Anda di halaman 1dari 11

TARJAMAH, TAKWIL, DAN TAFSIR

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam al qur’an ditegaskan jika dulunya kehidupan manusia merupakan
suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Di sisi lain cepatnya laju
perkembangan penduduk juga menyebabkan munculnya berbagai
persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Untuk menjawab keadaan
Allah mengutus para Rasul yang berfungsi sebagai pembawa kabar
gembira atau pemberi peringatan. Di samping itu al qur’an berfungsi
sebagai petunjuk yang diridhoi oleh Allah dan berguna pula sebagai
pencari jalan keluar dari berbagai permasalahan.
Al qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia. Hal itu ada di
dalam surah Al-Baqarah ayat 185, dalam ayat dan surah yang sama
diberitahukan bahwa al qur’an juga sekaligus menjadi pembeda antara
yang baik dan yang buruk.
  
  
  
 
  
  
   
   
    
  
   
 
 
   
  
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur.

Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk dari Allah SWT agar


meninggalkan yang buruk dan mengerjakan yang baik atas saran dari
petunjuk yang ada dalam al qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tarjamah, takwil dan tafsir?
2. Apa saja klasifikasi dari tarjamah, takwil dan tafsir?
3. Apa perbedaan dari tarjamah, takwil dan tafsir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tarjamah, takwil dan tafsir.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari tarjamah, takwil dan tafsir.
3. Untuk mengetahui perbedaan dari tarjamah, takwil dan tafsir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarjamah, Takwil dan Tafsir
1. Tarjamah
Menurut bahasa tarjamah ialah menerangkan atau menjelaskan dengan
bahasa lain. Sedangkan secara harfiah tarjamah yaitu menyalin atau
memindahkan suatu pembicaraan suatu bahasa ke bahasa yang lain
atau dapat disingkat menjadi mengalihbahasakan. Arti tarjamah
menurut istilah seperti yang diungkapkan oleh Ash-Shabuni
“memindahkan bahasa al qur’an ke bahasa lain yang bukan bahasa
arab dan mencetak terjemahan ini ke beberapa naskah supaya dapat
dibaca dan dilihat orang lain yang tidak mengerti bahasa arab,
sehingga mereka dapat memahami isi kitab Allah dengan perantara
terjemahan.”
2. Takwil
Menurut bahasa takwil adalah kembali kepada asal atau menjelaskan
suatu perkataan sedangkan secara istilah ulama mendefinisikan takwil
dengan memalingkan lafadz dari makna yang tersurat pada makna
yang tersirat yang juga dikandung oleh lafadz tersebut, jika
kemungkinan makna itu sesuai dengan alkitab dan sunnah.
3. Tafsir
Menurut pengertian bahasa menerangkan dan menyatakan. Menurut
istilah tafsir yaitu mensyarahkan al qur’an, menerangkan maknanya
dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan isyarat. Prof. TM.
Hasby Ash-shiddieqy mendefinisikan ilmu tafsir sebagai ilmu yang
menjelaskan tentang hal nuzulul ayat, keadaan-keadaan, kisah-
kisahnya dan lain-lain. Sedangkan Abu Hayan mendefinisikan ilmu
tafsir sebagai suatu ilmu yang dibahasakan di dalamnya cara
menuturkan lafadz al qur’an.
B. Klasifikasi Tarjamah, Takwil dan Tafsir
1. Tarjamah
Pada dasarnya ada tiga corak penerjemahan, yaitu:
a. Terjemah maknawiyyah tafsiriyyah, yaitu menerangkan makna
kalimat dan mensyarahkannya.
b. Terjemah harfiyah bi Al-mistli, yaitu menyalin atau merubah kata
dari bahasa asli dengan kata sinonimnya ke dalam bahasa baru dan
terikat oleh bahasa aslinya.
c. Terjemah harfiyah bi dzuni Al-mistli, yaitu menyalin atau merubah
kata bahasa asing ke dalam bahasa lain dengan memperhatikan
urutan makna dan segi sastranya.

Secara umum, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam tarjamah, baik


tarjamah harfiyah maupun tarjamah tafsiriyyah adalah:
a. Penerjemah memahami tema yang terdapat dalam kedua bahasa,
baik bahasa pertama maupun bahasa penerjemahannya.
b. Memahami gaya bahasa dan karakteristik dari kedua bahasa
tersebut.
c. Sebaiknya terjemahan terpenuhi semua makna dan maksud yang
dikehendaki oleh bahasa pertama.
d. Hendaknya bentuk terjemahan lepas dari bahasa asli.

2. Takwil
Dari penggunaan kata takwil dalam ayat, dapat diklasifikasikan
menjadi tiga macam:
a. Takwil li al-Qaul (ta’wil perkataan), yaitu makna sebuah perkataan
yang dimaksudkan. Dalam bahasa arab perkataan dibagi menjadi
dua makna
1) Takwil Amr ialah mengerjakan apa yang diperintahkan.
2) Takwil Ikhbar ialah terjadi sesuatu peristiwa sebagaimana yang
dikabarkan.
b. Takwil li al-fi’l (takwil perbuatan), yaitu seperti yang dikatakan
nabi musa setelah melubangi perahu tanpa seizin pemiliknya,
membunuh seorang anak dan menanyakan kembali bangunan
roboh, seperti yang dicantumkan dalam QS Al-kahfi ayat 82.
c. Takwil li ar-ru’ya (takwil mimpi), yaitu seperti yang dilakukan
Nabi Yusuf pada surah Yusuf ayat 6.
3. Tafsir
Secara umum para ulama mengklasifikasikan tafsir menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Tafsir bi al-Ma’tsur, yaitu sesuatu yang diriwayatkan. Secara
istilah adalah penafsiran al qur’an dengan al qur’an, penafsiran al
qur’an dengan hadist nabi, penafsiran al qur’an dengan perkataan
sahabat, penafsiran al qur’an dengan tabiin.
b. Tafsir bi al-dirayah atau tafsir bi ar-ra’yi
Secara bahasa ar-ra’yu berarti keyakinan, akal, dan perenungan.
Ahli fikih yang sering berijtihad, biasa disebut sebagai ashab ar-
ra’yi. Karena itu tafsir bi ar-ra’yi disebut juga sebagai tafsir bi al-
‘aqly dan bi al-ijtihady, tafsir atas dasar nalar dan ijtihad. Menurut
istilah artinya adalah upaya untuk memahami nash al-Qur’an atas
dasar ijtihad seorang ahli tafsir yang memahami betul bahasa Arab
dari segala sisinya.
c. Tafsir bi al-Isyarah
Tafsir ini berarti menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan isyarat-
isyarat batin yang terpancar dari para sufi, pengikut atau orang
yang bersih hatinya. Para ulama berbeda pedapat mengenai boleh
atau tidak menggunakan tafsir ini.
C. Perbedaan Tarjamah, Takwil dan Tafsir
1. Tarjamah
Hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab ke bahasa lain tanpa
memberikan penjelasan arti kandungan secara panjang lebar dan tidak
disimpulkan.
2. Takwil
Mengalihkan lafadz-lafadz ayat al qur’an dari arti yang lahir kepada
arti lain yang samar.
3. Tafsir
Menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar
lengkap dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat
diambil dari ayat tersebut dan seringkali disertai dengan kesimpulan.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mufron, Pengantar Ilmu Tafsir dan Al qur’an, Aura Pustaka, Jogjakarta,
2016.
Hasbi Ashiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al qur’an/Tafsir, Bulan Bintang,
Jakarta, 1989.
Kadar M. Yusuf, Study Al qur’an, Amzah, Jakarta, 2010.
M. Abdul Adhim Al Zarqani, Manahilul Irfan fii Ulumil Qur’an, Dar Al Fikr
Beirut, tth, juz 2.
https://inpasonline.com/konsep-tawil-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai