Anda di halaman 1dari 3

1/25/2020 Kapitalisasi Judul – Nan Tak (Kalah) Penting

Nan Tak (Kalah) Penting

Kapitalisasi Judul
Ivan Lanin 4 hari yang lalu

Kapitalisasi adalah penulisan kata dengan menggunakan huruf besar (huruf kapital)
untuk huruf pertamanya dan huruf kecil untuk huruf lainnya. Ada dua jenis kapitalisasi
utama, yaitu kapitalisasi kalimat (sentence case) dan kapitalisasi judul (title case). Aturan
kapitalisasi kalimat sederhana: kapitalisasikan kata pertama, nama diri (misalnya nama
orang, nama lembaga, dll.), dan kata lain yang dikapitalisasi berdasarkan aturan lain
(misalnya singkatan MPR). Aturan kapitalisasi judul sedikit lebih pelik.

Aturan Kapitalisasi

Aturan kapitalisasi judul menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI
(terlalu) sederhana:

“Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidak terletak pada posisi awal.”

Apabila pernyataan aturan PUEBI itu diurai, ada empat aturan kapitalisasi judul:

1. Ikuti aturan kapitalisasi kalimat.


2. Kapitalisasikan semua unsur kata ulang sempurna.
3. Kapitalisasikan semua kata yang tidak termasuk kata tugas.
4. Kapitalisasikan kata tugas bila terletak pada posisi awal judul.

Awal Judul

Aturan #1 sengaja ditegaskan karena ada pertanyaan yang dapat muncul: Bagaimana bila
kata pertama adalah kata yang tidak diawali huruf besar, misalnya iPad (nama merek
yang diawali huruf kecil) atau bin Laden (unsur nama seperti de, van, der, bin, atau binti
tidak dikapitalisasi). Penulisan merek tidak dapat diubah karena merupakan identitas,
https://ivanlanin.wordpress.com/2020/01/21/kapitalisasi-judul/amp/?__twitter_impression=true 1/3
1/25/2020 Kapitalisasi Judul – Nan Tak (Kalah) Penting

jadi tetap ditulis iPad (bukan IPad). Unsur nama yang biasanya tidak dikapitalisasi, tetap
dikapitalisasi bila terletak pada awal judul, misalnya Bin Laden (bukan bin Laden).

Kata Ulang pada Judul

Aturan #2 berarti kata ulang yang tidak termasuk kata ulang sempurna cukup
dikapitalisasi unsur pertamanya. Apa yang termasuk kata ulang sempurna? Kata ulang
sempurna–disebut juga kata ulang utuh, kata ulang penuh, atau dwilingga–adalah kata
ulang yang terbentuk dengan pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem
atau huruf dan tanpa penambahan imbuhan. Jadi penulisan judul dengan kata ulang yang
benar adalah, misalnya, “Undang-Undang Sayur-mayur Bergerak-gerak”. Sayur-
mayur dan bergerak-gerak bukan kata ulang sempurna.

Kata Tugas pada Judul

Aturan #3 berarti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata ganti, dan kata
bilangan dikapitalisasi. Kekeliruan yang sering ditemukan adalah tidak mengapitalisasi
kata keterangan, misalnya tidak dan akan. Kata keterangan tetap harus dikapitalisasi bila
dipakai pada judul. Sekadar contoh, bukan imbauan, “Presiden Tidak Akan Menyetujui
Revisi UU KPK”.

Sebaliknya, aturan #4 berarti lima kelas kata yang termasuk kata tugas tidak
dikapitalisasi. Kelima kata tersebut adalah kata depan (misalnya di), kata sambung
(misalnya karena), kata seru (misalnya dong), artikula (misalnya si dan para), dan partikel
penegas (misalnya pun). Kita kadang ragu untuk tidak mengapitalisasi kata tugas yang
panjang, misalnya terhadap, atau kata yang tidak kita ketahui termasuk kata tugas,
misalnya para. Contoh kapitalisasi yang betul: “Kepercayaan Publik terhadap para
Anggota DPR pun Menurun”.

Ada lima jenis kata yang termasuk kata tugas:

1. preposisi (kata depan): di, ke, dari, tentang


2. konjungsi (kata hubung): dan, atau, karena, yang
3. interjeksi (kata seru): oh, dong, kok, sih
4. artikula (kata sandang): si, sang
5. partikel penegas: pun, per

https://ivanlanin.wordpress.com/2020/01/21/kapitalisasi-judul/amp/?__twitter_impression=true 2/3
1/25/2020 Kapitalisasi Judul – Nan Tak (Kalah) Penting

Penutup

Aturan kapitalisasi judul bahasa Indonesia tidak sesederhana pernyataan PUEBI, ya?

Sebagai catatan, semua aturan di atas mengikuti aturan dari Badan Bahasa (dulu Pusat
Bahasa). Pembagian kelas kata yang digunakan sebagai rujukan pun mengikuti buku Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) yang disusun oleh tim dari Pusat Bahasa. Lembaga
lain atau ahli bahasa lain mungkin memiliki aturan sendiri yang dapat melengkapi atau
menggugurkan salah satu aturan di atas.

Catatan: Artikel ini pernah dimuat di Beritagar pada 15 Oktober 2015 dan dimuat ulang di sini
dengan penyesuaian.

Kategori: Bahasa

Tag: ejaan, kapitalisasi, kata tugas, kata ulang, PUEBI

Tinggalkan sebuah Komentar

Nan Tak (Kalah) Penting


Blog di WordPress.com. Kembali ke atas

https://ivanlanin.wordpress.com/2020/01/21/kapitalisasi-judul/amp/?__twitter_impression=true 3/3

Anda mungkin juga menyukai