Metode Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Iri PDF
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Iri PDF
Metode pelaksanaan pekerjaan ini juga memberikan penjelasan bagaimana proses atau
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan tugasnya akan disajikan
secara lebih rinci. Dalam melaksanakan tugas perencanaan nantinya, juga didukung
dengan data penunjang yang dapat memberikan informasi tentang kondisi Daerah Irigasi
Kaliwadas antara lain peta topografi, peta jaringan, data Daerah Irigasi dan sebagainya.
Dan untuk menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang terkait dengan analisis desain,
maka tim desain juga dilengkapi sarana komputer beserta program yang diperlukan
sesuai kebutuhan pekerjaan.
Hari kerja juga dipengaruhi dalam jumlah hujan yang mengakibatkan banjir besar
dengan anggapan pada saat hujan terjadi banjir tidak efektif terhadap progress
konstruksi. Hari hujan di hitung berdasarkan rata-rata hari hujan selama beberapa
tahun.
Untuk pekerjaan tanah termasuk galian dan timbunan tanah yang dipadatkan akan
terganggu dan harus dihentikan jika terjadi hujan diatas 5 mm/jam pemberhentian ini
berkaitan dengan mutu pelaksanaan pekerjaan tanah yang tergangu akibat terlalu
jenuh air, sedang untuk pekerjaan pembetonan harus dihentikan jika terjadi hujan
diatas 10 mm/jam. Kondisi pekerjaan pasangan atau pembetonan masih relatif lebih
tahan terhadap siraman hujan dibandingkan dengan pekerjaan tanah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan konstruksi
adalah:
1) Pemilihan kualitas material harus baik sehingga akan menghasilkan konstruksi
yang kuat dan stabil.
2) Penyimpanan material harus baik sesuai dengan sifat dan kepekaan material
terhadap kondisi lingkungan sekitar agar tidak mengurangi mutu dan kualitas
material tersebut.
3) Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4) Penumpukan material (stocking material) harus baik sehingga urutan
pemakaian material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material.
5) Memonitoring setiap material yang masuk dan keluar untuk menjaga stock
material agar tidak mengganggu konstruksi saat sedang dibutuhkan.
2.4 MOBILISASI
1) Personil
Personil inti yang ditempatkan dilapangan meliputi : Logistik, Administrasi Proyek,
Site Enginner, yang handal dan berpengalaman agar dapat dicapai hasil yang tepat
waktu, mutu dan manfaat.
2) Peralatan
Setelah pekerjaan persiapan selesai maka pengiriman peralatan yang menunjang
pekerjaan yang meliputi truck, pick up, molen, stamper, vibrator, excavator,
motor grader, compactor, pompa air dan peralatan pendukung lainnya.
3) Bahan material
Bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dikirim pada awal
ataupun sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan. Meliputi pasir urug, semen,
batu kali, batu belah, pasir beton, kayu cetakan, paku, besi beton dan bahan
lainnya.
Pada bahan yang mudah mengeras seperti semen, penyimpananya harus
diperhatikan karena apabila penyimpanan semen terlalu lama dan penyusunan
semen terlalu tinggi maka akan mengakibatkan tumpukan semen terbawah akan
cepat mengeras karena semen terbawah menerima beban yang berlebih, sebaiknya
Semen, ditumpuk maksimal 10 sak, Untuk penyimpanan maksimal adalah selama 1
(satu) bulan. Tumpukan semen sebaiknya diberi alas berupa balok kayu dan papan
kayu supaya semen jangan sampai menyentuh lantai langsung dan jangan terkena
air.
4) Bagian QA dan K3
Memasang rambu-rambu/tanda-tanda Keselamatan Kerja sesuai standar /
persyaratan yang ada.
5) Pekerjaan Bangunan Fasilitas
Pekerjaan bangunan fasilitas yang meliputi bangunan kantor direksi (direksi keet)
dan perlengkapannya, MCK, pemasangan papan informasi proyek dll.
Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara,
membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan
atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan,
barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan
pengawasan pelaksanaan konstruksi.
6) Uitzet (MC-0)
Uitzet atau Perhitungan Volume Awal bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya
untuk masing-masing pekerjaan dan untuk pekerjaan dan untuk mengetahui waktu
pelaksanaan serta alat-alat berat yang akan digunakan. Sebagai dasar perhitungan
MC 0% (Mutual Check 0%) bersama pihak penyedia jasa dan pihak Direksi yang akan
menghasilkan gambar potongan memanjang dan potongan melintang.
Gambar 2.2 Pengukuran Pemasangan Patok Center Line Dan Pembuatan Stake Out
7) Shop drawing
Pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan ada unit bangunan yang harus
dikerjakan pembuatannya di luar areal proyek dan karena sifat kekhususannya
harus dan terpaksa dikerjakan oleh subkontraktor, maka sebelumnya subkontraktor
yang bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar bentuk unit
bangunan tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
Shop Drawing yang disiapkan tersebut harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan,
diperiksa, dikoreksi apabila perlu dan untuk selanjutnya disahkan oleh Pemilik
Proyek.
Gambar unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap memuat:
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat per satuan komponen setiap unit bangunan
c. jumlah komponen unit bangunan, dll.
c) Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang
diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus
diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa.
10 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
11 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.5 PELAKSANAAN KONSTRUKSI SALURAN IRIGASI KALIWADAS
2.5.1 URUTAN DAN ALTERNATIF PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Pelaksanaan pekerjaan Rehab DI Kaliwadas direncanakan akan dilaksanakan bertahap
sesuai dengan anggaran yang tersedia. Dengan mempertimbangkan keterbatasan
kondisi hidrologi, khususnya permasalahan aliran air sungai pada musim hujan dan
pengaliran irigasi yang kontinyu maka rencana pengerjaannya di buat dengan membagi
giliran pembagian air sesuai dengan golongan yang telah ada, dimana ruas saluran dan
yang akan dibangun pemberian airnya digilir untuk pengerjaan kontruksi dan alur yang
lainnya tetap untuk pelayanan irigasi.
12 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.5.3 PEKERJAAN SALURAN DAN BANGUNAN
Pekerjaan saluran Daerah Irigasi Kaliwadas dibuat sesuai dengan gambar hasil desain
perencanaan. Beberapa tipikal pekerjaan saluran dibuat sesuai dengan tingkat
kerusakan yang ada di lapangan. Perbaikan saluran dengan tingkat kerusakan kecil
direncanakan masih menggunakan pasangan batu kali dan saluran dengan tingkat
kerusakan yang berat diperbaiki dengan menggunakan pembetonan. Contoh beberapa
tipikal desain saluran Daerah Irigasi seperti berikut ini:
13 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
15 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.6.4 PENGAWASAN
Pengawasan dilakukan oleh pengawas (inspector), kemudian dilaporkan kepada Tenaga
Ahli (Engineer). Perhatikan kedalaman galian dan tersedianya peralatan untuk
melaksanakan, yang harus disiapkan oleh pelaksana/kontraktor. Pengawas harus lapor
atas kondisi dan perbedaan hasil pengukuran terhadap spesifikasi, dengan demikian
bila diperlukan perbaikan dapat segera dilakukan.
Perbedaan tersebut antara lain:
Galian tidak menghasilkan sebagaimana yang diharapkan atau tipe material
yang diinginkan. Pelaksana harus melakukan uji yang meyakinkan bahwa
material sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Material terlalu basah atau kering untuk dapat dipadatkan dengan baik. Selama
penggalian dan proses pengambilan material, pengawas harus melakukan
observasi terhadap semua adjusment yang dibuat terhadap kandungan air.
16 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.6.6 PENCAMPURAN MATERIAL
Pencampuran dua atau lebih jenis tanah mungkin diperlukan, apabila dijumpai adanya
perbedaan lapisan tanah pada borrow area. Pertimbangan diperlukannya pencampuran
tanah adalah, sebagai berikut:
Untuk mendapatkan material, yang karakteristiknya bisa diterima, sebagai bahan
timbunan suatu zona.
Agar lapisan-lapisan tanah yang beragam dapat dimanfaatkan sebagai bahan
timbunan.
Untuk memproduksi sejumlah material yang memenuhi syarat spesifikasi.
Apabila material yang harus dicampur berupa perlapisan horisontal. Penggalian dengan
alat power shovel pada arah vertikal akan dapat mencampur material tersebut.
Apabila dengan cara tersebut hasil pencampurannya belum memenuhi syarat, maka
pencampuran ulang perlu dilakukan pada hasil galian.
Kontrol pelaksanaan dengan melakukan pengecekan ketebalan pemotong lapisan,
proporsi yang benar pada setiap lapisan dan memastikan bahwa material tercampur
dengan sempurna.
Pencampuran bermacam material dari bermacam sumber, dapat dilakukan dengan
membuat stock piling, satu lapis untuk setiap sumber dan dibuat berlapis-lapis.
Metode ini cukup mahal dan jarang dilakukan.
Batu yang diperkenankan didaerah timbunan, diameternya maksimumnya 75% dari
ketebalan lapisan yang telah terpadatkan. Material yang lebih besar ukurannya
dibuang dengan menggunakan tangan atau rake dozer, keluar dari daerah timbunan
atau pada waktu masih di borrow area. Pembuangan batu yang terlalu besar didaerah
kedap air sukar dilakukan dan cukup mahal.
18 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk melakukan pekerjaan galian tanah
antara lain:
1) Membuat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah agar pekerjaan
dilapangan sesuai dengan desain yang telah direncanakan. Kemudian ajukan
gambar tersebut ke pengawas pekerjaan untuk direalisasikan.
2) Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu pelaksanaan
pekerjaan.
3) Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap ukuran
dan elevasi galian tanah.
4) Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu atau sejenisnya.
5) Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan alat berat dengan kapasitas
sesuai dengan kebutuhan volume tanah.
6) Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses
penggalian tanah.
7) Menggali tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang
sebelumnya.
8) Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
Bisa dilakukan disisi kanan dan kiri tanggul sungai.
9) Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
gambar perencanaan.
10) Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan theodolit
dan alat ukur lainnya.
11) Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa supaya
tidak menghambat pekerjaan.
12) Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti sampah,
potongan kayu, dan bebatuan.
13) Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah
pekerjaan pemadatan tanah.
19 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.6.9 TEMPAT BUANGAN (DISPOSAL AREA)
Hasil pengerukan tanah untuk volume kecil ditempatkan di sisi kanan dan kiri tanggul
sungai. Jika jumlah galian tanah terlalu besar maka dapat dilakukan pada disposal
area diluar lokasi pekerjaan.
Beberapa contoh lokasi tanah buangan (Disposal Area) ditentukan dibeberapa titik
seperti berikut ini:
20 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
21 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Gambar 2.13 Lokasi 4 Pembuangan Hasil Galian Tanah Dan Sedimen (Disposal Area)
(Lokasi pembuangan untuk Saluran Induk Kesesi Barat, merupakan areal sawah yang tidak
terpakai karena kandungan airnya asin)
Gambar 2.14 Lokasi 5 Pembuangan Hasil Galian Tanah Dan Sedimen (Disposal Area)
(Lokasi pembuangan untuk Saluran Sragi ±10 m areal sawah yang tidak dipakai lagi oleh
petani atas permintaan warga meminta timbunan tanah)
22 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Lokasi 2
Lokasi 1
Lokasi 3
Lokasi 4
Lokasi 7
Lokasi 5
Lokasi 6
Lokasi 8
23 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.7 TIMBUNAN
Untuk pekerjaan saluran irigasi dengan volume tanah relatif kecil maka pekerjaan
timbunan dilaksanakan dengan peralatan manual. Timbunan adalah pekerjaan urugan
kembali material yang di gali sebelumnya. Hasil timbunan dirapikan dengan cangkul
dan dipadatkan dengan alat yang tersedia sesuai dengan gambar.
2) Musim Kemarau
Sebagaimana diketahui, bahwa kadar air pada material timbunan harus didalam batas
spesifikasi selama pelaksanaan penimbunan dan seyogyanya penambahan air dihindari.
Hal ini pada musim kering tak selalu dimungkinkan.
Bila material dalam kondisi kering dan waktu pengangkutan dan penebaran atau di
lapangan terlalu kering untuk dipadatkan, maka harus ditambahkan air yang
dipancarkan, setelah material ditebar dan sebelum digilas untuk dipadatkan. Jumlah
24 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
air yang harus ditambahkan dan pengadukan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa
kelembaban akan merata tersebar keseluruh lapisan, tergantung pada kehalusan dan
plastisitas dari tanah. Menyiram air pada tanah dapat dilakukan dengan menggunakan
tangki air. Pancaran air harus tidak boleh langsung ke tanah dengan tekanan tinggi,
karena akan menjadikan material yang lembut tercuci. Pengawas dan pelaksana harus
mencapai kesepakatan mengenai jumlah air yang harus ditambahkan pada luasan
tertentu, setelah melalui beberapa percobaan.
Kondisi tanah yang kasar dan kurang liat, akan lebih mudah pemberian airnya hingga
merata. Sangat sukar untuk mencapai distribusi kelembaban yang merata pada tanah
lempung plastis yang mengandung gumpalan, tanpa merendamnya beberapa hari.
27 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Spesifikasi harus jelas bila menjumpai pemadatan khusus, antara lain:
1) Alat Berat
Bila kondisi memungkinkan, alat berat digunakan untuk memadatkan tanah yang
berdekatan dengan tebing tumpuan (abutment) atau dinding konstruksi beton,
maka konstruksi permukaan timbunan harus dimiringkan 1 : 6 (v : h), dari tebing
tumpuan atau dinding konstruksi beton, selebar 2,4 m - 3,6 m. Hal tersebut akan
memungkinkan alat berat melakukan pemadatan tanah langsung, yang
bersentuhan dengan tebing tumpuan atau konstruksi beton tersebut. Untuk
mencegah kerusakan pondasi saat penimbunan lapis pertama material kedap air,
dianjurkan untuk menggunakan pneumatic tired roller.
2) Alat pemadat tangan (Hand Compactor)
Bila alat berat tidak dimungkinkan untuk memadatkan lapisan kedap air yang
berdekatan dengan tebing tumpuan atau dinding konstruksi beton, maka material
timbunan yang kontak langsung dengan batu atau beton, dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat yang lebih kecil (hand operated power tamper),
dengan lapisan yang lebih tipis (10 cm).
Ketebalan lapisan pemadatan akan ditentukan berdasarkan jenis material dan alat
pemadat yang dipergunakan. Material semi atau kedap air, biasanya ketebalan
pemadatan antara 15 - 20 cm, dengan frekuensi pemadatan antara 18 - 12 kali,
peralatan yang dipergunakan sheepsfoot atau padfoot roller. Bila material kedap
air, maksimum ketebalan-lapisan 15 cm dengan minimum kepadatan (densitas)
tertentu. Bila menggunakan pemadat dengan permukaan halus, setelah
pemadatan dilakukan pengkasaran permukaan hasil pemadatan terlebih dahulu,
sebelum dilakukan penimbunan lapisan berikutnya, untuk menjamin hubungan
yang baik antara lapisan.
Untuk daerah dasar dan sandaran (abutment, bangunan beton dan sebagainya)
pemadatan harus dilakukan secara manual/tamping rammer atau dengan tire
roller, dengan ketebalan lapisan setelah dipadatkan maksimum 10 cm. Pengerasan
permukaan yang pemadatannya secara manual, menggunakan manual pula seperti
halnya peralatan penggaruk. Hal ini dilakukan karena permukaan pemadatan
biasanya halus.
Kadar air dan kepadatan material di lapangan, berhubungan erat dengan kadar air
optimum dan kepadatan maksimum yang dikehendaki berkisar >_ 95 % maksimum
kepadatan kering, sedangkan toleransi kadar air pada waktu dipadatkan tercantum
didalam spesifikasi sehubungan dengan kadar air optimum. dari material tersebut.
Tiap-tiap jenis tanah mempunyai harga yang berbeda-beda mengenai "kepadatan
maksimum dan kadar air optimum yang berbeda-beda". (Hubungan antara kadar
28 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
air dan kepadatan material dari berbagai macam campuran material inti).
Dianjurkan agar kepadatan dan kadar air pada setiap kali pemadatan harus
dibandingkan dengan hasil uji laboratorium untuk jenis tanah yang sama.
Bila material yang telah dipadatkan di lapangan tidak sesuai dengan hasil uji
kepadatan di laboratorium, maka harus dilakukan uji pemadatan pada material
tersebut. Disarankan agar dilakukan uji pemadatan ulang oleh pelaksana lapangan
sebelum dilakukan timbunan, untuk meyakinkan konsistensi dengan harga
optimum pada waktu desain dengan tanah yang sama.
Pada tahap desain telah dilakukan perkiraan parameter: shear strength,
permeability dan karakteristik deformasi dan material timbunan. Sifat-sifat
tersebut bervariasi, tergantung pada kepadatan dan kadar air dari tanah yang
dipadatkan. Inilah sebabnya maka timbunan tanah harus diperlakukan
sebagaimana mestinya, bila tidak, asumsi desain tidak akan terpenuhi, dan
menimbulkan kesulitan terhadap konstruksi. Jadi, kepadatan dan kadar air yang
diinginkan tidak dapat sembarangan, tapi sangat spesifik untuk sesuatu alasan
tertentu.
Ketiga syarat pada waktu pemadatan yang harus terpenuhi, antara lain:
a) Bila kadar air diluar angka yang disyaratkan meskipun persyaratan
kepadatan terpenuhi, tanah harus ditimbun ulang dan dipadatkan kembali.
b) Bila minimum kepadatan tidak dapat tercapai, meskipun kadar air
memenuhi persyaratan dan sejumlah frekwensi pemadatan telah
dilaksanakan, dilakukan penelitian ulang terhadap borrow area.
c) Didalam beberapa hal, bila timbunan tidak memenuhi persyaratan mengenai
kepadatan dan kadar airnya, maka material timbunan tersebut harus
dibongkar kembali dan diganti.
