Makalah Mata Kuliah Manajemen Strategik
Makalah Mata Kuliah Manajemen Strategik
Disusun Oleh :
Dini Permata Sari 17.01.1.0050
Sinta Wulandari 17.01.1.0048
Jalan Imam Bonjol No. 13 Pondok Pesantren Al – Ishlah Bobos – Dukupuntang – Cirebon
45652
2019 – 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Model Formulasi Strategi Wheelen dan Hunger”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
maupun perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat
membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki
perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi
(perusahaan dan pemerintah).
2
situasi perusahaan secara obyektif, yang selanjutnya dapat membantu manajemen dalam
melakukan formulasi strategi secara lebih efektif.
Untuk memperjelas telaah mengenai manajemen strategi dalam makalah ini, kami akan
mencoba menjabarkan ”formulasi strategi.
3. Apakah Formulasi Strategi Model Wheleen dan Hunger layak digunakan sebagai salah
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Konsep manajemen Strategis
Pendekatan manajemen strategic yang ada sekarang, pada dasarnya sudah mengalami
beberapa fase perkembangan menurut Ansoff dan McDonnel (1990) hingga tahun 1990
terbentuklah menjadi empat tahapan. Bentuk awalnya di mulai pada tahun 1950 – an, saat
para pelaku pembisnis waktu itu merasa membutuhkan pendekatan yang sistematis
kemana harus mengarahkan bisnis kemasa datang. Sedangkan suatu proses yang di
lakukan oleh seorang manager adalah perencanaan strategi.
Kemudian seperti di sampaikan oleh Ansoff dan McDonnel (1990), bentuk ke dua
mulai berkembang ke kurun waktu 1970-an, waktu itu telah di sadari bahwa kalau
perusahaan menginginkan kesuksesan secara terus menerus, maka perusahaan tersebut
harus mentrasfortasikan kapabilitasnya yang di miliki dan di sesuaikan dengan kondisi
lingkungan. Jadi proses perencaan kapabilitas ini di gunakan menyesuaikan yang
diperlukan untuk mendukung dan membentuk strategi baru.
Taha yang ke tiga, terjadi pada tahun 1970 – an, pada masa – masa ini para pelaku
bisnis sudah mulai merasakan betapa bahwa perubahan – perubahan yang terjadi di sekitar
atau terjadi pada masyarakat lebih tepatnya dan lingkungan, terjadi lebih sering dan
terkadang sulit di perkirakan. Hal – hal semacam ini memeng memerlukan suatu
penanganan yang dapat membut perusahaan siap menghadapi dan mengantisipasi
perubahan yang terjadi, tahap ini di sebut issue management, karena di tahap ini mencoba
untuk memberikan prioritas perhatian pada hal – hal yang mengganggu perusahaan.
Tahap yang ke empat, adalah suatu tahap di mana orang sudah menyadari, meskipun
tahap – tahap yang di lakukan pada tahap – tahap sebelumnya di rasa perlu, ada resistensi
dalam organisasi sendiri untuk menjalan kan strategic. Karene itu, pada saat ini
pembahasan di tekankan pada pengelolaan perubahan – perubahan, mulai untuk organisasi
– organisasi yang sederhana hingga organisasi yang kompleks.
4
Pada tahap ini manajer mulai membuat perencanaan yang serius terutama pada saat
mereka diminta mengajukan aggaran untuk tahun berikutnya. Proyeksi-proyeksi
diusulkan tanpa didukung dengan analisis yang memadai dan sebagai informasi yang
digunakan untuk analisis berasal dari dalam peubahan.
Rencana operasional yang sangat sederhana ini hanya merupakan bentuk
manajemen strategis yang semu meski untuk mempersiapkannya sangat menghabiskan
waktu. Aktivitas normal perusahaan biasanya tertunda beberapa minggu sewaktu para
manajer memeras ide untuk mengusulkan anggaran baru tersebut. Jangka waktu untuk
perencanaan ini biasanya berlaku satu tahun.
b) Perencanaan Perbasis Peramalan (Forecast-based planning)
Karena membuat anggaran tahunan dianggap kurang berguna dalam menstimulasi
perencanaan jangka panjang, maka para manajer selanjutnya berupaya untuk
mengajuhkan rencana lima tahun. selain menggunakan informasi internal
unutk membuat perencanaan jangka panjang, para manajerpun berupaya untuk
mengumpulkan berbagai informasi dari lingkungan perusahaan. Berdasarkan
informasi-informasi yang dimiliki, para manajer berusaha membuat ekstrapolasi
terhadap tren yang ada saat ini ke jangka waktu lima tahun mendatang.
Tahap ini juga sangat menyita waktu, seringkali penyusunan rencana ini menguras
aktivutas menajer selama satu bulan penuh untuk memastikan bahwa anggaran yang
diajuhkan cocok satu dengan yang lainnya. Proses pembuatan rencana ini bisa
memiliki nuansa politik yang sangat kental terutama apabila rencana yang dibuat akan
melibatkan unutk mengevaluasi proses anggaran di mana masing-masing pihak
berusaha mencari pembenaran terhadap asumsi-asumsi yang mereka buat. Jangka
waktu untuk perencanaan ini biasanya belaku untuk tiga sampai lima tahun.
c) Perencanaan Strategi (Strategic Planning)
Frustasi dengan situasi konfilik politik di dalam prusahaan, sementara pada saat
yang sama diperoleh suatu kenyataan bahwa rencana lima tahunan yang dibuat tidak
berjalan efektif. Maka manajemen puncak selanjutnya mengambil kendali terhadap
proses perencanaan dengan memulai kegiatan perencamaan strategis melalui
kegiatan ini perusahaan berusaha untuk mengikatkan kemapuannya dalam memberikan
tanggapan terhadap perubahan pasar dan persaingan dengan melakukan proses berpikir
secara sterategis.
Kegiatan perencanaan diambil alih dari manajer yang memiliki level rendah dan
mengonsentarasikan pembuatan rencana kepada apara staf perencanaan (Planning
5
Staff). Perusahaan sering sekali juga menggunakan tenaga konsultan yang memberikan
berbagai teknik baru dan inovatif yang akan digunakan oleh para staf perencanaan
untuk mengumpulkan informasi dan memperkirakan kecenderungan dimasa akan
dating. Selain konsultan perubahan juga banyak memanfaatkan jasa mantan ahli
sterategi militer unutk membentuk unit intelejen persaingan.
Konsep perencanaan sterategis didasari oleh pemikiran bagaimana perusahaan
membuat perencanaan jangka panjang dengan memikirkan perubahan-perubahan yang
akan terjadi dalam lingkungan perusahaan selama beberapa tahun mendatang. Setelah
perusahaan berhasil meramalkan perubahan-perubahan tersebut, perusahaan
selanjutnya akan menyesuiakan sumber daya internal yang harus dimili unutk
memamfaatkan peluang usaha yang ada dilingkungan eksternal seta mengadaptasi
beberapa ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam jangaka panjang.
Sebagai sebuah model perencanaan, perencanaan sterategis mengalami pasang
surut. Model ini perna sangat popular di tahun 1970-an dan mulai bangyak
ditinggalkan diakhir 1980-an setelah banayk perusahaan yang besar (misalnya di
Amerka Serikat) tidak dapat meningkatkan kinerja secara signifikan dengan model
perencanaan ini. Selain itu model perencanaan sterategis unutk sementara waktu kalah
bersaing dengan model Porter maupun model Hamer dan Prahalad atau model
perencanaan laiinya yang mampu member jawaban diatas perencanaan perusahaan
janagka panjang untuk meraih keunggulan kompotitip yang tercermin dari peningkatan
posisi kompotitif perusahaan pasar.
d) Manajemen Strategis (Strategic Management)
Menyadari bahwa rencana sterategis terbaikpun tidak akan berguna tanpa adanya
input dan komitmen dari manajemen dilevel yang lebih renda, maka manajemen
puncak pada tahapan selanjutnya membuat kelompok rencana yang terdiri dari para
manajer dan karjawan bunci pada berbagai jenjang manajemen yang berasal dari
berbagai departemen dan kelompok kerja. Mereka mengembangkan dan
menginterasikan serangkaian rencana sterategis dengan tujuan mencapai tujuan utama
perusahaan.
Konsep manajemen strategis memperoleh momentum keberhasilan sebagai model
pengembanagan strategi perusahaan di era tahun 1990-an dimana banyak perusahaan
berskala besar merasakan manfaat dari penerapan manajeman strategis. Hal ini
disebabkan anatara lain karena konsep manajemen strategi telah mengalami
6
penyempurnaan dibidang konsep pendahuluannya, perencanaan sterategis. Beberapa
perbaikan yang dilakukan anatra lain:
Konsep manajemen strategi menekankan pada scenario masa depan yang paling
mungkin untuk dicapai dengan disertai strategi kontijensi untuk setiap scenario. Dalam
hal ini rencana strategis lima tahunan talah diganti dengan pemikiran strategis pada
segenap jenjang organisasi, dimana proses berpikir secara sterategis ini dilakukan
sepanjang tahun. sementara dalam konsep perencanaan strategis, manajemen puncak
lebih menekankan usahanya untuk peramalan masa depan secara sempurna dan
merumuskan strategis berdasarkan peramalan tersebut di mana peramalan yang
dimaksud memiliki horizon waktu jangka panjang (pada saat itu horizon waktu yang
diperhitungkan adalah 5 tahun atau lebih).
Dalam pelaksanaanya kegiatan manajemen strategis melibatkan manajer-manajer
dari level yang lebih rendah personal kunci (key personnel) dalam pengembangan
rencana strategis. Hal ini bertujuan agar perencanaan sterategi yang dibuat
mendapatkan komitmen secara luas dari sumber daya manusia perusahaan. Dengan
demikian kendati manajemen puncak masi merupakan pihak yang mengambil inisiatif
bagi pembuatan rencana strategis, tetapi strategi yang diusulkan bisa datang dari
bagian manapun di dalam organisasi perusahaan. Hal ini berbeda dengan penerapan
konsep perencanan sterategis, diama pembuatan rencana strategis hanya dilakukan oleh
manajemen puncak perusahaan, sehingga strategi yang muncul juga didominasi oleh
strategi yang berasal dari manajemen puncak.
Dalam manajemen sterategis terjadi penyebaran informasi sterategi secara lebih
luas kepada para manajer dan personel kunci dari berbagai level manajerial yang
terlibat dalam pembuatan rencana stetrategis. Hal ini berbeda dengan kegiatan rencana
strategis di mana informasi sterategis hanya dimiliki oleh pimimpin puncak
perusahaan.
7
internal maupun eksternal perusahaan kepada personel kunci (key People) di dalam
perusahaan. Kegiatan ini diatas pemindaian lingkungan terhadap lingkungan eksternal
peusahaan yang dikelompokkan oleh Wheelen dan Hunger sebagai societal
environment dan task environment.
a. Societal environment
Societal environment yaitu lingkungan eksternal perusahaan yang tidak dapat memberi
pengaruh terhadap impelementasi sterategi perusahaan dalam jangka pendek, tetapi akan
mempengaruhi keberhasilan impelementasi sterategi perusahaan dalam jangka panjang. Di
dalamnya mencakup analisis terhadap variable-variabel ekonomi, teknologi, politik dan
hokum serta sosialnya.
b. Task Environment
Task environment adalah sebagau elemen atau kelompok lingkungan eksternal perusahaan
yang dipengaruhi secara langsung oleh tindakan perusahaan dan oleh karenanya akan
memengaruhi perusahaan. Termasuk kedalam task environment anatara lain: para
pemasok, para pelanggan, para pesaing, komunikasi local, kelompok kepentingan khusus,
assosiali perdagangan dan pemerintah.
2. Formulasi Strategi (Sterategy Formulation)
Pada tahap formulasi sterategi perusahaan secara berkala mengkaji kembali misi dan
tujuan perusahaan serta merumuskan sterategi yang sesuai dengan misi dan tujuan
perusahaan tersebut. Misi dan tujuan perusahaan dapat mengalami perubahan sisial dengan
sterategi yang dilih oleh perusahaan.
Sebagai contoh perusahaan yang melakukan perubahan secara radikal dapat mengubah
visi, misi dan tujuan perusahaan sesuai dengan strategi yang dipih oleh pemimpin
perusahaan. Hal ini terjadi pada Samsung Kun Hee Lee di erah tahun 1993-an diman Kun
Hee Lee mengubah Samsung secara radikal dari perusahaan yang biasanya
memperoduksi “me-too Product” menjadi perusahaan penghasil produk-produk inovatif
dengan menggunakan teknologi mutakhir.
Perusahaan misi dan tujuan perusahaan secara mendasar akibat perubahan sterategi
peusahan juga terjadi pada Nokia, dimana pada awalnya nokia memiliki bisnis inti dalam
industry diapers, rubber boosts dan kertas. Tetapi dengan adanya peluang usaha yang jauh
lebih menarik di bidang usaha tetepon seluler maka perusahaan ini selanjutnya mengubah
bisnis initnya (yang sekaligus juga akan mengubah misi dan tujuan perusahaan) menjadi
usaha dibidang produksi telepon genggam.
8
Sebagaimana halnya misi dan tujuan perusahaan dapat mengalami perubahan karena
sterategi perusahaan berubah, demikian halnya denga sterategipun dapat berubah
disesuikan dengan tujuan perusahaan yang baru. Dengan demikian formulasi sterategi akan
mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Selain merumuskan misi, tujuan dan sterategi yang saling memiliki kesesuaian satu
sama lain, perusahaan juga harus merumuskan kebijakan yang akan menjadi panduan bagi
seluruh sember daya manusia perusahaan melakukan impelementasi sterategi baik pada
tingkat karporasi, fingsional, maupun unit usaha.
3. Impelementasi Strategi (Sterategy Impelementation)
Tujuan dan sterategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat diimpelementasikan
dengan baik apabila tujuan dan sterategi tersebut dituangkan kedalam rangkaian kegiatan
dalam bentuk program yang terjadwal dengan jelas memperoleh alokasi sember daya yang
memadai yang telah dituangkan dalam benntuk anggaran (budget) yang akan mendukung
setiap program.
Program-program yang dibuat oleh perusahaan selanjutnya harus didikung dengan
prosedur yang menjelaskan secara rinci sebagaimana suatu kegiatan atau pekerjaan yang
harus dilakukan. Prosedur akan menjelaskan berbagai aktifitas yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan suatu program. Selain itu perusahaan harus mengembangkan sturuktur
organisasi yang akan memudahkan impelementasi sterategi yang telah dipilih
perusahaan.
4. Evaluasi dan Pengendalian (Valuation and Control)
Sebagai suatu proses manajemen, model manajemen sterategis yang dikembangkan
oleh Wheelen dan Hunger diakhiri dengan tahapan Evaluasi dan Pengendalian. Pada
tahap evalusi, perusahaan ankan membandingkan kenerja actual yang dicapai perusahaan
dengan standar kinerja. Hasil evaluasi akan dijadikan dasar bagi perusahaan dalam
melakukan pengendalian yaitu apakah kesengajaan yang terjadi anata kenerja actual
dengan kenerja standar masih berada dalam toleransi ataukah perbedaan antara kinerja
actual dengan kinerja standar sesudah menyimpang sangat jauh sehingga perlu dilakukan
tindakan koreksi
Hasil evaluasi dan pengendalian selanjutnya akan menjadi umpan balik (feedback) bagi
perusahaan yang memungkinkan perusahaan melakukan perbaikan dalam setiap langkah
proses manajemen sterategi sejak pemindaian lingkungan samapai tahap evaluasi dan
pengendalian.
9
Agar strategi perusahaan atau organisasi disusun secara efektif, maka diperlukan
adanya informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan
dengan kondisi dan situasi perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu metode untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan atau organisasi adalah
analisis SWOT.
1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
10
3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Menurut Hunger dan Wheelen (2004: 113), terdapat beberapa variabel lingkungan
yang mempengaruhi bagaimana manajemen strategi dilakukan, yaitu:
lingkungan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menganalisis sebuah manajemen strategi, diperlukan adanya empat elemen
dasar proses manajemen strategi yang meliputi pengamatan lingkungan, perumusan
strategi, implementasi strategi dan evaluasi dan pengendalian strategi (Hunger dan
Wheelen, 2004: 9-11).
12
DAFTAR PUSTAKA
http://deviachrista.blogspot.com/2013/06/pengertian-formulasi-strategi-
dan.html#ixzz434wpHyEn
Manajemen strategi. Iwan purwoto, S,E., M.PD. Bandung, 2006
Pdf universitas indonesia
13