Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu :

Muh. Army, SE.,M.AK.

Oleh:

UMMU KALTSUM
90400117106
ANNISA FAISAL
90400117089
IRMA TRIYANI YAHYA
90400117095
AWANDA
90400117107
AINUL FIKRI HAMSIR
90400117103
JURUSAN AKUNTANSI

FAKTULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya

Menurut Supriyono, Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan


dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan.
Menurut Henry Simamora, Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi
organisasi.
Menurut Mulyadi, Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis  yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen
kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di
saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi (Hansen
dan Mowen. Biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi.
Besarnya biaya diukur moneter Biaya menurut carter and Usry (biaya adalah nilai tukar,
pengeluaran atau pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Biaya (cost) dan beban (expense)
adalah berbeda, setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban. contohnya:
aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
a. Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi, Biaya digolongkan sebagai berikut;


1. Menurut Objek Pengeluaran. Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling
sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan  singkat mengenai suatu objek pengeluaran,
misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya telepon”.
2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok,
yaitu: (1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat
digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik. (2). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. (3).
Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji
personalia, dll.
3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan, yaitu: (1).
Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-
satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk,
biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. (2). Biaya
Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan
biaya overhead pabrik.
4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, biaya dibagi
menjadi 4, yaitu (1). Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu,
contohnya; gaji  direktur produksi. (2). Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah
totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas,
contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. (3). Biaya Semi Variabel, biaya
yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik
yang digunakan. (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu; (1). Pengeluaran Modal
(Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada
periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode
akuntansi yang akan datang. (2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure),
pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana
pengeluaran itu terjadi.

b. Biaya Pemasaran

Menurut Mulyadi, Biaya pemasaran dalam arti sempit dibatasi artinya sebagai biaya
penjualan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Sedangkan biaya
pemasaran dalam arti luas meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi
dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang
tunai.
Menurut Hansen & Mowen, Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk
memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual, biaya iklan, biaya
pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan.

Menurut Henry Simamora, Biaya pemasaran atau penjualan (Marketing Cost) meliputi


semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat pesanan pelanggan dan menyerahkan produk atau
jasa ke tangan pelanggan.

c. Penggolongan Biaya Pemasaran

Mulyadi,menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua golongan, yaitu: (1). Order Getting


Cost  (Biaya untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha
untuk memperoleh pesanan. Contohnya; biaya gaji dan wiraniaga, komisi penjualan, advertensi
dan promosi. (2). Order Filling Cost (Biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan dalam rangka mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen.
Contohnya; biaya pergudangan, biaya pengangkutan dan biaya penagihan.

d. Biaya Promosi
Menurut Phillip Kotler dialih bahasakan Benyamin Molan, Biaya promosi adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk promosi.
Menurut Henry Simamora, Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan
perusahaan ke dalam promosi untuk meningkatkan penjualan.
Biaya Layanan Konsumen
Menurut Phillip Kotler, biaya layanan konsumen adalah sekumpulan biaya yang
dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa tersebut.
Menurut E. Jerome Mc.Carthy dialihbahasakan Gunawan Hutauruk, biaya layanan
konsumen adalah jenis-jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan.

Metode Pembebanan Biaya

Dari ketiga metode tersebut, penelusuran langsung merupakan metode yang


paling akurat; metode ini bergantung pada hubungan kausal yang dapat diamati secara
fisik. Penelusuran penggerak berlangsung pada faktor-faktor kausal, yaitu penggerak
(driver), untuk membebankan biaya ke objek biaya. Keakuratan penelusuran
penggerak tergantung pada kualitas hubungan kausal yang digambarkan oleh
penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas hubungan kausal jauh
lebih besar biayanya dibanding penelusuran langsung atau alokasi. Alokasi
merupakan metode yang paling mudah dilakukan dan biayanya paling rendah. Namun
alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah
dan penggunaannya juga harus diusahakan seminimal mungkin.

Menurut Hansen dan Mowen (2007), ada tiga metode pembebanan biaya, antara lain:
1.         Direct Tracing (Penelusuran Langsung)
Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan
membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek biaya. Penelusuran
pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya
biaya untuk membuat sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga
kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan biaya
atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa
listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.
2.         Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)
Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor yang
menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebab-akibat
dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika
dibandingkan dengan metode penelusuran langsung.
3.         Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan kausal
secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan untuk membebankan
biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui penggerak (driver). Sebagai akibat dari
tidak adanya hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya
tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.

