Pengertian Biaya
Pengertian Biaya
Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu :
Oleh:
UMMU KALTSUM
90400117106
ANNISA FAISAL
90400117089
IRMA TRIYANI YAHYA
90400117095
AWANDA
90400117107
AINUL FIKRI HAMSIR
90400117103
JURUSAN AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi (Hansen
dan Mowen. Biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi.
Besarnya biaya diukur moneter Biaya menurut carter and Usry (biaya adalah nilai tukar,
pengeluaran atau pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Biaya (cost) dan beban (expense)
adalah berbeda, setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban. contohnya:
aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
a. Penggolongan Biaya
b. Biaya Pemasaran
Menurut Mulyadi, Biaya pemasaran dalam arti sempit dibatasi artinya sebagai biaya
penjualan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Sedangkan biaya
pemasaran dalam arti luas meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi
dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang
tunai.
Menurut Hansen & Mowen, Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk
memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual, biaya iklan, biaya
pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan.
d. Biaya Promosi
Menurut Phillip Kotler dialih bahasakan Benyamin Molan, Biaya promosi adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk promosi.
Menurut Henry Simamora, Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan
perusahaan ke dalam promosi untuk meningkatkan penjualan.
Biaya Layanan Konsumen
Menurut Phillip Kotler, biaya layanan konsumen adalah sekumpulan biaya yang
dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa tersebut.
Menurut E. Jerome Mc.Carthy dialihbahasakan Gunawan Hutauruk, biaya layanan
konsumen adalah jenis-jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen (2007), ada tiga metode pembebanan biaya, antara lain:
1. Direct Tracing (Penelusuran Langsung)
Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan
membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek biaya. Penelusuran
pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya
biaya untuk membuat sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga
kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan biaya
atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa
listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.
2. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)
Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor yang
menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebab-akibat
dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika
dibandingkan dengan metode penelusuran langsung.
3. Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan kausal
secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan untuk membebankan
biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui penggerak (driver). Sebagai akibat dari
tidak adanya hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya
tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.
- Jasa bersifat tak berwujud. Pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau
membaui jasa sebelum dibeli.
- Jasa tidak bersifat tahan lama: Jasa tidak dapat disimpan untuk digunakan konsumen di
masa depan, tetapi harus dikonsumsi saat sedang berlangsung. Penilaian persediaan,
sangat penting untuk barang, tetapi tidak menjadi masalah untuk jasa. Dengan kata lain,
karena perusahaan jasa tidak memproduksi dan menjual barang sebagai bagian dari
operasi rutin mereka maka perusahaan jasa tidak memiliki asaet dalam bentuk persediaan
dalam laporan posisi keuangan.
- Jasa membutuhkan kontak langsung antara penyedia jasa dan pembeli: pemeriksaan
mata, misalnya, mengharuskan pasien dan optometris (ahli optometri) untuk bertemu
muka. Namun produsen barang tidak harus berhubungan langsung dengan pembeli
produknya. Oleh karena itu, para pembeli mobil tidak pernah diharuskan untuk
berhubungan langsung dengan para teknisi dan pekerja lini perakitan yang meproduksi
mobil tersebut.
Biaya produk (product cost) atau biaya produksi adalah biaya-biaya, baik langsung maupun tidak
langsung, yang digunakan untuk memproduksi barang di perusahaan manufaktur atau untuk
memperoleh suatu barang di perusahaan dagang sehingga barang tersebut tersedia untuk dijual.
Oleh karena itu, hanya biaya-biaya yang terdapat pada bagian produksi dari rantai nilai (value
chain) yang dimasukkan sebagai biaya produksi. Fitur penting dari biaya produk adalah bahwa
biaya-biaya tersebut akan dimasukkan ke dalam persediaan. Biaya-biaya produk pada awalnya
ditambahkan kea kun persediaan dan tetap dipersediaan sampai persediaan tersebut dapat dijual,
yaitu pada waktu persediaan dipindahkan ke beban pokok penjualan (cost of goods sold) selain
itu, biaya produk dapat dibagi menjadi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik, yang merupakan tiga elemen biaya yang dapat dibebankan ke produk untuk
pelaporan keuangan eksternal (misalnya persediaan atau beban pokok penjualan).
- Bahan Baku Langsung (direct materials) adalah bahan baku yang menjadi bagian dari
produk akhir dan dapat ditelusuri secara langsung ke barang-barang yang diproduksi.
- Tenaga Kerja Langsung (direct labor) adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara
langsung ke barang-barang yang diproduksi. Observasi secara fisik dapat digunakan
untuk memproduksi barang.
- Overhead Pabrik (manufacturing overhead), semua biaya produk selain bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung diklasifikasikan sebagai overhead pabrik.
Total Biaya Produk, adalah penjumlahan dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik:
Total Biaya Produk = Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik
Biaya produksi per unit adalah total biaya produk dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Biaya periodik tidak dapat dibebankan ke produk atau muncul sebagai bagian dari nilai
persediaan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. Sebaliknya, biaya periodic
umumnya akan menjadi beban dalam periode terjadinya. Namun, jika biaya periodic
diharapkan memberikan manfaat ekonomis (yaitu, pendapatan) melebihi tahun depan, maka
biaya periodic tersebut dicatat sebagai asset (yaitu, dikapitalisasi) dan dialokasikan ke beban
melalui penyusutan sepanjang masa manfaatnya. Biaya periodic sering dimasukkan sebagai
biaya penjualan dan biaya administrasi.
- Biaya Penjualan (Selling Cost), biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
mendistribusikan, dan memberikan layanan purnajual sebuah produk atau jasa disebut
dengan biaya penjualan (selling cost)
- Biaya Administrasi (Administrative Cost), semua biaya perusahaan yang berkaitan
dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum yang tidak dapat Anda
bebankan sebagai biaya penjualan atau produksi disebut dengan biaya administrasi.
Harga pokok produksi (COGM) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Perincian dari pembebanan
ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi. Contoh
daftar pendukung untuk laporan laba rugi pada tampilan seperti diatas ditunjukkan pada ilustrasi
seperti berikut ini:
Barang dalam proses (WIP) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam
produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam roses awal terdiri atas unit yang diselesaikan
sebagian dan telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir terdiri atas unit yang ada
pada akhir periode. Dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian
dilaporkan sebagai biaya barang dalam proses awal dan biaya barang pada proses akhir. Biaya
barang dalm proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat dari periode sebelumnya,
sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akna dicatatat
pada periode selanjutnya. Pada kedua kasus, tambahan biaya manufaktur harus dikeluarkan untuk
menyelesaikan unit-unit barang dalam proses.
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan
pemasukan biaya absorbsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan pada produk.
Beban memiliki dua kategori fungsional utama yaitu: harga pokok penjualan dan beban operasi.
Setiap kategori tersebut berhubungan dengan beban mannufaktur dan non manufaktur perusahaan.
Harga pokok penjualan (COGS) adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung HPP, pertama-tama harga pokok produksi
perlu ditentukan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Meskipun metode tradisional lebih mudah diaplikasikan karena hanya menjumlahkan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, tetapi perhitungan tersebut kurang tepat
untuk menghitung Cost Of Goods Manufactured karena tidak mencerminkan konsumsi
sumberdaya secara lengkap dan akurat dalam proses produksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Daljono. (2004). Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok & Pengendalian. Edisi 2.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hansen, Don. R., Maryanne M. Mowen. (2007). Managerial Accounting (8th Edition).
Thomson South-Western.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Jaringan. www.kbbi.web.id. (Diakses 11 Oktober 2014).
Martusa, Riki., Stephanus Ryan Darma., Verani Carolina. (2010). Peranan Metode
Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Of Goods Manufactured.
Morse, Wayne J., James R. Davis dan A. L. Hartgraves. (1991). Management
Accounting. South-Western Pub. Co.
Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Aditya Media.