Anda di halaman 1dari 14

Pilar Kepemimpinan

Asep Jamaludin, SE., MSi.


(Dosen USB-YPKP)
Menjadi pengikut tentu lebih mudah dibanding
menjadi pemimpin. Itulah kenapa pengikut selalu
lebih banyak dari pemimpin. Semua orang boleh
menjadi pengikut, tetapi tidak semua orang bisa
menjadi pemimpin (dalam artian pemimpin yang
luas).
Sebagai seorang pemimpin, tentu perlu memiliki
pilar yang kokoh dalam kepemimpinannya agar
kepemimpinannya berwibawa, kepemimpinannya
bisa dicontoh dan didengarkan, dan pada akhirnya
kepemimpinannya bisa menjadi contoh untuk
semua orang. Berikut akau kita bahas tentang
pilar kepemimpinan
1. Perkataan yang Benar
Ini adalah pilar pertama yang harus dimiliki
pemimpin. Bagaimana mungkin pemimpin
akan diikuti, jika apa yang dikatakannya tidak
dijalankannya?
Ketika kampanye menyampaikan janji A,B,C
dan seterusnya, tetapi pada kenyataan ketika
terpilih tidak pernah menepati janjinya atau
bohong atas semua ucapannya.
Oleh karena itu, pemimpin yang tidak punya
pilar pertama ini, maka tidak akan
memperoleh kepercayaan dari pengikutnya,
bahkan sebelum jabatannya habis.
Perkataan yang benar, biasanya bersumber dari hati
yang tulus.
Jika hati busuk, yang keluarpun umumnya akan
busuk dan akan cepat atau lambat akan ketahuan,
meskipun lidah terkadang bisa memanipulasi, tetapi
pada akhirnya karakter yang sesungguhnya akan
terlihat cepat atau lambat
Pemimpin juga harus menjadi orang pertama yang
menjalankan aturan yang dibuatnya dengan benar.
Kalau dia bilang “tidak boleh terlambat masuk
kerja, maka dia harus menjadi orang pertama yang
tidak melanggar aturan tersebut”.
2. Menepati Janji/Menjalankan Amanah
Pilar selanjutnya adalah menepati janji. Jika
pilar pertama harus benar semua kata-
katanya dan tidak berdusta sebagai seorang
pemimpin, maka pilar kedua lebih spesifik
adalah menepati janji apa yang sudah
diungkapkan.
Jika janjinya adalah mensejahterakan rakyat,
maka harus ditepati. Jika janjinya akan
membuat bahan-bahan pokok terjangkau,
maka harus ditepati. Jika janjinya membela
kepentingan rakyat diatas kepentingan
pribadi, maka harus ditepati
3. Menyimpan Rahasia
Apa yang akan terjadi jika pemimpin membocorkan rahasia
negara atau rahasia perusahaan? apa jadinya jika
pemimpin membocorkan kelemahan warganya kepada
negara lain. atau menyampaikan kelemahan
perusahaannnya pada perusahaan lain.
Dia bisa dianggap sebagai pemimpin yang tidak mampu
mengurus bawahannya, pemimpin yang tidak
berkualitas dan sebagainya. Sebagai pemimpin,
seharusnya menjaga rahasia timnya, bawahannya atau
negaranya, untuk kemudian menjawab dan mencarikan
solusi jika ternyata ada masalah dibalik rahasia tersebut.
Menjaga rahasia ini sangat penting, karena ketika bocor,
maka berpotensi diserang oleh pihak lain yang tidak
berkepentingan untuk menjatuhkan atau hal lainnnya.
4. Memberi Solusi atau Nasihat
Masalah yang dihadapi istitusi biasanya banyak
sekali. Oleh karena itu, pilar kepemimpinan
selanjutnya adalah memberikan solusi atau
nasihat atas masalah yang dihadapi organisasi
atau anggota tim.
Pemimpin harus bisa memberikan nasihat, coaching,
bahkan ide-ide kreatif terhadap permasalahan
yang muncul. Dia tidak melepaskan semua
masalah kepada bawahannya, tetapi ikut aktif
memberi masukan yang konstruktif dan bahkan,
jika menemukan ada ketidaksesuaian idenya,
maka dia tidak sungkan untuk menegur dan
mengajak timnya kembali ke jalur yang bena
5. Bertanggung Jawab
Seorang pemimpin harus berani "pasang
badan" ketika menghadapi masalah, dan
tidak "buang badan" (merasa terlalu berjasa)
jika terjadi banyak keberhasilan.
Pemimpin harus berani mengakui kalau
keberhasilan merupakan akibat kontribusi
nyata pengikutnya. Dan jangan sekali-kali
"mengakui berlebihan” kalau keberhasilan
merupakan hasil “ide brilian” dirinya sendiri.
Fokus pada tanggung jawab, dan tidak sungkan
memberikan pujian.
Sumber lain menyatakan bahwa ada 3 Pilar
kepemimpinan: 1) Visi Masa Depan, 2) Pengikut
Yang Setia, 3) Motivasi dan Stimulas
VISI MASA DEPAN
• Napoleon mengatakan, ”Tiada seorang pun dapat
memimpin suatu masyarakat tanpa memberikan
kejelasan mengenai masa depan mereka, karena
seorang pemimpin, sesungguhnya tak lain dari
seorang penjual harapan”.
Visi yang baik haruslah memenuhi lima
elemen:
1. Menjelaskan gambaran masa depan yang
diidam-idamkan
2. Membaca masa depan secara cermat
3. Menetapkan tujuan yang jelas dan
memotivasi
4. Menetapkan standar prestasi dan idealisme
yang tinggi
5. Membangkitkan optimisme dan kesabaran
Menjelaskan gambaran masa depan
Kemuliaan dan keguanaan seseorang tidak hanya
dapat disimpulkan dari apa yang sedang
dikerjakan, tetapi juga dari apa yang dia harapkan
di masa depan.
Apabila setiap orang telah meyakini bahwa dirinya
penting dan berguna, dan keyakinannya itu
terhujam kedalam jiwa, hati, dan pikiran mereka,
maka mereka akan mencurahkan kemampuan
terbaiknya, maka pada saat itulah panji harapan,
masa depan, dan cita-cita dapat dikibarkan, karena
generasi para pencetak kejayaan telah siap siaga.
Membaca Masa Depan
Seseorang tidak hanya berpikir untuk
menanam benih hari ini, kemudian
memanenya hari esok dan memakannya
besok lusa. Kemampuan melihat jauh
kedepan, mampu memprediksi semua
kemungkinan, dan berani mengasumsikan
bahwa kemungkinan yang terburuk bisa
jadi akan terjadi.
Menetapkan Tujuan yang Jelas dan
Memotivasi
Sikap seorang pemimpin dalam menjelaskan
tujuan harus disertai kemampuan
memotivasi anggotanya dalam pencapaian
tujuan tersebut. Tujuan yang jelas dan tegas,
artinya tanpa ada keraguan, sehingga
membuat anggotanya bersemangat dan
penuh gairah dalam melakukan kegiatan,
sehingga tujuan dapat dicapai dengan
optimal.

Anda mungkin juga menyukai