Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN

BERBASIS WEB TERHADAP PROSES BELAJAR SISWA DI


SMAN 90 JAKARTA

(Studi Kasus SMAN 90 Jakarta)

Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Belajar dan


Pembelajaran

Dosen Pengampu :Cut Dhien Nourwahida, M.A

Disusun Oleh :

Rivana Dwi Satriani 11170150000025

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengaruh Sosial Media dan Pembelajaran Berbasis WEB
Terhadap Proses Belajar Siswa di SMAN 90 Jakarta” dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran.yang diampu oleh Cut Dhien Nourwahida, M.A. Shalawat dan
salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi kita, Nabi
Muhammad SAW yang sudah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia bisa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Demikian yang
dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Sawangan, Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah............................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
KAJIAN TEORI......................................................................................................4
2. 1Penggunaan Media Sosial..............................................................................4
2.2 Ciri-Ciri Media Sosial....................................................................................5
2.3Jenis Media Sosial...........................................................................................7
2.4 Fungsi Media Sosial........................................................................................9
2.5 Manfaat Media Sosial...................................................................................10
2.6 Pemanfaatan Media Sosial dalam Proses Belajar........................................11
2.7 Pembelajaran Berbasis WEB.......................................................................12
2.8 Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran.....................................15
2.9 Kajian tentang Proses Pembelajaran............................................................17
2.9.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran....................................................17
2.9.2 Tahap Tahap Proses Pembelajaran........................................................20
2.9.3Faktor Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran......................21
BAB III..................................................................................................................25
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................25
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................25
3.2 Metode Penelitian.........................................................................................25
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................25
3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................26

ii
3.5 Instrumen Penelitian.....................................................................................26
3.4 Prosedur Penelitian.......................................................................................33
3.4.1 Tahap Perencanaan/Persiapan...............................................................33
3.4.2 Tahap Pelaksanaan................................................................................34
3.4.3 Tahap Akhir...........................................................................................34
BAB IV..................................................................................................................35
PEMBAHASAN....................................................................................................35
4.1 Deskripsi Data..............................................................................................35
4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian...............................................................35
4.2.1 Identitas Narasumber.............................................................................35
4.2.2 Pengetahuan Narasumber mengenai Sosial Media, dan Pembelajaran
Berbasis WEB................................................................................................36
4.2.3 Pengaruh Sosial Media dan Pemebelajaran Berbasis WEB pada Proses
Belajar di SMAN 90 Jakarta...........................................................................37
BAB V...................................................................................................................42
PENUTUP.............................................................................................................42
5.1 Kesimpulan..................................................................................................42
5.2 Saran.............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN...........................................................................................................46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang
signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, perubahan itu
berdampak pada kemajuan bidang ekonomi, budaya, sosial, maupun bidang
pendidikan. Dalam proses pembelajaran yang baik, dibutuhkan media penunjang
yang maksimal karena dengan adanya media pembelajaran akan lebih
memudahkan para pengajar untuk memberikan pengertian dan pemahaman yang
baik kepada peserta didik. Hasil belajar juga pasti akan berbeda antara adanya
bantuan dari media sebagai sumber belajar dengan tanpa adanya bantuan apapun.
Dan adanya bantuan penggunaan media pembelajaran secara maksimal
makadiharapkan prestasi belajar dapat meningkat secara maksimal.

Globalisasi terjadi sebagai suatu proses mendunia yang tidak tertahankan


dan tidak mungkin terelakan. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk
mempersiapkan para siswa sejak dini guna memasuki zaman global yang
menuntut kemampuan-kemampuan khusus. Para siswa sekarang yang sedang
menuntut ilmu, pada dasarnya akan menjadi pelaku-pelaku utama pada zaman
yang penuh dengan persaingan. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban para
guru untuk memberi bekal kepada mereka agar bisa hidup (survive), salah satu
upaya untuk mempersiapkan siswa memasuki zaman global tersebut yaitu dengan
mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran yang berorientasi ke masa
depan.1

Selain itu situs jejaring sosial telah merambah ke dunia pelajar di


Indonesia, hal ini diakibatkan oleh perkembangan teknologi sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu siswa menjadi besar.Dalam dunia maya ada berbagai
situs jejaring yang dapat dijumpai sehingga pelajar juga harus bisa membedakan
1
Udin Saefudin Sa‟ud, Inovasi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta, 2008, hal. 200.

1
antara situs jejaring yang positif dan negatif.Bahkan banyak pelajar yang
memanfaatkan situs jejaring sebagai media semua informasi dan untuk mencari
teman didunia maya.Dampak terburuk dalam dunia pendidikan yang mungkin
dihasilkan dari situs jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan
prestasi belajar siswa.Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki
oleh siswa demi mencapai prestasi belajar yang diinginkan.

Halpin dan Tuffield2mengatakan pentingnya untuk menyadari bahwa dari


sisi luar sebuah web dalam internet selalu bersifat sosial.Penggunaan media sosial
dalam dunia pendidikan dirasakan belum dipandang istimewa.Penggunaan media
sosial dalam dunia pendidikan sebagai media belajar telah dipandang penting pada
pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi, karena sebagai bagian dalam dunia
ber-jaringan sosial, pengguna media telah melampaui diri mereka sendiri dan
menjadi bagian dalam suatu jaringan yang lebih luas. Proses pendidikan yang
merupakan sebuah proses terstruktur dalam menyerap informasi dan ilmu
pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penggunaan Media Sosial dan Pembelajaran Berbasis WEB pada
siswa di SMAN 90 Jakarta?
2. Bagaimana cara dan proses pembelajaransiswa di SMAN 90 Jakarta?
3. Bagaimana pengaruh Media Sosial dan Pembelajaran Berbasis WEB terhadap
proses belajar siswa di SMAN 90 Jakarta?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui penggunaan Media Sosial dan Pembelajaran Berbasis WEB
pada siswa di SMAN 90 Jakarta.
2. Untuk mengetahuicara dan proses pembelajaransiswa di SMAN 90 Jakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh Media Sosial dan Pembelajaran Berbasis WEB
terhadap proses belajar siswa di SMAN 90 Jakarta.

2
Halpin,H. and Tuffield, M. 2010. Social web XG Wiki. World wide web consortium (W3C).

2
1.4 Manfaat Makalah
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagi lembaga pendidikan, dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam


pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan media
pembelajaran dan motivasi belajar yang akan di capai oleh siswa.
2. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi atau bahan pembanding bagi peneliti yang
ingin mengakaji masalah yang relavan.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2. 1Penggunaan Media Sosial


A. Pengertian Penggunaan Media Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan memiliki arti proses,


cara perbuatan memakai sesuatu, atau pemakaian. 3Penggunaan merupakan
kegiatan dalam menggunakan atau memakai sesuatu seperti sarana atau
barang.Menurut Ardianto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa,
tingkat penggunaan media dapat dilihat dari frekuensi dan durasi dari penggunaan
media tersebut.4

Media sosial sendiri didefinisikan sebuah media online, dengan para


penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia.Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet
yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".5

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Sosial
media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain
: Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi lain dari
sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk media sosial adalah platform media
yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai

3
Depdiknas RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal. 852
4
Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media,
2004), hal. 125
5
Michael Haenlein, Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media".
(Business Horizons, 2010), hal. 59–68

4
fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai
sebuah ikatan sosial.6

Menurut Shirky media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat
untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama
(to cooperate) diantara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang
semuanya berada diluar kerangka institusional meupun organisasi. Media sosial
adalah mengenai menjadi manusia biasa.Manusia biasa yang saling membagi ide,
bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat,
menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan
membangun sebuah komunitas.Intinya, menggunakan media sosial menjadikan
kita sebagai diri sendiri.7

Beberapa pengertian diatas tentang penggunaan media sosial maka dapat


disimpulkan penggunaan media sosial adalah proses atau kegiatan yang dilakukan
seseorang dengan sebuah media yang dapat digunakan untuk berbagi informasi,
berbagi ide, berkreasi, berfikir, berdebat, menemukan teman baru dengan sebuah
aplikasi online yang dapat digunakan melalui smartphone (telefon genggam).

2.2 Ciri-Ciri Media Sosial


Merebaknya situs media sosial yang muncul menguntungkan banyak
orang dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah dan dengan
ongkos yang murah ketimbang memakai telepon. Dampak positif yang lain dari
adanya situs jejaring sosial adalah percepatan penyebaran informasi. Akan tetapi
ada pula dampak negatif dari media sosial, yakni berkurangnya interaksi
interpersonal secara langsung atau tatap muka, munculnya kecanduan yang
melebihi dosis, serta persoalan etika dan hukum karena kontennya yang
melanggar moral, privasi serta peraturan.Dalam artikelnya berjudul “User of the
World, Unite!The Challenges and Opportunities of Social Media,” di Majalah
Business Horizons (2010) Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein membuat

6
Rulli Nasrullah, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 11
7
Ibid, 11

5
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri
penggunaannya.

