Oleh
Kelompok 13:
Dian Novita A. (162310101108)
Jaya Anggara (162310101209)
Grysha Viofananda A. K. A (162310101292)
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1.1...........................................................................................................La
tar Belakang.............................................................................................
1.2...........................................................................................................K
asus............................................................................................................
1.3...........................................................................................................R
umusan Masalah......................................................................................
1.4...........................................................................................................T
ujuan Pembelajaran................................................................................
1.4.1 Tujuan Umum..............................................................................
1.4.2 Tujuan Khusus.............................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
2.1 Definisi ..................................................................................................
2.2 Faktor Penyebab..................................................................................
2.3 Klasifikasi Skizofrenia.........................................................................
2.4 Diagnosis ICD-10 Skizofrenia.............................................................
2.4.1 PPGDJ III ....................................................................................
2.4.2 DSM V...........................................................................................
2.5 Patofisiologi...........................................................................................
2.6 Tanda dan Gejala.................................................................................
2.7 Rentang Respon Neurobiologi ...........................................................
2.8 Penatalaksanaan...................................................................................
2.8.1 Asuhan Medis ..............................................................................
2.8.2 Asuhan Keperawatan ..................................................................
BAB 3 PENUTUP................................................................................................
3.1 Simpulan ..............................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
d. Skizofrenia tidak dapat didiagnosis bila terdapat penyakit otak yang nyata, atau
dalam keadaan intoksikasi atau putus zat.
2.4.2 DSM V
Ya Tidak
Gangguan
Gangguan pengguanaan
Kepribadian Zat
Resiko perilaku
Resuki gangguan Resiko perlemahan
kekerasan terhadap
identitas pribadi martabat
diri sendiri dan
Ketidak efektifan orang lain
koping
2.5 Tanda Gejala
Tanda dan Gejala yang dialami pasien skizofrenia mencakup beberapa
gangguan dalam beberapa hal penting seperti pikiran, persepsi, dan perhatian,
perilaku motorik, emosi dan keberfungsian hidup. Dalam hal ini akan diuraikan
beberapa gejala utama skizofrenia dalam dua kategori yaitu gejala positif dan
gejala negatif (Stuart, 2013):
1. Gejala Positif
Fungsi berlebihan atau distorsi otak yang normal, biasanya respon
terhadap semua kategori obat antipsikotik.
a. Gangguan jiwa terkait befikir
1. Waham
Waham adalah keyakinan palsu yang berasal tanpa stimulus luar
artinya klien yang mengalami waham meyakini bahwa klien
sedang tidak gangguan jiwa, dan klien merasa bahwa dirinya
mempunyai kekuatan. Berikut adalah jenis-jenis waham:
1) Waham paranoid
Keyakinan klien bahwa orang lain bermaksut untuk
membahayakan klien, memata-matai, mengikuti, mengejek,
atau merendahkan klien dengan cara tertentu. Klien
kadang-kadang tidak dapat mendefinisikan “orang lain” ini.
Contoh: klien mungkin berfikir bahwa makanannya telah di
racuni orang lain atau kamarnya terpasang alat pendengar.
2) Waham kebesaran
Klien mengatakan dirinya memiliki hubungan dengan
orang terkenal atau keyakinan klien bahwa akan mampu
memperoleh prestasi tertinggi.
Contoh: klien mungkin menyatakan bahwa bertunangan
dengan pemain sinetron terkenal / klien menyatakan bahwa
ia adalah anak dari Presiden Amerika Serikat.
3) Waham Agama
Sering kali berkutat sekitar kedatangan kristus yang kedua
kal atau tokoh agama yang lain. Waham agama ini sering
muncul tiba-tiba sebagai bagian psikotis yang klien
alami,bukan bagian keyakinan agamanya atau agama orang
lain.
Contoh: klien mengatakan bahwa ia adalah Imam Mahdi
atau Nabi yang diutus Tuhan; yakni bahwa tuhan
berkomunikasi langsung oleh dirinya.
4) Waham somatik
Merupakan keyakinan yang tidak realistis mengenai
kesehatan atau fungsi tubuh klien. Bahkan informasi faktual
atau pemeriksaan diagnostik tidak dapat merubah
keyakinan ini.
Contoh: seorang klien pria mengatakan bahwa dirinya
hamil atau klien mungkin melaporkan bahwa ususnya
busuk.
5) Waham referensi atau gagasan rujukan
Mencakup keyakinan klien bahwa tanyangan televisi, radio,
musik atau artikel surat kabar memiliki makna khusus
baginya.
Contoh: klien mungkin melaporkan bahwa klien sedang
berbicara langsung dengannya di tayangan berita.
2. Halusinasi
1) Halusinasi penglihatan.
Mencakup melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada
sama sekali, misalnya cahaya atau orang yang telah
meninggal, melihat monster yang menakutkan. Padahal
yang ia lihat adalah perawat.
2) Halusinasi penciuman
Mencium aroma atau bau padahal tidak ada misalnya,
mencium bau urine atau feses atau bau busuk yang tidak
sedap. Jenis halusinasi ini sering di temukan pada klien
dimensia, kejang, atau stroke.
3) Halusinasi taktil
Mengacu pada sensasi aliran listrik yang menjalar keseluruh
tubuh atau binatang kecil yang menyerap di kulit.
Halusinasi ini sering di temukan pada klien yang
mengalami putus alkohol
4) Halusinasi pengecapan
Mencakup rasa tetap ada di dalam mulut, merasakan bahwa
makanan terasa seperti sesuatu yang lain. Misalnya
memakan kue yang manis tetapi klien merasakan bahwa
kue itu rasa nya pedas.
5) Halusinasi kenestik
Klien melaporakan bahwa klien merasakan fungsi tubuh
yang biasanya tidak dapat terdeteksi misalnya, sensai
pembentukan urin atau impuls yang ditransmisikan melalui
otak.
6) Halusinasi kinestik
klien melaporkan sensasi gerakan tubuh padahal klien saat
itu sedang tidak bergerak. Gerakan tubuh kadang kala tidak
lazim. Misalnya, melayang di atas tanah.
b. Disorganisasi Bicara dan Perilaku
1. Gangguan berfikir positif normal
1) Asosiasi longgar
Mengatakan hal yang tidak ada hubungannya satu sama
lain, misalnya “saya mau cokelat, semua orang bisa
menari”
2) Inkoheren
Mengatakan hal yang susah di mengerti maksutnya atau
sukar di tangkap, misalnya semua orang mengambil
pakaian untuk Dapat mengambil mobil ke laut, anda bisa
pergi terbang.
3) Tangensial
Pembicaraan yang panjang dan berbelit-belit tapi tidak
sampai pada tujuan pembicaraan.
Perawat : saya tertarik untuk belajar lebih banyak tentang
lukisan landskap anda
Klien: ketertarikan saya pada seni kembali ke orang tua
saya yang tinggal di sebuah Perternakan Bogor. Mereka
banyak memiliki tumpukan beras, jenis seperti mereka
lakukan di bandung, tapi kau tahu beras memiliki warna
yang berbeda sehingga memberi saya kemampuan melukis
dengan berbagai macam warna yang berbeda dari cokelat
cerah, tapi saya melakukannya. Jika saya membuat beras
benar-benar cokelat cerah, maka saya membuat lumbung
merah kusam, karena lumbung benar-benar tidak harus di
cat merah. Merah terang harus di simpan untuk pemadam
kebakaran dan tanda berhenti.
4) Bicara tidak logis
Perawat: apakah anda berfikir bahwa obat dapat membantu
anda untuk berfikir lebih jelas?
Klien: dulu aku berfikir obat saya membantu saya untuk
berfikir. Tapi saya baru menyadari bahwa saya yang
mengambil obat, jadi bukan obat yang membantu saya
untuk berfikir. Obat tidak bisa berfikir, apakah anda tidak
menyadari? Mungkin anda harus mengambi beberapa obat
untuk membantu anda berfikir lebih baik. Tapi jika anda
melakukannya berarti saya harus mengambilkannya untuk
anda, karena itu fakta bahwa saya mengambil sendiri
bahwa pemikiran saya lebih baik, sehingga, tidak, saya
tidak berfikir bahwa obat ini membantu saya berfikir lebih
baik.
5) Bicara yang distraksi
Perawat: saya ingin berbicara dengan anda tentang
pemahaman anda tentang skizofrenia
Klien: aku tahu punya sesuatu yang di lakukan otak saya.
Apa parfum yang anda kenakan? Itu harus dari prancis. Apa
itu di mana gambar itu diambil? Rambut anda berbeda
dengan gambar itu. Apa itu 4 tahun yang lalu?
6) Clang Asociation
Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan
dengan bnyi, misalnya saya ingin menyanyikan ping pong
lagu wong kong panjang hari hey cara
7) Miskin isi pembicaraan
Pasien tidak mau bicara atau minimal, misalnya pasien
membisu dalam beberapa hari
2. Perilaku aneh
1) Katatonia : pasien dapat melakuka gerakan berulang kali
dengan urutan yang aneh atau tidak sesuai
2) Imobilitas Katatonia: menunjukkan postir yang tidak biasa
dan tetap dalam posisi itu dengan waktu yang lama.
3) Afek yang tidak sesuai: respon emosional yang tidak sesuai
dengan kondisi yang di hadapi oleh klien.
2. Gejala Negatif
Sebuah penurunan atau hilangnya fungsi otak normal
a. Masalah emosi
1) Afek datar: terbatas jangkauan dan intensitas ekspresi emosional
2).Anhedonia/asocialiti: ketidakmampuan untuk memperoleh
kesenangan atau mempertahankan kontak sosial
b. gangguan pengambilan keputusan
1) Alogika: pembatasan nterhadap berfikir dan berbicara
2) Avolition/apatis: kurangnya inisiasi perilaku yang diarahkan pada
tujuan.
3) Ketidakmampuan mental untuk fokus dan mempertahankan
perhatian.
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Asuhan Medis
1. Penggunaan Obat Antipsikosis.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut
antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan
perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Setiap pasien
skizofrenia memiliki perbedaan dalam kecocokan penggunaan obat.
Antipsikosik yang diperkenalkan sejak 50 tahun yang lalu merupakan obat
yang pertama kali paling efektif untuk menangani pasien skizofrenia.
Terdapat 3 jenis obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu:
a. Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut
antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik
konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Karena
adanya efek samping yang begitu serius, kebanyakan para ahli akan
merekomendasikan jenis lain untuk beberapa pasien skizofrenia yaitu
newer atypical antipsycotic. Penggunaan Antipsikotik konvensional
ini biasanya digunakan pada pasien skizofrenia yang sudah
mengonsumsi obat jenis ini dan cocok serta tidak mengalami efek
samping terhadap obat ini.
b. Newer Atypcal Antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena
prinsip kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping
apabila dibandingkan dengan jenis obat sebelumnya yaitu antipsikotik
konvensional. Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang
tersedia, antara lain :
1. Risperdal (risperidone)
2. Seroquel (quetiapine)
3. Zyprexa (olanzopine)
Obat jenis ini menjadi beberapa rujukan para ahli dalam
merekomendasikan obat yang cocok bagi pasien skizofrenia karena
minimnya efek samping dibandingkan obat jenis antipsikotik
konvensional.
c. Clozaril (Clozapine)
Clozaril merupakan obat antipsikotik atipikal pertama yang
diperkenalkan. Clozaril terbuktik ampuh dalam menangani pasien-
pasien dengan skizofrenia.bahkan pasien-pasien yang tidak mampu
ditangani dengan antipsikotik konvensional dapat berhasil ditangani
dengan obat ini. Akan tetapi clozaril sangat jarang digunakan karena
efek samping yang sangat berbahaya bagi beberapa pasien skizofrenia
meskipun efek samping tersebut sangat jarang muncul sekitar 1% dari
pasien yang pernah menggunakan obat ini. Clozaril mempunyai efek
samping yaitu menurunkan jumlah sel darah putih pada tubuh,
sehingga pasien yang mendapat clozarikl harus memeriksakan jumlah
sel darah putihnya secara reguler karena sel darah putih sangat
berperan untuk melawan infeksi. Clozaril menjadi pilihan terakhir
bagi pasien skizofrenia apabila anpsikotik konvensional dan Newer
Atypcal Antipsycotic tidak berhasil.
3.1 Simpulan
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang menyebabkan seseorang
tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan realitas. Skizofrenia
dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan dalam proses berpikir,
gangguan emosi dan gangguan perilaku. Skizofrenia dapat disebabkan oleh
banyak faktor yaitu faktor genetik, neurologis maupun faktor psikologisnya.
Seseorang yang mengalami skizofrenia biasanya mereka sering berhalusinasi,
waham dan disorganisasi bicara maupun perilaku. Hal yang dapat dilakukan untuk
menangani seseorang dengan skizofrenia bisa menggunakan beberapa jenis obat
maupun beberapa terapi. Oleh karena itu disinilah peran perawat sangat
berpengaruh dalam kesembuhan seseorang dengan skizofrenia.
3.2 Saran
1. Sebagai perawat kita harus melakukan pendekatan kepada keluarga pasien dan
memberikan edukasi tentang skizofrenia sehingga dapat menunjang kesembuhan
pasien skizofrenia tersebut.
2. Keluarga pasien seharusnya lebih caring kepada pasien agar pasien lebih
merasa aman dan nyaman sehingga hal tersebut akan berdampak pada psikologis
yang akan menunjang kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA