Anda di halaman 1dari 42

PT.

TATA BUMI KONSULTAN

5
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI

5.1. PENDEKATAN UMUM

Pendekatan umum pelaksanaan tugas Konsultan Supervisi (konsultan Pengawas)


didasarkan pada pemahaman terhadap fungsi pokok dari adanya konsultan, yaitu
untuk membantu Pemimpin Kegiatan Pembangunan Drainasel dalam
melaksanakan pengendalian kegiatan. Dimana pengendalian dimaksud meliputi :
• Pengendalian Mutu
• Pengendalian Waktu
• Pengendalian Biaya
• Pengendalian Administrasi Pelaporan Pelaksanaan
Ruang lingkup pengendalian yang dimaksud mencakup pengendalian seluruh
kegiatan, yaitu mulai dari persiapan pelaksanaan seperti proses tender dan
persiapan lainnya oleh Pemilik Proyek, pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor dan
pengawasan atau supervi oleh Konsultan Supervisi. Khusus untuk pengendalian
perencanaan titik beratnya adalah pengendalian mutu dan waktu.

Dalam usaha mencapai sasaran pengendalian seperti dimaksud di atas, dapat


dikatakan bahwa Konsultan supervisi merupakan pihak yang berdiri paling depan
dari semua unsur yang telibat dalam proyek. Jika fungsi pengendalian dari adanya
Konsultan supervisi tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan menimbulkan
hambatan dalam lingkup kerja yang lebih luas dan dapat dipastikan bahwa pada
akhirnya sasaran dari pelaksanaan proyek tidak akan tercapai sepenuhnya.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Prinsip–prinsip pengendalian pada semua aspek kegiatan proyek akan


dilaksanakan sepenuhnya oleh Konsultan supervisi. Pelaksanaan ini mengacu
kepada pemahaman mengenai peranan masing–masing unsur atau bagian dalam
suatu organisasi kegiatan, sehingga hubungan kerja di lapangan serta dengan
mekanisme kerja secara keseluruhan dapat berjalan seperti yang direncanakan.
Demikian halnya dengan sistem informasi dan pelaporan, Konsultan supervisi akan
melakukan upaya agar hal tersebut dapat berjalan lancar dan menjadi rangkaian
pelaporan lapangan dengan sistem monitoring kegiatan secara keseluruhan.

5.1.1. Pengendalian Mutu


Kualitas atau mutu hasil pelaksanaan yang memuaskan dalam arti sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis dokumen kontrak adalah
merupakan sasaran dari pelaksanaan pengendalian mutu. Tujuan dari
pencapaian sasaran mutu ini adalah agar bangunan atau hasil
pelaksanaan fisik proyek dapat dimanfaatkan selama mungkin sesuai
dengan umur pemanfaatan yang direncanakan.

Dalam hal ini perlu dipahami sebagai prinsip dasar bahwa kualitas tidak
pernah merupakan hasil dari ketidak-sengajaan. Kualitas selalu merupakan
hasil dari suatu upaya yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena
itu usaha untuk meningkatkan mutu hasil kerja kontraktor sangat
tergantung kepada ketrampilan dan pemahaman personil (dari semua
unsur yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan) mengenai ruang lingkup
tugasnya dan juga tergantung kepada efektifitas sistem pengawasan yang
akan dilaksanakan.

Hasil akhir pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung kepada 2 (dua) hal


pokok yaitu: mutu bahan atau material yang dipakai dan cara
pelaksanaan pekerjaan. Mutu bahan yang bagus tidak menjamin
dicapainya hasil akhir pelaksanaan yang berkualitas jika cara pelaksanaan
pekerjaan tidak tepat atau kurang benar. Sebagai misal pada pekerjaan
Beton, meskipun dipakai bahan–bahan (Batu pecah tersaring, pasir beton,
semen dan air) yang sesuai dengan tuntutan spesifikasi namun cara
pencampuran dan metode pengecoran dilapangan tidak tepat maka hasil
akhir yang didapat dapat dipastikan tidak akan memuaskan. Oleh karena
itu untuk menjamin tercapainya hasil akhir pelaksanaan pekerjaan yang

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

memuaskan, maka konsultan akan melaksanakan sepenuhnya prosedur


pengendalian mutu yang secara umum mencakup :

• Pengendalian Mutu Bahan / Material,


• Pengendalian Cara / Metode Pelaksanaan,
Dimana pengendalian tersebut dilaksanakan melalui serangkaian
pengujian di laboratorium dan di lapangan.

Konsep dasar dan proses pengendalian mutu yang akan diaplikasikan oleh
konsultan di lapangan disajikan pada Gambar 5.1. dan 5.2.

5.1.2. Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu dimaksud adalah tercapainya target penyelesaian
kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Ini merupakan
point penting terutama dalam kaitannya dengan rencana pemanfaatan
Pembangunan Drainase.

Pencapaian target waktu baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan


sangat tergantung kepada acceptability rencana kerja kontraktor
pelaksana.

Untuk pelaksanaan konstruksi aspek penting yang menjadi perhatian


utama adalah hal–hal yang terkait dengan rencana mobilisasi personil dan
peralatan, rencana suplai bahan dan kontinuitasnya serta rencana
pelaksanaan di lapangan yang sudah mengakomodir semua kendala yang
diperkirakan dapat terjadi.

Untuk dapat memenuhi target waktu penyelesaian kegiata diperlukan


adanya “Project Control Scheduler System” yang dipakai dalam monitoring
dan evaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan. Dalam sistem ini, maka
semua hambatan yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan
dapat diantisipasi dengan segera dan dengan cara yang optimal, dalam
periode harian, mingguan dan bulanan. Mekanisme pengendalian waktu
akan dilakukan menurut proses seperti terlihat pada Gambar 5.3.

5.1.3. Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya dimaksud adalah usaha untuk mencapai suatu kondisi
bahwa biaya yang dibayarkan mendapatkan hasil pelaksanaan yang paling
optimal. Optimalisasi hasil biaya dapat dipertanggung-jawabkan dari
semua aspek tinjauan pencapaian sasaran pelaksanaan kegiatan.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Pengalaman menunjukkan bahwa beberapa pekerjaan dasar bisa menjadi


“over – designed” dan menyebabkan terjadinya pemborosan yang tidak
perlu atas biaya dan waktu dalam pelaksanaan. Selain itu pemborosan
biaya juga bisa terjadi sebagai akibat terjadinya bongkar pasang pada
bagian konstruksi yang mengalami kegagalan. Untuk itu pengendalian
secara terus menerus akan dilakukan melalui serangkaian pengamatan,
pengawasan dan langkah tindak lanjut pada semua aspek dalam
pelaksanaan kegiatan, sehingga didapat suatu hasil optimal sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

Konsultan secara terus menerus akan mencari setiap kemungkinan


dilakukannya penghematan dalam pelaksanaan pada setiap bagian
konstruksi, tanpa mengorbankan fungsi teknis bagian konstruksi tersebut.
Konsep dasar pengendalian biaya disajikan pada Gambar 5.4., sedangkan
mekanismenya adalah seperti Gambar 5.5.

5.1.4. Pengendalian Administrasi Pelaksanaan


Administrasi pelaksanaan sebagai bagian pendukung pelaksanaan suatu
kegiatan merupakan point penting yang tidak bisa diabaikan. Hal ini
disebabkan oleh adanya tuntutan terhadap prinsip accountability dari
pelaksanaan suatu “public projects”. Sasaran pengendalian administrasi
adalah agar proses pelaporan baik yang terkait dengan mekanisme
pelaksanaan di lapangan maupun dalam sistem monitoring dan informasi
secara keseluruhan dapat berjalan sesuai dengan standar yang berlaku.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

PENGUJIAN METODE / CARA


BAHAN ALAM
LABORATORIUM PELAKSANAAN

MUTU
BAHAN
PELAKSANAAN HASIL AKHIR
LOLOS UJI MUTU
PELAKSANAAN

BAHAN
SERTIFIKASI /
OLAHAN / PENGUJIAN HASIL
JAMINAN MUTU
PRODUKSI PELAKSANAAN
PRODUK DARI PABRIK
PABRIK

GAMBAR 5.1. KONSEP DASAR PENGENDALIAN MUTU

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

PENANDATANGANAN
KONTRAK

SPMK

PENELITIAN SUMBER
RAPAT PRA KONSTRUKSI MATERIAL DAN BAHAN
KONSTRUKSI

FIELD ENGINEERING SERTIFIKASI MATERIAL

PEMBUATAN GAMBAR IJIN UNTUK PELAKSANAAN


KERJA & VOLUME PEK PEKERJAAN

PERCOBAAN
LAPANGAN

KONTROL
PELAKSANAAN PEKERJAAN
KUALITAS

KONTROL
FINAL QUANTITY
KUANTITAS

SELESAI

GAMBAR 5.2. PROSES PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

CHECK 1
RENCANA
Jumlah EVALUASI MINGGUAN
MOBILISASI PERSONIL Keahlian

CHECK 2
RENCANA Jenis
RENCANA MOBILISASI PELAKSANAAN LANGKAH TINDAK
PELAKSANAAN Jumlah EVALUASI BULANAN
PERALATAN Kapasitas
PEKERJAAN LANJUT
PEKERJAAN
Waktunya

CHECK 3
RENCANA Jenis
EVALUASI TRIWULAN
SUPLAI BAHAN Jumlah
Waktunya

GAMBAR 5.3. PROSES PENGENDALIAN WAKTU

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

OPTIMALISASI
OVER DESIGNED
DESIGN

PENGENDALIAN
OVER PEMBOROSAN OPTIMALISASI HASIL PENGENDALIAN
KUANTITAS &
OPNAME BIAYA DAN BIAYA BIAYA
PEMBAYARAN

BONGKAR
PENGENDALIAN
PASANG AKIBAT
PELAKSANAAN
KEGAGALAN

GAMBAR 5.4. KONSEP DASAR PENGENDALIAN BIAYA

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

KONTRAK DAN ORIGINAL


DISAIN

EVALUASI KONTRAK DAN


ORIGINAL DISAIN

PEMBUATAN GAMBAR
KERJA DAN VOLUME
PELAKSANAAN

No
CHECK 1
IJIN UNTUK PELAKSANAAN Gambar Pelaksanaan
Volume Pelaksanaan

Yes

PELAKSANAAN
PEKERJAAN

CHECK 2 No
Volume Pelaksanaan

Yes

PEMBAYARAN

GAMBAR 5.5. PROSES PENGENDALIAN BIAYA

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

5.2. PENDEKATAN KONSEP DASAR KONSULTAN SUPERVISI

Penekanan konsep dasar dilakukan secara terpadu selama masa pelaksanaan


kegiatan. Pendekatan umum yang digunakan sebagai sasaran pokok pelayanan
jasa konsultan akan diarahkan sepenuhnya untuk mencapai keberhasilan
kegiatan.

Prinsip dasar tugas Konsultan supervisi adalah melaksanakan kegiatan untuk


mengamati, meneliti, mengindentifikasi dan memberikan solusi agar semua
kegiatan pelaksanaan maupun pengawasan pekerjaan dapat berjalan lancar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk dapat menjalankan fungsinya
secara baik maka Konsultan supervisi harus memiliki suatu wewenang tertentu
serta melaksanakan prinsip dasar supervisi.

5.2.1. Mengamati
Mengamati kegiatan pelaksanaan fisik yang dilaksanakan oleh kontraktor
di lapangan dalam semua aspek. Tugas mengamati ini terutama berkaitan
dengan hal :
• Apa jenis pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor,
• Bagaimana cara kontraktor melaksanakan pekerjaan tersebut,
terutama dalam kaitannya dengan material yang dipakai serta cara
atau metode pelaksanaan yang digunakan.
• Kaitan antara pelaksanaan kegiatan di lapangan dengan ketentuan
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
5.2.2. Meneliti
Meneliti hasil kegiatan pelaksanaan yang telah diamati. Penelitian ini
terutama untuk membuktikan apakah bagian pekerjaan atau pekerjaan
secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan
ketentuan mutu, waktu, kuantitas dan biaya serta tata–cara administrasi
seperti yang diminta dalam dokumen kontrak.

5.2.3. Melakukan Identifikasi Permasalahan


Melakukan identifikasi permasalahan yang dapat mengganggu pencapaian
sasaran pelaksanaan suatu kegiatan adalah merupakan tugas Konsultan
supervisi. Permasalahan dalam semua aspek kegiatan harus di-identifikasi
untuk dikoordinasikan dengan pihak lain yang terkait. Keterlambatan atau

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

ketidak–tepatan dalam melakukan identifikasi permasalahan akan


menyebabkan timbulnya permasalahan yang berkelanjutan.

5.2.4. Memberikan Solusi


Memberikan solusi atau rekomendasi pemecahannya atas permasalahan
yang ada dalam semua aspek kegiatan pelaksanaan.

Agar pokok–pokok tugas tersebut di atas dapat terlaksana sepenuhnya,


maka konsultan perlu memiliki WEWENANG tertentu yang tepat dan jelas.

5.2.5. Wewenang Konsultan supervisi


Dalam implementasi pelaksanaan wewenang Konsultan supervisi antara
lain :
• Mengadakan inspeksi apakah semua unsur yang terlibat pada
pelaksanaan proyek telah bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung-
jawabnya masing–masing.
• Menyetujui atau menolak permohonan kontraktor untuk melaksanakan
suatu jenis pekerjaan, atas dasar kesesuaian dengan gambar
rencana, volume pekerjaan, mutu dan jumlah bahan yang akan
digunakan, jumlah tenaga kerja serta jumlah dan jenis peralatan yang
akan digunakan,
• Memberikan rekomendasi teknik kepada Pemimpin Proyek atas
rencana perubahan yang diusulkan selama pelaksanaan di lapangan,
• Memerintahkan kepada kontraktor untuk menambah tenaga kerja,
peralatan dan bahan atas dasar evaluasi dan analisis terhadap
pencapaian kemajuan fisik dan hubungannya dengan pencapaian
target waktu pelaksanaan proyek,
• Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor atas dasar ditemukannya penyimpangan atau
ketidaksesuaian dengan dokumen kontrak,
• Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor atas dasar kesesuaian dengan dokumen kontrak, baik yang
menyangkut kualitas maupun kuantitas,
Konsultan akan selalu mengacu kepada Dokumen Kontrak dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan batasan dan wewenangnya.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

5.2.6. Tahapan Pelaksanaan Pelayanan Jasa Konsultan


Pelaksanaan pelayanan jasa konsultan di lapangan secara umum akan
dilakukan melalui tahapan yang menyangkut : pengenalan dan
pendalaman rencana, pengendalian pelaksanaan, pengaturan tata kerja
pengawasan dan tatacara komunikasi.

