Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

ONTOLOGI FILSAFAT EKONOMI

Dosen pembimbing : Dr. Amirudin, MM

Di susun oleh

Kelompok 2

1.Ahmad Muqoyim

2.Siti Masitoh A

3.Agintha Abella.p

4.Indah Royani

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ontologi berasal dari bahasa yunani artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan, menurut
istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun rohani.
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno.

Menurut kunto wibisono (1984), filsafat dan suatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
berusaha mengemukan bahwa hakikat ilmu menyangkut masalah untuk memahami hakikat dan
sesuatu ada yang dijadikan objek sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan
salah satu cabang.

Lebih lanjut koento wibisono mengemukan bahwa hakikat ilmu menyangkut masalah
keyakinan ontologis, yaitu suatu keyakinan yang harus di pilih oleh sang ilmuan dalam menjawab
pertanyaan tentang apakah “ada”(being, sein ,het zijn)itu. Inilah awal mula, sehingga seseorang
akan memilih pandangan yang idealistis-spirittualistis, materialistis, agnostisistis, dan lain
sebagainya.
PEMBAHASAN

1. ontologi , sebagai sebuah disiplin ilmu , filsafat juga akan mengalami dinamika dan
perkembangan sesuai dengan dinamika dan perkembangan ilmu-ilmu yang lain biasanya
mengalami percabangan. Filsafat sebagai suatu disiplin ilmu telah melahirkan tiga cabang
kajian. Ketiga cabang kajian itu ialah teori hakikat(ontologi), teori pengetahuan
(epistimologi), dan teori nilai (aksiologi).

2. Bidang kajian ontologi

Ontologi pertama kali di perkenalkan oleh rudolf goclenius pada tahun 1636 M yang
menemani teori tentang hakikat yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya , cristian
wolff (1679-1754 M). Membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan
metafisika khusus. Metafisika umumdi maksudkan sebagai istilah lain dari ontologi .
sedangkan metafisika khusus masih di bagi lagi menjadi kosmologi, psikologi,dan teologi.
Objek kajian ontologi adalah hakikat seluruh kenyataan .

3 .Aliran –Aliran Ontologi

AMonoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah
satu saja ,tidak mungkin dua ,baik yang asal berupa materi ataupun rohani.

Dualisme , aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumber
nya yaitu hakikat materi dan hakikat rohani , benda dan roh ,jasad dan spirit.

Pluralisme , paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan .lebih
jauh lagi paham ini menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur . tokoh aliran
ini pada masa yunani kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi
yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur ,yaitu tanah,air,api ,dan udara. Tokoh modern aliran ini
adalah william james (1842-1910 M) yang terkenal sebagai pspikolog dan filosof amerika.dalam
bukunya The Meaning of Truth ,james mengemukan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang
berlaku umum, yang berdiri sendiri , lepas dari akal yang mengenal.

Nihilisme , berasal dari bahasa latin yang berati nothing atau tidak ada . Doktrin tentang nihilisme
sudah ada semenjak zaman yunani kuno, tokohnya yaitu Gorgias (483-360 M )yang memberikan 3
proposisi tentang realitas yaitu : pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis . kedua , bila sesuatu itu
ada ia tidak dapat di ketahui. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui ,ia tidak akan dapat kita
beritahukan kepada orang lain. Tokoh modern aliran ini diantaranya : Ivan Turgeniev (1862 M) dari
Rusia dan Friedrich Nietzsche (1844-1900 M).

4.Ontologi Ilmu Ekonomi

Samuelson (2004) menjelaskan bahwa ilmu ekonomi memang berkaitan dan sangat berdekatan
dengan ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik ,psikolog , sejarah, dan antropologi adalah ilmu-ilmu sosial
yang sering bertumpah tindih dengan apa yang dipelajari oleh ilmu ekonomi.
Ontologi ilmu ekonomi berkaitan dengan objek yang telah atau sasaran ilmu dan bagaimana wujud
sebenarnya darinobjek tersebut. Secara ontologis, sasaran ilmu ekonomi adalah hubungan antar
manusia dalam kebutuhan materinya . Aspek ontologis ilmu ekonomi misalnya barang dan jasa. Inti dari
ilmu ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas jumlahnya. Ada
banyak yang dipelajari dalam ilmu ekonomi ,namun dapat digolongkan menjadi dua golongan besar
yaitu,ekonomi mikro dan makro . Analisis ekonomi mikro bertujuan bagaimana mengalokasikan faktor-
faktor produksi agar tercapai kombinasi yang tepat, sedangkan ilmu ekonomi makro bertujuan untuk
menganalisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara menyeluruh (Joesron
dan Fathorrozi,2003: 1-2).

5 . Ekonomi islam Di tinjau dari ospek Ontologi


Ditinjau dari ontologi ekonomi islam menggunakan petunjuk Allah berupa Wahyu (al quran). As-
sunnah, Qiyas, Ijma, Ijtihad, serta ayat kauniah yang bertabaran dijagat raya. Islam yang menjadi
pendorong adalah kehendak Allah ( God –Interest ) yaitu dalam rangka mengabdi dan mencari Ridha
Allah Swt. Ekonomi islam ini membahas dua disiplin ilmu bersamaan. Dua disiplin ilmu tersebut adalah
ilmu ekonomi fiqih dan muamalat .

Kesimpulaan

Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Ontologi berasal dari bahasa yunani yang berarti teori tentang keberadaan . pada
dasarnya, ontologi membicarakan tentang hakikat segala sesuatu. Hakikat disini berarti
kenyataan yang sebenarnya (bukan kenyataan yang fatamorgana ).

Dalam ontologi ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran,yaitu monoisme, dualisme,


pluralisme, nihilisme. Monoisme adalah paham yang menganggap bahwa hakikat asalnya sesuatu itu
hanyalah satu.asal sesuatu itu bisa berupa materi(air,udara) maupun ruhani (spirit-ruh). Dualisme adalah
aliran yang berpendapat bahwa asal benda terdiri dari dua hakikat. Pluralisme adalah paham yang
mengatakan bahwa segala hal merupakan kenyataan. Nihilisme adalah paham yang tidak mengakui
validitas alternatif yang positif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ontologi meliputi hakikat kebenaran dan kenyataan yang sesuai dengan
pengetahuan ilmiah , yang tidak terlepas dari perspektif filsafat tentang apa dan bagaimana yang “ada”
itu.

Anda mungkin juga menyukai