29 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Dari variabel yang mempengaruhi kepadatan tanah, adalah pemadatan (alat berat
dengan sejumlah lintasan dan ketebalan tanah tertentu) dan kucuran air kedalam
tanah. Bila kadar air pada lapisan tanah yang sedang dipadatkan berbeda dengan
kadar air optimum, tidak akan dihasilkan kepadatan maksimum. Pada deviasi lebih
besar, akan didapatkan kepadatan lebih rendah. Tanah dengan kadar air dalam
kondisi kering atau pada kondisi optimum, penambahan lintasan pemadatan pada
umumnya akan menambah kepadatan.
3) Tanah dengan kadar air lebih besar dari pada kadar air optimum, penambahan
pemadatan akan berakibat tanah terpotong, namun tidak menambah kepadatan
(over compaction).
Usaha pemadatan lapisan tanah akan berhasil, dengan menambah sejumlah lintasan
pemadatan atau dengan mengurangi ketebalan lapisan dengan kadar air optimum.
32 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Pada pekerjaan DI Kaliwadas pengalihan air dilakukan dengan menggunakan sand back
atau karung pasir yang ditumpuk. Penggunaan sand back untuk kisdam hanya dilakukan
maksimal 3 kali pemakaian atau tergantung kondisi sand back tersebut. Bila dalam
pemakaian sekali sudah rusak maka harus diganti dengan sand back yang baru.
2) Pintu Sorong
a) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai, dan
kunci, gear, serta kopling.
Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh keras dari 10 kg untuk membuka atau
menutup pintu dan las roda setang harus pada elevasi 0,90 m diatas bangunan
atau platform dimana operator akan berdiri.
c) Pintu sorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan
profil pintu harus sesuai dengan gambar.
1) Pemeriksaan Bekisting
Posisi dan kondisi bekisting harus diperiksa sesuai dengan shop drawing yang telah
direncanakan. Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak, dan tidak bocor.
Bekisting juga harus kuat, tidak mudah bocor, terpasang dengan kokoh agar tidak
bergeser karena getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran.
Pemeriksaan ini meliputi:
a. Ukuran bekisting (lebar dan tinggi)
b. Kemungkinan elevasi tidak tepat
c. Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horisontal maupun vertikal
d. Kebersihan lokasi pengecoran
e. Pemeriksaan sambungan bekisting
f. Pemeriksaan perkuatan bekisting
g. Pemasangan beton decking
34 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Acuan Cetakan
Acuan cetakan dibuat sedemikian agar sesuai dengan bentuk dan ukuran beton yang
akan dihasilkan. Acuan dan cetakan harus dibuat dengan konstruksi yang kekar dan
kaku, agar bentuk dan ukurannya tidak mudah berubah selama proses pengecoran.
Dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a) Material
Umumnya diusahakan agar dapat digunakan berulangkali, maka pemilihan material
harus memiliki kekuatan, kekakuan dan keawetan yang memadai. Selain harus
mudah dibongkar pasang juga kecil daya serap airnya dan setelah dibuka
menghasilkan permukaan beton yang baik.
b) Desain
Acuan harus cukup kuat dan kekar agar mampu menahan beban berat beton,
sehingga bentuk dan posisi beton tidak berubah. Konstruksi acuan juga mudah
dibongkar pasang dan aman dengan ketepatan yang akurat serta melindungi beton
dari kemungkinan kerusakan.
Sambungan-sambungan pada acuan harus betul-betul rapat air, sehingga air semen
dalam adukan beton tidak mudah keluar. Sambungan perlu diatur dalam posisi
tegak lurus atau sejajar sumbu konstruksi beton, agar lebih mudah diperoleh acuan
yang mempunyai posisi, bentuk dan dimensi yang tepat serta mencegah kebocoran.
Jalur-jalur coakan harus diadakan pada setiap sudut acuan agar sudut beton lebih
tumpul, guna mencegah rusaknya sudut-sudut tersebut waktu acuan dibongkar.
Penyangga acuan harus mampu memikul beban vertikal dan horizontal tanpa
adanya lenturan maupun deformasi.
c) Persiapan
Sebelum dilakukan pengecoran permukaan dalam acuan diberi cairan pelumas,
agar beton tidak melekat pada dinding acuan serta memudahkan pembongkaran
tanpa merusak permukaan beton. Pasak-pasak dan batang-batang baja yang
menonjol pada permukaan beton harus dibuang dan lubang- lubangnya harus
ditutup dengan adukan semen sehingga diperoleh permukaan beton yang halus dan
rata.
d) Pemasangan
Sebelum acuan dipasang, tanah dasar harus diratakan dan bila perlu diberikan
lapisan perkuatan untuk meningkatkan daya dukung yang diinginkan serta
menghindari terjadinya penurunan yang tidak merata. Apabila tanah dasar
merupakan urugan maka sebelumnya harus dipadatkan dengan baik.
35 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jika acuan ditempatkan pada dasar sungai yang airnya mengalir maka perlu
dilakukan pengamanan seperlunya.
e) Pemeriksaan
Setelah pemasangan acuan maka harus diperiksa dengan teliti kemungkinan adanya
lengkungan-lengkungan yang tidak diinginkan, lubang-lubang yang menyebabkan
kebocoran air semen dan penyangga acuan yang kurang kuat harus segera
ditambah serta pemeriksaan penahan jarak besi dengan acuan sudah mencukupi
agar saat pengecoran kedudukan besi tulangan tidak berubah. Pemeriksaan ini
dilakukan juga selama pelaksanaan pengecoran sehingga dapat diantisipasi hal-hal
yang dapat merusak kualitas kualitas beton yang dihasilkan.
f) Pembongkaran
Acuan baru dapat dibongkar setelah beton betul-betul mengeras sehingga kuat
memikul beratnya sendiri serta beban tambahan dan tidak ada lagi beban yang
harus dipikul oleh acuan tersebut. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati-
hati agar tidak merusak beton.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan yang talah dicapai oleh beton dalam proses
pengerasannya, diambil dari contoh blok-blok beton untuk pengujian yang telah
diadakan pengujian sebelumnya dan pengujian langsung dilapangan menggunakan
Hammer test. Karena contoh blok beton lebih mudah dipadatkan dan dirawat
dibandingkan dengan beton dilapangan.
Urutan pembongkaran dilaksanakan dari bagian-bagian yang bebannya paling
ringan dilanjutkan pada bagian dengan beban yang lebih berat dan bagian yang
lebih penting.
3) Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan
pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui
ukuran, ketepatan letak, sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan
spesifikasi sesuai gambar desain.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan:
a. Spesifikasi tulangan dalam hal ini Wiremesh (Φ8-150) sesuai dengan gambar desain
b. Pemeriksaan sambungan antar wiremesh
c. Pemeriksaan kekuatan bendrat pengikat
d. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya rekatan
36 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4) Pemeriksaan Peralatan Pengecoran
Memeriksa kembali semua peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk mengecor
beton, mulai dari molen beton, vibrator, sekop, hingga cangkul yang akan digunakan
dalam proses pengecoran.
Setelah semua persiapan selesai maka proses pengecoran dapat dilakukan.
5) Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran dapat dilakukan bila pemasangan bekisting telah selesai
dilakukan. Sebelum pengecoran dilaksanakan tanah dasar atau lantai kerja untuk alas
pengecoran harus dibasahi sampai jenuh demikian pula besi tulangannya. Adukan
beton yang diangkut dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus
diminimalisasi terhadap sinar matahari atau penguapan yang berlebih agar tidak
terjadi penyusutan berlebihan. Apabila terjadi penyusutan berlebih pada adukan beton
maka pengecoran akan lebih sukar mencapai beton dengan kualitas yang baik karena
sukar dikerjakan kecuali mengencerkan adukan dengan menambah air semen kembali
dengan memperhatikan perbandingan faktor air semen yang disyaratkan.
Perlu diadakan pemeriksanan terhadap bagian dalam acuan harus bersih dari bahan
organic ataupun sampah-sampah yang mengurangi mutu beton.
Pada sambungan beton lama dan baru permukaan beton lama harus dikasarkan
demikian pula besi tulangannya harus dibersihkan dengan sikat kawat agar
memperoleh lekatan yang baik. Sambungan ini jika diperlukan dapat dibasahi dengan
air semen atau lem beton yang tersedia dipasaran.
Proses pengiriman beton readymix tidak boleh lebih dari dua jam semenjak mixer
truck meninggalkan maxing plant menuju lokasi proyek. Bila truk tiba melebihi batas
waktu tersebut akan membuat beton mengeras. Maka dari itu sebelum beton
dikeluarkan dari truk dilakukan uji slumpt test. Bila hasil uji slumpt test masih sesuai
peraturan yaitu 12 ± 2 beton masih dapat diterima dan dapat digunakan.
Pemadatan adukan beton pada acuan dapat menggunakan alat concrete vibrator atau
alat lainnya disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.
37 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pengecoran segmen struktur utama Bendung Karet Kaliwadas sebagai
berikut:
1) Sebelum pengecoran dimulai, areal dibersihkan dahulu dari kotoran seperti
sampah, sisa kawat bendrat, debu, potongan kayu, dan kotoran lain yang dapat
menghambat proses pengecoran, dengan menggunakan compressor.
2) Untuk pelaksanaan pengecoran pada tempat yang dapat diakses truck, maka
pengecoran struktur digunakan concrete pump yang menyalurkan beton ready mix
dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang
disambung-sambung menggunakan klem.
3) Sebelum beton dituang ke dalam areal cor, terlebih dahulu dilaksanakan
pemeriksaan workability dari beton berdasarkan pemeriksaan doket (dari jam
keluar batching plant sampai jam masuk proyek). Slump test dilakukan dalam
pemeriksaan workability beton dengan nilai slump 12 ± 2 cm.
4) Pemeriksaan semua daerah cold joint (daerah sambungan), dilakukan dengan cara
penyiraman calbond sebelum pengecoran, agar pertemuan antara beton lama
dengan beton baru dapat merekat dengan lebih baik.
5) Setelah beton dituang dari pipa pengecoran, kemudian beton segera diratakan
dengan menggunakan penggaruk atau cangkul dan dipadatkan dengan
menggunakan vibrator.
6) Pemadatan beton menggunakan concreate vibrator. Pemadatan dilakukan untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen
yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan
dengan baik agar menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kesalahan dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penurunan mutu beton
atau menyebabkan pengecoran menjadi keropos (tidak padat dan banyak lubang).
7) Jika pengecoran dalam satu segmen terhenti di tengah jalan maka pada tempat
terakhir pemberhentian diberikan calbond.
Penggetaran beton perlu dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton dengan posisi
vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring sampai dengan 45’.
Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat
(segregasi).
Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian beton yang
mulai mengeras, karena akan mengakibatkan tidak lekatnya antara beton lama
dengan beton baru.
38 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sedapat mungkin vibrator tidak terlalu cepat pada saat penarikan agar rongga
bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar
alat penggetar dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik karena jika
terlalu lama akan menyebabkan turunnya kandungan air semen pada beton dan
akan menurunkan mutu betonnya.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan
vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
Pemeriksaan top level pada waktu pengecoran dengan menggunakan auto level.
Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang
sudah direncanakan.
Kemudian pengecoran dilanjutkan ke bagian lain. Selama proses pengecoran
berlangsung, tidak diperkenankan menambahkan air pada campuran beton karena
akan mengubah kualitas/mutu beton yang telah direncanakan.
Beton yang sudah rata kemudian dihaluskan.
6) Perawatan Beton
Perawatan beton dilakukan dengan menutup beton menggunakan penutup basah yaitu
dengan memakai bahan yang dapat mempertahankan moisture.
Beton harus dirawat pada suhu di atas 10’ C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-
kurangnya selama 7 hari setelah pengeoran.
Beton dikondisikan pada suhu diatas 10’ dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-
kurangnya selama 3 hari pertama setelah pengecoran.
Proses perawatan harus menjaga kondisi beton hingga beton yang dihasilkan
mempunyai tingkat keawetan paling tidak sama dengan yang dihasilkan oleh
perawatan setelah pengecoran.
Bila diperlukan oleh pengawas lapangan, maka dapat dilakukan penambahan uji
kuat tekan beton sesuai dengan perawatan benda uji dilapangan untuk menjamin
bahwa proses perawatan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.
39 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.13 PEKERJAAN PEMASANGAN LINING PLAT BETON PRA CETAK
Pekerjaan lining dengan plat beton pra cetak ini dilakukan dengan lokasi dan tipikal
sesuai dengan gambar desain. Secara ringkas pekerjaan pemasangan lining
digambarkan seperti berikut ini:
1) Pemesanan Dan Pengiriman Plat Beton Pra Cetak Ke Lokasi Pekerjaan
- Pemesanan plat beton pra cetak sudah termasuk pengiriman dari Pabrik
Produksi ke lokasi proyek (On Proyek). Pemesanan dilakukan dengan jangka
waktu yang tidak terlalu lama dengan jadwal pelaksanaan dilapangan. Hal ini
untuk menghindari material precast tertumpuk terlalu lama di stock material
dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti dicuri dan lainnya.
Supllier mengirim material sesuai dengan jumlah pesanan yang akan dipasang.
- Setelah beton pracetak sampai dilokasi pengawas pekerjaan melakukan
pemeriksaan terhadap beton pracetak untuk menjaga mutu dan kualitas.
Pengawas tidak diizinkan menerima beton pracetak jika mengalami kerusakan
seperti beton pracetak yang rusak atau tidak sesuai dengan dimensi gambar
rencana.
2) Stock Plat Beton Pra Cetak Di Lokasi Proyek
- Perletakan Plat Beton Pra Cetak dilokasi proyek diusahakan dekat dengan lokasi
pemasangannya agar mudah dalam mobilisasi. Harus dipastikan stock Plat Beton
Pra Cetak dilapangan tersedia jumlahnya untuk memenuhi jadwal pemasangan.
Hal ini untuk menghindari keterlambatan pemasangan akibat kekosongan
dilapangan.
- Penyimpanan panel beton pracetak harus bebas dari kontak langsung dengan
permukaan tanah, ditempatkan pada penyangga kayu dengan ukuran seragam
yaitu balok kayu ukuran penampang minimal 7 cm x 5 cm yang kuat dan lurus
sesuai dengan lebar panel.
- Bilamana unit panel beton pracetak disusun dalam berlapis-lapis, maka jumlah
panel tidak lebih dari 5 unit panel dalam satu tumpukan, disusun masing-
masing penyangga balok kayu yang dipasang antar tiap lapisan.
- Transportasi ke lokasi pekerjaan memakai metode FIFO (first in first out).
Panel yang telah diproduksi terlebih dahulu harus diangkut kelapangan lebih
dulu. Masa tenggang waktu antara FIFO adalah paling tidak dua minggu.
40 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3) Pembuatan Kisdam
- Pemasangan Plat Beton Pra Cetak dilakukan apabila area kerja sudah siap meliputi
kebersihan area kerja, lantai kerja dan ketersediaan alat kerja. Pemasangan sesuai
dengan gambar desain yang terlah disetujui dengan memperhatikan kondisi yang
ada dilapangan. Jika terdapat kendala dilapangan dan gambar desain diharuskan
mengalami perubahan pemasangan hanya dapat dilakukan atas persetujuan direksi
pekerjaan.
- Selambat-lambatnya 14 hari sebelum pelaksanaan pemasangan panel pracetak
harus dilakukan pemasangan fondasi dan atau lapis perata.
- Sehari sebelum pelaksanaan pekerjaan semua peralatan yang dibutuhkan untuk
pemasangan harus dalam kondisi sudah siap.
- Sebelum pemasangan lining plat beton pra cetak maka dibuat kisdam untuk
mempermudah area kerja. Kisdam dibuat dengan tumpukan karung pasir diperkuat
dengan balok kaso. Bila kisdam sudah terpasang dapat dilakukan proses
pengeringan atau dewatering.
41 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Gambar 2.16 Pembuatan Kisdam Pada Konstruksi Pemasangan Plat Beton Pra Cetak
42 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
- Centerline panel harus disesuaikan dengan garis pada permukaan tanah dasar
yang diatur oleh teknisi sufveyor sebelum pemasangan panel pracetak.
- Bila panel mempunyai lidah atau alur yang harus dipasangakan sebagai
sambungan melintang, permukaan bidang yang mempunyai lidah dan alur harus
diberi bahan pengisi.
5) Pemasangan Bahan Penutup Yang Dituang
- Tidak lebih dari 4 jam sebelum menempatkan bahan-bahan penutup
sambungan, dinding sambungan harus dibersihkan untuk menghilangkan
material yang tidak dikehendaki seperti tanah dan komponen lainnya.
- Setelah pembersihan sambungan, air sambungan panel harus dihilangkan.
Prosedur pengeringan yang berakibat dapat meninggalkan residu atau lapisan di
dinding sambungan tidak boleh digunakan.
- Segera setelah sambungan bersih dan kering, bahan penutup dituangkan.
- Tekanan harus digunakan dengan memadai untuk memastikan bahwa bahan
penutup menyebar merata dan kontak penuh dengan dinding sambungan dan
berkesinambungan.
- Permukaan yang sudah selesai ditutup harus sesuai dengan dimensi dan
toleransi yang diizinkan dan semua bahan penutup yang berlebih pada
permukaan lining harus dibersihkan.
43 | M O H A M A D A G U S F A O Z A N
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
-
Gambar 2.17 Model Lining Plat Beton Pra Cetak Yang Sudah Terpasang
44 | M O H A M A D AGUS FAOZAN