Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Komunikasi
a. Pengertian
Komunikasi berasal dari bahasa latin (communis) yang berarti (bersama)
sedangkan menurut kamus besar indonesia, definisi komunikasi dapat diliputi
ungkapan-ungkapan seperti berbagai informasi atau pengetahuan, memberi gagasan
atau bertukar fikiran, informasi atau yang sejenisnya dengan tulisa atau ucapan.
Menurut muslikhah dan fatmawati (2010), komunikasi bisa diartikan sebagai
proses penyampaian informasi, makna, atau pemahamam dari pengirim kepenerima.
Dari kominikasi yang telah dilakukan diharapkan dapat menimbulkan perubahan
tingkah laku atau muncul perilaku baru sesuai dengan yang diinginkan oleh pengirim
pesan atau informasi dari penerima informasi.
Menurut depkes RI (2001) komunikasi adalah suatu proses menyampaikan pesan
yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak lain yang bertujuan untuk menciptkan
persamaan pikran antara pengirim dan penerima pesan.
b. Komponen komunikasi
Komunikasi menjadikan orang dapat saling berbagi informasi, bertukar
pikiran, berbagi rasa, dan memecahkan pemasalahan yang dihadapi. Keberhasilan
tiap aspek kehidupan ditentukan oleh kecapkapan komunikasi. Komponen
komunikasi antara lain :
1. Komunikator : orang yang memprakarsai adanya komunikasi. Prakarsa timbul
karena jabatan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
2. Encoding : proses dimana individu memilih cara untuk menghasilkan dan
menghantar mesej kepada seseorang yang lain secara sadar atau tidak sadar.
3. Decoding : proses dimana seseorang menerima tanda – tanda daripada encoder
(individu yang menghantar mesej) dan menterjemahkannya ke dalam mesej-
mesej yang bermakna
4. Saluran komunikasi adalah segala sarana yang dipergunakan oleh komunikator
untuk menyampaikan kepada pihak lain dengan demikian saluran komunikasi
itu berbentuk panca indra manusia maupun alat teknologi yg dibuat manusia.
5. Metode komunikasi : segala cara yg digunakan dalam menggunakan hubungan
dengan orang lain.
6. Komunikan: orang yang menjadi objek dari kominukasi, pihak yang mnerima
berita atau pesan dari komunikator.
7. Lingkungan komunikasi: suasana dimana proses komunikasi berlangsung
8. Umpan balik dari komunikan dan komunikator

Kominukasi yang dilakukan antara pengirim dan penerima mempunyai 3 sifat yaitu
1. Komunikasi searah
Komunikator pengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima
oleh komunikan sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan umpan balik
2. Komunikasi dua arah
Komunikan mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan setelah
disimpulkan kemudian komunikan mengirim umpan balik kepada sumber
berita atau komunikator
3. Komunikasi berantai
Komunikan menerima pesan atau berita dari komunkator kemudian
disalurkan kepada komunikan kedua disampaikan kepada komunikan ketiga
seterusnya. Teradapat kelemahan dalam komunikasi berantai, kareba kadang
kadang pesan yang disampaikan tidak murni atau terjadi distorsi sehingga
pesan dapat menyimpan dari yang sebenranya

Menurut Gibson et,.al. (1997:57), terdapat tiga jenis komunikasi formal dalam
organisasi yaitu;
1. Komunikasi Horizontal (Komunikasi Lateral/Menyamping)
Merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dimana terjadi pertukaran
pesan secara menyimpang dan dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai
kedudukan yang sama, posisi yang sama, jabatan yang se-level maupun eselon
yang sama dalam suatu organisasi.Menurut Daft (2003: 148), komunikasi
bentuk ini selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta
dukungan dan mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal
diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi sehingga
mempercepat tindakan (Robbins, 1996: 9). Kemudahan koordinasi initerjadi
karena adanya tingkat, latarbelakang pengetahuan dan pengalaman yang
relatif sama antara pihak-pihak yang berkomunikasi serta adanya struktur
formal yang tidak ketat.
2. Komunikasi Diagonal
Merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak kepada pihak lain
dalam posisi yang berbeda, dimana kedua pihak tidak berada pada jalur
struktur yang sama. Komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang
mempunyai level yang berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung
kepada pihak lain. Komunikasi diagonal merupakan saluran komunikasi yang
jarang digunakan dalam organisasi, namun penting dalam situasi dimana
anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran-saluran lain.
Penggunaan komunikasi ini selain untuk menanggapi kebutuhan dinamika
lingkungan organisasi yang rumit juga akan mempersingkat waktu dan
memperkecil upaya yang dilakukan oleh organisasi (Gibson et al, 1997: 59).
3. Komunikasi Vertikal
Merupakan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam
organisasi. Robbins (1996: 8), menjelaskan bahwa komunikasi vertikal adalah
komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu organisasi ke suatu
tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah secara timbal balik.
Dalam lingkungan organisasi, komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi
kunci penting kelangsungan hidup suatu organisasi. Menurut Stonner dan
Freeman (1994: 158), dua per tiga dari komunikasi yang dilakukan dalam
organisasi berlangsung secara vertikal antara atasan dan bawahan sehingga
peran komunikasi vertikal sangat penting dalam suatu organisasi.
c. Tujuan komunikasi
Menurut muslihah dan siti 2010 antara lain :
1. Mampu memahami perasaan orang lain
Bila menemukan klien marah, sikap yang diambil oleh perawat yaitu
dengan menenangkan nya, kemudian menanyakan sebab-sebab kemarahannya.
Setelah masalahnya diketahui, perawat kemudian membantu klien untuk
beradaptasi dengan lingkungannya
2. Membantu perilaku bila setuju atau tidak setuju
Disini kita menenangkan atau mengerti tingkah laku atau reaksi klien
terhadapa anjuran kita. Sebelum kita melakukan sesuatu terhadap klien perlu
kita beritahukan terlebih dahulu apa itu tindakan yang dilakukan dan tujuan
tindakan tersebut
3. Memahami perlunya memberi pujian
Dalam menggali potensi klien untuk memecahkan masalahnya perawat
perlu pujian dan memberikan bantuan memecahkan masalah klien dimana
kurang bisa memecahkan masalahanya sendiri .
4. Mencipatakan hubungan personal yang baik
Dengan melakukan komunikasi yang baik, maka akan terbina hubungan
personl yang baik.
5. Memperoleh informasi tentang situasi atau sikap tertentu
Untuk memperoleh informasi yang berhubgan dengan situasi atau sikap
tertentu dapat digali dengan mengajukan pertanyaan terbuka, karena
pertanyaan terbuka memerlukan jawaban panjang ataupun berupa uraian
6. Untuk menentukan suatu kesanggupan
Bila merawat klien diruangan, banyak kita jumpai klien pasca operasi
tidak mau latihan jalan dengan alesan bermacam-macam. Ada yang takut
jahitan lepas, sakit, lemas, dan sebagainya
7. Untuk meneliti pola kesehatan
Ini kita lakukan bagi klien yang baru masuk rumah sakit dengan tujuan
untuk mengetahui kebiasaan klien dirumah, bila mungkin perawat dapat
menyesuaikan kebiasaan tersebut untuk mengubahnya.
8. Mendorong untuk bertindak
Mendorong atau mengarahakan supaya klien bertindak aau melakuka
suatu kegiatan
9. Memberi nasihat
Didalam komunikasi perawat juga ada yang berisat memberi nasehat
kepada klien atau keluaraga, masyarakat misalnya saja tindakan mobilisasi
klien pasca operasi, tidak jarang klien tidak menolak untuk jalan, turun, atau
latihan duduk dengan berbagai alasan mungin saja klien tidak mengerti
pentingnya mobilisasi. Jelaskan kepada klien tentang tujuan mobilisasi setelah
operasi antara lain dengan menjelaskan bahwa dengan melakukan latihan
berjalan, duduk, klien akan terhindar dari berbagai komplikasi.
d. Tipe komunikasi
Beberapa tipe klafikasi komukasi yang sering sering digunakan oleh seorang
komunikator menurut Cangara.H (2004) terdiri dari komunikasi interpersonal,
komunikasi publik, komunikasi massa.
1. Komunikasi intrarpersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi didalam diri
sendiri atas sesnasi,persepsi,memori,dan berfikir. Komunikasi interpersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif individu dalam memprosesan
simbolik pesan-pesan
2. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman pessan antara dua
orang atau lebih dengan efek dan feedback langsung.komunikasi interpersonal
memiliki sifat dua arah yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi,ada
unsur dialogis dan ditunjukan kepada sasaran terbatas dan dikenal.
3. Komunikasi public
Komunikasi public merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan
yang disampaikan pembicara dalam situasi tatap muka didepan khalayak yang
lebih besar dengan tujuan menumbuhkan semangat kebersamaan ,memberikan
informasi,mendidik,serta mempengaruhi orang lain dalam upaya
membutuhkan semangat.
4. Komunikasi masa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung dimana pesan
yang dikirm dari sumber yang melembaga kepada kepada khalayak yang
sifatnya misal melalui alat-alat yang yang bersifat mekanis.penyebaran pesan
melalui media maka terkandung unsur menyiarkan informasi,mendidik,dan
menghibur. Pesan yang disampaikan berlangsung cepat,serempak,luas,mampu
mengatasi jarak dan waktu serta tahan lama bila didokumentasi
e. Komuniaksi teurapetik
Komunikasi teurapetik adalah komunikasi yang direncanakan secra sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
teurapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.komunikasi teurapetik
termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian pengertian antar perawat dengan pasien.persoalan mendasar dari
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antar perawat dan
pasien,sehingga dapat dikategorikan kedalam komunikasi pribadi antara perawat
dan pasien,perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati 2003)
Komunikasi teurapeutik bukan perkerjaan yang bisa dikesampingkan namun
harus direncanakan,disengaja,dan merupakan tindakan profesional.akan tetpai,
jangan sampai karena terlalu asik bekerja,kemudian melupakan pasien sebagai
sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya. Teknik
komunikasi teurapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang
teurapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain.
1. Tujuan komunikasi teurapeutik
Menurut Stuart dan Sundeen (1995),tujuan hubungan terapeutik diarahkan
pada pertumbuhan klien meliputi:
a) Realisasi diri,penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri
b) Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri
c) Kemampuan untuk membinahubungan interpersonal yang intim dan saling
tergantung dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai.
d) Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan personal yang realistik.
Menurut indrawati (2003), kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat klien,bila perawat tidak
memperhatikan hal ini,hubungan perawat klien tersebut bukanlah hubungan yang
memberikan dampak teurapeutik yang mempercepat kesembuhan klien tetapi
hubungan sosial biasa. Oleh karena itu tujuan komunikasi teurapeutik meliputi :
a) Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah nsituasi yang ada bila
klien percaya pada hal yang diperlukan.
b) Mengurangi keraguan,membnatu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya.
c) Memperngaruhi orang lain,lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
2. Manfaat komunikasi teurapeutik
Unttuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antar perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi mengungkapkan perasaan dan
mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat [Indrawati,
2003]
3. Komponen komunikasi terapeutik
Model struktual dari komunikasi mengindentifikasi lima komponen fungsional
berikut:
a) Pengirim: yang menjadi asal dari pesan
b) Pesan : suatu unit informasi yang dipindahkan dari pengirim kepada penerima
c) Penerima: yang mempersepsikan pesan,yang perilakunya dipengaruhi oleh
pesan.
d) Umpan balik: respon dari penerima pesan kepada pengirim pesan.
e) Konteks : tatapan dimaana komunikasi terjadi
f. Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
Menurut muslikha dan Siti (2010) proses komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
1. Perkembangan
Agar dapat komunikasi efektif dengan perawat dari sisi bahasa, maupun
proses berfikir orang tersebut. Cara berkomunikasi pada manusia remaja
dengan usia balita tentu nya berbeda, pada manusia remaja anda barangkali
perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara
akan merasa kita mengerti mereka dan komunikasi yang diharapkan akan
lancar.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Presepsi ini dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan
persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi
3. Nilai
Nilai adalah standar yang memepengaruhi sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk mengetahui
dan megnklasifikasikan nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi
yang terdapat dengan klien. Dalam hubungan profesional nya diharapkan
perawat tidak terpengaruh oleh pribadinya.
4. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi seseorang.
5. Emosi
Merupakan perasaan sunjektif terhadap suatu kejadiaan, seperti marah,
sedih, sedih, senang dan akan dapat mempengaruhi perawat berkomunkasi
dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya
sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan tetap.
Selain itu, perawat juga perlu mengevaluasi emosi pada dirinya agar dalam
memberikan asuhan kepearawatan tidak dipengaruhi oleh emosi dibawah
sadarnya.
6. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda,wanita
dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun
wanita ketika bermain dengan kelompoknya menggunakan bahasa untuk
mencari kejelasan,meminimalkan perbedaan,serta membangun dan
mendukung keintiman, sedangkan laki-laki menggunakan bahasa untuk
mendapatkan kemandirian dari aktifitas bermainnya dimanan jika mereka
ingin berteman mereka lakukan dengan bermain.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan.seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akakn sulit
merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibandingkan dengan
tingkat pengetahuan tinggi. Perawat harus mengetahui tingkat pengetahuan
klien sehingga perawat dapat berinteaksi dengan baik dan hasilnya
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien .
8. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antara orang yang
berkomunikasi. Cara berkomunikasi seseorang perawat dengan kolegannya
dan cara berkomunikasi seseorang perawat pada klien akan berbeda
tergantung perannya.demikian juga antara guru dan murid.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan keraguan dan
ketidaknyamanan.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu rasa aman dan
kontrol.dapat dimisalkan dengan individu yang merasa terancam ketika
seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba berada dengan jarak yang sangat dekat
dengan dirinya. Hal itu juga dialami oleh klien pada saat berinteraksi dengan
perawat,untuk itu perawat harus memperhitungkan jarak yang tepat pada saat
melakukan hubungan dengan klien.
g. Jenis komunikasi
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal dilakukan dengan kata-kata,bicara atau tertulis.
Komunikasi ini memerlukan fungsi fisiologi dan mekanisme kognitif yang
akan menghasilkan bicara. Kata merupakan alamat yang sangan penting
dalam komunikasi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat dalam berkomunikasi


secara verbal adalah :
a) Masalah teknik : beberapa akurat komunikasi tersebut dapat
mengirimkan simbol dari komunikasi.
b) Masalah sematik : seberapa tepat simbol dalam mengirimkan pesan yang
dimaksud.
c) Masalah pengaruh : seberapa efektif yang diterima mempengaruhi
tingkah laku.
Beberapa hal yang penting dalam berkomunikasi verbal yaitu :
a) Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa perlu mempertimbangkan pendidikan klien,tingakt
pengalaman dan kemahiran dalam berbahasa.penggunaan bahasa juga
memerlukan : kejelasan, keringkasan dan kesederhanaan.
b) Kecepatan
Kecepatan akan mempengaruhi komunikasi verbal. Seseorang yang
dalam keadaan cemas akan lupa untuk berhenti berbicara dan berbicara
dilakukan dengan sangat cepat sehingga hal ini menyebabkan pendengar
tidak dapat memproses pesan dan menyusun respon yang akan diberikan.
Komunikasi verbal dengan kecepatan yang sesuai akan memberikan
kesempatan bagi pembaca sendiri untuk berfikir jernih tentang apa yang di
ucapkan dan juga akan menyebabkan seseorang dapat menjadi pendengae
yang efektif.
c) Voice tone
Menunjukan gaya dari ekspresi yang digunakan dalam bicara dan dapat
merubah arti dari kata. Pengaruh dari bicara dengan suara keras akan
berbeda dengan suara yang lembut/ lemah.
2. Komunikasi Non Verbal
Merupakan komunikasi yang tidak melibatkan bicara dan tulisan. Adapun
tujuan dari komunikasi non verbal menurut Strart dan Sundeen (1995) adalah :
a) Mengespresikan emosi.
b) Mengekspresikan tingkah laku interpersonal.
c) Membangun, mengembangkan dan memelihara interaksi sosial.
d) Menunjukan diri.
e) Terlibat dalam ritual.
f) Mendukung komunikasi verbal.
3. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah sati benntuk komunikasi yang sering
digunakan misalnya melalui surat menyurat,pembuatan memo, laporan, iklan
disurat kabar dan lain-lain. Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari :
Lengkap, ringkas, pertimbangan, konkrit, jelas, sopan, benar. Adapun fungsi
komunikasi tertulis adalah :
a) Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik,misalnya ; persetujuan operasi.
b) Alat pengingat / berfikir apabila diperlukan,misalnya surat yang telah
diarsipkan.
c) Dokumentasi historis,misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali
untuk mengetahui perkembangan masa lampau.
d) Jaminan keamanan, umpama surat keterangan jalan.
e) Pedoman atau dassar bertindak,misalnya surat keputusan,surat perintah,
surat pengangkatan.

B. Komunikasi dalam pasien safety


Komunikasi adalah bagian esensial dalam pelayanan kesehatan dan juga
esensial untuk pasien safety komunikasi bisa mengancam pasien tetapi juga
mencegah pasien dari ancaman kesehatan dalam pelayanan kesehatan komunikasi
menjadi dasar untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan proses perawatan
yang terbaik menjelaskan tujuan pengobatan dan mendiskusikan proses
keperawatan pasien dengan propesional lain yang terlibat. Sering komunikasi
berlangsung dalam situasi yang tingkat stressnya tinggi dan harus di lakukan
dengan segera tetapi komunikasi juga menjadi sarana untuk mengatasi situasi
tersebut dengan komunikasi terbaik bisa terjalin kolaborasi tim yang baik pula
Data yang dikumpulkan oleh Joint Commision on accredition of Healtcare
Organization menunjukan bahwa komunikasi yang buruk memberikan kontribusi
pada hampir 70% dari sentinel event yang dilaporkan di US pada tahun 2005.
penelitian di germany mengidentifikasi 15% dari semua event berhubungan
langsung dengan masalah komunikasi dan pada lebih dari 50% event komunikasi
menjadi faktor pendukung penelitian-pnelitian dibidang bedah juga menunjukan
banyaknya masalah komunikasi pada periode peri operatif. Penelitian
obsevational terhadap 48 kasus bedah yang dilakukan lingard et.al. berhasil
mengidentifikasi 421 masalah komunikasi dan hampir sepertiganya di
klafikasikan sebagai “failures” observasi terhadap 10 persen tindakan yang
dilakukan oleh christian juga menunjukan adanya kesalahan komunikasi di
kesepuluh operasi yang diobservasi.
Meskipun ada banyak event yang berhubungan dengan masalah komunikasi
hanya 1 dari 8 kasus yang di klaim oleh pasien. Klaim ini ditunjukan pada dokter
yang dianggap tidak memperdulikan pasien nya dan tidak memnadang seberapa
tinggi level senioritas dokter tersebut. Keputusan pasien untuk mengajukan klaim
tampaknya terkait dengan seberapa dekat komunikasi dokter dengan pasien dan
keluarganya. Infromasi mengenai resiko yang terkait dengan proses pngobatan
juga mendapat mengurangi kemumgkinan terjadinya komplaim dan litigasi jika
terjadi advers event

Tabel 1. Komunikasi dengan pasien dan kemungkinan klaim malpraktek


Dokter yang dituntut Pasien yang menurut dokternya
- Bertanya pada pasien - Tidak mendapatkan
- Menjelaskan proses pengobatan penjelasan
selama konsultasi - Merasa diabaikan
- Dianggap oleh pasien telat - Merasa hanya sedikit waktu
melungkan cukup waktu yang diluangkan dokter
- Tertawa - Merasa diburu-buru

Meskipun begitu, dokter harus tetap berusha mengindentifikasi dan memahami


kainginan pasien serta memahami bagaiman pasien memandang permasalahannya
sendiri. sudah terbukti bahwa pada hubungan dokter pasien yangbtidak baik.
Pasien juga akan enggan memberikan informasi yang dibutuhkan,dan ini bisa
menimbulkan masalah pada proses diagnosis maupun pengobatan. Masalah lain
yang sering timbul adalah pemahaman dan kesepakatan pasien mengenai rencana
perawtan yang akan diberikan.seringkali karena penggunaan jargon-jargon
medis,pasien menjadi tidak mengerti apa yang dijelaskan dokter.oleh karena itu
penting untuk memastikan bahwa pasien sudah mengerti dan sepakat dengan
rencana pengobatannya dan menawarkan kesempatan bertanya,memastikan
jadwal kunjungan ulang,dan memberikan nomor kontak darurat jika terjadi
sesuatu yang tidak diharapkan sebelum waktu konsultasi berakhir.
Tabel 2. Tanda-tanda perilaku dalam komunikasi yang tidak sehat (6)

- penggunaan kata-kata yang kasar atau tidak sopan


- Sikap yang tidak menghargai atau menyerang lawan bicaranya
-komentar yang bermakna seksual
-tidak bisa mengontrol emosinya
-mengkritik staff didepan pasien atau staff lainnya
-memberikan komentar negatif mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oihak
lain
-komentar yang tidak kontruktif pada diskusi kasus pasien
-tidak jujur,kurang melakukan krtitik terhadap diri sendiri, dan menutupi kesalahan
yang di buat

Tabel 3. Check list indetifikasi masalah komunikasi yang menyebabkan eroee (7)

-faktor pasien
Apakah anda barrier komunikasi (bahasa,pemahaman,perhatian)?
Apakah ada ketegangan dalam hubungan dokter-pasien
-faktor tindakan/pekerjaan
Apakah hasil laborat telah dokomunikasikan dengan tepat dan dapat dipahami
penerimanya?
Apakah ada protocol atau prosedur untuk serah terima tugas?
-faktor individu staf
Apakah staf pernah dilatih komunikasi
-faktor tim
Apakah komunikasi antar staf dalam tim berjalan efektif
Apakah ada masalah dengan komunikasi tertulis (formal)? Misalnya mudah dipahami
dipahami,atau mudah dibaca.
-faktor tempat kerja
Apakah ada maslah beban kerja,stress,kelelahan,dan interupsi yang terlalu sering?
-faktor organisasi dan managament
Apakah ada budaya safety
Apakah ada komitmen dan top level management untuk memastikan bahwa
kominikasi dengan pasien dan antar staf berlangsung secara adekuat?
C. Komunikasi Efektif antar tenaga Kesehatan
Menurut robin& coulter (2007) mengatakan bahwa komunikasi dikatakan efektif
itu jika pemahaman pesan yang disampaikan oleh komunikator sama dengan
pemahaman kesan oleh komunikan. Ada 5 kualitas umum yang dipertimbangkan
untuk efktivitas komunikasi yaitu adanya keterbukaan. (opennes) memahami
perasaan orang lain (emphaty), dan kesetaraan (equality) komunikasi efektif juga
melandaskan pada hubungan interpersonal yang efektif dimana memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Dapat dipercaya (cridible), pengertian harafiyah diartikan seseorang mempunyai
kelebihan dan merupakan pengakuan komunikan terhadapat keberadaan
komunikator dalam hal seorang komunikator memilliki kompetensi dalam hal
yang dibicarakan,sikap atau keteguhan pendirian sehinga pesan pesan yang
disampaikan tidak berubah-ubah, pesan yang disampaikan memiliki tujuan yang
baik dengan harapan terjadinya perubahan menjadi lebih baik.
b. konteks ( context)
pesan yang disampiakan sesuai denganyang dibutuhkan saat ini
c. isi (content)
isi pesan menarik untuk diikuti, disimak, dan disesuaikan dengan komunikan.
d. Kejelasan (clarity)
Pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan multtafsir
Kesinambungan dan konsistensi (continuity and audience), materi dan teknik
penyampain pesan disesuaikan dengan kemampuan penerima sasaran sehingga
tidak terksesan membingngungkan

Anda mungkin juga menyukai