Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metodologi Pendidikan Matematika adalah salah satu mata kuliah Program
Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Unimed. Sejalan dengan tujuan matakuliah
tersebut adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi adalah penelitian oleh karena itu, banyak dosen ataupun mahasiswa yang
melakukan penelitian dalam pendidikan. Penelitian itu ada yang bersifat mandiri
maupun yang bersifat proyek. Penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan
secara sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis artinya
berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai dengan aturan – aturan ilmiah
dalam penelitian pada umumnya. Logis atrinya dilaksanakan berdasarkan logika
berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah – langkah pemecahan masalah dan
prinsip- prinsip teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu betul- betul
direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti, bagaimana cara
meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa yang menelitinya, mengapa hal itu
diteliti, dimana tempat atau lokasinya penelitian, dan sebagainya.
Ruang lingkup metodologi penelitian pendidikan luas sekali karena
pendidikan sendiri merupakan bidang kajian yang terkait erat dengan beberapa
disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, politik, ekonomi dan
sebagainya. Banyak sekali konsep metodologi penelitian pendidikan yang
dikembangkan dengan mendapatkan inspirasi atau berlandaskan pada berbagai
bidang ilmu tersebut.
Untuk memahami dan lebih mendalami mengenai Metode Penelitian
Pendidikan diperlukan buku-buku referensi yang mendukung. Maka dari itu
penulis ingin mengkaji atau critical book report pada beberapa buku Metode
Penelitan Pendidikan yang mana buku tersebut adalah Metodologi Penelitian
Kuantitatif & Kuanlitatif ditulis oleh Drs. Gempur Santoso, Drs., M.Kes (buku
utama), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Keempat ditulis
oleh Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed. (buku pembanding), Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik ditulis oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
(buku pembanding), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D ditulis
oleh Prof. Dr. Sugiyono (buku pembanding) dan Educational Research Planning,
Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Reserach – 3rd ed ditulis
oleh John W. Creswell (Buku Pembanding).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang maka rumusan masalah yang digunakan adalah:
1. Apakah buku Metode Penelitian Pendidikan oleh Drs. Gempur Santoso,
Drs., M.Kes dijadikan referensi dalam mempelajari Penelitian
Pendidikan?
2. Apakah buku Pembanding yang lain dapat juga dijadikan referensi
dalam mempelajari Penelitian Pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Mengulas isi buku sehingga memperdalam ilmu mengenai tentang isi
buku metodologi penelitian pendidikan
2. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan yang terkait dari buku utama dan buku pembanding.
3. Membandingkan isi buku utama dan buku pembanding.

D. Manfaat Pembahasan
Penulis berharap makalah ini memiliki manfaat bagi kita semua yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Matematika
2. Dengan adanya makalah ini dapat membantu semua kalangan dalam
mempelajari Metode Penelitian Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU
No Identitas Buku Cover

1 Buku Utama

Judul buku : Metodologi Penelitian Kuantitatif &


Kuanlitatif
Penulis : Drs. Gempur Santoso, Drs., M.Kes
Penerbit : Prestasi Pustaka Publisher
Tahun terbit : 2005
Tebal : xiii+98 Halaman
ISBN : 979-3727-79-9
2 Buku Pembanding

Judul : Metode Penelitian Pendidikan dan


Pengembangan Edisi Keempat
Penulis : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.
Penerbit : Kencana Prenadamedia Group
Cetakan : ke-4, Agustus 2015
Halaman : 338 halaman
ISBN : 978-602-0895-01-7
3 Buku Pembanding

Judul buku : Prosedur Penelitian: Suatu


Pendekatan Praktik
Penulis : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun terbit : 2010
Cetakan : Edisi Revisi 2010
Tebal : i-xii, 412
ISBN : 978-979-518-998-5
4.
Buku Pembanding

Judul buku : Metode PenelitianKuantitatif,


Kualitatif dan R & D
Penulis : Sugiyono
Penerbit : Alfabeta
Cetakan : XII, Mei 2008
Tebal : xx + 146 halaman
Tebal : 979-8433-64-0
5 Buku Pembanding

Judul buku : EDUCATIONAL RESEARCH


Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and
Qualitative Reserach – 3 ed.
rd

Penulis : John W. Creswell


Penerbit : Pearson Education
Tahun terbit : 2008
Tebal : 637
ISBN : 0-13-613550-0

B. RINGKASAN ISI BUKU UTAMA


Buku : Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
Penulis : Drs. Gempur Santoso, Drs., M. Kes

RINGKASAN BUKU

BAB 1 : METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF &


KUANLITATIF DITULIS OLEH DRS. GEMPUR SANTOSO,
DRS., M.KES
A. Bab I
Pengertian & Proses Penelitian
Kegiatan penelitian mempunyai ciri sistematik, logis dan empiris
Pengertian Penelitian :
Penelitian Ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan
menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan
ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau
pengetahuan ilmiah, Penelitian ilmiah yang selanjutnya disebut penelitian
atau riset (research) memiliki cirri sistematis, logis, dan empiris. Sistematis
artinya memiliki metode yang bersistem yakni memiliki tata cara dan tata
urutan serta bentuk kegiatan yang jelas dan runtut. Logis artinya
menggunakan perinsip yang dapat diterima akal. Empiris artinya berdasarkan
realitas atau kenyataan. Jadi penelitian adalah proses yang sistematis, logis,
dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah.
Sumbangan penelitian kepada ilmu pengetahuan dan tekhnologi adalah dari
suatu penelitian akan dihasilkan fakta-fakta empiris, pengujian kebenaran
konsep, beberapa proposisi dan beberapa teori.
Proses Utama Penelitian
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah sistematis, logis dan empiris. Berdasarkan
cirri-ciri tersebut penelitian dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni :
pendekatan rasional-empiris (deduktif/kuantitatif) dan pendekatan empiris
rasional (induktif/kualitatif).
Bab II
Masalah Penelitian
Dalam menentukan dan menyatakan masalah penelitian dapat menggunakan
beberapa ketentuan sebagai berikut :
Berupa kalimat pertanyaan (deklaratif)
Obyektif
Menunjukkan dimensi tempat, waktu dan kecendrungan (trends) Keterangan
dimensi subyek (pada siapa hal itu terjadi lebih spesifik lebih baik, missal :
jenis kelamin, kelompok umur dan sebagainya. Spesifikasi (keunikan)
masalah penelitian ini (hindarkan sesuatu dari yang sudah
diketahui/ditemukan orang lain) Masalah penelitian ini adalah masalah
empiris. Masalah penelitian merupakan kesenjangan anatara harapan dan
kenyataan yang ada.
Kajian Masalah
Pada kajian masalah atau identfakasi masalah dapat langsung ditulis apa
masalah yang akan dikaji. Penulis harus melakukan :review, analisisterhadap
masalah yang timbul dengan menggunakan teori (landasan berpikir teori).

Permasalahan (Rumusan Masalah)


Rumusan masalah dapat ditulis dengan kalimat Tanya, bias satu masalah atau
lebih. Kreteria masalah yang baik adalah :
Mempunyai kontribusi dan praktis, artinya hasil penelitian namtinya
memberikan kontribusi atau andil yang jelas di bidang profesi atau keilmuan.
Mempunyai derajat keunikan dan keaslian. Menemukan keaslian
permasalahan sangat penting, Layak dilakukan, melaksanakan penelitian
memeerlukan waktu, biaya, sarana dan prasarana.

Bab III
Landasan Teori dan Hipotesis
Landasan Teori
Landasan teori diperoleh dari studi perpustakaan. Landasan teori penelitian
dirumuskan setelah permasalahan penelitian dirumuskan. Landasan teori
penelitian perlu dirumuskan untuk menghindari bahwa kegiatan penelitian
tidak bersifat coba-coba (trial-error). Pentingnya landasan teori studi
kepustakaan bagi peneliti, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mendapat landasan teori dalam menyususn kerangka teori dan hipotesis
Memperoleh bastraksi (informasi) tentang penelitian sejenis yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
Memperoleh metode (tekhnik) atau pendekatan pemecahan masalah yang
digunakan
Sebagai sumber data sekunder. Mengetahui histories dan perpektif
permasalahan penelitiannya. Memperoleh informasi cara menganalisa
(evaluasi)
Memperkaya ide baru Mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di
bidang yang sama. Kutipan pada landasan teori harus diambil dari sumber
primernya. Oleh karena itu kegiatan dalam menyususn landasan teori tidak
hanya sekedar pemaparan beberapa pendapat, namun seharusnya adalah
Pemaparan Didiskusikan Eksplisit dan sikap peneliti

Menyusun Hipotesis
Hipotesis merupakan jawabanResearch Question yang diajukan. Hipotesis
berasal dari kata hipo (=lemah) dan tesis (pernyataan). Pernyataan yang
masih lemah perlu diuji apakah hipotesis dapatditerima atau tidak. Untuk
dapat menyususn hipotesis yang tepat, perlu memperhatikan hal berikut
Proposisi Baru

Kegunaan Hipotesis adalah :


Memberikan batas atau lingkup atau jangkauan penelitian. Menyiagakan
peneliti agar tepat memilih data apa yang perlu dikumpulkan dan yang tidak
perlu. Memfokuskan data yang bercerai berai Sebagai panduan memilih
metode analisis data

Bab IV
Variabel
Variabel merupakan karakteristik atau keadaan atau kondisi pada suatu onyek
yang mempunyai variasi nilai.Fungsi variable dapat dibedakan atas tiga
fungsi, yakni variable sebab, variable penghubung, dan variable akibat.

Bab V
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dirumuskan setelah terlbih dahulu tujuan dan
hipotesis dan penelitian dirumuskan. Tahapan perencanaan penelitian:
Identifikasi atau pemilihan atau rumusan permasalahan penelitian termasuk
tujuan, definisi, asumsi, dan lingkup penelitian
Studi perpustakaan Merumuskan hipotesis penelitian Identifikasi atau
klasiikasi variable penelitian dan definisi Tahapan pelaksanaan penelitian
meliputi : Menyususn rancangan penelitian Menentukan alat pengambilan
data Mengumpulkan, tabulasi, dan analisis data
Kesimpulan penelitian
Manfaat dari rancangan penelitian antara lain: Sebagai kerangka
operasional (blue-print). Menegaskan kedalaman dan keluasan penelitian,
memperkirakan Kesulitan yang akan dihadapi dan rencana alternative
penyelesaiannya dan mengetahui keterbatasan atau kelemahan hasil
penelitian.
Jenis Rancangan Penelitian
Berikut ini akan disajikan beberapa jenis rancangan penelitian berdasarkan
pengelompokan sifat permasalahan, antara lain :
 Penelitian histories
 Penelitian deskriptif
 Penelitian perkembangan
 Studi kasus
 Penelitian korelasional
 Penelitian kausal-komparati
 Penelitian eksperimen sungguhan
 Penelitian tindakan

Rancangan penelitian ditinjau dari dasar analisis data yang akan digunakan,
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni : Penelitian deskriptif dan
penelitian analisis
Rancangan Penelitian Eksperimental
Persoalan pokok pada penelitian dan eksperimental adalah kejadian yang
terjadi karena adanya intervensi pada alam yang telah ada oleh peneliti. Pada
rancanganekperimental terdapat tiga prinsip yang harus dipenuhi, yakni
adanya replikasi randomisasi, dan control. Unit eksperimen adalah unit
material, kepada siapa suatu perlakuan dikenakan. Perlakuan adalah suatu
prosedur atau kondisi yang efeknya akan diukur. Replikasi adalah
banyaknyaunit eksperimen yang mendapat perlakuan sama pada kondisi
tertentu. Randomisasi adalah proses untuk mewujudkan keadaan random.
Jenis Rancangan Penelitian Eksperimental
Telah disebutkan bagian sebelumnya, bahwa rancangan penelitian ada tiga
jenis, yakni : eksperimental sungguhan (true –eksperimental), pra-
eksperimental (pre-eksperimental) dan eksperimental semu (quasi-
eksperimental)

Bab VI
Teknik Sampling dan Ukuran Sampel
Pengertian Sampel, adalah himpunan bagian atau bagian dari populasi.
Pengertian populasi adalah keseluruhan atau himpunanobyek dengan ciri
yang sama. Kesimpulan penelitian pada hakekatnya adalah generalisasi dari
sample menuju populasi. Persyaratan tahap sampling harus dipenuhi agar
generalisasi dapat menjadi maksimal, beberapa persyaratan tersebut antara
lain : digunakan prinsip probalitas (random sampling) jumlah sample
memadai ciri-ciri populasi dipenuhi secara ketat variasi antar populasi sekecil
mungkin Teknik Sampling atau cara pengambilan sample dari populasi secara
garis besar dibedakan menjadi dua cara, yakni :
- Random sampling (probality sampling)
-Non Random Sampling (non-probality sampling)
Beberapa metode random sampling adalah sebagai berikut :
Simple Random Sampling
Systematic Random Sampling
Stratified Random Sampling
Cluster/Area Random Sampling
Multistage Random Sampling
Besar sample (sample size) pada dasarnya sample size digunakan untuk
mengestimasi jumlah sample replikasi yang akan dilakukan peneliti.
Pada sampling design dan sample size yang terpenting adalah representative
yang mapan untuk dapat digeneralisasikan ke populasi.

Bab VII
Instrumen dan Skala Data
Intrumen
Kualitas data sangat enentukan kualitas penelitian. Kualitas data
tergantung dari kualitas alat (intrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Pada dasarnya terdapat dua kategori instrument yang
digunakan dalam penelitian, yakni :
Intrumen digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang keadaan
obyek atau proses yang diteliti Instrumen digunakan untuk mengontrol obyek
atau proses yang diteliti.
Prinsip pemilihan instrument penelitian adalah memahami sepenuhnya
tujuan penelitian. Sayarat instrument penelitian yang baik digunakan untuk
mengontrol maupun mengukur variable, yakni : akurasi (accuracy), Presisi
(precision) dan peka (sensitivity)
Kualifikasi data
Berdasarkan skala, data hasil pengukuran dapat diklasifikasikan atas 4 macam
skala, yakni: data skala nominal, ordinal, interval, rasio
Penyajian Data
Penyajian data dan analisis data tergantung dari jenis datanya. Apabila data
kualitatif yang tidak dinyatakan dengan angka, maka metode statistika tidak
dapat digunakan.

Bab VIII
Pengumpulan Data Dengan Kuesioner dan wawancara
Pengumpulan data dengan teknik komunikasi dapat dilakukan dengan metode
kuesioner dan wawancara
Kuesioner
Berdasarkan sasaran dan bentuk jawaban, kualifikasi kuesioner dapat
dibedakan sebagai berikut:
Kuesioner berdasarkan sasaran Kuesioner berdasarkan bentuk
Wawancara :
Wawancara memerlukan syarat penting yakni terjadinya hubungan yang baik
dan demikratis antara responden dengan penanya ( I am good, you are good ).
Klasifikasi wawancara berdasarkan cara menjawab responden sebagai berikut
:
Bebas (tak terpimpin / unguided).
Bebas terpimpin (focused interview)
Terpimpin (controlled / structured interview)

Bab IX
Pemilihan Uji Statistik
Pemilihan uji statitistik dilakukan setelah tujuan penelitian dirumuskan secara
tepat, sederhana, dan jelas. Penelitian yang bertujuan mencari hubungan
digunakan uji korelasi, dan penelitian yang bertujuan untuk mengukur
pengaruh antara variable digunakan uji regresi.

II. Buku : Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi


Keempat
Penulis : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.

C. RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING


I. Buku : Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi
Keempat
Penulis : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.

RINGKASAN BUKU

Suatu penelitian ilmiah didasarkan pada pengkajian secara rasional,


kritis, dan analitis; dengan mengikuti suatu sistem yang menggunakan logika
berpikir yang dapat diaplikasikan pada berbagai bidang kilmuan, melalui
prosedur yang diterapkan dalam suatu eksperimen.
Mempertimbangkan berbagai kebutuhan dan tuntutan dinamika
pengembangan keilmuan serta semakin merebaknya pengembangan sistem
pembelajaran, prosedur, dan program (produk) yang dikerjakan, maka
disajikanlah buku penting yang khusus mengulas Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Disajikan dalam 14 bab utama beserta sub bab dengan pembahasan
dan uraian yang komprehensif, yang disesuaikan dengan kerangka kajian
yang simpel dan mudah dicerna. Pada edisi baru ini ditambahkan bahasan
tentang penyusunan proposal penelitian disertai contohnya, untuk
memberikan arahan bagi para pembaca: bagaimana seyogianya menulis suatu
proposal penelitian.
Topik bahasan utama Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan ini, antara lain:
- Pengetahuan dan pendekatan ilmiah
- Hakikat penelitian pendidikan
- Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
- Kajian pustaka dalam penelitian
- Cara merumuskan hipotesis penelitian
- Mengidentifikasi dan mendefenisikan variabel penelitian
- Validitas: internal dan eksternal
- Memilih dan menentukan rancangan penelitian
- Menentukan populasi dan sampel penelitian
- Mengembangkan instrumen penelitian
- Teknik analisis data penelitian
- Menyusun proposal dan laporan penelitian
Pada bab pertama, menjelaskan tentang bagaimana tugas dosen yang
seharusnya serta bagaimana seorang dosen yang baik seharusnya
melaksanakan penelitian dan mengembangkan karya ilmiah. Namun ternyata
dosen sendiri banyak mengalami persoalan untuk melaksanakan penelitian
dan mengembangkan karya ilmiah seperti persoalan cukup waktu dan
kesempatan untuk menuntaskan hal tersebut.
Pada bab kedua, menjelaskan tentang dasar maupun defenisi ilmu
pengetahuan, metode pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan, pendekatan
ilmiah dalam proses penelitian, karakteristik proses penelitian, pertimbangan-
pertimbangan dalam proses penelitian, serta langkah-langkah proses
penelitian yang akan membuka wawasan pembaca terutama pemula sebelum
melakukan suatu penelitian. Dalam bab ini banyak pula hal-hal yang
dijelaskan dalam menurut pandangan para ahli agar memudahkan seseorang
untuk mengetahui banyak teori – teori yang tersedia pada setiap materi pada
bab ini.
Pada bab ketiga, menjelaskan tentang apa sebenarnya hakikat penelitian
pendidikan itu sendiri beserta sub bab nya lagi seperti batasan penelitian,
penelitian ilmiah, peranan penelitian pendidikan, paradigma penelitian
pendidikan, pembagian paradigma pendidikan yaitu kualitatif dan kuantitatif,
guru sebagai peneliti, serta tentang apa saja tahap penelitian yang terdiri dari
empat tahap penelitian. Tidak lupa pula sang penulis memasukkan kembali
teori-teori para ahli untuk memudahkan pemahaman.

B. BEBERAPA TEORI PARA AHLI


 Secara singkat, ilmu (science) didefenisikan sebagai, “a systematic
and controlld extension of common sense” (Kerlinger & Lee, 2000).
 Istilah ilmu (science) mengarah pada, “a tremendous body of
knowledge” (Fraenkel, dkk., 2012).
 John Dewey (dalam Vockell & Asher, 1995) ada empat langkah
pokok dalam proses ilmia, yang meliputi: 1) identifikasi masalah; 2)
perumusan hipotesis; 3)penalaran dan deduksi; dan 4) verifikasi,
modifikasi, atau penolakan hipotesis.
 Ary, jacobs & Sorensen (2010) mengategorikan menjadi lima hal
pokok, meliputi: (1) pengalaman; (2) otoritas; (3) penalaran deduktif;
(4) penalaran induktif; (5) pendekatan ilmiah.
 Karakteristik proses penelitian (Tuckman, 1988), yaitu: (1) sistematis,
(2) logis, (3) empiris, (4) reduktif, (5) pengulangan dan dapat
ditransmisi.
 Pertimbangan dalam proses penelitian menurut Tuckman (1988)
mencakup: (1) hak privasi untuk dilindungi; (2) hak tidak disebutkan;
(3) hak untuk dirahasiakan; (4) hak meminta pertanggungjawaban
peneliti.
 Istilah penelitian didefenisikan sebagai, “a systematic and careful
investigation of a particular subject.” (Webster’s, 2005).
 Batasan penelitian menurut Kerlinger & Lee (2000) yang menyatakan,
“scientific research is a systematic, controlled, empirical, amoral,
public, and critical investigation of natural phenomeno.
 Jacob & Sorensen (2010) “Educational research is the application of
the scientific approach to the study of educational problems.
Educational research is the way in which people acquire dependable
and useful information about the educative process. Educators usually
conduct research to find a solution to some problem or to gain insight
into an issue they do not understand. The ultimate goal is to discover
general principles or interpretations of behavior that people can use
to explain, predict, and control events in educational situations-in
other words, to formulate scientific theory.”
 (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012) “penelitian kuantitatif itu
berkenaan terutama dengan data angka atau numerical. Peneliti
kuantitatif pada umumnya mendasarkan kerjanya pada keyakinan
bahwa fakta dan perasaan dapat dipisahkan, dan bidang kajiannya
adalah suatu realitas tunggal yang terbentuk dari fakta yang dapat
ditemukan”.

II. Buku : Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan praktik


Penulis : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Ringkasan Bab
Bab 1 : Kegiatan Penelitian
Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;1-11) membahas tentang
siapa yang perlu meneliti, bagaimana penelitian dilakukan dan apa yang
diteliti. Suharsimi Arikunto mengatakan : Siapapun dari bidang manapun,
orang membutuhkan penelitian untuk meningkatkan usaha yang dilakukan.
Secara garis besar saja ada 3, yakni: penelitian yang hanya bermaksud
mengetahui kondisi yang ada tanpa melakukan perubahan, penambahan,
atau manipulasi. Suharsimi Arikuntoro mengemukakan 5 (lima) macam atau
jenis penelitian, yakni (a) penelitian deskriptif murni atau survei, (b)
penelitian korelasi – ada korelasi belajar dan korelasi sebab –akibat, (c)
penelitian komparasi, (d) penelitian pelacakan atau penelitian penelusuran (
tracer study ), (e) penelitian evaluasi.
Dalam eksperimen dikenal adanya faktor eksperimen dan non-eksperimen.
Ada 3 cara menyisihkan faktor non-eksperimen yaitu: disisihkan secara
fisik, disisihkan secara selektif dan disisihkan dengan manipulasi statistik.
Penelitian ekperimen selalu dilakukan dengan sengaja menimbulkan gejala
yang dilihat akibatnya. Penelitian non-eksperimen hanya meneliti apa yang
sudah ada. Yang menjadi persoalan dalam penelitian pendidikan adalah hal-
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan belajar mengajar disekolah
misalnya kurikulum, guru, personal non-guru, siswa, pengelolaan, sarana,
dan sebagainya.

Bab II : Alur dan Ragam Penelitian


Dalam bab ini Suharsini Arikunto (2010;13-35) membahas tentang
alur peneletian, penelitian ditinjau dari tujuannya, penelitian ditinjau dari
pendekatannya, penelitian ditinjau dari bidang ilmunya, penelitian ditinjau
dari tempatnya penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Suharsimi Arikunto mengemukakan alur
pemikiran penelitian, menurutnya apapun jenis penelitiannya selalu dimulai
dari adanya permasalahan atau ganjalan, yang merupakan suatu kesenjangan
yang dirasakan oleh peneliti.

Ada berbagai jenis menurut berbagai sudut tinjauan yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto yaitu :
1. Ditinjau dari tujuannya : Penelitian eksploratif, penelitian
developmental, penelitian verifikatif dan kebijakan
2. Ditinjau dari pendekatannya : (1) Pendekatan longitudinal
Menurut Suharsimi Arikunto, dengan pendekatan itu maka peneliti
mencatat kemampuan berfikir sejak anak didik di kelas 1. Berturut-turut
setiap tahun perkembangan tersebut dicatat yaitu dikelas II, III, IV, V,
dan VI. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu pencatatan
dilakukan. (1) pendekatan cross-sectional. Menurut Suharsini Arikunto,
pendekatan cross-sectional ini tidak menggunakan subjek yang sama.
Dalam waktu yang bersamaan, Suharsimi Arikunto mengadakan
pencatatan tentang perkembangan berpikir anak-anak sekolah dasar
secara serentak. Jelas, satu hal yang menguntungkan adalah bahwa
datanya dengan cepat dapat terkumpul.
3. Ditinjau dari bidang ilmu
Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interes, maka tentu saja bidang
ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya menurut siapa yang
mengadakan penelitian. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah:
Pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, dan seterusnya.
4. Ditinjau dari tempatnya
Tempat penelitiannya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Penelitian
perpustakaan, dan penelitian kancah (lapangan)
Penelitian yang paling banyak dilakukan adalah penelitian kancah atau
penelitian lapangan.
5. Ditinjau dari variabel
Suharsimi Arikunto mengatakan variabel yang sudah ada data atau data
yang sudah ada sekarang. Disamping itu ada penelitian variabel yang
akan datang (eksperimen). Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap (dijinggleng-jawa) dalam suatu kegiatan
penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.

Menurut Suharsimi Arikunto munculnya penelitian kualitatif dapat


dikatakan hampir bersamaan. Jenis penelitian ini dapat dikatakan “meledak”
dan menjadi populer ketika buku Lexy Moleong terbit tahun 1998.
Suharsimi Arikunto mengatakan setelah itu banyak sekali penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti yang sebetulnya belum terlalu menguasai
materi teori dan ciri-ciri penelitian teresebut secara mendalam. Akibatnya,
banyak penelitian yang disebut sebagai penelitian kualitatif tetapi
sebetulnya dapat dikatakan hanya deskriptif saja. Menurut Moleong (2008 ;
hal 8-12), ada sebelas karakteristik penelitian kualitatif yang harus dipenuhi,
yaitu : (1) latar ilmiah, (2) manusia sebagai alat, (3) metode kualitatif, (4)
analisis data secara induktif, (5) teori dari dasar (grounded theory), (6)
deskriptif, (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas
yang ditentukan oleh fokus, (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan
data, (10) desain yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan
dan disepakati bersama. Dari karakteristik yang cukup banyak tersebut,
tidak banyak orang yang memiliki kemampuan yang dipersyaratkan.

Suharsimi Arikunto mengatakan, jika kita mengikuti tulisan Sugiyono (2010


; 291), judul-judul penelitian kualitatif yang disarankan antara lain: (1)
model perencanaan pendidikan di era otonomi daerah, (2) makna menjadi
guru bagi masyarakat, (3) model korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
pengelolaan pendidikan, (4) profil guru yang efektif mendidik anak, (5)
makna gotong royong membangun sekolah. Suharsimi Arikunto
mengatakan penelitiannya akan sangat sulit karena menangkap makna dari
fenomena yang sifatnya naturalistik. Dibandingkan dengan penelitian
mahasiswa sebagai berikut dalam sajian judul-judul kelompok kedua
berikut. (1) pengelolaan sarana pendidikan di SMKN 1 Surakarta, (2)
implementasi jam belajar masyarakat di kecamatan Ngaglik Sleman
Yogyakarta, (3) pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler Bahasa Daerah di SD
sekecamatan X, (4) implementasi KTSP oleh guru-guru di SMP Lombok
Barat, (5) kualitas pembelajaran Seni Budaya di SMPN Ungaran Jawa
Tengah. Judul-judul penelitian kelompok kedua ini ruang lingkupnya sempit
dan sudah dapat diantisipasi kira-kira datanya seperti apa dan hasilnya juga
seperti apa.
Bab III : Penelitian Evaluatif
Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;36-58) mengulas tentang
pendahuluan, pengertian dan manfaat, objek penelitian evaluatif adalah
sebuah sistem, prosedur penelitian evaluatif, langkah-langkah penelitian
evaluatif, dan pengolahan dan analisis data. Suharsimi Arikunto
mengatakan Penelitian jenis lain yang sampai saat ini masih kurang
populer yaitu penelitian yaitu penelitian evaluatif. Menurutnya,
keistimewaan jenis penelitian ini adalah bahwa peneliti dapat melakukan
untuk semua jenis program kegiatan, dengan maksud untuk meningkatkan
kualitas dari program yang dievaluasi. Suaharsini Arikunto mengatakan
penelitian evaluatif secara resmi dilakukan untuk mengevaluasi
implementasi dari suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau
lembaga resmi.
Meskipun demikian, model penelitian evaluatif dapat diterapkan pada setiap
evaluasi untuk berbagai program kegiatan, termasuk untuk mengevaluasi
program yang tidak resmi, misalnya hajatan merayakan pernikahan, upacara
bendera, kerja bakti, dan lain-lain.

Suharsimi Arikunto mengatakan, setiap program apapun bentuknya dan


seperti apapun sederhananya pasti merupakan sebuah sistem yang terdiri
dari beberapa komponen yang merupakan faktor penentu bagi keberhasilan
program tersebut. Dalam bab ini Suharsini Arikunto menyajikan contoh
program pembelajaran yang komponennya ada 6 yaitu :
- Siswa - Sarana
- Guru - Pengelolaan
- Materi - Lingkungan

Ada beberapa langkah dalam penelitian ini yang di bahas oleh Suharsini
Arikunto adalah sebagai berikut:
Identifikasi komponen
Identifikasi komponen menjadi indikator dan bukti
Membuat kisi-kisi untuk penyusunan instrumen, dengan kolom
tambahan yaitu dibagi yaitu : sumber data, metode, dan instrument.

Suharsimi mengatakan dari berbagai jenis instrumen dapat diketahui dari


kolam terakhir ini. Namun tidak semua jenis yang tertera dalam kolam
terakhir harus dibuat instrumennya. Hal ini tergantung dari banyaknya
muncul, tingkat kepercayaan mendapat data, dan praktisnya digunakan.

Bab IV : Cara Mengadakan Penelitian


Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;59-66) membahas
tentang persyaratan penelitian, dan prosedur penelitian. Suharsimi
Arikunto mengemukakan syarat-syarat penting dalam mengadakan
penelitian adalah sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah.
Oleh karena itu peneliti mengemukakan langkah-langkah yang lebih kecil,
terinci, dan sifatnya merupakan kegiatan langkah pemikiran tetapi praktis.
Suharsimi mengatakan sebenarnya masih dapat disebutkan langkah-langkah
penelitian yang lain yang lebih menitikberatkan pada kegiatan administratif
yaitu:
Pembuatan rancangan penelitian
Peleksanaan penelitian
Pembuatan laporan penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto mengatakan ketiga langkah inipun merupakan


suatu pendekatan praktik, namun, ketiga langkah tersebut terlalu besar
jaraknya. Oleh karena itu, Suharsini Arikunto mengemukakan langkah-
langkah yang lebih kecil, terinci, dan sifatnya merupakan kegiatan langkah
pemikiran tetapi praktis.
Langkah – langkah penelitian yang diajukan oleh Suharsimi Arikunto
adalah :

1. Memilih masalah : besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap


orang mesti memiliki masalah. Hanya bedanya, ada masalah yang dapat
seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. Akan
tetapi ada masalah penelitian yang tidak dapat dipecahkan melalui
penelitian karena berbagai sebab, antara lain karena tidak tersedia
datanya.
2. Studi permasalahan : walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk
diteliti, sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti
mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu manjajagi kemungkinan di
teruskannya pekerjaan meneliti.
3. Merumuskan masalah: apabila telah di peroleh informasi yang cukup
dari studi pendahuluan/studi eksploratori, maka masalah yang akan
diteliti menjadi jelas.
4. Merumuskan anggapan dasar : anggapan dasar adalah sesuatu yang
diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-
hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam
melaksanakan penelitiannya.
4a. Merumuskan hipotesis : hipotesis merupakan kebenaran sementara yang
ditentukan peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, dites, atau diuji
kebenarannya.
5. Memilih pendekatan : yang dimaksud dengan “pendekatan” disini
adalah metode atau cara mengadakan penelitian seperti halnya :
eksperimen atau non-eksperimen.
6. (a) menentukan variabel
(b) sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrument
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menyusun laporan

Suharsimi Arikunto mengatakan langkah ke-1 sampai dengan ke-6 mengisi


kegiatan pembuatan rancangan penelitian. Langkah ke-7 sampai dengan ke-
10 merupakan pelaksanaan penelitian, dan terakhir sama dengan pembuatan
laporan penelitian.

Bab V : Memilih Masalah


Dalam bab ini Suharsimi (2010;68-81) menjelaskan tentang darimana
masalah diperoleh, masalah dan judul penelitian, jenis permasalahan, dan
merumuskan judul. Suharsimi Arikunto mengatakan masalah penelitian
dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu dari pengalaman bekerja sehari-
hari, dari hasil membaca dan menelaah buku-buku, atau dari apa yang
dirasakan masalah oleh orang lain. Yang penting adalah bahwa peneliti
harus memahami permasalahan penelitiannya.
Hasil penelitian merupakan perkayaan dari pengetahuan. Oleh karena
meneliti itu memerlukan biaya, tenaga, waktu, ketekunan, dan keseriusan
dari peneliti, maka sebuah topik atau judul penelitian harus dipilih secara
hati-hati hingga memenuhi persyaratan, yaitu sebagai berikut:
1) Judul harus sesuai dengan minat
2) Judul harus dapat dilaksanakan
3) Harus tersedia faktor pendukung
4) Judul harus bermanfaat, penelitian bukan merupakan ulangan,
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik.
Suharsimi Arikunto mengatakan judul penelitian ini harus dirumuskan
secara jelas hingga menggambarkan. (1) Sifat dan jenis penelitian, (2) Objek
yang diteliti, (3) Subjek penelitian, (4) Lokasi/ daerah penelitian, (5) Tahun
(waktu) terjadinya peristiwa
Suharsimi Arikunto mengemukakan jenis – jenis problema :
a. Mengetahui dan mendeskripsikan
b. Problema komparasi
c. Problema korelasi : (1) Korelasi sejajar. Misalnya, korelasi antara
kemampuan berbahasa inggris dan kesetian ingatan. (2) Korelasi
sebab-akibat. Misalnya korelasi antara teriknya sinar matahari dan
larisnya es mambo.
Jenis-jenis permasalahan tersebut biasanya lalu dijadikan dasar dalam
merumuskan judul penelitian.
1. Peneliti ingin mengetahui status sesuatu
2. Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih
3. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih
Bab VI : Studi Pendahuluan
Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;82-86), membahas tentang
studi pendahuluan, dan cara mengadakan studi pendahuluan menurutnya
studi pendahuluan ini sangat bermanfaat bagi para calon ahli peneliti untuk
menelusuri lebih jauh apa yang akan dipermasalahkan. Yang sudah
diutarakan didepan.
Apakah judul penelitian yang harus dilakukan benar-benar sesuai
dengan minatnya? Apakah peneliti memang akan senang melaksanakan
karena menguasai permasalahannya?
Suharsini mengatakan pertanyaan ini penting untuk di jawab karena
minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal
utama dalam meneliti.
Apakah penelitian ini dapat dilaksanakan? Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan rencananya.
Faktor-faktor tersebut antara lain : kemampuan, waktu, tenaga,dan
dana.
Apakah untuk penelitian yang akan dilakukan tersedia faktor
pendukung? Dibagian terdahulu sudah di jelaskan bahwa data yang
akan dikumpulkan harus ada. Sebagai hasil tambahan peneliti harus
sudah merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana, sudah
mengurus izin, dan berhasil.
Apakah hasil penelitian cukup bermanfaat? Misalnya peneliti ingin
mengetahui perbedaan efektivitas pengajaran modul di bandingkan
dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan, yakni membaca
buku-buku diperpustakaan, diketahui bahwa sudah ada beberapa
laporan penelitian yang menjelaskan bagaimana efektivitas pengajaran
modul baik secara terpisah maupun di bandingkan dengan pengajaran
sistem lain. Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya
penelitian dilaksanakan, peneliti harus ingat empat hal

Suharsimi Arikunto mengatakan setelah memilih masalah, maka langkah


selanjutnya adalah mengadakan studi pendahuluan. Faedah mengadakan
studi pendahuluan :
1) Memperjelas masalah
2) Menjajagi kemugkinan dilanjutkannya penelitian
3) Mengetahui apa yang sudah di hasilkan orang lain bagi penelitian
yang serupa dan bagian mana dari permasalahan yang belum
terpecahkan.
Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
1) Dengan membaca literatur, baik teori maupun penemuan (hasil
penelitian terdahulu)
2) Mendatangi ahli-ahli atau manusia sumber untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi
3) Mengadakan peninjauan ketempat atau lokasi penelitian untuk
melihat benda atau peristiwa.

Bab VII : Merumuskan Masalah


Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;88-100), membahas
tentang perlunya merumuskan masalah, dan bagaimana merumuskan
masalah. Suharsini mengatakan karena judul penelitian sering tidak
dituliskan secara lengkap, maka penelitian memperjelas maksud
penelitiannya pada desain yang disusunnya.
Proposal atau usulan penelitian perlu dibuat oleh calon peneliti dengan
maksud:
1) Memberikan pedoman kerja peneliti
2) Meminta bantuan dana kepada sponsor.
Ada 5 hal yang harus dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto yaitu :
1) Penegasan judul dan atau pembatasan masalah
2) Alasan pemilihan judul:
Karena penting, menarik dan belum ada yang meneliti
3) Problematik penelitian :
Pertanyaan yang dicarikan jawabannya melalui penelitian. Dirumuskan
dalam pertanyaan, merupakan hal yang di pertanyakan.
4) Tujuan penelitian :
Keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-hal yang akan dihasilkan
oleh penelitian, dirumuskan dalam kalimat pertanyaan, merupakan
jawaban yang ingin dicari.
5) Kesimpulan yang ditulis pada akhir laporan penelitian merupakan
jawaban yang diperoleh. Antara problematik, tujuan penelitian dan
kesimpulan harus sinkron.
6) Kegunaan hasil penelitian :
Hasil apa yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan
merupakan foolow up kesimpulan.

Bab VIII : Merumuskan Anggapan Dasar


Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;103-108), menjelaskan
tentang pengertian, dan cara menentukan anggapan dasar. Setelah Suharsimi
Arikunto menjelaskan permasalahan secara jelas, yang dipikirkan selajutnya
adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam
hubungan yang lebih luas. Apabila kita tidak memahami keadaan suatu
daerah, kita tidak dapat menentukan anggapan bahwa daerah tersebut di
huni oleh banyak mahasiswa. Jadi kita tidak dapat dengan pasti
menentukan daerah tersebut sebagai wilayah penelitian yang menyangkut
masalah-msalah mahasiswa.
Suharsimi Arikunto mengatakan anggapan dasar adalah suatu hal yang
diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas :
1) Untuk memperkuat permasalahan
2) Membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek penelitian,
wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.
Suharsimi mengatakan untuk dapat merumuskan anggapan dasar, peneliti
harus banyak membaca buku, mendengarkan informasi dari berbagai
sumber dan mengunjungi tempat.

Bab IX : Merumuskan Hipotesis


Dalam bab ini Suharsimi (2010;109-119) membahas tentang
pengertian, jenis-jenis hipotesis, kekeliruan yang terjadi dalam hipotesis,
cara menguji hipotesis dan penelitian tanpa hipotesisi. Suharsimi
mengatakan sesudah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam
terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah
berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Sesudah peneliti mantap akan
permasalahannya, maka ia mulai mengerjakan penelitian. Sebagai pedoman
kerja, ia menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah dalam
menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil
kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk
membuktikan hipotesis.
Suharsimi mengemukakan dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja yang
juga disebut hipotesis alternatif (Ha) dan hiotesis nol ( Ho) hipotesis nihil
yang juga disebut hipotesis statistik.
Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka terdapat dua kekeliruan
yang dibuat yaitu: (1) Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut
kekeliruan alpa (@), (2) Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak,
disebut kekeliruan beta.

Bab X : Memilih Pendekatan


Dalam bab ini Suharsimi (2010;120-156) membahas tentang jenis-
Jenis pendekatan, penelitian tindakan, prinsip penelitian tindakan, model
penelitian tindakan, sasaran objek penelitian tindakan, laporan penelitian
tindakan, contoh rencana penelitian tindakan kelas,survei sebagai salah satu
pendekatan, penelitian penelusuran, dan pendekatan yang jarang disentuh.
Suharsimi mengatakan langkah memilih pendekatan ini sebenarnya bisa
lebih tepat ditempatkan setelah peneliti menentukan dengan tegas variabel
penelitian.

Secara singkat, Suharsimi Arikunto menjelaskan tentang pendekatan


penelitian dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut
pandangnya, walaupun sebenarnya antara jenis yang satu dengan jenis yang
lain kadang-kadang saling over lapping.
1. Jenis pendekatan menurut teknik samplingnya adalah:
Pendekatan populasi
Pendekatan sampel
Pendekatan kasus
2. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel adalah:
Pendekatan non-eksperimen
Pendekatan eksperimen

3. Jenis pendekatan menurut pola-pola atau sifat penelitian non


eksperimen.
Sehubungan dengan pendekatan jenis ini, maka dibedakan atas: (1)
Penelitian kasus (case-studies), (2) Penelitian kausal komparatif, (3)
Penelitian korelasi, (4) Penelitian historis, (5) Penelitian filosofis.
Suharsimi membahas tiga penelitian yang pertama, dinamakan juga
penelitian deskriptif.
4. Jenis pendekatan menurut model pengembangan atau model
pertumbuhan, adalah:
a. “One-shot” model, yaitu model pendekatanyang menggunakan
satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”.
b. Longitudinal model, yaitu mempelajari berbagai tingat
pertumbuhan dengan cara “mengikuti’ perkembangan bagi
individu yang sama.
c. Cross-sectional model, yaitu gabungan antara model a dan b,
untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan
dengan cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan
individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengalami
subjek dari berbagai tingkat umum.
5. Jenis pendekatan menurut desain atau rancangan penelitiannya (yang
ini sebenarnya masuk dalam pendekatan eksperimen).
a. Rancangan rambang lugas.
b. Rancangan ulangan.
c. Rancangan vaktorial.

Van Dalen mengatakan bahwa survei merupakan bagian dari studi deskriptif
yang bertujuan untuk mencari kedudukan (atatus) fenomena (gejala) dan
menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan
standar yang sudah ditentukan. Yang termasuk dalam studi survei: survei
sekolah, jop analysis, analisis dokumen, publik opinion survei, dan
komuniti. Survei dapat digunakan sebagai studi pendahuluan.
Penelitian akhir-akhir ini yang sering digunakan adalah penelitian tindakan
kelas. Meskipun istilahnya “kelas”, tetapi tidak berarti menunjuk pada
ruangan, tetapi sekelompok siswa atau siapa saja yang sedang mempelajari
sesuatu. Penelitian yang mirip dengan PTK adalah Lesson Study, yaitu
penelitian yang mengutamakan pengamatan dan pencermatan pada proses
pembelajaran, karena tujuannya adalah mencobakan metode berkali-kali
agar dapat diketahui apa kelemhannya. Dengan demikian itulah guru akan
menguasai metode yang sudah dicobakan berkali-kali, dan dengan kata lain,
kemampuan guru akan dapat meningkat sesudah melalui upaya
melaksanakan PTK.

Bab XI : Menetukan Variabel


Dalam bab ini Suharsimi (2010;158-169) membahas tentang
pengertian dan macam variabel, variabel sebagai objek penelitian,
pentingnya memahami variabel, dan memahami variabel yang bermakna.
Suharsimi Arikunto mengatakan variabel adalah gejala yang bervariasi,
yang menjadi objek penelitian. Suharsimi Arikunto mengatakan istilah
Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian. Variabel dapat dibedakan atas yang Kuantitatif dan Kualitatif.
Suharsimi Arikunto mengambil contoh variabel kuantitatif misalnya luas
kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya, sedangkan contoh
variabel kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.
Variabel Kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu variabel
diskrit dan variabel kontinum. Variable kontinum dipisahkan menjadi 3
variabel kecil yaitu :
Variable ordinal
Variable interval
Variable ratio

Suharsimi mengatakan variable adalah objek penelitian, atau apa yang


menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah hasil
pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK
Menteri P dan K No. 0259/U/1977 taggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa
data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah hasil pengelolaan
data yang dipakai untuk suatu keperluan. Sesuai dengan macam atau jenis
variable, maka data atau hasil pencatatanya juga mempunyai jenis sebanyak
variabelnya. Dengan demikian maka :
Data dari variable diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi.
Data dari variable kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan,
angka berjarak atau ukuran.

Suharsimi Arikunto mengatakan apabila seorang peneliti ingin menyelidiki


apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang
menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Dalam
penelitian seperti ini, peneliti menggunakan pendekatan eksperimen.

Suharsimi Arikunto mengatakan kelompok eksperimen adalah orang –


orang yang minum susu, sedangkan kelompok control atau kelompok
pembanding adalah orang – orang yang tidak diberi minum susu.
Banyaknya susu yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar
dengan ukuran liter, maka variabelnya berbentuk variable kontinum,
sedangkan tambah – tidaknya berat badan, diukur dengan ukuran kilogram,
variabelnya juga variable kontinum (ratio).

Suharsimi Arikunto menjelaskan tentang memahami variable dan


kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variable menjadi
variable yang lebih kecil (sub variable) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti. Memecah – mecah variable menjadi sub variable ini juga disebut
kategorisasi, yaitu memecah variable menjadi kategori – kategori data yang
harus dikumpulkan oleh peneliti.
Suharsimi mengatakan kategori, Indikator, sub–variable ini akan dijadikan
pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen,
mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang lain.
Contoh penjabaran variable dan dilengkapi dengan cara memperoleh
datanya.

Penelitian dengan judul :


Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid
Variable bebas : kualitas guru
Variable terikat : prestasi belajar murid
Yang ditulis dalam tanda kurung adalah cara atau metode bagaimana data
diperoleh.
No. Variable Bebas : Kualitas Guru Variabel Terikat : Prestasi Belajar Murid
1. Sub – Variabel 1. Sub – Variabel
Pendidikan guru (dokumen)
2. Pengalaman mengajar 2. Nilai harian (dokumen)
3. (dokumen) 3. Nilai ulangan umum (dokumen)
Banyaknya penataran
4. (dokumen) 4. Nilai tugas – tugas (dokumen)
Usia (dokumen) 5. Cara menjawab pertanyaan dikelas
5. Minat menjadi guru (kuesioner (observasi)
kepada guru)
6. Penguasaan terhadap materi 6. Cara menyusun laporan (dokumen)
pelajaran (kuesioner murid)
7. Pendekatan/cara mengajar 7. Nilai ketelitian catatan (dokumen)
(observasi dan kuesioner Dapat pula dipertimbangkan.
murid)
8. Cara memilih alat dan cara 8. Ketekunan, keuletan (observasi)
menggunakannya (observasi
dan kuesioner murid)
Hubungan guru-murid
(kuesioner murid), Pribadi guru
9. (wawancara, kuesioner 9. Usaha (observasi) dan sebagainya.
berbagai pihak)
Keluarga guru (kuesioner atau
wawancara)
Cara memberi PR atau
pekerjaan rumah (kuesioner
murid atau guru) dan
sebagainya.

Menurut Suharsimi Arikunto kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan


dari penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil
penelitian harus memiliki kemanfaatan yang besar agar imbang dengan
pengorbanannya. Tentang variable penelitian ada dua hal yang diperhatikan
yaitu ; 1. Sifat variable, 2. Status variable.
1. Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya, variable penelitian dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu : (1) Variable statis, dan (2) Variabel dinamis
2. Status Variabel
Status variable perlu melihat satu variable dalam hubungannya dengan
variable lain. Semua variable mempunyai status penting, namun jika
dibandingkan antara dua status dibawah ini, kita dapat menentukan
mana yang lebih bermakna dalam penelitian ;
a. Kebiasaan hidup sehari – hari motivasi berprestasi
b. Motivasi berprestasi etos kerja
c. Etos kerja keberhasilan kerja

Suharsimi Arikunto mengatakan, variable dapat luas dan dapat pula sempit
(tunggal). Seorang peneliti dituntut untuk mampu menjabarkan variable
penelitian karena banyak dan sempitnya sub – variable akan menentukan
hipotesis, aspek dalam instrument, dan banyak ragam data yang
dikumpulkan, yang selanjutnya akan mencerminkan halus kasarnya atau
luas sempitnya kesimpulan.

Bab XII : Menentukan Sumber Data


Dalam bab ini Suharsimi (2010;171-189) Arikunto menjelaskan
tentang pengertian sumber data, populasi, sampel, dan penelitian kasus.
Suharsimi mengatakan yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya,
maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan.

Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek


penelitian ini, maka dikenal 3 jenis penelitian :
1. Penelitian populasi
2. Penelitian sampel
3. Penelitian kasus

Menurut Suharsimi Arikunto mengatakan populasi adalah keseluruhan


subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi
sensus.
Dilihat dari jumlahnya, maka populasi dapat :
Jumlah terhingga (terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu), seperti
contoh nomor 1, 2, dan 3 diatas.
Jumlah tak terhingga (terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari
batasannya). Mungkin senjata itu kini sudah jadi, sudah direproduksi oeh
pabrik, tetapi mungkin juga belum diproduksi oleh pabrik, atau bahkan
sudah rusak dan dimusnahkan.
Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat didalam populasi,
maka juga disebut sensus.

Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi


yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Suharsimi Arikunto mengatakan yang dimaksud dengan


menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai
suatu yang berlaku bagi populasi. Ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan sampel yaitu :
1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan
populasi, maka kerepotannya tentu kurang.
2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikwatirkan ada yang
terlewati.
3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang,
waktu, dan tenaga).
4. Adakalanya dengan penelitian populasi berarti destruktif (merusak).
Bayangkan kalau meneliti keampuhan senjata yang dihasilkan oleh
pabrik, misalnya granat, maka sambil meneliti, kita juga
menghabiskannya.
5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena
subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga
pencatatanya bisa menjadi tidak teliti.
6. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian
populasi.
Suharsimi mengatakan pengambilan sampel harus dilakukan sedemikan
rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar – benar dapat
berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representative.

Suharsimi Arikunto mengatakan penelitian kasus adalah suatu penelitian


yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilyahnya, maka
penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit.
Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.

Suharsimi Arikunto memaparkan sebuah contoh kasus dibawah ini yaitu:


Disuatu kelas terdapat seorang siswa yang sangat menonjol, lain dari yang
lain. Jika diajar tidak pernah tenang, sifatnya keras, suka membantah. Tetapi
prestasiya luar biasa baik. Siswa seperti ini pantas dijadikan kasus yag
dijadikan subyek dalam penelitian kasus. Di dalam penelitian tersebut siswa
diselidiki, apa sebab mempunyai tingkah laku demikian, apa latar
belakangnya, bagaimana sejarahnya dan seterusnya.
Untuk memperjelas keterangan tentang penenelitian Populasi, penelitian
Sampel dan penelitian Kasus, brikut contohnya :
Suharsimi memaparkan sebuah contoh penelitian Populasi yaitu:
Peneliti bermaksud mengetahui penggunaan buku paket di SMP se Daerah
Istimewa Yogyakarta. Peneliti mengumpulkan data dari seluruh SMP yang
ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, baik SMP Negeri maupun Swasta.
Kesimpulannya berlaku bagi SMP seluruh wilayah propinsi tersebut.

Suharsimi Arikunto memaparkan sebuah contoh penelitian Sampel dibawah


ini yaitu :
Penelliti ingin mengetahui penggunaan buku paket di SMP se daerah
Istimewa Yogyakarta. Berhubung keterbatasan tenaga, waktu, dan dana,
maka peneliti mengumpulkan data dari beberapa SMP disetiap kabupaten
dan kotamadya, ada yang negeri, berstatus disamakan, diakui dan terdaftar,
dengan mempertimbangkan pula besar kecilnya sekolah. Kesimpulan yang
diambil dari penelitian ini berlaku bagi seluruh SMP di Daerah
IstimewaYogyakarta.
Suharsimi memaparkan sebuah contoh penelitian Kasus dibawah ini yaitu:
Peneliti ingin mengetahui penggunaan buku paket di salah satu SMP di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan bermacam – macam pertimbangan
akhirnya peneliti menentukan SMP XXX sebagai tempat penelitiannya.
Setelah data terkumpul dan diolah maka peneliti memperoleh kesimpulan
mengenai bagaimana SMP XXX menggunakan buku paket. Kesimpulan
tersebut hanya berlaku bagi SMP XXX itu saja.

Suharsimi Arikunto mengatakan yang dimaksud dengan unit analisis dalam


penelitian adalah satuan tertentu yang dihitungkan sebagai subjek penelitian.
Contoh :
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti ingin mengetahui metode
mengajar yang banyak digunakan oleh guru – guru di SMA. Berdasarkan
atas contoh penelitian ini, maka yang dimaksud dengan objek penelitian
atau variable penelitian adalah metode mengajar (yang digunakan guru),
yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah guru, dan sebagai sumber
data peneliti adalah guru itu sendiri (diwawancarai, diberi angket atau
diamati waktu mengajar) serta kepala sekolah yang sekiranya mengetahui
tentang jenis metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Bab XIII : Menentukan Dan menyusun instrumen


Dalam bab ini, Suharsimi Arikunto (2010;191-262) menjelaskan
tentang metode dan instrumen, jenis-jenis metode atau instrumen
pengumpulan data, penentuanpengadaan instrumen, keampuhan instrumen,
kekeliruan dalam menguji instrumen,dan penyediaan tolak ukur. Suharsimi
Arikunto mengatakan metode dan instrumen, memberikan pengantar untuk
menentukan dan menyusun instrumen yang didalamnya akan membahas
variabel dan kategorisasi, kita telah berlatih mengidentifikasikan variabel
serta nenjabarkannya menjadi sub–variabel, mengarah ke variabel tunggal.
Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data,
sedangkan instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan
data itu. Yang termasuk dalam metode pengumpulan data ialah, tes, angket,
atau kuesioner,observasi, wawancara, pedoman observasi, check-list.
Penentuan metode pengumpulan data ditentukan oleh variabel, sampel,
lokasi, pelaksana, biaya, dan waktu. Agar dalam meneliti diperoleh
kesimpulan yang benar, maka data harus benar. Untuk itu diperlukan
instrumen yang baik, yakni valid dan reliabel. Maka pengadaannya harus
melalui prosedur pelaksanaan, penulisan item, penyuntingan, uji coba, dan
revisi.
Bab XIV : Pengumpulan data
Dalam bab ini, Suharsimi Arikunto (2010;264-275) akan membahas
tentang arti pengumpulan data, penggunaan tes, penggunaan kuesioner atau
angket, penggunaan metode interviu, penggunaan metode observasi, dan
penggunaan metode dokumentasi. Suharsimi Arikunto menjelaskan
pengumpulan data dimana setiap manusia memiliki kecenderungan untuk
melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang ingin didegarkan, dan
melakukan apa yang menjadi keinginannya.

Suharsimi mengatakan anggapan dasar ini sering mengganggu peneliti


sebagai manusia di dalam mengadakan pengamatan namun mengamati
bukanlah hanya melihat objek (Kerlinger) mengatakan bahwa
mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua
bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian,
menghitungnya, mengukurnya, dan mencatat.

Suharsimi Arikunto mengatakan metode observasi adalah suatu usaha sadar


untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis. Katanya
mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan benda. Kejadian
atau pengalaman lewat mata namun menggunakan teknik interviw tes atau
kuesioner, juga digolongkan sebagai mengamati. Jadi mengumpulkan data
adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interviu, tes
observasi, kuesioner, dan sebagainya. Dengan metode apa pun,
pengumpulan data haruslah dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang
sesuai dengan harapan.

Suharsimi Arikunto mengatakan yang penting bagi penelitian adalah bahwa


metode-metode terwebut dilaksanakan secara objektif, tidak dipengaruhi
oleh keinginan pengamat. Secara umum maka latihan mengadakan
pengumpulan data baik kuesioner, interviu, maupun observasi, dilaksanakan
dua tahap. Tahap yang pertama, memahami dan mempelajari instrumen dan
memahami bagaimana cara menggunakannya. yang kedua, latiahan atau
praktik dengan mencoba melakukannya.

Bab XV : Analisis Data


Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;277-381) membahas
tentang langkah-langkah dalam analisis data, persiapan, tabulasi, data
penelitian membandingkan antara dua variabel, penelitian komparasi,
penelitian korelasi, penelitian membandingkan antara dua variabel,
penelitian komparasi, dan penelitian korelasi. Suharsimi mengatakan
penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, analisi data
penelitian deskriptif, adalah:
1. Persiapan : mengecek nama, isian, macam data.
2. Tabulasi : memberi skor, memberi kode, mengubah jenis data, coding
dlam coding form.
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan
a. Penelitian deskriptif: persentasi dan komparasi dengan kinerja yang
telah ditentukan.
b. Penelitian komparasi: dengan berbagai teknik korelasi sesuai dengan
jenis data.
c. Penelitian eksperimen: diuji hasilnya dengan t-test.
Bab XVI : Menarik Kesimpulan
Dalam bab ini Suharsimi (2010;384-392) menjelaskan tentang
pengertian, kesimpulan penelitian non-statistik, kesimpulan penelitian
statistik, dan penggunaan tabel statistik. Suharsimi mengatakan dalam
menarik kesimpulan penelitian harus dibuat berdasarkan data yang
diperoleh, dan harus sinkron dengan problematik dan hipotesis.

Suharsimi Arikuntoro mengatakan kesimpulan yang dibuat atau dari


penelitian non-statistik didasarkan atas kriteria atau standar yang telah
ditentukan, sedangkan kesimpulan yang diambil dari penelitian statistik
adalah yang menggunakan teknik statistik untuk menganalisis datanya,
didasarkan atas harga kritik yang tertera didalam tabel. Suharsini
mengatakan untuk berkonsultasi dengan tabel maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah:
1. Besarnya taraf signifikansi (t.s 5% atau t.s. 1%).
2. Derajat kebebasan ( tergantung dari teknik analisis yang digunakan ).
3. Perumusan satu arah atau dua arah ( tergantung dari bagaimana
merumuskan hipotesis ).

Bab XVII : Menulis Laporan


Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;394-400) membahas
tentang aturan penulisan, kapan menulis laporan, dan format laporan.
Suharsimi Arikunto mengatakan membuat laporan penelitian merupakan
langkah terakhir dari serentetan kegiatan penelitian. Laporan penelitian
sangat penting artinya bagi kemajuan ilmu pengetahuan karena orang
menjadi tahu apa yang telah dilakukan orang lain.

Suharsimi Arikunto mengatakan untuk dapat dipahami pembaca, maka


menulis laporan harus mengikuti aturan dan forat yang umum. Lebih baik
lagi dan saat ini lazim dibuat sebelum bab I disajikan abstrak atau ringkasan
dari kerja penelitian.
III. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R & D (Prof. Dr.
Sugiyono)

1. Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan apabila :

a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah merupakan penyimpangan antara masalah dengan yang seharusnya
terjadi, antara lain aturan dengan pelaksanaan, antara teori dan praktek,
antara rencana dengan pelakasanaan. Dalam menyusun proposal
penelitian, masalah aharus ditunjukkan dengan data, baik data hasil
penelitian sendiri ataupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk
menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka datra orang miskin
sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas,
maka penelitian dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi
tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Untuk
kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya
pengaruh jamu terhadap derajat kesehatan. (Halaman 23)
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Dapat berbentuk
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena
yang empiris yang dapat diukur. Misalnya ingin mengaetahui IQ anak-
anak dari masyarakat tertentu.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan terhadap validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu. (Halaman 24)

2. Metode Kualitatif
Metode kualitatif digunakan apabila

a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin


malah masih gelap. Kondisi secam ini cocok diteliti dengan metode
kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek,
melakukan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga masalah
akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti
akan melakukan ekplorasi terhadap suatu objek. Ibarat orang akan mencari
sumber minyak, tambang emas dan lain-lain.

b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala social sering
tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang.
Sebagai contoh orang yang menangis, tertawa memiliki makna tertentu,
sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi menjadi tanda
Tanya menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang
menyatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan 1 orang menyatakan
tidak, mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian
kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari
dicium, dalam penelitian kualitatif, semakin banyak istri dicium maka
malah manjadi tanda Tanya, jangan-jangan hanya pura-pura. Data untuk
mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok dengan metode
kualitatif dangan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan
serta, dan dokumentasi. (Halaman 24).
Masalah

· Sumber masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan.
Stoner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau
dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan,
adanya pengaduan dan kompetisi. (Halaman 32)

a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan

Didunia in yang tetap hanya perubaha, namun sering perubahan itu


tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan daapt
menimbulkan masalah. Orang biasanya menjadi pimpinan pada bidang
pemerintahan harus berubah kebidang bisnis. Orang yang biasanya
menulis menggunakan mesin ketik manual harus bergantu dengan
computer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya terjadi setelah

terjadi perubahan.

b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan


kenyataan

Suatu rencana yang telah ditetapkan tetapi hasilnya tidak sesuai


dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Jadi untuk
menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya
penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.

c. Ada pengaduan

Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah,


ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produknya maupun ,
pelayanan yang diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi
tersebut. (Halaman 33)

d. Adanya kompetisi

Adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan masalah besar,


bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerjasama. Perusahaan pos dan giro
merasa mempunyai masalah setelah adanya biro jasa lain yang menerima
titipan surat, titipam barang, adanya handphone untuk SMS, email. Dalam
proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data.
Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan
dengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah SDM yang terbatas,
jenjang pendidikan yang rendah, komptensi dan produktivitas yang masih
rendah. (Halaman 34)

Rumusan Masalah

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan


kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah
itu merupakan suatu perntanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan antara masalah dengan
rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus berdasarkan
pada masalah.
· Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
Bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan
penelitian menurut tingkat ekplanasi (level of explanation). Bentuk masalah
dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan
asosiatif.

a. Rumusan masalah deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik
hanya pada satu variable atau lebih (variable yang beridiri sendiri). Jadi
dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada
sample yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang
lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah deskriptif


1) Seberapa baik kinerja cabinet bersatu?

2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri


berbadan hukum?

3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?

4) Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi


masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang
kesehatan? (Halaman 35)

b. Rumusan masalah komparatif

Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang


membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih
sample yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan
swasta? (Satu variable pada dua sample)
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta
nasional dan perusahaan asing? (dua variable pada dua sample)
3) Adakah perbedaan kenyamaan naik kereta api dan bus menurut
kelompok masyarakat?
4) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari
kota, desa dan gunung? (satu variable pada tiga sample)
5) Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten A dan B
dalam hal pelayanan kesehatan?
c. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat
tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/ reciprocal/ timbal balik.

1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variable atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal
maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

a) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat


manisnya buah.
b) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan
jumlah kejahatan? (Halaman 36)
2) Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variable independent (variable yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi), contoh:

1) Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi kerja?


2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
Contoh judul:

a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen


X?
Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Yang mana tidak diketahui mana variable independent dan dependen.
Contoh:

1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan


motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi
motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan
kecerdasan karena gizi terpenuhi.(Halaman 37)
Variabel Penelitian

1. Pengertian
Kalau ada pertanyaan apa yang sedang diteliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variable penelitian. Jadi variable penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.

Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang


atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu or ang dengan orang yang
lain. Atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).
Variable dapat juga merupakan atribut dari budang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja
merupakan atribut-atribut dari setiap orang.

Dinamakan variable karena adanya variasi. Misalnya berat badan


dapat dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi
antara yang satu dengan yang lain. Jadi kalau peneliti ingin memilih variable
penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan
keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variable yang tidak ada
variasinya bukan dikatakan sebagai variable. Untuk dapat bervariasi, maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek variasi
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau
sifat yang akan dipelajari. Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan
status sosial, jenis kelamin, golongan gaji produktivitas kerja dll. Dibagian
lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat
yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, dengan demikian variabel itu
merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutanya Kidder (1981) menyatakan
bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel


penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Halaman 38)

2. Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain
maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

a. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa


Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Komitmen Kerja

(Variabel Independen)

Produktivitas Kerja

(Variabel Dependen)

b. Variabel Moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut
juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan
istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin
renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak
c. Variabel dependen
adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga
adalah sebagai variabel yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan
produktivitas kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan
iklim kerjasangat baik, dan hubungan akan semakin rendah bila peranan
pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja. (Halaman 39)

IV. EDUCATIONAL RESEARCH Planning, Conducting, and Evaluating


Quantitative and Qualitative Reserach – 3rd ed. (John W. Creswell)

A. Bagian Pertama (BAB I - II) – Pengantar Penelitian Pendidikan


Buku ini memuat masalah etika yang terjadi sepanjang proses penelitian, dari
dimulainya ide, melalui pengumpulan data, analisis, pelaporan, dan penggunaan
penelitian. Buku ini memuat ide-ide baru, referensi, dan penulis berfokus pada bidang
pengembangan etika melakukan penelitian.
Bab 1 dan 2 telah digabungkan untuk memusatkan perhatian pada ide-ide penting.
Selain itu, tujuan pada awal bab sesuai dengan topik sentral. Pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif terus dibahas sebagai bentuk penelitian yang kontinum (bukan
dua pendekatan yang terpisah).
Dalam buku ini, pembahasan tentang kuantitatif dan kualitatif penelitian lebih
mencerminkan kontinum ini.
Dalam buku ini masalah etika dibahas pada seluruh bab. Pada Bagian III membahas
secara khusus tentang desain penelitian. Misalnya, masalah etika yang unik untuk
penelitian eksperimental, penelitian survei, penelitian naratif, dan metode campuran
penelitian untuk beberapa desain bab. Selain itu, bab desain ini sekarang termasuk pada
fitur baru yang disebut " Dilema Etis " di mana pembaca diperkenalkan dengan masalah
etika khusus yang mungkin timbul dalam menggunakan desain. Pembaca juga diminta
untuk mempertimbangkan bagaimana untuk mengatasi masalah tersebut.
Sebagian besar artikel sampel yang digunakan di seluruh buku ini 'baru' dan
Referensi yang digunakan dalam edisi ini merupakan edisi terakhir. Pada akhir setiap
bab dikemukakan saran agar menggunakan sumber tambahan untuk dipertimbangkan
sebagai informasi lebih lanjut tentang topik-topik tertentu.
B. Bagian Kedua (BAB III – X) Tahap-tahap Dalam Proses Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah.
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau
tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat
pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb).
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu
sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain.
b. Tinjauan Teoritis
Kajian pustaka dalam suatu penelitian ilmiah adalah salah satu bagian penting dari
keseluruhan langkah-langkah metode penelitian. Cooper dalam Creswell mengemukakan
bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada
pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan
saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi
celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep
pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara
detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori
atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian.

Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut
Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:

1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari


materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan
dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara
lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai
dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-
teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel
penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian
yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan
pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang
sudah ada.

c. Tujuan Hipotesis dalam Penelitian


Cresswell menjelaskan tentang hipotesis adalah pernyataan dalam penelitian
kuantitatif yang mana peneliti membuat prediksi atau dugaan tentang hasil hubungan
antara atribut atau karakteristik. Secara tradisional digunakan dalam percobaan, mereka
melayani, seperti penelitian pertanyaan, untuk mempersempit pernyataan tujuan
memperoleh prediksi. Prediksi ini tidak hanya sebuah pendidikan saja namun sebaliknya,
para peneliti basis mereka hasil dari penelitian di masa lalu dan sastra mana peneliti telah
menemukan hasil tertentu dan sekarang dapat menawarkan prediksi apa penyidik lainnya
akan menemukan saat mereka mengulangi studi dengan orang baru atau pada situs-situs
baru. Dengan demkian kita akan menemukan hipotesis ini menyatakan pada awal studi,
biasanya pada akhir pengenalan. Peneliti juga menempatkan mereka segera setelah
review literatur atau bagian terpisah yang berjudul hipotesis. Biasanya para peneliti selalu
memajukan beberapa hipotesis, seperti tiga atau empat hipotesis.
Jenis-jenis Hipotesis
Hipotesis Alternatif ; Cresswell menjelaskan dalam kontras ke hipotesis nol, Anda
dapat menulis sebuah hipotesis alternatif. Anda akan menggunakan sebuah hipotesis
alternatif jika Anda pikir ada akan perbedaan berdasarkan hasil dari penelitian di masa
lalu atau penjelasan atau teori yang dilaporkan dalam literatur. Dua jenis hipotesis
alternatif terarah dan nondirectional.
Dalam sebuah hipotesis alternatif yang terarah, peneliti memprediksi arah
perubahan, perbedaan, atau hubungan untuk variabel dalam total populasi orang. Seorang
peneliti memilih sampel dari orang-orang dari populasi dan memprediksi bahwa nilai
akan lebih tinggi, lebih baik, atau mengubah dalam beberapa cara. Formulir ini khas
untuk menulis hipotesis ini ditemui dalam literatur lebih dari jenis lain dari hipotesis
Variasi pada hipotesis arah adalah hipotesis bebas terarah. Dalam hipotesis
alternatif nondirectional peneliti memprediksi perubahan, perbedaan, atau hubungan
untuk variabel dalam populasi tetapi tidak menunjukkan apakah arah prediksi ini akan
menjadi positif atau negatif, atau lebih atau kurang. Nondirectional alternatif ini tidak
sepopuler alternatif arah karena peneliti tidak mengambil sikap tentang arah hubungan
antara variabel .
Hipotesis Nol ; Cresswell menjelaskan hipotesis nol adalah bentuk paling
tradisional menulis sebuah hipotesis. Hipotesis nol membuat prediksi bahwa dari semua
kemungkinan orang-orang yang peneliti mungkin belajar (yaitu, disebut populasi umum),
ada hubungan antara variabel dependen dan independen atau ada perbedaan antara
kelompok variabel independen atau variabel dependen.
Untuk belajar hipotesis ini, kita akan memilih sampel dari semua orang yang
mungkin dan menarik kesimpulan dari analisis statistik ini sampel populasi. Hipotesis nol
mungkin mulai dengan frase yang ada tidak ada perbedaan antara kelompok atau ada
tidak ada hubungan antara (atau antara) variabel.
Cresswell juga menjelaskan mirip dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian,
hipotesis sempit pernyataan tujuan dalam penelitian kuantitatif, tetapi hipotesis
memajukan prediksi mengenai apa yang peneliti berharap untuk menemukan. Peneliti
dapat membuat prediksi ini karena masa lalu studi dalam literatur yang menunjukkan
hasil tertentu. Juga, hipotesis tidak digunakan untuk menggambarkan sebuah variabel
seperti yang ditemukan dalam kasus pertanyaan penelitian. Mereka juga tidak digunakan
sesering mungkin pertanyaan penelitian karena mereka mewakili pernyataan resmi
hubungan dan prediksi hubungan mungkin tidak diketahui. Peneliti mempersempit fokus
studi untuk setidaknya satu hipotesis yang menyediakan prediksi tentang hasil penelitian.
Kesimpulan dari bab ini adalah alasan utama untuk tujuan pernyataan, penelitian
hipotesis, dan penelitian pertanyaan adalah untuk sinyal besar arah atau maksud dari
studi. Mereka yang paling penting elemen dalam studi. Tujuan pernyataan pendidikan
adalah sebuah kalimat di sebuah studi yang menyatakan keseluruhan arah atau tujuan dari
studi. Penelitian pertanyaan yang pertanyaan yang fokus tujuan dari studi ke spesifik
dalam bidang penyelidikan. Hipotesis yang pernyataan yang sempit tujuan tertentu
pernyataan menjadi prediksi tentang hubungan antara variabel.
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan
untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai
kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan
laporan penelitian.
Ada 2 macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja, yang juga disebut hipotesis alternatif
(Ha) dan hipotesis nol (Ho) (hipotesis nihil) yang juga disebut hipotesis statistik.
Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat:
a. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha (ɑ).
b. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta (β). Cara
menguji hipotesis, menggunakan daerah kurva normal. Apabila harga Z-score terletak di
daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan, tidak diterima.
d. Pengumpulan Data Kuantitative , Pengumpulan Data Kualitative
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang
paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan
metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya.
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau
kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai
proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan
berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara
atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview, kuesioner (angket), observasi.
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa
teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi,
dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Sebelum masing-masing teknik
tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang
harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut
dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang
memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang
harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi
yang diperoleh.
e. Menganalisis dan Menginterpretasi Data Kuantitative dan Data Kualitative
f . Laporan dan Evaluasi Penelitian
C. Bagian Ketiga (BAB XI – XVIII) Desain Penelitian
Penggunaan Teori : Bab ini membahas tentang definisi teori, penempatannya
dalam penelitian kuantitatif dan bentuk-bentuk alternative yang dapat dipakai dalam
rencana tertulis. Dalam penelitian Kuantitatif, Hipotesa, pertanyaan penelitian dan tujuan
harus dilandaskan pada kerangka pengetahuan teoritis. Dalam disertasi kuantitatif bagian
rencana penelitian dapat digunakan untuk menjelaskan teori yang menjadi landasan
penelitian.
Sudut Pandang Kuantitatif. Kerlinger (1979); mendefinisikan Teori sebagai
serangkaian bagian ( variabel), definisi dan dalil yang saling berhubungan yang
menghadirkan sebuah pandangan sistimatis tentang fenomena dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Dengan demikian Teori merupakan serangkaian bagian ( variable) yang saling
berhubungan, yang dibentuk menjadi dalil atau hipotesa yang menentukan hubungan
antar variable ( khususnya dalam hal ukuran atau arah). Labovitz dan Hagedom(1971)
menambah definisi dengan ide “ pemikiran teoritis” yang didefinisikan sebagai ‘
menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan saling
berhubungan.
Bagian Teori dalam penelitian kuantitatif dapat disebut sebagai “ Grounded
theory”, pemikiran teoritis, atau sudut pandang teoritis. Seperti yang digunakan oleg
Cresweel.
( juga digunakan di the American Educational Research Association).
Cresswell menggunakan perumpamaan pelangi untuk menjelaskan pengertian
Kerlinger (1979) dan Labovitz dan Hagedon ( 1971) tentang sebuah teori. Pelangi
menjembatani variabel ( susunan) bebas dan variabel terikat dalam sebuah penelitian.
Lalu pelangi ini menyatukan variabel-variabel tersebut dan memberikan penjelasan
gamblang bagaimana dan mengapa kita mengharap variabel bebas untuk menjelaskan
atau meramalkan variabel terikat.
Bentuk Teori : Dapat berupa serangkaian hipotesa, pernyataan logis ”
jika....maka” atau model visual. Sebuah teori dapat dinyatakan sebagai serangkaian
pernyataan ” jika....maka” yang menjelaskan mengapa kita mengharap variabel bebas
untuk mempengaruhi atau mengakibatkan variabel terikat: Contoh:” jika frekuansi
interaksi antara dua orang atau lebih meningkat kemungkinan mereka saling menyukai
akan meningkat, dan sebaliknya ....orang yang memilliki perasaan saling menyukai akan
mengungkapkan perasaan itu dalam kegiatan melebihi kegiatan sistem eksternal dan
kegiatan ini dapat memperkuat oerasaan suka tersebut. Makin sering seseorang
berinteraksi dengan orang lain, dalam beberapa hal makin mirip kegiatan dan perasan
mereka.”

Teori tersebut dapat disajikan sebagai sebuah model visual ; Blalock (1969)
menyusun kembali teori verbal kedalam model sebab musabab, sehingga pembaca dapat
memvisualisasikan hubungan timbal balik variabel bebas, variabel intervensi, dan
variabel terikat. Sebagai contoh dalam gambar berikut;

X1
+

+ Y1
+
X2
+ Z1
+

- Y2

X3

Variabel bebas variabel mediasi variabel terikat


Pada model visual tersebut tiga variabel bebas mempengaruhi sebuah variabel
terikat yang ditengahi oleh pengaruh dua variabel intervensi.

Model Penulisan Sudut Pandang Teoritis Kuantitatif


Berikut adalah prosedur yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi teori yang
menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat:
- Lihatlah pustaka dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan yang mungkin dapat
berguna.
- Lihat juga penelitian – penelitian sebelumnya yang menyoroti topik tersebut atau
topik yang berhubungan. Gunakan sebuah teori yang menjelaskan hipotesa atau
pertanyaan utama dalam penelitian.
- Ajukan pertanyaan pelangi.
- Masukkan teori, dalil utama teori, informasi tentang penggunaan teori dalam
penelitian terdahulu dan aplikasinya dan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
teori tersebut berhubungan dengan penelitian ke dalam pembahasan teori
kuantitatif.
Sudut Pandang Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif penggunaan teori tidak sejelas dalam penelitian
kuantitatif. Istilah yang digunakan untuk ”teori” beragam menurut jenis desain.
Misalnya dalam studi Grounded Theory yang menggunakan teori berlandaskan pada
informasi dan informan. Dalam studi etnografi kritis peneliti juga memulai dengan
sebuah teori yang menjelaskan penelitian mereka. Dalam studi kasus Lincolm dan Guba
(1985) mengacu ke teori pola sebagai penjelasa yang berkembang selama penelitian
naturalistis atau kualitatif.

DEFINISI, PEMBATASAN, DAN SIGNIFIKANSI

Peneliti mendefinisikan masalah dengan maksud agar pembaca memahami


konteks kata-kata yang digunakan atau pengertiannya yang tidak lazim atau terbatas (
Castetter Heisler, 1977)
Definisi Istilah-istilah : Definisikan istilah – istilah yang mungkin tidak
dimengerti oleh individu di luar bidang penelitian. Pendefinisian ini dilakukan pada saat
istilah pertama muncul. Untuk disertasi biasanya istilah – istilah didefinisikan dalam
bagian khusus. Setiap istilah harus didefinisikan baik dalam penelitian kualitatif maupun
kuantitatif.
Definisikan istilah saat pertama muncul, sehingga pembaca tidak membaca
proposal dengan pemahaman definisi tertentu dan di akhir tulisan menemukan bahwa
penulis menggunakan definisi lain. Mendefinisikan istilah juga menambah ketepatan
suatu penelitian ilmiah.
Kata-kata dalam bahasa sehari-hari kaya akan makna ganda; Bahasa ilmiah
dengan tegas memisahkan makna ganda ini dari kata-kata dalam hal ketepatan. Oleh
karena itu harus akurat dalam penggunaan bahasa dan istilah-istilah.
Batas dan Pembatasan
Parameter lain untuk menentukan batas, pengecualian, syarat, dan kualifikasi dalam
setiap penelitian; batas dan pembatasan ( Castettr & Heisler,1977). Baik dalam penelitian
kualitatif maupun kuantitatif. Gunakan pembatasan untuk menyoroti bagaimana ruang
lingkup penelitian akan dipersempit. Berikan batas – batas untuk mengidentifikasi
potensi kelemahan penelitian.
Contoh : Pembatasan; Pada awal penelitian ini akan membatasi pada mewawancarai
dan mengamati obyek di suatu tempat . Batas; Prosedur pengambilan contoh mengurangi
kemampuan generalisasi temuan-temuan.Batas; dalam penelitian kualitatif ini temuan-
temuan dapat menjadi subyek penafsiran lain ( Kunes, 1991, hal 21-22)
Arti Penting Penelitian
Signifikansi penelitian harus menjelaskan pentingnya penelitian tersebut bagi
kalangan tertentu. Pertimbangkan untuk menulis pernyataan tentang signifikansi
penelitian bagi para peneliti, praktisi dan pengambil kebijakan.

METODE KUANTITATIF

Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah penting dalam menyusun metode


kuantitatif bagi suatu studi peneltiian, secara khusus untuk studi survey atau studi
eksperimen.
Definisi : Fowler (1998) bahwa sebuah desain survey memberikan uraian
kuantitatif maupun numeric sejumlah pecahan populasi – sample- melalui proses
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan pada orang. Lalu dari pengumpulan
data ini memungkinkan peneliti untuk menyamaratakan temuan-temuan dari suatu
sampel tanggapan terhadap populasi.
Bagian-bagian rencana metode survey . Desain bagian metode survey mengikuti
sebuah format standar, dalam buku ini diberikan contoh format dengan lima bagian
penting.
1. Desain Survei . Dalam suatu proposal disertasi atau artikel jurnal, disampaikan
tujuan dan dasar pemikiran untuk memilih desain survey, dan jenis desain survey.
Tujuan penelitian survey adalah untuk menyamaratakan dari sample ke populasi
sehingga dapat dibuat kesimpulan tentang karakteristik, sikap atau perilaku populasi (
Babie, 1980). Topik bahasan dapat mencakup:
Berikan referensi untuk tujuan ini dari salah satu naskah metode survey.
Tunjukkan bahwa survei merupakan jenis prosedur pengumpulan data yang dipilih u ntuk
penelitian tersebut. Keuntungan desain survei adalah penghematan desain, cepatnya
perubahan dalam pengumpulan data, dan kemampuan untuk mengidentifikasi sifat-sifat
suatu populasi dari sekelompok kecil individu . Tunjukkan apakah survei tersebut cross-
sectional ( informasi survei dikumpulkan pada suatu saat) atau survei longitudinal (
informasi dikumpulkan selama jangka waktu tertentu).Sebutkan bentuk pengumpulan
data, apakah melalui pos kepada responden dalam sampel, dilakukan melalui wawancara,
langsung atau lewat telepon.Berikan dasar pemikiran untuk prosedur pengumpulan data
dengan menggunakan argumen-argumen yang berdasarkan pada biaya, keberadaan dan
kenyamanan.
Populasi dan Sampel ; Bebarapa aspek yang perlu dijelaskan dalam rencana
penelitian ; Jelaskan populasi dalam penelitian . Tentukan apakah desain pengambilan
sampel untuk populasi ini terdiri dari tahap tunggal atau banyak tahap.Identifikasi
bagaimana individu-individu akan dipilih Bahas apakah populasi yang dipilih secara acak
ini akan dibagi menjadi tingkatan-tingkatan, sehingga karakteristik tertertu terwakili
dalam sampel dan sampel mencerminkan karalkteristik populasi yang sesungguhnya
(Fowler, 1988) Identifikasi karakteristik yang dipakai dalam membagi populasi yang
dipilih secara acak menjadi tingkatan-2 (jenis kelamin,tingkat penghasilan, pendidikan ).
Sebutkan prosedur pemilihan sampel acak dan daftar atau kerangka pengambilan sampel.
Sebutkan jumlah orang dalam sampel dan bagaimana jumlah ini ditentukan.
Instrumentasi;Informasi tentang instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data
merupakan bagian penting dari suatu rencana metode survei. Perhatikan hal berikut;
Identifikasi instrumen survei yang akan digunakan dalam penelitian Jika berencana untuk
menggunakan instrumen yang sudah ada, uraikan keabsahan dan reliabilitas item dan
skala dalam instrumen tersebut. Masukkan item-item sampel sehingga dapat diketahui
item sebenarnya yang digunakan. Sebutkan bagia-2 kandungan pokok dalam instrumen
seperti surat sampul (Dillman,1978 memberi daftar item penting untuk dimasukkan
dalam surat sampul).
Bahas rencana untuk pengujian dan pengujian lapangan survei dan berikan dasar
pemikiran untuk prosedur ini Untuk survei yang dikirim lewat pos, identifikasi langkah-
langkah yang akan diambil dalam melaksanakan dan menindaklanjuti survei untuk
mendapatkan tingkat respon tinggi.
Variabel-variabel dalam Penelitian; Pada awal desain penelitian ,baik dalan judul,
tujuan dan pertanyaan, hipotesa sudah disampaikan variabel-2 dalam penelitian.
Selanjutnya dalam tahap rencana penelitian ini suatu teknik yang penting adalah
menghubungkan variabel-2 tersebut dengan instrumen survei.
Analisa Data;
Langkah-langkah analisa data;
1. Sebutkan bahwa informasi tentang jumlah survey yang kembali dan yang
tidak kembali akan dilaporkan
2. Bahas metode yang akan digunakan untuk menentukan bias respon
3. Laporkan bahwa akan dilakukan analisa deskriptif terhadap seluruh variabel
bebas dan terikat dalam penelitian.
4. Jika mengembangkan skala sendiri dalam suatu instrumen, bahas bagaimana
item-2 survei akan digabungkan kedalam skala dimensi bebas dan terikat
dengan menggunakan analisa faktor.
5. Identifikasi statistik yang akan digunakan untuk membandingkan kelompok
atau menghubungkan variabel dan menjawab pertanyaan penelitian atau
tujuan penelitian.

Bagian-bagian rencana metode eksperimen ; Bagian-bagian pembahasan metode


eksperimen mengikuti bentuk standar; subyek, materi, prosedur dan ukuran. (Anderson,
1991, Rosenthal dan Rosnow, 1991.
Subyek; jelaskan apakah subyek akan dipilih secara acak atau dengan memilih; Sebutkan
apakah subyek akan ditempatkan secara acak atau dalam kelompok-kelompok
eksperimen. Sebutkan apakah subyek akan dipasangkan dan juga ditempatkan secara
acak kedalam kelompok perlakuan. Sebutkan jumlah subyek dalam masing-masing
kelompok dan prosedur untuk menetapkan ukuran kelompok.
Variabel; Identifikasi variabel-variabel bebas, sebutkan kondidi atau faktor perlakuan
dalam suatu eksperimen.
Instrumentasi dan material ; Sepertihalnya pemilihan seluruh instrumen, seuah rencana
penelitian yang baik membutuhkan pembahasan menueluruh tentang instrumen atau
instrumen-instrumen tersebut; perkembangannya, item, skala, dan reliabilitas serta
keabsahan.
Contoh bagian metode eksperimen; Metode subyek; subyeknya adalah 150 mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah sosiologi, psikologi, dan komunikasi di Universitas
menengah dan perguruan tinggi lokal di pantai barat. ( penulis menjelaskan subyek yang
ikut dalam penelitian)
Perubahan Desain dan Eksperimen ; Penelitian ini menggunakan desain faktor 3 x 2 x 2 :
Orientasi konsultan ( humanistik non-gender, feminis liberal, atau radikal) x pernyataan
nilai x identifikasi subyek dengan feminisme. Data item tertentu yang kadang hilang
ditangani dengan prosedur penghapusan pairwise. (penulis menjelaskan desain
menyeluruh)

PROSEDUR KUALITATIF

Pembahasan dalam bab ini terfokus kepada keputusan-keputusan desain penting


untuk merencanakan suatu penelitian. Prosedur penelitian kualitatif adalah mengajukan
asumsi desain kuantitatif, menetapkan jenis khusus desain, menggambarkan peran
peneliti, membahasa pengumpulan data, menentukan priosedur pencatatan data,
mengidentifikasi prosedur analisa data, menyebutkan langkah-langkah pembuktian, dan
menggambarkan hasil naratif penelitian.
Asumsi Desain Kualitatif;
Penting untuk lebih dulu bahas empat atau lima asumsi atau karakteristik dasar model
penelitian kualitatif dan merujuk ke perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Contoh, Merriam (1988) menyebutkan 6 asumsi;
1. Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukannya hasil atau
produk.
2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup,
pengalaman, dan struktur dunianya masuk akal.
3. Peneliti kualitatif merupakan instrument pokok untuk pengumpulan dan analisa
data. Data didekati melalui instrument manusia, bukannya melalui inventaris,
daftar pertanyaan , atau mesin.
4. Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik berhubungan
dengan orang, latar, lokasi, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku
dalam latar alamiahnya.
5. Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti penelititertarik pada proses,
makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar.
6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membangun
abstraksi, konsep, hipotesa, dan teori dan rincian.
Karakteristik masalah penelitian kualitatif adalah; (a) konsepnya ” tidak matang ”
karena kurangnya teori dan penelitian terdahulu, (b) pandangan bahwa teori yang sudah
ada mungkin tidak tepat, (c) kebutuhan untuk mendalami dan menjelaskan fenomena dan
untuk mengembangkan teori, atau (d) hakekat fenomenanya mungkin tidak cocok dengan
ukuran-ukuran kuantitatif.
Prosedur Pengumpulan Data;
Langkah-langkah pengunpulan data melibatkan;

1. menetapkan batas-batas penelitian,


2. mengumpulkan informasi melalui pengamatan wawancara, dokumen, dan
bahan-bahan visual, dan
3. menetapkan aturan untuk mencatat informasi.
Ide penelitian kualitatif adalah dengan sengaja memilih informan ( dokumen atau
bahan-bahan visual) yang dapat memberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian.
Prosedur Pencatatan Data; Sebelum memasuki lokasi, peneliti kualitatif
merencanakan pendekatan pencatatan data. Apa yang akan dicatat? Dan bagaimana data
itu dicatat? Merupakan dua masalah penting yang perlu mendapat perhatian.
Prosedur Analisa Data; Data yang dihasilkan melalui metode kualitatif sangat
banyak. Sementara Data analisa juga mengharuskan peneliti terbuka terhadap
kemungkinan dan melihat pertentangan atau penjelasan alternatif temuan.
Beberapa hal untuk membimbing pengembanngan analisa data kualitatif;
1. Sebutkan dalam rencana bahwa analisa data akan dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data, interpretasi data, dan penulisan lapporan
naratif. Analisa kualitatif berbeda dengan analisa kuantitatif dalam hal
membagi dan menggabungkan kegiatan pengumpulan data, analisa data
dan penulisan hasil.
2. Sebutkan bagaimana proses analisa kualitatif akan didasarkan pada
”pengurangan” dan ”interpretasi” data ( marshall & Rossman, 1989)
3. Sebutkan rencana untuk menyajikan informasi dalam bentuk matriks
(Miles dan Hubeman, 1984)
4. Identifikasi prosedur pengkodean yang akan digunakan untuk mengurangi
informasi menjadi tema atau kategori.

Langkah-langkah Pembuktian; Menentukan keakuratan laporan, membahas


kemungkinan generalisasi laporan tersebut dan mengajukan kemungkinan meniru sebuah
penelitian sebelumnya dianggap sebagai bukti ilmiah penelitian ilmiah. Buku ini
menyarankan untuk pentingnya menyoroti konsep keabsahan dan reliabilitas dalam
suatu rencana kualitatif dan menyusun konsep ini didalam prosedur yang muncul dari
tulisan kualitatif.
Naratif Kualitatif; Suatu rencana prosedur kualitatif harus menghasilkan bagian
tentang naratif yang muncul dari analisa data. Naratif dalam penelitian kulitatif
menyajikan informasi dalam bentuk naskah atau gambar.
Beberapa hal tentang Naratif; Sebutkan bentuk yang akan digunakan dalam
naratif. Dalam tingkat makro seperti; jenis cerita naratif; potret realita langsung tanpa
informasi pekerja lapangan ; cerita pengakuan, dengan fokus lebih besar kepada pekerja
lapangan; cerita kesan, momon singkat tentang suasana lapangan dalam bentuk dramatis (
Van Maanem, 1988, hal 7); Dalam tingkat Mikro penulis dapat memasukkan
pembahasan tentanng kesepakatan naratif seperti; menggunakan kutipan panjang, pendek
dan kutipan yang ada dalam naskah secara bervariasi.; menysun naskah percakapan;
menyajikan informasi naskah dalam bentuk tabular; memasukkan kutipan dan penafsiran
(penulis) secara bergantian menggunakan indeks untuk menandai kutipan-kutipan
informan; menggunakan kata ganti orang pertama saya atau kata ganti kolektif kita dalam
bentuk naratif.

DESAIN KUALITATIF DAN KUANTITATIF GABUNGAN


Gabungan Metode dan Desain;
Ide untuk menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam sebuah studi
tunggal banyak berhubungan dengan pembahasan tentang menggabungkan metode,
menghubungkan paradigma dengan metode, dan menggabungkan desain-desain
penelitian dalam semua tahap penelitian.
Model-model Desain Gabungan;
Ada tiga model desain gabungan yang ada dalam pustaka;
1. Menguntungkan bagi seorang peneliti untuk menggabungkan metode-
metode guna lebih memahami konsep yang diuji atau didalami
2. Pertimbangkan untuk menggabungkan paradigma pada beberapa tahap
proses penelitian.
3. Gunakan desain dua tahap, desain dominan-kurang dominan, atau desain
metodologi gabungan untuk menggabungkan pendekatan-pendekatan
kualitatif dan kuantitatif dalam sebuah studi tunggal.
Model dan Tahap-tahap Desain; Untuk menjelaskan masing-masing model, dalam
buku ini menghubungkan model-model dengan tahap-tahap dalam desain penelitian.
Pendahuluan; Terdapat perbedaan tipis antara desain pendahuluan kaulitatif dan
kuantitatif. Dalam pendahuluan kualitatif pembaca akan menemui pustaka minimum-
hanya untuk membahas masalah; bahasa untuk menyatakan desain yang berkembang dan
kata-kata untuk menyampaikan bahwa peneliti berharap untuk memahami, menemukan,
mengembangkan suatu teori; sedangkan pendahuluan kuantitatif; pembaca akan
menemukan dasar yang kuat dalam pustaka, sebuah teori yang akan diuji, bahasa umum
dalam penulisan.

PENULISAN ILMIAH
Rencana disertasi ilmiah merupakan sebuah dokumen tertulis. Oleh karena itu harus
dapat meyakinkan pembaca tentang nilai penelitian dengan cara yang jelas dan tepat.
Proses penulisan harus menghasilkan naskah yang bermutu dan dapat dipahami dan
dibangun kohensi kedalam penelitian dengan menggunakan istilah-istilah yang sesuai,
menyusun pemikiran naratif dalam tahap-tahap dan menyatukan kalimat dan paragraf.

Penggunaan kata naratif yang sesuai, tata bahasa yang baik, dan perampingan ‘ isi ‘
kalimat merupakan teknik-teknik yang berguna.

Penulisan sebagai Pemikiran ; Semua penulis berpengalaman tahu bahwa penulisan


adalah pemikiran dan penyusunan konsep suatu topik. Disarankan sebagai berikut ;
- Diawal proses penelitian tulis Ide, bukan membicarakannya.
- Buat beberapa draft penulisan, jangan berusaha memperbaiki draft pertama.
Franklin (1986), menyarankan model penulisan yang terdiri dari tiga tahap yang memberi
panduan bagi penulis ilmiah;
1. Buat garis besar tersebut dapat berupa kalimat, skema kata atau peta visual ide.
2. Buat draft dan susun bagian-bagian struktural naskah dengan merubah dan
memilih ide-ide dan dengan memindahkan seluruh paragraf dalam naskah.
3. Perbaiki kalimat.
Kebiasaan Menulis ; Tentukan proses penulisan disiplin penulisan berdasarkan pada
landasan tetap dan berkesinambungan. Disebut Proses penulisan karena penulisan aktual
kata-kata diatas kertas hanya merupakan bagian dari proses berpikir, mengumpulkan
informasi dan memeriksa naskah.
Boice (1990), menawarkan ide tentang mengembangkan kebiasaan menulis yang baik :
1. Dengan bantuan prinsip prioritas, buatlah menulis sebagai kegiatan sehari-hari,
bagaimanapun suasana hati dan kesiapan untuk menulis.
2. Jika anda merasa tidak memiliki waktu untuk menulis secara teratur, mulailah dengan
membuat bagan kegiatan sehari-hari untuk satu atau dua minggu dalam blok-blok
setengah jam.
3. Menulislah ketika pikiran anda segar.
4. Hindari menulis asal-asalan.
5. Menulislah sedikit-sedikit tetapi teratur.
6. Buat jadwal penulisan
7. Buat daftar harian.
8. Rencanakan diatas tujuan sehari-hari
9. Diskusikan tulisan dengan teman-2 yang mendukung
10. Cobalah menulis dua atau tiga masalah secara bersamaan.
Bisa tidaknya Naskah Dibaca ; Agar naskah cepat dan lancar untuk dibaca
perhatikan ;
1. Gunakan istilah-2 yang konsisten di sepanjang naskah
2. Pertimbangkan bagaimana jenis-2 ’’pemikiran’’ naratif yang berlainan dapat
membimbing pembaca.
Kalimat, Tata Bahasa dan Isi ; Menulis buku penuh dengan aturan dan prinsip yang
harus diikuti tentang penyusunan kalimat dan pemilihan kata. Yang baik ide-ide tentang
kalimat aktif, tata bahasa, dan perampingan ’’isi’’ memperkuat dan menghidupkan
penulisan ilmiah. Gunakan kalimat aktif sebanyak mungkin dalam penulisan ilmiah.
Menurut Ross- Larson (1982), ’’Jika subyeknya dikenai tindakan, kalimatnya pasif,
tandanya adalah variasi kata kerja bantu, seperti was, will be, have been, dan is being.
Program-program Komputer untuk Penulisan; Program pengolahan kata berada
dalam satu bagian dengan program pemeriksa ejaan dan tesaurus. Carilah program
pengolahan kata profesional canggih yang memuat ciri-ciri diatas. Program software
komputer pemeriksa ungkapan juga membantu penulis memperbaiki bahasa. Misalnya,
Correct Grmmar ( lifetree software, inc.1989) memiliki program pemeriksa ungkapan
tingkat tinggi yang dapat mencari 1400 kesalahan dalam penulisan. Caranya; Setelah
menyusun proposal atau penelitian, masukkan proposal tersebut kedalam suatu program
seperti correct grammar, maka program tersebut tidak hanya mencari kesalahan tetapi
juga akan memberi saran perbaikan.
Menemukan sumber-sumber untuk kajian komprehensif dari literatur melibatkan
beberapa strategi dan berbagai sumber. Tinjauan literatur, artikel teoritis danprimer,
sumber empiris yang diterbitkan dalam jurnal dianggap sumber terbaik karena ini
memberikan informasi yang paling rinci tentang metode penelitian.

D. PENILAIAN/REVIEW TERHADAP KELIMA BUKU

BUKU UTAMA

I. Buku : Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kuanlitatif


Penulis : Drs. Gempur Santoso, Drs., M.Kes

KELEBIHAN BUKU :
Pada buku ini penulis banyak menuliskan atau memasukan pendapat para ahli
sehingga membuat pembaca memiliki banyak referensi mengenai para ahli yang
bersangkutan dengan topik yang dibahas.
Kemudian salah satu kelebihan buku ini juga terdapat pada pemilihan bahasanya
yang ringan atau bahasa yang tidak terlalu berat sehingga para pembaca mudah
untuk mengerti maksud dari suatu topik yang dibahas dalam buku ini.

KELEMAHAN BUKU :
Dalam sisitem pengetikan, buku ini banyak terdapat salah ketik, salah ketik disini
maksudnya seperti pada bab 2 halaman 4 paragraph ke-3

II. Buku : Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Keempat


Penulis : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.
KELEBIHAN BUKU
 Secara design cover buku terlihat menarik dan hasil cetakan cover terlihat
berkualitas.
 Desain cover buku cocok dengan isi buku yaitu berkaitan dengan pendidikan
dengan gambar seorang dosen yang sedang mengajar.
 Rata-rata isi buku tiap bab dan sub bab nya dilengkapi dengan pendapat para
ahli.
 Setiap pembahasan slalu ada catatan di akhir tentang poin-poin penting dari isi
materi buku.
 Isi buku keseluruhan mudah di pahami

KEKURANGAN BUKU
 Pada beberapa teori para ahli masih ada menggunakan pendapat dari tahun
90an (kurang update).
 Pada bab pertama masih ditemukan kutipan yang berasal dari Wikipedia.
 Masih ada ditemukan pembahasan yang berbelit-belit.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan buku ini sangat bermanfaat untuk orang yang ingin belajar
atau ingin memulai suatu penelitian dengan mengetahui konsep-konsep dasar
penelitian hingga bagaimana menjadi seorang peneliti. Dilengkapi dengan teori
para ahli dan adanya poin-poin penting ditiap pembahasan sehingga sangat mudah
dipahami. Pada buku ini kita juga mengerti ternyata peneliti itu mempunyai hak
dan kewajiban serta paradigma-paradigma tentang penelitian baik itu kualitatif
maupun kuantitatif. Namun, buku ini juga tidak luput dari kekurangan seperti
yang telah penulis sebutkan. Tetapi, dengan segala kekurangan buku tersebut
buku ini sangat layak untuk dimiliki terutama bagi kalangan mahasiswa awal
yang akan malakukan pnelitian.

BUKU PEMBANDING

Buku : Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Keempat


Penulis : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.

KELEBIHAN BUKU
 Secara design cover buku terlihat menarik dan hasil cetakan cover terlihat
berkualitas.
 Desain cover buku cocok dengan isi buku yaitu berkaitan dengan pendidikan
dengan gambar seorang dosen yang sedang mengajar.
 Rata-rata isi buku tiap bab dan sub bab nya dilengkapi dengan pendapat para
ahli.
 Setiap pembahasan slalu ada catatan di akhir tentang poin-poin penting dari isi
materi buku.
 Isi buku keseluruhan mudah di pahami

KEKURANGAN BUKU
 Pada beberapa teori para ahli masih ada menggunakan pendapat dari tahun
90an (kurang update).
 Pada bab pertama masih ditemukan kutipan yang berasal dari Wikipedia.
 Masih ada ditemukan pembahasan yang berbelit-belit.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan buku ini sangat bermanfaat untuk orang yang ingin belajar
atau ingin memulai suatu penelitian dengan mengetahui konsep-konsep dasar
penelitian hingga bagaimana menjadi seorang peneliti. Dilengkapi dengan teori
para ahli dan adanya poin-poin penting ditiap pembahasan sehingga sangat mudah
dipahami. Pada buku ini kita juga mengerti ternyata peneliti itu mempunyai hak
dan kewajiban serta paradigma-paradigma tentang penelitian baik itu kualitatif
maupun kuantitatif. Namun, buku ini juga tidak luput dari kekurangan seperti
yang telah penulis sebutkan. Tetapi, dengan segala kekurangan buku tersebut
buku ini sangat layak untuk dimiliki terutama bagi kalangan mahasiswa awal
yang akan malakukan pnelitian.

III. Buku : Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan praktik


Penulis : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
“PROSEDUR PENELITIAN”, yang ditulis oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
dapat diperoleh kesimpulan bahwa materi tersebut memberikan konsep penting
mengenai suatu pendekatan praktik. Mulai dari kegiatan penelitian, alur dan ragam
penelitian, penelitian evaluatif, cara mengadakan penelitian, memilih masalah,
studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar,
merumuskan hipotesis, memilih pendekatan, menentukan variabel, menentukan
sumber data, menentukan dan menyusub instrumen, pengumpulan data, analisis
data, menarik kesimpulan dan menulis laporan.

Suharsimi Arikunto mengatakan munculnya penelitian kualitatif dapat dikatakan


hampir bersamaan. Jenis penelitian ini dapat dikatakan “meledak” dan menjadi
populer ketika buku Lexy Moleong terbit tahun 1998. Suharsimi Arikunto
mengatakan setelah itu banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
yang sebetulnya belum terlalu menguasai materi teori dan ciri-ciri penelitian
tersebut secara mendalam. Akibatnya, banyak penelitian yang disebut sebagai
penelitian kualitatif tetapi sebetulnya dapat dikatakan hanya deskriptif saja.
Menurut Moleong (2008 ; hal 8-12), ada sebelas karakteristik penelitian kualitatif
yang harus dipenuhi, yaitu : (1) latar ilmiah, (2) manusia sebagai alat, (3) metode
kualitatif, (4) analisis data secara induktif, (5) teori dari dasar (grounded theory),
(6) deskriptif, (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas yang
ditentukan oleh fokus, (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) desain
yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Dari karakteristik yang cukup banyak tersebut, tidak banyak orang yang memiliki
kemampuan yang dipersyaratkan.
Suharsimi Arikunto mengatakan, jika kita mengikuti tulisan Sugiyono (2010 ; 291),
judul-judul penelitian kualitatif yang disarankan antara lain: (1) model perencanaan
pendidikan di era otonomi daerah, (2) makna menjadi guru bagi masyarakat, (3)
model korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pengelolaan pendidikan, (4) profil guru
yang efektif mendidik anak, (5) makna gotong royong membangun sekolah.
Suharsimi Arikunto mengatakan penelitiannya akan sangat sulit karena menangkap
makna dari fenomena yang sifatnya naturalistik. Dibandingkan dengan penelitian
mahasiswa sebagai berikut dalam sajian judul-judul kelompok kedua berikut. (1)
pengelolaan sarana pendidikan di SMKN 1 Surakarta, (2) implementasi jam belajar
masyarakat di kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta, (3) pengelolaan kegiatan
ekstra kurikuler Bahasa Daerah di SD sekecamatan X, (4) implementasi KTSP oleh
guru-guru di SMP Lombok Barat, (5) kualitas pembelajaran Seni Budaya di SMPN
Ungaran Jawa Tengah. Judul-judul penelitian kelompok kedua ini ruang
lingkupnya sempit dan sudah dapat diantisipasi kira-kira datanya seperti apa dan
hasilnya juga seperti apa.

Berangkat dari berbagai kondisi-kondisi seperti yang dijelaskan di atas, maka


penulis mengambil posisi bahwa pemikiran Prof. Dr. Suharsimi Arikunto adalah
sebagai berikut. Yang pertama, penulis sangat sepakat bahwa apa yang dijelaskan
oleh Suharsimi dalam bukunya yaitu tentang “Prosedur Penelitian” sangat
berpengaruh besar dalam melakukan penelitian karena dalam pembahasannya
sudah disertai dengan contoh-contoh sehingga, mahasiswa atau calon peneliti
dengan mudah melakukan penelitian tersebut.
Yang kedua, penulis dapat menilai isi buku yang di tulis oleh Suharsimi Arikunto,
bahwa penulisannya sudah sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu, sesuai dengan
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sistematika penulisannya sudah terstruktur
dengan baik, sehingga setiap pokok bahasan jelas apa yang akan di bahas dan dapat
memudahkan pembaca untuk memahami materi yang di bahas.

Yang ketiga, penulis menemukan keunggulan dalam buku legendarisnya Suharsimi


Arikunto yaitu : (1) Setiap pokok bahasan dan sub bab-sub babnya tersusun dengan
format yang baik, sehingga mudah untuk dipahami. (2) Terdapat istilah asing yang
disertai dengan artinya. Dengan adanya istilah asing dapat membantu dan
menambah kosakata pembaca tentang bahasa inggris. Dan dengan ada arti dari
istilah asing tersebut, memudahkan pembaca untuk memahami artinya. Contoh : (1)
Representative : mewakili populasi, (2) Description reseach : penelitian deskriptif.
Definisi mengenai prosedur penelitian disajikan dengan bahasa yang mudah untuk
dipahami. Selain itu juga ada penjelasan mengenai bagaimana prosedur itu
diperoleh, fungsi dan disertai dengan ilustrasi dan contohnya.

Yang keempat, penulis menemukan kekurangan dalam buku legendarisnya


Suharsimi Arikunto. Dalam penulisan buku ini terutama pada materi “Ilmu
Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah” terdapat beberapa kekurangan jika
dibandingkan dengan buku lain yang berjudul “Metodologi Penelitian Kuantitatif
untuk Psikologi dan Pendidikan” yaitu : (1) Tidak dijelaskannya mengenai
pengertian dari suatu pengetahuan secara detail. (2) Format penulisan yang
terkadang membuat pembaca terkecoh karena penjelasan dalam bentuk alinea
bukan numerik.
Contoh :
Ilmu dan “comon tense” berbeda tajam dalam beberapa hal. Perbedaan itu berkisar
pada kata “sistematik” dan “terkendali”. Perbedaan pertama, penggunaan pola.
Kedua, tidak adanya pembahasan singkat pada bagian yang dianggap penting.
Ketiga, tidak dijelaskan bagaimana keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan, Metode
Ilmiah, dan Penelitian. Keempat, terdapat sumber pustaka yang tidak terbaru atau
last update seperti pada Ilmu Pengetahuan dan Pikiran Sehat Whitehead (Kerlinger,
1998).
EDUCATIONAL RESEARCH Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reserach – 3rd ed
A. KEUNGGULAN
Setelah mengulas keseluruhan isi buku utama dan kedua buku pembanding, berikut
akan diuraikan mengenai keunggulan atau kelebihan dari buku utama, yaitu
EDUCATIONAL RESEARCH Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reserach – 3rd ed. dibandingkan dengan kedua buku
pembanding. Adapun keunggulannya akan diuraikan dalam tiap poin berikut ini:
1. Pada awal setiap bab, penulis mendeskripsikan hal apa yang bisa didapat oleh para
pembaca setelah membaca buku tersebut. Hal ini tidak dimuat pada buku
pembanding 1.
2. Pada setiap akhir bab, penulis menuliskan pertanyaan-pertanyaan atau kegiatan apa
yang dapat didiskusikan agar pemahaman pembaca terhadap materi yang diuraikan
lebih mendalam dan juga dapat membantu untuk mencapai tujuan yang
sebelumnya telah dideskripsikan di awal bab.
3. Pada akhir buku, penulis mencantumkan Appendix, yaitu dokumen tambahan yang
disertakan untuk melengkapi suatu buku atau dokumen. Dokumen tersebut berupa
contoh proposal kualitatif dan kuantitatif, dan tahap-tahap perhitungan standard
deviasi. Hal ini tidak dimuat pada buku pembanding 1 dan pembanding 2.
4. Penulis mencantumkan Indeks, yaitu suatu daftar kata-kata penting dalam suatu
buku, yang tercantum setelah daftar rujukan sebelum lampiran-lampiran (jika ada),
atau biasanya juga terdapat pada halaman akhir buku. Hal ini tidak dimuat pada
buku pembanding 1 dan pembanding 2. Fungsi indeks adalah: 1) mempermudah
pembaca memahami suatu kata yang belum dimengerti, 2) mempercepat pembaca
ketika ingin menemukan suatu topik pembicaraan.
5. Cover buku sangat menarik, sehinnga membuat pembaca ingin membacanya

B. KELEMAHAN
Dalam setiap hal yang ada di dunia ini pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitu juga dengan buku EDUCATIONAL RESEARCH Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Reserach – 3rd ed.. Setelah diuraikan
mengenai keunggulan dari buku tersebut di bagian sebelumnya, berikut ini adalah
kelemahan dari buku tersebut:
1. Penulis tidak menuliskan tentang arti atau makna dari penelitian, sementara pada
buku pembanding 1 maupun pembanding 2 dan lainnya di halaman pertama
terlebih dulu dijelaskan mengenai arti dari penelitian pendidikan menurut para ahli
serta manfaat dan karakteristik penelitian. Hal ini penting sebab agar pembaca lebih
tau mengenai apa dan untuk apa seseorang melakukan penelitian.
2. Buku utama tidak mencamtumkan glossary, seperti yang ada pada buku
pembanding 2 dan lainnya . Glossary adalah daftar kata atau istilah ilmiah, yang
memuat definisi/makana/arti dari kata-kata tersebut, yang penting untuk membuat
pembaca yang kurang mengetahui kata yang mungkin masih jarang didengar oleh
pembaca.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara keseluruhan buku-buku metode penelitian yang sudah dibahas diatas ini sangat
bermanfaat untuk orang yang ingin belajar atau ingin memulai suatu penelitian dengan
mengetahui konsep-konsep dasar penelitian hingga bagaimana menjadi seorang peneliti.
Dilengkapi dengan teori para ahli dan adanya poin-poin penting ditiap pembahasan
sehingga sangat mudah dipahami. Pada buku-buku ini kita juga mengerti ternyata peneliti
itu mempunyai hak dan kewajiban serta paradigma-paradigma tentang penelitian baik itu
kualitatif maupun kuantitatif. Namun, buku-buku ini juga tidak luput dari kekurangan
seperti yang telah penulis sebutkan. Tetapi, dengan segala kekurangan buku tersebut
buku ini sangat layak untuk dimiliki terutama bagi kalangan mahasiswa yang akan
melakukan pnelitian.

B. SARAN
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini dan penulisan karya
tulis ilmia di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai