Anda di halaman 1dari 4

Konten Laprak Biopros

-LATAR BELAKANG-
Analisis mikrobiologi adalah cara yang digunakan untuk menunjukkan kualitas
lingkungan, makanan, obat-obatan, dan patologi klinis. Kehadiran mikroorganisme
seringkali menjadi acuan buruknya sanitasi (Souza et al. 2014). Akan tetapi, dalam
industri, mikroorganisme dijadikan sebagai ‘sekutu tak terlihat’. Tidak ada satupun
kehidupan di bumi yang sia-sia atau tidak bermanfaat. Mikroorganisme dapat
bermanfaat jika ditangani dengan baik(Burdass et al. 2016).
Salah satu langkah untuk dapat memanfaatkan mikroorganisme adalah dengan
mengembangbiakkan mikroorganisme itu sendiri. Cara untuk mengembangbiakkan
mikroorganisme, salah satunya dengan inokulasi atau penanaman bakteri. Penanaman
bakteri adalah proses pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru
(Dwijoseputro, 1978). Pada penanaman bakteri dibutuhkan kondisi aseptik atau steril,
baik pada alat maupun proses, untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroba yang tidak diinginkan (Panjaitan et al. 2014).
Setelah dikembangbiakkan, mikroorganisme dapat diamati dan diberi perlakuan
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, praktikum penanaman bakteri dan kuantifikasi
mikroorganisme sangat dibutuhkan. Baik itu sebagai pengetahuan maupun
pengalaman.

1. Sebutkan dan jelaskan bentuk morfologi bakteri

2. Bahas data biakan cair

3. Jelaskan pengertian metode DMC, TPC, MPN, dan Turbidimetri


DMC: Perhitungan secara langsung menggunakan hemasitometer dan mikroskop
(Widiansyah 2017).
TPC: Metode lempeng total cawan (plate count) adalah metode yang paling umum
digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup berdasarkan jumlah
koloni yang tumbuh.Metode ini dibantu dengan menggunakan alat, yaitu colony
counter. Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau
mikroorganisme dalam cawan petri yang biasanya dilengkapi dengan pencatat
elektronik. Bakteri yang akan dihitung adalah bakteri yang masih hidu. Metode plate
count ini terbagi menjadi dua yaitu, metode cawan tuang (pour plate) dan cawan sebar
(spread plate).Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan
media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri (agar) sehingga sel-sel tersebut
tersebar merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar. Metode spread
plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di
dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri di atas media agar
yang telah memadat (Molita 2017).
MPN:Metode MPN merupakan salah satu teknik menghitung jumlah mikroorganisme
per mili bahan yang digunakan sebagai media biakan (Natalia 2014).
Turbidimetri: Merupakan metode perhitungan jumlah bakteri yang didasarkan pada
kekeruhan suspensi bakteri menggunakan alat yang dikenal dengan nama turbidimeter
atau dapat pula menggunakan spektrofotometer (Wijayanti 2016).

4. Jelaskan prinsip uji keempat metode diatas


DMC: Menghitung bakteri yang masih hidup secara langsung dengan
memperhitungkan luas areal pandang mikroskop terlebih dahulu (Artama 2016).
TPC: Prinsip uji TPC adalah menumbuhkan semua mikroba untuk melihat jumlah
cemaran yang terkandung di dalam suatu produk (Widyan 2016).
MPN: Perhitungan didasarkan pada tabung yang positif, yaitu tabung menunjukkan
pertumbuhan mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu dan dapat
diketahui dari gelembung gas yang dihasilkan pada tabung Durham (Natalia 2014).
Turbidimetri: Kekeruhan yang terbentuk pada suspensi bakteri secara tidak langsung
menunjukkan biomassa sel baik bakteri yang hidup atau yang mati (Wijayanti 2016).
5. Kegunaan keempat metode diatas
DMC: Menghitung bakteri yang masih hidup. Contohnya aplikasinya, menganalisa
susu yang mengandung jumlah bakteri tinggi (Artama 2016).
TPC: (Palawe dan Antahari 2018)
MPN: Digunakan untuk menguji kualitas bakteriologis air, biasanya untuk
mendeteksi adanya bakteri coliform yang beracun bagi tubuh manusia (Tominik et al.
2018).
Turbidimetri: (Syauqi 2017)
6. Kelebihan dan kekurangan keempat metode
DMC: Hitung mikroskopik merupakan metode yang cepat dan murah ,tetapi
mempnyai beberapa kelemahan antara lain: sel-sel yang mati tidak dapat dibedakan
dari sel hidup, sel-sel yang berukuran sngat kecil sulit dilihat sehingga kadang-kadang
tidak terhitung (Widiansyah 2017).
TPC:
-Spread :Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar
merata pada bagian permukaan media agar. Metode ini cukup sulit terutama saat
meratakan suspensi dengan batang drugal, untuk menumbuhkan koloni secara merata,
biakan justru terkontaminasi (Molita 2017).
-Pour : Keuntungan metode pour plate adalah sebagai berikut: 1. Hanya sel yang
masih hidup yang dihitung 2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus 3.
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
4. Mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penambahan spesifik. Kelemahan
metode pour plate adalah sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan
jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin
membentuk satu koloni.2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan
nilai yang berbeda. 3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium
padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar. 4. Memerlukan
persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung (Molita 2017).
MPN: Metode MPN ini memiliki kelemahan dan kelebihannya. Kelemahan dari
metode ini antara lain:1. Pada satu waktu percobaan hanya dapat menggunakan
sedikit contoh air. 2. Untuk mendapatkan kultur yang baik dibutuhkan waktu
beberapa hari. 3. Menghitung jumlah bakteri Coli hanya didapatkan jumlah perkiraan
secara kasar. 4. Membutuhkan banyak media dan perlengkapan 5. Tidak dapat
dilakukan di lapangan tempat pengambilan sampel, sehingga membutuhkan sistem
angkutan tertentu agar perubahan pada bakteri Coli dalam sampel tersebut secara
minimal. Kelebihan dari metode MPN ini adalah metode ini baik digunakan karena
lebih sensitif dan dapat mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah
(Triana 2014).
Turbidimetri:
7. Bahas data keempat metode
DMC:
TPC:
MPN:
Turbidimetri:

-DAPUS-
a) Panjaitan D, Suada IK, Sritamin M. 2014. Uji keefektivan ekstrak beberapa
biji tanaman untuk menghambat pertumbuhan bakteri bercak daun
(Xanthomonas campestris) pada tanamn tomat. E-Jurnal
Agroekooteknologi Tropika. 3(2): 89-96.
b) Burdass D, Grainger J, Hurst J. 2016. Basic Practical Microbiology.
London(UK): Microbiology Society.
c) Souza CMD, Kitahara SE, Fernandes JCB. 2014. Improved method for
inoculation of microorganisms. Journal of Advanced Scientific Research.
5(4): 31-33.
d) Molita AD. 2017. Identifikasi bakteri Eschericia coli pada minuman susu
kedelai bermerek dan tidak bermerek di kota Bandar Lampung [skripsi].
Bandar Lampung (ID): Universitas Lampung.
e) Widiansyah E. 2017. Pengaruh lama fermentasi limbah cangkang rajungan
(Portunus pelagicius) oleh Lactobacillus acidophilus dilanjutkan dengan
Sacharomyces cerevisiae terhadap kandungan protein [skripsi].
Semarang(ID): Universitas Diponegoro.
f) Natalia LA. 2014. Kajian kualitas bakteriologis air minum isi ulang di
kabupaten blora melalui metode most probable number[skripsi].
Semarang(ID): Universitas Negeri Semarang.
g) Wijayanti PW. 2016. Efektivitas minyak jinten hitam(Nigella sativa) dan
madu sebagai antimikroba terhadap zona hambat pada bakteri luka kanker
payudara secara in vitro di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto [skripsi]. (ID): Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
h) Artama T. 2016. Praktikum Mikrobiologi dan Sanitasi Pangan. Tangerang
Selatan(ID): Penerbit Universitas Terbuka.
i) Widyan M. 2016. Analisis kelayakan mutu produk recovery selama
penyimpanan untuk produksi susu uht di PT Dairy Indonesia. Bogor(ID):
Institut Pertanian Bogor.
j) Triana A. 2014. Uji kualitas mikrobiologi minuman olahan “teh poci”
berdasarkan nilai mpn coliform di Kecamatan Jekan Raya Kota
Palangka Raya [skripsi]. Palangka Raya (ID): Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri.
k) Tominik VI, Haiti M, Hutabarat MSH. 2018. Analisis uji kualitas
bakteriologis air minum isi ulang (amiu) menggunakan metode mpn
pada pengolahan air sistem reverse osmosis (ro) dan sistem ultra violet
(uv). Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana. 1(1): 20-24.
l) Syauqi A. 2017. Penentuan kuantitas sel Saccharomyces cerevisiae dengan
turbidimetri. Biosaintropis. 2(2): 1-9.
m) Palawe JF dan Antahari J. 2018. Tpc(total plate count), wac(water adsorbtion
capacity) abon ikan selar dan cooking loss daging ikan selar (Selaroide
leptolesis). Jurnal Ilmiah Tindalung. 4(2): 57-60.

Anda mungkin juga menyukai