Legal Contrak KEL.10
Legal Contrak KEL.10
Dosen pengampu :
Di susun Oleh :
An Nisa Rachim
Segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. Yang senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita semua. Shalawat dan
salam juga senantiasa kiranya penulis limpahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang bersangkutan
yang telah memberikan kesempatan waktu untuk penyelesaian makalah ini dan
dengan limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah pada mata kuliah “Legal Contract” yang berjudul “Unsur Unsur dan
wujud Wanprestasi serta ganti rugi akibat wanprestasi” guna untuk memenuhi
tugas kelompok pada mata kuliah Legal Contract.
Penulis meyakini bahwa di dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penguasaan materi.
kami sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun kemajuan dalam berfikir untuk penulis agar makalah ini
dapat dibuat dengan yang lebih sempurna lagi.
Akhirnya kepada Allah juga lah penulis minta ampun, semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dan dapat menambah pengetahuan kita yang sudah ada sebelumnya. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
B. Daftar Pustaka ....................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial (Zoon Politicon) tidak ada yang
bisa hidup sendiri di dunia ini. Maka diperlukan adanya hubungan antara
manusia yang satu dengan yang lain berupa perikatan, termasuk dalam
pencapaian kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia satu dan manusia
lainnya berbeda sesuai usia dan status sosialnya.
Dahulu kala, orang melakukan perikatan dengan yang lain guna
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara barter (penukaran barang
dengan barang), lalu berubah menjadi penukaran barang dengan uang
barang dan kemudian berganti menjadi barang dengan uang.
Ternyata perkembangan zaman sudah merubah peradaban cara
hidup manusia memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya melakukan
transaksi (akad) secara langsung, tapi juga bisa dengan kredit, dan lain-lain
bahkan ada perjanjian secara tertulis sebelum diadakan perikatan
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Akibat kian hari kian banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi
yang tidak diiringi dengan jumlah pendapatan, maka lahirlah ingkar janji
dari suatu kesepakatan yang telah dibuat yang dinamakan Wanprestasi
yang tentunya tidak lain merugikan pihak kreditur, baik perjanjian itu
berupa sepihak (cuma-cuma) maupun timbal-balik (atas beban).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi sebab dan akibat dari wanprestasi ?
2. Apakah Sanksi dan Ganti Rugi Terhadap Wanprestasi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui sebab dan akibat dari wanprestasi
2. Untuk Mengetahui sanksi dang anti rugi terhadap wanprestasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wanprestasi
1
Sudarsono. Kamus Hukum. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.578.
2
Salim H.S., Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. Jakarta: Sinar
Grafika, 2003, h.96
2
dalam bahasa Indonesia dapat dipakai istilah “pelaksanaan janji untuk
prestasi dan ketiadaan pelaksanaannya jani untuk wanprestasi”.3
1. Berbuat sesuatu;
3. Menyerahkan sesuatu.
3
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung : Sumur Pustaka, 2012) ,
h.17
4
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Cetakan ke IV, (Jakarta : Pembimbing Masa, 2013), h.59
3
Pada umumnya mulai terjadinya wanprestasi yaitu suatu
wanprestasi baru terjadi jika debitur dinyatakan telah lalai untuk
memenuhi prestasinya, atau dengan kata lain, wanprestasi ada kalau
debitur tidak dapat membuktikan bahwa ia telah melakukan wanprestasi
itu di luar kesalahannya atau karena keadaan memaksa. Apabila dalam
pelaksanaan pemenuhan prestasi tidak ditentukan tenggang waktunya,
maka seorang kreditur dipandang perlu untuk memperingatkan atau
menegur debitur agar ia memenuhi kewajibannya. Teguran ini disebut
dengan somasi.
5
Salim H.S.,S.H.,M.S. Op Cit, h.98-99.
4
haruslah membuktikan bahwa dia wanpresatsi itu karena memang terjadi
keadaan memaksa (overmacht).
B. Wujud Wanprestasi
Adapun wujud dari wanprestasi, yaitu :
1. Tidak melaksanakan Prestasi Sama Sekali;
Sehubungan dengan debitur yang tidak melaksanakan prestasinya
maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.
2. Melaksanakan Prestasi Tetapi tidak Sebagaimana dijanjikan;
Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya,
maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.
3. Melaksanakan Prestasi Tetapi Tidak Sesuai Atau Keliru ;
Debitur yang melaksanakan prestasi tetapi keliru, apabila prestasi
yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur
dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali.
5
perjanjian. Wanpestasi dapat terjadi baik karena kelalaian maupun
kesengajaan.6
6
Yogi Ikhwan. Wanprestasi Sanksi Ganti Kerugian dan Keadaan Memaksa.
http://yogiikhwan.wordpress.com/2015/03/20/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-
keadaanmemaksa/. diakses 17 November 2015.
6
Artinya, debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat, waktu yang
ditetapkan dalam perjanjian tidak dipenuhi.
7
Abdul Rosyid Sulaiman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus.
(Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 44.
7
Di dalam Pasal 1238 KUHPerdata, menunjukkan ada 3 (tiga)
Bentuk Somasi, yaitu:
2. Akta Sejenis
Akta ini dapat berupa akta dibawah tangan maupun akta Notaris.
Isi atau hal-hal yang harus dimuat dalam Surat Somasi, yaitu :
8
2. Dasar tuntutan (perjanjian kredit yang dibuat antara kreditur dan
debitur).
Unsur kesengajaan ini, timbul dari pihak itu sendiri. Jika ditinjau dari
wujud-wujud wanprestasi, maka faktornya adalah:
Objektif artinya benda yang menjadi objek perikatan tidak mungkin dapat
dipenuhi oleh siapapun. Menurut ajaran ini debitur baru bisa mengemukakan
adanya keadaan memaksa (overmacht) kalau setiap orang dalam kedudukan
debitur tidak mungkin untuk berprestasi (sebagaimana mestinya). Jadi keadaan
memaksa tersebut ada jika setiap orang sama sekali tidak mungkin memenuhi
prestasi yang berupa benda objek perikatan itu. Oleh karena itu ukurannya
9
“orang” (pada umumnya) tidak bisa berprestasi bukan “debitur” tidak bisa
berprestasi, sehingga kepribadiannya, kecakapan, keadaanya, kemapuan
finansialnya tidak dipakai sebagai ukuran, yang menjadi ukuran adalah orang pada
umumnya dan karenanya dikatakan memakai ukuran objektif.
b). Tidak dapat dipenuhi prestasi karena suatu peristiwa yang menghalangi
perbuataan debitur untuk berprestasi, ini dapat bersifat tetap atau
sementara.
c). Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga akan terjadi pada waktu
membuat perikatan baik oleh debitur maupun oleh kreditur. Jadi bukan
karena kesalahan pihak-pihak, khususnya debitur.
8
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : Citra Aditya Bakti,
1993), h.20
10
menuntut ganti rugi akibat keterlambatan melaksanakan prestasinya. Hal
ini disebabkan kreditur akan mendapat keuntungan apabila debitur
melaksanakan prestasi tepat pada waktunya.
11
resiko, dan membayar biaya perkara bila sampai diperkarakan secara hukum di
pengadilan.9
lain) dan peristiwa B tidak akan terjadi jika tidak ada pristiwa A;
Dari kedua teori diatas maka yang lazim dianut adalah teori Adequated
Veroorzaking karena pelaku hanya bertanggung jawab atas kerugian yang
selayaknya dapat dianggap sebagai akibat dari perbuatan itu disamping itu teori
inilah yang paling mendekati keadilan.10
9
Hukum Kompasmania. Wanprestasi.
http://hukum.kompasiana.com/2015/05/27/wanprestasi/ . diakses 17 November 2015.
10
Nindyo Pramono, Hukum Komersil, (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003), cetakan.
1,h.223.
12
Seseorang dapat yang dituduhkan wanprestasi dapat mengajukan beberapa
alasan untuk membela dirinya, yaitu :
Ganti kerugian yang dapat dituntut oleh kreditur kepada debitur adalah
sebagai berikut :
13
jumlah uang tertentu, maka kepada pihak yang lain tak boleh diberikan suatu
jumlah yang lebih maupun yang kurang daripada jumlah itu.”11
11
Pasal 1249 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau
kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah
ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa adapun
yang menyatakan bahwa wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai
melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian
yang dibuat antara kreditur dengan debitur.
Sebab dan akibat wanprestasi, kesengajaan atau kelalaian debitur
sendiri dan adanya keadaan memaksa (overmacht).
Debitur yang wanprestasi kepadanya dapat dijatuhkan sanksi, yaitu
berupa membayar kerugian yang dialami kreditur, pembatalan perjanjian,
peralihan resiko, dan membayar biaya perkara bila sampai diperkarakan
secara hukum di pengadilan.
Kewajiban membayar ganti rugi (schade vergoeding) tersebut tidak
timbul seketika terjadi kelalaian, melainkan baru efektif setelah debitur
dinyatakan lalai (ingebrekestelling) dan tetap tidak melaksanakan
prestasinya. Hal ini diatur dalam Pasal 1243 KUH Perdata.
15
DAFTAR PUTAKA
16