Nama kelompok:
Kelas: Akuntansi A3
Tugas!
Bagi pecinta kopi yang biasa melancong ke Bandung tentu tahu toko Kopi Aroma. Ini
salah satu tujuan wisata khas Bandung yang sering menjadi pusat oleh-oleh bagi turis
yang mengunjungi Bandung. Outletnya selalu penuh dan antri. Kopi Aroma memang
bukan merek besar seperti Nescafe atau Kapal Api, namun merupakan merek heritage
di Bandung yang sukses bertahan hingga lebih dari lima puluh tahun.
Adalah generasi kedua pemilik yang punya jasa merevitalisasi Kopi Aroma sehingga
bisa eksis sampai sekarang. "Sejak tahun 1971 saya mengambil alih pengelolaan bisnis
kopi ini dari orang tua saya. Saya tetap mempertahankan keaslian produknya," ungkap
Widya Pratama, pemilik dan direktur Kopi Aroma. Widya mengenang, saat dirinya lahir
-- ketika itu usia ayahnya sudah 53 tahun - bisnis kopi Aroma di Bandung nyaris
tumbang. "Antara 1966 hingga 1970 toko ini hidup tidak tapi mati juga tidak," Widya
mengisahkan.
Namun sejak ditugaskan mengelola bisnis keluarga ini, Widya bekerja keras untuk
membangkitkannya. Ia belajar mengenali seluk-beluk bisnis kopi keluarganya dari A
sampai Z. "Saya harus menguasai ilmu dari mulai menanam kopi sampai bagimana
kopi itu diminum," kenangnya. Ia bahkan secara khusus juga belajar ilmu kopi ke
Singapura. Dari situ Widya berhasil mengembangkan dan memasarkan dua jenis kopi
andalan, kopi robusta dan arabika. "Biji kopi arabika saya datangkan dari Aceh, Medan,
Toraja, Flores, Bajawa, Pangalengan dan Ciwidey. Sementara biji kopi robusta berasal
dari Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Temanggung dan Wonosobo," Widya
menjabarkan.
Salah satu ciri yang ia kembangkan, hingga kini Kopi Aroma tidak melibatkan bahan
kimia dalam proses produksi. Pihaknya hanya mengandalkan pupuk kandang untuk
mendapatkan biji kopi terbaik, bekerjasama dengan para petani kopi. "Bukan hanya itu,
kami tetap mengontrol ke kebun agar produk kopi memiliki keunggulan. Sebelum dijual
kepada konsumen, biji kopi harus disimpan selama 5 sampai 8 tahun dan kemudian
dijemur. Proses giling dan sangrai juga masih pakai alat tradisional," lanjutnya.
Untuk promosi produk, kini Widya masih mengandalkan cara offline dengan melalui
outletya kuno. "Saya masih mempertahankan bangunan gaya Belanda peninggalan
orang tua. Walaupun masih dengan cara lama, tapi terbukti tempat penjualan tak
pernah surut. Agar semua kebagian, saya membatasi tiap konsumen maksimal hanya
boleh beli 5 kilogram," kiat Widya. Pihaknya tidak mengandeng agen untuk perluasan
penjualan. Selama ini Kopi Aroma memang menjadi langganan para artis dan pejabat
yang mencari oleh-oleh di Bandung.
Widya punya prinsip, berbisnis tak boleh rakus dalam meraih keuntungan. "Sebuah
bisnis yang baik harus bisa membuat masyarakat merasakan manfaat positifnya.
Dengan proses produksi kopi cara kita, dijamin produk kopi kita akan menyehatkan,
para petani pemasok kita juga bisa hidup," katanya. Soal omset, Widya tidak
memasang target tinggi. "Yang penting bisnis ini terus hidup, berguna dan barokah,"
pungkas Widya. (Reportase: Akbar Kemas)
https://swa.co.id/swa/profile/profile-entrepreneur/gaya-widya-pratama-orbitkan-kembali-
kopi-aroma
ANALISIS SWOT
a) Strenght (Kekuatan)
Berikut ini adalah kekuatan dari bisnis Kopi Aroma Widya Pratama, yaitu sebagai
berikut:
1. Tersedianya berbagai paket teknologi dari mulai pra panen, panen dan pasca panen
yang telah dikembangkan ke masyarakat petani pekebun.
2. Keahlian dalam cita rasa Indonesia (rasa yang enak dan lezat)
7. Terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa kopi yang sesuai dengan
konsumen.
9. Kopi aroma tidak melibatkan bahan kimia dalam proses produksi dan hanya
mengandalkan pupuk kandang untuk mendapatkan biji kopi terbaik.
10. Tersedianya keragaman produk kopi baik dalam bentuk regular coffee atau specialty
coffee.
12. kualitas kopi dibuat dengan rasa cinta, keahlian, kesederhanaan, dan kejujuran
akan menghasilkan kepuasan konsumen.
b) Weakness (Kelemahan)
Berikut ini adalah kelemahan dari bisnis Kopi Aroma Widya Pratama, yaitu sebagai
berikut:
1. Promosi produksi masih menggunakan cara offline dengan melalui autletnya yang kuno.
5. Penerapan teknologi (agronomi, pasca panen, dan pengolahan) yang masih sangat
terbatas.
8. Terbatasnya ketersediaan lahan yang memadai dan kurangnya sarana dan prasarana yang
mendukung industri kopi.
c) Opportunities (Peluang)
Berikut ini adalah peluang dari bisnis Kopi Aroma Widya Pratama, yaitu sebagai berikut:
2. Segementasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena produk yang dihasilkan terus
menyesuaikan untuk dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda.
6. Perkembangan konsumsi kopi dunia (terutama negara importir) cukup baik sehingga
pasar dan permintaan baru akan terbuka.
d) Threats (Ancaman)
Berikut ini adalah ancaman dari bisnis Kopi Aroma Widya Pratama, yaitu sebagai
berikut:
1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi.
2. Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produk yang sama.