Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

Mengaji Puisi Kopi Lewat Antologi Puisi Kopiana Karya M. Faizi:


Kajian Hermeneutik Dilthey

Syarif Nurullah (18020144001)

S-1 Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,


Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

1. Topik: Unsur Religiusitas dalam Kumpulan Puisi Kopiana Karya F. Faizi: Kajian
Hermeneutik Dilthey

2. Signifikansi dan Tujuan


1. Mengapa Hermeneutik Dilthey?
2. Mengapa Religiusitas?
3. Apakah sudah ada penelitian sebelumnya?
4. Jika sudah ada, apa bedanya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya?

Sebelum beralih ke tujuan, sudah seharusnya peneliti tahu terlebih dahulu unsur apa
saja ada dalam teori yang digunakan. Karena di sini menggunakan teori Hermeneutik Dilthey
yang di dalamnya mengkaji pengalaman, ungkapan dan pemahaman, maka pendeskripsian
tujuan adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan deskripsi pengalaman yang terkandung dalam antologi puisi Kopiana karya
M. Faizi.
2. Menghasilkan deskripsi ungkapan yang terkandung dalam antologi puisi Kopiana karya
M. Faizi.
3. Menghasilkan deskripsi pemahaman yang terkandung dalam antologi puisi Kopiana karya
M. Faizi.
4. Menghasilkan deskripsi unsur-unsur religiusitas yang terkandung dalam antologi puisi
Kopiana karya M. Faizi melalui pengalaman, ungkapan dan pemahaman pada tujuan no.1
sampai no. 3.

3. Hipotesis dan Pendekatan


Madura merupakan salah satu daerah dengan masyarakat yang kental akan nilai
spiritual dan religiusitasnya. Sementara salah satu fungsi sastra, yang dalam hal ini yaitu
puisi, merupakan mimesis dari realitas. Dalam istilah lain, gampang disebut sebagai unsur
ekstrinsik karya sastra. Salah satu unsur ekstrinsik yang dimaksud adalah lingkungan, politik,
budaya dan agama yang oleh M. Faizi disampaikan lewat puisi-puisinya. Unsur-unsur
religiusitas yang dominan menjadi karakteristik M. Faizi dalam menulis puisi. Baginya, puisi
merupakan media dakwah mengingat M. Faizi juga dikenal sebagai kiai di Madura.

Metode pendekatan: objektif, deskriptif kualitatif

4. Sinopsis

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Hermeneutik Dilthey
2. Penelitian Sebelumya yang Relevan

BAB III METODE PENELITIAN

1. Pendekatan
2. Sumber Data dan Data
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data

DAFTAR RUJUKAN

5. Pengumpulan data
1. Studi pustaka buku dan jurnal Hermeneutik Dilthey
2. Studi pustaka buku dan jurnal budaya dan masyarakat Madura
3. Studi lapangan melakukan wawancara dengan M. Faizi
6. Kepustakaan
- Faizi, M. 2016. Kopiana. Yogyakarta: Ganding Pustaka.
- Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmaterapi Publishing
- Grondin, Jean. 2008. Terjemahan Muzir, Inyiak Ridwan. Sejarah Hermeneutik.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
- Saputri, K.A.E. 2012. Analisis Hermeneutik Wilhelm Dilthey dalam Puisi du Hast
Gerufen – Herr, Ich Komme Karya Friedrich Wilhelm Nietzsche. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
- Sholikah. 2017. Pemikiran Hermeneutika Wilhelm Dilthey (1833-1911 M). AL
HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 7(2): 109-120.
- Wellek, R, dan Austin Werren. 2016. Teori Kesusastraan. Terjemahan Budianta, M.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

7. The Card System


1. Kopiana karya M. Faizi
Judul : Kopiana
Penulis : M. Faizi
Penerbit : Ganding Pustaka
Tempat Publikasi : Yogyakarta
Tahun Publikasi : 2016
Catatan Kartu : Telah kauseret aku ke dalam gelapmu
Menikmati pahit sebagaimana penyair
Yang menuliskan serangkaian kata-kata
Namun ternyata bukan yang diinginkannya (h.10)

Dalam tiap hirupan

Dalam tiap sesapan

Dan dalam segala anasir kepahitan biji itu

Manismu terasa dalam khayalku (h.11)


Rasanya kelam

Pahitnya tanpa tawaran

Mulut tuan menyuguh lidah tamu mencerap (h.15)

Tumbuh serupa nasib

Pahitmu menjalar tak dapat ditahan

Manismu menjadi rahasia dalam seteru

Dan rasa adalah kekayaan yang mesti dipertahankan;

Rasa memiliki, rasa mencintai

Seperti biji-biji kopi yang berjanji pada peminumnya (h.47)

Ketika nikmat didustakan dengan kufur

ketika sehat dilupakan tanpa syukur

itulah khilaf di dalam tafakur (h.31)

pahit, seperti hidup yang kalah

nikmat, seperti sakit nan tabah.” (h.32)

Engkau masih tak bergeming

karena cerita tentang buah dari surga

tak pernah habis dituturkan di bumi

apakah buah khuldi itu sejenis biji kopi?

sehingga jika ia dilarang

manusia pun terkutuk untuk ketagihan? (h.53)

hadirin bangkit bersulang basmalah


nikmatnya kopi berujung hamdalah

cerita kemenangan pun dikutip dalam pengajian

setelah kekalahan-kekalahan terjadi

di sawah dan tegalan

di semua musim tanam

di semua ladang tembakau (h.32)

2. Dasar Apresiasi Sastra karya Djoko Saryono


Judul : Dasar Apresiasi Sastra
Penulis : Djoko Saryono
Penerbit : Elmatera Publishing
Tempat Publikasi : Yogyakarta
Tahun Publikasi : 2009
Catatan Kartu : Sebenarnya sangat sulit membedakan antara pengalaman religius,
pengalaman sufistis, dan pengalaman profestis. Hal ini disebabkan oleh
(i) karena ketiganya termasuk pengalaman spiritual dan transedental,
(ii) karena ketiganya terarah kepada Yang Di Atas Sana atau Tuhan
Yang Maha Esa, dan (iii) batas-batas ketiganya relatif cair dan lunak.
Meskipun demikian, kita tetap bisa membedakannya. Pembedaannya
kita lakukan melalui penekanan-penekanan soal di antara ketiganya.
(h.98)

3. Sejarah Hermeneutik karya Jean Grondin


Judul : Sejarah Hermeneutik
Penulis : Jean Grondin
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Tempat Publikasi : Yogyakarta
Tahun Publikasi : 2008
Catatan Kartu : Tugas hermeneutika, dari Plato sampai zaman kita, adalah untuk
mempertahankan makna hakiki kata, baik yang tertulis maupun yang
terucap, dengan menghubungkannya kembali ke maksud, makna asli,
cakupan dan konteksnya. Selama Plato dikaitkan dengan tugas dan
kerja semacam ini, yang merupakan bagian penting dalam dialog dan
gaya Sokratis-nya, maka dia berhak diberi gelar bapak hermeneutika,
sebagaimana yang kita pahami saat ini. (h.72)

4. Diksi dan Gaya Bahasa karya Gorys Keraf


Judul : Diksi dan Gaya Bahasa
Penulis : Gorys Keraf
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tempat Publikasi : Jakarta
Tahun Publikasi : 2007
Catatan Kartu : Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang
dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. istilah ini bukan saja
dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan
fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. (h.23)
Kata sebagai satuan dari pembendaharaan kata sebuah bahasa
mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresidan aspek isi
makna. Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat dicerap dengan
pancaindra, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya
segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran
pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek bentuk tadi. (h.25)

5. Pemikiran Hermeneutika Wilhelm Dilthey ditulis oleh Sholikah


Judul : Pemikiran Hermeneutika Wilhelm Dilthey
Penulis : Sholikah
Jurnal : AL HIKMAH Jurnal Studi Keislaman
Volume/Nomor : 7/2
Tahun Publikasi : September 2017
Catatan Kartu : Menurut Dilthey, hermeneutika merupakan tehnik memahami
ekspresi tentang kehidupan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu ia
menekankan pada peristiwa dan karyakarya sejarah yang merupakan
ekspresi dari pengalaman hidup di masa lalu. Untuk memahami
pengalaman tersebut intepreter harus memiliki kesamaan yang intens
dengan pengarang. Bentuk kesamaan dimaksud adalah sisi psikologis
Schleiermacher. (h. 122)

6. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktural Puisi karya Siswantoro


Judul : Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktural Puisi
Penulis : Siswantoro
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tempat Publikasi : Yogyakarta
Tahun Publikasi : 2010
Catatan Kartu : Sebagai sebuah genre, puisi berbeda dari novel, drama atau cerita
pendek. Perbedaannya terletak pada kepadatan komposisi dengan
konvensi yang ketat, sehingga puisi tidak memberi ruang gerak yang
longgar kepada penyair dalam berkreasi secara bebas. (h.23)
Bahasa dalam karya sastra merupakan media utama penyampai
pikiran penyair. Oleh karena itu, bahasa disebut sistem tanda lapis
pertama (the first order system). (h. 33)
Namun, penggunaan bahasa di dalam ranah puisi tunduk kepada
norma atau kaidah puisi yang memang memilki kekhususannya, yang
berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari (ordinary) yang
cenderung denotatif praktis atau belum dipoles. Bahasa puisi ditata
menurut konvensinya seperti: metafora, sinekdoke, hiperbola, simile
(gaya bahasa), aliterasi, asonansi, konsonansi (pengulangan bunyi),
sajak, ritme, pencitraan dan sebagainya sehingga maknanya tidak lagi
alamiah. (h.35)

7. Teori Kesusastraan karya Rene Wellek & Austin Warren


Judul : Teori Kesusastraan
Penulis : Rene Wellek & Austin Warren
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tempat Publikasi : Jakarta
Tahun Publikasi : 2016
Catatan Kartu : Sastrawan adalah spesialis dalam membuat asosiasi (wit), disosiasi
(penilaian), dan mengombinasikan kembali (menyatukan unsur-unsur
yang dilami secara terpisah). Sastra memakai kata sebagai medium.
Sastrawan mengumpulkan kata-kata seperti anak kecil mengumpulkan
boneka, perangko, atau binatang peliharaan. Bagi penyair, kata-kata
bukanlah “tanda”—suatu pasangan yang transparan—melainkan
“simbol”, yang mempunyai nilai dirinya sendiri di samping sebagai alat
untuk mewakili hal lain. (h. 91-92)
8. Note Taking and Note Making
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi dari berbagai hal, seperti latar belakang peneletian, tujuan dan
manfaat dilakukannya penelitian. Juga, dijelaskan alasan penggunaan teori hermeneutik
Wilhelm Dilthey pada kumpulan puisi Kopiana karya M. Faizi.
2. Kajian Pustaka
Kajian Pustakan mendeskripsikan tentang teori Hermeneutik Wilhelm Dilthey, dengan
bersumber pada buku dan jurnal penelitian. Konsep kunci menurut Hermeneutik Dilthey
yaitu pengalaman, ungkapan dan pemahaman. Juga disebutkan penelitan sebelumnya
yang relevan.
3. Metode penelitian
Metode Penelitian mendeskripsikan pendekatan penelitian, sumber data dan data, proses
pengumpulan data dan proses analisis data dari kumpulan puisi Kopiana karya M. Faizi
menggunakan teori Hermeneutik Wilhelm Dilthey.
4. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka mendeskripsikan sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian, baik
itu sumber buku, jurnal dan internet.

9. Sitasi
- Untuk menentukan sebuah karya sastra termasuk karya religius, sufistis atau profestis,
merupakan hal yang tidak mudah. Joko Saryono (2009: 98) berpendapat ada tiga
kesamaan, yaitu karena ketiganya termasuk pengalaman spiritual, mengarah kepada
Tuhan, batas-batas ketiganya relatif cair dan lunak. Meskipun demikian, kita tetap
bisa membedakannya. Pembedaannya kita lakukan melalui penekanan-penekanan soal
di antara ketiganya
- Hermeneutik bertujuan untuk mempertahankan makna hakiki kata, baik yang tertulis
maupun yang terucap, dengan menghubungkannya ke maksud, makna asli, cakupan
dan konteksnya (Grondin, 2008:72)
- Tujuan penggunaan diksi adalah untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi
juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan (Keraf, 2007: 23)
- Keraf menambahkan (2007: 25) bahwa pembendaharaan kata sebuah bahasa
mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk
atau ekspresi adalah segi yang dapat dicerap dengan pancaindra, yaitu dengan
mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang
menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek
bentuk tadi.
- Menurut Dilthey, hermeneutika merupakan tehnik memahami ekspresi tentang
kehidupan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu ia menekankan pada peristiwa dan
karyakarya sejarah yang merupakan ekspresi dari pengalaman hidup di masa lalu.
Untuk memahami pengalaman tersebut intepreter harus memiliki kesamaan yang
intens dengan pengarang.
- Menurut Siswantoro (2010: 23) puisi identik dengan kepadatan komposisi dengan
konvensi yang ketat.
- Puisi mengenal sistem tanda lapis pertama dan sistem tanda lapis kedua. Bahasa
dalam karya sastra merupakan media utama penyampai pikiran penyair. Oleh karena
itu, bahasa disebut sistem tanda lapis pertama (Siswantoro, 2010: 33) Sementara
sistem tanda lapis kedua, Siswantoro menambahkan (2010: 35) bahwa penggunaan
bahasa di dalam ranah puisi tunduk kepada norma atau kaidah puisi yang memang
memilki kekhususannya, yang berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari
(ordinary) yang cenderung denotatif praktis atau belum dipoles. Bahasa puisi ditata
menurut konvensinya seperti: metafora, sinekdoke, hiperbola, simile (gaya bahasa),
aliterasi, asonansi, konsonansi (pengulangan bunyi), sajak, ritme, pencitraan dan
sebagainya sehingga maknanya tidak lagi alamiah.
- Menurut Werren (2016: 91-92) sastrawan adalah spesialis dalam membuat asosiasi,
disosiasi, dan menyatukan kembali unsur-unsur yang dilami secara terpisah dengan
kata sebagai mediumnya. Bagi penyair, kata-kata bukanlah tanda melainkan simbol,
yang memunyai nilai dirinya sendiri di samping sebagai alat untuk mewakili hal lain.
Metodologi Penelitian
Mengaji Puisi Kopi Lewat Antologi Puisi Kopiana Karya M. Faizi:
Kajian Hermeneutik Dilthey
Unsur Religiusitas dalam Kumpulan Puisi Kopiana Karya F. Faizi
Oleh Syarif Nurullah
18020144001

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pemakaian bahasa sebagai medium dalam sastra (puisi) menggunakan kalimat
yang saling berkaitan. Kalimat pertama menyebabkan timbulnya kalimat kedua,
kalimat kedua menjadi acuan kalimat ketiga, kalimat ketiga mengacu kembali ke
kalimat pertama. Setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri dalam
menciptakan kalimat-kalimat yang puitik. Contohnya dalam kumpulan puisi
“Kopiana” karya M. Faizi. Di dalamnya terdapat banyak kalimat-kalimat puitik
yang mengestetikan kopi. Atau sebaliknya, sebab kopilah puisi-puisi M. Faizi
mencapai puncak estetik. Dalam penggunaan diksinya, penyair cendrung
menggunakan diksi-diksi yang kental akan nilai religiusitas dan istilah arab. Seperti
salah satu judul puisinya “Qahwiyyat”. “Qahwiyyat” adalah bahasa arab yang
memiliki arti serba-serbi kopi. Terinspirasi sekaligus menjadi tandingan bagi
“Khamriyat” milik Abu Nawas, buku yang berisikan puisi-puisi (syair) tentang
anggur. Bisa dibilang, kumpulan puisi “Kopiana” adalah “Khamriyat”-nya
Indonesia.
Berangkat dari hal yang dipaparkan di atas, penulis merasa perlu melakukan
analisis mendalam untuk mendeskripsikan makna-makna yang terkandung dalam
kumpulan puisi “Kopiana”. Sementara teori yang hendak digunakan adalah teori
hermeneutik. Dalam teori hermeneutik, sebagai salah satu metode dan teori
interpretasi, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menggali makna
pada karya sastra. Ada empat pemikiran tentang teori hermeneutik. Sementara
dalam penelitian ini akan digunakan pemikiran milik Wilhelm Dilthey dengan
konsep segitiganya: pengalaman (erlebnis), ungkapan (ausdruck), dan pemahaman
(verstehen).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengalaman apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M.
Faizi?
2. Ungkapan apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M.
Faizi?
3. Pemahaman apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M.
Faizi?
4. Unsur religiusitas apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya
M. Faizi?
1.3 Tujuan
1. Menghasilkan deskripsi penglaman yang terkandung dalam antologi puisi
Kopiana karya M. Faizi.
2. Menghasilkan deskripsi ungkapan yang terkandung dalam antologi puisi
Kopiana karya M. Faizi.
3. Menghasilkan deskripsi pemahaman yang terkandung dalam antologi puisi
Kopiana karya M. Faizi.
4. Menghasilkan deskripsi unsur-unsur religiusitas yang terkandung dalam
antologi puisi Kopiana karya M. Faizi melalui pengalaman, ungkapan dan
pemahaman pada tujuan no.1 sampai no. 3.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Menambah wawasan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
mengenai analisis Hermeneutik pada puisi, sekaligus menjadi penelitian yang
relevan di kemudian hari.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memperkenal kepada pembaca kumpulan puisi Kopiana karya M. Faizi,
sekaligus membantu penikmat puisi dalam mengapresiasi karya puisi.

