Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN

PEMANFAATAN SAMPAH GELAS PLASTIK SEBAGAI BAHAN


KERAJINAN ANYAMAN

di

KAMPUNG STALL KUDA

JL. Jendral Sudirman RT 38 GUNUNG SAMARINDA

KABUPATEN BALIKPAPAN

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya jumlah generasi muda daripada generasi tua di Indonesia


merupakan aset yang sangat penting bagi pembangunan di Indonesia apabila
mampu mengolah SDM dengan baik. Namun sebaliknya jika tidak mampu
mengolah SDM dengan baik generasi muda tersebut justru akan merugikan
Negara itu sendiri. Kita dapat mengambil contoh maraknya tawuran antarpelajar,
penyalahgunaan obat terlarang, dan tindak anarkis geng motor.

Dari contoh masalah generasi muda diatas dapat berdampak pada jumlah
pengangguran diIndonesia dimasa mendatang. Hal ini disebabkan tidak adanya
pengolahan SDM yang baik sejak remaja. Oleh karena itu, untuk mengurangi
dampak buruk tersebut, maka dibutuhkan kerjasama antara semua pihak untuk
mengatasinya. Salah satunya dengan cara melakukan gerakan pembinaan
kepemudaaan, dengan kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat menyalurkan
bakat dan minat untuk melakukan kegiatan positif yang berguna bagi diri sendiri
dan orang lain.

Disisi lain, perkembangan zaman membuat alat penunjang kebutuhan manusia


semakin beragam. Misalnya barang-barang yang terbuat dari plastik, hampir di
semua jenis barang terbuat dari plastik. Hal ini disebabkan banyaknya keunggulan
yang dimilikinya, seperti sifatnya yang fleksibel, transparan, tidak mudah pecah
atau sobek, bentuk laminasi (dengan kombinasi bahan kemasan lain, aneka warna,
tidak mudah rusak) dan harganya yang relatif murah serta mudah didapatkan. Jauh
berbeda jika dibandingkan dengan bahan lain seperti daun pisang misalnya, yang
mudah rusak dan hanya bisa digunakan dalam waktu tidak lama. Karena itulah
banyak orang yang tidak mampu lepas dari ketergantungan plastik. Namun dibalik
keunggulan yang diberikan oleh plastik mengandung sejumlah dampak buruk,
baik itu berdampak bagi kesehatan maupun lingkungan.

Plastik merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami.
Bahkan bakteri pembusuk dalam tanah pun mengalami kesulitan dalam
menghancurkannya. Sehingga lama-kelamaan sampah plastik akan mencemari
lingkungan yang disebabkan oleh kandungan kimia dalam proses pembuatannya.
Karena kandungan kimia itulah yang membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Misalnya, plastik atau kantong kresek hitam yang sebenarnya tidak boleh untuk

2
makanan justru digunakan sebagai bungkus gorengan, sayuran atau daging.
Wadah minuman plastik seperti botol air kemasan tidak boleh dipakai untuk air
panas justru sering dipakai untuk menuangnya. Sentuhan antara bahan makanan
dan plastik akan mengeluarkan reaksi kimia pelarut yang berbahaya bagi
kesehatan.

Karena tidak mudah di hancurkan itulah, membuat banyak sampah plastik


menumpuk di mana-mana. Sehingga selain merusak lingkungan dan penyumbang
dari masalah pemanasan global, juga tidak enak dipandang serta berbahaya bagi
kesehatan..

warga Jl. Straat 2 RT 10 Kecamatan Gunung Samarinda sendiri, mayoritas ibu-


ibunya sebagai ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang mengolah dan
memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang lebih berguna dan dapat
sebagai tambahan pendapatan. Untuk mengoptimalkan lembaga kepemudaan di
desa, kami selaku praktikan mengadakan pembinaan kepemudaan lewat pelatihan
daur ulang sampah plastik sebagai bahan kerajinan.

1.2 Tujuan dan Hasil yang Ingin Dicapai

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan


Kemasyarakatan di Universitas Terbuka.
2. Sebagai bentuk perhatian mahasiswa dan pemuda binaan terhadap
permasalahan global khususnya mengenai permasalahan sampah.
3. Sebagai suatu usaha untuk menjaga lingkungan dari pencemaran
lingkungan.
4. Menambah pengetahuan dan keterampilan pada pemuda binaan.
5. Agar pelatihan pembuatan kerajinan bungkus kopi ini bisa menjadi
peluang usaha ke depan, sehingga berpengaruh pada peningkatan
perekonomian khususnya pemuda binaan.
6. Dapat menjalin keakraban dan kebersamaan dengan pemuda binaan
lainnya.

3
BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan/Pelatihan

2.1.1 Tempat pelatihan

Adapun tempat dan sarana pelaksanaan pelatihan pembinaan program


kepemudaan mendaur ulang bungkus kopi sebagai bahan kerajinan anyaman
adalah di pondok daur ulang warga Jl. Straat 2 RT 10 , Kecamatan Gunung
Samarinda, Balikpapan Utara, Kabupaten Balikpapan.

2.1.2 Waktu Pelaksanaan/Pelatihan

Kegiatan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, selama dua hari dalam


satu minggu, yakni setiap hari selasa dan hari jumat pada jam 15.30-17.00 WIB
mulai minggu ke-2 sampai minggu ke-4 bulan April 2015

2.2 Materi Kegiatan

Sejarah Plastik

Leo Hendrik Baekeland, seorang ahli kimia warga Amerika


berkebangsaan Belgia. Baekeland lahir di Ghent, Belgia pada tanggal 14
November 1863. Bakelit, yang penamaannya diambil dari nama Baekeland ini
sebenarnya bukanlah temuan yang pertamanya karena sebelumnya ia sudah
menemukan kertas foto yang dinamakan Velox. Baekeland seorang pelajar yang
cerdas. Ia suka ngulik, mengutak-atik, mencoba-coba segala sesuatu.

4
ia telah mendapat gelar doktor dengan predikat maxima cum laude. Kemudian ia
mengajar di universitas tersebut sampai tahun 1889. Baekeland memiliki hobi
bepergian dan memotret. Ia sering melakukan perjalanan ke luar negeri seperti ke
Prancis dan Inggris. Pada tahun 1889, ia mendapat beasiswa untuk belajar di
Amerika Serikat selama tiga tahun. Beasiswa yang sebenarnya untuk tiga tahun
tersebut malah diputuskannya untuk menetap di Amerika Serikat sampai ia ganti
kewarganegaraan.

Karena hobinya yang suka memotret, kemudian ia mendapat pekerjaan di


perusahaan fotografi. Pada saat itu, untuk mencetak gambar negatif film pada
kertas harus menggunakan sinar matahari. Baekeland berpikir akan
ketidakpraktisan hal itu. Terutama jika harus mencetak pada malam hari atau saat
cuaca sedang hujan dan sinar matahari tidak ada. Dalam waktu yang singkat ia
berhasil menciptakan kertas foto yang dinamakan Velox. Dengan kertas ini, tanpa
sinar matahari pun film dapat diproses dan sebagai pengganti sinar matahari
adalah dengan menggunakan lampu. Untuk mendukung penemuannya, pada tahun
1893 ia mendirikan pabrik kertas foto yang diberi namaNepera Chemical
Company (Perusahaan Kimia Nepera). Tetapi, perusahaan tersebut tidak berumur
panjang. Enam tahun kemudian ia menjual perusahaan tersebut seharga satu juta
dolar kepada Eastman, penemu kamera.

Tahun 1905, Baekeland mulai mengadakan penelitian. Dua tahun kemudian ia


“menyulap” sebuah bangunan yang tadinya berupa gudang menjadi sebuah
laboratorium yang terletak di Yonkers, New York. Biaya pembangunannya
menggunakan sebagian uang hasil penjualan perusahaan kimianya. Di
laboratorium inilah ia mulai meneliti bahan pembentuk bakelit.

Baekeland mereaksikan dua jenis bahan kimia yaitu formaldehid (H2CO) yaitu
sejenis bahan pengawet dan fenol (C6H5OH) yaitu sejenis bahan pembasmi
kuman. Dengan hati-hati ia memanaskannya, mengontrol suhu dan tekanannya.
Hasilnya, terbentuklah suatu bahan baru yang dapat dibengkokkan, dipilin, dan
dibuat berbagai bentuk. Ia menamainya bakelite (bakelit). Bakelit ini merupakan

5
kopolimer yaitu polimer hasil reaksi monomer-monomer yang lebih dari atu jenis.
Polimer merupakan senyawa dengan massa molekul besar yang terbentuk dari
gabungan molekul-molekul sederhana (monomer-monomer).

Tahun 1910 Baekeland mendirikan pabrik plastik sekaligus menjadi direktur


utamanya sampai tahun 1939. Bakelit atau plastik tahan panas ini mulai
diperkenalkan kepada masyarakat umum. Awalnya plastik digunakan untuk
membuat kotak radio, kancing, bola biliar, dan beberapa jenis barang lainnya.
Tetapi, berbeda dengan sekarang, di mana hampir semua barang yang kita temui
terbuat dari plastik.Baekeland meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1944
saat usia 81 tahun di Beacon, New York, AS

BAHAYA dan DAMPAK BURUK PLASTIK

Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber


daya alam tersebut.Akibat atau dampak negatif dari limbah plastik terhadap
lingkungan :

 Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.


 Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan
membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
 PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
 Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
 Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi
udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu
meyuburkan tanah.
 Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan
akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
 Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.

6
 Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut
menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati
karena tidak dapat mencernanya.
 Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap
tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.

Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan


pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Cara pembuatan tas dari bungkus kopi :

Alat dan Bahan:

 Bungkus kopi
 Gunting

Cara membuat :

 Siapkan bungkus kopi dengan ukuran dan motif yang sama


 Cuci bungkus kopi hingga bersih, lalu keringkan.
 Gunting bungkus kopi menjadi dua bagian
 Lipatlah kedua sisi bungkus kopi ke dalam hingga rapi sehingga
menghasilkan pita plastik. Buatlah pita sebanyak 200-400 buah pita plastik
dari 100-200 bungkus kopi tergantung besar kecil barang kerajinan yang
akan dibuat.
 Ambillah empat buah pita dan anyam seperti membuat baling-baling
 Pada baling-baling yang sudah terbentuk selanjutnya tambahkan pita
lainnya satu-persatu dan jangan lupa membuat sudut tegak vertikal agar
bisa dianyam ke arah atas. Bila proses ini diabaikan maka anyaman hanya
akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa keranjang. Atur lebar
dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.

7
 Pada bagian ujung tas dianyam seperti pada tahap awal menganyam, tetapi
posisi menganyam lurus memanjang, sesuai dengan keinginan panjang tali
tas.
 Setelah keranjang atau tas cantik selesai, bagian dalam tas dapat ada beri
lapis dari kain perca agar tidak bolong-bolong atau biarkan seperti itu
supaya tetap orsinil dan antik.

2.3 Strategi Pelaksanaan

1. Pengamatan

Melalui kegiatan ini penulis mencoba mengamati kegiatan yang dilakukan oleh
pemuda di lingkungan sekitar hasilnya diperoleh bahwa sebagian besar para
pemuda kurang memanfaatkan waktunya dengan baik dan kebanyakan pemuda
tidak peduli terhadap lingkungan

2. Penentuan Masalah

Setelah penulis mengadakan pengamatan dengan hasil bahwa sebagian dari


mereka melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat dan kurang peduli
lingkungan. Maka dilakukan kegiatan peduli lingkungan yang dapat menghasilkan
uang.

3. Penentuan Pemuda Binaan

Dalam menentukan pemuda yang akan dibina dipilih pemuda yang tinggal di
lingkungan sekitar pratikan, yaitu didesa Sumbersuko RT.03 RW.03. Hal itu
untuk memudahkan hubungan komunikasi antara penulis dengan pemuda binaan.
Dan diambilah 7 peserta pemuda binaan., yaitu Ema, Fida, Biba, Luluk, Nikmah,
Nuril dan Leni.

4. Pemilihan Kegiatan

8
Dalam memilih kegiatan diadakan musyawarah dengan pemuda binaan dan
mengingat beberapa pemuda binaan juga membutuhkan pelatihan untuk
memenuhi mata pelajaran kewirausahaan di sekolahnya dan beberapa siswa
lainnya juga ditunjuk untuk mengikuti lomba mewakili sekolahnya serta
banyaknya limbah sampah disekitar tempat tinggal pratikan dan pemuda binaan,
maka diambillah kesepakatan untuk melakukan kegiatan pelatihan pemanfaatan
sampah bungkus kopi sebagai bahan kerajinan anyaman.

5. Pelaksanaan.

Agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, dalam kegiatan tidak bersifat kaku,
artinya kedudukan kita sama tidak ada yang lebih tinggi dan pemuda binaan
mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan ide atau gagasan dalam kegiatan
pembinaan.

6. Evaluasi

Dalam tahap ini dapat dilihat hasil pembuatan kerajinan dari sampah bungkus
kopi dari ketujuh pemuda binaan dapat dilakukan dengan baik, walaupun hasilnya

7. Tindak lanjut

Diharapkan pemuda dapat berwirausaha melalui kegiatan pembinaan ini, serta


pemuda binaan dapat mengajak pemuda lainnya agar lingkungan didesa
Sumbersuko tidak tercemar oleh sampah.

2.4 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia berasal dari mahasiswa, tutor dari ibu pengrajin daur ulang
plastik dan ibu-ibu warga RT 10 Gunung Samarinda, Balikpapan Utara.

2.5 Dana yang Diperlukan

9
Dana yang diperlukan untuk insetif tutor pengrajin daur ulang plastik, pengadaan
alat dan bahan, dan konsumsi kegiatan, dihimpun dari mahasiswa pribadi dan
phak lain yang peduli terhadap kegiatan ini.

2.6 Sarana dan Prasarana

Sarana : Buku panduan membuat tas dari sampah plastik

Prasarana : - Pondok Daur Ulang Warga RT 10 Gunung Samarinda

- Gunting dan sampah bungkus plastik kopi


- Gunting dan lem

2.7 Teknik Evaluasi

Untuk mengukur keberhasilan kegiatan ini digunakan beberapa teknik,


diantaranya adalah :

a. Kelengkapan daftar hadir


b. Kesesuaian antara praktek dengan petunjuk yang telah diberikan oleh
mahasiswa dan tutor pengrajin selama pembinaan
c. Pencapaian hasil karya tas yang bagus dan sesuai keinginan pasar
d. Diterima oleh pasar sehingga hasil karya tas habis laku terjual untuk
menambah pendapatan ibu-ibu rumah tangga RT 10 Gunung Samarinda.

10
BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN

3.1 SARAN

Dari pelaksanaan pelatihan pemanfaatan limbah bungkus kopi ini,


diharapkan warga belajar mampu memanfaatkan ilmu yang didapat untuk
menciptakan lapangan kerja dan dapat membantu mengurangi masalah sampah
yang ada di lingkungan RT 10 Gunung Samarinda. Ibu-ibu rumah tangga nantinya
juga dapat berwirausaha untuk menambah pendapatan.

3.2 KESIMPULAN

Pada hakekatnya ibu-ibu rumah tangga memiliki potensi yang luar biasa
jika mendapat kesempatan dan motivasi serta pembinaan yang tepat. Peran serta
masyarakat luas pada umumnya, dan lembaga yang berkompeten pada khususnya
di bidang kepemudaan merupakan fasilitator dan moderator yang bisa
menjembatani kebutuhan dalam upaya menambah pendapatan ibu-ibu rumah
tangga.

Dari hasil pelaksanaan program kepemudaan yng telah kami laksanakan ternyata
secara umum hasilnya sangat membanggakan dengan dibuktikan mereka sangat
semangat dan antusias di dalam mengikuti program tersebut.

Untuk lebih memacu agar para pemuda dapat menggali potensi yang ada pada diri
mereka maka diperlukan bantuan dari lembaga-lembaga yang menangani bidang
tersebut agar ibu-ibu rumah tangga bisa mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya.

11
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………… 1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 2
1.2 Tujuan dan Hasil yang Ingin Dicapai ………………………. 3

II. PELAKSANAAN PROGRAM


2.1 Tempat dan Waktu Kegiatan ……………………………….. 4
2.2 Materi Kegiatan …………………………………………….. 4
2.3 Stategi Pelaksanaan ………………………………………… 8
2.4 Sumber Daya Manusia ……………………………………… 9
2.5 Dana yang diperlukan ………………………………………. 9
2.6 Sarana dan Prasarana yang Diperlukan …………………….. 10
2.7 Teknik Evaluasi Keberhasilan ……………………………… 10

III. SARAN DAN KESIMPULAN


3.1 Saran ………………………………………………………… 11
3.2 Kesimpulan …………………………………………………. 11

12

Anda mungkin juga menyukai