Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER (IPDV)

“TUGAS ILMU PENYAKIT PENCERNAAN I”

Nama : Roisyah Nur Arifah

NIM : 061711133263

PERTANYAAN :

Menurut anda lebih baik mana, memberikan konsentrat dalam bentuk basah (combor, misal
dedak dicampur air) pada sapi atau dalam bentuk kering.

Bagaimana pula memberikan konsentrat pada kuda, lebih baik dalam bentuk basah atau bentuk
kering. Berikan penjelasan!!

JAWABAN :

Jawaban pertanyaan pertama:

Pemberian konsentrat pada sapi merupakan pemberian pakan tambahan. Melalui


penambahan sedikit pakan tambahan, kebutuhan pakan persatuan ternak dapat dikurangi
(Sarwono dan Arianto, 2002). Selain itu, pemberian pakan dengan mengatur jarak waktu antara
pemberian konsentrat dengan hijauan akan meningkatkan produksi (Syahwani, 2004).

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Risyad Sidqi dengan judul Pengaruh Pemberian
Konsentrat Basah dan Kering Terhadap Efisiensi Produksi Susu dan Efisiensi Ransum
Terhadap Sapi Perah Peranakan FH disebutkan bahwa pemberian konsentrat tanpa air dapat
mebantu meningkatkan fermentasi pada rumen. Fermentasi rumen yang maksimum dapat
meningkatkan hasil produksi.

Sedangkan menurut Siregar (1994),menyatakan bahwa pemberian konsentrat yang


dicampur air akan menghasilkan campuran yang benar-benar homogen. Dijelaskan lebih lanjut
oleh Sindoeredjo (1960), bahwa pemberian konsentrat dengan cara basah akan menambah
palatabilitas dan daya telan pakan, sehingga akan meningkatkan konsumsi pakan. Yang perlu
diperhatikan bila pemberian bentuk basah adalah konsentrat tersebut harus habis dalam sekali
pemberian sehingga tidak terbuang. Dalam penelitian disebutkan bahwa pemberian konsentrat
baik basah maupun kering tidak terlalu menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal
produksi. Namun untuk efisiensi pakan , konsentrat basah dinilai lebih efisien. Sedangkan
untuk kecernaan konsentrat basah juga dinilai lebih baik dari konsentrat kering. Namun, bila
konsentrat basah tersisa akan menjadi sumber penyakit dikarenakan akan menjadi tempat
tumbuhnya mikroorganisme.

Dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Veteriner disampaikan bahwa ruminansia
mempunyai sistem pencernaa lambung depan dengan mekanisme pencernaan mikroba
sehingga semua bahan pakan karbohidrat sederhana atau kompleks yang tertelan akan dicerna
oleh mikroba di dalam rumen dan menghasilkan asam lemak terbang, yang selanjutnya
digunakan sebagai sumber energi. Maka dengan demikian pemberian konsentrat pada sapi
lebih baik diberikan dalam bentuk kering, sebab pemberian konsentrat bentuk kering akan
meningkatkan fermentasi pada rumen yang membantu proses pencernaan dengan mekanisme
pencernaan mikroba dalam rumen sapi. Namun, perlu diperhatikan pemberian konsentrat pada
sapi harus sesuai kebutuhan sapi.

Jawaban pertanyaan kedua :

Dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Veteriner dijelaskan, kuda mempunyai
lambung tunggal, dengan pencernaan mekanik dan enzimatis sehingga pakan akan cerna dan
diabsorbsi di dalam usus, sedangkan karbohidrat kompleks dari hijauan dengan kandungan
serat tinggi yang tidak tercerna dan akan dicerna secara mikrobial di dalam usus besar
menghasilkan asam lemak terbang dan selanjutnya digunakan sebagai sumber energy.
Sedangkan monogastrik hanya bisa mencerna pakan konsentrat dan tidak mampu mencerna
unsur karbohidrat kompleks dengan kandungan serat yang tinggi.

Dengan demikian, menurut saya pemberian konsentrat pada kuda lebih baik diberikan
dalam bentuk konsentrat basah yakni dicampur dengan air, mengingat pencernaan pada kuda
secara mekanik dan enzimatis. Maka dengan konsentrat basah akan membantu kuda dalam
mengunyah bila kuda memiliki susunan gigi yang kurang baik. Kurang sempurnanya
mengunyah pakan dapat menyebabkan kolik pada kuda. Seperti yang dijelaskan dalam kutipan
berikut “Kolik merupakan penyakit saluran pencernaan dan biasanya disebabkan kurang
bermutunya kualitas pakan, pemberian pakan berlebihan, pemberian rumput yang memiliki
kadar air tinggi, kelelahan setelah pengangkutan, keadaan gigi yang kurang baik sehingga
pakan tidak dapat dikunyah dengan sempurna, tertimbunnya gas yang berlebihan pada kolon
dan sekum, adanya ingesta yang terhalang di usus oleh adanya batu usus atau bola serat kasar,
serta larva cacing Strongylus vulgaris (Media Komunikasi Dokter Hewan Indonesia,
2007).”

Maka dapat disimpulkan pemberian konsentrat pada kuda lebih baik menggunakan
konsentrat basah. Hal ini untuk mempermudah proses pencernaannya. Namun dalam
pemberian konsentrat basah pada kuda juga perlu untuk memperhatikan air yang digunakan
untuk mencampur yakni harus air bersih, kemudian juga disesuaikan dengan kebutuhan kuda
supaya dapat habis dalam sekali pemberian dan tidak tersisa agar tidak menjadi sumber
penyakit karena dapat menjadi tempat tumbuhnya mikroorganisme.

DAFTAR PUSTAKA

Triakoso, Nusdianto. 2019. Ilmu Penyakit Dalam Veteriner Ruminansia, Kuda dan Babi.
Surabaya : Airlangga University Press

Sidqi, R., Makin. M., dan Suharwanto, D. “Pengaruh Pemberian Konsentrat Basah Dan
Kering Terhadap Efisiensi Produksi Susu Dan Efisiensi Ransum Terhadap Sapi Perah
Peranakan FH”. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Astuti, A, Erwanto, dan Santosa, Purnama Edy. 2015. “Pengaruh Cara Pemberian
Konsentrat-Hijauan Terhadap Respon Fisiologis dan Performa Sapi Peranakan
Simmental”. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol 3 (4) : 201-207. Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.

Ningtiyas, Sari Cipta. 2011. “Manajemen Pemeliharaan Kuda (Equus caballus) Untuk
Upacara Kenegaraan dan Sarana Kesenjataan di Datasemen Kavaleri Berkuda
(DENKAVKUD) TNI-AD Parongpong”. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai