Sejarah Liberia
Sejarah Liberia
Tinjauan geografis
Liberia terletak di Atlantik di bagian selatan Afrika Barat, berbatasan dengan Sierra Leone,
Guinea, dan Pantai Gading. Luasnya sebanding dengan ukuran Tennessee. Sebagian besar negara
ini merupakan sebuah dataran yang ditutupi oleh hutan tropis yang lebat, yang berkembang di
bawah curah hujan tahunan sekitar 160 kali dalam setahun.
Situasi Politik
Pada tahun 1869 Partai True Whig didirikan. Partai ini kemudian berkembang menjadi
partai politik yang dominan di Liberia pada akhir abad kesembilan belas, dan mempertahankan
dominasinya hingga kudeta tahun 1980. J. Edward Roye berhasil menggantikan James Spriggs
Payne (1868-1870) sebagai presiden selama sekitar satu tahun.
Tahun 1871 Sebuah pinjaman bank dengan bunga tinggi dari Inggris kepada pemerintah
Liberia memberikan kontribusi terhadap terjadinya krisis politik yang menyebabkan Presiden
Edward J. Roye harus mundur dari jabatannya. Ia kemudian digantikan oleh Wakil Presiden
James Skivring Smith untuk sisa masa jabatannya. Dari 1871-1872, James Skivring Smith adalah
presiden sementara Liberia dan diikuti oleh dua mantan presiden: Joseph Jenkins Roberts (1872-
1876) dan James Spriggs Paynes (1876-1878). Selanjutnya, Anthony William Gardiner (1878-
1883) terpilih sebagai presiden berikutnya. Gardiner mengundurkan diri selama masa tahun
ketiga jabatannya dan digantikan oleh Francis Alfred Russel (1883-1884).
Pada tahun 1874 Benjamin Anderson membuat perjalanan kedua ke pedalaman Liberia.
Di tahun 1875 Sebuah perang pecah melawan masyarakat konfederasi Grebo. Pemerintah Liberia
meminta Amerika Serikat untuk menjadi mediator. Dalam menanggapi permintaan pemerintah
Liberia, utusan Amerika Serikat datang untuk mengunjungi kerajaan Greebo dan republik
Liberia serta mengirimkan kapal angkatan laut untuk membantu pemerintah Liberia dalam
menyelesaikan konflik tersebut.
Pada tahun 1885, secara resmi Hilary Johnson Wright menjabat sebagai Presiden (1884-
1892) menggantikan Francis Alfred Russel. Hilary Johnson, putra Elia Johnson adalah presiden
pertama kelahiran asli Liberia. 1892 - Perancis mengirim pasukan militernya ke Liberia untuk
memaksa melepaskan klaim Liberia atas tanah antara Sungai Cavalla di barat laut dan Sungai
San Pedro di tenggara.
Tahun 1903 Pemerintah Liberia dan Inggris mengadakan suatu kesepakatan tentang batas
antara Sierra Leone dan Liberia. Lalu di tahun berikutnya, 1904 Pemerintah Liberia menerapkan
sistem administrasi yang membawa masyarakat adat ke dalam hubungan politik langsung dengan
pemerintah pusat melalui pejabat perwakilan yang dibayar sendiri.
Tahun 1919 Liberia merupakan salah satu negara yang menandatangani perjanjian
dengan Liga Bangsa-Bangsa setelah Perang Dunia I. Tahun 1944 William Tubman terpilih
sebagai presiden Liberia dan meninggal pada tahun 1971. Hak untuk memilih dan berpartisipasi
dalam pemilihan umum diperpanjang untuk masyarakat adat Liberia pada tahun 1946. Tahun
1958 perwakilan Liberia menghadiri konferensi pertama negara-negara independen se-Afrika.
Tahun 1972 William R. Tolbert, Jr terpilih menjadi presiden Liberia dan mengisi
kekosongan kursi presiden sepeninggal Presiden Tubman. Pada tanggal 14 April 1979 rapat
umum memprotes kenaikan harga beras yang berakhir pada sebuah kerusuhan. Sebuah kudeta
militer yang dipimpin oleh Samuel K. Doe, seorang Liberia keturunan non-Amerika,
menggulingkan pemerintahan dan membunuh Presiden Tolbert pada 12 April 1980 yang
didukung oleh pemerintah Amerika Serikat.
Di tahun 1980. Pemerintahan sipil pulih di tahun 1985. Setahun kemudian sebuah
konstitusi baru yang dibentuk untuk kedua kalinya di republik Liberia. Samuel K. Doe,
pemimpin kudeta tahun 1980, mempertahankan kekuasaannya sebagai kepala negara.
Pada tahun 1989 Charles Taylor, seorang Americo-Liberia sekaligus pembantu Doe, dan
Front Patriotik Nasional Liberia (NPFL) menggulingkan pemerintah yang dipimpin Doe. Kudeta
menentang Doe terjadi karena selama pemerintahannya diwarnai dengan korupsi dan kekejaman.
Kudeta ini dimulai pada bulan Desember 1989 dan pada tahun berikutnya, Doe dibunuh.
Tindakan tersebut kemudian memicu perang saudara. Berbagai faksi etnis berjuang untuk
menguasai negara.
Tahun 1990 Pasukan Pemberontak dipimpin oleh mantan Presiden Liberia, Samuel K.
Doe, yang telah menggulingkan republik pertama dekade sebelumnya.
Pasukan Penjaga Perdamaian Afrika Barat dibentuk untuk menjaga ketertiban di wilayah ini.
Pada tahun 1995, 16 anggota Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS)
menengahi kesepakatan damai antara faksi-faksi yang berperang di Liberia dan berusaha
memulihkan ketertiban. Pada April 1996, pertempuran antar faksi di negara itu telah
menghancurkan segala sisa-sisa terakhir dari masyarakat sipil. Perang saudara akhirnya berakhir
pada tahun 1997.
Dalam pemilihan umum yang diselenggarakan oleh badan pengamat internasional,
Charles Taylor memenangkan 75% untuk pemilihan presiden pada bulan Juli 1997 dan didukung
Front Persatuan Revolusioner (RUF) Sierra Leone.