2. Kajian Pustaka
2.1. Hermeneutik Wilhelm Dilthey

Penelitian ini menggunakan teori Wilhelm Dilthey. Hadi dalam dalam Hermeneutik
Sastra Barat dan Timur (2014: 92) menyatakan bahwa inti dari Hermeneutik Dilthey
mencakup konsep segitiga yaitu, pengalaman (erlebnis), ungkapan (ausdruck), dan
pemahaman (verstehen).
Pertama, konsep pengalaman (erlebnis) hidup seseorang berpengaruh terhadap
karya yang ditulisnya, maka dari itu diperlukan data yang mengenai pengalaman
penyair yang berkaitan dengan karyanya. Untuk konsep pertama, penelitian berfokus
pada latar belakang pengarang sehingga menghasilkan karyanya tersebut. Kedua, ada
tiga kategori pada konsep ungkapan (ausdruck) menurut Dilthey: pertama ungkapan
yang berhubungan dengan konvensi sastra, seperti majas dan diksi; kedua ungkapan
pengalaman perantara bahasa; dan ketiga ungkapan yang berhubungan dengan emosi
dan berlaku spontan. Maka dilakukan analisis terhadap puisi dari segi strukturalnya.
Pada konsep kedua ini, penelitian menaruh perhatian pada karya baik dari segi
penulisan dan maknanya. Ketiga, konsep pemahaman (verstehen) adalah penggabungan
dari dua konsep sebelumnya, erlebnis dan ausdruck. Dalam konsep ini dijelaskan
keterkaitan antara pengalaman hidup penyair terhadap puisinya. Konsep ketiga ini
seperti simpulan, namun menggunakan penjelasan yang segamblang-gamblangnya.
2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah puisi Du hast
Gerufen-Nerr, ich Komme karya Friedrich Wilhelm Nietzsche kajian
Hermeneutik Dilthey. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya dari segi
teori saja, tidak dari permasalahan yang difokuskan.

3. Metode Penelitian
3.1 Pendekatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
objektif dengan analaisis hermeneutik. Objek dalam penelitian ini adalah kumpulan
puisi Kopiana karya M. Faizi.
3.2 Sumber Data dan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Kopiana karya M.
Faizi dan literatur mengenai masyarakat Madura.
Data dalam penelitian ini berupa informasi dan kutipan dalam literatur yang
digunakan selama penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diawali dengan membaca
kumpulan puisi Kopiana secara berulang-ulang dan teliti, kemudian dilakukan
pencatatan informasi berupa bait atau baris puisi yang mengandung unsur
religiusitas.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Data-data yang diperoleh diidentifikasi dan diklafikasi sesuai kategori yang sudah
ditentukan. Data-data tersebut kemudian ditafsirkan maknanya dengan teks dan
konteks.

4. Daftar Rujukan
Faizi, M. 2016. Kopiana. Yogyakarta: Ganding Pustaka.
Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmaterapi Publishing
Grondin, Jean. 2008. Terjemahan Muzir, Inyiak Ridwan. Sejarah Hermeneutik.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Saputri, K.A.E. 2012. Analisis Hermeneutik Wilhelm Dilthey dalam Puisi du Hast
Gerufen – Herr, Ich Komme Karya Friedrich Wilhelm Nietzsche. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sholikah. 2017. Pemikiran Hermeneutika Wilhelm Dilthey (1833-1911 M). AL
HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 7(2): 109-120.
Wellek, R, dan Austin Werren. 2016. Teori Kesusastraan. Terjemahan Budianta, M.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mengaji Puisi Kopi Lewat Antologi Puisi Kopiana
Karya M. Faizi:
(Kajian Hermeneutik Dilthey)

Oleh
Syarif Nurullah
18020144001

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDOENSIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Syarif Nurullah
NIM : 18020144001
menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan dari
karya orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan
mengikuti tata cara dan etika dalam penulisan. Saya bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas kebenaran dari isi penelitian yang saya buat.
Demikian pernyataan ini saya nyatakan dengan sebenar-benarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak mana pun.

Surabaya, 25 Maret 2020


Yang menyatakan,

Syarif Nurullah
NIM 18020144001
PENGESAHAN

Penelitian yang berjudul Mengaji Puisi Kopi Lewat Antologi Puisi Kopiana Karya M. Faizi:
Kajian Hermeneutik Dilthey telah diuji dan diyatakan sah pada:
hari, tanggal :
tempat :

Tim Penguji

(nama dosen penguji)


NIP

Anggota I, Anggota II,

(nama dosen penguji I) (nama dosen penguji II)


NIP NIP

Mengesahkan,
Dekan

(nama dekan)
NIP
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat waktu. Penyusunan
laporan penelitian ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian yang
dibimbing oleh Prof. Dr. Kisyani, M. Hum.
Penulisan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari beberapa
pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak tersebut yang telah
memberi saya kemudahan.
Saya menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saya mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 25 Maret 2020


Penyusun

Syarif Nurullah
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hermeneutik Dilthey
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
3.2 Sumber Data dan Data
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Analisis Data
BIBLIOGRAFI
LAMPIRAN
INDEKS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemakaian bahasa sebagai medium dalam sastra (puisi) menggunakan kalimat
yang saling berkaitan. Kalimat pertama menyebabkan timbulnya kalimat kedua, kalimat
kedua menjadi acuan kalimat ketiga, kalimat ketiga mengacu kembali ke kalimat pertama.
Setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri dalam menciptakan kalimat-kalimat yang
puitik. Contohnya dalam kumpulan puisi “Kopiana” karya M. Faizi. Di dalamnya terdapat
banyak kalimat-kalimat puitik yang mengestetikan kopi. Atau sebaliknya, sebab kopilah
puisi-puisi M. Faizi mencapai puncak estetik. Dalam penggunaan diksinya, penyair
cendrung menggunakan diksi-diksi yang kental akan nilai religiusitas dan istilah arab.
Seperti salah satu judul puisinya “Qahwiyyat”. “Qahwiyyat” adalah bahasa arab yang
memiliki arti serba-serbi kopi. Terinspirasi sekaligus menjadi tandingan bagi “Khamriyat”
milik Abu Nawas, buku yang berisikan puisi-puisi (syair) tentang anggur. Bisa dibilang,
kumpulan puisi “Kopiana” adalah “Khamriyat”-nya Indonesia.
Berangkat dari hal yang dipaparkan di atas, penulis merasa perlu melakukan
analisis mendalam untuk mendeskripsikan makna-makna yang terkandung dalam
kumpulan puisi “Kopiana”. Sementara teori yang hendak digunakan adalah teori
hermeneutik. Dalam teori hermeneutik, sebagai salah satu metode dan teori interpretasi,
keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menggali makna pada karya sastra. Ada
empat pemikiran tentang teori hermeneutik. Sementara dalam penelitian ini akan
digunakan pemikiran milik Wilhelm Dilthey dengan konsep segitiganya: pengalaman
(erlebnis), ungkapan (ausdruck), dan pemahaman (verstehen).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengalaman apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M. Faizi?
2. Ungkapan apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M. Faizi?
3. Pemahaman apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M. Faizi?
4. Unsur religiusitas apa yang terkandung dalam kumpulan Puisi Kopiana karya M.
Faizi?
1.3 Tujuan
1. Menghasilkan deskripsi penglaman yang terkandung dalam antologi puisi Kopiana
karya M. Faizi.
2. Menghasilkan deskripsi ungkapan yang terkandung dalam antologi puisi Kopiana
karya M. Faizi.
3. Menghasilkan deskripsi pemahaman yang terkandung dalam antologi puisi Kopiana
karya M. Faizi.
4. Menghasilkan deskripsi unsur-unsur religiusitas yang terkandung dalam antologi puisi
Kopiana karya M. Faizi melalui pengalaman, ungkapan dan pemahaman pada tujuan
no.1 sampai no. 3.
1.4 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoretis
Menambah wawasan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai
analisis Hermeneutik pada puisi, sekaligus menjadi penelitian yang relevan di
kemudian hari.
1.3.2 Manfaat Praktis
Memperkenal kepada pembaca kumpulan puisi Kopiana karya M. Faizi, sekaligus
membantu penikmat puisi dalam mengapresiasi karya puisi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hermeneutik Wilhelm Dilthey

