Anda di halaman 1dari 47

TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN
“PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP
MAHASISWA UNAMA”

DISUSUN OLEH :
Andi Nur Huzena (8040180454)
Ani Sulistyo Widyaningrum (8040180244)
Nur Amanah Az-zahra (8040180147)
Rahma Lisa (8040180145)
Regina Endah Maharani (8040180059)

KELAS :
02PS5

UNIVERSITAS DINAMIKA BANGSA JAMBI


SISTEM INFORMASI
2020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring
selama pandemi covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriprif
kuantitatif yang fokus pada penilaian terhadap pembelajaran daring. Populasi
penelitian yakni Mahasiwa UNAMA yang berjumlah 120 responden yang
berpartisipasi dalam pengisian form. Sampel penelitian yakni 55 orang yang yang
dipilih menggunakan teknik simple random sampling dengan bantuan spss.
Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner pembelajaran daring.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian dari sampel yang
diambil bahwa pembelajaran menggunakan media online sangat efektif sebanyak
25,5% responden. Namun kebanyakan Mahasiswa yang menganggap
pembelajaran daring tidak efektif yaitu sebanyak 74,5%. Akibat Pembelajaran
Daring banyak Mahasiswa mengalami keluhan Psikologis yaitu bosan, pusing,
bahkan ada yang menginginkan hal ini berakhir. Akhirnya guna meningkatkan
minat belajar serta keefektifan dalam pembelajaran daring Selama pandemi covid-
19, maka responden menyarankan beberapa hal yakni: (1) pemberian materi
dilakukan melalui zoom; (2) Pembelajaran daring dilakukan secara realtime sesuai
dengan jadwal yang tertera; (3) meminimalisir tugas dan pengumpulan tugas
dalam jangka waktu yang singkat;.

Kata Kunci: mahasiswa, pembelajaran daring, covid-19

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt. karena atas izin dan
kehendak-Nya juga laporan sederhana ini dapat kami rampungkan.

Penulisan dan pembuatan makalah yang berjudul “Tugas Akhir Metode Penelitian
Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Mahasiswa UNAMA” ini bertujuan
untuk mengetahui pembelajaran mengenai Metode Penelitian. Kami menyadari
akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam pembuatan laporan ini kami
sudah semaksimal mungkin. Tapi kami yakin masih banyak kekurangan disana-
sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar
lebih maju di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, 14 Januari 2021


Penyusun :

Kelompok C

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................3
1.3 BATASAN MASALAH................................................................................3
1.4 TUJUAN PENELITIAN................................................................................4
1.5 MANFAAT PENELITIAN............................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................5


2.1 PEMBELAJARAN ONLINE ( E-LEARNING).............................................5
2.2 HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN....................................................5
2.3 KARAKTERISTIK, MANFAAT DAN FUNGSI E-LEARNING................6
2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN E-LEARNING....................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................14

3.1 RANCANGAN PENELITIAN......................................................................14


3.2 TAHAPAN PENELITIAN.............................................................................14
3.3 SUMBER DATA............................................................................................18
3.4 INSTRUMEN PENELITIAN........................................................................18
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA, POPULASI, DAN SAMPEL
PENELITIAN.................................................................................................20
3.6 VARIABEL PENELITIAN............................................................................22
3.7 SKALA PENGUKURAN..............................................................................22
3.8 LOKASI ........................................................................................................23

iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................24

4.1 KARAKTERISTIK SAMPEL.......................................................................24


4.2 UJI VALIDITAS ...........................................................................................34
4.3 UJI RELIABILITAS .....................................................................................37
4.4 UJI KORELASI HUBUNGAN VARIABEL X TERHADAP VARIABEL Y
........................................................................................................................38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................39

5.1 KESIMPULAN..............................................................................................39
5.2 SARAN...........................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................41

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan
tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk
mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan
seperti social distancing, physical distancing, hingga Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap
diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari
kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun
perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka.
Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa
dilaksanakan dari rumah masing-masing.

Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang


pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran
coronavirus disease (COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses
belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak
penyedia layanan maupun pelajar merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan
perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain
sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran daring di Indonesia adalah


penguasaan mata pelajaran yang masih kurang. Oleh sebab itu, perlu adanya
upaya dari dosen untuk mampu meningkatkan kualitas dan semangat belajar
mahasiswa sehingga prestasi belajar juga dapat meningkat. Untuk itu
UNAMA menggunakan aplikasi Edmodo untuk melaksanakan
perkuliahannya. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang menarik
seperti polling, gradebook, file and links, quiz, library, assignment, award
badge, dan parent code. Edmodo memiliki kelebihan yaitu dapat dipantau

1
oleh orang tua secara simultan, sehingga sangat cocok digunakan untuk
pelajar yang butuh kontrol lebih.

Aplikasi pelengkap lainnya adalah Zoom Cloud Meetings. Zoom adalah


aplikasi komunikasi menggunakan video yang dapat digunakan dalam
berbagai perangkat baik seluler maupun desktop. Aplikasi ini biasanya
digunakan untuk melakukan tatap muka secara jauh dengan jumlah peserta
yang cukup banyak. Sehingga memudahkan komunikasi antara mahasiswa
dan dosennya, dan juga dosen bisa menyampaikan materi yang efektif dan
efisens. Tetapi Zoom Cloud Meetings ini terkadang menghambat proses
pembelajaran daring yang dilakukan mahasiswa khususnya pada mahasiswa
Unama dikarenakan sinyal atau jaringan yang lemah.Oleh karena itu, Zoom
Cloud Meetings ini jarang digunakan oleh dosen maupun mahasiswa,
sehingga dosen lebih baik menyampaikan materi melalui video agar
mahasiswa Unama bisa menyerap kembali materi yang telah disampaikan
oleh dosen tersebut.

Mastuti et al. [1] menyatakan bahwa :


Dengan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, dosen
dituntut untuk lebih inovatif dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran. Perubahan cara mengajar ini tentunya membuat dosen dan
mahasiswa beradaptasi dari pembelajaran secara tatap muka di kelas
menjadi pembelajaran daring.

Menurut Nira Radita et al. [2] “Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan


hasil belajar pembelajaran daring lebih baik daripada pembelajaran tatap
muka”, menurut Al-Qahtani[3] dan Higgins “Sedangkan penelitian yang lain
menyebutkan bahwa hasil belajar yang menggunakan pembelajaran tatap
muka lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran daring”. Menurut
Simanihuruk et al. [4] “Secara teknis dalam pembelajaran daring perangkat
pendukung seperti gawai dan koneksi internet yang keduanya harus tersedia
untuk kedua belah pihak pengajar dan mahasiswa”.

2
Dengan bantuan perangkat pendukung tersebut dapat memudahkan dosen
dalam menyiapkan media pembelajaran dan menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang akan diterapkan. Dikarenakan pembelajaran daring
memiliki beberapa dampak terhadap mahasiswa yaitu pembelajaran daring
masih membingungkan mahasiswa, mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif,
dan produktif, penumpukan informasi/konsep pada mahasiswa kurang
bermanfaat, mahasiswa mengalami stress, peningkatan kemampuan literasi
bahasa mahasiswa. Maka dari itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
evaluasi agar pembelajaran daring dapat diupayakan diterima dengan baik
oleh mahasiswa tanpa mengurangi esensi pendidikan itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah yang telah disusun yaitu sebagai berikut :

1. Apa saja kendala yang dialami saat pembelajaran daring di UNAMA?


2. Bagaimana cara meningkatkan daya minat belajar pada saat pembelajaran
daring berlangsung pada mahasiswa UNAMA?
3. Bagaimana keefektifan pada saat pembelajaran daring terhadap Mahasiswa
UNAMA?
4. Bagaimana pengaruh psikologis terhadap mahasiswa UNAMA?

1.3 BATASAN MASALAH


Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, adapun peneliti menetapkan
batasan masalah agar penelitian dapat terfokus. Berikut batasan masalah
penelitian :
3 Pencarian data dilakukan dengan teknik pengisian kuisioner, observasi,
dan dokumentasi.
4 Penelitian dilakukan di Universitas Dinamika Bangsa Jambi.

3
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kendala yang dialami saat pembelajaran daring di
UNAMA.
2. Untuk mengetahui cara meningatkan daya minat belajar pada saat
pembelajaran daring berlangsung pada mahasiswa UNAMA.
3. Untuk mengetahui penilaian keefektifan oleh mahasiswa UNAMA pada
saat pembelajaran daring.
4. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal dosen dan
mahasiswa terhadap prestasi akademik.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang akan diperoleh setelah penelitian ini yaitu memberikan hasil
kesimpulan dari analisis penerapan pembelajaran daring di Universitas
Dinamika Bangsa Jambi. Karena tidak lazimnya pembelajaran yang lebih
fokus pada pelajaran produktif yang menerapkan pembelajaran daring.
Diharapkan setiap dosen, tenaga kerja pengajar dan instansi berbagai
pendidikan dapat tetap optimal dalam pembelajaran produktif meski
prosesnya melalui daring.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PEMBELAJARAN ONLINE ( E-LEARNING)


E-learning adalah pembelajaran yang memungkin atau didukung oleh
penggunaan alat dan konten digital. E-learning biasanya melibatkan beberapa
bentuk interaktivitas, termasuk di dalamnya dapat berupa interaksi online
antara peserta didik dan pengajar atau kelompok mereka.

Rusman [5] menyatakan bahwa :


E-learning merupakan segala aktivitas belajar yang menggunakan
bantuan teknologi elektronik. Melalui e-learning, pemahaman siswa
tentang sebuah materi tidak tergantung pada guru/instruktur tetapi dapat
diperoleh dari media elektronik. Teknologi elektronik yang banyak
digunakan misalnya internet, intranet, tape video atau audio, penyiaran
melalui satelit, televisi interaktif serta CD-ROM.

Menurut Ardiansyah [6]“E-learning adalah suatu sistem pembelajaran yang


digunakan ialah sebagai sarana ialah sebagai proses belajar mengajar yang
dilaksanakan tanpa harus bertatap muka dengan secara langsung antara
pendidik dengan siswa/i”.Menurut Chandrawati [7]“E-learning adalah Suatu
proses pembelajaran jarak jauh dengan cara menggabungkan prinsip-prinsip
didalam proses suatu pembelajaran dengan teknologi”.

2.2 HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas
sistem berbasis teknologi seperti e-learning ini. Beberapa diantara hasil
penelitian tersebut adalah negatip, netral, dan positif. Hasil yang negatip
berarti efektivitas pembelajaran sistem berbasis teknologi lebih rendah
dibanding sistem konvensional. Sebaliknya, hasil yang positip berarti

5
efektivitas pembelajaran sistem berbasis teknologi lebih baik dibanding
sistem konvensional.

Hasil penelitian eksperimen yang dilakukan Surjono [8] menunjukkan


bahwa prestasi mahasiswa yang belajar melalui e-learning adaptif lebih baik
dari pada prestasi mahsiswa yang belajar melalui e-learning non-adaptif.
Triantafillou et al. [9] menyatakan bahwa mereka mengadakan penelitian
eksperimen untuk mengevaluasi efektivitas sistem e-learning AES-CS.
Hasilnya menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa yang menggunakan
sistem elearning adaptif lebih baik dari pada sistem non-adaptif.

Hasil penelitian yang bersifat negatif misalnya diperoleh dari “Johnson


[10] yang membandingkan prestasi mahasiswa pascasarjana yang mengakses
pembelajaran on-line dan pembelajaran klasikal”. Farahat dan Astleitner [11]
telah menyatakan bahwa mereka mengadakan penelitian eksperimen yang
mengungkap hasil belajar teori dan praktek. Untuk pelajaran teori, prestasi
mahasiswa on-line lebih baik dari pada mahasiswa klasikal. Sedangkan untuk
pelajaran prakek, prestasi mahasiswa klasikal lebih baik dari pada mahasiswa
on-line.

2.3 KARAKTERISTIK, MANFAAT DAN FUNGSI E-LEARNING


A. Karakteristik E-Learning Ini Antara Lain Adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat
memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah
dan cepat, baik antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar
dengan pembelajar.
2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaingan komputer (computer
networks) atau (digital media).
3. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri
(self learning materials).

6
4. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh Dosen dan Mahasiswa kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya
5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk
mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan
serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai
sumber informasi.

B. Manfaat E-learning Mempermudah Interaksi Antara Mahasiswa


dengan Bahan/Materi Pelajaran.
Siahaan [12] menyatakan bahwa :
Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan
mahasiswa. Selain itu, dosen dapat menempatkan bahan-bahan belajar
dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa di tempat
tertentu di dalam web untuk di akses oleh mahaasiswa. Sesuai dengan
kebutuhan, dosen dapat pula memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal
ujian yang hanya dapat diakses oleh mahasiswa sekali saja dan dalam
rentangan waktu tertentu pula.

Selain itu, manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya


dalam pembelajaran jarak jauh antara lain :
1. Dosen dan Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat
melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu.
Secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.
2. Dosen dan Mahasiswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang
ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis
terjadwal melalui internet.
3. Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit
dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi

7
pembelajaran dapat disimpan dikomputer, sehingga siswa dapat
mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah
dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak
informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses
di internet.
5. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara Dosen
dengan Mahasiswa, baik untuk seorang mahasiswa, atau dalam jumlah
mahasiswa terbatas, bahkan massal.
6. Peran mahasiswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak
mengandalkan pemberian dari dosen, disesuaikan pula dengan
keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
7. Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
8. Bagi mahasiswa yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya
sehingga tidak mempunyai waktu untuk datang ke kampus maka dapat
mengakses internet kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.

C. Fungsi E-Learning
“di dalam [12] setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik
terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction),
yaitu :
1. Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila
peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal
ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses
materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta
didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan.

8
2. Menurut Lewis [13] “Komplemen (pelengkap) Dikatakan berfungsi
sebagai komplemen, apabila materi elearning diprogramkan untuk
melengkapi matei pembelajaran yang diterirna siswa di dalam kelas”.
Sebagai komplemen berarti materi e-learning diprogramkan untuk
menjadi materi enrichment (pengayaan) atau remedial bagi peserta
didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. sebagai
enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajarun yang disampaikan guru secara
tatap muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi e-learning
yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya
agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi plajaran yang disajikan guru di kelas. Sebagai remedial, apabila
peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi petajaran
yang disampaikan guru secara tatap muka di kelas. Tujuannya agar
peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan guru di kelas.
3. Substitusi (pengganti) Tujuan dari e-learning sebagai pengganti kelas
konvensional adalah agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola
kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari.
Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti
peserta didik:
1) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
2) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
bahkan
3) Sepenuhnya melalui internet”.

9
2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN E-LEARNING
Effendi [14] menyatakan bahwa:
Kelebihan e-learningialah dapat dengan cepat diterima dan kemudian
diadopsi adalah karena memiliki kelebihan/keunggulan sebagai berikut:
1. Pengurangan biaya
2. Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama
terhubung dengan intemet.
3. Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan
belajar mereka.
4. Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang
berasal dari guru, seperti : cara mengajarnya, materi dan
penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar
kualitas yang lebih konsisten.
5. Efektivitas. Suatu studi oleh “J.D Fletcher [15] menunjukkan
bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode e-
learning meningkat sebanyak 25% dibandingkan pelatihan yang
menggunakan cara tradisional”.
6. Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat,
karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui
internet.

Bates dan Wulf [16] telah menyatakan kelebihan e-learning yaitu:


1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchance inter activity)
Pembelajaran jarak jauh online yang dirancang dan dilaksanakan secara
cermat dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa
dengan materi pembelajaran, siswa dengan guru, dan antara siswa dengan
siswa lainnya. Siswa yang terpisah dari siswa lainnya dan juga terpisah
dari pengajar akan merasa lebih leluasa atau bebas mengungkapkan
pendapat atau mengajukan pertanyaan karena tidak ada siswa lainnya yang
secara fisik mengamatinya.

10
2. Mempermudah interaksi pembelajaran dimana dan kapan saja (time and
placeflexibility)
3. Kerka [17] menyatakan bahwa :
4. Siswa dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar kapan saja sesuai
dengan ketersedianan waktunya dan dimanapun dia berada, karena sumber
belajar sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk di akses oleh
siswa melalui online learning.
5. Begitu pula dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan
kepada pengajar begitu selesai dikerjakan, tanpa harus menungu sampai
ada janji untuk bertemu dengan pengajar, dan tidak perlu menunggu
sampai ada waktu luang pengajar untuk mendiskusikan hasil pelaksanaan
tugas apabila dikehendaki.
6. Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reoch a global audience)
45 Pembelajaran jarakjauh online yang fleksibel dari segi waktu dan
tempat, menjadikan jumlah siswa yang dapat dijangkau kegiatan
pembelajaran melalui online learning semakin banyak dan terbuka secara
luas bagi siapa saja yang membutuhkannya. Ruang, tempat dan waktu
tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, dimana saja, dan kapan saja,
seorang dapat belajar melalui interaksinya dengan sumber belajar yang
telah dikemas secara elektronik dan siap diakses melalui online learning.
7. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities) Fasilitas yang
tersedia dalam teknologi online learning dan berbagai software yang terus
berkembang turut membantu mempermudah penembangan materi
pembelajaran elektronik. Demikian penyempurnaan atau pemutakhiran
materi pembelajaran yang telah dikemas dapat dilakukan secara periodik
dengan cara yang lebih mudah sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuannya. Disamping itu, pemutakhiran penyajian materi pembelajaran
dapat dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari siswa
maupun atas hasil penilaian guru selaku penanggung jawab atau pembina
materi pembelajaran.

11
Kelemahan atau Kekurangan E-Learning:
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-
learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan
 Kekurangan Antara Lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
volues dalam proses belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajamya cenderung ke arah pelatihan bukan
pendidikan yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau
psikomotor dan aspek afektif.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik
pembelajaran yang menggunakan internet.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun
komputer).
7. Keterbatasan ketersediaan softwere (perangkat lunak) yang biayanya
masih relatif mahal.
8. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang
internet dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.

“di dalam [14] disisi lain metode e-learning juga mempunyai kendala atau
hambatan dalam penyelenggaraannya, yaitu :

1. Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya


pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada
permulaannya.
2. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan
kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.

12
3. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer,
jaringan handal, dan teknologi yang tepat. Desain materi. Penyampaian
materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric.
Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman
dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai”.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN


Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan metode survey yang dilakukan secara online
Sugiyono [18] Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang
tujuan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber
data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).
Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan. Metode
kuantitatif sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik.

3.2 TAHAPAN PENELITIAN


Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
tahapan sebagai berikut :

Identifikasi dan Perumusan Mahasalah

Penyusunan Kuesioner
Penentuan Batasan Masalah dan Variabel

Pengumpulan Data
Identifikasi Variabel

14
Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1
Diagram Alur Tahapan Penelitian

Berikut ini penjelasan dari Diagram Alur Tahapan Penelitian :


1. Indentifikasi dan Perumusan Masalah
Tahapan ini berfungsi untuk mengidentifikasi masalah yang dilakukan
peneliti dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Masalah yang
teridentifikasi pengaruh pembelajaran daring terhadap mahasiswa unama
ini adalah masalah yang berkaitan dengan kendala yang dialami oleh
mahasiswa unama saat pembelajaran daring ini berlangsung dan juga cara
meningkatkan daya minat belajar pada mahasiswa unama, serta efektifkah
pembelajaran daring menggunakan aplikasi yang mereka gunakan dan juga
pengaruh psikologis yang dirasakan oleh mahasiswa saat sedang
pembelajaran daring ini. Itu semua merupakan faktor yang disebagian
mahasiswa merasakan hal tersebut.

2. Batasan Permasalahan

15
Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan permasalahan agar
permasalahan yang akan diteliti lebih fokus pada tujuan. Batasan masalah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Objek penelitian hanya difokuskan pada mahasiswa Unama
2) Penyebaran kuesioner yang berupa google form yang dilakukan
terhadap mahasiswa Unama.
3) Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu pembelajaran daring dan
mahasiswa Unama.

3. Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel pembelajaran daring dan mahasiswa unama ini
dilakukan dengan melakukan survei pada mahasiswa unama yang
bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi selama pembelajaran
daring berlangsung. Mahasiswa tersebut sebagai indikator yang
dipengaruhi oleh pembelajaran daring dan Mahasiswa UNAMA.

4. Penyusunan Kuesioner
Penyusunan kuesioner dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
berisikan pertanyaan tertutup, semi tertutup, dan terbuka yang dibagikan
menggunakan google form kepada mahasiswa unama.

5. Pengumpulan Data
Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
metode survei atau biasa disebut metode kuesioner menggunakan google
form. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mengisi google form. Pada penelitian ini sampel yang digunakan
jumlahnya > 100 orang responden yang diambil dari mahasiswa unama.

6. Analisis Data

16
Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan yaitu analisis terhadap
data kuesioner yang berupa google form. Data yang diperoleh dari
pengisian kuesioner oleh responden. Analisis data menggunakan statistik
deskriptif dengan bantuan komputerisasi. Statistik merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh.

17
3.3 SUMBER DATA
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Disebut juga data asli atau data baru.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari pihak atau hasil penelitian dari pihak lain.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan penulis
adalah sumber data primer. Data primernya yaitu diperoleh dari kuisioner
yang menggunakan google form kepada responden.

3.4 INSTRUMEN PENELITIAN


1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes
telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Instrumen yang akan diuji adalah
instrument yang telah diasumsikan dan disetujui oleh ahli. Oleh karena itu
instrumen telah diuji cobakan kepada 55 responden. Instrumen terdiri dari
12 butir soal. Jawaban iya bernilai 1 dan jawaban tidak bernilai 0.
Pengujian validitas tiap butir soal digunakan korelasi point biserial karena
skor bernilai 1 dan 0 saja. Adapun uji validitas butir pilihan ganda
menggunakan korelasi point biserial sebagai berikut:

Keterangan:
rpbis = kopefisien korelasi point biserial
Mp = skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul

18
Mt = skor rata-rata dari skor total
Sdt = standar deviasi skor total
p = proporsi responden yang menjawab betul pada butir yang
diujia validitasnya.
q = proporsi responden yang menjawab salah pada butir yang
diujia validitasnya.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiarto dan Situnjuk [19] uji reliabilitas (reliability) adalah
pengujian yang menunjukkan apakah suatu instrumen yang digunakan
untuk memperoleh informasi dapat dipercaya untuk mengungkap
informasi di lapangan sebagai alat pengumpulan data. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Tinggi rendahnya reliabilitas
dinyatakan oleh suatu nilai yang disebut koefisien reliabilitas, berkisaran

antara 0-1. Koefisien reliabilitas dilambangkan   dengan x adalah


adalah index kasus yang dicari. Pengujian reliabilitas menggunakan
rumus Alpha Cronbach's.

Keterangan:

= reliabilitas yang dicari


n = jumlah item pertanyaan

  = jumlah varians skor tiap item

 = varians total

19
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA, POPULASI, DAN SAMPEL
PENELITIAN
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan
saat pengamatan maka penulis akan menggunakan beberapa metode
penelitian, diantaranya sebagai berikut :
1. Kuesioner (Google Form)
Kuesioner adalah salah satu bentuk metode pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada mahasiswa Unama yang akan
diteliti sebagai responden, dengan harapan mereka dapat memberikan
respons atas daftar pertanyaan yang telah penulis buat dengan google
form. Komponen yang terdapat dalam kuesioner terdiri dari beberapa
pertanyaan yaitu
 Bagaimana kendala yang dihadapi saat perkuliahan daring? Jenis
koneksi internet apa yang digunakan?
 Bagaimana kondisi sinyal internet selama perkuliahan daring ini?
 Media yang sering digunakan dalam perkuliahan daring?
 Metode pembelajaran daring yang disukai saat perkuliahan
berlangsung?
 Bagaimana pemahaman perkuliahan daring selama pandemi covid
19?
 Keluhan fisik yang dialami saat perkuliahan daring berlangsung?
 Keluhan psikologis yang dialami saat perkuliahan daring
berlangsung?
 Metode pembelajaran daring yang disukai saat perkuliahan
berlangsung?
 Sistem perkuliahan yang disukai?
 Penilaian keefektifan pembelajaran daring?
 Kesiapan anda diadakannya kuliah normal?.

20
2. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono [18] populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian
dicari kesimpulannya. Populasi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 120 mahasiswa unama.

3. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono [18] “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi dalam penelitian
ini, peneliti tidak mungkin mengambil sampel dari semua mahasiswa
yang berjumlah 120 orang. Teknik pengambilan sampel ini diambil dari
jumlah populasi terhadap mahasiswa unama yang merespon dengan
jumlah sampel yang diangggap sudah mewakili/representative dari
populasi yang ada. Penggunaan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini berdasarkan metode simple Random Sampling (pengambilan sampel
secara acak) yang berarti memilih sampel dari populasi dengan cara
sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang
yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Untuk menghitung
sampel rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus slovin,
berikut rumus slovin :
N
n=
1+ N e 2

Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : persen kelonggaran ketidak telitian kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolelir (e dalam penelitian ini ditentukan sebesar 10%).

21
Berdasarkan rumus tersebut dengan populasi 120 responded. Maka
ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut :
N
n=
1+ N e 2

120
¿
1+(120)¿ ¿

= 54, 54 dibulatkan menjadi 55

Jumlah sampel untuk penelitian ini sebanyak 55 responden, hal tersebut


dikarenakan adanya pembulatan bilangan.

3.6 VARIABEL PENELITIAN


Menurut Sugiyono [18] “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.
Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini memiliki dua
variabel penelitian, yaitu variabel bebas atau variabel yang menyebabkan
adanya variabel terikat dan variabel terikat atau variabel yang timbul akibat
adanya variabel bebas. Variabel X adalah pembelajaran daring sedangkan
variabel Y adalah mahasiswa UNAMA.

3.7 SKALA PENGUKURAN


Pengukuran variabel menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang
menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-
tidak pernah, setuju-tidak setuju. Skala ini dikembangkan oleh Louis
Guttman. Skala ini dapat pula dibentuk dalam bentuk chekclist atau pilihan

22
ganda. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor
terendah (0). Misalnya untuk jawaban ya (1) dan tidak (0).
Penyajian data merupakan hal yang sangat penting untuk menunjukan ada
tidaknya pengaruh dari hasil penelitian dan juga peneliti ingin mengetahui
penelitian ada dan tidaknya pengaruh dari pembelajaran daring terhadap
mahasiswa unama. Karena itu untuk memperoleh data tentang pengaruh
pembelajaran daring ini maka peneliti menyebarkan kuesioner berupa google
form yang harus dijawab dengan 12 item pertanyaan kepada mahasiswa
unama. Masing masing memperoleh skor yang berbeda sesuai dengan bobot
jawabannya yang ditetapkan oleh peneliti :
1. Skor tertinggi untuk jawaban “Ya” = 1
2. Skor terendah untuk jawaban “Tidak” = 0

3.8 LOKASI
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah Universitas
Dinamika Bangsa Jambi yang terletak di Jalan Jendral Sudirman, The Hok,
Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. Peneliti memilih lokasi ini karena
universitas yang bersangkutan merupakan salah satu universitas di Kota
Jambi yang menerapkan pembelajaran daring yang menggunakan lebih
dari satu media pembelajaran dalam proses perkuliahan.

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memberikan penjelasan mengenai pengujian model dan hasil


penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap mahasiswa unama, uji
validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif, uji hipotesis menggunakan regresi
linier sederhana menggunakan SPSS.

4.1 KARAKTERISTIK SAMPEL


Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Unama,Jumlah
sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 55 mahasiswa
yang terdiri dari laki-laki 31 dan perempuan 24. Bisa dilihat pada rincian
dibawah ini :

Statistics
Jenis Kelamin

N Valid 55
Missing 0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Laki-laki 31 56.4 56.4 56.4
Perempuan 24 43.6 43.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
Tabel 1. Deskripsi Jenis Kelamin Responden

24
Gambar 1. Jenis Kelamin

Sebagian besar responden berasal dari program studi yang berbeda


yaitu Teknologi Informatika berjumlah 13 orang, Sistem Informasi 28 orang,
Sistem Komputer 1 orang, Manajemen 12 orang dan Kewirausahaan
berjumlah 1 orang. Berikut adalah rinciannya :

Statistics
Program_Studi
N Valid 55
Missing 0

Program_Studi
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Teknik 13 23.6 23.6 23.6
Informatika
Sistem Informasi 28 50.9 50.9 74.5
Sistem Komputer 1 1.8 1.8 76.4
Manajemen 12 21.8 21.8 98.2
Kewirausahaan 1 1.8 1.8 100.0
Total 55 100.0 100.0
Tabel 2. Deskripsi Program Studi Responden

25
Gambar 2. Program Studi
Statistics
Tahun Ajaran
N Valid 55
Sebagian besar Missing 0 responden
berasal dari angkatan yang berbeda
yaitu ada sebagian angkatan 2017 dengan jumlah 3 responden, 2018
berjumlah 22 responden, 2019 berjumlah 12 responden, dan ditahun 2020
Angkatan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 2017 3 5.5 5.5 5.5
2018 22 40.0 40.0 45.5
2019 12 21.8 21.8 67.3
2020 18 32.7 32.7 100.0
Total 55 100.0 100.0

berjumlah 18 responden. Berikut ini adalah rinciannya :

Tabel 3. Deskripsi Tahun Ajaran Responden

26
Gambar 3. Angkatan

Dalam pembelajaran daring ini banyak sekali kendala yang dihadapi


oleh mahasiswa salah satunya yaitu jaringan internet yang tidak stabil, sulit
fokus, respon dosen yang lama bahkan tugas semakin banyak/menumpuk, dan
dari 55 responden banyak memberikan respon hampir 92,7% menjawab “Ya”,
dan sebagiannya menjawab “Tidak” sebanyak 7,3%

Gambar 4. Kendala saat Pembelajaran Daring

27
Selain kendala yang dihadapi ada juga yang paling berpengaruh
didalam pembelajaran daring ini yaitu masalah koneksi dan kondisi jaringan
yang digunakan apakah menggunakan paket data. karna dalam pembelajaran
daring ini salah satu faktor pemborosan dalam pembelian paket data, dari 55
responden banyak yang menjawab “Ya” karna menggunakan jenis koneksi
paket data hampir 76,4% dan selebihnya yang menggunakan selain paket data
ada sekitar 23,6%. Selain itu juga terkadang kondisi jaringan internet
tergolong lemah dan yang memilih “Ya” hampir sekitar 65,5% mengalami
kondisi jaringan lemah dan sedangkan 34,5% lainnya jaringan internetnya
kuat.

Gambar 5. Jenis Koneksi

Gambar 6. Koneksi jaringan internet

Gambar 6. Koneksi Jaringan Internnet

28
Dalam pembelajaran daring ini banyak menggunakan media pendukung
seperti leptop dan gadget (hp). Hampir 98,2% menjawab “Ya” karna mereka
menggunakan media tersebut tetapi ada 1,8% yang menjawab “Tidak”
mengkin bisa jadi menggunakan PC dalam pembelajaran daring ini.

Gambar 7. Media yang digunakan

Dalam perkuliahan daring aplikasi yang sering digunakan adalah


edmodo, zoom meeting dan youtube, bisa dilihat dari presentase penilaian
terdapat 98,2% menjawab “Ya” karena mereka menggunakan aplikasi
tersebut, dan ada 1,8% yang menjawab “Tidak” karena tidak menggunakan
aplikasi tersebut.

Gambar 8. Aplikasi yang sering digunakan

29
Perkuliahan daring juga mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap mata kuliah yang diajarkan. Adapun tingkat pemahaman yang
dirasakan yakni kurang paham terdapat 90,9% responden yang menjawab
“Ya” dan terdapat 9,1% responden yang memahami materi sehingga mereka
menjawab “Tidak”.

Gambar 9. Pemahaman materi perkuliahan saat daring

Penggunaan handphone atau laptop dengan durasi yang terlalu lama


dan intensitas yang terlalu sering karena digunakan mengerjakan tugas dan
membuka media sosial mengakibatkan mereka mengalami keluhan fisik
paling banyak berupa mata kelelahan, sering mengantuk sebanyak, sulit
istirahat, sakit kepala, dan badan pegal, terdapat 63,5% yang mengalaminya.
Namun ada juga yang tidak mengalami keluhan fisik sebanyak 36,4%
responden.

30
Gambar 10. Keluhan fisik yang dialami

Selain keluhan fisik, mahasiswa juga mengalami keluhan psikologis.


Ada pun keluhan psikologis yang dialami yaitu pusing, bosan, ingin
semuanya berakhir, terdapat 80% responden yang mengalaminya serta ada
juga yang tidak mengalami keluhan psikologis sebanyak 20% responden.

Gambar 11. Keluhan psikologis yang dialami

Metode pembelajaran daring yang paling disukai Mahasiswa sebagai


berikut: diskusi, quiz, penugasan individu, dosen yang menjelaskan sebanyak
70,9% menjawab “Ya”, sedangkan 29,1% menjawab “Tidak” lebih menyukai
metode pembelajaran video dan penugasan kelompok.

31
Gambar 12. Metode pembelajaran daring yang disukai

Hasil penelitian Deskriptif menggambarkan hanya sebagian Mahasiswa


yang menyukai pembelajaran menggunakan daring sebanyak 70,9%
responden, serta sebagian besar mahasiswa menyatakan menyukai
pembelajaran dengan tatap muka sebanyak 29,1% reponden.

Gambar 13. Sistem perkuliahan yang disukai

Mahasiswa menerima kenyataan bahwa saat ini sedang diberlakukan


work from home yang menuntut untuk dilakukan pembelajaran daring.
Mahasiswa menilai pembelajaran menggunakan media online sangat efektif
sebanyak 25,5% responden. Namun ada juga Mahasiswa yang menganggap
pembelajaran daring tidak efektif sebanyak 74,5%.

32
Gambar 14. Keefektifan pembelajaran daring

Selama Covid-19 sistem pembelajaran diubah menjadi sistem


pembelajaran daring. Pembelajaran daring telah di lewati mahasiswa selama
kurang lebih 2 semester berjalanya perkuliahan. Apabila Covid-19 berakhir
maka pembelajaran akan dilangsungkan secara normal kembali atau tatap
muka. Berikut kesiapan mahasiswa jika perkuliahan normal dilangsungkan
kembali yakni, siap sebanyak 72,7% dan tidak siap sebanyak 27,3%.
Sebagian mahasiswa telah siap jika perkuliahan normal diadakan kembali.

Gambar 15. Kesiapan perkuliahan normal

33
4.2 UJI VALIDITAS

Tabel perhitungan Skala Guttman pada

Pernyataan Skor
Responden
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 9
2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 7
3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 9
11 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9
12 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 9
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
15 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 8
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
18 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
21 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10
23 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5
24 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9
25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
26 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6
27 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 8
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
31 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10
32 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 9
33 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5
35 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
36 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11

34
38 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
39 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 9
40 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
41 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8
42 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9
43 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 9
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10
45 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
47 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 8
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
49 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
50 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
51 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8
52 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 8
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11
54 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8
55 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10
-
0.0 0.6 0.5 0.1 0.4 0.5 0.4 0.1
r hitung 0.0 0.48 0.07 0.31
3 2 0 9 1 5 7 5
7
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
0.2 0.2 0.2 0.2 0.22 0.22 0.22
r tabel 24 24 24 24 24
24 24 24 24 41 4 41
1 1 1 1 1
Valid/
Tidak T V V T T V V V T V T V
Valid

4.3 UJI RELIABILITAS


Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach's dengan
bantuan SPSS.

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0.278 12

cronbach's 35

alpha < Data Tidak Reliable


0,6
36
4.4 UJI KORELASI HUBUNGAN VARIABEL X TERHADAP VARIABEL
Y

Pengujian korelasi menggunakan variabel X yaitu Pembelajaran Daring


terhadap variabel Y yaitu Mahasiswa Unama, dengan menggunakan bantuan
SPSS.

Correlations

    Religiusitas Agresivitas
Religiusita Pearson 1 -,907**
s Correlation
  Sig. (2-tailed)   0.000
  N 55 55
Agresivitas Pearson -,907** 1
Correlation
  Sig. (2-tailed) 0.000  
  N 55 55
**. Correlation is significant at
the 0.01 level (2-tailed).

nilai signifikansi < 0,005.


nilai pearson correlation terletak antara 0,81 s/d 1,00 dan bernilai
negatif.
maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel X dan Y
berkorelasi bersifat negatif dengan korelasi sempurna.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

37
5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kendala yang dialami saat pembelajaran daring di UNAMA adalah


jaringan internet yang tidak stabil, sulit fokus, respon dosen yang lama
bahkan tugas semakin banyak/menumpuk, dan dari 55 responden
banyak memberikan respon hampir 92,7% menjawab “Ya”, dan
sebagiannya menjawab “Tidak” sebanyak 7,3%.
Selain itu masalah koneksi dan kondisi jaringan yang digunakan apakah
menggunakan paket data. karna dalam pembelajaran daring ini salah
satu faktor pemborosan dalam pembelian paket data, dari 55 responden
banyak yang menjawab “Ya” karna menggunakan jenis koneksi paket
data hampir 76,4% dan selebihnya yang menggunakan selain paket data
ada sekitar 23,6%. Selain itu juga terkadang kondisi jaringan internet
tergolong lemah dan yang memilih “Ya” hampir sekitar 65,5%
mengalami kondisi jaringan lemah dan sedangkan 34,5% lainnya
jaringan internetnya kuat.

2. Cara meningkatkan daya minat belajar pada saat pembelajaran daring


berlangsung pada mahasiswa UNAMA yaitu dengan mengadakan
perkuliahan melalui zoom agar mahasiswa dapat lebih mengerti dengan
materi yang diberi, Mahasiswa juga menginginkan pembelajaran
melalui daring dilakukan secara real time sesuai dengan jadwal yang
telah tertera. Selain itu Mahasiswa menginginkan agar tidak diberi tugas
yang menumpuk apalgi jika pengumpulan dilakukan hanya dalam
jangka waktu yang singkat, karena tugas yang menumpuk sulit
dikerjakan jika pemahaman Mahasiswa itu sendiri masih kurang.

3. Mahasiswa menerima kenyataan bahwa saat ini sedang diberlakukan


work from home yang menuntut untuk dilakukan pembelajaran daring.
Mahasiswa menilai pembelajaran menggunakan media online sangat

38
efektif sebanyak 25,5% responden. Namun ada juga Mahasiswa yang
menganggap pembelajaran daring tidak efektif sebanyak 74,5%.

4. Pengaruh psikologis terhadap mahasiswa UNAMA yaitu Mahasiswa


mengalami keluhan psikologis. Ada pun keluhan psikologis yang
dialami yaitu pusing, bosan, ingin semuanya berakhir, terdapat 80%
responden yang mengalaminya serta ada juga yang tidak mengalami
keluhan psikologis sebanyak 20% responden.

5.2 SARAN

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan mengenai pembelajaran


Daring terhadap Mahasiswa UNAMA, maka dapat ditarik saran sebagai
berikut :

1. Penyampaian materi yang jelas oleh Dosen agar Mahasiswa dapat


mengerti terhadap materi yang diajarkan.
2. Penyampaian materi dilakukan dengan video atau sesekali
menggunakan aplikasi zoom.
3. Perkuliahan diharapkan dilakukan secara real time sesuai dengan jadwal
yang tertera.

DAFTAR PUSTAKA

39
[1] Mastuti, R. et al. Teaching From Home: Dari Belajar Merdeka menuju
Merdeka Belajar. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.

[2] Radita, Nira, dkk, Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Diskrit Moda


Daring pada Program Studi Teknik Informatika. Vol. 3, No. 2, 2018.

[3] A. A. Y. Al-Qahtani and S. E. Higgins, “Effects of traditional, blended and


e-learning on students’ achievement in higher education”, J. Com.
Assisted Learning, vol. 29, pp. 220-234, 2013.

[4] Lidia Simanihuruk, dkk, E-Learning: Implementasi, Strategi dan Inovasinya.


Medan : Yayasan Kita Menulis, 2009

[5] Rusman, Model – Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada,


2012.

[6] Ardiansyah, I., “Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan


Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia”. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

[7] Chandrawati, Sri Rahayu, Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. Vol.


8, No 2, 2010.

[8] Surjono, H.D., Development and Evaluation of an Adaptive Hypermedia


System Based on Multiple Student Characteristics. Unpublished doctoral
dissertation, Southern Cross University, Lismore NSW Australia, 2006.

[9] Triantafillou, E., Pomportsis, A., Demetriadis, S., & Georgiadou, E., The
value of adaptivity based on cognitive style: An empirical study. British
Journal of Educational Technology, 35(1), 95-106, 2004.

[10] Johnson, S., Aragon, S., Shaik, N., & Palma-Rivas, N., “Comparative
analysis of learner satisfaction and learning outcomes in online and faceto-
face learning environment”, Journal of Interactive Learning Research,
11(1), 29-49, 2000.

40
[11] Farahat, T., & Astleitner, H., The effectiveness of web-based instruction in
educating teachers. A quasi-experimental field study. Salzburger Beiträge
zur Erziehungswissenschaft, 8, 53-60. 2004.

[12] Siahaan, Studi Penjagaan tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet untuk


Pembelajaran di SLTA di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya. Vol.8, No 039,
2002.

[13] Lewis, Diane E, A Departure from Training by the Book, More Companies
Seeing Benefits of E-Learning. Boston : The Boston Globe, 2002.

[14] Effendy, E-Learning Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : Andi, 2005.

[15] Fletcher, J. D., Evidence for learning from technology-assisted instruction. In


H. F. O'Neil, Jr. & R. S. Perez (Eds.), Technology applications in
education: A, 2003.

[16] Bates, A.W, Technology, Open Learning and Distance Education. London:
Routledge, 1995.

[17] Kerka, S., Journal writing and adult learning. ERIC Digest. Columbus,
OH:ERIC Clearinghouse on Adult, Career, and Vocational Education.
(ERIC Docu-ment Reproduction Service No. ED339413), 1996.

[18] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta, hal. 168, 2015.

[19] Situnjuk dan Sugiarto, Uji reliabilitas BINUS University Quality


Management Center, 2006.

[20] Abdulghani HM., Stres and depression among medical students: a cross
sectional study at Medical College in Saudi Arabia. Pakistan Journal
Medical Science. (24): 12-7, 2008.

[21] Kementrian Pendidikan, “Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa


Darurat Penyebaran coronavirus disease (COVID-19)”, 2020.

41
[22] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, hal. 119, 2010.

[23] Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur Jakarta:
Prenada media Group, hal 47- 48, 2013.

42

Anda mungkin juga menyukai