Tugas Tutorial 1 Yusalfida Andika PDF
Tugas Tutorial 1 Yusalfida Andika PDF
NIM : 856445841
TTM :1
Pertumbuhan merupakan proses perubahan fisik atau tubuh pada manusia yang bersifat evolusi
dan hanya pada batas waktu tertentu.Pertumbuhan sebagai hasil proses pematangan fungsi-
fumgsi fisik.
Contoh dari pertumbuhan misalnya perubahan tinggi badan, berubahnya berat badan, semakin
sempurnanya syaraf,dan organ-organ pada manusia. Perubahan dimensi serta
perubahan dalamsifat-sifatjasmaniah dari kekuatan dan kapasitas otot pada
tubuh. Pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari keadaan sederhana
sampai pada keadaan yang kompleks.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada manusia dapat mencakup pertumbuhan biologis.Misalnya
pertumbuhan otot,otak.tulang,serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman
pandangan mata dan berkurangmya kekuatan-kekuatan otot.
2. Perkembangan Kognitif
Perkambangan kognitif pada manusia mencakup perubahan-perubahan dalam berfikir,
kemampuan berbahasa yang terjadi melalui proses belajar.
3. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas
pribadi individu yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman,
dan gurunya.
1. Teori psikodinamika
Teori ini dipelpopori oleh Sigmund Freud (1856-1939). Menurut teori ini, tingkah laku
manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasia dalam pikiran, yang sering tanpa disadari
oleh individu. Bagi Freud ketidak sadaran merupakan bagian dari pikiran yang terletak diluar
kesadraan yang umum dari berisi dorongan-dorongan instingktual. Berdasarkan pada ide-ide
tentang tingkah laku manusia, Freud kemudian membedakan kepribadian manusia atas tiga
unit mental struktur psikis berikut:
a. Id; merupakan aspek biologis kepribadian karena berisikan unsur-unsur biologis,
termasuk didalamnaya dorongan-dorongan dan impuls-impuls instinktif yang lebih dasar
(lapar, haus, seks, dan agresi).
b. Ego; merupakan aspek psikologi kepribadian karena timbul dari kebutuhan organisme
untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara kebutuhan
instinktif organisme dengan keadaan linkungan.
c. Superego; aspek aksiologi kepribadian karena merupakan wakil nilai-nilai tradisional dan
cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya melalui
berbagai perintah dan larangan.
2. Teori Behavioristik
Behavioristik merupakan aliran dalam pembahasan tingkah laku manusia yang dikembangkan
oleh Jhon B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada tahun 1930, ebagai
reaksi atas teori psikodinamika. Menurut teoritikus behavioristik, manusia sepenuhnya adalah
manusia yang reaktif, yang tingkah lalakunaya dikontrol oleh factor-faktor dari luar.
3. Teori Humanistik
Teori ini muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamiak
dan behavioristik. Para teoitikus humanistik, seprti Carl Rogers (1902-1987) dan Abraham
Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat diperjelaskan sebagai
hasil dari konflik-konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil pengondisian
(conditioning) yang sederhana.
4. Teori psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal merupakan pengembangan psikologi humanistik. Aliran ini disebut
aliran keempat psikologi S.I Shapapiro dan Denise H. Lojoie (1992). Mengembangkan
psikologi.
5. Teori Nativisme (Teori yang Berorientasi pada Biologis)
Aliran ini bertolak belakang dari lebnitzian traditional yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Tokoh utama (plopor) aliran ini
adalah Athur Schopenhaur dari Jerman (1788-1860). Tokoh lain seperti J.J.Rousseau, seorang
ahli filsafat dan pendedekan dari Prancis. Teori nativisme mengemukakan bahwa abak yang
ahir dilengkapi pembawaan bakat yang alami, dan pembawaan (natives = pembawaan) inilah
yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak.
6. Aliran Empirisme (Teori Lingkungan)
Aliran empirisme bertentangan dengan paham aliran nativisme. Nativisme (empiri =
pengaaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensi bawaan manusia. Dengan
demikian dapat dipahami seorang pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan
belajar peserta didiknya.
7. Teori Konvergensi
Aliran ini berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju suatu titik pertemuan. Aliran
ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun
lingkungan, kedua-duaduanya memainkan peranan penting. Perintis aliran ini adalah Wiliam
Sterrn (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat baha anak
dilahirkan didunia pembawaan baik mapun pembawaan buruk. Bakat anak tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
TUGAS TUTORIAL 1
NIM : 856445841
TTM :1
• Pada usia sekolah menengah, anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen.
• Sebagai pendidik, Anda perlu menghayati tahapan perkembangan yang terjadi pada siswa
sehingga dapat mengerti segala tingkah laku yang ditampakkan siswa. Misalnya, pada siswa usia
sekolah menengah suasana hati yang semula riang gembira bisa secara mendadak berubah
menjadi rasa sedih.
Ø Perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada
masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya.
Ø Pada usia 11 – 12 tahun tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda.
Ø Pada usia 12 – 13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan
dengan anak laki-laki.
Ø Perubahan yang sangat cepat dalam tinggi ini tidak berjalan sejajar dengan kekuatan dan
keterampilannya.
Ø Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat pada masa remaja juga terjadi
perkembangan seksual yang cepat pula.
Ø Perkembangan seksual ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder.
Ø Pada awal masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami
mimpi basah.
Ø Ciri-ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan,
berubahnya suara ( terutama pada remaja laki-laki ), membesarnya buah dada pada remaja
perempuan, dan tumbuhnya jakun pada remaja laki-laki.
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan) dalam diri
individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu : Perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis,
progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis. Suatu pendapat lain yang
berdasarkan atas keadaan psikologis terutama perkembangan intelektual adalah pendapat Piaget
Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Kelas Tinggi SD Berdasarkan pengamatan, sikap egosentris
atau menang sendiri juga masih sangat terlihat pada individu anak. Dalam pembelajaran kelompok,
anak masih kurang bisa bekerja sama dan menerima pendapat orang lain. Pemilihan kelompok juga
berdasar pada kedekatan dan kecocokan. Anak cenderung tidak mau satu kelompok dengan anak
lain yang bukan teman dekatnya. Masa sekolah yaitu fase antara usia 6-12 tahun, sering juga disebut
masa kanak-kanakakhir atau masa bermain (Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002:97). Karena
pada masa ini perkembangan sosial anak yang nampak sangat menonjol, perkembangan sikap
sosialpada masa ini juga ditandai dengan mulai hlangnya sikap egosentris yang kemudin berubah
pada orientasi sosial. Pada masa ini, dengan perkembangan penalarannya, anak mulai tahu bahwa
ungkapan emosional yang berlebihan merupakan hal yang kurang baik, dan secara sosial tidak dapat
diterima oleh teman-teman sebaya maupun keluarga, sehingga perkembangan yang nampak adalah
anak mulai belajar untuk mengendalikan ungkapanungkapan emosi yang bersifat negatif dan
cenderung untuk mulai mengungkapkan emosi yang menyenangkan. Pertumbuhan Fisik serta
Perkembangan Intelektual dan Emosional
• Pada usia sekolah menengah, anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen.
• Sebagai pendidik, kita perlu menghayati tahapan perkembangan yang terjadi pada siswa
sehingga dapat mengerti segala tingkah laku yang ditampakkan siswa. Misalnya, pada siswa usia
sekolah menengah suasana hati yang semula riang gembira bisa secara mendadak berubah menjadi
rasa sedih.