Penelitian ini menggunakan teori Wilhelm Dilthey. Hadi dalam dalam


Hermeneutik Sastra Barat dan Timur (2014: 92) menyatakan bahwa inti dari Hermeneutik
Dilthey mencakup konsep segitiga yaitu, pengalaman (erlebnis), ungkapan (ausdruck),
dan pemahaman (verstehen).

Pertama, konsep pengalaman (erlebnis) hidup seseorang berpengaruh terhadap


karya yang ditulisnya, maka dari itu diperlukan data yang mengenai pengalaman penyair
yang berkaitan dengan karyanya. Untuk konsep pertama, penelitian berfokus pada latar
belakang pengarang sehingga menghasilkan karyanya tersebut. Kedua, ada tiga kategori
pada konsep ungkapan (ausdruck) menurut Dilthey: pertama ungkapan yang berhubungan
dengan konvensi sastra, seperti majas dan diksi; kedua ungkapan pengalaman perantara
bahasa; dan ketiga ungkapan yang berhubungan dengan emosi dan berlaku spontan. Maka
dilakukan analisis terhadap puisi dari segi strukturalnya. Pada konsep kedua ini, penelitian
menaruh perhatian pada karya baik dari segi penulisan dan maknanya. Ketiga, konsep
pemahaman (verstehen) adalah penggabungan dari dua konsep sebelumnya, erlebnis dan
ausdruck. Dalam konsep ini dijelaskan keterkaitan antara pengalaman hidup penyair
terhadap puisinya. Konsep ketiga ini seperti simpulan, namun menggunakan penjelasan
yang segamblang-gamblangnya.
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah puisi Du hast
Gerufen-Nerr, ich Komme karya Friedrich Wilhelm Nietzsche kajian Hermeneutik
Dilthey. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya dari segi teori saja, tidak dari
permasalahan yang difokuskan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif
dengan analaisis hermeneutik. Objek dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Kopiana
karya M. Faizi.
3.2 Sumber Data dan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Kopiana karya M. Faizi dan
literatur mengenai masyarakat Madura.
Data dalam penelitian ini berupa informasi dan kutipan dalam literatur yang
digunakan selama penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diawali dengan membaca kumpulan
puisi Kopiana secara berulang-ulang dan teliti, kemudian dilakukan pencatatan informasi
berupa bait atau baris puisi yang mengandung unsur religiusitas.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Data-
data yang diperoleh diidentifikasi dan diklafikasi sesuai kategori yang sudah ditentukan.
Data-data tersebut kemudian ditafsirkan maknanya dengan teks dan konteks.
DAFTAR PUSTAKA

Faizi, M. 2016. Kopiana. Yogyakarta: Ganding Pustaka.


Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmaterapi Publishing
Grondin, Jean. 2008. Terjemahan Muzir, Inyiak Ridwan. Sejarah Hermeneutik.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Saputri, K.A.E. 2012. Analisis Hermeneutik Wilhelm Dilthey dalam Puisi du Hast
Gerufen – Herr, Ich Komme Karya Friedrich Wilhelm Nietzsche. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sholikah. 2017. Pemikiran Hermeneutika Wilhelm Dilthey (1833-1911 M). AL
HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 7(2): 109-120.
Wellek, R, dan Austin Werren. 2016. Teori Kesusastraan. Terjemahan Budianta, M.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN

1. CONCLUSION

Berdasarkan tujuan dan hasil dari penelitian yang telah dipaparkan, dapat diambil
simpulan bahwa kumpulan puisi “Kopiana” karya M. Faizi hendak menceritakan kepada
pembaca mengenai pengalaman fisik dan batinnya ketika menikmati kopi. Pengalaman
(erlebnis) dalam puisi ini berangkat dari kopi sebagai minuman kesukaan M. Faizi dan
lingkungannya yang kental akan agama, sehingga memengaruhi gaya bahasanya.

Sementara ungkapan (ausdruck) dalam puisi ini hanya ditemukan dua kategori
ausdruck, yaitu tentang konvensi sastra dan ungkapan emosional melalui medium bahasa.
Terdapat banyak diksi dalam puisi ini yang dikelompokkan kedalam delapan bagian, yaitu
diksi yang berhubungan dengan kopi, jenis kopi, kedai kopi, nama tempat yang pernah
dikunjungi penyair, karya sastra, mengandung unsur waktu, mengandung unsur religiusitas
dan istilah arab, dan diksi yang mempengaruhi nilai estetis dan makna puisi. Juga terdapat
empat majas yang di antaranya adalah majas hiperbola, simile, dan metafora.

Terakhir, pemahaman (verstehen) dalam puisi ini ditemukan setelah berhasil


menganalisis erlebnis dan verstehen. Kesukaan dan lingkungan penyair, berpengaruh besar
dalam karya yang dihasilkan. Alasan kenapa puisi-puisi M. Faizi begitu santun dan
mengandung nilai religiusitas yang tinggi, karena penyair memang lahir di lingkungan yang
kental akan agama. Selain sebagai penyair, M. Faizi juga dikenal sebagai kiai yang sering
kali mengisi ceramah di beberapa acara.

2. FINAL SYNOPSIS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam kumpulan
puisi “Kopiana” karya M. Faizi. Teori yang digunakan dalam peneletian ini yaitu teori
hermeneutik Wilhelm Dilthey. Dalam hermeneutik Dilthey terdapat tiga konsep yang dalam
penerapannya melibatkan penyair dan pembaca, yaitu pengalaman penyair (erlebnis),
ungkapan penyair (audrack) dan pemahaman pembaca (verstehen). Data dianalisis dengan
teknik baca catat. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Ditemukan dalam
penelitian ini bahwa kumpulan puisi “Kopiana” memiliki makna tentang serba-serbi kopi
yang pernah dinikmati penyair, lalu diungkapannya dalam bentuk puisi. Dalam puisi-puisi M.
Faizi terdapat banyak diksi yang dikelompokkan menjadi delapan karena adanya keterkaitan,
yaitu diksi yang berhubungan dengan kopi, jenis kopi, kedai kopi, nama tempat yang pernah
dikunjungi penyair, karya sastra, mengandung unsur waktu, diksi yang mempengaruhi nilai
estetis dan makna puisi, dan diksi yang kental akan nilai religiusitas dan istilah Arab. Seperi
salah satu judul puisi “Qahwiyyat”. “Qahwiyyat” adalah bahasa arab yang memiliki arti kopi.
Selain sebagai penyair, M. Faizi juga dikenal sebagai seorang kiai pondok pesantren di
Madura. Oleh karena itu puisi-puisinya begitu santun dan sarat akan pesan keagamaan.
Mengetahui hal tersebut, ternyata sebuah karya sastra tidak dapat lepas dari latar belakang
penulisnya.

Kata Kunci: penelitian, puisi, hermeneutik, kopiana.

3. EPIGRAPH

Engkau masih tak bergeming


karena cerita tentang buah dari surga
tak pernah habis dituturkan di bumi
apakah buah khuldi itu sejenis biji kopi?
sehingga jika ia dilarang
manusia pun terkutuk untuk ketagihan?
M. Faizi, Di Warung Kopi Kayu Mas .

Anda mungkin juga menyukai