Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

“PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN MORAL PADA USIA


DEWASA MADYA”

OLEH :

(KELOMPOK 10)

- MUTIARA EFILL (1410321002)


- YOSI GUSTIA (1410321028)
- FAMUTIA ANISA (1410322006)
- SILVI CAHYANI ROLISA (1410322013)

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dewasa madya adalah masa peralihan dari masa dewasa muda. Dewasa madya disebut
juga dengan dewasa pertengahan. Masa dewasa madya memiliki rentang usia antara 40-65 tahun.
Dewasa madya mengalami perkembangan dari berbagai aspek, baik itu dari aspek fisik maupun
kognisi. Kognisi pada masa dewasa madya yang mengalami perkembangan atau peningkatan
diantaranya adalah inteligensi atau kecerdasan, kreatifitas, pemecahan masalah, dan lai-lain.
Pada usia dewasa madya biasanya juga lebih mengorientasikan pada pengembangan karir dan
tanggungjawab terhadap keluarga.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana cara mengukur kemampuan kognitif di usia dewasa madya?


2.Bagaimana perbedaan kognisi pada dewasa madya?
3. Apakah peran berdasarkan usia sudah usang atau menjadi penghalang?

C.TUJUAN

1. Untuk mengetahui cara mengukur kemampuan kognitif di usia dewasa madya

2. Untuk mengetahui perbedaan kognisi pada dewasa madya

3. Untuk mengetahui peran berdasarkan usia apakah sudah usang atau bahkan menjadi

penghalang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengukur kemampuan kognitif di usia dewasa madya

Secara kognitif, orang-orang dewasa madya sedang berada dalam keadaan yang puncak.
Walaupun penurunan secara konsisten terhadap kemampuan perseptual sudah dimulai sejak usia
25 tahun serta kemampuan numerik juga menurun pada usia 40 tahun namun penalaran induktif,
orientasi spasial, kosakata, dan memori verbal meningkat pada usia dewasa madya ini. Dalam
keempat kemampuan tersebut, orang-orang dewasa madya, khususnya wanita, berada diatas rata-
rata dibandingkan ketika mereka berusia 25 tahun. Orientasi spasial, kosakata, dan memori pada
pria mencapai puncaknya ketika berusia lima puluhan sedangkan pada wanita terjadi pada usia
enam puluhan. Dengan kata lain, kecepatan perseptual pada wanita menurun lebih cepat
dibandingkan dengan pria.

Tabel tes kemampuan mental utama yg didapat dari studi longtudinal seattle terhadap
kecerdasan orang dewasa.

Tes Kemampuan yang Tugas Tipe


diukur Kecerda
san
Kosakata Pengenalan dan Menemukan sinonim dengan Terkrist
pemahaman angka mencocokkan kata stimulus dengan al
kata yang ada di daftar pilihan
Memori Verbal Mengingat kata dari Mengingat sebanyak mungkin kata Sebagia
memori jangka panjang yang dimulai dengan huruf yang n
diberikan, dalam periode yang terkristal
ditentukan ,
sebagian
Fluid
Angka Melakukan komputasi Melakukan masalah penjumlahan terkristal
sederhana isasi
Orientasi Memanipulasi objek Memilih putaran contoh untuk Fluid
Spasial secara mental dalam disesuaikan dengan figur stimulus
ruang dua dimensi
Penalaran Mengidentifikasi pola Menyelesaikan rangkaian huruf Fluid
Induktif dan menyimpulkan
aturan dan
memecahkan masalah
logis
Kecepatan Membuat diskriminasi Mengidentifikasi gambar yang sesuai Fluid
Perseptual cepat dan akurat antara dengan yang tidak sesuai yang
visual dan stimuli muncul dalam televisi

Kesimpulannya, tidak ada satu orangpun yang menurun pada segala bidang dan ada
banyak orang yang malah meningkat pada bidang-bidang tertentu. Tren pada kelompok
penelitian yaitu menyatakan bahwa masyarakat AS bisa jadi mendekati batas peningkatan dalam
kemampuan kognitif dasar yang berhubungan dengan gaya hidup dan kesehatan ( Schaei, 1990).
Lini riset lainnya telah membagi kecerdasan menjadi dua aspek yaitu fluid dan crystallized.
Kecerdasan fluid adalah kemampuan memecahkan masalah baru yang tidak membutuhkan
pengetahuan atau pengalaman sebelumnya, seperti menemukan pola dalam rangkaian gambar.
Kecerdasan ini mencakup memerhatikan hubungan, membentuk konsep, dan menarik
kesimpulan. Kemampuan ini cenederung menurun seiring bertambahnya usia. Sedangkan
kecerdasan crystallized adalah kemampuan mengingat dan menggunakan informasi yang
diperoleh selama hidup. Misalnya, dalam menemukan sinonim dalam sebuah kata. Kecerdasan
ini diuji dengan mengetes kosakata, pengetahuan umum, dan respon terhadap situasi sosial dan
dilema. Kemampuan ini berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman kultural. Kemampuan ini
akan terus bertahan bahkan meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Salah satu kemampuan fluid yang memuncak lebih awal yaitu pada usia dua puluhan
adalah kecepatan perseptual. Orang-orang pada usia dewasa madya biasanya lebih
mengorientasikan pada pengembangan karir dan tanggungjawab terhadap keluarga.
2.2 Perbedaan kognisi pada dewasa madya

 Peran keahlian

Orang-orang pada usia dewasa madya biasanya menunjukkan peningkatan kompetensi


dalam memecahkan masalah pada bidang pilihan mereka masing-masing karena pengetahuan
yang sudah mengkristal yang dimiliki oleh orang dewasa madya. Pengetahuan ini biasanya
dipisah dari kecerdasan umum atau yang biasanya disebut sebagai keterampilanatau pengalaman.
Dengan pengalaman, pemrosesan informasi dan kemampuan akan mengalir menjadi
encapsulated yaitu dedikasi progresif pemrosesan informasi dan pemikiran yang mengalir
terhadap sistem pengetahuan tertentu yang menjadikan pengetahuan lebih siap diakses.

Beberapa studi terhadap beberapa bidang pekerjaan seperti pemain catur, pedagang kaki
lima, kasir, pakar fisika mengilustrasikan bagaimana pengetahuan tertentu memberikan
kontribusi terhadap performa superior dalam bidang tertentu. Bahkan dalam bidang tersebut,
kepakaran bisa sangat spesial. Para pakar juga memperhatikan bahwa orang yang sudah memiliki
kemampuan yang spesial ini akan berbeda dengan orang yang pemula dalkam segi memecahkan
masaalah. Pemula biasanya lebih fleksibel. Namun para pakar pada umumnya tidak sepenuhnya
menyadari proses berpikir yang mendasari keputusan mereka. Keputusan para pakar ini
seringkali bersifat intuitif yang berdasarkan pengalaman. Hal ini merupakan karakteristik yang
disebut pemikiran postformal.

Pemikiran Integratif

Walaupun tidak dibatasi kepada periode tertetu masa dewasa, pemikiran postformal
tampaknya pas dengan tugas yang kompleks, multiperan, dan pilihan yang membingungkan,
serta tantangan paruh baya (Sinnott, 1998). Fitur penting pemikiran postformal adalah karakter
alamiah integratifnya. Orang dewasa yang sudah matang mengintegrasikan logika dengan intuisi
dan emosi, mereka mengintegrasi fakta dan ide yang saling bertentangan, dan mereka
mengintegrasi informasi baru dengan apa yang telah mereka ketahui.

Masyarakat mendapatkan manfaat dari fitur integrative pemikiran orang dewasa.


Biasanya orang dewasa yang sudah matanglah, seperti Gandhi, yang menjadi pemimpin spiritual
dan moral dan yang menerjemahkan pengetahuan mereka akan kondisi manusia ke dalam cerita
inspirasional yang dapat dijadikan panduan bagi generasi yang lebih muda. Pemikiran postformal
juga bisa jadi membantu memecahkan masalah praktis.

Pemecahan Masalah Praktis

Dalam sejumlah studi, kualitas keputusan praktis (seperti mobil apa yang ingin dibeli,
perawatan apa yang harus didapat untuk kanker payudara) hanya mengandung hubungan-
hubungan yang sederhana, jika ada, dengan kinerja tugas seperti dalam tes kecerdasan., dan
sering kali tidak ada hubungannya dengan usia.

Dalam studi lain dimana masalahnya adalah nyata, bukan hipotesis, dan merupakan
masalah yang dialami oleh partisipan sendiri, dan dimana solusinya diperngkat berdasarkan
kualitas bukan kuantitas, kemampuan memecahkan masalah praktis tidak tampak menurun
setelah usia paruh baya.

Ada perbedaan dalam jenis masalah yang dipelajari berbagai periset, dalam relevansi
dalam masalah ini dengan kehidupan nyata, dan dalam kriteria yang digunakan untuk
memeringkat solusi. Juga perbedaan individual,misalnya dalam level pendidikan bisa
mempengaruhi bagaimana orang menerima dan memecahkan masalah.

Sebagian studi fokus pada masalah instrumental, atau aktifitas kehidupan sehar-hari,
seperti membaca peta. Kemampuan ini amat berkaitan dengan kecerdasan yang cair dan
menunjukkan penurunan beriring usia. Sebaliknya, studi bagaimana yang dipaparkan di atas
sebagian besar berkaitan dengan masalah sosial.

Kreatifitas

Kreatifitas dimulai dengan bakat, tetapi bakat saja tidak cukup. Anak-anak mungkin
menunjukan potensi kreatif. Apa dan seberapa banyak pikiran negative dapat dihasilkan. Bakat
khusus lebih banyak didapat dari belajar ketimbang keturunan karena bakat tersebut menuntut
pelatihan dan praktik sistematis. Pencapaian kreatif yang luar biasa, menurut salah satu analisa,
bersumber dari pengetahuan mendalam yang terorganisir terhadap subjek, motivasi instrinsik
untuk bekerja keras demi pekerjaan tersebut, dan bukan untuk imbalan eksternal, dan kelekatan
emosional yang kuat dengan pekerjaan tersebut, yang memacu pencipta tersebut untuk tekun
dalam menghadapi berbagai rintangan.

Hubungan antara kreativitas dan kepakaran bersifat kompleks. Orang-orang yang sangat
kreatif adalah self-starter dan pengambil resiko, mereks cenderung independen, tidak komformis,
tidak konvensional, dan fleksibel, serta terbuka kepada ide dan pengalaman baru. Kreatifitas
berkembang sepanjang hidup dalam konteks sosial, dan tidak harus dalam nurturing
environment.

Kreatifitas dan Kecerdasan

Kecerdasan umum, yang diukur dengan tes IQ standar, hanya sedikit memiliki hubungan
dengan performa kreatif. Komponen kemampuan memahami membantu (insightful) membantu
menentukan masalah atau melihat masalah dengan sudut pandang baru. Orang kreatif
memperlihatkan pemahaman istimewa dalam tiga cara :

1. Mereka mengambil informasi yang relevan dengan masalah tersebut


2. Mereka menyatukan semua itu, melihat hubunga antara dua keeping informasi yang
tampaknya tidak berhubungan.
3. Mereka melihat analogi antara masalah baru dan salah satu yang telah mereka hadapi.

Komponen analitis kecerdsan dapat mengevaluasi ide dan memutuskan mana yang layak
dikejar. Aspek praktis dari kecerdasan dari kecerdasan mulai memainkan peran dalam “menjual”
ide-menjadikan ide tersebut diterima.

Kreatifitas dan Isu


Pada tes psikometris keberagaman kepikiran, perbedaan usia muncul secara konsisten.
Pada umumnya nilai mencapai puncak pada usia tiga puluh tahun. Kurva usia tergantung kepada
bidangnya. Psikolog periset mencapai puncaknya sekitar usia 40-an, kemudian diikuti dengan
penurunan moderat. Tidak semua yang dihasilkan pencipta kreatif adalah karya yang bagus.
Kerja dan Pendidikan : Apakah Peran Berdasarkan Usia Sudah Usang atau Menjadi
Penghalang?

Age Differentiated adalah struktur kehidupan dimana peran utama- belajar, bekerja, dan
bersantai didasarkan berdasarkan usia dan biasanya terdapat pada masyarakat industri. Orang
muda adalah pelajar, orang dewasa awal dan pertengahan adalah pekerja , orang yang dewasa
lebih tua mengorganisir hidup mereka seputar pensiun dan bersenang – senang. Peran
berdasarkan perbedaan usia terunda dari mulai ketika hidup menjadi lebih pendek dan industri
sosial kurang beragam. Dengan berkonsentrasi pada pekerjaan, orang dewasa mungkin lupa
bagaimana bermain. Kemudian ketika pensiun , mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan
dengan waktu santai yang berlimpah.

Age integrated adalah struktur kehidupan dimana peran primer- belajar, bekerja dan
bersantai – terbuka bagi semua orang dewasa diseua usia dan dapat diselang seling sepanjang
rentang kehidupan. Mahasiswa dapat mengambil program program kuliah magang atau cuti
beberapa ssat sebelum melanjutkan pendidikan mereka. Orang yang sudah matang mengambil
kelas sore atau mengambil waktu libur untuk mengejar minat khusus mereka. Seseorang bisa
mengambil karir berurutan , yang tiap karir tersebut menuntut pendidikan atau palatihan
tambahan. Para pensiun mencurahkan waktu untuk belajar atau untuk mencari kerja baru.

 Pola dan Jalur Pekerjaan

Teori yang mencoba menangkap karakter dinamis perkembangan perkerjaan adalah yang
dicetuskan oleh Eli Ginzberg ( 1972). Setelah menguji sejarah pekerjaan pria dan wanita dari
berbagai latar belakang, Ginzberg menyimpulkan bahwa jalur karir dibagi kedalam dua pola
yaitu : stabil ( Stable ) dan berpindah ( Shifting ).

Orang – orang dengan pola karir stabil bertahan dengan satu pekerjaan dan pada usia
pertengahan seringkali sudah mencapai posisi yang berkuasa dan tanggung jawab. Pria paruh
baya dengan karir yang stabil cendrung gil kerja atau melambat ( Tamir, 1989). Orang yang gila
kerja bekerja gila – gilaan, dengan upaya maksimal untuk mencapai keamanan finansial sebelum
mereka pensiun atau karena mereka merasa sulit melepaskan otoritas. Orang – orang yang
melambat telah puas dengan level prestasi mereka, bahkan walaupun mereka tidak dapat
mencapai apa yang mereka cita –citakan. Mereka yang paling baik dalam menyesuaikan diri
adalah mereka yang rileks. Walaupun mereka ingin melakukan pekerjaan yang menantang ,
mereka tidak memasukkan kondisi emosional mereka kedalam pekerjaan mereka ( Bray dan
Howard, 1983).

Sebaliknya, orang yang mengikuti pola berpindah- pindah, tidak terus bertahan pada
pilihan pekerjaan awal , mereka mencoba mencapai kecocokan yang lebih baik antara apa yang
mereka dapat lakukan , apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka harapkan dari pekerjaan
mereka dan keuntungan apa yang mereka harapan dari hal ini. Reevalusi ini dapat mengarahkan
pada perubahan karir. Masa paruh baya dengan perubahan tanggung jawab keluarga dan
kebutuhan keuangan merupakan waktu umum untuk melakukan hal tersebut. Karena lebih
sedikit wanita paruh bya dan yang lebih tua telah bekerja sepanjang masa dewasa, mereka
berkecendrungan lebih rendah menunjukkan pola stabil dibandingkan pria. Dan jikapun mereka
melakukan hal tersebut , merka mungkin mencapai tahap perkembangan karir tradisional lebih
lamban daripada pria( Avolio dan Sosik, 1999).

 Bekerja VS Pensiun Dini

Banyak pekerja paruh baya dan yang lebih tua saat ini , terperangkap antara tabungan
atau pensiun yang tidak cukup dan sistem sosial yang ketat atau tidak mau meninggalkan
keinginan untuk bekerja, memilih untuk tidak pensiun dan mencoba lini kerja baru. Dengan
demikian pensiun meningkatkan transisi dalam, buka dari, masa paruh baya ( Kim dan Moen,
2001,hlm.488). lebih ajuh lagi , transisi telah menjadi kabur, “ mengandung multitransisi keluar
dari dan masuk kedalam pekerjaan yang dibayar dan yang tidak dibayar” (hlm.489).

Penentu utama pensiun adalah kesehatan, dana pensiun yang memenuhi syarat dan
kondisi keuangan. Status perkawaninan juga bisa menimbulkan perbedaan karena waktu pensiun
salah seorang dari pasagan tersebut harus dinegoisasikan dengan pasagan yang lain ( Moen, Kim
dan Hofmiester, 2001). Pria menikah yaang merupakan anggota kelompok usia muda , yang
berstatus sosialekonomi rendah , yang berjalur karir tradisional , yang tidak puas dengan
pekerjaan mereka, yang telah merencanakan pensiun adalah mereka yang berkecendrungan lebih
besar untuk pensiun dini ( Kim dan Moen, 2001).
 Pekerjaan dan Perkembangan Kognitif

Pemikir fleksibel cendrung mendapatkan pekerjaan yang kompleks secara substansial-


pekerjaan yang menuntut pemikiran dan penilaian yang independen. Pekerjaan jenis ini
merangsang pemikiran yang lebih fleksibel dan pemikiran fleksibel meningkatkan kemampuan
melaksanakan pekerjaan kompleks ( Kohn, 1980). Karena itu orang –orang yang terlibat dengan
pekerjaan kompleks cendrung menunjukkan performa kognitif yang lebih kuat dibandingkan
rekan usia mereka ( Avolio dan Sosik, 1999; Khon dan Schooler, 1983; Schooler, 1984, 1990).
Apabila pekerjaan dibuat lebih menantang dan bermakna , lebih banyak orang yang dewasa
bertahan atau meningkatkan kemampuan kognitif mereka ( Avolio dan Sosil, 1999).

Perolehan dalam sebagian besar kemampuan kognitif ditemukan dalam kelompok usia
paruh baya dan lebih tua dalam studi longitudinal Seatle bisa jadi merefleksikan perubahan
tempat kerja yang menekankan manajamen mandiri , tim multifungsi dan menaruh keutamaan
pada adaptabilitas, inisiatif dan desentraliasasi pembuatan keputusan ( Avolio dan Sosik, 1999).
Pekerja lebih tua jarang ditawari atau dimintai secara sukeral untuk pelatihan, pendidikan dan
penugasan pekerjaan yang menantang karean kepercayaan yang salah bahwa orang yang lebih
tua tidak dapat menangani tugas yang seperti itu. Bahkan studi Seatle menemukan bahwa
penurunan kemampuan kognitif tidak terjadi sampai pada usia yang sangat tua, setelah bertahun
– tahun bekerja.

Orang dewasa dapat secara aktif memengaruhi perkembangan kognitif masa depannya
dengan pilihan pekerjaan yang mereka buat. Mereka yang senantiasa berusaha mencari peluang
yang menantang akan berkecendurangan yang lebih besar untuk tetap pintar ( Avolio dan Sosik,
1999).

 Pelajar Berumur

Perkembangan teknologi dan perubahan pasar tenaga kerja menuntut pembelajran seumur
hidup. Bagi banyak orang dewasa pendidikan formal merupakan cara megembangkan potensi
kognitif dan terus mengimbangi dunia kerja yang terus berubah. Pada tahun 1999, hampir dari
satu sampai lima mahasiswa universitas dan perguruan tinggi dan sepertiga yang mendaftar
sebagai paruh waktu adalah mereka yang berusia 35 tahun atau yang lebih tua ( Snyder dan
Hoffman, 2002). Demi mengakomodasikan kebutuhan praktis mahasiswa dengan usia yang
lebih tua ini, beberapa sekolah tinggi memberikan kredit kepada pengalaman dan pendidikan
sebelumnya. Mereka juga menawarkan matrikulasi paruh waktu, kelas malam minggu, dan kelas
malam dan studai independen, pengasuhan anak, bantuan keuangan, kursus gratis atau dengan
potongan harga dengan pelajaran jarak jauh via komputer atau closed circuit broadcast .

Sebagian orang dewasa mencari pelatihan untuk memperbarui pengetahuan dan


keterampilan mereka. Sebagian yang lain dilatih untuk pekerjaan yang baru. Orang yang sudah
mendekati dengan masa pensiun seringkali ingin mengembangkan pikiran dan keterampilan
mereka untuk lebih produktif dan penggunaan waktu santai dengan lebih menarik . sebagian
orang dewasa menikmati belajar dan ingin terus melakukakannya sepanjang hidup.

Sebagian institusi pendidikan tidak dibangun untuk memenuhi kebuthan pendidikan dan
psikologis pelajar berumur tua atau mengambil keuntungan dari kekuatan kognitif mereka.
Pelajar dewasa muncul dengan kepakaran mereka sendiri an seringkali dengan pemikiran
postformal dan mereka membutuhkan pengetahuan yang dapat mereka aplikasikan kepada
masalah tertentu. Studi kooperatif yang dibangun berdasarkan masalah yang dialami sendiri atau
proyek yang dibuat sendir dianggap paling sesuai bagi orang dewasa ( Sinnot, 1998).
BAB III

KESIMPULAN

Orang-orang dewasa madya mengalami penurunan secara kognitif.Penurunan


kemampuan perseptual dan numeric namun penalaran induktif, orientasi spasial, kosakata, dan
memori verbal meningkat pada usia dewasa madya. Pada usia dewasa madya biasanya lebih
mengorientasikan pada pengembangan karir dan tanggungjawab terhadap keluarga. Mereka lebih
bertanggung jawab terhadap pemikiran-pemikiran yang logis serta dapat menunjukkan
kompetensi dalam memcahkan masalah.Pencapaian kreatifitas berkembang sepanjang hidup
dalam konteks sosial.Dan sebagian dewasa medya juga mencari pelatihan untuk memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka.agar lebih produktif.
Daftar Pustaka

Papalia & Olds,2008,Human Development,NY,Mc Graw-Hill Book Co.

Anda mungkin juga menyukai