Anda di halaman 1dari 11

Critical Journal Report

Mata Kuliah Botani Cryptogamae

Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pangan Fungsional di Indonesia


(overview)

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Botani Cryptogamae

Dosen Pengampu: Syarifah Widya Ulfa M.Pd

Oleh,

Nama : Ahmad Maulana Nasution

NIM : 0310183106

Kelas/Semester : Pendidikan Biologi 3/Semester 3

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

MEDAN

2019
A. IDENTITAS JURNAL

Judul : Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pangan


Fungsional di Indonesia (overview) Potency of
Microalgae as Source of Functional Food in
Indonesia (overview)
Penulis : Teni Novianti
Lembaga Penulis : Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN "Veteran" Yogyakarta,
Volume : Vol XI, No.2.
ISSN : 1410-394X
Tahun Terbit : 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan CJR
ini.
Dengan selesainya CJR ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Medan, 02 Desember 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun trakhir, dunia mengalami gejolak krisis pangan, energi, dan
air bersih. Banyak negara besar mengalami penurunan angka pendapatan,
sementara populasi penduduk semakin meningkat. Krisis di Eropa, Amerika, dan
beberapa negara belahan lain memberikan dampak secara tidak langsung kepada
kebutuhan pangan dunia, termasuk Indonesia. Harga pangan semakin naik seiring
kenaikan beberapa bahan baku lainnya.
Unicef (2012) melaporkan bahwa kemiskinan anak di Indonesia berkisar
44,4 juta atau lebih dari 50% seluruh anak. Hal ini menjadi suatu acuan bahwa
kemiskinan di Indonesia masih lumrah terjadi di sekitar kita, terutama akses untuk
mendapatkan pangan fungsional yang mampu memberikan gizi bagi kesehatan
anak cenderung terbatas. Untuk kasus di Jawa Timur dan NTT, tren gizi buruk
masih terus meningkat setiap tahun.
Bahkan pada tahun 2010, kasus gizi buruk di Jawa Timur meningkat sampai
14.720 temuan kasus pada anak-anak. Hal ini cukup dapat menjadi suatu
gambaran bahwa kebutuhan gizi untuk balita dan anak-anak di Indonesia masih
kurang. Sehingga diperlukan langkah tepat dalam pemenuhan sumber makanan
bergizi yang murah, mudah didapat serta memiliki kandungan gizi yang sesuai
untuk pertumbuhan balita di Indonesia (Gizinet, 2011).

B. Tujuan
Tujuan dari critical journal report ini ialah untuk mengetahui apa saja
potensi mikro alga dan bisa di jadikan apa saja, yaitu salah satunya sebagai
sumber pangan fungsional di indonesia.
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. Pendahuluan
Beberapa tahun trakhir, dunia mengalami gejolak krisis pangan, energi, dan
air bersih. Banyak negara besar mengalami penurunan angka pendapatan,
sementara populasi penduduk semakin meningkat. Krisis di Eropa, Amerika, dan
beberapa negara belahan lain memberikan dampak secara tidak langsung kepada
kebutuhan pangan dunia, termasuk Indonesia. Harga pangan semakin naik seiring
kenaikan beberapa bahan baku lainnya.
Unicef (2012) melaporkan bahwa kemiskinan anak di Indonesia berkisar
44,4 juta atau lebih dari 50% seluruh anak. Hal ini menjadi suatu acuan bahwa
kemiskinan di Indonesia masih lumrah terjadi di sekitar kita, terutama akses untuk
mendapatkan pangan fungsional yang mampu memberikan gizi bagi kesehatan
anak cenderung terbatas. Untuk kasus di Jawa Timur dan NTT, tren gizi buruk
masih terus meningkat setiap tahun. Bahkan pada tahun 2010, kasus gizi buruk di
Jawa Timur meningkat sampai 14.720 temuan kasus pada anak-anak. Hal ini
cukup dapat menjadi suatu gambaran bahwa kebutuhan gizi untuk balita dan anak-
anak di Indonesia masih kurang. Sehingga diperlukan langkah tepat dalam
pemenuhan sumber makanan bergizi yang murah, mudah didapat serta memiliki
kandungan gizi yang sesuai untuk pertumbuhan balita di Indonesia (Gizinet,
2011).

B. Kajian Teori
Dalam jurnal ini kajian teori nya tidak dipaparkan dalam jurnal, tetapi ada
beberapa yang termasuk dalam kajian teori dipaparkan pada bagian pendahuluan
jurnal yaitu Spirulina, Nanochloropsis, Chlorella, dan beberapa jenis mikroalga
lainnya.
C. Metodologi

Data-data yang dipergunakan dalam penulisan ini didapatkan dari berbagai


referensi baik itu dari buku yang berbahasa inggris maupun bahasa indonesia.
Teteapi kebanyakan diambil dari buku bahasa inggris. Dan juga diambil dari
beberapa jurnal. Beberapa jenis referensi utama yang digunakan yaitu buku ilmu
kelautan dan perikanan, ilmu biologi, jurnal ilmiah yang bersumber dari internet,
serta referensi lainnya yang relevan. Data- data yang di dapat ini merupakan juga
hasil dari laboraturium. Jenis data yang diperoleh variatif, baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Metode yang dilakukan dalam penulisan ini
menggunakan metode pustaka, yaitu dengan cara mengumpulkan informasi yang
relevan. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan
hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait
antar satu sama lain dan sesuai serta fokus dengan topik yang dibahas. Data yang
terkumpul diseleksi sesuai dengan topik kajian. Kemudian dilakukan penyusunan
karya tulis imiah berdasarakan data yang telah dipersiapkan secara logis dan
sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif argumentatif.

D. Pembahasan

Indonesia merupakan negara tropis yang dilalui garis khatulistiwa dan hanya
memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Kondisi ini
membuat tanaman fotosintesis, termasuk mikroalga, dapat tumbuh subur karena
mendapat sinar mathari yang cukup, yakni rata-rata 12 jam per hari untuk area.
Selain itu potensi laut yang ada di Indonesia membuat potensi mikroalga ini
menjadi semakin besar jika dibudidayakan di sekitar daerah pantai. Batten et al.
(2011) menjabarkan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga di anggota APEC
yang memiliki potensi cukup besar dalam produksi mikroalga. Dalam laporannya,
Van Harmelen dan Oonk (2006) memaparkan bahwa wilayah negara dengan suhu
di atas 150C cenderung merupakan negara yang cocok digunakan untuk produksi
mikroalga.

Mikroalga memiliki waktu panen yang cukup cepat jika\ dibandingkan


dengan tanaman lain. Berdasarkan Tabel 4, produktivitas dan kandungan protein
dari Spirulina platensis cenderung tinggi dibanding komoditas lain. Namun
demikian, masih diperlukan peran serta pemerintah dan swasta untuk
memproduksi mikroalga untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Minimnya
data mengenai kebutuhan konsumsi dalam negeri, serta minimnya informasi
mengenai produk mikroalga sebagai pangan fungsional merupakan beberapa
kendala produk tersebut cenderung tidak banyak dieksplore di dalam negeri.
Sehingga selama ini kebutuhan mikroalga cenderung dipasok dari beberapa
negara lain. Beberapa negara yang aktif memproduksi Spirulina platensis yakni
Jepang, Tiongkok, Thailand, dan Taiwan (Avigad & Richmond, 1988).

E. Kesimpulan

Mikroalga sebagai potensi sumber ketahanan pangan nasional hendaknya


terus digaungkan guna meningkatkann kebutuhan gizi dalam negeri. Trend di
masa depan tentang mikroalga di Indonesia diramalkan akan terus cerah
mengingat produk tersebut masih diperlukan untuk kebutuhan suplemen bagi
kondumen dengan penghasilan di atas rata-rata. Saat ini harga curah untuk
Spirulina platensis berkisar Rp.200.000-350.000/kg untuk produk impor. Untuk
itu diperlukan langkah khusus dalam menurunkan biaya produksi mikroalga food
grade tersebut agar harga menjadi lebih murah dan dapat dikonsumsi masyarakat
umum.
Melihat kawasan Indonesia yang memiliki garis pantai yang besar,
dimungkinkan akan banyak industri mikroalga yang tumbuh di sepanjang pantai
atau daerah dengan lahan tandus yang tak mungkin ditanami tumbuhan
produktif,untuk dijadikan kolam budidaya mikroalga, seperti di daerah Gunung
Kidul, D.I Yogyakarta. Atau dimungkinkan produk suatu mikroalga food grade
akan memiliki jenis spesifikasi pigmen tertentu seperti kaya phycocyanin, atau
lebih banyak mengandung klorofil mengingat kondisi lingkungan dan tempat
budidaya yang berbeda-beda.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Relevansi Topik dengan Keahlian Penulis

Pada jurnal ini, penulis membahas tentang pemanfaatan mikroalga


Spirulina, Nanochloropsis, Chlorella, dan beberapa jenis mikroalga lainnya
sebagai sumber pangan fungsional di indonesia. Saya baca dari suatu jurnal bahwa
saat ini ketertarikan terhadap produksi biofuel dari mikroalga masih cukup besar,
namun, karena produksi biofuel dari alga menjadi tidak ekonomis dengan adanya
beberapa perusahaan biofueldari alga belum memproduksi dalam kuantitas
skala komersial dengan harga yang bersaing (Milledge, 2010). Biofuel dari
alga belum dapat bersaing dengan biofuel lainnya dan juga harga produksinya
harus dikurangi secara signifikan untuk menjadi lebih ekonomis.

Mikroalga mempunyai potensi besar untuk menghasilkan


berbagai senya!a biokimia penting untuk makanan, pengobatan medis,
penelitian, dan pemanfaatan lain dan masih banyak senya!a biokimia penting yang
belum ditemukan dari mikroalga. Mikroalga berpotensi menjadi sumber alami
senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan makanan dan meningkatkan nutrisi
dalam makanan bagi manusia dan he!an. Penelitian baru-baru ini fokus kepada
biomassa dari alga sebagai sumber dari rotein dan pemeriksaan secara
sistematis alga untuk komponen aktif dan obat-obatan.

Topik jurnal yang dibuat oleh penulis saya rasa sangat relevan dengan
bidang penulis yakni penulis adalah seorang mahasiswa dari : Prodi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta yang sudah biasa dalam
melakukan eksperimen karena di bidang industri.

B. Pokok-Pokok Argumentasi Penulis di Pendahuluan

Dalam jurnal ini tidak ada dipaparkan argumentasi penulis pada


pendahuluan yang berkaitan dengan pemanfaatan mikroalga Spirulina,
Nanochloropsis, Chlorella, dan beberapa jenis mikroalga lainnya.
C. Relevansi Metodologi

Metode yang dilakukan dalam penulisan jurnal ini menggunakan metode


pustaka, yaitu dengan cara mengumpulkan informasi yang relevan. Terdapatnya
data- data yang berupa tabel dan juga informasi didapatkan dari berbagai literatur
dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan
diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai serta fokus dengan topik
yang dibahas.

D. Kerangka Berfikir Penulis pada Pembahasan

Tidak terdapat kerangka berfikir penulis yang tergambar maupun tertulis


dengan jelas pada bagian pembahasan dalam jurnal penelitian ini.

E. Kesimpulan Serta Implikasinya pada Penelitian Berikutnya

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa


Mikroalga yang sering dibudidayakan adalah alga hijau jenis Chlorella sp,
Scenedesmus obliqus, alga merah seperti Dunaliella Salina dan jenis
cyanobacteria Spirulina sp. Chlorella sp sebagai contoh berbentuk spherical,
eukariotik, uniseluler dengan diameter 5-10 mikrometer. Scenedesmus hampir
sama dengan Chlorella namun terdiri dari 4 koloni sel.
Mikroalga sebagai sumber protein maupun sebagai sumber pangan telah
lama diketahui, dan berdasarkan informasi serta penelitian para ahli, mikroalga
yang berbasis pangan tidak memberi efek negatif bagi tubuh meski dikonsumsi
secara rutin dalam jangka waktu lama maupun singkat. Dalam hubungannya
dengan pangan fungsional, mikroalga dapat dimasukkan dalam klasifikasi ini
mengingat mikroalga dapat berfungsi sebagai penyedia sumber protein,
karbohidrat, dan lemak alami yang bermanfaat dalam penyediaan energi dalam
tubuh. Namun lebih jauh lagi, mikroalga juga mampu berfungsi sebagai sumber
vitamin, dan bahkan memberikan efek penyembuh dan detoksifikasi dalam tubuh.
F. Kelebihan Jurnal
1. Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar
belakang dari permasalahan.
2. Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan
Jurnal.
3. Kata yang digunakan juga dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan
Kamus EYD Bahasa Indonesia dan terdapat Bahasa arab juga.
4. Menyertakan Daftar Pustaka

G. Kekurangan Jurnal
1. Penulis tidak memaparkan pembahasan tentang kajian teori.
2. Penulis tidak memaparkan nomor ISSN di jurnal.
3. Penulis tidak memaparkan saran.
4. Space penulisan tidak teratur.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroalga memiliki waktu panen yang cukup cepat jika\ dibandingkan
dengan tanaman lain. produktivitas dan kandungan protein dari Spirulina
platensis cenderung tinggi dibanding komoditas lain. Namun demikian, masih
diperlukan peran serta pemerintah dan swasta untuk memproduksi mikroalga
untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Minimnya data mengenai kebutuhan
konsumsi dalam negeri, serta minimnya informasi mengenai produk mikroalga
sebagai pangan fungsional merupakan beberapa kendala produk tersebut
cenderung tidak banyak dieksplore di dalam negeri.
B. Saran
Penulisan pada jurnal ini sudah sangat baik, tetapi di dalamnya tidak tertera
saran, dan juga tidak ada kajian teori. Saya harap kedepannya penulis bias
menambahkan saran dan juga sedikit dari kajian teori maupun metode penelitian
di jurnal yang akan di buat mendatang.

Anda mungkin juga menyukai