STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 49 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Tolaki
No. RM : 52 55 45
B. ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
Pasien masuk dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 3
minggu sebelum masuk RS, darah berwarna merah kehitaman, banyak dan
mengganti 3-4 kali pembalut dalam sehari. Disertai sakit perut bagian
bawah sejak akhir bulan lalu. Sakitnya hilang timbul dan memberat sejak
1
minggu lalu. Keluhan lain seperti, sakit kepala (-), mual (-), muntah (-),
nyeri ulu hati (-). Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
Riwayat obstetri :
Pasien pertama kali haid (menarche) usia 13 tahun. Siklus haid yang
teratur 28 hari. Sehari biasanya ganti 3-4 pembalut. 1 tahun terakhir siklus
haid pasien sudah tidak teratur dan sehari biasa ganti 4-5 pembalut. Riwayat
persalinan pertama tahun 1995 ditolong oleh dukun di rumah (cukup bulan,
jenis kelamin perempuan, berat badan lahir tidak diketahui). Persalinan kedua
tahun 1997 ditolong oleh bidan di rumah (cukup bulan, jenis kelamin laki-
laki, berat badan lahir tidak diketahui). Persalinan ketiga tahun 1999 ditolong
oleh bidan di rumah (cukup bulan, jenis kelamin perempuan, berat badan lahir
tidak diketahui).
Riwayat KB :
KB implan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalisata
2
2. Tanda-tanda Vital
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal
D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
3
Teraba massa bulat bertangkai (pedunculated) keluar dari serviks
kenyal, permukaan rata dan licin, mudah digerakkan, pelepasan darah (+),
lendir (-).
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Indikator Hasil Nilai Rujukan
WBC 5,61 Pr : 4,00-10,00 x 103/µL
RBC 4,11 Pr : 4,00-5,00 x 106/µL
HGB 6,5 Pr : 12,0-16,0 g/dl
PLT 285 Pr : 150-450 x 103/µL
Fungsi Hati
SGOT 15 Pr : < 31 U/L
SGPT 35 Pr : < 34 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 36 18-50 mg/dl
Kreatinin 0,8 Pr : 0,5-0,9 mg/dl
Glukosa Darah
GDS 202 < 140 mg/dl
Hepatitis Marker
HbsAg kualitatif Non Reaktif Non Reaktif
4
2. USG RS Bahteramas (4 Mei 2019)
Mioma Geburt
4. RESUME
Pasien 49 tahun masuk dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak
3 minggu sebelum masuk RS, darah berwarna merah kehitaman, banyak dan
mengganti 3-4 kali pembalut dalam sehari. Disertai sakit perut bagian bawah
sejak akhir bulan lalu. Sakitnya hilang timbul dan memberat sejak minggu
lalu. Keluhan lain seperti, sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati
(-). Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. Riwayat penyakit
Hipertensi (-), diabetes melitus (-), asma (-), alergi (-). Riwayat penyakit
keluarga penyakit jantung, paru, ginjal, hati, gula dalam keluarga kurang
diketahui.
5
Pasien pertama kali haid (menarche) usia 13 tahun. Siklus haid yang
teratur 28 hari.sehari biasanya ganti 2-3 pembalut. 1 tahun terakhir siklus haid
ayam dengan ukuran ±8 cm, perabaan kenyal, permukaan rata dan licin,
106/µL, HGB 6,5 g/dl, PLT 285 x 103/µL. Fungsi hati : SGOT 15 U/L, SGPT
35 U/L. Fungsi ginjal : ureum 36 mg/dl, kreatinin 0,8 mg/dl. Glukosa darah :
Pemeriksaan USG (4 mei 2019), kesan : massa hipoechoic daerah cervix uteri
5. DIAGNOSA KERJA
Mioma Geburt
6. RENCANA TERAPI
6
3) Rencana operasi elektif jika HB sudah bagus
7. LAPORAN PEMBEDAHAN
Uraian pembedahan :
2. Asepsis antisepsis
7. Kontrol perdarahan
7
10. Operasi selesai
8. DOKUMENTASI OPERASI
9. PERKEMBANGAN PASIEN
Hari /
Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
Tanggal
Jumat S : keluar darah dari jalan lahir IVFD RL + adona drips
3 Mei 2019 dan Nyeri perut bagian bawah 28 tpm
O : TD : 130/70 mmHg Inj. As. Traneksamat
N : 96x/menit Rencana operasi elektif
P : 22x/menit jika HB bagus
S : 36,7 oC Transfusin PRC 5 zak
Pem. Lab : secara bertahap
HB 6,5
Abdomen :
I : datar, ikut gerak napas
A : peristaltik (+) kesan normal
P : nyeri tekan (+) dan teraba
8
massa (+) di regio hipogastrium
P : timpani (+)
PDV
Pem. genitalia eksterna : vulva
vagina dalam batas normal
Pem. Genitalia interna : Teraba
massa bulat bertangkai keluar dari
serviks uteri, bentuk sebesar telur
ayam dengan ukuran ±7 cm,
perabaan kenyal, permukaan rata
dan licin, mudah digerakkan,
pelepasan darah (+), lendir (-).
A : Mioma geburt
Sabtu S : keluar darah dari jalan lahir IVFD RL + adona
04 mei 2019 berkurang dan Nyeri perut bagian drips 28 tpm
Inj. As. Traneksamat
06.00 bawah
Sudah masuk 2 zak
O : TD : 120/80 mmHg kantong darah, lanjut
N : 74x/menit transfusi secara
P : 20x/menit bertahap, sisa 3 zak
S : 36,5 oC darah
Abdomen :
I : datar, ikut gerak napas
A : peristaltik (+) kesan normal
P : nyeri tekan (+) dan teraba
massa (+) di regio hipogastrium
P : timpani (+)
A : PH 1 + Mioma geburt
9
massa (+) di regio hipogastrium
P : timpani (+)
A : PH 1 + Mioma geburt
Selasa S :- Operasi
7 mei 2019 O : TD : 130/70 mmHg Awasi TTV
Ranitidin 1 amp/12
N : 76x/menit
jam
P : 18x/menit
Ketorolac 1 amp/ 8
S : 36,5 oC jam
A : PH 2 + POH0 Mioma geburt Metronidazone 500
mg/ 8 jam
Ceftriaxon 1 gr/ 8 jam
Rabu S : Nyeri bekas operasi Ranitidin 1 amp/12
jam
8 Mei 2019 O : TD : 150/90 mmHg
Ketorolac 1 amp/ 8
06.00 N : 74x/menit
jam
P : 20x/menit Metronidazone 500
S : 36,5 oC mg/ 8 jam
Verban : kering Ceftriaxon 1 gr/ 8 jam
BAB : belum
BAK : dbn
A : PH 3 + POH1 Mioma geburt
10
Kamis S : nyeri bekas op berkurang Aff kateter
9 mei 2019 O : TD : 140/70 mmHg Aff infus
As. Mefenamat 3x1
N : 80x/menit
Sf 2x1
P : 20x/menit
S : 36,6 oC
Verban : kering
BAB : belum
BAK : dbn
A : PH 3 + POH2 Mioma geburt
Kamis S : nyeri bekas op berkurang As. Mefenamat 3x1
10 mei 2019 O : TD : 140/80 mmHg Sf 2x1
bpl
N : 78x/menit
P : 18x/menit
S : 36,5 oC
Verban : kering
BAB : dbn
BAK : dbn
A : PH 4 + POH3 Mioma geburt
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-
sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri
dikenal juga dengan sebutan leiomyoma uteri atau fibromioma uteri. Adapun
mioma geburt merupakan salah satu bentuk mioma submukosa yang tumbuh
B. KLASIFIKASI
submukosa.2,3,6
uterus dan dapat bertumbuh ke arah luar dan bertangkai. Mioma uteri
subserosa yang yang melekat pada struktur pelvis lain dan mendapat
12
bertangkai dan dapat keluar masuk ke dalam vagina maka disebut sebagai
C. EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri adalah salah satu tumor jinak yang paling umum pada
menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Insidensi mioma uteri sekitar
50-60% dan sering terjadi pada usia reproduksi yaitu antara usia 35-50 tahun,
bervariasi berdasarkan usia dan ras. Tingginya kejadian mioma uteri pada
esterogen pada usia reproduksi. Pada usia sebelum menarche kadar esterogen
rendah, dan meningkat pada usia reproduksi serta akan meurun pada usia
13
Mioma uteri ditemukan pada 2,39%-11,7% pada semua penderita
(sarcoma) walaupun kasusnya jarang ditemukan pada 1,7 per 100.000 wanita
usia lebih dari 20 tahun. Penelitian Leung (2009) di Belfolt Hospital Prancis
dari 2.382 pasien umur 20-71 tahun yang melakukan histerektomi akibat
mioma uteri.6
D. ETIOLOGI
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum
mioma uteri. Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak
menopause. Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi
1. Umur : mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun,
ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor
ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun atau saat
2. Paritas : mioma uteri lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita
yang relative infertile, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah
14
menyebabkan infertile, atau apakah kedua keadaan ini saling
mempengaruhi
3. Ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, umumnya wanita berkulit
hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi karena ras kulit hitam memiliki
lebih banyak hormon esterogen. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor
ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga yang menderita mioma.
menopause.
E. PATOFISIOLOGI
Pukka dan kawan-kawan melaporkan bahwa jaringan mioma uteri lebih
individu bahkan diantara nodul mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini
dan De Sno mengemukaan patogenesis mioma uteri dengan teori cell nest
atau genitoblas. Pendapat ini lebih lanjut diperkuat oleh hasil penelitian
bergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang
15
Esterogen
selama kehamilan.
Progesteron
Hormon Pertumbuhan
pada periode ini memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari
16
F. MANIFESTASI KLINIS
Sekitar dua per tiga kasus mioma uteri asimptomatik dan ditemukan
pula dari lokasi atau jenis mioma yang diderita. Berbagai keluhan penderita
Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma dan hal ini
terjadi pada 30% penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi
anemia defisiensi besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah yang
besar maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi. Perdarahan
nekrosis endometrium akibat tarikan dan infeksi (vagina dan cavum uteri
miometrium.
17
Nyeri
subserosa dari cavum uteri. Gejala abdomen akut dapat terjadi bila torsi
Efek Penekanan
lagi, akan terjadi penekanan ureter, kandung kemih dan rektum. Semua
saluran cerna, rontgen dan MRI. Abortus spontan dapat disebabkan oleh
18
G. DIAGNOSA
1. Anamnesis
perut bawah.
2. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan dalam vagina dapat teraba massa yang keluar dari kanalis
mudah berdarah.
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
19
terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter
b) Imaging
Ultrasonografi (USG)
20
H. DIAGNOSA BANDING
yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami
mioma geburt dimana bagian yang berdarah bukan merupakan ujung mioma
ovarium. Selain itu tarjadi juga atrofi endometrium di atas mioma submukosa.
I. PENATALAKSANAAN
pasien. Bila kondisi pasien sangat buruk, lakukan upaya perbaikan yang
1. Konservatif
Penderita dengan mioma uteri kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
21
Bila anemia (Hb <8 g/dl) lakukan transfusi PRC
2. Operatif
berikut :
22
Rasa tertekan bagian perut bawah atau pinggang atau
pembedahan mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi serta waktu
4. Medikamentosa
23
J. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum adalah :
1. Degenerasi ganas
0,6% dari seluruh mioma serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma
tidak terjadi. Pada mioma geburt dapat terjadi nekrosis dan infeksi karena
K. PROGNOSIS
Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.
myomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan dua per tiga nya
24
BAB III
ANALISA KASUS
25
besar lagi, akan terjadi penekanan
ureter, kandung kemih dan rektum.
26
transabdominal dan transvaginal
bermanfaat dalam menetapkan adanya
mioma uteri. Ultrasonografi
transvaginal terutama bermanfaat
pada uterus yang kecil. Uterus atau
massa yang paling besar baik
diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal. Mioma uteri secara
khas mendapatkan variasi hipoechoic
hingga hiperechoic berdasarkan
rasiootot polos dan jaringan ikat.
Color flow doppler dapat
membedakan mioma dengan adanya
vaskuler yang meningkat
5 Pada pasien ditatalaksana dengan Terapi pada mioma harus
metode operatif yaitu histerektomi memperhatikan usia, paritas,
total dan salfingooforektomi kehamilan, konservasi fungsi
bilateral reproduksi, keadaan umum dan gejala
yang ditimbulkan karena sangat
mempengaruhi pemilihan terapi yang
akan diberikan kepada pasien.
Tatalaksana pada mioma geburt ini
meliputi konservatif, operatif,
medikamentosa dan embolisasi arteri
uterina.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Bandaso E.R.N., Saranga D., Kaput J.A. 2019. Mioma Geburt dengan
Anemia. Jurnal Medical Profession (MedProf) 1(1):39-42
2. Prawiroharjo S., Wiknjosastro H. 2011. Tumor Jinak Endometrium dalam
Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
3. Prawiroharjo S., Wiknjosastro H. 2011. Penyakit Neoplasma dalam Ilmu
Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
4. Wallach E.E., Vhallos N.F. 2004. Clinical Gynecologic Series : An Expert’s
View. Uterine Myomas : An Overview of Development, Clinical Features
and Management. American college of Obstetricians and Gynecologists.
Lippincott Williams and Wilkins 104 (2):393-406
5. Pasinggi S., Wagey F., Rarung M. 2015. Prevalensi Mioma Uteri
Berdasarkan Umur di RSUP Prof. DR. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic
(eCI) 3(1):71-76
6. Surya E., Muzakkar M. 2017. Laporan Kasus Mioma Servikal. Cermin Dunia
Kedokteran-249 44(2):118-120
7. Liang B., Xie Y.G., Xu X.P., Hu C.H. 2018. Diagnosis and Treatment of
Submucous Myoma of the Uterus With Interventional Ultrasound. Oncology
Letters 15:6189-6194
8. Pratiwi L., Suparman E., Wagey F. 2013. Hubungan Usia Reproduksi dengan
Kejadian Mioma Uteri di RSUP. Prof. DR. D. Kandou Manado. Jurnal e-
Clinic (eCI) 1(1):26-30
28
9. Lilyani D.I., Sudiat M., Basuki R. 2012. Hubungan Faktor Risiko dan
Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang.
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah 1(1):14-19
29