Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang Tanaman obat telah menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia

untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan primer. Menurut World Health Organization
(WHO), lebih dari 80% dari populasi manusia di dunia bergantung pada sistem pengobatan
tradisional untuk beberapa aspek perawatan kesehatan primer (Hasan, 2010). Pacing yang dikenal
dengan nama ilmiah Costus speciosus (Koen.) J.E. Smith merupakan satu dari sekian banyak tanaman
obat yang yang bermanfaat sebagai antifertilitas. Menurut Sari (2013), selain diosgenin senyawa
fenolik termasuk tanin juga bertanggung jawab atas aktivitas anti-spermatogenesis dalam tanaman
pacing. Tanaman pacing memiliki laju multiplikasi rendah, viabilitas benih buruk, dan persentase
perkecambahan biji rendah. Hasil pemotongan vegetatif pacing menghasilkan perakaran yang sangat
lambat (Robinson, 2009). Secara umum di masyarakat, bagian tanaman pacing yang digunakan
sebagai antifertilitas adalah rimpang (Pawar, 2014). Permintaan obat tradisional yang lebih besar
menyebabkan peningkatan pemanenan tanaman secara besar-besaran sehingga terjadi penipisan
sumber daya spesies tertentu rentan terhadap eksploitasi. Bagian tanaman yang digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional serta cara pemanenannya mempengaruhi sustainabilitas tanaman.
Secara umum penggunaan akar, 1

2 rimpang, atau seluruh bagian tanaman memiliki dampak lebih besar pada dibandingkan dengan
biji, daun, bunga, dan buah (Kuipers, 1997). Rimpang pacing dilaporkan mengandung diosgenin
hingga 3.37% (Gautama & Vimala, 2013). Diosgenin merupakan konstituen utama yang ditemukan
dalam tanaman pacing. Diosgenin dapat ditemukan di berbagai bagian tanaman pacing seperti
batang, daun, bunga dengan berbagai macam kadar (Dasgupta dkk., 1970). Kandungan total fenolik
dapat dihasilkan dari sejumlah molekul sederhana yaitu senyawa fenolik, sampai dengan molekul
kompleks seperti tanin (Robards dkk., 1999). Kandungan fenolik yang terdapat pada pacing
umumnya terdapat pada daun, jaringan bunga, bagian berkayu seperti batang dan kulit kayu
(Nehete, 2010) Penelitian dilakukan dengan penetapan kadar diosgenin dan tanin yang terhitung
sebagai kadar fenolik total bagian daun, batang, dan rimpang dari tanaman pacing. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi dasar penggantian penggunaan rimpang pacing yang umum digunakan
menjadi bagian tanaman lain dari pacing sehingga sustainabilitas tanaman pacing di alam dapat
terjaga. Dengan demikian, diharapkan dapat memberi manfaat terhadap pengembangan dan
pengkajian potensi tanaman pacing yang berkhasiat sebagai bahan yang berpotensi sebagai
kontrasepsi alternatif bagi pria

Anda mungkin juga menyukai