Anda di halaman 1dari 51

Syaharuddin Kasim

Fakultas Farmasi Unhas

SISTEM PENGAWASAN MUTU


DI INDUSTRI FARMASI
Outline Materi
Batasan Pengawasan Mutu

Tugas Utama Dep. QC

Tanggung Jawab Pengawasan Mutu

Persyaratan Lab QC sesuai CPOB

Program Stabilitas/Masa Edar


Batasan Pengawasan Mutu
• Pengawasan Mutu merupakan bagian yang
esensial dari CPOB untuk memberikan
kepastian bahwa produk secara konsisten
mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.
• Keterlibatan dan komitmen semua pihak
yang berkepentingan pada semua tahap
merupakan keharusan untuk mencapai
sasaran mutu mulai dari awal pembuatan
sampai kepada distribusi produk jadi.
Batasan Pengawasan Mutu

• Pengawasan Mutu mencakup pengambilan


sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk
pengaturan, dokumentasi dan prosedur
pelulusan yang memastikan bahwa semua
pengujian yang relevan telah dilakukan, dan
bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau
produk diluluskan untuk dijual, sampai
mutunya telah dibuktikan memenuhi
persyaratan.
Batasan Pengawasan Mutu
• Pengawasan Mutu tidak terbatas pada
kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat
dalam semua keputusan yang terkait dengan
mutu produk. Ketidaktergantungan
Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal
yang fundamental agar Pengawasan Mutu
dapat melakukan kegiatan dengan
memuaskan.
Tugas utama Dept. QC
• Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian,
kualitas dan keamanannya → pemeriksaan bahan awal
• Memastikan bahwa tahapan-tahapan proses produksi obat telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan →
Pengawasan selama proses Produksi (In Process Control/IPC)
• Memastikan bahwa semua pengawasan selama proses dan
pemeriksaan laboratorium terhadap suatu batch obat telah
dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan sebelum didistribusikan → Evaluasi prosedur produksi
dan pengkajian catatan produks
• Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu
peredaran yang telah ditetapkan → Program stabilitas
• Bagian/Departemen QC bertanggung jawab
terhadap pengawasan mutu obat melalui sistem
pengawasan yang terencana dan terpadu
• Bagian QC memiliki wewenang khusus untuk
memberikan keputusan akhir meluluskan atau
menolak atas mutu Bahan Awal, Bahan Kemas,
Produk Antara dan Produk Ruahan ataupun hal
lain yang mempengaruhi mutu obat.
Berdasarkan fungsi (c-GMP) –> Laboratory Based
Function
1. Pemeriksaan Bahan Awal
Bahan Awal
Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam
produksi obat

Bahan Baku
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang
berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan
obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam
produk ruahan

Bahan Pengemas
Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk
ruahan untuk menghasilkan produk jadi

Cara Pemeriksaan Bahan Awal


Lakukan Pemeriksaan visual atas SEMUA wadah yang diterima.
 Periksa: Surat jalan, PO/PR, Label, Nama bahan, No.
Batch/lot, Nama pabrik pembuat, No. wadah, Exp. date
 Periksa wadah: tidak rusak/peyok, tutup wadah, segel, label
(ada/tidak), tercium bau asing/tidak, basah/tidak
33
2. Pengawasan Selama Proses Produksi (IPC)

Definisi :
Pemeriksaan dan pengujian yang
dilembagakan dan dilaksanakan selama
proses pembuatan obat, termasuk
pemeriksaan dan pengujian terhadap
lingkungan dan peralatan

Tujuan :
Untuk mencegah terlanjur diproduksinya
obat yang tidak memenuhi spesifikasi.

34
Cara Pengawasan Selama Proses (IPC)
 Pengawasan dilakukan dengan cara
mengambil contoh, mengadakan
pemeriksaan dan pengujian terhadap
produk yang dihasilkan pada langkah-
langkah tertentu dari proses pengolahan.

 Pengawasan oleh bagian produksi 


untuk menjamin bahwa mesin dan
peralatan produksi serta proses yang
digunakan akan menghasilkan produk
yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan

34
Cara Pengawasan Selama Proses (IPC)

 Pengawasan oleh bagian QC  Untuk


meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan
pada tahap tertentu telah memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelum
dilanjutkan proses berikutnya.

 Bagian pengawasan mutu menentukan


apakah tahap lanjutan dari proses
pengolahan dapat dilaksanakan atau tidak
berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan.
Penimbangan Contoh
Metode cetak langsung Metode granulasi basah

Pengayakan Pencampuran awal

Pencampuran Granulasi
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pengayakan basah
- LOD/kadar air
Pengeringan granul
Cek IPC :
- kadar air
Pengayakan kering
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pencampuran akhir
- LOD/kadar air
Cek IPC :
Pencetakan tablet - Keseragaman kadar
Cek IPC : - Keragaman bobot
- Penampilan Pengemasan primer - Kekerasan
- Kebocoran - Kerapuhan
- Penandaan - Waktu hancur
Pengemasan sekunder
- Dissolusi
Cek IPC :
- Penampilan
Gudang - Kelengkapan
Obat Jadi - Penandaan

Alur Proses Pembuatan Tablet 35


Penimbangan Contoh
Pembuatan Tablet Inti
Film Coating Sugar Coating

Spraying of Lacquer Coating Seal Coating


Cek IPC :
- Keseragaman kadar Sugar White Coating
- Keragaman bobot
- Kerapuhan Coloring
- Waktu hancur
- Dissolusi Smoothing

Polishing

Cek IPC :
- Keseragaman kadar
Cek IPC : Pengemasan primer - Keragaman bobot
- Penampilan - Kerapuhan
- Kebocoran - Waktu hancur
- Penandaan Pengemasan sekunder
Cek IPC : - Dissolusi
- Penampilan
Gudang - Kelengkapan
Obat Jadi - Penandaan

Alur Proses Pembuatan Tablet Salut 36


Penimbangan Contoh
Pencampuran (mixing)

Cek IPC :
Penyaringan - Organoleptis
(filtrasi) - Kadar Zat Aktif
- pH
Cek IPC : Pengisian dan Penutupan botol - BJ
- Penampilan (filling & cropping) - Viskositas
- Kebocoran
- Volume Cek IPC :
Labelling - Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Pengemasan sekunder Cek IPC :
- Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Gudang
Obat Jadi

Alur Proses Pembuatan Syrup


37
Penimbangan Contoh
Pembuatan syrupus simplex Fase dispersi bahan aktif

Pelarutan gula Pencampuran bahan aktif

Penyaringan
Penghalusan (Colloid Mill)

Cek IPC :
- ukuran partikel

Cek IPC : Pencampuran akhir Cek IPC :


- Penampilan - Organoleptis
- Kebocoran - Kadar Zat Aktif
Pengisian dan Penutupan botol
- Volume (filling & cropping)
- pH
- BJ
Cek IPC : - Viskositas
- Penampilan Labelling
- Kelengkapan
- Penandaan Pengemasan sekunder Cek IPC :
- Penampilan
- Kelengkapan
Gudang - Penandaan
Obat Jadi

Alur Proses Pembuatan Suspensi 38


Contoh Soal Uji Kompetensi OSCE

Bila diketahui sediaan suspensi obat cacing


dosis 125 mg/5 ml (Bj 1,11); Berat botol
timbang kosong = 10,10 g dan Berat botol
timbang + suspensi = 10,70 g.

Tentukan volume terpindahkan dari sediaan


suspensi obat cacing dosis 125 mg/5 ml.

39
Tanggung Jawab Pengawasan Mutu

• membuat, memvalidasi dan menerapkan semua


prosedur pengawasan mutu,
• menyimpan sampel pembanding dari bahan dan
produk,
• memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan
dan produk,
• memastikan pelaksanaan pemantauan stabilitas dari
produk,
• ikut serta pada investigasi dari keluhan yang terkait
dengan mutu produk.
• dan lain-lain.
CARA BERLABORATORIUM PENGAWASAN MUTU
YANG BAIK (GOOD LABORATORY PRACTICES/GLP)

Persyaratan Lab. QC sesuai dengan CPOB


• Bangunan dan Fasilitas
• Personil
• Peralatan
• Pereaksi & Media Perbenihan
• Baku Pembanding
• Spesifikasi dan Prosedur Pengujian
• Hewan Pengujian
• Penandaan
1. Bangunan dan Fasilitas
Bangunan dan fasilitas Laboratorium Pengawasan Mutu
memenuhi persyaratan umum dan khusus untuk Pengawasan
Mutu yang disebutkan pada Bab 3 Bangunan dan Fasilitas.
• Ukuran laboratorium disesuaikan dgn jenis dan volume
kegiatan, jumlah peralatan dan personel laboratorium.
• Sebagai pedoman, luas lab = (jumlah personel x 10 – 20 ) m2.
• Tata ruang laboratorium diatur sesuai dgn jenis kegiatan dan
untuk mencegah kontaminasi
• Tersedia tempat khusus untuk pengujian: fisikokimia, biologi,
mikrobiologi dan pengujian radioisotop (jika ada).
• Ruang Mikrobiologi harus dilengkapi dengan HEPA filter (LAF)
Lay Out Laboratorium Pengawasan Mutu
Desain LAF – Vertical Flow
Persyaratan bangunan lab. QC
Persyaratan Bangunan & Fasilitas Lab. QC
Area Kerja Lab. QC
2. Personalia
• Personil Pengawasan Mutu hendaklah
memenuhi persyaratan umum yang diuraikan
pada Bab 2 Personalia.
• Tiap personil pengawasan mutu juga harus
memenuhi kualifikasi yang dapat dicakup
dalam uraian tugas masing-masing.
Contoh Struktur Organisasi di Lab. QC
3. Peralatan
Safety Shower & Pembasuh Mata Darurat
4. Pereaksi dan Media Perbenihan
• Setiap Penerimaan atau pembuatan pereaksi dan Media
Perbenihan harus dicatat dalam buku khusus.
• Harus dibuat PROTAP dan diberi LABEL KHUSUS
• Keterangan pada label :
• Nama Larutan Pentiter
• Konsentrasi
• Faktor Standardisasi
• Batas Waktu Penggunaan
• Tanggal standardisasi ulang, dan
• Kondisi Penyimpanan
• Untuk memastikan kesesuaian Media perbenihan maka
pada proses pembuatan Media Perbenihan, harus
digunakan kontrol positif dan kontrol negatif
5. Baku Pembanding
• Baku Pembanding terdiri dari: Baku Pembanding Primer,
Baku Pembanding Sekunder, dan Baku Kerja
• Baku Kerja dibuat dari Bahan Aktif yg telah dibakukan
terhadap Baku Pembanding Primer atau Baku pembanding
Sekunder
• Untuk UJI KUALITATIF, uji Baku Kerja Min. 6x pengulangan
dengan RSD < 2%
• Keterangan pada Label :
• Kadar
• Tanggal Pembuatan
• Tanggal Kedaluarsa
• Tanggal Pertama kali tutup wadah dibuka
• Kondisi penyimpanan
• Bahan Awal yg digunakan: Pilih Bahan Awal dgn
KADALUARSA TERPANJANG dan KEMURNIAN yg tinggi
sesuai dgn spesifikasi
6. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian
Spesifikasi :
• Harus terdapat spesifikasi untuk semua bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang
mencakup spesifikasi dan prosedur pengujian mengenai identitas,
kemurnian, mutu dan kadar/potensi.

Prosedur Pengujian:
• Seluruh prosedur pengujian harus ter-validasi
• Sesuai dengan dokumen registrasi
• Mencakup antara lain :
– Jumlah sampel yg diperlukan dan yang disimpan untuk rujukan
– Jumlah tiap pereaksi, larutan dapar, dsb.
– Rumus perhitungan yang digunakan
– Nilai yang diharapkan dan batas toleransi
– Mencakup frekuensi pengujian ulang (untuk bahan awal)
7. Hewan Pengujian
• Hewan yang digunakan untuk pengujian
komponen, bahan atau produk, hendaklah, bila
perlu, dikarantina sebelum digunakan.
• Hewan tersebut hendaklah dipelihara dan
diawasi sedemikian untuk memastikan
kesesuaian tujuan penggunaannya.
• Hewan tersebut hendaklah diidentifikasi dan
catatan yang memadai hendaklah disimpan dan
dijaga agar dapat menunjukkan riwayat
penggunaannya.
8. Penandaan
• Bila perlu, tanggal penerimaan tiap bahan yang
digunakan untuk kegiatan pengujian (misal,
pereaksi dan baku pembanding) hendaklah
tercantum pada wadahnya.
• Instruksi penggunaan dan penyimpanan
hendaklah diikuti.
• Dalam hal tertentu perlu dilakukan uji identifikasi
dan/atau pengujian lain untuk bahan pereaksi
pada waktu diterima atau sebelum digunakan.
Label Wadah Larutan Peniter
Label Wadah Sampel
Program Stabilitas
• Setelah dipasarkan, stabilitas produk jadi
hendaklah dipantau menurut program
berkesinambungan yang sesuai, yang
memungkinkan pendeteksian semua masalah
stabilitas (misal perubahan pada tingkat
impuritas, atau profil disolusi) yang berkaitan
dengan formula dalam kemasan yang dipasarkan.
• Tujuan dari program stabilitas on-going adalah
untuk memantau produk selama masa edar dan
untuk menentukan bahwa produk tetap, atau
dapat diperkirakan akan tetap, memenuhi
spesifikasinya selama dijaga dalam kondisi
penyimpanan yang tertera pada label.
Program Stabilitas
• Program stabilitas berlaku bagi produk dalam
kemasan yang dijual, namun hendaklah
dipertimbangkan pencakupan dalam program
bagi produk ruahan.
• Misal, apabila produk ruahan disimpan dalam
jangka waktu yang lama sebelum dikemas
dan/atau dikirim dari tempat produksi ke tempat
pengemasan, dampak terhadap stabilitas produk
yang dikemas dalam kondisi lingkungan sekeliling
hendaklah dievaluasi dan dikaji.
Program Stabilitas
• Di samping itu, hendaklah dipertimbangkan
produk antara yang disimpan dan digunakan
setelah jangka waktu yang diperpanjang.
• Studi stabilitas produk pascarekonstitusi
dilakukan selama pengembangan produk dan
tidak memerlukan pemantauan yang berbasis
on-going.
• Namun, apabila relevan, stabilitas produk
pascarekonstitusi dapat juga dipantau.
Pelaporan
• Semua hasil tren negatif yang signifikan,
hendaklah dilaporkan kepada Badan POM.
• Dampak yang mungkin ada terhadap bets
yang telah berada di pasaran hendaklah
dipertimbangkan sesuai Bab 9 Penanganan
Keluhan terhadap Produk dan Penarikan
Kembali Produk, dan dikonsultasikan dengan
Badan POM.
Perhitungan Masa Edar
 Tujuannya untuk menetapkan masa edar
berdasarkan penurunan kadar bahan aktif
 Masa Edar didefinisikan sebagai periode waktu yang
ditetapkan pada tingkat konfidensi 95% bahwa
dalam periode waktu tersebut produk tetap
mengandung zat aktif tidak kurang dari batas bawah
spesifikasi, misalnya 90% dari jumlah yang tertera
pada tabel.
 Contoh perhitungan Masa Edar :
 Tiga bets produk dimasukkan ke dalam program
stabilitas.
 Evaluasi pendahuluan menunjukkan bahwa
variasi dari bets ke bets telah memuaskan,
karena itu data dapat digabungkan.
Hasil Penetapan Kadar Produk
Waktu (X) Batch I Batch II Batch III Rata-rata
Bulan (Y1) mg (Y2) mg (Y3) mg
1 0 51 51 53 51.7
2 3 51 50 52 51.0
3 6 50 52 48 50.0
4 9 49 51 51 50.3
5 12 49 48 47 48
6 18 47 45 49 47

N = 18 ∑ X = 144 ∑ Y = 894 ∑ XY = 6984


∑X2 = 1782 ∑ Y2 = 14,476
_ _
X=8 Y = 49,67
_ _
∑(X-X)2 = 630 ∑(Y-Y)2 = 74
Analisis Produk

1. Dari hasil penetapan kadar dibuat grafik antara kadar


obat vs waktu:

C = Co – k.t

dimana : C = Kadar pada waktu t


Co = Kadar pada waktu awal (to)
k = konstanta laju pengurangan kadar
t = waktu (waktu penyimpanan)
Analisis Produk

2. Perkirakan slope (kemiringan) dan perpotongan garis


kuadrat terkecil (regresi)

Persamaan regresi :

Y = a + bX

a = berpotongan dengan sumbu y


b = kemiringan (slope)

C = Co – k.t

maka k = -b atau k = - kemiringan (slope)


Analisis Produk
N . ∑ XY - ∑ X . ∑ Y 18.(6984) – 144 (894)
b = --------------------------- = ------------------------
N . ∑ X2 – (∑X) 2 18.(1782) – (144) 2

= -0.267 mg/bulan , k = 0,267


_ _
a = Y – b.X = 49.67 – (-0.267).8 = 51,80

3. Persamaan garis lurus, menjadi :


C = Co –k.t = 51,8 - 0,267.t

4. Untuk menghitung bahan aktif 90% (45 mg) :


t90 = Co – C/k
= 51,8 – 45/0,267 = 25,5 bulan
PENUTUP
Pengawasan Mutu hendaklah
memastikan tiap obat yang
dibuat senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang sesuai
dengan tujuan penggunaan

Pengawasan Mutu MUTLAK


melibatkan semua unsur yang
berkepentingan, mulai obat
dibuat sampai distribusi.

Bagian Pengawasan Mutu


memiliki wewenang khusus
untuk memberikan keputusan
akhir meluluskan atau menolak
atas mutu.

Anda mungkin juga menyukai