Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok

FILSAFAT MATEMATIKA

“ALIRAN FORMALISME”

OLEH

STAMBUK NAMA

G2I119021 RIZKI BUDI UTAMI

G2I119022 WA ODE FAIYA

G2I119023 ANDI MIFTHAHUL JANNA MURTI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
ALIRAN FORMALISME

Pelopor aliran formalisme adalah David Hilbert (1862 – 1943).

Berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan tentang struktur

formal dari lambang . Kaum formalis menekankan pada aspek formal dari

matematika sebagai bahasa lambang dan mengusahakan konsistensi dalam

penggunaan matematika sebagai bahasa lambang.

Kaum Formalis membantah aliran logistik dan menyatakan bahwa masalah-

masalah dalam logika sama sekali tidak ada hubungan dengan matematika

Matematika adalah cara/ metode berpikir dan bernalar. Matematika adalah

cara berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan.

Matematika bila ditinjau dari segi epistemology ilmu bukanlah ilmu. Ia lebih

merupakan artificial yang bersifat eksak, cermat dan terbebas dari rona emosi.

Matematika adalah logika yang telah berkembang, yang memberikan sifat

kuantitatif kepada pengetahuan keilmuan.Matematika merupakan sarana berfikir

deduktif yang amat berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan

prediksi-prediksi daripadanya, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan

keilmuan dengan benar dan jelas dan secara singkat dan jelas. Matematika adalah

bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita

sampaikan. Lambang-lambang matematika mempunyai “artificial” yang baru

mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.


Aliran formalisme dalam matematika dapat dilacak pada Bishop Berkeley,

tetapi pencetus utamanya adalah David Hilbert (1862-1943), pada tahun 1925,

diteruskan oleh J. Von Neumann tahun1931 dan H. Curry tahun 1951. Aliran

Formalisme banyak dianut oleh matematikawan Amerika akibat pengaruh Oswald

Veblen dan V.E. Huntington. Aliran ini sering disebut aliran postulatsional atau

aliran aksiomatik dan dalam pendidikan matematika melahirkan jenis matematika

yang disebut matematika modern (New Math) seperti yang sekarang diberikan

di sekolah-sekolah.

Aliran formalisme adalah suatu aliran yang menjadi titik pokok atau

landasan karakteristik filsafat pendidikan matematika. Tokoh utama aliran

formalisme ini adalah seorang ahli matematika asal Jerman yaitu David Hilbert.

Pemikirannya menjadikannya sebagai matematikawan yang berpengaruh pada awal

Abad 20.

Aliran ini, dikembangkan melalui sistem aksioma. Kaum Formalis

memandang Matematika merupakan permainan yang melibatkan lambanglambang

(tidak memiliki makna) dan pernyataan adalah rumus-rumus yang melibatkan

lambang-lambang tersebut.

 Deretan permainan tersebut biasa ditandai dengan :

1. Huruf-huruf dalam Alphabet bahasa Inggris

2. Bilangan 2 ditandai dengan 2, II, SS0.

Walaupun semua sistem Matematika masih menggunakan sistem aksioma,

tetapi menganggap bahwa formalisme menjadi landasan matematika tidak

diterima oleh ahli Matematika yaitu Godel’s. Keberatan bermula ketika Godel
membuktikan bahwa kita tidak mungkin dapat membangun suatu sistem

matematika yang bersifat konsisten dan pada saat yang bersamaan bersifat

lengkap. Pernyataan ini terkenal dengan sebutan Teorema Ketidaklengkapan Godel

(Godel`s Incompleteness Theorem)

Pemikiran aliran formalisme, mempengaruhi buku buku pelajaran dan

kurikulum matematika selama pertengahan abad ke-20 . Oleh karena itu,

kurikulum 1975 adalah contoh kurikulum dari pemikiran aliran Formalisme.

 KURIKULUM 1975 DI TINGKAT SMP

Pada kurikulum ini, tatanan kurikulum berubah dari “ Rencana Pelajaran”

menuju “Kurikulum Berbasis Pada Pencapaian Tujuan “. Kurikulum ini

merupakan kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri.

Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran. Proses belajar pada

kurikulum ini adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-

banyaknya.

1. Guru memulai mengajarkan topik persamaan kuadrat sebagai pokok bahasan

baru bagi siswa dengan menulis rumus persamaan kuadrat di papan tulis.

2. Guru memberi beberapa soal untuk mengasah keterampilan siswa dalam

topik persamaan kuadrat tersebut tanpa memberi kesempatan kepada

siswa untuk memahami sendiri mengapa dan bagaimana persamaan kuadrat

ada dan perlu dipelajari.

 Dari penerapan aliran formalisme tersebut, siswa yang mendapat pengajaran

model guru formalise akan terampil dalam mengolah simbol-simbol tanpa

memahami maknanya, bahkan ada juga siswa yang mengalami dampak buruk
seperti tidak mengerti apa pun tentang yang dipelajarinya karena guru dalam

mengajar tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi

terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.

Sumber :

1. Mahardhika Hatake

https://www.academia.edu/16186047/Filsafatmatematika-140505093201-

phpapp01

2. file:///C:/Users/ANDI%20MAKMUR/Downloads/kelasixformalismelogint-

190121132033.pdf

Anda mungkin juga menyukai