Oleh:
Pembimbing:
2019
I
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MINI PROJECT
Nama Penulis:
Judul:
Dokter Pendamping
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan miniproject ini.
Penulisan laporan miniproject ini bertujuan untuk memenuhi tugas internship
selama pengabdian dipuskesmas.
Penyusunan laporan ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
(1) Ibu Siti Zahara, S.St, selaku kepala Puskesmas Pekik Nyaring, yang
membantu terlaksananya miniproject ini
(2) dr. Lia Novita, selaku dokter pendamping yang telah membimbing dalam
pelaksanaan mini project dan laporan ini
(3) Serta seluruh staf Puskesmas Pekik Nyaring yang telah memberikan
bantuan, baik moril maupun materiil kepada kami.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan
miniproject dan penulisan laporan miniproject ini. Semoga miniproject ini dapat
bermanfaat bagi puskesmas dan peningkatan kesehatan dimasyarakat.
Penulis
III
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1................................................................................................................
Latar Belakang......................................................................................1
1.2................................................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3................................................................................................................
Tujuan...................................................................................................2
1.4................................................................................................................
Manfaat.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diare.....................................................................................................3
2.2. Makanan Pendamping ASI..................................................................10
2.3. Perilaku (Pengetahuan dan Sikap).......................................................12
2.4. Kerangka Teori....................................................................................13
2.5. Kerangka Konsep.................................................................................14
2.6. Hipotesis..............................................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian.................................................................................15
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................15
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................15
3.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi.................................................................15
3.5. Besar Sampel Penelitian......................................................................16
3.6. Variabel Penelitian...............................................................................16
3.7. Batasan Operasional.............................................................................16
3.8. Alur Penelitian.....................................................................................16
3.9. Pengumpulan Data...............................................................................17
3.10. Pengolahan, Penyajian dan Teknik Analisis Data.............................17
BAB IV HASIL
4.1. Hasil Analisis Univariat.......................................................................19
4.2. Karakteristik Bayi................................................................................22
4.3. Pengetahuan Responden Tentang MP ASI..........................................23
4.4. Sikap Ibu Tentang MP-ASI.................................................................25
4.5. Hasil Analisa Bivariat..........................................................................28
BAB V DISKUSI
5.1. Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI......................................................30
5.2. Sikap Ibu Tentang MP-ASI.................................................................32
IV
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan..........................................................................................33
6.2. Saran....................................................................................................33
V
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut, Bagaimana tingkat pengetahuan
dan sikap ibu mengenai pemberian MP ASI terhadap kejadian diare di wilayah
kerja Puskesmas Pekik Nyaring
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengenai pemberian MP
ASI terhadap kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pekik Nyaring
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan informasi edukasi tentang diare, tanda bahaya diare, cara
pencegahan dan pengobatan diare.
2. Memberikan Informasi mengenai umur pemberian makanan pendamping ASI,
frekuensi, porsi pemberian, jenis dan cara pemberian makanan pendamping
ASI
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah
Sebagai bahan masukan dalam membuat perencanaan kebijakan
pencegahan penyakit diare, penyusunan perencanaan kesehatan, dan evaluasi
program kesehatan khususnya dalam pencegahan penyakit diare yang
berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Meningkatkan kerjasama serta komunikasi antara dokter internship,
petugas kesehatan dan masyarakat mengenai diare dan makanan pendamping ASI
serta mengoptimalkan program promosi kesehatan Puskesmas.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pengetahuan dan sikap ibu pemberian
makanan pendamping ASI dengan kejadian diare, sehingga masyarakat lebih
meningkatkan kepeduliannya terhadap pentingnya dalam pemberian makanan
pendamping ASI yang tepat dan sehat pada bayi atau anak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan atau lendir (Suraatmaja, 2007).
Berdasarkan waktu terjadinya, diare dibagi menjadi diare akut, diare
melanjut dan diare persisten. Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat. Diare melanjut yaitu episode diare akut yang melanjut hingga
berlangsung selama 7-14 hari. Diare persisten adalah episode diare yang mula-
mula bersifat akut namun berlangsung selama 14 hari atau lebih (Mansjoer et al,
2000).
2.1.2 Etiologi
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,
bakteri dan parasit. dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non-
inflamatory dan inflammatory (Subagyo dan Santoso, 2010).
Enteropatogen menimbulkan non-inflamatory diare melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh
parasit, perlekatan dan/ atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory
diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung
atau memproduksi sitotoksin (Subagyo dan Santoso, 2010).
3
Eschercia coli Norwalk virus Isospora belli
Plesiomonas Herpes simplek virus Strongyloides stercoralis
shigeloides
Salmonella Cytomegalovirus Trichuris trichiura
Shigella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholera
Vibrio
parahaemolyticus
Yersinia enterocolitica
2.1.3 Epidemiologi
Penyakit diare kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi
dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan dan angka kejadian diare di
Indonesia berkisar diantara 150-430 per seribu penduduk setahunnya atau terjadi
pada 28 orang dari 100 penduduk. Pada tahun 2011, diare pada balita berkisar 28
juta dengan kematian sebanyak 150.000 -300.000 balita (Riskesdas, 2011).
2.1.4 Patofisiologi
Ada tiga mekanisme terjadinya diare cair, yaitu sekretorik, osmotik, dan
gangguan motilitas. Meskipun dapat melalui ketiga mekanisme tersebut, diare
sekretorik lebih sering ditemukan pada infeksi saluran cerna.
4
Bahan-bahan seperti karbohidrat dan jus buah, atau bahan yang mengandung
sorbitol dalam jumlah berlebihan akan memberikan dampak yang sama (Subagyo
dan Santoso, 2010).
5
kembali lambat - Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik
- Beri cairan dan makanan
untuk menangani diare di
Tidak terdapat cukup tanda rumah (lihat rencana
untuk diklasifikasikan terapi A)
Tanpa dehidrasi sebagai dehidrasi ringan/ - Nasihati ibu kapan
sedang atau berat kembali segera
- Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik
2.1.6 Diagnosis
2.1.6.1 Anamnesis
Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan
tatalaksana anak dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut:
Diare
- Frekuensi Buang Air Besar (BAB) anak
- Lamanya diare terjadi
- Apakah ada darah dan lendir pada tinja
- Apakah ada muntah
Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lain
Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan bayi)
6
<3% 3%-9%
Kesadaran Baik Normal, lelah, Apatis, letargi, tidak
gelisah, irritable sadar
Denyut Normal Normal meningkat Takikardi, bradikardi,
jantung (kasus berat)
Kualitas Normal Normal melemah Lemah, kecil tidak
nadi teraba
Pernapasan Normal Normal-cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Sangat kering
lidah
Cubitan Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2detik
kulit
Cappilary Normal Memanjang Memanjang, minimal
refill
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin,mottled,
sianotik
Kencing Normal Berkurang Minimal
(Pusponegoro dkk, 2005).
7
minum, dimulai dengan 5ml/kgBB selama proses rehidrasi.
b. Dehidrasi ringan-sedang
- Cairan Rehidrasi Oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75ml/kgBB
dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang terjadi dan sebanyak
5-10 ml/kgBB setiap diare cair.
- Rehidrasi parenteral (IV) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum.
Cairan IV yang diberikan adalah RL, KaEn 3B atau NaCl dengan jumlah
cairan dihitung berdasarkan berat badan
BB 3-10 kg : 200ml/kgBB
BB 10-15 kg : 175ml/kgBB
BB > 15kg : 135ml/kgBB
c. Tanpa dehidrasi
CRO yang diberikan 5-10 ml/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan umur.
- Umur < 1 tahun sebanyak 50-100 ml
- Umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 ml
- Umur >5 tahun, sesuai kemauan anak.
2.1.7.2 Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur
tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti
nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase
kesembuhan. ASI tetap diberikan.
8
mempercepat pembersihan patogen di usus. Pemberian zinc dapat menurunkan
risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Dosis zinc untuk anak-anak:
- Umur < 6bulan ; 10mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6bulan ; 20 mg (1 tablet) per hari
Cara pemberian zink pada bayi, tablet zink dapat dilarutkan dengan air
matang, ASI atau oralit yang diberikan selama 10-14 hari (Agarwal, 2007).
9
- Memberikan makan selalu dimasak
- Air minum yang bersih
10
2) Memberikan makanan selingan dua kali sehari
3) Memberikan beraneka ragam bahan makanan setiap hari.
11
Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air atau
teksturnya agak kasar dari makanan lumat. Makanan lunak ini diberikan ketika
anak usia sembilan sampai 12 bulan. Makanan ini berupa bubur nasi, bubur ayam,
nasi tim, kentang puri.
3) Makanan padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan
biasanya disebut makanan keluarga. Makanan ini mulai dikenalkan pada anak saat
berusia 12-24 bulan. Contoh makanan padat antara lain berupa lontong, nasi, lauk-
pauk, sayur bersantan, dan buah-buahan.
12
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
13
Anak usia 0-24 Bulan
Kejadian Diare
Variabel Bebas
Pemberian MP ASI
Umur pemberian MP ASI Variabel Terikat
Frekuensi pemberian MP ASI Kejadian diare (anak usia 0-24
Porsi pemberian MP ASI bulan)
Jenis MP ASI
Cara pemberian MP ASI
2.6 Hipotesis
Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu mengenai
pemberian makanan pendamping ASI dengan kejadian diare di wilayah kerja
Puskesmas Pekik Nyaring.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
14
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif analitik dengan
rancangan cross sectional (Notoatmodjo, 2003) yaitu untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian MP-ASI terhadap kejadian diare.
Data yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan pada ibu-ibu yang memiliki
balita.
15
pengambilan sampel menggunakan purposive sample adalah suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti (jumlah/masalah dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dan mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
16
Dilakukan penyuluhan mengenai diare dan makanan pendamping ASI
Pengolahan data
17
Data dari jawaban masing-masing responden dalam bentuk “Code”
dimasukkan kedalam program atau “Software” computer yaitu paket program
SPSS for windows.
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden dimasukkan, perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan–kemungkinan adanya kesalahan
kode, ketidaklengkapan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
BAB IV
HASIL
18
4.1 Hasil Analisis Univariat
4.1.1. Umur
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu memiliki bayi usi 0-24
Bulan diwilayah kerja Puskesmas Pekik Nyaring
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekik Nyaring
No Umur Jumlah %
1 16-20 11 16,2
2 21-25 26 38,2
3 26-30 13 19,1
4 31-35 11 16,2
5 36-40 5 7,4
6 >40 2 2,9
Total 100
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa umumnya ibu yang menjadi responden beragama
Islam yakni 68 orang (100%).
4.1.3 Pendidikan Terakhir
Untuk mengetahui pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Wilayah
Kerja Puskesmas Pekik Nyaring
19
No Pendidikan Jumlah %
1 Tidak Lulus SD 6 8.8
2 SD 31 45.6
3 SMP 11 16.2
4 SMA 16 23.5
5 D3/S1 4 5.9
Total 100
20
1 Rp. <750.000 25 36.8
2 Rp. 750.000-1.500.000 12 17.7
3 Rp. >1.500.000-3.000.000 6 8.8
4 Rp. >3.000.000 2 2.9
5 Tidak Tentu 23 33.8
Total 100
21
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pekik Nyaring
No Usia Bayi Jumlah %
1 0-6 32 47.1
2 >6-9 9 13.2
3 >9-12 7 10.3
4 >12-24 20 29.4
Total 100
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa umur bayi dari responden adalah 0-6
bulan orang ( %), >6-9 bulan orang ( %), >9-12 bulan orang ( %), >12-24 bulan
orang ( %).
