Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TINGKAH LAKU TERNAK

OLEH
NADYA INDRIYANI
E10018014
A

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan semester praktikum “Tingkah Laku
Ternak” ini dengan tepat waktu. Saya ucapkan terima kasih kepada para asisten
dosen yang telah membimbing kami selama praktikum.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan.Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi dari sebelumnya.
Semoga laporan mid semester biologi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya saya sendiri.

Jambi, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar belakang................................................................................ 1
1.2. Tujuan............................................................................................ 2
1.3. Manfaat ......................................................................................... 3
BAB II. MATERI DAN METODA ........................................................... 4
2.1. Tempat dan Waktu ......................................................................... 4
2.2. Materi ............................................................................................ 4
2.3. Metode .......................................................................................... 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 6
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.......................................................................................................................
BAB IV. PENUTUP..................................................................................... 8
4.1. Kesimpulan.................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkah laku atau etologi adalah ilmu yang memepelajari gerak gerik/ tingkah
laku hewan dilingkungan alami atau dimana hewan tersebut bisa hidup. Tingkah laku
(behaviour) merupakan suatu bentuk aktivitas ternak yang melibatkan fungsi fisiologis
sebagai hasil dari perpaduan antara aktivitas keturunan dengan pengalaman individu
dalam menanggapi atau menanggapi suatu objek.
Tingkah laku dasar pada hewan seperti makan, minum, tidur, istirahat, aktivitas
seksual, eksplorasi, latihan, bermain, aktivitas melarikan diri, pemeliharaan dan
sebagainya sangat penting untuk diketahui dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan
memberi rasa nyaman serta aman terhadap ternak. Kondisi tingkah laku dasar tersebut
tidak terpenuhi akan berdampak pada kinerja dan produktivitas dari ternak tersebut.
Kambing adalah salah satu mamalia yang memamah biak. Umumnya kambing
dapat memakan semua jenis rumput dan tumbuhan hijau lainnya, namun tidak semua
disukai. Rangkaian tingkah laku makan pada kambing diawali dengan mencium
makanan. Jika makanan cocok untuknya maka akan dimakan. Kambing mengambil
makan dengan menggunakan lidahnya, serta gigi seri bawah yang merupakan penjepit
makanannya dan rahang atas menutup. Minum menggunakan lidahnya dan memasukkan
kedalam mulutnya.
Penentuan umur dengan melihat pertumbuhan gigi lebih akurat dibandingkan
dengan metode pengamatan lingkar tanduk. Namun cara ini sulit dilakukan dan
membutuhkan latihan. Oleh karena itu diperlukannya pengendalian tingkah laku pada
ternak untuk mempermudah manajemen dan melihat umur dengan melihat gigi ternak.
Namun agar lebih terampil dalam mengukur umur melalui gigi perlu dilakukan latihan
berulang kali.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum tingkah laku ternak adalah agar praktikan dapat
mengetahui cara pengendalian terhadap ternak (kambing) sehingga praktikan
tidak dikendalikan oleh ternak dan mengetahui umur kambing dari kondisi gigi.

1.3 Manfaat

2
Manfaat yang di dapat setelah melakukan praktikum ini adalah praktikan
dapat mengetahui cara pengendalian ternak kambing berupa cara melepas dan
mengikat kembali tali ternak ke tiang, menuntun ternak berjalan dan mengetahui
umur kambing dari kondisi gigi agar mempermudah manajemen pemeliharaan
dan pemilihan ternak yang baik untuk acara-acara keagamaan dan lain sebagainya.

BAB II

3
MATERI DAN METODA

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Minggu 1 Desember 2019 di Peternakan


Mad Beken Jalan Kapten Patimura Km. 10 Kenali Besar. Tanjung Pinang Kec.
Jambi Timur, Jambi.

2.2 Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah kambing sebanyak 1


ekor untuk masing-masing praktikan, kambing merupakan jenis ternak yang
banyak dipelihara masyarakat baik dalam skala kecil ataupun skala besar
(Garantjang, 2004). Manfaat kambing dapat dipandang dari segi finansial (dijual
sebagai bibit ternak, dan dipotong untuk dijual dagingnya) maupun non-finansial
(upacara adat dan agama). Kambing-kambing yang banyak dipakai untuk
keperluan tersebut adalah kambing gerombong, kambing kacang dan kambing
peranakan etawah (PE) (Yupardi et al., 2014).
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan
antara kambing Etawah (asal India) dengan kambing Kacang. Kambing ini
tersebar hampir di seluruh Indonesia. Penampilannya mirip kambing Etawah,
tetapi lebih kecil. Kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna, yaitu sebagai
penghasil daging dan susu (perah). Peranakan yang penampilannya mirip kambing
Kacang disebut Bligon atau Jawa randu yang merupakan tipe pedaging
(Pamungkas et al., 2009). Ciri-ciri Kambing PE: telinga panjang dan terkulai,
panjang telinga 18–30 cm, warna bulu bervariasi dari coklat muda sampai hitam.
Bulu kambing PE jantan bagian atas leher dan pundak lebih tebal dan agak
panjang. Bulu kambing PE betina pada bagian paha panjang. Berat badan
kambing PE jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg, tinggi pundak 76-100 cm
(Prabowo, 2010).
Kambing dewasa memiliki susunan gigi permanen sebagai berikut :
sepasang gigi seri sentral (central incisors), sepasang gigi seri lateral (lateral
incisors), sepasang gigi seri intermedial (intermedial incisors), sepasang gigi seri
sudut (corner oncisors) pada rahang bawah, tiga buah gigi premolar pada rahang

4
atas dan bawah, dan tiga buah gigi molar pada rahang atas dan bawah (Sulastri
dan Sumadi, 2012). Menurut penelitian sudarisma (1987) mendapatkan rata-rata
bobot kambing PE betina berturut-turut 15,88 ; 26,83 ; 29,60 ; 32,11 dan 35,57 kg
pada gigi seri permanen nol, dua, empat, enam dan delapan buah.

2.3 Metoda

Metoda yang digunakan adalah masing masing praktikan mengendalikan


satu ternak yang telah diberi tali pada bagian leher agar mempermudahkan
praktikan yaitu dengan cara melepaskan tali terlebih dahulu dari tiang kemudian
tarik tali keatas dan arahkan kambing ketempat yang akan kita tuju, atau dapat
juga dengan menarik rambut yang tumbuh pada bagian atas leher kambing untuk
mengendalikan kambing, setelah itu kedua kaki praktikan di letakan disebelah kiri
dan kanan leher kambing agar mengurangi ruang gerak, langkah terakhir adalah
melihat susunan dan kondisi gigi untuk dapat mengetahui umur dari kambing
tersebut dengan cara meletakkan jari tengah kita dibawah bibir dan jari telunjuk
diatas bibir kambing kemudian buka mulut kambing dan lihat susunan giginya.
Setealah langkah-langkah tersebut selesai langkah selanjutnya adalah
mengembalikan kambing ketempatnya semula.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

