Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu sumber penerimaan negara, Pajak memiliki andil penting dalam membiayai pengeluaran
negara. Salah satu pajak yang menyumbangkan penerimaan kepada negara adalah Pajak Penghasilan, pajak
penghasilan pun dibagi menjadi beberapa bagian salah satunya adalah Pajak Penghasilan pasal 21. Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang kemudian disebut sebagai PPh Pasal 21 dikenakan atas penghasilan yang diterima
oleh seorang Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang
dilakukannya. PPh 21 dipotong dari penghasilan yang diterima oleh seseorang. WPOP dalam hal ini
memiliki beberapa kriteria yang diatur dalam PER-16/PJ/2016.Peraturan ini menjelaskan berbagai macam
cara pengenaan pajak untuk pegawai.Pegawai disini memiliki berbagai macam cara untuk memperoleh
penghasilan sehingga setiap cara dalam memperoleh penghasilan dikenakan perhitungan pajak yang
berbeda. Hal ini menyebabkan publik bertanya-tanya mengapa ada perbedaan perhitungan dalam
pengenaan pajak untuk pegawai. Dalam pajak penghasilan pasal 21 terdapat berbagai macam tarif seperti
tarif progresif dan tarif final. Selain hal itu di dalam pasal 21 juga terdapat suatu kejanggalan seperti
pengenaan PPh 21 final atas honorarium yang diterima TNI POLRI dari APBN. Hal itu sama saja seperti
mengeluarkan uang melalui saku kanan lalu dimasukkan kembali melalui saku kanan. Keefisiensian
pengenaan pajak terkait honorarium yang diterima TNI POLRI dari APBN patut untuk dipertanyakan
karena bisa saja hal itu justru tidak efisien sama sekali. Lalu timbulah permasalahan lain pada kebijakan
pemerintah yaitu terkait pengembalian penerimaan pajak yang diperoleh dari kenaikan tarif sebesar 20%
lebih tinggi kepada wajib pajak yang tidak memiliki NPWP setelah mereka memiliki NPWP. Pemerintah
mempertimbangkan akan adanya paksaan terhadap wajib pajak untuk membuat NPWP jika kenaikan tarif
sebesar 20% itu dikembalikan lagi kepada wajib pajak. Maksudnya dengan dikembalikannya penerimaan
atas kenaikan tarif 20% lebih tinggi tersebut maka diharapkan wajib pajak akan terdorong untuk membuat
NPWP. Semakin banyak wajib pajak yang berNPWP maka semakin tinggi juga tingkat penerimaan pajak
yang akan diperoleh oleh pemerintah. Kebijakan ini perlu untuk dipertanyakan terkait kefektifitasannya dan
terkait menguntungkan pemerintah atau justru merugikan pemerintah karena harus mengembalikan
penerimaan yang telah diperoleh tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah isi PPh 21?


2. Apa efektifitas pengenaan Pph 21 final terkait honorarium atas TNI POLRI menggunakan APBN
APBD?
3. Bagaimana pengenaan Pph 21 terhadap pegawai?
4. Apa efektivitas pengembalian atas tarif 20% lebih tinggi terhadap wajib pajak yang tidak memiliki
NPWP setelah wajib pajak memiliki NPWP?
BAB II
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai