S.W.O.T. Dengan sistem scoring ini, kamu bisa menentukan posisi

perusahaan kamu sebenarnya dalam performa baik atau tidak (dibandingkan

pesaing). Improvement yang bisa dilakukan diantaranya ialah mengurangi

poin-poin minus pada elemen weakness, serta

menjadikan opportunity sebagai strength di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai