BEBAT 5 Revisii
BEBAT 5 Revisii
Disusun oleh :
Tingkat 3B/Semester VI
JURUSAN KEPERAWATAN
TANGERANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen Bencana dengan judul “BALUT
TEKAN MENGGUNAKAN ELASTIS VERBAN DAN MITELA PADA
PERGELANGAN KAKI” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu. Kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan
Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
https://edoc.site/makalah-pembalutan-dan-pembidaian-2017-pdf-free.html
ii
Siti Yunaydah. 2018. Bebat Ekstermitas Bawah. Tangerang : Poltekkes
Kemenkes Banten
Https://id.scribd.com/document/371939295/BEBAT-EKSTERMITAS-
BAWAH
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan gawat darurat (emergency nursing) merupakan
pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien
dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan. Kegiatan
pelayanan keperawatan menunjukkan keahlian dalam pengkajian pasien,
setting prioritas, intervensi krisis dan pendidikan kesehatan masyarakat.
Fraktur merupakan salah satu contoh dari kegawatdaruratan. Fraktur
adalah diskontinuitas dari jaringan tulang yang biasanya disebabkan
adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. Fraktur dapat terjadi
dengan patahan tulang dimana tulang tetap berada di dalam atau disebut
fraktur tertutup atau di luar dari kulit tulang atau disebut fraktur terbuka.
Fraktur tertutup dan terbuka dapat dilakukan pembidaian dan pembalutan
dimana tujuannya untuk tetap mempertahankan posisi tulang. Pada
kegawatdaruratan fraktur terbuka dan tertutup dapat ditangani dengan
pertolongan pertolongan pertama pertama yaitu pembidaian dan
pembalutan.
Pembalutan luka merupakan tindakan keperawatan untuk
melindungi luka dengan drainase tertutup, kontaminasi mikroorganisme
yang dapat dilakukan dengan menggunakan kasa steril yang tidak melekat
pada jaringan luka.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini makalah ini adalah untuk memahami
teknik pembalutan pada kegawatdaruratan.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan pengertian pembalutan
2. Untuk menjelaskan tujuan pembalutan
3. Untuk menjelaskan manfaat pembalutan
1
4. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip pembalutan
5. Untuk menjelaskan macam-macam pembalutan
6. Untuk menjelaskan kegunaan pembalutan.
7. Untuk menjelaskan Teknik pembalutan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembalutan
Pembalutan atau bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang
cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan
mempunyai peran penting dalam membantu mengurangi bengkak,
kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan
jaringan luka.
B. Tujuan Pembalutan
Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Menahan sesuatu seperti:
a. menahan penutup luka
b. menahan pita traksi kulit
c. menahan bidai
d. menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran
(sebagai "splint")
e. menahan rambut kepala di tempat
2. Memberikan tekanan, seperti terhadap :
a. kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom
b. adanya ruang mati (dead space)
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera.
4. Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang cedera.
C. Manfaat Pembalutan
1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah.
2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo.
3. Memberikan tekanan, misal pada ekstremitas inferior dapat
meningkatkan laju darah vena.
4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas.
3
5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai)
6. Memberi kehangatan, misal bandage flanel pada sendi rematik.
D. Prinsip-prinsip Pembalutan
Derajat penekanan yang dihasilkan oleh suatu pembebatan sangat
penting untuk diperhatikan, penekanan yang diberikan tidak boleh
meningkatkan tekanan hidrostatik yang berakibat meningkatkan edema
jaringan, juga jangan sampai mengganggu sirkulasi darah di daerah luka
dan sekitar luka.
Derajat penekanan tersebut ditentukan oleh interaksi yang kompleks
antara empat faktor utama yaitu :
a. Struktur fisik dan keelastisan dari pembebat.
b. Ukuran dan bentuk ekstremitas yang akan dibebat.
c. Keterampilan dan keahlian dari orang yang melakukan pembebatan.
d. Bentuk semua aktivitas fisik yang dilakukan pasien.
Tekanan dari suatu pembebat merupakan fungsi dari tekanan oleh
bahan pembebat, jumlah lapisan pembebat dan diameter dari ekstremitas
yang dibebat. Hubungan faktor-faktor ini telah disusun oleh Hukum
Laplace yang menyatakan bahwa ”tekanan dari tiap lapisan pembebat
berbanding lurus dengan tekanan pembebat dan berbanding terbalik dengan
diameter dari ekstremitas yang dibebat”.
Hal yang penting dalam pembebatan adalah metode dari pembebatan
itu sendiri, karena pada prakteknya pembebatan dilakukan dengan bentuk
spiral di mana terjadi overlapping antar pembebat yang menentukan
jumlah lapisan yang melingkari titik tertentu pada ekstremitas. Overlap 50
% secara efektif menghasilkan tekanan dua lapis, overlap 66 % secara
efektif menghasilkan tekanan tiga lapisan. Hal ini perlu mendapat perhatian
agar tidak terjadi penekanan berlebihan pada suatu titik di daerah
pembebatan yang dapat mengakibatkan nekrosis jaringan.
4
E. Pentingnya Pemilihan Lebar Pembebatan yang Tepat
Pada pembebatan diperlukan pemilihan pembebat yang tepat karena
hal ini sangat mempengaruhi besarnya tekanan yang diberikan oleh
pembebat pada bagian yang dibebat. Sesuai formula di atas bahwa tekanan
tiap lapis pembebatan berbanding lurus dengan tahanan yang diberikan
serta berbanding terbalik dengan diameter lokasi pembebatan dan lebar
pembebat sehingga semakin lebar pembebat tekanan yang dihasilkan
makin kecil.
F. Macam-macam Pembalut
Macam-macam pembalut diantaranya adalah :
1. Kain Segitiga (Mitella)
5
3. Elastis verban
G. Kegunaan Pembalut
1. Agar terhindar dari cahaya
2. Agar tidak terkena debu atau kotoran supaya
3. Untuk penekanan, penarikan, penahanan atau penunjang, pengunci dan
imobilisasi ( anggota itu tidak dapat bergerak ).
H. Tipe-Tipe Pembebat
a. Stretchable Roller Bandage
Pembebat ini biasanya terbuat dari kain, kasa, flanel atau bahan
yang elastis. Kebanyakan terbuat dari kasa karena menyerap air dan
darah serta tidak mudah longgar. Jenis-jenisnya :
1) Lebar 2.5 cm : digunakan untuk jari-kaki tangan
2) Lebar 5 cm : digunakan untuk leher dan pergelangan tangan
3) Lebar 7.5 cm : digunakan untuk kepala, lengan atas, daerah, fibula
dan kaki.
4) Lebar 10 cm : digunakan untuk daerah femur dan pinggul.
5) Lebar 10-15 cm : digunakan untuk dada, abdomen dan punggung.
6
Gambar 2. Roller bandage
b. Triangle Cloth
Pembebat ini berbentuk segitiga terbuat dari kain, masing-masing
panjangnya 50-100 cm. Digunakan untuk bagian-bagian tubuh yang
berbentuk melingkar atau untuk menyokong bagian tubuh yang terluka.
Biasanya dipergunakan untuk luka pada kepala, bahu, dada, tangan,
kaki, ataupun menyokong lengan atas.
c. Tie shape
Merupakan triangle cloth yang dilipat berulang kali. Biasanya
digunakan untuk membebat mata, semua bagian dari kepala atau wajah,
mandibula, lengan atas, kaki, lutut, maupun kaki.
d. Plaster
Pembebat ini digunakan untuk menutup luka, mengimobilisasikan
sendi yang cedera, serta mengimobilisasikan tulang yang patah.
Biasanya penggunaan plester ini disertai dengan pemberian antiseptic
terutama apabila digunakan untuk menutup luka.
e. Steril Gauze (kasa steril)
Digunakan untuk menutup luka yang kecil yang telah diterapi
dengan antiseptik, antiradang dan antibiotik.
7
Kain segitiga di lipat-lipat dari sisi alas sampai 2/3 tinggi kain, lalu
letakan alas (yang telah di lipat tadi) di pangkal tumit. Kedua
ujungnya di lilitkan di pergelangan tadi membentuk angka 8. Setelah
diulang secukupnya, lalu disimpulkan ke sisi dorsal pergelangan kaki.
2. Penggunaan Pembalut Elastis pada Pergelangan Kaki (Balutan Angka
8 / figure of eight)
8
mengistirahatkan da mendekatkan kedua ujung ligamen tersebut
kemudian baru di balut. Untuk menghindari teregangnya balutan ini,
gunakan plester selebar 2-3 cm dengan cara : dari sisi medial
melingkari tumit ke sisi lateral, lalu dari sisi medial punggung kaki
melingkari tumit ke sisi lateral, demikian selang-seling. Plester harus
cukup panjang hingga mencapai kulit yang tidak terbalut. Balutan ini
harus diganti setiap 4-6 hari.
3. Putaran Sirkuler (circular turns)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pergelangan kaki adalah struktur mekanis yang padat dan kompleks
yang disatukan oleh sebuah jaringan luas yang terdiri dari ligamen, otot dan
tendon yang bekerja bersama-sama untuk memberikan sokongan yang kuat
dan mobilitas bagi tubuh. Tiga buah tulang menyusun sendi pergelangan kaki,
yang memfasilitasi gerakan naik dan turun. Cedera pergelangan kaki adalah
keseleo pergelangan kaki ketika ligamen yang mendukung tulang-tulang
pergelangan kaki teregang atau robek, untuk penanganan cedera pergelangan
kaki di lakukan pembebatan/ pembalutan. Pembalutan/bebat adalah
penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan
tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam membantu
mengurangi bengkak, kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu
mengurangi ketegangan jaringan luka.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan informasi bagi
mahasiswa tentang konsep pembidaian pada pergelangan kaki.
10
11