Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya perusahaan-perusahaan tambang untuk mengelolah suatu
endapan mineral membutuhkan atau memerlukan modal yang sangat besar, sehingga
perlunya penelitian untuk endapan mineral yang memiliki kualitas dan kuantitas yang
sangat tinggi supaya perusahaan mendapatkan modal yang diharapkan. Selain modal
yang dibutuhkan perencanaan alat dan teknologi juga perlu disiapkan untuk
mengelolah endapan mineral. Oleh karena itu perlu adanya perhitungan cadangan
serta permodelan cadangan untuk memastikan kualitas dan kuantitas supaya bias
dipertanggungjawabkan atau diterima dari pihak investor.
Perhitungan dan permodelan cadangan yaitu suatu langkah untuk menentukan
kualitas, kuantitas dan sebaran dari endapan mineral berharga yang kemudian
dijadikan informasi untuk proses selanjutnya. Dalam perhitungan dan permodelan
cadangan ini bisa dilakukan dengan bantuan aplikasi Surpac 6.3 dan metode-metode
perhitungan cadangan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari perhitungan cadangan menggunakan metode cross section dan
metode poligon adalah untuk
a. Membuat Peta Topografi pengukuran individu
b. Menaksirkan kadar dan kedalaman titik bor menggunakan metode Poligon
c. Menghitung luas dan volume serta tonase menggunakan metode poligon
d. Membuat Peta Topografi menggunakan aplikasi Surpac 6.3
e. Memodelkan simulasi sumberdaya serta menghitung volume dan tonase
menggunakan aplikasi Surpac 6.3
f. Menghitung volume dan tonase dari sumberdaya yang tertambang per tahun
menggunakan aplikasi Surpac 6.3
1.3 Hasil Yang Diharapkan
Adapun hasil yang mestinya diharapan dari penyusunan laporan ini yaitu
a. Penyusun dapat mengetahui cara menaksirkan kadar dan kedalaman suatu titik
bor menggunakan metode Poligon.
b. Penyusun bisa menghitung luas, volume dan tonase dari sumberdaya dan
cadangan menggunakan metode poligon.
c. Penyusun dapat membuat peta topografi menggunakan aplikasi Surfer 11.
d. Penyusun dapat memodelkan simulasi sumberdaya dan cadangan dengan
menggunakan aplikasi Surpac 6.3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sumberdaya dan Cadangan


Menurut Standar Nasional Indonesia amandemen 1-SNI 13-4726-1998, klasifikasi
sumberdaya dan cadangan mineral Badan Standardisasi Nasional – BSN adalah :
 Sumberdaya Mineral (mineral resource)
Adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara
nyata. Sumberdaya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah
menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan
memenuhi kriteria layak tambang.
 Sumberdaya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource )
Adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan perkiraan pada tahap survey tinjau.
 Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource )
Adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap prospeksi.
 Sumberdaya Mineral Terunjuk ( Indicated Mineral Resource )
Adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh dari
tahap eksplorasi umum.
 Sumberdaya Mineral Terukur ( Measured Mineral Resource )
Adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi rinci.
 Cadangan ( reserve )
Adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitasnya dan secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan
dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
 Cadangan Terkira ( Probable Reserve )
Adalah sumberdaya mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya
mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih rendah,
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
 Cadangan Terbukti (Proved Reserve)
Adalah sumberdaya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan
tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan
dapat dilakukan secara ekonomis.

Gambar 2.1 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Menurut


SNI 13-4726-1998
2.1. Metode Penaksiran dan Evaluasi Cadangan

2.1.1. Metode Cross Section

Masih sering dilakukan pada tahap paling awal dari perhitungan.


Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat
pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih
dengan menggunakan komputer.

2.1.2. Metode Isoline

Metoda ini digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan


kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung
dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas
kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum
dikenal.

2.1.3. Metode Model Blok

Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah


metode penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang
bisa dilakukan yaitu metode klasik yang terdiri dari NNP
(Neighborhood Nearest Point) dan IDW (Inverse Distance Weighting)
serta metode non klasik yaitu penaksiran dengan menggunakan kriging.
Metode kringing adalah yang paling baik dalam hal ketepatan
penaksirannya (interpolasi), metode ini sudah memasukkan aspek
spasial (posisi) dari titik referensi yang akan digunakan untuk menafsir
suatu titik tertentu.
2.1.4. Metode Poligon

Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang paling


konvensional. Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang
relatif homogen dan mempunyai geometri yang sederhana. Kadar pada
suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang berada
ditengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan
poligon daerah pengaruh. Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua
jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.

2.1.5. Metode Segitiga


Metode triangulasi dilakukan dengan konsep dasar menjadikan
titik yang diketahui menjadi titik sudut suatu prisma segitiga. Prisma
segitiga diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik yang diketahui
tanpa berpotongan.

2.2. Metode Poligon

Metode Poligon ialah Metode yang Dilakukan dengan menggunakan


titik data sebagai sentral data yang mewakili suatu areal tertentu.Selain itu
Metode ini juga sering digunakan pada :
 Pada endapan-endapan yang relatif homogen dan geometri
sederhana.
 Kadar pada suatu luasan tertentu ditaksir dengan nilai data yang
berada di tengah-tengah poligon.
 Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data,
 Tidak ada batasan yang pasti sejauh mana nilai contoh
mempengaruhi distribusi ruang.

Langkah – Langkah Pengerjaan Metode Poligon ;


1. Masukan titik bor pada peta sesuai data

2. Buat lingkaran pada semua titik hingga semua titik bersinggungan.

3. Tarik garis lurus dari lingkaran yang bersinggungan


4. Hapus lingkaran yang dilakukan pada tahap 2.

5. Hubungkan setiap garis hingga berbentuk poligon

2.4. Surpac 6.3


Surpac adalah aplikasi yang berfungsi untuk membuat geologi dan model
dari tambang, kehadiran aplikasi surpac sangat menbantu para geologiwan
dan penambang dalam perencanaan tambang. Adapun fungsi yang bisa dibuat
dari aplikasi surpac 6.3 yaitu
 Contouring
 Desain pit
 Block Modeling
 Pushback Block Model
Pushback tambang yaitu agar kita mengetahui perkembangan kemajuan
tambang suatu endapan mineral berharga. Dalam pembuatan atau
permodelan pushback tambang data yang diperlukan adalah data
permodelan pushback tambang dan evalusi cadangan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Lokasi Pengukuran

Nama Pengukur : Ryan Arnoldy Kayadu

Hari/Tanggal : Selasa, 22 April 2015

Pukul : 08:10-16.00 WIT

Lokasi pengukuran : Ivar Gunung sentani

Koordinat : X = 449923 , Y = 9717995, Z =350-380 m

Morfologi : Perbukitan

Vegetasi : Homogen ( ilalang, pepohonan )

Cuaca : Cerah

3.2 Hasil Pengukuran


X Y Z PATOK

449964 9717964 354 P4

449956 9717976 360 PD1

449964 9717971 359 PD2

449958 9717996 357 PD3

449961 9718002 358 PD4


449965 9718008 359 PD5

449965 9718021 359 PD6

449965 9718042 359 PD7

449965 9718048 358 PD8

449965 9718051 358 P1

449958 9718058 357 PD10

449945 9718061 359 PD11

449938 9718064 359 PD12

449930 9718066 361 PD13

449921 9718069 364 PD14

449917 9718070 366 PD15

449909 9718072 368 PD16

449903 9718074 372 PD17

449897 9718074 374 PD18

449889 9718076 376 PD19

449882 9718078 379 PD20

449874 9718080 381 P2

449873 9718076 381 PD21


449871 9718069 380 PD22

449871 9718062 379 PD23

449870 9718053 378 PD24

449870 9718046 376 PD25

449871 9718029 372 PD26

449871 9718020 370 PD27

449868 9718013 368 PD28

449870 9718004 366 PD29

449868 9717996 366 PD30

449865 9717990 365 PD31

449865 9717986 365 P3

449870 9717983 364 PD32

449876 9717982 362 PD33

449883 9717977 361 PD34

449891 9717972 358 PD35

449897 9717972 357 PD36

449906 9717971 355 PD37

449915 9717972 354 PD38


449926 9717971 354 PD39

449935 9717969 354 PD40

449945 9717967 355 PD41

449953 9717966 355 PD42

449950 9717995 355 Z1

449941 9718058 359 Z2

449904 9718025 360 Z3

449867 9717984 360 Z4

449865 9718046 378 Z5

449877 9718054 378 Z6

449870 9718038 376 Z7

449886 9718004 365 Z8

449918 9718015 360 Z9

449953 9718053 357 Z10

449949 9718025 357 Z11

449923 9717995 352 Z12

449939 9717973 353 Z13

449949 9717987 353 Z14

Table 3.1 Data Pengukuran Individu


Table diatas merupakan data pengukuran individu di Ivar Gunung Sentani dalam
bentuk koordinat x, y, z pada setiap patok sebagai keterangan.

3.3 Data Log Bor


TITIK
BOR KADAR RATA-RATA KEDALAMAN
(%) (m)
P4 2.51 15
PD1 2.41 16
PD2 0.92 15
PD3 1.31 15
PD4 1.85 10
PD5 0.92 15
PD6 0.92 15
PD7 0.92 15
PD8 1.85 10
P1 1.85 10
PD10 1.31 15
PD11 0.92 15
PD12 0.92 15
PD13 2.38 22
PD14 2.29 25
PD15 0.92 11
PD16 1.27 26
PD17 1.76 18
PD18 1.72 29
PD19 2.02 20
PD20 1.90 23
P2 2.19 20
PD21 2.19 20
PD22 2.13 24
PD23 1.64 25
PD24 1.82 26
PD25 2.04 19
PD26 1.76 18
PD27 1.62 18
PD28 1.27 26
PD29 1.16 25
PD30 0.92 11
PD31 1.29 19
P3 2.06 26
PD32 2.29 25
PD33 1.12 23
PD34 2.38 22
PD35 1.85 10
PD36 1.31 15
PD37 1.03 16
PD38 2.51 15
PD39 2.51 15
PD40 2.51 15
PD41 1.03 16
PD42 1.03 16
Z1 1.03 16
Z2 0.92 15
Z3 2.41 16
Z4 2.41 16
Z5 1.38 25
Z6 1.82 26
Z7 2.04 19
Z8 2.06 26
Z9 2.41 16
Z10 1.31 15
Z11 1.31 15
Z12 2.06 19
Z13 0.89 14
Z14 0.89 14
Tabel 3.2. Data Log Bor

3.4 Perhitungan Cross Section

NO LUAS (m2) NO VOLUME (m3)

52.783,3125 256,6884375
A-A' A-B
49.892,0625 244,036565
B-B' B-C
47.727,5635 242,3489088
C-C' C-D
49.212 245,4890625
D-D' D-E
48.983,625 244,2571875
E-E' E-F
48.719,25 248,799375
F-F' F-G
50.800,5 252,2333125
G-G' G-H
50.092,875 249,74425
H-H' H-I
49.804,875 250,5839063
I-I' I-J
50.428,6875 250,0523438
J-J' J-K
49.592,25 246,313125
K-K' K-L
48.933 246,3960938
L-L' L-M
49.625,4375 247,246875
M-M' M-N
49.273,3125 243,3557813
N-N' N-O
48.069 242,2153125
O-O' O-P
48.817,125 244,8660938
P-P' P-Q
49.129,3125 243,489375
Q-Q' Q-R
48.266,4375 240,328125
R-R' R-S
47.864,8125 238,5421875
S-S' S-T
47.552,0625 236,2092188
T-T' T-U
46.931,625 236,3625
U-U' U-V

V-V' 47.613,375 234,5610938


V-W

W-W' 46.211,0625 234,650986


W-A

TOTAL 1228.998,939 5.384,119

Tabel 3.3. Data Hasil Perhitungan Cross Section


3.5 Hasil Perhitungan Cadangan Metode Poligon
Metode perhitungan cadangan dengan metode poligon dalam bentuk blok-
blok dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan
setiap blok diwakili oleh satu titik tertentu. Jarak titik bor di dalam poligon dengan
batas poligon sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat.
Di dalam blok nilai kadar diasumsikan konstan sama dengan kadar pada titik
bor di dalam poligon. Pada perhitungan terbentuk 19 Blok dengan total 25 titik
bor/sumur uji. Proses perhitungan luasan tiap blok menggunakan Software AutoCad
2007.
Proses perhitungan luasan menggunakan sofeware AutoCad 2007 :
1. Plot titik bor/sumur uji dengan menggunakan koordinat titik bor/sumur uji
yang ada.

2. Buat lingkaran dengan jari-jari 0.3 cm sebagai jarak pengaruh pada tiap titik
bor/sumur uji dengan menggunakan tool circle

3. Dilanjutkan dengan membuat garis menggunakan tool line pada


lingkaran yang saling berpotongan.
4. Hilangkan layer lingkaran hingga terlihat garis poligon, kemudian hapus garis

yang poligon yang saling memotong, menggunakan tool trim

5. Selanjutnya menghitung luas blok menggunakan command/perintah : area,


lalu klik pada tiap sudut blok kemudian enter. Luas area akan terlihat pada
jendela command.
7. Setelah menghitung luas dari blok yang telah dibuat dilakukan perhitungan
luas setiap blok dan dilanjutkan dengan menghitung Volume dan Tonase
cadangan, dimana nilai kadar dan ketebalan endapan diperoleh dari data hasil
pemboran yang telah ada.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
 Hasil perhitungan Cross Section di dapatkan luas cadangan
1228.998,939 m2, dengan volume 5.384,119 m2 .
 Hasil dari perhitungan menggunakan metode poligon ialah total
cadangan 2360.475 ton, dengan luasan 8684.2 m2, dan volume 151.759
m3, jadi total block yang terbentuk sebanyak 19 block.
 Perkembangan kemajuan tambang per tahun dengan volume cadangan
741.323 m3 dan target produksi 74.132,3 m3 per tahun selama 10 tahun.

Saran

 Diharapkan adanya asisten dosen yang siap untuk membimbing mahasiswa


sehingga tidak merepotkan dosen pengampuh.

 Perlu adanya laporan perbandingan perhitungan cadangan secara analitik


dan numerik sehingga kita dapat menguji tingkat akurasi pengerjaan yang
telah dilakukan oleh mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

1. Diktat Metode Perhitungan Cadangan TE-3231 (Edisi 1) ITB Bandung


2. www.google.cim
LAMPIRAN

Tutorial Pembuatan Peta Kontur Menggunakan Surpac 6.3

1. conturing

Dalam pembuatan peta kontur


yang pertama dibuat adalah
conturingnya. Sebelum
mebuatnya, pastikan folder
kerja surface sudah dalam
keadaan tercentang.

Pada menu bar klik


File – Import – Data
from one file. Setelah
itu akan muncul kotak
perintah seperti
gambar di samping ini
:
Pada kolom Text file name harap diisi dengan mendandai file CSV
yang berisi data koordinat (x,y dan z).

Pada kolom Location diisi dengan nama file yang akan dibuat ini.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Disamping ini merupakan


perintah untuk mengisi Field No.
Pada koordinat X,Y,Z sesuai
dengan lembar kerja CSV yang
sebelumnya sudah ditandai.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Akan muncul File baru dengan format .str pada lembar kerja surface
yang tadi sudah ditandai, drag file tersebut kearah lembar kerja maka
akan muncul kerangka dari permukaan lokasi pengukuran.

Selanjutnya Untuk
pembuatan kontur DTM.

Klik Surface – DTM File


function – Create DTM
from string file .
Selanjutnya akan muncul perintah seperti pada gambar diatas. Pada
kolom Location harap diisi dengan memasukkan file dalam .str yang
telah dibuat sebelumnya. Pastikan pada kolom strings to act as break
lines dalam keadaan Tidak Tercentang. Klik Apply untuk melanjutkan.

Akan muncul file baru pada folder kerja surface anda dengan format
.dtm yang jika drag kearah lembar kerja akan menampilkan
permukaan lokasi pengukuran secara 3 Dimensi.
Pilih menu Surface – Contouring –
contour DTM file.

Pada kolom Location diisi dengan memilih file .dtm yang sudah tersimpan
sebelumnya. Klik Apply untuk melanjutkan.
Drag Index
Contour maka
hasilnya akan
seperti yang
terlihat pada
lembar kerja.

Klik Edit pada menubar –


String – Smooth- Apply
Klik Edit pada menubar –
String – Renumber Range

Isi kolom string range from


dengan nilai 1,100 dan string
range to dengan nilai 1.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Kontur akan berubah menjadi seperti berikut .

Selanjutnya lakukan cara yang sama pada kontur seperti sebelumnya pada menu
index kontur, namun ada sedikit perbedaan, yaitu :
Simpan file tersebut dengan menekan ikon save – Apply – Yes .
2. Database

Selanjutnya adalah tahap database.


Sebelum membuatnya, pastikan folder
kerja database sudah dalam keadaan
tercentang.
Klik Database pada
menubar – database –
open/new .

Pada kolom Database Name diisi dengan nama file database yang akan
dibuat. Klik Apply untuk melanjutkan.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Isi Table Name :

1. Geology
2. Assay
Klik Apply untuk
melanjutkan.

Pada menu geology, input “litology” dikolom Field dan pada kolom Type
diisi “character” , karena pada file Geology.csv kolom litology terisi dengan
ore (kata/huruf).

Pada menu Assay, input “Ni” dikolom Field dan pada kolom Type diisi
“real” , karena pada file assay.csv kolom Ni terisi dengan kadar
(angka/jumlah/persentase). Klik Apply untuk melanjutkan.
Masukan data dengan klik
Database – Database –
Import data .

Isi kolom Format File Name


dengan nama file database yang
tadi disimpan.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Klik Apply untuk


melanjutkan.

Hapus tanda centang pada


kolom translation dan
styles .

Klik Apply untuk


melanjutkan.
Isi kolom Column sesuai dengan file CSV. Klik Apply untuk melanjutkan.

Input file .csv pada kolom


text file name.

Klik Apply untuk


melanjutkan.

Klik point database yang sudah


dibuat dibawah lembar kerja –
klik Drillhole display styles .
Klik “assay” – klik kanan
“ni” – Get min- max
range . tentukan warna
grafik dan plotting. Jangan
Apply dulu.

Klik “geology” – klik


kanan “litology” – add new
style. pada kolom code
diisi dengan “ore”.
Tentukan warna grafik dan
plotting.

Klik Apply untuk


melanjutkan.
Pada kolom table isi dengan
geology.

Pada kolom Field diisi


dengan hole_id.

Pada kolom Tabel diisi


dengan “geology”
sedangkan pada kolom Field
diisi dengan “litology”.
Pada kolom Table diisi
dengan “assay” Field diisi
dengan “ni”. Klik kanan –
add. Isi kolom kosong pada
table dengan “geology” dan
Field diisi dengan “litology”

Centang pada kolom display


depth markers .

Klik Apply untuk


melanjutkan.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Berikut merupakan gambar drillhole.

3. Geology Modelling

Selanjutnya adalah tahap Geology


Modelling. Sebelum membuatnya,
pastikan folder kerja Geology Modelling
sudah dalam keadaan tercentang.
Klik Database pada menubar – Extract – Sample data within geology.
Kemudian akan muncul kotak perintah, pada kolom location isi dengan
“atas”, sedangkan pada Sample coordinate point pilih top.

Pada kolom Table isi dengan


“geology” , pada kolom Field
isi dengan “litology” dan pada
kolom Spesification isi dengan
“ore”

Klik Apply untuk melanjutkan.

Isi kolom table name dengan


memilih “assay”.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Pada kolom Field name dengan
memilih “Ni”.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Klik Database pada menubar – Extract – Sample data within geology.
Kemudian akan muncul kotak perintah, pada kolom location isi dengan
“bawah”, sedangkan pada Sample coordinate point pilih bottom.

Pada kolom Table isi


dengan “geology” , pada
kolom Field isi dengan
“litology” dan pada kolom
Spesification isi dengan
“ore”

Klik Apply untuk


melanjutkan.

Isi kolom table name dengan memilih


“assay”.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Pada kolom Field name dengan
memilih “Ni”.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Klik Apply untuk melanjutkan.


Drag format atas.str dan bawah.str untuk melihat kerangka ore bagian atas dan
bawah.

Ubah format .str menjadi .dtm dengan memilih Surface pada menubar –
DTM File functions – Create DTM from string file . maka akan muncul
kotak perintah, pada kolom Location diisi dengan mencari file dengan format
.str yang ingin dirubah menjadi .dtm . pastikan untuk tidak mencentang kolom
String to act as break lines. Klik Apply untuk melanjutkan. Lakukan hal
yang sama pada file bawah.
Setelah file dengan format .dtm selesai, drag file atas.dtm &bawah.dtm ,
maka hasilnya akan seperti gambar diatas.

Coba perhatikan gambar sebelumnya, pada gambar sebelumnya bagian atas


dan bawah masih belum menyatu. Tahap ini bertujuan untuk menyatukan
bagian atas dan bawah tersebut. Pilih Surface pada menubar – Clip or
intersect DTMs – Create solid by intersecting 2 DTMs. Maka akan muncul
kotak perintah, beri nama file dan Klik Apply untuk melanjutkan. Selanjutnya
klik bagian atas dan bawah, maka akan muncul seperti gambar berikut ini :
Pada kolom Filename diisi dengan
ore .

Klik Apply untuk melanjutkan.

Perhatikan gambar diatas. Sekarang bagian atas dan bawah sudah menjadi
satu.
4. Block Modelling

Selanjutnya adalah tahap pembuatan block model. Pilih Block Model


pada menubar – Block Model – New/Open. Maka akan muncul kotak
perintah, isi kolom Model name dengan ‘block_model”. Klik Apply untuk
melanjutkan.

Pada kolom Description diisi seperti gambar, Centang kolom Get extens
from string file? Pada kolom Location diisi dengan memilih kontur.str– klik
open.
Isi kolom X & Y dengan angka
10, karena dalam pengukuran
saya melakukan marking setiap
10meter. Dan Z diisi dengan
angka 5.

Pada kolom Sub Blocking diisi


dengan Variable, sehingga
akan muncul nilai ang
sebelumnya telah diinput.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Klik Create Model.

Save blok model


yang telah dibuat.
Dengan mengklik
point
block_model pada
bagian bawah
lembar kerja –
save .
Untuk menampikan blok
model pada lembar kerja,
klik point block_model
pada bagian bawah
lembar kerja – Display.

Klik Apply untuk


melanjutkan.
Pilih block model pada menubar – Constrains – New constrains file. Akan muncul
kotakl perintah, pada kolom constrains type diisi dengan DTM, lanjut klik add, pada
kolom save constrains to diisi dengan nama ore.

Klik Apply untuk melanjutkan.

Drag orecons yang tadi


dibuat ke lembar kerja,
maka block model yang
tadinya utuh akan berubah
sesuai bentuknya ore.

Klik menu Block Model–


Attributes – New sesuai
gambar disamping ini.
Input kolom attribute dengan opsi Grade, Density dan litology. Untuk type
grade dan density diisi dengan float yang berarti berupa angka, sedangkan type
litology diisi dengan karakter yang berarti berupa huruf. – Apply.

Klik menu Block Model–


Estimation – Assign Value seperti
gambar disamping ini.

Input kolom attribute name dengan opsi litology dan density. Untuk litology
kolom value diisi dengan ORE, sesuai dengan data .CSV yang ada, sedangkan
kolom value pada density diisi dengan 1.5, karena berat jenis Ni=1.5 – Apply.
Akan muncul perintah seperti gambar diatas, pilih type dengan Constraint -
Constraint File – pilih ore.con – Open – Add – Apply.

Klik menu Database– Composite


– Downhole seperti gambar
disamping ini, namun jangan lupa
untuk men-drag point Drillhole
yang telah dibuat sebelumnya.
Akan muncul perintah seperti gambar diatas, pilih kolom Location dengan
memilih file ore.str – Open.

Pada kolom field name diisi dengan Ni


– Apply.

Akan muncul perintah seperti gambar diatas, kolom Table diisi dengan
geology, kolom Field diisi dengan litologydan spesifikasi diisi dengan ORE
– Apply.
Pilih menu Block Model –
Estimation – Inverse Distance
seperti telah ditampilkan pada
gambar disamping ini.
Akan muncul perintah seperti gambar diatas, kolom Location diisi dengan
memilih file ore.str - Open

Isi kolom Attribute to Fill dengan Grade – Apply.


Isi kolom Bearing, Plunge dan Dip
dengan nol (0) – Apply.

Akan muncul perintah baru, langsung


saja klik Apply.

Klik menu Block Model - Block


Model- Report seperti telah
ditunjukkan pada gambar
disamping ini.

Hal ini dilakukan untuk


menampilkan total volume ore.
Berikan penamaan pada
hasil report tersebut
dengan Volume_ore –
Apply.

Isi kolom Report


Attribute dengan
Grade.

Isi kolom Density


Adjustment dengan
memilih point Attribute
dan klik density.

Isi kolomGrouping
Attributes dengan
grade danisi Numeric
Range dengan
0;1;2;3;4;5 - Apply.
Pilih file ore.con – Add – Apply.

Report akan tampil


seperti gambar
disamping ini.
5. Pit Design

Langkah awal membuat pit adalah dengan membuat file baru dengan klik
New, kemudian beri nama bottom pit – apply.

Jangan lupa mencentang lembar kerja pit terlebih dahulu.

Klik menu Create – Digitise –


New Point

Buat titik-titik menutupi ore


seperti yang telah ditunjukkan
pada gambar disamping, tutup titik
tersebut dengan klik simbol yang
ditunjukkan di gambar.
Klik menu Create – Points – in
Line Between Adjacent Points.
Menu ini berfungsi untuk
mempermudah dalam pembuatan
pit, klik di bagian-bagian yang
nantinya akan diubah / dibentuk
sesuai kebutuhan.

Isi kolom Z Value dengan kedalaman


minimum – Apply.

Klik menu Edit – Point – Properties


Untuk menghapus simbol atau
tanda silang yang ada :

Klik menu Display – Hide


Temporary Markers.
Untuk membentuk garis-garis yang
nantinya menjadi pit :

Klik menu Edit – Point – Move

Klik menu Design – Pit Design –


Select Slope Method – Apply.

Klik menu Design – Pit Design – Set


Slope Gradient
Pada kolom units, pilih point
angle dan kolom gradient diisi 60.

60 derajat ini merupakan sudut


maksimumyang dapat dibentuk
oleh alat dan merupakan
kemiringan bench yang aman.

Untuk membuat jalan utama pit,


yaitu :

Klik menu Design – Pit Design –


New Ramp

Kemudian klik bagiian atas dan


bawah jalan yang tadi sudah
dibentuk tegak lurus. Lakukan
seperti gambar dibawah.

Beri nama jalan utama tersebut –


Apply.

Jangan lupa klik Save.


Langkah selanjutnya adalah
membuat pit :

Klik menu Design – Expand String


– To Elevation.

Klik didepan jalan utama.

Isi kolom Target Elevation dengan nilai z


minimum ditambah dengan nilai
kenaikan ,misalnya pada gambar
disamping z minimumnya adalah 17m,
dengan kenaikan 15m, sehingga menjadi
32m.

Apply.

Langkah selanjutnya adalah


membuat pit :

Klik menu Design – Expand


String – By Berm Width

Klik didepan jalan utama.

Apply.
Lakukan 2 teknik tersebut secara
bergantian hingga kedalaman
maksimum telah tercapai.

Save Pit yang telah selesai didesain.

Membuat pit_fix.str menjadi DTM :

Surface – DTM ile Funcntion – Create


DTM From String File.
Isi kolom location dengan file pit_fix.str , klik open – Apply.

Anda mungkin juga menyukai