5
Peternakan Mad Beken yang terletak di Jalan Kapten Patimura Km. 10
Kenali Besar. Tanjung Pinang Kec. Jambi Timur, Jambi. Dengan peternak
bernama Putra merupakan peternakan kambing yang menjual beberpa jenis
kambing baik kambing yang dipelihara ataupun kambing potong. Ada beberapa
jenis kambing yang terdapat disana yaitu kambing kacang dan PE.
Pada praktikum kali ini saya kebagaian mengendalikan kambing jenis
etawa (PE), dengan ciri cirinya yaitu telinganya panjang dan terkulai ke bawah,
dahi dan hidungnya cembung, tanduknya pendek, warna bulunya putih coklat dan
sedikit berwarna hitam. Pengendalian ternak kambing yang dikandangkan tidak
terlalu sulit dibandingkan dengan ternak kambing yang digembalakan karena
ternak cenderung penurut dan tidak agresif.
Hasil pengamatan jenis ternak kambing PE (peranakan etawah) yang ada
dikandang, tata cara pengendalian kambing yaitu dengan cara menarik tali yang
ada dilehernya, jika ternak tidak mau diarahkan maka tarik tali ketas sampai
kepala ternak terangkat sedikit lalu kendalikan ternak, namun selain cara itu
terdapat cara pengendalian lain yaitu dengan memegang punduk ternak tersebut
maka ternak akan cenderung baik untuk dikendalikan.
Hasil pengamatan selanjutnya pada jenis ternak kambing PE (peranakan
etawah yang berada dikandang peternakan Mad beken yaitu dengan melihat umur
ternak melalui giginya karena lebih mudah untuk dipahami dibandingkan dengan
cara lainnya, hasil pengamatan saya pada jenis kambing PE ini berumur 3 tahun
karena gigi seri susu sudut ternak telah digantikan dengan sepasang gigi seri
permanen intermedial, gigi ternak masih rapat-rapat dan berjumlah 7 buah, dan
telah berwarna putih kecoklatan di sela-sela gigi.
Gigi seri susu pada kambing berjumlah 4 pasang (2DI1, 2DI2, 2DI3,
2DI4). Cempe berumur 1 hari sampai 1 minggu memiliki sepasang gigi seri susu
sentral (2DI1), pada umur 1 - 2 minggu terdapat sepasang gigi seri susu lateral
(2DI2 ), pada umur 2 - 3 minggu terdapat sepasang gigi seri susu intermidial
(2DI3), dan pada umur 3 - 4 minggu terdapat sepasang gigi seri susu sudut
(2DI4 ). Pada umur 1 - 1,5 tahun, 2DI1 digantikan oleh sepasang gigi seri
permanen sentral (2I1). Pada umur 1,5 - 2,5 tahun, 2DI2 digantikan oleh sepasang
gigi seri permanen lateral (2I2). Pada umur 2,5 – 3,5 tahun, 2DI3 digantikan oleh

6
sepasang gigi seri permanen intermedial (2I3 ). Pada umur 3,5 – 4,0 tahun, 2DI4
digantikan oleh sepasang gigi seri permanen sudut (2I4) (Frandson, 1993).

BAB IV
KESIMPULAN

7
Kesimpulan dari praktikum tingkah laku ternak adalah pengendalian
tingkah laku ternak dilakukan agar praktikan dapat mengendalikan dan tidak
dikendalikan oleh ternak. Pengendalian terhadap ternak dapat dilakukan dengan
baik apabila praktikan merasa tenang dan tidak merasa takut terhadap ternak
tersebut. Dalam menentukan umur ternak melalui kondisi gigi diperlukan
konsentrasi dalam melihat kondisi gigi ternak agar didapatkan hasil yang akurat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R. D. 1983. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta

Garantjang, S. 2004. Pertumbuhan Anak Kambing Kacang pada Berbagai Umur


Induk yang Dipelihara Secara Tradisional. Jurnal Sains Dan Teknologi.
4(1):40-45.

Pamungkas, F.A. Batubara, A.. Doloksaribu, M., Dan Sihite, E. 2009. Petunjuk
Teknis Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan : Bogor

Prabowo, Agung. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing. BPTP


Sumatra Selatan.

Sudarisma, M., 1987. Hubungan Antara Bobot Badan dengan Lingkar Dada pada
Kambing Peranakan Etawah Betina. Skripsi Sarjana Peternakan Fakultas
Peternakan Universitas Udayana Denpasar.

Sulastri Dan Sumadi. 2012. Pendugaan Umur Berdasarkan Kondisi Gigi Seri
pada Kambing Peranakan Etawah di Unit Pelaksana Teknis Ternak
Singosari, Malang, Jawa Timur. Jurnal Petrnakan. 1(1) : 1-10

Yupardhi, W. Sayang, I Gusti. L. Oka, I. Bagus Mantra, I Nyoman Suyasa, Dan I


Gede Suranjaya. 2014. Gambaran Darah Kambing Gembrong, Kambing
Peranakan Etawah, dan Kambing Kacang Di Bali. Jurnal Veteriner.
15(4):494-498
LAMPIRAN

LAMPIRAN TLT.zip

Anda mungkin juga menyukai