1. Pengenalan dan Pendalaman Rencana

Konsultan akan melakukan pendalaman rencana pelaksanaan untuk


mengetahui dan memahami sepenuhnya bagian–bagian dari rencana
keseluruhan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan
dengan tujuan supaya :

 Mengerti sepenuhnya aspek teknis, kualitas dan kuantitas dari


pelaksanaan pekerjaan yang akan diawasi, sehingga mampu
memberikan suatu solusi atas permasalahan yang terjadi secara
tepat,
 Mampu mengembangkan secara sistematis dan terperinci
rencana kerja dari detai –detail bagian pekerjaan, dan paham
sepenuhnya mengenai kaitan antara mutu, waktu dan biaya.

2. Pengendalian Pelaksanaan

Konsultan akan melakukan pengendalian kegiatan dalam lingkungan


kerja secara cepat dan praktis. Kegiatan pengendalian yang
dilakukan meliputi :

 Pengendalian Mutu Hasil Pekerjaan


 Pengendalian Biaya dan Kuantitas Pekerjaan
 Pengendalian Waktu Pelaksanaan
 Pelaskanaan Pelaporan

3. Pengaturan Tata Kerja

Pengaturan penempatan personil team konsultan didasarkan kepada


jenis pekerjaan yang diawasi dan kemampuan dari personil yang
bersangkutan. Prinsip “The right man in the right place” akan menjadi
pertimbangan utama. Pengertian terhadap tugas, wewenang dan
tanggung jawab dirinya sendiri serta tugas, wewenang dan tanggung

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

jawab pihak lain akan membuat personil mengerti sepenuhnya


hubungan kerja antar bagian dalam organisasi proyek.

4. Tata Cara Komunikasi :


Untuk menjamin kelancaran komunikasi terutama dalam masalah
pelaporan kegiatan phisik, konsultan akan melakukan sistem
komunikasi di lapangan dengan cara yang bersifat :
 Dapat diterima oleh pihak yang dimaksud
 Praktis, sederhana, singkat dan mudah dimengerti

5.3. METODOLOGI PELAKSANAAN

Metodologi pelaksanaan pelayanan jasa konsultan supervisi didasarkan kepada


hubungan antar unsur yang terlibat dalam proyek yaitu, Pemimpin Proyek –
Kontraktor Pelaksana – Konsultan supervisi dan Konsultan Perencana. Pada
prinsipnya metode yang akan dilaksanakan mengacu kepada usaha untuk
memenuhi kesesuaian dengan dokumen kontrak, baik yang menyangkut syarat–
syarat umum, spesifikasi maupun biaya.

5.3.1. Penyusunan Rencana Kerja


Penyusunan rencana kerja menjadi bagian awal dalam tahapan
pelaksanaan pelayanan jasa konsultan. Dalam menyusun rencana kerja,
konsultan akan bekerja sama dengan konsultan perencana dan kontraktor,
sehingga rencana kerja yang ada merupakan hasil kolaborasi dari semua
unsur yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Secara garis besar rencana kerja yang disusun akan memuat informasi
mengenai :
• Rencana pengadaan material
• Rencana mobilisasi peralatan
• Rencana pelaksanaan pekerjaan
• Rencana opname dan pembayaran

5.3.2. Kaji Ulang Disain


Pelaksanaan kaji ulang disain akan dilakukan berdasarkan data–data
perencanaan yang relevan dan valid, baik berupa data primer maupun data
sekunder. Semua informasi yang berkaitan dengan proyek akan dianalisis

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

dan didiskusikan dengan semua unsur yang terlibat. Semua data akan
dikompilasi secara sistematis, dan informasi yang kurang lengkap akan
diidentifikasi dan dilengkapi melalui serangkaian kegiatan survai dan
penyelidikan tambahan atau dengan menggunakan pendekatan
matematis.
Kegiatan kaji ulang akan dilakukan secara intensif dengan konsultan
perencana. Dalam hal ini konsultan supervisi hanya terlibat pada taraf
memberikan informasi, sedangkan penyelesaiannya tetap menjadi
tanggung-jawab konsultan perencana.

5.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan yang menjadi sasaran pengendalian adalah semua
bagian konstruksi dari tahap awal pelaksanaan sampai tahap penyelesaian
akhir.

A. Staking Out
Staking out akan dilaksanakan berdasarkan data survai topografi, baik
yang berupa peta situasi maupun data elevasi dan koordinat.
Penentuan titik bangunan akan dilakukan berdasarkan Titik Tetap
(Bench Mark) sementara yang dipasang di lapangan.
Dalam hal pengukuran untuk staking out, konsultan memakai
persyaratan sebagai berikut :
 Ketelitian pengukuran sampai tingkat ke tiga (third order)
 Pembuatan titik tetap minimum sebanyak 4 titik yang akan dipakai
sebagai referensi koordinat maupun elevasi selama tahap
konstruksi
Pengendalian akan dilakukan melalui pemeriksaan data ukur maupun
dengan melakukan pengukuran ulang secara acak sebagai kontrol.

B. Pekerjaan Pengeringan

Lokasi Drainase hendaknya tidak dikerjakan dalam genangan air untuk


itu perlu dianjurkan metoda pengeringan atau penyaluran air keluar.
Metode tersebut tergantung pada kondisi lokasi serta sumber asal
masalah air tersebut.

Apabila problem tersebut adalah berupa adanya aliran dari sebuah


mata air ke lokasi , metode yang biasanya diterapkan adalah dengan

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

memindahkan arah aliran ke dalam suatu saluran gravitasi yang


menyimpang dari lokasi tersebut. Salah satu cara sederhana adalah
dengan membangun sebuah empang di bagian hulu dari daerah
konstruksi sehingga air dapat dialihkan alirannya perlu diperhatikan
agar saluran tersebut cukup ditinggikan sehingga tidak mengganggu
pekerjaan konstruksi. Apabila ternyata pembuatan suatu empang
diversi/penyimpang tidak praktis maka dapat dipergunakan pompa
untuk menaikkan air dari mata air ke saluran lintasan.

Untuk Kolam yang dibangun salama musin hujan seringkali perlu


adanya suatu cofer bangunan ini berupa suatu struktur yang dibangun
dibagian hulu lokasi dinding kolam. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan aliran banjir dari daerah cacthment sebelum
menggenangi lokasi konstruksi. Cover hendaknya dibuat dengan
ketinggian yang mamadai sehingga tidak terlampau tinggi sebelum
dinding utama di kerjakan hingga tinggi yang secukupnya guna
menghindari kemungkinan kerusakan dari air yang mengalir diatas
coffer. Atau apabila coffer kelihatan lebih tinggi, perlu dipergunakan
pompa untuk menurunkan permukaan air.

C. Pembersihan Lokasi
Langkah pertama dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi adalah
membersihkan seluruh daerah yang akan dibangun. Pembersihan
mencakup pembuangan semak / bahan-bahan yang tidak
dipergunakan termasuk membongkar akar semua pohon dan tunggul
kayu. Semua semak, batang kayu yang mati, tunggul kayu, akar, pohon
dan rumputan lainnya hendaknya dibakar. Kotoran apa saja yang tidak
dapat dimusnahkan hendaknya digusur kearah hilir dari lokasi itu.

D. Pekerjaan Galian
Lingkup pekerjaan galian tanah biasa, berbatu dan cadas meliputi
galian pondasi atau yang berhubungan dengan konstruksi. Dalam
pelaksanaanya harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan
menimbulkan longsoran di kiri atau kanan galian. Bentuk dan
dimensinya seperti pada gambar bestek. Dalam hal pelaksanaan galian
tidak dapat dilaksanakan sesuai gambar rencana, maka Kontraktor
harus segera menyampaikan hal tersebut kepada Direksi Pekerjaan

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

untuk penyelesaiannya. Limbah hasil galian harus dibuang sedemikian


rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan ataupun lalu
lintas serta ketertiban dan keamanan umum. Jika kestabilan lereng
diduga tidak akan mantap setelah selesai pekerjaan, sebaiknya segera
Kontraktor melaporkan kepada Pengawas Pekerjaan dan Direksi.
Laporan tertulis harus dibuat sesuai dengan hasil penglihatan (visual)
dan gejala-gejalanya, disertai usul perbaikan.
Penggunaan alat berat yang bergerak maupun semi stasioner perlu
diperhatikan, karena tekanan alat dan getaran mesin terhadap tanah,
dapat mengakibatkan perubahan struktur massa tanah yang
memperlemah stabilitas, seperti dragline yang bekerja di tebing.
Untuk galian yang sangat dalam, harus sesalu diperiksa permukaan
galian (cut) karena secara visual mungkin tidak terlihat terjadinya
keruntuhan dasar (base failure), karena hal ini dapat mengakibatkan
bertambahnya volume galian yang tidak dpat diperhitungkan sebagai
meerder werk (pekerjaan tambahan). Untuk itu Kontraktor seyogyanya
mengajukan metode penggalian kepada Konsultan Pengawas dan
Direksi sebelum dilakukan penggalian, untuk dikaji stabilitas lerengnya
terhadap prilaku garis keruntuhan.

Galian

Garis keruntuhan kaki

Garis keruntuhan dasar

Gambar 6.6. Garis keruntuhan stabilitas lereng

Tanah hasil galian dibuang dengan rapi di tempat pembuangan


yang sudah ditentukan (spoil bank) dan tidak mengganggu
tanah/an penduduk disekitarnya. Berm harus tetap dipelihara
selama pelaksanaan pekerjaan bangunan di galian, bersih dari
lumpur atau kejatuhan tanah buangan.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Kontraktor dapat memilih sendiri metode penggalian yang efeketif


dan efisien sesuai kondisi lapangan, metode tersebut diajukan
secara tertulis memuat metode, perhitungan kestabilan,
penggunaan alat, tenaga kerja kepada Pengawas Pekerjaan
tembusan Direksi. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan
setelah memperoleh ijin dari Pengawas Pekerjaan.

Volume pekerjaan dihitung sesuai pelaksanaan dilapangan dan


berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pemilik
Pekerjaan dan diperhitungkan dalam satuan m 3. Apabila dalam
penggalian ditemukan galian tanah keras (cadas), atau tanah
berbatu secara bervariasi maka dilakukan pemeriksaan bersama
antara Kontraktor, Pengawas Pekerjaan dan Direksi untuk
menentukan prosentase kandungan tanah biasa, tanah berbatu,
dan tanah keras. Prosentase tersebut menjadi dasar pokok
kesepakatan bersama untuk menghitung volume galian dari
masing-masing jenis pekerjaan yang akan dibayar. Tambahan dari
pekerjan dicantumkan di dalam dokumen pekerjaan tambah
kurang.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Mulai

Request
Pekerjaan Galian

Tidak
Cek Perbaikan Metode kerja
, Alat & Lokasi
Ya pembuangan

Pemasangan
Profil Galian

Tidak

Cek Perbaikan/
Pembenahan

Ya

Penggalian

Tidak
Cek

Ya

Selesai

Gambar 5.7.
Bagan Alir Pekerjaan Galian

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

E. Pekerjaan Timbunan
Dasar timbunan harus bersih, bebas dari puing-puing, bahan tak
terpakai, akar, tanaman-tanaman, lumpur dan sebagainya. Dasar dan
tebing harus dipadatkan sedapat mungkin sebelum mengurug.
Tanah yang dipakai untuk urugan adalah tanah terpilih dan perlu
dilakukan pengujian di laboratorium sebelum dilakukan penimbunan.
Urugan harus dengan lapisan tipis (20 cm) dan dipadatkan, sebelum
lapisan berikutnya ditempatkan. Lapisan berikutnya harus segera
ditempatkan setelah lapisan terdahulu dipadatkan, jangan tunggu
samapai mongering.
Jika timbunan tanah digunakan untuk peninggian atau timbunan yang
sudah ada, maka lapisan atas timbunan yang sudah ada dicacah/
digaruk dulu.

Timbunan Baru
Permukaan dicacah

Tanah asli dibuat tangga

Gambar 5.8. Metode Penimbunan Tanah

Perhitungan volume pekerjaan dihitung sesuai pelaksanan di lapangan


dan berdasarkan gambar pelaksanaan di lapangan pelaksanaan
penimbunan yang disetujui oleh Pemilik Pekerjaan dan diperhitungkan
dalam satuan (m3). Pekerjaan urugan dapat dibayarkan setelah
kualitas, kuantitas dan metode penimbunan memenuhi persyaratan
yang ditentukan.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Start

Request
Pekerjaan
Timbunan

Tidak Perbaikan Metode


Cek kerja & Alat

Ya

Pembersihan
Lokasi

Pemasangan
Profil

Tidak
Cek Perbaikan/
Pembenahan
Ya

Penimbunan
Tanah

Tidak
Cek

Ya

Pemadatan
Tanah

Tidak
Cek

Ya

Selesai

Gambar 5.9. Bagan Alir Pekerjaan Timbunan

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

F. Pekerjaan Pasangan Batu


Lingkup pekerjaan pasangan batu antara lain:
 Pasangan batu dengan campuran spesi 1 PC: 4 PS
 Plesteran dengan campuran spesi 1 PC: 3 PS
 Plesteran voeg/siar dengan campuran 1 PC: 2 PS
 Pasangan batu merah dan batu kosong
a) Bahan Material Batu
Material batu untuk pekerjaan ini adalah batu hitam local yang
keras dan tidak lapuk dengan diameter rata-rata 20 s/d 30 cm.
b) Baham Material Pasir
Bahan material pasir yang dipakai adalah pasir/ pasir beton
yang berbutir kasar, keras dan bebas dari kotoran dan debu
serta bahan-bahan organic dan bahan-bahan agresif lainnya.
Pasir untuk campuran plesteran dipakai pasir berbutir halus.
c) Bahan Material Semen
Bahan material semen yang dipakai adalah jenis Portland atau
yang dipasarkan sekualitas dengan PC Nusantara dan
memenuhi standar SNI/SII. Semen yang penyimpanan telah
berumur lebih dari 3 (tiga) bulan yang telah mengeras karena
pengaruh cuaca, air atau bahan-bahan organik lainnya tidak
boleh dipakai.
d) Bahan Material Spilt
Dalam hal ini adalah kerikil/ split dengan ukuran 1-3 cm bebas
dari kotoran dan debu serta bahan-bahan agrgat lainnya.
e) Bahan Material Air
Air yang dipergunakan sebagai bahan campuran spesi, harus
air yang bersih, tidak mengandung lumpur, bahan organic
ataupun bahan kimia.
Ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam spesifikasi ini,
harus mengikuti dan mengacu pada ketentuan SNI (spesifikasi
Bahan Bangunan Bukan Logam/ Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A).
f) Pasanghan Batu Spesi 1 PC: 4 PS
Sebagai pengikat satu batu dengan batu lainnya, dipergunakan
spesi yang merupakan adukan semen, pasir dan air.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Perbandingan campuran spesi adalah 1 bagian semen : 4


bagian pasir pasang yang diaduk secara rata dengan air, agar
adukan spesi bisa homogen, Kontraktor diwajibkan memakai
mixer. Waktu pengadukan tidak lebih dari 10 menit, untuk
menghindari terjadinya ikatan awal antara semen dan air di
dalam mixer. Tebal lapisan spesi pada permukaan batuan
minimum 1.5 cm, agar bisa terjadi ikatan yang kuat antara satu
batu dengan lainnya. Untuk bangunan dengan pasangan batu
lebih tinggi dari 1 m, seperti dinding penahan tanah, pelindung
tebing dan lain sebagainya, tinggi pengerjaan pasangan batu
tidak boleh lebih dari 1 meter. Penghentian pelaksanaan
pasangan, tidak boleh dibuat rata melainkan harus dibuat
sistem bertangga agar sambungan pasangan lama dengan
pasangan berikutnya bisa terjadi satu ikatan.

Start

Request
Pekerjaan
Pasangan batu

Tidak
Cek Perbaikan Metode
kerja & Alat

Ya

Pemasangan
Profil

Tidak
Cek Perbaikan/
Pembenahan

Ya

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

1
Ya

Pekerjaan
Pasangan
Batu
Ya

Cek Tidak

Pekerjaan
Finishing

Pekerjaan Pekerjaan
Siaran Plesteran (jika
(jika ada) Ada)

Tidak
Cek

Ya

Selesai

Gambar 5.10. Bagan Alir Pekerjaan Pasangan Batu

G. Pekerjaan Beton
Untuk pelaksanaan pekerjaan dari beton dengan karakteristik tertentu
atau karakteristik lain yang disetujui oleh Pengguna Jasa mengacu
kepada pekerjaan beton. Perbandingan agregat dan semen harus
mengacu kepada hasil mix disain yang diperoleh dari pengujian
laboratorium, dan setiap pengecoran hendaknya diambil sample tiap 10
m3 sebanyak 2 sample kemudian dilakukan slump test on site dan
pengujian beton.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Bahan material pasir yang dipakai adalah pasir beton yang berbutir
kasar, keras dan bebas dari kotoran dan debu serta bahan-bahan
organic dan bahan agresif lainnya.

Bahan material semen yang dipakai adalah jenis Portland atau yang
ada dipasaran sekualitas PC Nusantara dan memenuhi standard
SNI/SII. Semen yang penyimpanannya telah berumur lebih dari 3 (tiga)
bulan dan telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau bahan
organic lainnya tidak boleh dipakai.

Bahan material kerikil dengan ukuran 2-3 cm untuk beton karakteristik


tertentu yang bebas dari kotoran dan debu serta bahan-bahan agregat
lainnya.

Bahan air yang dipergunakan sebagai bahan campuran beton harus air
yang bersih tidak mengandung lumpur, bahan organic ataupun bahan
kimia. Kandungan lumpur yang terdapat dalam satuan volume air yang
akan dipakai untuk campuran adukan beton, harus lebih kecil dari 0.5
%. Air laut, air payau ataupun air yang mengandung garam tidak boleh
dipergunakan.

Apabila kontraktor akan menggunakan bahan material campuran beton


atau additive guna mempercepat proses pengerasan beton, atau
memperlambat proses pengerasan beton, atau menambah kuat desak
beton, atau mengurangi susut pengerasan beton dsb, maka kontraktor
harus meminta ijin terlebih dahulu secara tertulis kepada pemilik
pekerjaan, disertai maksud penggunaannya, brosur bahan additive
yang dipergunakan dan keternagan lain yang diperlukan. Biaya
penggunaan bahan additive pada campuran sepenuhnya menjadi
beban dan tanggung jawab kontraktor serta tidak akan dibayar oleh
Pemilik Proyek. Dasar penggunaan bahan tambahan pada adukan
beton harus mengacu kepada SNI S.180-1990-F “Spesifikasi bahan
Tambahan Untuk Beton”.

Ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam spesifikasi ini harus


mengikuti dan mengacu pada ketentuan SNI (Spesifikasi Bahan
Bangunan Bukan Logam/ Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A).

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Pelaksanaan Pengadukan adalah sebagai berikut:


 Untuk semua pekerjaan beton, pencampuran/ pengadukannya
harus menggunakan beton molen/mixer (maksimum 15 menit).
 Bahan yang diaduk setiap kali pengadukan harus ditakar sesuai
dengan perbandingan pada mix disain.
 Kekentalan campuran beton harus sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin hasil yang akan diperoleh tidak keropos. Untuk itu
pengujian/ slump test harus dilakukan saat pengecoran.
 Setiap kali adukan beton dituangkan dalam cetakan, harus disertai
penggetaran dengan menggunakan vibrator agar adukan beton
bisa massif, padat dan campuran tersebar secara homogen.
 Pedoman pelaksanaan pengecoran harus berdasarkan pada SNI T-
28-1991-03, “Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton’
 Begisting dimasudkan membentuk adukan beton agar kuat
mengeras bisa membentuk satu bentuk konstruksi sesuai dengan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan,
ditinjau dari segi dimensi, posisi, maupun bentuk.
 Cetakan beton harus merupakan satu konstruksi sementara yang
kuat dan kaku, agar tidak terjadi perubahan dimensi atau posisi
saat pelaksanaan pengecoran.
Prosedur dari pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tepat mutu maka
sesuai dengan bagan alir berikut:

a. Pekerjaan Begesting
Sebelum dilakukan pelaksanaan pengecoran, kontraktor wajib
melampirkan struktur begisting dan perancah dimana didalamnya
sudah dipertimbangkan aspek stabilitas dan keamanan dari
perancah yang harus mampu menyangga beban hidup (pekerja,
getaran dan beban mati) dan keamanan bagi pekerja.Urutan
pelaksanaan begisting untuk menjamin Quality Assurance yang
dilaksanakan konsultan adalah:
 Mempelajari gambar kerja begisting dan kebutuhan bahan
bekisting, tenaga kerja dan peralatan yang diajukan kontraktor.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

 Memeriksa request yang dilengkapi dengan metode kerja,


jumlah tenaga dan peralatan yang digunakan.
 Memeriksa titik-titik elevasi begisting dilapangan
 Memonitor proses pekerjaan begisting yang dilaukan kontraktor
 Menugaskan juru ukur untuk melakukan pengecekan terhadap
elevasi dan kedudukan begisting yang telah dipasang

Mulai

Request
Pekerjaan
begisting

Persiapan Tinjauan Penentuan


Bahan & Alat Stabilitas Elevasi
Begisting

Cek Tidak Perbaikan Metode


kerja, stabilitas &
Alat
Ya

Pemasangan
Begisting

Cek Tidak
Perbaikan/Pembenaha
n
Ya

Selesai

Gambar 5.11. Bagan Alir Pekerjaan Begisting

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

b. Pekerjaan Penulangan
Penulangan adalah pemasangan besi tulangan yang dirangkai
dengan panjang, bentuk, jarak antara, jenis dan diameter besi
tulangan sesuai gambar kerja.
Besi tulangan yang dipakai harus baru dan tidak berkarat, besi
tulangan bekas tidak boleh dipergunakan. Untuk sambungan besi
tulangan satu dengan yang lainnya memakai kawat baja (bendrat)
dan apabila akan memakai sambungan las harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Pada sambungan perpanjangan tulangan atau ocerlap minimal 30
D dan jika memakai besi tulangan pokok pada ujung-ujungnya
harus dibuat atau kait dengan panjang kait minimum 5 cm. Sebagai
baja tulangan beton diartikan baja batang dengan panjang  12 m
dan penampang lintangnya berbentuk lingkaran atau hampir
lingkaran. Pada penulangan struktur utama menggunakan baja
beton berulir, yaitu batang baja bulat yang bergerigi dari dua atau
tiga sisinya untuk menambah daya pengikat. Baja tulangan memiliki
sifat mekanis sebagai berikut:

Tabel 5.1. Sifat Mekanis Besi Tulangan

Kelas Simbol Batas ulur Kuat tarik Diamater


minimum minimum lengkung
N/mm2 N/mm2 kaitan
BjTP 24 235 382 3xd
Baja tulangan polos

BjTP30 294 480 4xd


BjTD24 235 382 3xd
Baja tulangan ulir
BjTP30 294 480 4xd

BjTP35 343 490 4-5 x d

BjTP40 392 490 5xd

BjTP50 490 618 5-6 x d


Sumber: Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia

Urutan pelaksanaan pengawasan adalah:

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

a) Mempelajari gambar kerja penulangan dan kebutuhan tualnagn,


tenaga dan peralatan.
b) Memeriksa request yang diajukan oleh kontraktor pekerjaan
penulangan berikut kebutuhan tulangan dan peralatan yang
digunakan Pekerjaan Penulangan.
c) Memonitor proses pekerjaan penulangan

Start

Request
Pekerjaan
Penulangan
Ya

Tidak
Cek

Persiapan
Bahan & Alat

Tidak
Cek
Perbaikan/
Pembenahan
Ya

Pekerjaan
Penulangan

Cek
Tidak

Ya

Selesai

Gambar 5.12. Bagan Alir Pekerjaan Penulangan

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

c. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran adalah penuangan bubur beton/ adukan beton ke
dalam bekisting sampai mencapai ketinggian yang diinginkan
dengan memperhatikan persyaratan yang ditentukan.
Urutan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
 Mempelajari gambar kerja begisting dan kebutuhan bahan,
tenaga kerja dan peralatan yang diajukan kontraktor.
 Memeriksa request yang dilengkapi dengan metode kerja,
mix desain jika dipersyaratkan, jumlah tenaga dan peralatan
yang digunakan.
 Memeriksa titik-titik elevasi begisting dilapangan sebelum
dilakukan pengecoran.
 Memeriksa perbandingan campuran apakah sudah sesuai
dengan mix desain
 Memonitor proses pekerjaan pengecoran yang dilaukan
kontraktor
 Menugaskan juru ukur untuk melakukan pengecekan
terhadap elevasi dan kedudukan begisting yang telah
dipasang
 Melakukan slump test dan pengambilan sampel di lapangan
untuk dilakukan pengujian di laboratorium.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Tabel 5.2. Check List Pekerjaan Pengecoran

URAIAN PEMERIKSAAN KETERANGAN


Bahan Baku beton (Semen,
Pasir, Kerikil, dan Air) Cukup/Tidak
Peralatan Adukan Beton/ Cukup/Tidak
Beton Molen Sesuai
Komposisi Adukan Beton Syarat/Tidak
Takaran beton Sesuai
Kebersihan Begisting Syarat/Tidak
Pemadatan/Vibrasi Sesuai
Tenaga Kerja Syarat/Tidak
Pelaksana Lapangan Sesuai
Request Syarat/Tidak
Ada/Tidak
Ada/Tidak
Ada/Tidak

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Mulai

Request
Pekerjaan
Pengecoran

Persiapan Tinjauan Penentuan


Bahan & Alat Stabilitas Elevasi
Pelaksanaan

Tidak Perbaikan Metode


Cek kerja, stabilitas &
Alat
Ya

Pelaksanaan
pengecoran

Pengecoran Slump Test Pengambilan


On Site Sample Uji

Tidak
Cek

Ya

Selesai

Gambar 5.13. Bagan Alir Pekerjaan Pengecoran Beton

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

5.3.4.Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian untuk semua jenis pekerjaan meliputi pengendalian
waktu, mutu dan biaya. Secara umum pengendalian tersebut dapat
dikelompokkan menjadi pengendalian kualitas dan kuantitas. Aplikasi
pengendalian dalam pelaksanaan di lapangan dilakukan melalui
diterapkannya prosedur pelaksanaan pekerjaan yang harus ditepati oleh
kontraktor.
Prosedur umum pelaksanaan pekerjaan yang sudah memuat aksi
pengendalian adalah seperti terlihat pada Gambar 5.14.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

START

IJIN UNTUK PELAKSANAAN


REQUEST FORM

CHECK 1
Gambar Kerja
Volume Kerja
Kesiapan Material
No
Kesiapan Peralatan
Kesiapan Personil
Kesiapan Lapangan

Yes

PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Yes

CHECK 2
Metode Pelaksanaan PENGAJUAN
No Kualitas Pelaksanaan PEMBAYARAN
Kuantitas Pelaksanaan

CHECK 3
Data perhitungan kuantitas
dan Data pemeriksaan No
kualitas

Yes

PEMBAYARAN
FINISH

GAMBAR 5.14. PROSES PENGENDALIAN SETIAP BAGIAN PEKERJAAN

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Pengendalian secara umum akan dilakukan oleh Konsultan melalui


serangkaian kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan Sebelum Konstruksi


Membuat sistem inpeksi yang baik
Konsultan akan mempersiapkan sistem inspeksi dan sistem
komunikasi antar semua unsur yang terlibat dalam kegiatan untuk
menyederhanakan sistem pengendalian yang mencakup seluruh
area kegiatan dan seluruh item pekerjaan yang ada, sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara lancar.

Verifikasi area proyek


Bersama dengan kontraktor, Konsultan akan mempelajari lokasi
proyek, dan lokasi yang mungkin untuk pembuatan Site Office dan
tempat kerja. Lokasi dan kemungkinan posisi ruang kerja, kondisi
existing sekitarnya untuk pertimbangan prioritas dan urutan kerja.

Identifikasi utilitas umum


Bersama dengan kontraktor, Konsultan akan melakukan identifikasi
adanya fasilitas umum disekitar area lokasi proyek yang harus
dilindungi selama masa pelaksanaan, seperti jaringan listrik, jaringan
telepon, sanitasi air kotor dan lain sebagainya.

Lokasi base camp, stock material dan tempat kerja


Setelah verifikasi area dan lokasi kerja, maka lokasi base camp dan
tempat kerja disesuaikan dengan aktivitas sehari–hari sehingga
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Lokasi stock material akan
ditempatkan pada area yang memadai sehingga tidak mengganggu
arus lalu–lintas masyarakat umum maupun ke areal kegiatan selama
masa konstruksi.

Prosedur keamanan kerja


Prosedur keamanan akan dibuat untuk mencegah terjadinya
kecelakaan baik terhadap manusia maupun barang–barang di sekitar
kegiatan, termasuk kendaraan di area konstruksi dan juga untuk
melindungi pekerja, operator, pengemudi dan tenaga kerja yang lain
serta masyarakat disekitar lokasi kegiatan.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

2. Monitoring Mobilisasi Kontraktor


Organisasi Kontraktor
Konsultan akan membantu kontraktor dalam penyusunan organisasi
proyek, termasuk kebutuhan personil dan batasan tanggung-
jawabnya.
Adanya ketidak sesuaian antara jumlah personil, kemampuan
personil serta hal lain yang tidak sesuai dengan sistem kerja
organisasi yang telah direncanakan yang akan menimbulkan
hambatan pada pelaksanaan proyek, akan didiskusikan dengan
segera, sehingga kontraktor dapat melakukan re-organisasi kembali
atau mengganti personil untuk memenuhi kebutuhan organisasi
pelaksanaan yang solid dan kredibel.

Jadwal Kerja, Personil, Peralatan dan Kesiapan Kontraktor


Konsultan akan membantu kontraktor dalam menyusun jadwal kerja
proyek secara keseluruhan maupun detail dari setiap bagian
pekerjaan. Jadwal kerja dimaksud akan mencakup rencana
mobilisasi personil, bahan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
untuk mencapai target waktu dalam schedule.
Kesiapan kontraktor untuk memenuhi jadwal kerja akan menjadi
perhatian konsultan. Jika terjadi hambatan yang dapat
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan secara keseluruhan,
Konsultan akan melakukan langkah tindak lanjut untuk
mengantisipasinya.

Rencana Suplai Bahan / Material


Mengingat besarnya volume pekerjaan serta ketatnya target waktu
yang tersedia, maka konsultan akan memberikan perhatian secara
seksama terhadap rencana suplai bahan yang akan dilakukan
kontraktor. Kesalahan dalam perencanaan suplai bahan dapat
mengakibatkan terjadinya keterlambatan karena material kurang atau
belum datang pada saat dibutuhkan.
Rencana suplai bahan akan menjadi bagian penting yang dicermati
oleh konsultan, dengan memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
 Jumlah atau volume bahan yang diperlukan
 Sumber / supplier penyedia bahan

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

 Kapasitas produksi per hari


 Kapan saat melakukan pemesanan
 Kapan bahan mulai didatangkan di lapangan
 Antisipasi jika suplai bahan dari suatu supplier terhenti oleh suatu
sebab yang tidak diperkirakan sebelumnya.

3. Inspeksi Pekerjaan di Lapangan

Staking Out
Konsultan akan memberikan informasi kepada Kontraktor tentang
lokasi titik datum dan Bench Mark, mensupervisi dan membantu
kontraktor dalam melakukan pematokan dan Uitzet dari titik-titik
bangunan. Selama pelaksanaan konsultan akan terus melakukan
kontrol dan pemeriksaan serta melakukan koreksi terhadap setiap
pekerjaan uitzet dan staking out yang dilakukan oleh kontraktor

Instruksi dan Pengarahan Selama Pelaksanaan


Konsultan akan menerbitkan instruksi yang penting kepada
kontraktor untuk memastikan bahwa semua pekerjaan telah
dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan prosedur yang tercantum
dalam kontrak.
Dalam hal ini konsultan akan membantu kontraktor untuk setiap
masalah yang berhubungan dengan interprestasi terhadap
spesifikasi kontrak.

Memeriksa dan Menyetujui Gambar Kerja


Gambar dari original disain yang merupakan gambar kontrak, secara
umum harus dilengkapi atau diperjelas dengan gambar kerja yang
disiapkan oleh kontraktor. Gambar kerja ini akan dipakai sebagai
acuan pelaksanaan di lapangan dan sebagai acuan dalam
perhitungan kuantitas. Detail gambar kerja yang dibuat kontraktor
akan diperiksa oleh konsultan dan atas dasar rekomendasi
konsultan, Pemimpin kegiatan dapat menyetujui atau menolak
gambar kerja tersebut. Pada prinsipnya semua perubahan terhadap
gambar kontrak harus mendapat persetujuan dari Pemimpin
Kegiatan.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Inspeksi Pekerjaan
Selama masa kontruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh
kontraktor. Kegiatan inspeksi ini untuk memastikan bahwa semua
bagian pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan dokumen
kontrak (mutu, waktu, biaya dan administrasi pelaksanaan).
Konsultan akan melakukan inspeksi lapangan serta tempat lain,
dimana pekerjaan atau bagian pekerjaan sedang dipersiapkan atau
tempat material dan pabrikasi bahan dilakukan.

Petunjuk Penggunaan Tenaga Kerja dan Peralatan


Kemampuan dan pengalaman personil utama kontraktor adalah
merupakan hal penting yang harus ada agar kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan dengan sempurna. Bila ternyata ada
personil utama kontraktor yang kemampuan dan pengalamannya
tidak memadai, maka Konsultan akan mengajukan permintaan
kepada kontraktor untuk mengganti personil tersebut dengan tenaga
yang lebih mampu.
Tipe dan jumlah peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Dalam hal ini konsultan akan melakukan monitoring jumlah dan
kondisi peralatan yang ada di lapangan, dan konsultan akan meminta
kepada kontraktor untuk menambah peralatan jika kurang dan
memperbaiki peralatan yang rusak.
Untuk meminimalkan terjadinya kerusakan peralatan, maka sistem
perawatan yang efektif akan dilakukan dan diterapkan dalam
lingkungan kerja kontraktor di bawah koordinasi konsultan. Oleh
karena itu masalah pengadaan spare parts di lapangan merupakan
hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

4. Monitoring Kemajuan Pekerjaan


Tugas penting konsultan adalah melakukan monitoring kemajuan
pelaksanaan pekerjaan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
pekerjaan berjalan sesuai dengan target waktu kontrak.
Konsultan akan mengaplikasikan metode CPM (Critical Path Method)
dengan program komputer di bawah kendali seorang “Project

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Controle Scheduler”. Dalam sistem ini, laporan kemajuan pekerjaan


dalam periode harian, mingguan dan bulanan akan di input ke dalam
program yang akan menghasilkan status progres (dibanding dengan
schedule) pada suatu waktu.
Status progress tersebut dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
 Maju (A head schedule)
 Sesuai schedule (On schedule)
 Terlambat (Behind schedule), dimana untuk kondisi terlambat
dibagi lagi menjadi 3 (tiga) kelompok kondisi, yaitu :
• Wajar
• Significant
• Kritis
Berdasarkan kondisi keterlambatan akan dilakukan evaluasi
bersama–sama dengan Kontraktor untuk diambil suatu langkah
tindak lanjut. Langkah tindak lanjut tersebut bisa berupa :
 Penambahan peralatan
 Penambahan supplier bahan
 Penambahan tenaga kerja
 Penambahan peralatan, bahan dan tenaga kerja sekaligus
Dengan sistem monitoring ini, keterlambatan yang terjadi dapat
diantisipasi dengan segera untuk dicarikan pemecahannya,
sehingga target waktu pelaksanaan tidak akan dilampaui.

5.3.5.Koordinasi Pelaksanaan Proyek


Selama pelaksanaan kegiatan, Konsultan akan bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi dan sinkronisasi antar berbagai unsur yang terlibat
dalam pelaksanaan untuk mencapai keberhasilan kegiatan.
Koordinasi dan sinkronisasi akan dilakukan secara terus menerus dan
melalui rapat–rapat koordinasi yang berjalan dalam periode mingguan,
bulanan dan triwulan. Dalam rapat koordinasi tersebut semua
permasalahan yang ada dalam pelaksanaan akan dibicarakan untuk
dicarikan solusi atau pemecahannya.

5.3.6.Penyelesaian Klaim dan Perbedaan Pendapat


Klarifikasi Klausa Kontrak Yang Berarti Ganda

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Konsultan akan memperhatikan dengan cermat adanya beberapa klausa


kontrak yang dapat berarti ganda. Untuk itu konsultan akan melakukan
klarifikasi dari awal untuk mencegah atau meminimalkan timbulnya klaim
atau perbedaan penafsiran terhadap dokumen kontrak dan
implementasinya di lapangan.

Klarifikasi Klaim dan Perbedaan Pendapat Dalam Pelaksanaan


Konsultan akan mendiskusikan dengan kontraktor untuk mengevaluasi dan
menyelesaikan masalah perbedaan pendapat dalam pelaksanaan
berdasarkan dokumen kontrak, termasuk untuk pembayaran tambahan
atau perpanjangan waktu, dimana kontraktor merasa berhak atas hal
tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi, maka konsultan akan memberikan
rekomendasi secara tertulis kepada Pemimpin Kegiatan mengenai apakah
klaim yang diajukan kontraktor dapat diterima atau harus ditolak.

5.3.7.Serah Terima Pekerjaan


Inspeksi Pekerjaan Secara Keseluruhan
Bila semua pekerjaan yang tercantum dalam kontrak telah diselesaikan,
Konsultan Supervisi bersama–sama dengan Pemimpin Kegiatan dan
Kontraktor akan melakukan inspeksi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
secara menyeluruh. Dari hasil inspeksi akan dikeluarkan rekomendasi
yang menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan telah selesai dan sesuai
dengan dokumen kontrak.

Gambar Hasil Pelaksanaan


Pada akhir masa konstruksi gambar hasil pelaksanaan harus dibuat oleh
kontraktor dan diperiksa oleh konsultan. Gambar ini merupakan dokumen
yang penting karena dapat dipakai sebagai acuan dalam kegiatan
pemeliharaan atau perbaikan bangunan selama masa pemanfaatannya.

Serah Terima Pertama


Bila hasil inspeksi menyeluruh memberikan rekomendasi bahwa pekerjaan
telah diselesaikan seluruhnya sesuai dokumen kontrak, maka Pemimpin
Kegiatan akan menyiapkan pembentukan Panitya Serah Terima. Kemudian
dibentuk Tim Pemeriksa Lapangan dan Tim Pemeriksa Adiministrasi.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Panitia Serah Terima akan bekerja untuk memeriksa kebenaran


pelaksanaan melalui kunjungan lapangan ke–1 dan pemeriksaan dokumen
pelaksanaan. Pemimpin Kegiatan, Konsultan dan Kontraktor akan
membantu Panitia Serah Terima dalam mendapatkan informasi
selengkapnya mengenai pelaksanaan kegiatan secara menyeluruh. Dari
kunjungan lapangan ke–1 akan dicatat semua kekurangan dan kerusakan
yang ditemui (“defect and deficient”) dan hasilnya dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Kunjungan Lapangan Ke–1. Berdasarkan hal tersebut,
kontraktor diperintahkan untuk menyempurnakan pekerjaannya dalam
suatu kurun waktu tertentu.
Setelah masa perbaikan selesai, dilakukan kunjungan lapangan ke–2.
Hasil kunjungan lapangan tersebut dituangkan dalam Berita Acara
Kunjungan Lapangan Ke–2. Berdasarkan Berita Acara Kunjungan
Lapangan Ke–2 dapat diterbitkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
yang menyatakan bahwa :
 Kontraktor telah menyelesaikan semua pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak asli dan perubahannya,
 Pelaksanaan pekerjaan secara kualitas dan kuantitas telah sesuai
dengan ketentuan dalam dokumen kontrak
 Kontraktor menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Pemimpin
Kegiatan, dan Pemimpin Kegiatan menerima penyerahan pekerjaan
dimaksud oleh kontraktor.

5.3.8.Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan
didasarkan pada prinsip–prinsip sebagai berikut :
 Informatif
 Menggunakan form pelaporan yang sederhana dan mudah dimengerti.
Jenis dan macam pelaporan yang dibuat pada prinsipnya bertujuan untuk
dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai jalannya
pelaksanaan kegiatan. Laporan tersebut antara lain meliputi :
1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Konsultan Pengawas dan bersifat
independen, dalam arti tidak memerlukan persetujuan pihak lain

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

diluar konsultan untuk pengesahannya. Konsultan bertanggung


jawab penuh terhadap isi laporan bulanan.
Isi laporan bulanan adalah ringkasan jalannya pelaksanaan
pekerjaan yang memuat semua informasi mengenai jalannya
pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan. Laporan bulanan ini
dilengkapi dengan :
 Data proyek
 Form laporan kemajuan pekerjaan
 Kemajuan pembayaran
 Data penugasan personil
 Informasi lain yang terkait seperti : Berita Acara Rapat, Evaluasi,
Pembahasan dan lain sebagainya.

2. Laporan Akhir
Laporan Akhir dibuat oleh Konsultan Pengawas setelah Konsultan
mengakhiri masa kerjanya isi laporan Akhir antara lain :
 Berita Acara atas selesainya pekerjaan
 Berita Acara atas perubahan yang terjadi.
 Gambar-gambar perubahan yang terjadi.
 Jumlah biaya atas perubahan yang terjadi.
 Berita Acara atas serah terima pekerjaan.
 Berita Acara atas perintah dan laporan yang telah dikeluarkan.
 Berita Acara Rapat Koordinasi.
 Dan lain-lain yang dianggap perlu.

5.4. RENCANA MUTU KONTRAK


Rencana Mutu Kontrak (RMK) ini dibuat sebagai bagian dari Usulan Teknis
Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01) RMK dimaksudkan sebagai
acuan atau pedoman untuk mencapai standar mutu pelayanan dan pelaksanaan
tugas pengawasan di lapangan. Dengan adanya RMK, pihak Pengguna Jasa
mempunyai gambaran yang lebih pasti menyangkut rencana aksi pengawasan di
lapangan yang akan di-implementasikan oleh Tim Konsultan sehingga secara lebih
jauh Pengguna Jasa akan bisa mendapatkan gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran pengelolaan kegiatan dalam semua aspek yang direncanakan.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)


PT. TATA BUMI KONSULTAN

Pokok bahasan dalam RMK menyangkut implementasi metode/cara dan strategi


pengawasan pada setiap proses pelaksanaan pekerjaan, serta batasan atau tolok
ukur pencapaian mutu yang direncanakan untuk setiap jenis pekerjaan.

Pelaksanaan secara tepat terhadap prosedur yang sudah diajukan pada bagian
metodologi, merupakan aksi pokok dan usaha untuk mencapai mutu kontrak sesuai
dengan spesifikasi. Dengan demikian akan memberikan jaminan yang lebih pasti
menyangkut tingkat kualitas hasil akhir pelaksanaan. Sekalipun demikian hendaknya
dipahami, bahwa prosedur tersebut dibuat bukan sebagai tujuan, melainkan sarana
untuk mencapai tingkat penyelesaian (kualitas dan kuantitas) seperti yang
dikehendaki. Oleh karena itu perubahan atau modifikasi prosedur masih
dimungkinkan tergantung kondisi atau situasi yang dihadapi pada saat pelaksanaan.
Matrik pengendalian pelaksanaan dalam rangka mencapai rencana mutu kontrak
secara lengkap disajikan pada Tabel 6.3.

Pengawasan Dalam Kabupaten Rokan Hilir (Paket 01)

Anda mungkin juga menyukai