BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
2
makanan praktis dan instan untuk memenuhi mengubah gaya hidup (Global Business
Guide Indonesia, 2017). Penggunaan bumbu masak instan menjadi pilihan karena
kemasan yang praktis dan memudahkan saat memasak. Di tengah kesibukan masyarakat
modern di Indonesia, keberadaan bumbu masak ini menjadi solusi bagi banyak rumah
tangga, terutama bagi yang belum memiliki keahlian memasak, sehingga menggunakan
bumbu instan menjadi solusinya. Saat ini bumbu instan memang tersedia dan dijual
secara bebas di beberapa supermarket maupun minimarket (Tribunnews, 2018).
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
selama lima tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia dengan kode HS-21 (Miscellaneous
edible preparations) termasuk bumbu masak terus meningkat. Pada 2015, produsen
bumbu masak asal Indonesia mengirim produk senilai USD 14,4 juta dan naik pada 2016
menjadi senilai USD 15,7 juta. (www.AA.com, 2018). Bumbu Munik telah berupaya
untuk melakukan ekspor dan menjadi bumbu yang dapat diterima di pasar Internasional.
Sampai saat ini Bumbu Munik tersedia di berbagai negara seperti Australia, Austria,
Canada, China, Denmark, Hongkong, Korea, Malaysia, Netherlands, New Zealand,
Singapore, Taiwan, UK, dan USA. Selain itu, Munik yang sudah berpengalaman selama
25 tahun membuat Munik mempunyai loyalitas pelanggan pada produknya.
Patut pula menjadi perhatian bahwa perilaku konsumen bergeser oleh karena
pertimbangan gaya hidup sehat dan paradigma konsumen bergeser dalam memilih produk
makanan, perawatan tubuh dan kecantikan serta kebersihan diri. Peluang lainnya yang
patut dipantau adalah bertumbuhnya pemasaran digital, di mana peluncuran produk baru
dan inovasi produk FMCG serta penanganan konsumen berjalan pada platform digital
(media sosial) dan berpotensi meningkatkan keuntungan ke tingkat yang baru. (Business
HSBC, 2017).
T-O
- Memaksimalkan komunikasi digital Munik untuk mebangun hubungan
dua arah dengan konsumen.
- Melakukan integrasi komunikasi di setiap kanal media digital Munik
untuk menjangkau khalayak.
Universitas Indonesia
6
W-T
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
pernah memiliki iklan TV. Selain itu, Bumbu Instan Indofood hanya memiliki 1
video digital dengan pendekatan emosional dan memiliki konsep yang matang.
Indofood Bumbu Instan tidak mempunyai kanal media (YouTube & website)
sendiri, berbeda dengan saudaranya, Indofood Racik. Bumbu Instan Indofood
mempunyai Instagram dengan penayangan konten 1x dalam sebulan sehingga
sangat tidak aktif di media sosial.
1.3.3 Bamboe
Bumbu Bamboe aktif mengikuti pameran industri makanan. Tampilan
media sosial Bumbu Bamboe juga menarik. Bumbu Bamboe menawarkan harga
yang terjangkau dan distribusinya luas. Bumbu Bamboe sudah merambah ke
online store. Selain itu, konsumen dapat berbelanja di website Bumbu Bamboe.
Konten di media sosial fokus pada product-knowledge. Tampilan media sosial
banyak menggunakan stock photo. Konten media sosial kurang interaktif dan
tampilan website terkesan jadul. Bumbu Bamboe tidak ada iklan di televisi.
1.3.4 Sajiku
Bumbu Siap Pakai Sajiku memiliki konten media sosial menarik dengan
menyediakan resep makanan. Bumbu Siap Pakai Sajiku juga mempunyai aplikasi
yang berisi berbagai resep yang sudah tersedia di App Store dan Play Store.
Bumbu Siap Pakai Sajiku sudah merambah ke online store. Namun, konten media
sosial kurang interaktif karena hanya memberikan resep saja. Bumbu Siap Pakai
Sajiku tidak mempunyai kanal media sosial sendiri. Bumbu Siap Pakai Sajiku
mempunyai kanal media yang tergabung dengan grup Ajinomoto lainnya, yaitu
@dapurumami.id, yang di mana tidak ada kampanye komunikasi yang berjalan
untuk Bumbu Siap Pakai Sajiku.
Universitas Indonesia
10
mempunyai kanal media yang tergabung dengan grup Sasa, yaitu @kreasisasa,
yang dimana tidak ada kampanye berjalan untuk Sasa Larasa.
Maka dari itu, Munik perlu melakukan inovasi komunikasi yang menarik dalam
menggaet konsumen karena persaingan kompetitor bumbu instan yang semakin banyak
dan variatif, serta membangun hubungan ke pelanggan Munik. Maka, Munik
membutuhkan peninjauan ulang dalam melakukan strategi komunikasi yang tepat dan
efektif dengan tujuan membangun loyalitas pelanggannya.
Universitas Indonesia
11
dan pelanggannya membuat ekuitas merek Munik meningkat yang dapat meningkatkan
penjualan serta loyalitas. Menurut Rangkuti (2002:42), ekuitas merek menjadi
pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian. Hal ini disebabkan bahwa ekuitas
merek mampu membentuk persepsi konsumen tentang suatu produk yang diyakini
memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada produk lain. Persepsi konsumen tersebut
dapat dibangun oleh produsen dengan ekuitas merek. Semakin kuat ekuitas merek yang
dimiliki oleh perusahaan, maka semakin besar pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian. Loyalitas pelanggan dalam dunia bisnis sangatlah penting baik dari segi
perusahaan barang maupun perusahaan jasa. Pelaku bisnis sangat mengharapkan dapat
mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan jika mungkin selama
mungkin atau seumur hidup pelanggan. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan
lebih rendah untuk melakukan switching (berpindah merek), menjadi strong word of
mouth (Bowen & Chen, 2001; Rowley & Dawes, 2000; Hallowell, 1996 dalam Darsono,
2004). Maka dari itu, hal yang menjadi urgensi untuk mendukung Munik untuk bersaing
dengan kompetitor dan memperluas pasarnya diperlukannya sebuah program pemasaran
yang dapat membentuk perhatian di mata masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan terhadap seluruh bisnis Munik.
Universitas Indonesia
12
BAB II
SOLUSI
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Melalui pesan kunci ini dapat memperkuat identitas Munik sebagai pelopor bumbu
Masak Indonesia yang selalu menjadi pilihan konsumen. Pesan kunci untuk strategi kampanye
yang disampaikan adalah:
● Demografis:
○ Usia : 20 – 45 tahun
○ Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
○ Pekerjaan : Mahasiswa atau sudah bekerja tetap (jenis
pekerjaan apapun)
○ SES : A dan B+
○ Kewarganegaraan : WNI
○ Pendidikan : SMA, Sarjana Magister
● Psikografis:
○ Rutin memasak,
○ Cinta tanah air,
○ Mendukung produk lokal,
○ Menyukai masakan indonesia,
○ Menginginkan makanan yang sehat dan alami,
○ Menginginkan kemudahan dalam memasak,
● Behavioral:
○ Keinginan untuk memasak masakan Indonesia yang berkualitas premium
dengan nikmat, mudah, dan sehat.
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
BAB III
RINCIAN KEGIATAN
Universitas Indonesia
17
Kampanye program komunikasi “Nikmat Alami Masakan Indonesia dengan Munik” akan
menggunakan model PESO yang dikembangkan oleh Gini Dietrich (2014) mengidentifikasi
empat jenis media, yaitu Paid, Earned, Shared, dan Owned, dan menggabungkan semuanya.
Strategi ini dapat memaksimalkan peluang atau mengidentifikasi kelemahan dalam strategi
komunikasi yang dilakukan. Melalui model PESO, pemasaran dan hubungan masyarakat dapat
berjalan ke dunia digital secara bersamaan mencapai hasil maksimal.
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Selain itu, Munik memiliki media sosial, yaitu Facebook, Instagram, dan
YouTube. Optimalisasi media sosial Munik akan berfokus pada Facebook dan
Instagram. Pada Facebook dan Instagram, Munik memiliki dua akun resmi, yaitu
@munikseasonings yang berfokus pada seluruh produk Munik dan
@munikrestaurant yang berfokus pada lini bisnis Munik lainnya, yaitu restoran
dan catering. Pada media sosial Munik merupakan salah satu sarana Munik untuk
berinteraksi dengan target khalayaknya melalui penyajian konten yang menarik,
interaktif, dan informatif.
Universitas Indonesia
20
menarik serta memposting bukti struk pembelian produk Munik, dan memberikan
ajakan ke 5 orang teman untuk menggunakan produk Munik pada caption foto.
Pada setiap bulan, kontes foto akan dimenangkan oleh 3 orang dari pengikut
Instagram dan Facebook yang masing-masing berkesempatan mendapatkan
produk Munik sebesar Rp200.000,- dan voucher code sejumlah Rp100.000,- yang
dapat digunakan untuk belanja produk Munik di www.sarimunik.com.
Selain itu, bentuk aktivasi media sosial yang lain adalah konten yang
bersifat interaktif yang memanfaatkan seluruh fitur di media sosial. Akun media
sosial bumbu Munik dapat memanfaatkan penggunaan Instagram Stories atau
Facebook Stories secara lebih rutin. Berbeda dengan konten di feed, Instagram
dan Facebook stories menawarkan berbagai alat yang mendorong engagement
seperti fitur polling, vote, QnA, dan lain-lain. Pada postingan di media sosial
bumbu Munik mempunyai konten utama (content pillar) berupa resep memasak,
tips dalam memasak, cerita menarik dibalik makanan Indonesia, dan juga berita
terkini terkait kuliner. Konten media sosial akan bersifat informatif dan
entertaining. Konten tersebut juga akan diperkaya dengan menarik kesempatan
engagement dari pengikut media sosial dengan comment-baiting pada setiap
postingannya.
Selama kampanye berlangsung juga akan diadakan Top Spender Munik
yang di mana pengikut akun media sosial Munik berkesempatan memenangkan
Universitas Indonesia
21
3) Content Partnership
Bumbu Munik akan memanfaatkan kerja sama konten untuk memasarkan
produk bumbu Munik dengan media dan influencers. Melalui penciptaan konten
yang relevan dan menarik merupakan suatu upaya untuk memikat pelanggan.
Melalui partnership, penyebaran konten yang bekerja sama dengan Bumbu
Munik akan dipromosikan ke khalayak sasaran masing-masing oleh key opinion
leader. Berikut adalah key opinion leader terpilih untuk kerja sama konten:
● Chef William Gozali
William Gozali merupakan culinary content creator dan
influencer sekaligus chef profesional serta F&B consultant dan
entrepreneur. William Gozali atau yang dikenal dengan sapaan Willgoz
aktif di media sosial instagram dan youtube. Di Instagram, Willgoz
memiliki lebih dari 82.000 pengikut dan di YouTube memiliki 530 ribu
subscribers. Chef Willgoz memiliki program di YouTube, yaitu “Masak
Universitas Indonesia
22
4) Endorsement
Pemasaran dengan model endorsement cukup populer saat ini seiring
dengan pertumbuhan media sosial yang sangat pesat. Banyak brand yang
diuntungkan dengan sistem endorse ini, karena dengan mudah dapat mencapai ke
pangsa pasar yang tepat, dengan biaya yang tidak terlampau besar. Terdapat dua
sasaran endorsement yang akan terlibat pada kampanye “Nikmat Alami Masakan
Indonesia dengan Munik”. Endorsement hanya berfokus di Instagram. Untuk
Universitas Indonesia
23
endorsement produk bumbu Munik, influencer yang akan diajak bekerja sama
adalah Chef William Gozali.
Bentuk endorsement akan berupa postingan di feeds Instagram dan
Instastory. Selain itu, Bumbu Munik akan mengirimkan PR Packages yang akan
didokumentasikan melalui Instagram Stories. Munik juga memanfaatkan interaksi
antara influencer dan audiens dengan mengadakan kuis media sosial. Kuis
tersebut adalah kontes foto bersama produk bumbu Munik dan menceritakan
pengalaman menarik tentang produk Munik. Kuis akan dimenangkan oleh 2
pemenang setiap influencer yang berkesempatan untuk memenangkan PR
packages yang sama dengan influencer. Munik juga akan membagikan voucher
code untuk pelanggan yang membeli produk bumbu Munik di e-commerce
Munik.
5) Media Relations
Publikasi dari media konvensional dan media digital diperlukan untuk
menyebarkan berbagai rangkaian kampanye “Nikmat Alami Masakan Indonesia
denga Munik”. Untuk mendapatkan perhatian dari media, Munik perlu
membangun dan menjalin hubungan yang baik dengan pihak media. Munik akan
mengundang beberapa media online dan televisi untuk ikut dalam rangkaian
program “Nikmat Alami Masakan Indonesia dengan Munik”.
Dalam menjalankan media relations, media yang terpilih akan
mendapatkan kesempatan peliputan media dengan konten ulasan restoran Munik
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
BAB IV
PENUTUP
Universitas Indonesia
26
4.3 Evaluasi
Menurut Paul J. Gertler monitoring adalah proses yang berkelanjutan yang menelusuri
hal-hal yang terjadi dalam suatu program dengan menggunakan data yang dikumpulkan untuk
menginformasikan implementasi program dan pengelolaannya. Kegiatan monitoring dapat
menelusuri kinerja program apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan, membuat perbandingan
dengan program lain, dan menganalisis kecenderungan sepanjang waktu. Biasanya, monitoring
Universitas Indonesia
27
meliputi input, output, dan outcome. Adapun evaluasi adalah analisis tujuan yang bersifat
periodik dari suatu proyek, program, ataupun kebijakan yang sudah direncanakan, sedang
berjalan, maupun telah dilaksanakan/telah selesai. Evaluasi digunakan untuk menjawab
pertanyaan spesifik yang berkaitan dengan rancangan, implementasi, dan hasil.
Strategi monitoring evaluasi pada kampanye program “Nikmat Alami Masakan Indonesia
dengan Munik” dilakukan dengan rapat mingguan untuk memastikan semua kampanye yang
berjalan ada di arah yang sesuai dan tepat waktu. Untuk monitoring hasil dari kampanye yang
dilakukan adalah evaluasi bulanan media sosial yang menyertakan insight setiap postingan yang
sudah dipublikasikan di media sosial dan untuk kuis menyertakan data peserta yang mengikuti
kontes foto Munik. Pada monitoring website akan dilakukan setiap bulan yang menyertakan data
traffic website Munik dan melihat data penjualan di website Munik.
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
4 Endorsement
Chef MoU untuk ● Total postingan dilihat ● Target Social Media
William bekerja sama oleh 82.000 akun khalayak Monitoring,
Gozali menghasilkan mengetahui Survey
konten Munik identitas Munik
● Total postingan ● Target
dan mengadakan
dikomentari oleh 30 akun khalayak
aktivasi
mempunyai
#KuisMunik
keterikatan
terhadap konten
yang diberikan di
media sosial
● Peserta #MunikKuis 50 ● Memicu
akun pembelian Munik
pada setiap
pengikut KOL
yang melakukan
content
partnership
● Terdapat
peningkatan
pelanggan baru
Munik
5 Media Mengundang 12 ● 10 Media ● Munik sebagai Media
Relations media untuk menayangkan berita organisasi yang Monitoring,
liputan terkait positif terkait Munik terpercaya, Survey
● Terdapat 2 berita di
Munik kredibel yang
halaman pertama search
mempunyai
engine dalam pencarian
reputasi dan citra
kata kunci "Munik"
yang baik
Universitas Indonesia
30
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Aaker, David A. 1996. Building Strong Brands. New York: Free Press
Belch,G.E & Belch, M.A 2004. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing
Communication Perspective. Boston: McGraw Hill-Irwin. Hal. 16
Charles Lamb, W.et.al. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama, Salemba Empat: Jakarta.
Giannini, G.T., Jr. (2010). Marketing Public Relations: A Marketer’s Approach to Public
Relations and Social Media, 1sted. New Jersey: Pearson Education Limited.
Guth, D, W & Marsh, C. 2000. Public relations. A values-driven approach. Needham Heights:
Allyn & Bacon.
Kotler & Amstrong. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, Freddy (2002), Measuring Customer Satisfaction, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Jurnal:
Bowen, J.T., & S.L. Chen. (2001), “The Relationship between Customer Loyalty and Customer
Satisfaction”, International Journal of Contemporary Hospitality Management, May, pp.
213-217.
Darsono, Licen Indahwati (2004), “Loyalty & Disloyalty: Sebuah Pandangan Komprehensif
Dalam Analisis Loyalitas Pelanggan,”. KINERJA, Volume 8, No.2, Hal 163-173
Gendron, M. (2017). From Public Relations to Brand Activation: Integrating today’s
Communications Tools to Move Business Forward. Journal of Organizational Behavior,
28(3), 303-325. https://doi.org/10.1002/joe.21775
Hallowell, R. (1996), “The Relationships of Customer Satisfaction, Customer Loyalty, and
Profitability: an empirical study”, International Journal of Service Industry Management,
Vol. 7, No. 4, pp. 27-42.
Liembawati, Y., Dharmayanti, D., Si, M., Karina, R., Pemasaran, P. M., Petra, U. K., &
Siwalankerto, J. (2014). Analisa Pengaruh Brand Activation Terhadap Pembentukan
Brand Community Pada PT ISM Bogasari Flour Mills. Jurnal Manajemen Pemasaran
Petra, 2(1), 1-15.
Universitas Indonesia
31
Rowley, J., & J. Dawes. (2000), “Disloyalty: a closer look at non-loyals”, Journal of Consumer
Marketing, Vol. 17, No. 6, pp. 538-549.
Referensi Online:
Alberts, P. G. (2009). What is Brand Activation?. Retrieved July 1, 2019, from
http://brandactivation.com/theory
Business HSBC. (2017). FMCG Industry in Indonesia: Opportunities and Challenges. Retrieved
July 11, 2019. https://www.business.hsbc.co.id/en-gb/id/article/fmcg-industry-in-
indonesia
Finansialku. (2017). Kisah Sukses Daniel Mananta, Pendiri DAMN I Love Indonesia!.
https://www.finansialku.com/kisah-sukses-daniel-mananta-pendiri-damn-i-love-
indonesia/
Global Business Guide Indoneia. (2014). Thirst Quenching: Indonesia’s Food & Beverage
Industry. Retrieved
http://www.gbgindonesia.com/en/manufacturing/article/2014/thirst_quenching_indonesia
_s_food_andamp_beverage_industry.php
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Industri Makanan dan Minuman Jadi
Sektor Kampiun. https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Industri-Makanan-dan-
Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun
Latief, M. Nazarudin. (2018). Bumbu khas Indonesia agresif tembus pasar Arab Saudi. AA.
https://www.aa.com.tr/id/ekonomi/bumbu-khas-indonesia-agresif-tembus-pasar-arab-
saudi/1021511
Lestari, Vega Dhini. (2019). Vlog Perdana Maudy Ayunda di Narasi TV, Teman Chelsea Islan
Ini Sempat Merasa Tak Pede Kuliah di LN. Tribun Style.
https://style.tribunnews.com/2019/09/13/vlog-perdana-maudy-ayunda-di-narasi-tv-
teman-chelsea-islan-ini-sempat-merasa-tak-pede-kuliah-di-ln
McLeod, Richard. (2018). How can FMCG brands stay relevant in Indonesia’s new experience
economy? Retrieved July 22, 2019 from
https://www.thedrum.com/opinion/2018/11/02/how-can-fmcg-brands-stay-relevant-
indonesia-s-new-experience-economy
Sari Munik. Retrieved July 10, 2019, from https://www.sarimunik.com/tentang-kami/
Universitas Indonesia
32
Sherman. (2019). Top 25 Benefits of Content Marketing & How Content Marketing Can
Transform Your Business. Lyfe Marketing.
https://www.lyfemarketing.com/blog/benefits-content-marketing/
Tribun News. (2019). Profil Reisa Broto Asmoro, Model dan Dokter Cantik, Istri Bangsawan
Pernah Ikut Miss International. https://jabar.tribunnews.com/2019/08/13/profil-reisa-
broto-asmoro-model-dan-dokter-cantik-istri-bangsawan-pernah-ikut-miss-international
Tribunnews. (2018). Tidak Banyak Bumbu Instan yang Memiliki Citarasa Rasa yang Kuat.
