Anda di halaman 1dari 7

RESUME MANAJEMEN LINGKUNGAN

“MANAJEMEN BENCANA”

Disusun Oleh:

Evada Safitri

P1337420717019

PARIKESIT

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG

2020
A. Pengertian Pengungsi
Pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang
meninggalkan suatu wilayah guna menghindari suatu bencana atau musibah.
Bencana dapat berupa banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran dan lain
sebagainya.

B. Pengertian masalah gizi darurat


Masalah gizi darurat adalah keadaan gizi dimana jumlah kurang gizi
pada sekelompok masyarakat pengungsi meningkat dan mengancam
memburuknya kehidupan

C. Penanganan gizi dalam situasi darurat


1. Penanganan gizi dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu tahap
penyelamatan dan tahap tanggap darurat
a. Tahap Penyelamatan
Tahap penyelamatan terdiri dari 2 fase yaitu :
1) Fase pertama
Ditandai dengan kondisi sebagai berikut :
a) Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam
pengungsian.
b) Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap.
c) Bantuan pangan sudah mulai berdatangan.
d) Adanya penyelenggaraan dapur umum.
e) Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan
mengawasi penyelenggaraan dapur umum.
f) Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi
tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya.
Merencanakan kebutuhan makanan:
a) Melakukan pemeriksaan cepat sebagai bagian dari kegiatan
Rapid Health Assessment (RHA), yang meliputi : Jumlah jiwa
dan Kepala Keluarga pengungsi, bayi 0-5bulan, 6-11 bulan,
anak 12-24 bulan, anak 25-59 bulan, bayi piatu, bumil, busui,
lansia, dll.
b) Menghitung dan menentukan kebutuhan bahan makanan
pengungsi. Setiap orang diperhitungkan menerima porsi
makanan senilai 2.100 Kkal, dan 50 gram protein per hari.
Jenis bahan makanan dan ukurannya dapat dilihat
c) Menyusun menu menurut kelompok sasaran dengan
mempertimbangkan jenis bahan makanan yang tersedia

2) Fase kedua
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan serta
informasi faktor pemburuk (diare, ISPA,campak, malaria)
untuk mengetahui besar dan luasnya masalah gizi dan
kesehatan yang ada.
b) Merencanakan kebutuhan suplementasi gizi, khususnya bagi
kelompok sasaran yang membutuhkan.
c) Menyediakan paket bantuan pangan yang cukup dan mudah
dikonsumsi oleh semua golongan umur dengan standart
minimal
b. Tahap tanggap darurat
Kegiatan yang dilakukan tanggap darurat meliputi:
1) Menghitung pravalensi status gizi balita berdasarkan indeks
BB/TB-PB dan menganalisis adanya faktor pemburuk.
2) Melakukan modifikasi atau perbaikan interverensi sesuai dengan
perubahan tingkat kedaruratan.
3) Melaksanakan pemberian makanan sesuai dengan perkembangan
kondisi kedaruratan
4) Melaksanakan pemberian makanan tambahan dan suplementasi
gizi
5) Melakukan penyuluhan kelompok dan konseling perorangan
dengan materi sesuai kondisi tersebut
6) Memantau perkembangan status gizi melalui surveilans.

D. Pemantauan status gizi dalam situasi darurat


Pemantauan status gizi diperlukan untuk mengetahui perkembangan
status gizi terhadap korban bencana yang dilakukan secara berakala baik satu
minggu sekali atau satu bulan sekali sampai keadaan darurat dinyatakan
berakhir oleh pemerintah daerah setempat.
Pemantauan status gizi dilakukan oleh tenaga gizi atau nutritionist
yang terlibat dalam penanganan bencana. Untuk penggalian informasi yang
berkaitan dengan kasus gizi buruk dilokasi bencana. Indikator yang digunakan
dalam pemantauan satatus gizi pengunsi adalah BB/TB-PB.

E. Pengorganisasian
Pengorganisasian penanganan gizi dalam situasi darurat merupakan
bagian dari sistem penanggulangan bencana secara keseluruhan.
Pengorganisasian penting dilakukan agar penanganan gizi berjalan efektif dan
efisien serta terkoordinasi dengan baik. Masing-masing instansi termasuk
LSM mempunyai peranan yang jelas dalam penangnan gizi sehingga tidak
terjadi tumpang tindi kegiatan dan tidak ada kegiatan yang tidak ditangani.
Koordinasi dalam penyelenggaraan penanganan gizi dimulai sejak
penyelamatan fase pertama sampai keadaan darurat yang dinyatakan berakhir
oleh pemerintah daerah setempat. Koordinator dalam penyelnggaraan
pennaganan gizi ini adalah kepala wilaya administratif mulai dari kepala desa,
camat, bupati, wali kota dan gubernur. sedangkan instansi lain baik
pemerintah maupun non pemerintah bekerja dibawah koordinasi sesuai
dengan bidang tugas, wewenang dan kompetensi mssing-masing.
SOAL 19

Pada saat penanganan gizi terdapat 2 tahap yang salah satunya adalah tahap
penaganan, pada fase pertama tahap penanganan ditandai dengan

1) Korban tampak lapar

2) Bantuan pangan sudah mulai berdatangan

3) Korban sudah dapat teridentifikasi kebutuhan gizi

4) Adanya penyelenggaraan dapur umum

Jawaban : 2) dan 4)
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dalam


Penanggulangan Bencana. 2006. Departemen Kesehatan RI. (online)
Diakses pada tanggal 18 Maret 2020.

Pedoman Penanggulanagan Masalah Kesehatan Akibat Kedaruratan


Kompleks. 2001. Depkes RI. (online) Diakses pada tanggal 18 Maret
2020.

Anda mungkin juga menyukai