PRESS RELEASE
“PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA (PDPI)
HARI KANKER PARU SEDUNIA (WORLD LUNG CANCER DAY) 2019“
Bertepatan peringatan Hari Kanker Paru Sedunia 1 Agustus 2019, Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI) berupaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker paru.
Kanker paru merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia di antara seluruh
kanker. Satu dari lima kematian seluruh kanker disebabkan oleh kanker paru. Sekitar 1,7 juta
orang meninggal setiap tahunnya karena kanker paru. Kanker paru merupakan jenis kanker
terbanyak dengan insiden tertinggi pada laki-laki di Indonesia. Di dunia, Jumlah kematian
kanker paru lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kematian akibat kanker payudara,
kanker kolorektal, kanker prostat bahkan masih tinggi bila digabungkan. Dari seluruh jumlah
kanker paru di Indonesia, 11.2% adalah perempuan. Di RSUP Persahabatan sebagai Pusat
Rujukan Respirasi Nasional, adalah pusat rujukan kanker paru, angka kunjungan pasien
kanker paru meningkat hampir 10 kali lipat dibandingkan dengan 15 tahun yang lalu.
Faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru adalah pajanan asap rokok. Faktor risiko lain
adalah tinggal/bekerja di daerah yang terpapar karsinogen (silika, pertambangan, bahan
kimia, dan lainnya), polusi tinggi, radon, dan riwayat penyakit paru fibrosis, serta pajanan
radon. Pencegahan kanker paru melalui tindakan reduksi faktor risiko.
PDPI menghimbau Pemerintah untuk peduli kanker paru, melalui sistem perundangan
pengurangan pajanan tembakau, dan upaya pengurangan polusi udara dan industri, serta
upaya perlindungan pekerja yang terpapar karsinogen.
Lebih dari 80% pasien kanker paru datang setelah stadium lanjut (Stage IV).
Upaya deteksi dini melalui pemeriksaan ke Layanan Primer, Rujukan untuk mendapatkan Foto
Toraks dan CT-Scan toraks, dan konsultasi ke Dokter Spesialis Paru untuk mendapatkan
diagnosis dan terapi kanker paru.
Pengobatan Kanker Paru di Indonesia maju, dan setara dengan pedoman pengobatan
Internasional.
Pengobatan kanker paru di Indonesia maju, dan setara dengan pedoman pengobatan
internasional. Pemerintah telah memberikan perhatian yang sangat besar dengan tersedianya
seluruh fasilitas diagnosis kanker paru dan pengobatan kanker paru melalui sistem jaminan
kesehatan nasional, yang terstandar. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia telah membuat
Pedoman Penatalaksanaan Kanker Paru di Indonesia sejak 1995, dan saat ini Pedoman
terbaru tahun 2019.
Pengobatan dan pelayanan kanker paru, berupa pelayanan menyeluruh multidisiplin, baik
pencegahan, dan terapi dan tatalaksana paliatif, misal pengobatan nyeri dan gejala lain yang
berkaitan dengan kanker paru.
Pengobatan kanker paru, tergantung kepada Stadium (Staging), jenis, dan kondisi pasien.
Secara umum pengobatan yang ada adalah: Pembedahan, Radioterapi, Kemoterapi, Targeted
Therapy dan Imunoterapi, yang seluruhnya bisa dilakukan di Indonesia, dan hampir
keseluruhannya terjamin melalui sistem jaminan kesehatan nasional.
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR Dr. Erlang Samoedro, Sp.P(K), FISR
Ketua Umum Sekretaris Umum