Menurut mereka, pada dasarnya media sosial dapat dibagi menjadi enam jenis,
yaitu:8

Pertama, proyek kolaborasi website, di mana user-nya diizinkan untuk dapat


mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di
website tersebut, seperti Wikipedia.

Kedua, blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam


mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan,
sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.

Ketiga, konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan
kontenkonten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain
seperti Instagram dan Youtube.

Keempat, situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi
dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial
sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya Facebook.

Kelima, virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul
dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi dengan
orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti
online game.

Keenam, virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang
memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk
berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda dengan
virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek kehidupan,
seperti Second Life.

8
Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk
Kemantrian Perdagangan RI,(Jakarta : Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, 2014), hal. 26

6
Muatan tentang media sosial diatas maka ciri-ciri media sosial adalah
sebagai berikut :

1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas pada
satu orang tertentu;
2. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat;
3. Isi disampaikan secara online dan langsung;
4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan sendiri
oleh pengguna;
5. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri;
6. Dalam konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas,
percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi),
reputasi (status) dan kelompok (group).9

Tak bisa dipungkiri, media sosial dalam perkembangan media telah


mengambil bentuk yang menandingi media-media konvensional atau tradisional,
seperti televisi, radio, atau media cetak. Keunggulan itu dapat terjadi karena
media sosial tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak, modal yang besar,
dan tidak terikat oleh fasilitas infrastruktur produksi yang massif seperti kantor,
gedung dan perangkat peliputan yang lain.

2.3Jenis Media Sosial


A. Aplikasi Media Sosial Berbagi Video (Video Sharing)

Aplikasi berbagi video tentu sangat efektif untuk menyebarkan beragam


program pemerintah.Program tersebut dapat berupa kunjungan atau pertemuan di
lapangan, keterangan pemerintah, diskusi publik tentang suatu kebijakan, serta
berbagai usaha dan perjuangan pemerintah melaksanakan program-program
perdagangan.Selain itu, tentu saja sebelum penyebaran, suatu video memerlukan

9
Ibid, 27

7
tahap verifikasi sesuai standar berlaku.Sebaliknya, pemerintah juga perlu
memeriksa, membina serta mengawasi video yang tersebar di masyarakat yang
terkait dengan program perdagangan pemerintah.Sejauh ini, dari beragam aplikasi
video sharing yang beredar setidaknya ada tiga program yang perlu diperhatikan,
terkait dengan jumlah user dan komunitas yang telah diciptakan oleh mereka
yakni YouTube, Vimeo dan DailyMotion.

b. Aplikasi Media Sosial Mikroblog

Aplikasi mikroblog tergolong yang paling gampang digunakan di antara


program-program media sosial lainnya. Peranti pendukungnya tak perlu repot
menggunakan telepon pintar, cukup dengan menginstal aplikasinya dan jaringan
internet. Aplikasi ini menjadi yang paling tenar di Indonesia setelah
Facebook.Ada dua aplikasi yang cukup menonjol dalam masyarakat Indonesia,
yakni Twitter dan Tumblr.

c. Aplikasi Media Sosial Berbagi Jaringan Sosial

Setidaknya ada tiga aplikasi berbagi jaringan sosial yang menonjol dan
banyak penggunanya di Indonesia, khususnya untuk tipe ini. Yakni Facebook,
Google Plus, serta Path. Masing-masing memang memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri.Namun pada umumnya, banyak pakar media sosial
menganjurkan agar tidak menggunakan aplikasi berbagi aktivitas sosial ini jika
menyangkut urusan pekerjaan atau hal-hal yang terkait profesi
(pekerjaan).Aplikasi ini menurut mereka lebih tepat digunakan untuk urusan yang
lebih bersifat santai dan pribadi, keluarga, teman, sanak saudara, kumpul-kumpul
hingga arisan.

Namun karena penggunaannya yang luas, banyak organisasi dan bahkan


lembaga pemerintah membuat akun aplikasi ini untuk melancarkan program, misi
dan visinya. Walau begitu, agar lebih kenal dengan segmentasi penguna dan
karakter aplikasi ini, maka penerapan bahasa dan tampilan konten yang akan
disebarkan juga harus lebih santai, akrab, disertai contoh kejadian lapangan. Lebih
baik lagi jika disertai dengan foto atau infografis

8
d. Aplikasi Berbagi Jaringan Profesional

Para pengguna aplikasi berbagi jaringan professional umumnya terdiri atas


kalangan akademi, mahasiswa para peneliti, pegawai pemerintah dan pengamat.
Dengan kata lain, mereka adalah kalangan kelas menengah Indonesia yang sangat
berpengaruh dalam embentukan opini masyarakat. Sebab itu, jenis aplikasi ini
sangat cocok untuk mempopulerkan dan menyebarkan misi perdagangan yang
banyak memerlukan telaah materi serta hal-hal yang memerlukan perincian
data.Juga efektif untuk menyebarkan dan mensosialisasikan perundang-undangan
atau peraturanperaturan lainnya. Sejumlah aplikasi jaringan profesional yang
cukup populer di Indonesia antara lain LinkedIn, Scribd dan Slideshare.

e. Aplikasi Berbagi Foto

Aplikasi jaringan berbagi foto sangat populer bagi masyarakat


Indonesia.Sesuai karakternya, aplikasi ini lebih banyak menyebarkan materi
komunikasi sosial yang lebih santai, tidak serius, kadang-kadang banyak
mengandung unsur-unsur aneh, eksotik, lucu, bahkan menyeramkan.Sebab itulah,
penyebaran program pemerintah juga efektif dilakukan lewat aplikasi ini.Tentu
saja, materi yang disebarkan juga harus menyesuaikan karakter aplikasi ini.Materi
itu dapat berupa kunjungan misi perdagangan ke daerah yang unik, eksotik, pasar
atau komunitas perdagangan tertentu. Beberapa aplikasi yang cukup populer di
Indonesia antara lain Pinterest, Picasa, Flickr dan Instagram.10

2.4 Fungsi Media Sosial


Media sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial
manusia menggunakan internet dan teknologi web.
2. Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran
dari satu institusi media ke banyak audience (“one to many”) menjadi praktik
komunikasi dialogis antar banyak audience (“many to many”).
10
Op.Cit Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial,..,
hal. 65-82

9
3. Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.
Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu
sendiri.

2.5 Manfaat Media Sosial


Media sosial merupakan bagian dari sistem relasi, koneksi dan
komunikasi. Berikut ini sikap yang harus kita kembangkan terkait dengan peran,
dan manfaat media sosial :

A. Sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan.

Berbagai aplikasi media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui


beragam informasi, data dan isu yang termuat di dalamnya. Pada aspek lain,
media sosial juga menjadi sarana untuk menyampaikan berbagai informasi kepada
pihak lain. Konten-konten di dalam media sosial berasal dari berbagai belahan
dunia dengan beragam latar belakang budaya, sosial, ekonomi, keyakinan, tradisi
dan tendensi.Oleh karena itu, benar jika dalam arti positif, media sosial adalah
sebuah ensiklopedi global yang tumbuh dengan cepat.Dalam konteks ini,
pengguna media sosial perlu sekali membekali diri dengan kekritisan, pisau
analisa yang tajam, perenungan yang mendalam, kebijaksanaan dalam
penggunaan dan emosi yang terkontrol.11

B. Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi.

Bermacam aplikasi media sosial pada dasarnya merupakan gudang dan


dokumentasi beragam konten, dari yang berupa profil, informasi, reportase
kejadian, rekaman peristiwa, sampai pada hasil-hasil riset kajian. Dalam konteks
ini, organisasi, lembaga dan perorangan dapat memanfaatkannya dengan cara
membentuk kebijakan penggunaan media sosial dan pelatihannya bagi segenap
karyawan, dalam rangka memaksimalkan fungsi media sosial sesuai dengan
target-target yang telah dicanangkan. Beberapa hal yang bisa dilakukan dengan
media sosial, antara lain membuat blog organisasi, mengintegrasikan berbagai lini
di perusahaan, menyebarkan konten yang relevan sesuai target di masyarakat, atau
11
Ibid, 37

10
memanfaatkan media sosial sesuai kepentingan, visi, misi, tujuan, efisiensi, dan
efektifitas operasional organisasi.

C. Sarana perencanaan, strategi dan manajemen.

Akan diarahkan dan dibawa ke mana media sosial, merupakan domain dari
penggunanya.Oleh sebab itu, media sosial di tangan para pakar manajemen dan
marketing dapat menjadi senjata yang dahsyat untuk melancarkan perencanaan
dan strateginya. Misalnya saja untuk melakukan promosi, menggaet pelanggan
setia, menghimpun loyalitas customer, menjajaki market, mendidik publik, sampai
menghimpun respons masyarakat.11

D. Sarana kontrol, evaluasi dan pengukuran.

Media sosial berfaedah untuk melakukan kontrol organisasi dan juga


mengevaluasi berbagai perencanaan dan strategi yang telah dilakukan.Ingat,
respons publik dan pasar menjadi alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk
evaluasi. Sejauh mana masyarakat memahami suatu isu atau persoalan, bagaimana
prosedur-prosedur ditaati atau dilanggar publik, dan seperti apa keinginan dari
masyarakat, akan bisa dilihat langsung melalui media sosial. Pergerakan
keinginan, ekspektasi, tendensi, opsi dan posisi pemahaman publik akan dapat
terekam dengan baik di dalam media sosial. Oleh sebab itu, media sosial juga
dapat digunakan sebagai sarana preventif yang ampuh dalam memblok atau
memengaruhi pemahaman publik.

2.6 Pemanfaatan Media Sosial dalam Proses Belajar


Proses belajar merupakan sebuah proses penyampaian informasi, ilmu
pengetahuan, informasi yang secara formal dan informal sering terjadi di
sekeliling kita. Proses belajar merupakan sebuah kondisi mengenai kapasitas
individu untuk mengetahui lebih luas. Melalui sebuah media sosial, pengetahuan
dan proses belajar tidak lagi hanya berfokus pada akumulasi pengetahuan individu
sebelumnya. Terlepas dari baik ataukah buruk, menggunakan media tersebut
sebagai media dalam proses belajar, maka jelas bahwa aplikasi dan perangkat

11
media sosial telah berhasil menyediakan sebuah konsep tantangan baru dalam
pembentukan pendidikan formal yang telah ada saat ini.

Pemanfaatan media sosial sebagai media belajar telah menunjang sebuah


teori klasik mengenai teori pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa
proses belajar sosial berfokus pada bagaimana seorang individu belajar dengan
menjadikan orang lain sebagai subjek belajarnya12 proses belajar ini telah
ditunjang oleh media digital seperti bagaimana seseorang belajar menggoreng
telur dengan melihat video orang lain menggoreng telur.13 Selain belajar mengenai
sebuah perilaku sederhana mengenai keahlian seseorang, dalam media sosial
dapat pula ditemukan bagaimana seorang individu belajar dan mulai memikirkan
konsekuensi yang akan timbul dari perilaku yang dilakukan oleh subjek
belajarnya. Media sosial pada kelanjutannya tidak hanya mengajarkan bagaimana
sebuah teknologi komunikasi dan informasi memberikan dampak, tetapi juga
mengajarkan bagaimana sebuah teknologi komunikasi diserap dan diadopsi.14
Pemanfaatan Media sosial kini banyak terjadi pada proses pendidikan jarak jauh
(e-learning) dimana proses belajar mengajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas,
jarak, dan waktu.

2.7 Pembelajaran Berbasis WEB


Pembeajaran berbasis web yang populer dengan sebutan Web-Based
Education (WBE) atau kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk
sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua
pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama
proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat
disebut sebagai pembelajaran berbasis web.15

12
Bandura, A. 2001.Social Cognitive theory of Mass Communication.Media Psychology.
13
Grant, A. E. &Meadows, J. H. 2010.Communication Technology Update and Fundamentals.12th
Edition.Focal Press.Hal 53.
14
Bandura, Loc. Cit.
15
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Bandung:
Rajawali Press, 2010), hlm. 335

12
Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak
terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi.Kegiatan belajar dapat
dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja dirasakan
aman oleh peserta didik tersebut.Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi
masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk


mendapatkan informasi apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan
cepat. Informasi yang tersedia di berbagai pusat data di berbagai komputer di
dunia.Selama komputer-komputer tersebut saling terhubung dalam jaringan
internet, dapat kita akses dari mana saja.Ini merupakan salah satu keuntungan
belajar melalui internet.16

Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekadar meletakkan materi


belajar pada web untuk kemudian diakses melalui komputer web, namun ia juga
digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti kertas untuk
menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Web digunakan untuk
mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak
dimiliki media kertas ataupun media lain.

1. Implementasi Pembelajaran Berbasis Web

Model pembelajaran dirancang dengan mengintegrasikan pembelajaran


berbasis web dalam program pembelajaran konvensional tatap muka. Proses
pembelajaran konvensional tatap muka dilakukan dengan pendekatan Student
Centered Learning (SCL) melalui kerja kelompok. Model ini menuntut partisipasi
peserta didik yang tinggi.

2. Interaksi Tatap Muka dan Virtual

Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran dilakukan virtual secara


penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih. Interaksi satu sama lain untuk dapat
berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga

16
Ibid., Hlm. 337

13
alasan mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah :

1. Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan
dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik.

2. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan


mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setiap peserta didik.

3. Perlunya pemberian pelatihan secukupnya dalam menggunakan komputer yang


akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta
didik.

Dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat, teknologi informasi sudah


betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari.Dalam berbagai hal dapat kita
lihat implikasinya.Berbagai dokumen dapat kita baca untuk melihat hal ini.

Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya susah


diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah
lagi.Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal
harganya.Adanya jaringan TI atau internet memungkinkan seseorang di Indonesia
untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat.

Moodle salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open source. Moodle
adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet
dan web.Moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas, dia yang
mempertahankan moodle sebagai paket e-learning yang open source (terbuka
programnya).

Moodle terus mengembangkan rancangan system dan design user interface


setiap minggunya (up to date), oleh karena itu moodle tersedia dan dapat
digunakan secara bebas sebagai produk open source. Dengan moodle diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja pengajar dan pemahaman
pembelajar terhadap materi pelajaran.

14
Istilah moodle singkatan dari “Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment”, yang berarti tempat belajar dinamis dengan
menggunakan model berorientasi objek atau merupakan paket lingkungan
pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep
berorientasi objek.

Kelebihan moodle antara lain:17

1. Penggunaannya tepat untuk kelas online

2. Hasil belajarnya relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka
dengan pengajar

3. Pengajar mempunyai hak istimewa, yaitu dapat mengubah (memodifikasi) materi


pelajaran. Pengajar dapat mengatur pelajaran, termasuk tidak memperbolehkan
pengajar lain memberikan pelajaran. Selain itu dapat mengubah bentuk atau
metode pembelajaran seperti berdasarkan minggu, topik atau bentuk diskusi.

4. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana, sehingga mudah, relatif murah dan
efisien.

5. Programnya mudah diInstall.

6. Programnya cukup satu database yang diperlukannya.

7. Kemanan yang terjamin denganbaik.

8. Disediakan dalam beberapa bahasa, agar memudahkan bagipengguna.

2.8 Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran


Internet singkatan dari interconnection and networking adalah jaringan
informasi global, yaitu “The largest global network of computers, that enables
people throughout the world to connect with each other”. Internet diluncurkan

17
Surya Lesmana, dkk. 2 Jam Nisa Bikin Web E-Learning (Jakarta: Smart, 2013), hlm. 1-2

15
pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology)
pada Agustus 1962.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengondisikan siswa


untuk belajar secara mandiri.”Through independent study, students become doers,
as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online
dari berbagai perpustakaan, museum, database dan mendapatkan sumber primer
tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik
(Gordin et. al., 1995).18

Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis,


tidak hanya konsumen informasi saja.Mereka menganalisis informasi yang
relevan dengan pembelajaran geografi dan melakukan pencarian yang sesuai
dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara
fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempeajari bahan ajar dan
mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses
jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar
bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-
mail(electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar. Kemudian, selain mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan


sebagai berikut.

1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan


kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.

3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masing-masing.

4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.


18
Ibid., Hlm. 340

16
5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.

6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa dan


memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa atau guru) dapat turut serta
menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang
dikerjakan siswa secara online.19

2.9 Kajian tentang Proses Pembelajaran

2.9.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Berbicara mengenai pendidikan, hampir semua aktifitas yang dilakukan
adalah belajar. Para psikolog saling berbeda dalam menjelaskan mengenai cara
aktifitas itu berlangsung. Akan tetapi dari beber penyelidikan dapat ditandai,
bahwa belajar yang sukses selalu diikuti oleh kemajuan tertentu yang terbentuk
dari pola pikir dan berbuat.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktifitas
belajar ialah memperoleh kesuksesan dalam pengembangan potensi-potensi
seseorang.Beberapa aspek psikologis aktifitas belajar itu misalnya motifasi,
penguasaan keterampilan dan ilmu pengetahuan, serta pengembangan kejiwaan.

Bahwa setiap saat dalam kehidupan mesti terjadi suatu proses belajar, baik
disengaja atau tidak, disadari maupun tidak. dari proses ini diperoleh suatu hasil
yang pada umumnya disebut sebagai hasil belajar. Tapi untuk memperoleh hasil
yang optimal, maka proses belajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja dan
terorganisasi dengan baik dan rapi. Atas dasar ini, maka proses belajar
mengandung makna yaitu proses internalisasi sesuatu ke dalam diri subyek didik,
dilakukan dengan sadar dan aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

Suryabrata menjelaskan pengertian belajar dengan mengidentifikasikan ciri-ciri


yang disebut belajar, yaitu:

“Belajar adalah aktifitas yang dihasilkan perubahan pada individu yang belajar
(dalam arti behavioral change) baik aktual maupun potensial; perubahan itu pada
19
Ibid., Hlm. 340-342

17
pokoknya adalah diperolehnya kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama;
perubahan itu terjadi karena usaha.”20

Menurut Hilgard dalam Sadiman belajar adalah

‘learning is process by wich and activity originates or is changed trough


trainingprocedures wheter in laboratory or in natural invironment as distinguised
from changes by factorsnot atributable to training’.21

Yang berarti: “belajar adalah suatu proses yang menghasilkan suatu


aktifitas baru atau yang mengubah aktifitas dengan perantara latihan baik di dalam
laboratorium maupun di lingkungan alam, yang berbeda dengan perubahan-
perubahan yang tidak disebutkan dalam latihan.” Chaplin (dalam Dictionary of
Psicology)membatasi belajar dengan dua macam rumusan.Rumusan pertama
berbunyi ‘....acquistion of any relatively permanent change in behavior as a result
of practice and experience’ (belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya
adalah “proces of acquiring responses as aresult of special praktice” (belajar
adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus). 22

Dalam pendahuluan Teaching for learning : The view from cognitive


physycology mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan
kuantitatif; instruksional; kualitatif. Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-
banyaknya.Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi
yang dikuasai peserta didik. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar
dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan peserta
didik atas materi-materi yang telah dipelajari. Pengertian belajar secara kualitatif
adalah belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan

20
Suryabrata, Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Andy Offset, 1989). Hal.
45
21
Sadiman, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Perc. Studing, 1986), hlm. 58
22
Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung, Rusda karya, 2005),
hal.10

18
tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan
nanti dihadapi peserta didik.

Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti.
Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya.Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun yang menyangkut
nilai dan sikap.

Belajar menurut Gagne merupakan kegiatan yang komplek.Hasil belajar berupa


kapabilitas.Setelah belajar orang yang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap
dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari

1. Stimulasi yang berasal dari lingkungan.

2. Proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.

Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang


mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru,23 sedangkan menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono
belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal; kondisi
internal; hasil belajar.24 Menurut Walker dikatakan bahwa “belajar adalah
perubahan perbuatan sebagai akibat daripengalaman” Pengertian ini didukung dan
lebih ditegaskan oleh Joni yang mengatakan bahwa “belajar adalah perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau
perubahan insingtif atau yang bersifat temporer”.25

Sunaryo mengatakan bahwapengertian mengajar dapat ditelusuri dari


peranan guru dalam proses belajar mengajar. Apa yang diperbuat oleh guru dalam
proses belajar mengajar adalah mengajar. Pada awal perkembangan proses belajar

23
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002), hal 10
24
Ibid, hlm. 12
25
Joni, T. R dan Tisno, H. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud.

19
mengajar, peranan seorang guru terutama sebagai penyebar informasi. Guru
berceramah kepada peserta didik, memelihara disiplin di kelas dan mengevaluasi
tiap-tiap peserta didik secara hati- hati dengan tanya jawab. 26

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin processus yang berarti
“berjalan ke depan’. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Dalam psikologi belajar, proses
berarti cara atau langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan
hingga tercapainya hasil-hasil tertentu

Menurut Sadiman dkk, mengatakan “bahwa proses belajar mengajar pada


hakikatnya adalah proses komunikasi”, yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan,
media dan penerima pesan adalah komponen proses komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum.27

2.9.2 Tahap Tahap Proses Pembelajaran


Karena belajar itu merupakan aktifitas yang berproses, sudah tentu di
dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap.Perubahan-perubahan
tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dengan yang lainnya
bertalian secara berurutan dan fungsional. Dalam proses pembelajaran peserta
didik menempuh tiga tahap yaitu

1. Tahap informasi (tahap penerimaan materi).


2. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi).
3. Tahap evaluasi (tahap penilaian materi).

Tahap informasi, pada tahap ini seorang peserta didik yang sedang belajar
memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari.Diantara informsi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan
berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus dan
memperdalam pengetahuan yang sebelumnya tidak dimiliki.

26
Sunaryo, 1989, Strategi Belajar Mengajar IPS, UNM
27
Sadiman, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Perc. Studing, 1986), hlm. 11

20
Tahap kedua adalah tahap transformasi, pada tahap ini informasi yang di
peroleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak
atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan dalam hal-hal
yang lebih luas.

Setelah memasuki kedua tahap tersebut, peserta didik memasuki tahap


yang terakhir yaitu tahap evaluasi, dimana seorang peserta didik menilai sendiri
sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan
untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.

2.9.3Faktor Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran


Semua kegiatatan, secara alami memiliki beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi, baik itu yang bersifat menghambat ataupun sebaliknya. Proses
pembelajaranpun mempunyai faktor yang mempengaruhinya. Secara garis besar
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dapat digolongkan
menjadi dua bagian besar, yaituInternal dan Eksternal.

Yang tergolong faktor internal adalah segala faktor yang bersumber dari
dalam diri subyek yang belajar. Seperti faktor fisiologis dan faktor psikologis,
sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber
dari luar diri subyek yang belajar.Seperti faktor lingkungan belajar dan faktor
sistem instruksional.

1. Faktor Internal
a. Faktor fisiologis
Yang tergolong dalam faktor fisiologis antara lain adalah
penglihatan,pendengaran dan kondisifisiologis. penglihatan dan
pendengaran terganggu maka hal ini akan dapat menghambat subyekdalam
belajar. Gangguan ini antara lain di dalam memperoleh atau mencari
informasi, dalam mencari catatan atau buku, sewaktu melakukan
pengamatan atau observasi.
Baiknya fungsi panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu
berlangsung dengan baik.Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara

21
panca indera itu paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan
telinga. Karena itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk
menjaga, agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik,
baik penjagaan yang bersifat preventif, seperti dengan adanya pemeriksaan
dokter secara periode, penyediaan alat-alat pelajaran serta perlengkapan
yang memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid secara baik di kelas
(pada sekolah-sekolah), dan sebagainya.
Demikian pula halnya dengan kondisi fisiologis, yaitu kesegaran
jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, kesehatan yang diderita
hal ini mempengaruhi dalam prosesbelajar mengajar termasuk
pendengaran dan penelihatan pada waktu belajar jugaa dipengaruhi oleh
kondisi fisiologis.

b. Faktor Psikologis
Suryabrata mengatakan bahwa hal-hal yang mendorong seseorang untuk
belajar adalah:
 Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas.
 Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk selalau maju.
 Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru
dan teman-teman.
 Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.
 Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasaipelajaran.
 Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.28

2. Faktor Eksternal

28
Suryabrata, Sumadin, Proses Belajar Mengajar Di PerguruanTinggi, (Yogyakarta: Andi Offset,
1989), hlm. 236

22
a. Faktor Lingkungan Belajar
Yang tergolong dalam faktor lingkungan belajar adalah faktor lingkungan
belajar di dalam sekolah dan di luar sekolah. Lingkungan belajar di dalam
sekolah terdiri dari :
a) Lingkungan alam.
Seperti suhu, pertukaran udara dan cahaya, penerangan serta
tumbuh-tumbuhan di dalam areal lingkungan sekolah.
b) Lingkungan fisik.
Seperti gedung, instalasi, konstruksi, dan tata letak serta
perlengkapan belajar yang digunakan
c) Lingkungan sosial.
Seperti suasana hubungan timbal balik antara semua elemen yang
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.Lingkungan sosial sekolah seperti
guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar peserta didik.Dampak dari lingkungan alam di dalam
sekolah yang menyenangkan dapat mempertinggi ketekunan dan semangat
peserta didik dalam belajar.

b. Faktor Sistem Intruksional


a) Kurikulum.
Perubahan kurikulum yang terlalu cepat atau berubah-ubah dalam
waktu yang relatif pendek akan membawa dampak yang negatif bagi
peserta didik.
b) Bahanajar.
Bagaimana derajat kesukaran bahan, aspek yang mau
dikembangkan atau domain tingkah laku, jenis bahan, luas dan jumlah
bahan perlu diperhatikan dan dipertimbangkan bagi peserta didik.
c) Metodepenyampaian.
Apabila dalam memilih metode penyajian tidak sesui dengan
hakekat tujuan pengajaran, bahan belajar yang disajikan dan tingkat

23
perkembangan peserta didik hal ini akan mempersulit bagi peserta didik
yang belajar.

24
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian di laksanakan di SMAN 90 Jakarta, Jl. Sabar Petukangan Selatan,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Adapun waktu pelaksanaan penelitian
adalah pada semester IV, penelitian dilakukan 1 (satu) hari pada hari Rabu 17 Juli
2019.

3.2 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kualitatif dengan metode
wawancara pada beberapa guru dan siswa.Wawancara merupakan metode penelitian
yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap
sampel penelitian.Sampel penelitian ditentukan berdasarkan Jawaban setiap
narasumber yang di wawancarai di SMAN 90 Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek/subyek yang memepunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.29Populasi target adalah seorang guru dan
seorang murid.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakter populasi yang
diteliti.30 Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu bapak Ilham Syarif,

29
Sugiyo, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung:Alfabeta, 2013), cet 16 hal. 17

30
Ibid.

25
S.Pd , serta salah seorang murid yaitu bernama Valerina Chandra.
Pengambilan sampel dilakukan pada guru dan murid SMAN 90 Jakarta.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
observasi langsung ke lapangan dan mewawancarai Guru dan Murid. Dengan
menanyakan seputar Pengaruh Media Sosial Dan Pembelajaran Berbasis Web
Terhadap Proses Belajar Siswa Di Sman 90 Jakarta.

3.5 Instrumen Penelitian


Judul Penelitian :PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN PEMBELAJARAN
BERBASIS WEB TERHADAP PROSES BELAJAR SISWA di SMAN 90
JAKARTA

Waktu dan Tempat penelitian : Rabu, 17 Juli 2019 di SMAN 90 Jakarta

Transkip Wawancara:

1. Untuk Guru

Identitas:

1. Siapakah nama bapak/ibu?


2. Berapakah umur bapak/ibu?
3. Dimanakah alamat bapak/ibu tinggal ?
4. Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar di SMAN 90 Jakarta?

Pertanyaan tentang “Pengaruh Media Sosial Dan Pembelajaran Berbasis Web


Terhadap Proses Belajar Siswa Di Sman 90 Jakarta”

1. Apa yang anda ketahui tentang sosial media dan pembelajaran berbasis web?
2. Apa sosial media dan pembelajaran berbasis web yang sering bapak gunakan?
Dan alasan nya

26
3. Menurut bapak, apakah sosial media dan pembelajaran berbasis web bisa
diterapkan dalam proses pembelajaran?.
4. Sebagai guru, apakah anda pernah menggunakan sosial media sebagai media
pembelajaran? Dan bagaimana cara penerapan nya?
5. Sebagai guru, apakah anda pernah menggunakan pembelajaran berbasis web
sebagai media pembelajaran? Dan bagaimana cara penerapan nya?
6. Apakah contoh sosial media dan situs web yang sering bapak gunakan untuk
proses mengajar?
7. Bagaimana dampak sosial media dan pembelajaran berbasis web terhadap
proses belajar mengajar disekolah?
8. Apakahanda memperbolehkan siswa/i lainnya dalam belajar (selain
menggunakan buku) diperbolehkan menggunakan sosial media/ internet sbg
sarana belajar?
9. Berapa jumlah guru yang memanfaatkan dan memperbolehkan sosial media
dan internet untuk proses belajar mengajar? Dan bagaimana cara penerapan
nya?
10. Bagaimana respon siswa/I terhadap proses pembelajaran menggunakan sosial
media dan internet tersebut?
11. Menurut bapak, apakah pembelajaran menggunakan sosial media dan
pembelajaran berbasis web ini efektif dan efisien? Beri alasan nya.
12. Sebagai Guru, apakah bapak setuju terhadap penggunaan sosial media dan
pembelajaran berbasis web ini agar dijadikan sarana belajar yang resmi untuk
proses belajar mengajar disekolah?
13. Apa pesan bapak untuk para siswa/i dalam penggunaaan sosial media dan
pembelajaran berbasis web sebagai sarana pembelajaran?

2. Untuk Murid

Identitas:

27
1. Siapakah nama anda?
2. Berapakah umur anda?
3. Saat ini sudah kelas berapa?

Pertanyaan sesuai judul

1. Apakah kamu mengetahui apa itu “sosial media dan pembelajaran berbasis
web”?
2. Apa “sosial media dan pembelajaran berbasis web” yang paling sering kamu
gunakan dan alasan nya?
3. Menurut anda apakah sosial media dan pembelajaran berbass web bisa
dijadikan sarana untuk belajar anda dan siswa/i lainnya? Berikan alasan nya.
4. Sebagai siswa/i bagaimana cara menerapkan sosial media dan internet untuk
proses belajar mengajar disekolah?
5. Apakah contoh sosial media dan situs internet yang paling banyak atau sering
digunakan sebagai sarana belajar?
6. Bagaimana dampak sosial media dan internet terhadap cara belajar dan hasil
belajar anda disekolah? Berikan alasan nya.
7. Apakahanda atau siswa/i lainnya dalam belajar (selain menggunakan buku)
diperbolehkan menggunakan sosial media/ internet sbg sarana belajar?
8. Berapa jumlah guru yang memanfaatkan dan memperbolehkan sosial media
dan internet untuk proses belajar mengajar? Dan bagaimana cara penerapan
nya?
9. Bagaimana respon siswa/I terhadap pembelajaran menggunakan sosial media
dan internet tersebut?
10. Menurut kamu, apakah pembelajaran menggunakan sosial media ini efektif
dan efisien? Beri alasan nya.

28
11. Sebagai siswa, apakah kamu setuju terhadap penggunaan sosial media dan
internet agar dijadikan sarana belajar yang resmi untuk proses belajar
mengajar disekolah?
12. Apa pesan kamu untuk para siswa/i dalam penggunaaan sosial media dan
internet sebagai sarana pembelajaran
Narasumber 1 (Guru) :
1. Nama saya Ilham Syarif
2. Umur saya 46 tahun
3. Saya tinggal di Jl. Damai IV
4. Saya sudah mengajar di SMAN 90 Jakarta sejak 2001, berarti sudah 18 tahun.
5. Ya, saya tau, sosial media itu biasa buat alat komunikasi, kalau pembelajaran
berbasis web itu ya sarana pembelajaran namun berbasis web, seperti situs
situs pembelajaran online kaya google classroom, quipper, edmodo.
6. Kalau sosial media yang paling sering saya gunakan itu Whatsapp sama
Instagram dan juga Facebook, kalo Whatsapp kan untuk berkomunikasi
dengan banyak orang entah sama guru guru lain, dengan istri dan keluarga
ataupun dengan murid. Kalau media pembelajaran yang biasa saya gunakan
itu Edmodo.
7. Kalo untuk pembelajaran berbasis web itu bisa ya, karena memang sudah
dicanangkan oleh pemerintah seperti itu, saya sudah berapa kali ikut pelatihan
tentang pembelajaran berbasis WEB ini, seperti Google Classroom dll, kalau
untuk sosial media sih saya rasa belum bisa ya.
8. Untuk sosial media, paling untuk sekedar komunikasi antar saya dan murid,
misalnya saya izin atau ada acara saya biasanya konfirmasi dengan ketua
kelas, tidak untuk sarana pembelajaran.
9. Kalau pembelajaran berbasis web atau online ya saya sering menggunakan
nya, penerapan nya ya biasanya saya menggunakan situs pembelajaran online,
dulu saya pernah pake situs Quipper, terus karena sekarang kan quipper
berbayar, jadi saya pake Google Classroom atau Edmodo.

29
10. Yang paling sering saya gunakan itu Edmodo, karena gampang peng
aplikasian nya, terus juga untuk murid SMAN 90 Jakarta sudah pernah ada
sosialisasi tentang situs pembelajaran Edmodo ini, jadi saya nerapin nya juga
jadi lebih mudah, karena murid muridnya juga udah pada ngerti.
11. Dampak positif nya kalo untuk situs pembelajaran web atau online ya lebih
memudahkan guru dan siswa juga, karena kan kalo pake pembelajaran web itu
lebih variatif, gak ngebosenin terus juga murid bisa meng-eksplor lebih luas
lagi, jadi wawasan nya juga jadi lebih luas. Kalo dampak negatif nya ya kalo
ada murid yang bandel misalnya dikasih tugas di Edmodo, atau disuruh cari
tentang materi sesuatu gitu, kan otomatis diperbolehkan tuh untuk buka
gadget, eh malah buka nya yang lain, malah chattingan atau main game kan
jadi ga kondusif juga belajarnya.
12. Kalau saya fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi, kalau untuk
pembelajaran sehari hari saya memperbolehkan untuk menggunakan
pembelajaran berbasis web, karena kan kita sekarang menggunakan
kurikulum 2013, peserta didik diharus kan untuk mengeksplor lebih jauh
untuk materi pembelajaran, makanya saya tidak terpaku pada buku, tapi kalau
kondisinya sedang uts atau ulangan harian saya tidak memperbolehkan untuk
penggunaan web. Kalau sosial media, kan fungsinya saja kebanyakan untuk
alat komunikasi, bukan sebagai sarana belajar, jadi saya tidak
memperbolehkan sosial media menjadi sarana pembelajaran.
13. Belum banyak sih, baru saya dan 3 guru yang lain-nya. Kebanyakan disini
masih menggunakan buku.
14. Respon siswa sih kebanyakan seneng kalo misalnya dikasih tugas suruh cari
materi di internet, atau ngerjain tugas di situs pembelajaran online kaya
Edmodo tadi, mungkin pembelajaran juga jadi gak kaku ya, karena kan
mereka bisa lebih bebas untuk belajarnya, gak terpaku di buku.
15. Efisien dan Efektif itu ya tergantung, bapak juga harus menyesuaikan dengan
kondisi muridnya, misalnya kelas yang selalu rame dan ga kondusif, kan kalo

30
kita suruh ngerjain atau cari materi di Internet yang ada makin ga kondusif
belajarnya, atau misalkan WiFi sekolah yang lagi gak menentu jaringan nya
kan pasti bisa menghambat pembelajaran juga. Jadi ya efektif atau tidaknya
pembelajaran tersebut ya semuanya tergantung kondisi dan situasi.
16. Setuju saja, karena kan Kurikulum 2013 pun sudah mengedepankan soal
Teknologi, jadi ya pembelajaran berbasis web cukup bagus, apabila didukung
juga dengan fasilitas yang memadai, jadi pembelajaran pun bisa menjadi lebih
efektif, dan juga saya lebih setuju jika tetap tidak meninggalkan Buku sebagai
sarana belajar, karena Buku ya dari zaman dulu juga tetap menjadi sumber
belajar dan sarana belajar yang paling efisien kan, dari buku juga siswa bisa
mempelajari sesuatu dengan step-by-step mengikuti proses, tidak seperti
pembelajaran berbasis web yang cenderung lebih instan.
17. Pesan saya untuk siswa supaya pinter pinter dalam menggunakan internet
maupun sosial media, digunakan untuk hal yang positif dan bermanfaat, dan
juga jangan terlena dengan internet, karena bisa menjadi suatu kecanduan,
harus di manage waktu dengan benar antara waktu untuk menggunakan
internet dan waktu untuk belajar dan lainlain.

Narasumber 2 (Murid)

1. Nama saya Valerina Chandra.


2. Umur saya 17 tahun
3. Saat ini saya kelas 12.
4. Sosial media aku tau ka, karena setiap hari aku gunain biasanya untuk
komunikasi sama temen temen, terus kalo pembelajaran berbasis web juga tau
kaya pembelajaran online gitu.
5. Kalo sosial media yang sering dan setiap hari aku gunain itu Instagram dan
Line, karena kalo di Instagram itu kita bisa tau hal-hal yang sebelumnya kita
gatau, kaya meng-eksplor banyak hal, terus kalo line aku sering gunain karena
untuk komunikasi sama temen temen sekolah, buat ngomongin tugas juga.

31
Kalo pembelajaran berbasis web itu biasanya aku gunain google untuk cari
tugas yang dikasih guru, contoh situs web nya itu biasanya Brainly karena
disitu lengkap buat materi materi pelajaran.
6. Kalo untuk sosial media bisa aja karena kita bisa cari materi-materi belajar
yang berupa video atau foto di Instagram atau Youtube, dan kalo untuk
pembelajaran berbasis web juga lebih bisa lagi, karena kan kalo di situs-situs
web itu lebih banyak dan lebih luas cakupan nya untuk cari materi-materi
pelajaran jadi memudahkan juga untuk siswa.
7. Cara penerapan nya itu biasanya kan kita dapet PR dari guru, kalo materi yang
ditanya gaada di buku tuh biasanya aku langsung cari di Google apalagi di
situs web Brainly, disitu kan lengkap banget jadi pasti jawaban nya ada. Terus
juga kalo ada ulangan mendadak atau quiz mendadak belajar dibuku terlalu
banyak dan makan banyak waktu juga, biasanya aku cari materinya di
Youtube, kan pasti ada tuh, terus aku langsung tonton aja, kalo liat video kan
gampang masuk juga materinya. Dan untuk situs pembelajaran kaya Edmodo
gitu biasanya untuk ngerjain tugas yang dikasih sama guru pelajaran Bahasa
Inggris, TIK, dan Agama Islam.
8. Dampaknya itu ada positif dan ada negatifnya juga, positifnya itu membantu
banget buat aku, kaya lebih instan aja buat mempelajari sesuatu dan gaperlu
ribet-ribet buka buku, kalo negatifnya itu kalo kita udah gabisa nge-kontrol
diri kita buat gunain internet, kaya contohnya di tempat les, harusnya kan aku
serius belajar, tapi kadang aku malah ga perhatiin guru, dan lebih milih untuk
main hape, jadi kaya udah kecanduan gitu.
9. Tergantung gurunya, kalo disini kebanyakan guru yang gak ngebolehin untuk
buka internet dikelas, tapi biasanya pembelajaran online yang dikasih sama
guru itu kaya pembelajaran lewat Edmodo, jadi kita tetep belajar dikelas tanpa
menggunakan internet, tapi untuk PR dikasih lewat situs belajar Edmodo itu,
jadi nanti kita kerjain disitus itu dan dikumpulin juga di situs itu. Kalau untuk
sosial media, gak boleh, karena itu fungsinya bukan untuk pembelajaran.

32
10. Kalo jumlah guru yang ngebolehin buka internet dikelas itu dikit, karena
kebanyakan guru disini guru-guru senior yang lebih mengutamakan belajar
pake buku.
11. Respon nya seneng, karena kalo misalnya kita diperbolehin untuk buka
internet kan jadinya gaperlu baca baca buku, tinggal cari juga langsung
ketemu, apalagi kalo misalnya dikasih tugas lewat Edmodo, jadinya kita ngga
buru-buru ngerjain dikelas dan tegang karena ada gurunya, lebih bebas aja
jadinya ngerjainnya.
12. Kalo menurut aku kurang efektif, karena kan kita masih bisa buka buku dan
yang lain kan, kalo internet itu nge ganggu juga, karena kan pasti kita gatel
dong tangan nya untuk buka buka yang lain, pasti melenceng dari tujuan awal
misalnya mau cari materi tapi pasti kepengen juga buka aplikasi-aplikasi atau
situs-situs yang diluar pelajaran.
13. Selama fasilitas yang didapatkan memadai, kaya wifi dan server yang baik ya
setuju setuju aja, asal ga ngerugiin kita sebagai murid, kaya misalnya UASBN
kan sekarang sistem nya online, nah kadang server nya error kan, terus nilai
kita malah acak-acakan, kaya gitu yang harus diperbaki terlebih dahulu.
14. Pesan nya sih, untuk siswa/I kaya aku itu jangan sampe kecanduan
menggunakan internet dan sosial media, harus dikontrol sejauh mana
penggunaan nya, jangan sampe buat cari sesuatu yang engga-engga, terus
jangan lupa juga belajar, dan jangan terpaku karena ada internet jadi gapernah
baca buku, jangan sampe kaya gitu, karena kan baca buku itu penting.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Tahap Perencanaan/Persiapan


Tahap perencanaan/persiapan terdiri dari :

a. Studi pendahuluan berupa pengamatan ke sekolah terkait dan telaah


beberapa sumber atau pustaka untuk menyusun metode peneliltian

33
b. Merancang pertanyaan – pertanyaan untuk ditanyakan kepada
narasumber terkait.
c. Menyusun instrumen penelitian (alat pengumpul data) berupa
Quesioner dan alat perekam (Handphone)
d. Mengolah data hasil penelitian yang berupa sebuah laporan penelitian
yang diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

a. Mendatangi lokasi wawancara, bersama teman-teman yang memiliki


tujuan penelitian yang sama.
b. Menjelaskan terlebih dahulu kepada narasumber maksud dan tujuan
penelitian
c. Memberikan arahan kepada narasumber agar dalam proses wawancara
dapat menjawab Quesioner dengan sejujur – jujurnya dan sesuai
dengan apa yang ditanyakan
d. Meletakan alat perekam (Handphone) pada jarak yang tidak terlalu
jauh dengan posisi narasumber berada.
e. Memulai wawancara

3.4.3 Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data hasil wawancara dengan narasumber


b. Mengolah data hasil wawancara dengan mencatat di Microsoft Word
c. Menganalisis hasil penelitian yang tertuang dalam pembahasan
d. Menarik kesimpulan

34
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Pada penelitian tahap ini peneliti melakukan observasi terlebih dahulu
terhadap lokasi penelitian.Agar peneliti dapat menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan penelitian. Kemudian setelah peneliti dapat menentukan waktu yang tepat
peneliti langsung menghubungi seorang warga yang merupakan seorang guru dan
murid yang akan diwawancarai. Setelah melakukan wawancara data yang telah
direkam dikumpulkan dan dianalisi untuk di paparkan kedalam penulisan
penelitian.Dan mengkaitkan nya dengan pembahasan yang telah diajukan peneliti.

Dari pertanyaan yang telah dibuat peneliti membagi nya menjadi dua bagian.
Dimana yang pertama membahas mengenai identitas narasumber, kemudian yang
kedua membahas mengenai “Pengaruh Media Sosial Dan Pembelajaran Berbasis Web
Terhadap Proses Belajar Siswa Di SMAN 90 Jakarta”.

4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, peneliti melakukan analisis berupa
tanggapan narasumber berdasarkan pembagian Pembahasan dan beberapa pertanyaan.
Yang diantaranya adalah identitas narasumber, dan pendapat Narasumber tentang
“Pengaruh Media Sosial Dan Pembelajaran Berbasis Web Terhadap Proses Belajar
Siswa Di SMAN 90 Jakarta”.

4.2.1 Identitas Narasumber


Hasil data penelitian, narasumber berjumlah 2 orang, yaitu bapak Ilham Syarif
S.Pd dan Valerina Chandra. Narasumber pertama yaitu bapak Ilham adalah seorang
guru yang mengajar di SMAN 90 Jakarta umur ia saat ini sekitar 44 tahun. Sedangkan
Valerina Chandra sebagai narasumber kedua merupakan seorang murid di SMAN 90

35
Jakarta dan umurnya saat ini adalah 17 tahun. Pak Ilham sudah mengajar selama 13
tahun sejak tahun 2006, ia mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI, dan
XII. Kemudian Valerina Chandra adalah seorang murid dari kelas XII MIA 4.Ia
mulai bersekolah di SMAN 90 Jakarta pada tahun tahun 2017 dan dikemudian hari
nanti akan lulus tahun 2020. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa kedua narasumber
diatas merupakan komponen penting yang ada di SMAN 90 Jakarta. Ada yang
sebagai guru dan sebagai murid, yang sangat berkaitan dengan judul yang penulis
angkat.

4.2.2 Pengetahuan Narasumber mengenai Sosial Media, dan Pembelajaran


Berbasis WEB
Pembahasan yang telah penulis tanyakan kepada kedua narasumber tentang
pengetahuan Narasumber mengenai Sosial Media dan Pembelajaran Berbasis WEB,
mendapat jawaban yang serupa. Narasumber pertama yaitu bapak Ilham Syarif S.Pd
mengatakan pendapat nya mengenai Sosial Media dan Pembelajaran berbasis WEB, menurut
beliau Sosial Media yang beliau ketahui adalah alat untuk komunikasi, seperti Aplikasi
Whatsapp, dan Line Messenger. Menurutnya, sosial media yang ia ketahui hanyalah sekedar
aplikasi untuk bersosialisasi dan berkomunikasi, bukan media yang bisa dijadikan sebagai
sarana pembelajaran. Berbeda pada hal-nya, untuk Pembelajaran Berbasis WEB beliau
mengatakan Pembelajaran Berbasis Web adalah sebuah situs-situs pembelajaran online
seperti Quipper, Google Classroom, dan Edmodo yang bisa dijadikan sarana pembelajaran.

Kemudian, dari sisi Narasumber kedua yaitu Valerina Chandra yang merupakan
seorang Murid di SMAN 90 Jakarta ini, ia mengatakan bahwa ia cukup tau tentang apa itu
Sosial Media dan Pembelajaran Berbasis WEB, ia pun mengatakan hal yang hampir sama
seperti yang bapak Ilham Syarif (Narasumber Pertama) katakan, ia mengetahui bahwa sosial
media itu adalah media untuk berkomunikasi, antar teman-teman, maupun komunikasi
kepada guru bahkan orang tua, ia pun mengatakan bahwa ia selalu menggunakan sosial
media setiap hari, karena merupakan media penting yang harus dibawa dan digunakan setiap
hari. Untuk pengetahuan Narasumber kedua mengenai apa itu pembelajaran berbasis web, ia
mengatakan bahwa ia pun cukup tau tentang pembelajaran berbasis web, karena sebagai

36
murid, ia sering menggunakan pembelajaran berbasis web ini sebagai media pembelajaran
online.

4.2.3 Pengaruh Sosial Media dan Pemebelajaran Berbasis WEB pada Proses
Belajar di SMAN 90 Jakarta.
1. Berdasarkan data hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat diketahui
bahwa kedua Narasumber memiliki pendapat yang hampir serupa.
Narasumber 2 yaitu Valerina Chandra, ia mengatakan bahwa sosial media
yang paling sering ia gunakan adalah Line, dan Instagram, kemudian ia
mengatakan bahwa alasan nya untuk sering menggunakan Instagram adalah
untuk mengesksplor berbagai hal yang belum ia ketahui, sedangkan untuk
Line ia menggunakan nya sebagai media komunikasi antar Narasumber dan
teman-teman nya, dan juga sebagai media untuk membicarakan hal hal
penting seperti tugas sekolah/PR dan sebagainya. Untuk pembelajaran
berbasis WEB, yang selalu ia gunakan adalah Google sebagai Search Engine,
ia pun mengatakan lebih lanjut bahwa Google selalu ia gunakan untuk
mencari materi-materi untuk tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru.
Dan menurut Narasumber 1, yaitu bapak Ilham Syarif, mengatakan hal
yang serupa, bahwa media sosial yang paling sering beliau gunakan adalah
Whatsapp, dan Instagram. Alasan beliau untuk selalu menggunakan whatsapp
hampir sama seperti Narasumber kedua, yaitu sebagai alat komunikasi, beliau
mengatakan bahwa ia berkomunikasi antar guru, atau dengan siswa bahkan
dengan keluarga menggunakan Aplikasi Whatsapp. Selanjutnya untuk
pembelajaran berbasis web yang sering ia gunakan adalah Google dan
Edmodo, beliau mengatakan bahwa kedua situs web tersebut sangat sering
beliau gunakan, beliau menggunakan Google untuk mencari-mencari materi
yang akan beliau ajarkan kepada siswa/I dan menggunakan Edmodo untuk
wadah siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang beliau gunakan.

37
2. Penulis menganalisis jawaban kedua narasumber mengenai apakah sosial
media dan pembelajaran berbasis web bisa diterapkan dalam proses
pembelajaran, dan berdasarkan data hasil wawancara jawaban kedua
Narasumber sedikit berbeda. Narasumber 1 yaitu Pak Ilham Syarif
mengatakan bahwa pembelajaran berbasis web tentu bisa diterapkan sebagai
sarana pembelajaran, karena menurut beliau pemerintah pun sedang
mecanangkan pembelajaran berbasis WEB ini untuk bisa dilakukan
diberbagai sekolah, dengan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap guru
untuk menguasai pembelajaran berbasis WEB ini. Sedangkan untuk sosial
media, beliau mengatakan bahwa sosial media tidak bisa dijadikan sarana
untuk pembelajaran karena fungsi aslinya pun hanya sekedar untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi.
Di sisi lain, narasumber 2 mengatakan bahwa sosial media bisa
dijadikan sarana pembelajaran karena dengan menggunakan Instagram dan
Youtube, kita bisa mengeskplor materi-materi pembelajaran bahkan bisa
mengeskplor berbagai macam tentang pengetahuan. Narasumber kedua pun
mengatakan bahwa pembelajaran berbasis web juga dapat dijadikan sarana
pembelajaran, karena cakupan nya yang lebih luas dan lebih memudahkan
untuk siswa.
3. Berdasarkan data hasil wawancara, peneliti menganalisis jawaban kedua
narasumber mengenai Cara Penerapan Sosial Media dan Pembelajaran
Berbasis Web berbeda. Narasumber 1 mengatakan bahwa sosial media tidak
bisa diterapakan sebagai sarana pembelajaran, beliau hanya menggunakan
Media Sosial sebagai alat komunikasi antar beliau dengan siswa/I, untuk
mengabarkan jika beliau berhalangan hadir, atau izin dan sebagainya, tidak
untuk dijadikan sarana pembelajaran. Sedangkan untuk pembelajaran berbasis
Web beliau mengatakan sudah menggunakan pembelajaran berbasis Web
untuk proses belajar mengajar di SMAN 90 Jakarta, beliau menggunakan situs
pembelajaran Quipper, Google Classroom dan Edmodo.

38
Sedangkan narasumber 2 mengatakan bahwa ia lebih sering
menggunakan media sosial seperti Youtube, untuk mempelajari materi
pembelajaran karena menurutnya lebih mudah untuk memahami materi
pembelajaran dengan media video, daripada visual seperti membaca buku, dan
ia juga menggunakan Google sebagai search engine untuk mencari jawaban
untuk mengerjakan PR yang diberikan Bapak/Ibu Guru. Sedangkan untuk
sarana pembelajaran ia menggunakan Edmodo, untuk penugasan mata
pelajaran Bahasa Inggris (yang diajarkan oleh Bpk Ilham Syarif), TIK, dan
Agama Islam.
4. Untuk pembahasan dampak media sosial dan pembelajaran berbasis web yang
peneliti tanyakan kepada kedua Narasumber, dapat disimpulkan bahwa kedua
Narasumber memiliki pendapat yang serupa. Seperti yang Narasumber 1
mengatakan bahwa dampak positif dari penggunaan sosial media dan
pembelajaran berbasis web sangat memudahkan untuk guru dan juga siswa,
hal ini juga dikatakan oleh Narasumber 2 yang mengatakan hal serupa bahwa
media sosial dan pembelajaran berbasis web sangat memudahkan siswa/I
untuk proses pembelajaran, karena pembelajaran menjadi lebih Instan.
Begitu pula tentang dampak negatif yang ditimbulkan, kedua
narasumber mengatakan bahwa dampak negatif yang akan terjadi adalah
apabila penggunaan internet yang seharusnya digunakan untuk sarana
pembelajaran malah digunakan untuk hal-hal lain diluar pembelajaran, dan
membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif.
5. Selanjutnya, pendapat Narasumber mengenai diperbolehkan atau tidaknya
siswa/i menggunakan sosial media dan pembelajaran berbasis web di kelas
saling berkesinambungan, karena pada bahwasanya Narasumber 1 yang
notabene adalah seorang Guru di SMAN 90 Jakarta mengatakan bahwa
diperbolehkan atau tidaknya siswa/i menggunakan sosial media dan
pembelajaran berbasis web dalam proses pembelajaran tergantung situasi dan
kondisi yang ada, seperti yang dikatakan oleh Narasumber 1 bahwa ia sudah

39
mulai menerapkan pembelajaaran online melalui situs web Edmodo, dan
Narasumber 2 juga mengatakan bahwa bisa/ tidaknya tegantung oleh guru
yang mengizinkan atau tidak penggunaan media sosial dan pembelajaran
berbasis web sebagai sarana pembelajaran. Namun untuk sosial media kedua
narasumber juga mengatakan bahwa media sosial tidak diperbolehkan untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar.
6. Untuk presentase berapa besar guru yang menggunakan sosial media dan
pembelajaran berbasis web, berdasarkan data hasil wawancara kedua
narasumber mengatakan pendapat yang serupa, bahwa belum banyaknya
Guru yang menggunakan sosial media dan pembelajaran berbasis web, karena
kebanyakan guru di SMAN 90 Jakarta adalah guru senior yang lebih
mengutamakan buku disbanding pembelajaran online.
7. Kemudian mengenai respon siswa/i terhadap proses pembelajaran melalui
sosial media/ pembelajaran berbasis web, kedua narasumber mengatakan hal
yang serupa. Seperti yang dikatakan oleh Narasumber 1 bahwa kebanyakan
siswa lebih senang terhadap pembelajaran berbasis web ini, menjadikan siswa
lebih semangat dan tidak membosankan karena pembelajaran berbasis web ini
lebih variatif, sama halnya seperti yang dikatakan oleh Narasumber 2 yaitu ia
lebih suka untuk belajar melalui pembelajaran berbasis web karena lebih
variatif dan tidak terpaku kepada buku.
8. Mengenai efektif/tidaknya pembelajaran berbasis web dan sosial media ini,
berdasarkan data hasil wawancara kedua narasumber mengatakan pendapat
yang berbeda. Narasumber 1 mengatakan bahwa ke efektifan suatu
media/sarana pembelajaran tergantung dengan situasi dan kondisi yang ada,
dan beberapa hal hal yang mendukung seperti faktor dari siswa, dan beberapa
faktor fasilitas seperti internet/WiFi dan sebagainya.
Sebaliknya, Narasumber 2 mengatakan bahwa pembelajaran
menggunakan sosial media dan pembelajaran berbasis online tidaklah efektif,
dikarenakan dengan pembelajaran melalui web yang cenderung lebih instan

40
tanpa melalui proses membaca buku yang lebih tersusun secara terkonsep
tentang materi yang dipelajari. Dan juga Narasumber 2 mengatakan bahwa
internet sangat mengganggu proses pembelajaran, karena sering kali ketika
menggunakan internet sebagai sarana pembelajaran malah melenceng dan
menggunakan untuk hal hal lain yang diluar pelajaran.
9. Selanjutnya mengenai pembahasan tentang setuju atau tidaknya kedua
narasumber apabila pembelajaran berbasis web dijadikan saraa belajar yang
resmi dalam proses pembelajaran, berdasarkan data hasil wawancara kedua
narasumber mengatakan pendapat yang serupa yaiyu bahwa keduanya setuju
untuk menjadikan pembelajaran berbasis web sebagai sarana belajar yang
resmi, menurut Narasumber 1 neliau mengatakan bahwa memang sudah
dicanagkan oleh pemerintah untuk pembelajaran berbasis web agar digunakan
dalam proses pembelajaran seperti yang di rancangkan dalam Kurikulum
2013.
Narasumber 2 pun mengatakan bahwa ia setuju jika hal hal yang
mendukung ke efektifan sarana belajar tersebut didukung oleh fasilits yang
memadai seperti jaringan internet yang baik, dan server yang bagus sehingga
tidak terjadi kesalahan kesalahan seperti server error dll.
10. Dan untuk pembahasan terakhir yang ditanyakan oleh peneliti tentang apa
pesan kedua narasumber terhadap penggunaan sosial media dan pembelajaran
berbasis web, berdasarkan data hasi wawancara kedua narasumber
mengemukakan pesan nya masing masing, yang menurut peniliti kedua pesan
tersebut saling berkesinambungan. Yaitu kedua narasumber sama sama
mengatakan bahwa jangan sampai terlena oleh internet, dan harus
menggunakan internet untuk hal hal yang positif misalnya untuk belajar, serta
kedua narasumber mengingatkan bahwa siswa/I harus mengontrol
penggunaan internet, harus bisa me-manage kapan waktu yang tepat untuk
menggunakan internet, kapan waktu untuk menjalankan kewajiban seperti
belajar, dan lain-lain.

41
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemebehasan hasil penelitian mengenai
pengaruh Sosial Media dan Pembelajaran Berbasis WEB di SMAN 90 Jakarta, dapat
di simpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media sosial dan pembelajaran berbasis WEB di SMAN 90


Jakarta belum berjalan efektif, hal ini dapat di lihat dari belum maksimal nya
penggunaan pembelajaran online di SMAN 90 Jakarta ini, hanya beberapa
guru yang menerapkan Pembelajaran Online yaitu menggunakan situs belajar
Edmodo.
2. Proses belajar para murid di SMAN 90 Jakarta cenderung lebih menggunakan
cara konvensional, dibandingkan dengan menggunakan Pembelajaran berbasis
web. Hal ini bisa dilihat dari jawaban nara sumber yang menjawab secara
realistis bahwa pembelajaran berbasis WEB kurang efektif dan jarang
dilakukan disekolah ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala SMAN 90 Jakarta sebagai pimpinan tertinggi dan sebagi panutan
bagi bawahannya untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah
terutama dalam hal penyediaan fasilitas yang memadai untuk Pembelajaran
Berbasis WEB
2. Bagi guru SMAN 90 Jakarta, untuk lebih mengembangkan penggunaan
Pembelajaran Berbasis WEB dalam setiap kegiatan belajar mengajar,
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bervariatif.

42
3. Penggunaan Pembelajaran Berbasis WEB berpengaruh secara signifikan
terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan kepada kepala
sekolah dan guru agar lebih meningkatkan fasilitas yang memadai, sehingga
siswa dapat belajar secara lebih variatif.
4. Dan, pesan bagi siswa/I untuk menggunakan internet dalam porsi yang
sewajarnya dan secukupnya, sehingga bermanfaat bagi kehidupan dimasa
yang akan datang,

43
DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 2001.Social Cognitive theory of Mass Communication. Media

Depdiknas RI. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Elvinaro Ardianto. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, (Bandung :


Simbiosa Rekatama Media)

Haenlein Michael. 2010. Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media".Business Horizons.

Halpin, H. and Tuffield, M. 2010.Social web XG Wiki. World wide web


consortium (W3C).

Joni. T. R dan Tisno. H. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas


(Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah Depdikbud.

Lesmana Surya, dkk. 2013. 2 Jam Bisa Bikin Web E-Learning. Jakarta: Smart.

Nasrullah Rulli. 2017. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan


Sosioteknologi, Bandung : Remaja Rosdakarya

Psychology.Grant, A. E. & Meadows, J. H. 2010.Communication Technology


Update and Fundamentals.12th Edition. Focal Press

Rusman.2011. Model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme guru.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman.dkk. 1986. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Perc. Studin

44
Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar IPS.Malang :UNM.

Suryabrata.Sumadin. 1989. Proses Belajar Mengajar Di PerguruanTinggi.


Yogyakarta: Andi Offset

Syah.Muhibbin. 1995.”Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”. Edisi


revisi. Bandung: Rosda karya

Udin Saefudin Sa‟ud. 2008. Inovasi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta.

Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. 2014. Panduan Optimalisasi


Media Sosial Untuk Kemantrian Perdagangan RI.Jakarta : Pusat Humas
Kementerian Perdagangan RI

45
LAMPIRAN

Gambar 1.0 dan 2.0 Peneliti bersama dengan Narasumber 1 dan Narasumber 2

Gambar 3.0 Narasumber bersama teman nya dan 4.0 Gambar Narasumber 2

46
Gambar 5.0 Lingkungan di SMAN 90 Jakarta

Gambar 6.0 Contoh Penggunaan Sosial Media untuk Proses Pembelajaran

47
Gambar 7.0 Contoh Penggunaan Pembelajaran Berbasis WEB (Ruangguru.com)

Gambar 8.0 Contoh penggunaan Pembelajaran berbasis WEB (Edmodo)

48
49

Anda mungkin juga menyukai