B. Biaya Produk dan Jasa


Output mewakili salah satu objek biaya terpenting. Terdapat dua jenis output: barang dan
jasa.
- Produk adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan baku dengan
menggunakan tenaga kerja dan sumber daya produksi tidak langsung seperti pabrik,
tanah, dan mesin. Televisi, hamburger, mobil, computer, pakaian, dan furniture adalah
contoh-contoh produk
- Jasa adalah pekerjaan atau aktivitas yang dilaksanakan bagi seorang pelanggan atau
sebuah aktivitas yang dilakukan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk
atau fasilitas perusahaan. Berbagai jenis asuransi, perawatan medis, upacara pemakaman,
dan akuntansi adalah contoh dari aktivitas jasa yang dilakukan bagi para pelanggan.
Penyewaan mobil, penyewaan video, dan ski adalah contoh dari jasa yang memberikan
hak para pelanggan untuk menggunakan produk atau fasilitas perusahaan.
Perusahaan yang memproduksi barang disebut dengan perusahaan manufaktur. Perusahaan yang
menyediakan jasa disebut dengan perusahaan jasa. Manajer-manajer untuk kedua jenis
perusahaan tersebut harus mengetahui besarnya biaya dari setiap produk atau jasa. Jasa berbeda
dengan barang dalam beberapa hal, meliputi poin-poin berikut ini:

- Jasa bersifat tak berwujud. Pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau
membaui jasa sebelum dibeli.
- Jasa tidak bersifat tahan lama: Jasa tidak dapat disimpan untuk digunakan konsumen di
masa depan, tetapi harus dikonsumsi saat sedang berlangsung. Penilaian persediaan,
sangat penting untuk barang, tetapi tidak menjadi masalah untuk jasa. Dengan kata lain,
karena perusahaan jasa tidak memproduksi dan menjual barang sebagai bagian dari
operasi rutin mereka maka perusahaan jasa tidak memiliki asaet dalam bentuk persediaan
dalam laporan posisi keuangan.
- Jasa membutuhkan kontak langsung antara penyedia jasa dan pembeli: pemeriksaan
mata, misalnya, mengharuskan pasien dan optometris (ahli optometri) untuk bertemu
muka. Namun produsen barang tidak harus berhubungan langsung dengan pembeli
produknya. Oleh karena itu, para pembeli mobil tidak pernah diharuskan untuk
berhubungan langsung dengan para teknisi dan pekerja lini perakitan yang meproduksi
mobil tersebut.

Menentukan Biaya Produk

Biaya produk (product cost) atau biaya produksi adalah biaya-biaya, baik langsung maupun tidak
langsung, yang digunakan untuk memproduksi barang di perusahaan manufaktur atau untuk
memperoleh suatu barang di perusahaan dagang sehingga barang tersebut tersedia untuk dijual.
Oleh karena itu, hanya biaya-biaya yang terdapat pada bagian produksi dari rantai nilai (value
chain) yang dimasukkan sebagai biaya produksi. Fitur penting dari biaya produk adalah bahwa
biaya-biaya tersebut akan dimasukkan ke dalam persediaan. Biaya-biaya produk pada awalnya
ditambahkan kea kun persediaan dan tetap dipersediaan sampai persediaan tersebut dapat dijual,
yaitu pada waktu persediaan dipindahkan ke beban pokok penjualan (cost of goods sold) selain
itu, biaya produk dapat dibagi menjadi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik, yang merupakan tiga elemen biaya yang dapat dibebankan ke produk untuk
pelaporan keuangan eksternal (misalnya persediaan atau beban pokok penjualan).

- Bahan Baku Langsung (direct materials) adalah bahan baku yang menjadi bagian dari
produk akhir dan dapat ditelusuri secara langsung ke barang-barang yang diproduksi.
- Tenaga Kerja Langsung (direct labor) adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara
langsung ke barang-barang yang diproduksi. Observasi secara fisik dapat digunakan
untuk memproduksi barang.
- Overhead Pabrik (manufacturing overhead), semua biaya produk selain bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung diklasifikasikan sebagai overhead pabrik.
Total Biaya Produk, adalah penjumlahan dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik:

Total Biaya Produk = Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik

Biaya produksi per unit adalah total biaya produk dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Total Biaya Produk


Biaya Produk per Unit =
Jumlah Unit yang Diproduksi

Biaya Periodik (Period Cost )


Biaya produksi adalah asset yang nilainya dimasukkan dalam persediaan sampai barang
tersebut dapat dijual. Terdapat biaya-biaya lain saat menjalankan perusahaan yang dikenal
dengan istilah biaya periodic (period cost). Biaya ini tidak dimasukkan dalam persediaan.
Oleh karena itu, biaya periodic adalah semua biaya yang tidak termasuk sebagai biaya
produk (yaitu biaya dari semua bagian dari rantai nilai, kecuali bagian produksi).

Biaya periodik tidak dapat dibebankan ke produk atau muncul sebagai bagian dari nilai
persediaan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. Sebaliknya, biaya periodic
umumnya akan menjadi beban dalam periode terjadinya. Namun, jika biaya periodic
diharapkan memberikan manfaat ekonomis (yaitu, pendapatan) melebihi tahun depan, maka
biaya periodic tersebut dicatat sebagai asset (yaitu, dikapitalisasi) dan dialokasikan ke beban
melalui penyusutan sepanjang masa manfaatnya. Biaya periodic sering dimasukkan sebagai
biaya penjualan dan biaya administrasi.
- Biaya Penjualan (Selling Cost), biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
mendistribusikan, dan memberikan layanan purnajual sebuah produk atau jasa disebut
dengan biaya penjualan (selling cost)
- Biaya Administrasi (Administrative Cost), semua biaya perusahaan yang berkaitan
dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum yang tidak dapat Anda
bebankan sebagai biaya penjualan atau produksi disebut dengan biaya administrasi.

C. Menyusun Laba Rugi Pada Perusahaan Manufaktur Dan Jasa


a. Perusahaan Jasa

   Penyusunan Laporan Laba Rugi


1.      Laporan Keuangan Eksternal
Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya diklasifikasikan berdasarkan
fungsi. Ketika menyusun laporan laba-rugi , biaya produksi dipisahkan dari biaya penjualan
dan administrasi. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai harga pokok
produk, sedangkan biaya penjualan dan administrasi dipandang sebagai biaya periode. Jadi,
biaya produksi yang melekat pada produk yang terjual diakui sebagai beban (harga pokok
penjualan) pada laporan laba-rugi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang belum
terjual dilaporkan sebagai persediaan di neraca. Beban penjualan dan administrasi dianggap
sebagai biaya periode dan harus dikurangi setiap periode sebagai beban dan hal ini tidak
tampak pada neraca.

Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa


Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan
dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang
jadi karena tidak mungkin perusahaan menyimpan jasa. Jadi, kaau dibandingkan dengan
perusahaan manufaktur biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi.
Selain itu harga pokok penjualan jasa selama suatu periode (sama dengan harga pokok produksi)
dapat dihitung dengan format yang sama dengan ilustrasi yang terlihat diatas. Barang dalam
proses merupakan hal yang mungkin bagi produk jasa. Seaai contoh seorang arsitek mungkin
memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi memiliki beberapa pasien dengan
berbagai tahap proses pemansangan kawat gigi.
b. Perusahaan Manufaktur
Laporan laba rugi: perusahaan manufaktur
Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur
ditunjukkan pada contoh berikut ini:

Harga pokok produksi (COGM) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Perincian dari pembebanan
ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi. Contoh
daftar pendukung untuk laporan laba rugi pada tampilan seperti diatas ditunjukkan pada ilustrasi
seperti berikut ini:
Barang dalam proses (WIP) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam
produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam roses awal terdiri atas unit yang diselesaikan
sebagian dan telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir terdiri atas unit yang ada
pada akhir periode. Dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian
dilaporkan sebagai biaya barang dalam proses awal dan biaya barang pada proses akhir. Biaya
barang dalm proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat dari periode sebelumnya,
sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akna dicatatat
pada periode selanjutnya. Pada kedua kasus, tambahan biaya manufaktur harus dikeluarkan untuk
menyelesaikan unit-unit barang dalam proses.
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan
pemasukan biaya absorbsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan pada produk.
Beban memiliki dua kategori fungsional utama yaitu: harga pokok penjualan dan beban operasi.
Setiap kategori tersebut berhubungan dengan beban mannufaktur dan non manufaktur perusahaan.
Harga pokok penjualan (COGS) adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung HPP, pertama-tama harga pokok produksi
perlu ditentukan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Meskipun metode tradisional lebih mudah diaplikasikan karena hanya menjumlahkan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, tetapi perhitungan tersebut kurang tepat
untuk menghitung  Cost Of Goods Manufactured  karena tidak mencerminkan  konsumsi
sumberdaya secara lengkap dan akurat dalam proses produksinya.

DAFTAR PUSTAKA

Daljono. (2004). Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok & Pengendalian. Edisi 2.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hansen, Don. R., Maryanne M. Mowen. (2007). Managerial Accounting (8th Edition).
Thomson South-Western.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar  Bahasa Indonesia dalam
Jaringan. www.kbbi.web.id. (Diakses 11 Oktober 2014).
Martusa, Riki., Stephanus Ryan Darma., Verani Carolina. (2010). Peranan Metode
Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Of Goods Manufactured.
Morse, Wayne J., James R. Davis dan A. L. Hartgraves. (1991). Management
Accounting. South-Western Pub. Co.
Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Aditya Media.

Tunggal, Amin Widjaja. (1995). Activity-Based Costing: Untuk Manufakturing dan


Pemasaran. Jakarta: Harvarindo.

Anda mungkin juga menyukai