4.2.2 Diare Bayi
Diare bayi berdasarkan 1 tahun terakhir mengalami diare
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Bayi Dalam Satu
Tahun Terakhir di Wilayah Kerja Puskesmas Pekik Nyaring
No Diare Jumlah %
1 Ya 43 63.2
2 Tidak 25 36.8
Total 100
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa bayi yang mengalami diare satu tahun
terakir dari responden yaitu Diare 43 orang (63.2%), Tidak Diare 25 orang
(36.8%).
4.2.3 Jumlah Diare
Banyaknya Jumlah diare dalam satu tahun terakhir yang mengalami diare
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Diare Bayi Dalam Satu
Tahun Terakhir di Wilayah Kerja Puskesmas Pekik Nyaring
No Jumlah Diare Jumlah %
1 0 24 35.3
2 1 31 45.6
3 2 10 14.7
4 3 2 2.9
5 4 1 1.5
Total
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa bayi yang tidak pernah mengalami diare
dalam satu tahun terakhir yaitu 24 orang (35.3%), satu kali diare sebanyak 31
22
orang (45.6%), dua kali diare sebanyak 10 orang (14.7%), tiga kali diare sebanyak
2 orang (2.9%), empat kali diare sebanyak 1 orang (1.5%).
23
benar. Pengetahuan tentang pengaruhnya pemberian makanan bayi sebelum usia 6
bulan terhadap kesehatan bayi sebanyak 40 orang (58.8%) yang menjawab
jawaban yang benar.
Berdasarkan data di atas, maka secara kategori pengetahuan responden
dapat dikelompokkan, dimana masing-masing kategori dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pekik Nyaring
No Kategori Pengetahuan Jumlah Presentase (%)
1 Baik 29 42.7
2 Sedang 26 38.2
3 Kurang 13 19.1
Total 100
24
c. Ragu-Ragu 2 2.9
d. Tidak Setuju 2 2.9
e. Sangat Tidak Setuju 1 1.5
3 Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan dapat
membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan
menangis
a. Sangat Setuju
14 20.6
b. Setuju
36 52.9
c. Ragu-Ragu
4 5.9
d. Tidak Setuju
14 20.6
e. Sangat Tidak Setuju
0 0
4 Memberi makanan lumat seperti bubur susu sebagai
makanan pertama pada bayi berusia > 6 bulan
a. Sangat Setuju
b. Setuju
18 26.5
c. Ragu-Ragu
45 66.2
d. Tidak Setuju
3 4.4
e. Sangat Tidak Setuju
1 1.5
1 1.5
5 Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan dapat
menyebabkan anak kelebihan berat badan
a. Sangat Setuju
b. Setuju
9 13.2
c. Ragu-Ragu
26 38.2
d. Tidak Setuju
10 14.7
e. Sangat Tidak Setuju
21 30.9
2 2.9
25
tambahan, sebanyak 22 orang (32.4%) mengatakan sikap sangat setuju, 41 orang
(60.3%) mengatakan sikap setuju, 2 orang (2.9%) mengatakan sikap sikap ragu-
ragu, 2 orang (2.9%) mengatakan sikap tidak setuju, 1 orang (1.5%) mengatakan
sikap sangat tidak setuju. Sikap responden terhadap Pemberian makanan pada
bayi sebelum usia 6 bulan dapat membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak
akan menangis, sebanyak 14 orang (20.6%) mengatakan sikap sangat setuju, 36
orang (52.9%) mengatakan sikap setuju, 4 orang (5.9%) mengatakan sikap sikap
ragu-ragu, 14 orang (20.6%) mengatakan sikap tidak setuju, 0 orang (0%)
mengatakan sikap sangat tidak setuju. Sikap responden terhadap memberi
makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada bayi berusia > 6
bulan, sebanyak 18 orang (26.5%) mengatakan sikap sangat setuju, 45 orang
(66.2%) mengatakan sikap setuju, 3 orang (4.4%) mengatakan sikap sikap ragu-
ragu, 1 orang (1.5%) mengatakan sikap tidak setuju, 1 orang (1.5%) mengatakan
sikap sangat tidak setuju. Sikap responden terhadap Pemberian makanan pada
bayi sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan anak kelebihan berat badan,
sebanyak 9 orang (13.2%) mengatakan sikap sangat setuju, 26 orang (38.2%)
mengatakan sikap setuju, 10 orang (14.7%) mengatakan sikap sikap ragu-ragu, 21
orang (30.9%) mengatakan sikap tidak setuju, 2 orang (2.9%) mengatakan sikap
sangat tidak setuju.
Berdasarkan data tentang sikap responden di atas, setelah dilakukan
pengelompokan berdasarkan kategori baik dan buruk maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
1 Baik 9 13.2
2 Sedang 36 53
3 Kurang 23 33.8
Total 100
26
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikategorikan sikap responden,
sebanyak 9 orang (13.2%) mempunyai sikap kategori yang baik, sedangkan 36
orang (53%) mempunyai sikap kategori sedang dan 23 orang (33.8%) mempunyai
kategori kurang.
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas, hasil uji statistik Chi Square (Pearson Chi
Square) dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dalam pemberian
27
makanan pendamping ASI (MP-ASI) terhadap kejadian diare, diperoleh nilai p
value = 0,023 (p<0,05). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI
terhadap kejadian diare.
Berdasarkan hasil analisis Chi Square (Pearson Chi Square) dilakukan
untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang pemberian MP-ASI terhadap
kejadian diare, diperoleh nilai p value = 0,014 (p<0,05). Hal ini menunjukkan
secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu tentang
pemberian MP-ASI terhadap kejadian diare.
28
BAB V
DISKUSI
29
2007). Dalam hal ini pengetahuan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
sehingga dalam prakteknya tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Saryono (2003) bahwa sikap positif yang timbul dari suatu
pengetahuan akan membuat individu memiliki niat untuk melakukan suatu
perilaku. Terwujudnya niat menjadi perilaku tergantung pada beberapa faktor
seperti lingkungan sekitar, norma, aturan dan sebagainya
Responden penelitian yang memiliki seorang orang anak sebanyak 31
orang (45.6%), sehingga dimungkinkan responden belum memiliki pengalaman
dalam memberikan MP-ASI. Berdasarkan penelitian milik Saryono (2003), pola
kekerabatan di Indonesia masih menganut sistem Extended Family dimana ada
lebih dari dua generasi yang tinggal bersama dalam satu rumah sehingga
memungkinkan seseorang telah memiliki pengalaman merawat anak sebelum
berkeluarga karena ikut mengasuh anak saudaranya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan juga dapat diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media massa serta
lingkungan. Pengalaman merupakan sarana untuk mencapai kematangan dan
perkembangan kepribadian, pengalaman dalam memberikan MP-ASI dapat
diperoleh dengan cara melihat orang lain yang melakukan atau melakukannya
sendiri. Namun jika pengalaman awal yang didapat salah, hal itu dapat berakibat
pada praktek selanjutnya.
Pengetahuan yang didapatkan responden ini membentuk kepercayaan baru
karena pemberi informasi adalah sumber yang dapat dipercaya. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan akan membentuk kepercayaan
yang selanjutnya akan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi
kenyataan, menjadi dasar pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap
objek tertentu Kepercayaan yang dimaksud adalah keyakinan bahwa sesuatu itu
benar atau salah atas dasar bukti, sugesti, otoritas, pengalaman atau intuisi.
Pengetahuan manusia berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki
seseorang. Semakin banyak informasi yang dimiliki maka semakin tinggi pula
pengetahuan orang tersebut (Saryono (2003).
30
5.2. Sikap Ibu Tentang MP-ASI
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis Chi Square (Pearson Chi Square)
dilakukan untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang pemberian MP-ASI
terhadap kejadian diare, diperoleh nilai p value = 0,014 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
sikap ibu tentang pemberian MP-ASI terhadap kejadian diare. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 68 responden yang memiliki tingkat sikap baik
sebanyak 9 orang (13.2%), tingkat sikap sedang sebanyak 36 orang (53%), dan
tingkat sikap kurang sebanyak 23 orang (33.8%). Hal ini menunjukkan sikap ibu
dalam pemberian MP-ASI terhadap kejadian diare dalam tingkat sikap baik masih
sedikit.
Dari hasil penelitian di atas di ketahui sikap responden tentang bayi
berusia 4 bulan memerlukan makanan khusus, sebanyak 27 orang (39.7%)
mengatakan sikap tidak setuju, 3 orang (4.4%) mengatakan sikap sangat tidak
setuju. Sikap responden terhadap bayi yang berumur > 6 bulan baru boleh
diberikan makanan tambahan, sebanyak 22 orang (32.4%) mengatakan sikap
sangat setuju, 41 orang (60.3%) mengatakan sikap setuju. Sikap responden
terhadap Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan dapat membantu
bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis, sebanyak 14 orang (20.6%)
mengatakan sikap tidak setuju, 0 orang (0%) mengatakan sikap sangat tidak
setuju. Sikap responden terhadap memberi makanan lumat seperti bubur susu
sebagai makanan pertama pada bayi berusia > 6 bulan, sebanyak 18 orang
(26.5%) mengatakan sikap sangat setuju, 45 orang (66.2%) mengatakan sikap
setuju. Sikap responden terhadap Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6
bulan dapat menyebabkan anak kelebihan berat badan, sebanyak 21 orang
(30.9%) mengatakan sikap tidak setuju, 2 orang (2.9%) mengatakan sikap sangat
tidak setuju.
31
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan proses dan hasil analisis data statistik yang telah diuraikan
pada BAB 4 dan BAB 5 dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Umumnya responden berumur 21-25 tahun yaitu sebanyak 26 orang (38,2 %).
2. Sebagian besar pendidikan responden pada umumnya adalah tamat SD yaitu
sebanyak 31 orang (45.6%).
3. Sebagian besar pekerjaan responden adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT)
yaitu sebanyak 60 orang (88.2%).
4. Sebagian besar agama responden adalah agama Islam yaitu sebanyak 68 orang
(100%).
5. Sebagian besar penghasilan responden dalam sebulan adalah berkisar <
Rp.750.000 yaitu sebanyak 25 orang (36.8%).
6. Sebagian besar umur bayi responden adalah 8 bulan yaitu sebanyak 34 orang
(47.1%).
7. Sebagian besar bayi yang mengalami diare dalam satu tahun terakhir 43 orang
(63.2%).
8. Pengetahuan responden tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) sebagian
besar pada kategori baik yaitu sebanyak 29 orang (42.7%).
9. Sikap responden tentang makanan pendamping ASI MP-ASI sebagian besar
pada kategori sedang yaitu sebanyak 36 orang (53.0%).
6.2. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Pekik Nyaring diharapkan dapat
2. Pelayanan yang optimal, pemberian MP-ASI yang baik dari segi kualitas
maupun kuantitas, harus diberikan kepada bayi sebagai sumber utama asupan
energi dan zat gizi setelah usia 6 bulan bersama-sama dengan pemberian ASI.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006, prosedur penelitian suatu pendekatan prektik. Jakarta: Rhineka
Cipta
Azwar S, MA, Drs. 2002. Sikap Manusia Teori dan pengukurannya, Edisi ke 2,
Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Depkes RI. 2007. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta:
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat
________. 2007. Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit
Diare. Jakarta: Ditjen PPM dan PL
________. 2007. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen PPM
dan PL
Firmansyah A dkk.2005. Modul Pelatihan Tata Laksana Diare pada Anak.
Jakarta: Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia
Mansjoer, A., Suprohaita., Wardhani WI., Setiowulan, W. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2 “Gastroenterologi Anak”. Jakarta: Media
Aesculapius.
Muchtadi, D. 2004. Gizi untuk bayi: ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan,
Pustaka Harapan, Jakarta.