Dosis : 5 mg
I. PREFORMULASI
1.1 Nama Zat Aktif
A. Finasteride
1
=
2
Gambar.3 Struktur kimia sodium strach gycolate
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal 663)
3
Gambar.4 Struktur kimia microscrytalline 102 (Sumber : Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 6th ed, 2009, hal 129)
Pemerian = Serbuk kristal ,putih, tidak berbau, tidak
berasa, tersusun dari partikel yang berpori
– pori, dan higroskopis
Kegunaan = Pengisi tablet ( Dwiluent ) 20 – 90%
Pengikat tablet 20-90 %
Kelarutan = Sukar larut dalam larutan NaOH, praktis
tidak larut dalam air, asam encer, dan
sebagian besar larut dalam pelarut organik
pH = 6,0 – 8,0
Densitas = 0,28 – 0,33 g/ cm3
Aliran = 1,420 – 1,460 g / cm3
Kelembaban = Biasanya kurang dari 5% w/w dan bersifat
higroskopis
Stabilitas = Zat ini bersifat stabil pada suhu dan
kelembaban terjaga walaupun bersifat
higroskopis
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal
129)
4
panas
pH = 3,5 – 5,5
Densitas = 0,04 -0,12 gram / cm3
Sifat Aliran = Sangat baik ( karena memiliki ukuran yang
homogen dan kecil )
Kelembaban = Sangat higroskopis
Stabilitas Zat = Walaupun bersifat higroskopis tapi dapat
stabil dalam suhu terjaga, dan stabil dalam
pH 0 – 7,5. Tidak stabil bila ada senyawa
diethylstilbestrol .
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal 185)
F. Ca stearat
Struktur :
5
Aliran = Mudah mengalir
Kelembaban = Biasanya kurang dari 5% w/w dan bersifat
higroskopis
Stabilitas = Disimpan di sebuah sumur tertutup wadah
di tempat yang sejuk dan kering .
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal
545)
6
1. Finasteride digunakan dosis 5 mg karena merupakan dosis lazim
dalam terapi mengatasi pembengkakan kelenjar prostat.
2. Konsentrasi Sodium Starch Glycolate adalah 4 %, karena
konsentrasi yang digunakan sebagai zat penghancur adalah 2 –
8%. Zat ini ditambahkan untuk membantuk memperbaiki waktu
hancur. Konsentarsi minimal dipilih karena zat ini memiliki sifat
yang super Desintegran sehingga dengan penambahan kadar
minimal sudah dapat membantu tablet untuk hancur.
3. Microcel 102 yang ditambahkan adalah qs, penambahan zat ini
berfungsi sebagai zat pengisi dan pengikat tablet, karena
konsentrasi yang digunakan sebagai pengisi 20-90 % yang
bertujuan untuk menggenapi bobot tablet dan dapat mengikat
massa serbuk secara maksimal , selain itu Microsel yang dipilih
adalah microcel 102 yang memiliki laju alir yang lebih baik
dibandingkan mikrocel 101.
4. Aerosil yang digunakan adalah sebesar 1 %, konsenterasi yang
digunakan adalah konsentrasi maksimal dalam syarat zat sebagai
glidan ( 0,5 – 1 % ). Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari fungsi zat ini sebab metode yang
digunakan dalah metode kempa langsung yang sangat
bergantung terhadap formula pada laju alir tabletnya.
5. Ca stearat yang digunakan sebesar 1 % bertujuan sebagai
lubrikan ditambahkan dalam pembuatan sedian ini untuk
mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan
tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan
penarikan tablet.
III. PERHITUNGAN
A. Setiap Tablet Mengandung
Fase Luar : 2 %
1
Aerosil = x 50 mg=0,5 mg
100
7
1
Ca stearat = x 50 mg=0,5 mg
100
Fase dalam : (100-2)% = 98 %
98
= x 50 mg=49 mg
100
Finasteride = 5 mg
4
Sodium Starc Glycolat = x 49 mg=1,96 mg
100
Avicel 102 = 49 mg - (5 mg + 1,96 mg ) = 42,04mg
C. Jumlah Tablet.
Jumlah tablet yang akan diproduksi adalah 200.000.
B. Fase Luar :
Aerosil = 0,5 mg
Ca srearat = 0,5 mg
8
B. Fase Luar :
Aerosil = 0,5 mg x 200.000 =0,1 g
PEG 1000 = 0,5 mg x 200.000 =0,1 g
V. EVALUASI
5.1 Evaluasi yang Dilakukan.
5.1.1 Evaluasi Massa Siap Cetak.
A. Homogenitas.
Ayakan dengan nomor mesh 32, 40, 80, dan 120
disusun dari atas ke bawah, kemudian sebanyak 20 gram
serbuk ditimbang dan dimasukkan ke atas ayakan lalu
9
digoyangkan. Masing-masing serbuk yang tertinggal di
ayakan ditimbang kembali dan dihitung distribusi partikel
setiap ayakan.
C. Kompresibilitas.
Sampel berupa massa serbuk dimasukkan ke dalam
gelas ukur, kemudian diukur volumenya, dicatat sebagai
volume curah. Gelas ukur diletakkan di atas Jolting
volumeter, kemudian dimampatkan dengan diketuk
otomatis oleh alat hingga volume konstan, dicatat sebagai
voume mampat. Setelah itu kompresibilitas dan Rasio
Hausner dihitung.
(volume curah−volume mampat)
Kompresibilitas (%)=
volume curah
x100 %
Volume curah
Rasio Hausner =
Volume mampat
Syarat : Rasio Hausner = < 1,5
10
5.1.2 Evaluasi Tablet
A. Keseragaman Bobot.
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian bobot rata-
rata tiap tablet dihitung. Satu per satu tablet ditimbang.
Hasil dicatat.
B. Keseragaman Ukuran.
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian tebal dan
diameter tablet diukur satu persatu. Hasil dicatat.
Syarat : Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih
1
dari 3 kali dan kurang dari 1 tebal tablet
3
C. Kekerasan Tablet.
Sebanyak 4 tablet disiapkan. Tablet diletakkan pada
ujung alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada
bagian bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet
pecah. Skala yang dicapai pada tablet saat tepat hancur
dibaca dan dicatat.
Syarat : Bobot tablet < 300 mg = 4 – 7 kg/cm2
Bobot tablet > 500 mg = 5 – 12 kg/cm2
D. Friabilitas.
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih
dahulu. Tablet dimasukan ke alat Friabilator, waktu diatur
selama 4 menit pada kecepatan 25 rpm. Tablet-tablet
ditimbang kembali.
Syarat :< 0,8 %
Wo−Wt
f= ×100 %
Wo
11
E. Friksibilitas.
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih
dahulu. Tablet dimasukan ke alat Friksibility tester, waktu
diatur selama 4 menit pada kecepatan 25 rpm. Tablet-
tablet ditimbang kembali.
Syarat :< 1 %
Wo−Wt
f= ×100 %
Wo
F. Waktu Hancur.
Sebanyak 4 tablet disiapkan dan dimasukkan ke setiap
tube, lalu ditutup dengan penutup. Keranjang dinaik
turunkan dengan suhu 37oC, kemudian tablet yang terakhir
hancur diamati.
Syarat : Tablet tidak bersalut : < 15 menit
Tablet bersalut : < 30 menit
G. Uji Disolusi
Dimasukkan sejumlah volume Media disolusi
seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke
dalam wadah, pasang alat, dibiarkan Media disolusi hingga
suhu 37º±0,5º, dan angkat termometer. Tablet dimasukan
ke dalam alat dimana alat yang digunakan adalah alat yang
menggunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang
sebagai pengaduk dan hilangkan gelembung udara dari
permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada
laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada
tiap waktu yang dinyatakan, cuplikan diambil pada daerah
pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian
atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung,
tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan
seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
12
VI. KEMASAN DAN LABEL
1.1 Logo.
1.2 Label.
B. Kemasan sekunder
13
C. Brosur
14
A. Nama Dagang Obat (Merk Dagang).
Finasmastride 5 mg
Menunjukkan nama dagang dari produk tersebut.
B. Komposisi
Finasteride 5 mg
D. Kontra Indikasi.
Pasien dengan sejarah sensitivitas pada senyawa steroid,
hipersensitivitas terhadap finasteride atau komponen lain dalam
formulasi dan bagi wanita maupun ibu hamil.
E. Efek Samping.
Gairah seks menurun, impotensi, gangguan ejakulasi, bagian
dada terasa sakit saat disentuh.
F. Dosis.
Untuk Dewasa : 1 kali sehari 1 tablet.
(Menunjukkan dosis pemakaian atau aturan pakai per harinya).
G. Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering pada suhu kamar (15 – 25
o
C). Terhindar dari cahaya langsung dan jangkauan anak – anak.
H. Nama Perusahaan(Produsen)
PT. Alfinas Pharma
I. Mfg. Date.
Mei 2017
(Menunjukkan tanggal pembuatan produk).
J. Exp. Date
Mei 2020
15
(Waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukan batas
waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi, karena
diharapkan memenuhi spesifikasi yang diterapkan).
K. Nomor Batch.
RE 1403
R = Kode Nomor Batch untuk produk tahun 2017
Batch atau bets; sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu
yang seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu
perintah pembuatan tertentu.
Penandaan yang terdiri dari angka dan huruf atau gabungan
keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang
memungkinkan untuk penelusuran kembali riwayat lengkap
pembuatan bets tersebut, termasuk seluruh tahap produksi,
pengawasan dan distribusi.
L. Nomor Registrasi.
DKL 1720101210A1
Keterangan :
D = Menunjukan nama dagang
K = Golongan obat keras
L = Obat jadi produksi dalam negeri (Lokal)
17 = Tahun pendaftaran obat jadi
201 = Menunjukan nomer urut obat jadi
012 = Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh masing-
masing pabrik
10 = Menunjukkan bentuk sediaan obat jadi (tablet)
A = Sediaan obat jadi yang pertama disetuji
1 = Kemasan utama
16
VII. DAFTAR PUSTAKA
Niazi, Safaraz. 2004. Handbook of Pharmaceutical Formulation
Manufacturing Over the Counter, 5th Ed. London, New York,
Washington DC: CRC Press.
17