Retrieved July 5, 2019, from https://www.tribunnews.com/travel/2018/11/23/tidak-
banyak-bumbu-instan-yang-memiliki-citarasa-rasa-yang-kuat
Universitas Indonesia
33
LAMPIRAN
Lampiran 1
Survei merek produk bumbu masak instan
Survei disebar melalui grup media sosial penulis. Survei ini telah diisi oleh 37 responden.
Berikut hasil dari survey yang dilakukan:
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Lampiran 2
Transkrip Wawancara
Narasumber : Yasser
Lokasi : Candlestick Coffe, Rawamangun
Tanggal : 11 Oktober 2019
Universitas Indonesia
37
dipakai oleh ibu saya. Karena saya merasa itu lebih terjamin dan rasanya sudah
jelas enak.
● Apa sih hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh produk bumbu masak instan?
○ Gak tau sih. Kalau dari harga, tidak terlalu memperhatikan juga. Dan kalau
masalah rasa itu balik ke selera masing - masing. Karena pada akhirnya ketika
rasa dari bumbu masak instan tidak sesuai dengan ekspektasi maka saya
menyiasatinya dengan menambahkan bumbu rempah asli atau menambahkan
garam, gula, kecap. Jadi rasanya tidak akan alami sesuai dengan rasa bumbu
masak instan tersebut karena sudah di mixed tadi.
● Boleh ceritakan pengalaman menyenangkan kamu dalam menggunakan bumbu masak
instan?
○ Saya menggunakan bumbu masak instan bukan karena menginginkan rasa yang
enak tapi kemudahan dalam memasak dan memasak menjadi lebih simpel dan gak
ribet. Tidak harus memotong atau mengulek hanya tinggal robek kemasan bumbu
masak instan saja lalu dituang dan diaduk . Udah deh selesai.
● Kalau yang tidak menyenangkan?
○ Ya itu tadi sih, rasanya pasti tidak alami. Dan harus menambahkan bumbu dan
racikan sendiri agar rasanya sesuai dengan ekspektasi kita.
● Apa merk produk bumbu masak instan yang kamu tahu?
○ Cuma tau Bamboe. Karena selalu pake itu
● Gak ada yang lain?
○ Ga kepikiran. Soalnya selalu beli itu, kalau gak ada bamboe baru ambil dari merk
lain. Tapi ga inget juga merknya
● Apa sih karakteristik bamboe yang selalu diingat?
○ Soalnya beda sendiri. Kemasannya warna coklat sendiri.
● Menurut kamu kenapa bamboe terkenal dibanding kompetitor?
○ Karena referensi dari nyokap dan sugesti juga jadi merasa lebih enak. Karena
masakan nyokap selalu enak. Dan gak mau nyoba nyoba merk lain yang rasanya
juga masih belum tentu enak.
● Terus apa kekurangan bamboe dibanding kompetitor?
○ Distribusinya tidak tersedia di minimarket.
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
39
Narasumber : Erika
Lokasi : Starbucks, Matraman
Tanggal : 13 Oktober 2019
Universitas Indonesia
40
baru. Jadi gue akan penasaran untuk coba sih. Selain itu, dari rasa yang udah
pernah dicoba sih. Kalau enak pasti akan beli lagi
● Bagaimana pengalaman kamu menggunakan bumbu masak instan?
○ Jadi lebih gampang banget. Tinggal dimasukin aja itu bumbu dan langsung jadi.
Simpel, gak ribet, gak buang waktu juga. Selain itu, juga sering ngebawain bumbu
masak instan buat pacar (LDR Jakarta - Korea) kalau lagi ketemu. Karena dia
suka masakan indonesia, jadi biar ga ribet kalau dia lagi kangen sama masakan
indonesia suka dibawain bumbu masak instan deh.
● Ada pengalaman kurang menyenangkan ga dalam menggunakan bumbu masak instan?
○ Ada. Kalau rasanya gak sesuai sama kemauan kita. Aneh gitu rasanya. Dan kalau
ga enak, gak bakal nyoba varian itu bumbu lagi sih. Karena sebagian tuh rasanya
tuh lebih ke ekstrak kimia gitu, kaya rasa sintetis dan mecin banget, bukan rasa
alami. Dan jadinya bikin enek.
● Apa tuh merek bumbu yang ga enak?
○ Sebagian dari bumbu racik suka aneh. Kalau gak salah varian bumbu racik opor
ayam yang gue gak suka inget
● Merk bumbu masak instan apa yang kamu tahu?
○ Sajiku, Royco, Munik, Racik, Desaku, Bamboe, Sasa, Indofood, Bango
● Apa atribut merek yang membuat kamu tertarik untuk membeli produk bumbu masak
instan?
○ Gambar di kemasannya dan warnanya harus menarik sih yang ngejreng dan beda
dari yang lain. Terus tulisannya harus gede dan jelas. Gambarnya juga harus
sesuai sama deskripsi.
● Sebutkan satu merek bumbu masak instan apa yang paling terkenal?
○ Bumbu Racik
● Kenapa?
○ Karena varian rasanya terbanyak, di jual dimana mana, di warung kecil juga jual
racik jadi mudah di dapat dan iklannya juga banyak.
● Seandainya brand tersebut adalah orang, akan seperti apa?
○ Sajiku : Cowo, Karena sajiku identik dengan nasi goreng. Jadi keinget abang
nasgor hahah. Mungkin umurnya 30-40an
Universitas Indonesia
41
○ Munik : high-end, cewe, jadul, umurnya 20-30 tahun, tidak mau tersaingi, paling
luxurious,
○ Royco : Cewe, umur 20an, pintar, tangguh
○ Racik : Cewe, umur 20an, tidak membosankan,
○ Bango : Cewe, manis, monoton, umur 20an
● Pernah melihat komunikasi dari brand produk bumbu masak instan ga?
○ Kalau iklan hampir semuanya sih atau ada product placement di acara masak di
TV. Sejauh ini, kayaknya belum ada SPGnya yang nyamperin sih.
● Bagaimana kesan terhadap media sosial dari produk bumbu masak instan?
○ Sajiku : banyak resep, fotonya bagus
○ Munik : Bagus, menarik, lebih banyak informasi promo, dan resep juga ada,
variatif juga banyak informasi lain, ada giveaway juga jadi interaktif
○ Racik : Mirip kaya sajiku, banyak tips untuk memasak, namun sayangnya gak
terlalu update
○ Bango : Lebih menjelaskan si kecapnya daripada bumbunya, gak terlalu banyak
posting, dan gak ada informasi promosi
● Tahu merek Munik kan?
○ Iya dong
● Menurut kamu Munik seperti apa?
○ Packagingnya bagus, luxurious, rasanya oke, ada dimana-mana kok, terpercaya
juga.
● Bagaimana pengalaman menggunakan bumbu masak Munik?
○ Oke, rasanya enak. Kurang lebih sama seperti bumbu yang lain. Terus karena
Munik ini ada restorannya, sugestinya jadi serasa kaya makanan di restoran sih
enaknya.
● Seberapa sering kamu membeli Munik?
○ Tergantung nyokap gue mau atau engga sih. Kadang - kadang. Atau kalau lagi
pengen aja. Terus gak sering beli, karena cuma ada di supermarket besar sih. Dan
kalaupun ke supermarket kan kalo lg belanja bulanan aja gak sering sering banget.
● Kenapa memilih Munik dibanding produk kompetitor?
Universitas Indonesia
42
○ Terpercaya. Rasa restorannya sih oke, Varian rasanya terbanyak dibanding bumbu
lain sih. Lebih unik bumbu masaknya.
● Kekurangan Munik itu apa?
○ Susah di dapat karena cuma ada di supermarket besar aja sih. Terus kurang main
iklan juga, kurang main di youtube juga soalnya kan sekarang semua generasi
nonton youtube ya. Lumayan banget kalo ada video masak masak.
● Seberapa jauh merekomendasikan bumbu Munik?
○ Rekomendasi ke kerabat sih. Kalau butuh bumbu masak yang agak ribet.
● Ok terima kasih erika atas waktunya
○ Iya sama sama
Universitas Indonesia
43
Narasumber : Genta
Lokasi : Gedung Komunikasi, FISIP UI
Tanggal : 14 Oktober 2019
Universitas Indonesia
44
kalau semuanya dipakai. Dan jadinya gak tau harus memasukan produk seberapa
banyak, supaya rasanya itu pas sesuai sama yang kita mau. Terutama kebanyakan
produk bumbu masak instan tuh lebih ke porsi keluarga bukan porsi individual.
Dan rasanya udah failed harus ngakalin dengan nambahin air, atau apa gitu. Itu
sih tricky banget tapi
● Apa brand bumbu masak instan yang sering dipakai?
○ Bumbu bamboe, selalu pake itu. Karena emang keluarga gue juga pake bamboe.
Jadinya pake bumbu itu.
● Sudah berapa lama menjadi pelanggan bumbu bamboe?
○ Dari jaman gue sma kalo makenya. Tapi kalau tahu bumbu bamboe dari kecil
karena nyokap selalu pake itu.
● Selain itu apa produk bumbu masak instan yang kamu ketahui?
○ Kobe, Indofood, Bamboe, Sasa La Rasa, Ko Kita,
● Pernah melihat komunikasi yang dilakukan oleh brand tersebut?
○ Pernah. Indofood biasanya suka ada iklan di tv, terus sosmednya juga terutama
youtube. Gue suka liat youtube brand masak - masak gitu sih. Kaya kokita juga
sering di youtube, dan beberapa kali melakukan endorsement, kalo kobe sering
melihat instalasi pop-up di supermarket aja sih.
● Setelah melihat sosial media brand tersebut, gimana tanggapan kamu?
○ Kobe : hard selling, product knowledge, informatif, fun, friendly, desain,
kombinasi warnanya kurang,
○ indofood : jarang update, banyak resep, fotonya bagus HD, warnanya bagus
warm, cocok, fontnya cewe
○ sasa la rasa : digital activationnya banyak, bagus , menarik, gimmicknya bagus
terutama yang ibu ibu berantem rebutan rendang, infografis sangat milenial,
young sekali,
○ bamboe : fotonya mainstream kebanyakan menggunakan istock, bahasanya kaku,
jadul, desainnya kurang menarik, tidak estetik, desain dangdut.
○ Munik ignya nanggung visualnya, typographynya kuraang, kurang menarik
Universitas Indonesia
45
Narasumber : Inel
Lokasi : Rumah Penulis (Cempaka Putih)
Tanggal :
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
● Apakah ada materi Anda saat ini yang perlu diperbarui agar sesuai dengan identitas
merek yang baru?
○ Saat ini sedang proses mengganti packaging khususnya mengganti gambar di
packaging dan membuka cabang pop up store utk Nasi Box di Chase Plaza,
Sudirman.
● siapa pelanggan ideal Anda?
○ 22 sampai <60 Tahun, ibu rumah tangga, ibu karier, ibu-ibu pengusaha UMKM,
● Apa pesan utama yang ingin Anda sampaikan kepada pelanggan Anda?
○ Fresh, Authentic, Traditional (Tagline)
● Apakah Anda memiliki riset pasar tentang klien ideal Anda atau produk / bisnis Anda
yang dapat Anda bagikan dengan kami?
○ Tidak ada. Hanya melihat dari berbagai customer yang datang ke Munik. Sejauh
ini, Kalau nasi box & catering selalu dipakai oleh orang kantoran, dan restoran
sering dipakai utk berbagai event, bumbu retail biasanya ibu2 30-40 tahun.
● Jika Anda memiliki merek / identitas yang ada, mengapa ini tidak bekerja untuk Anda?
○ Saat ini, identitas merek dirasa tepat ke customer.
● Sejauh apa sih konsumen mengenal munik?
○ Customer banyak yang mengetahui Munik.Namun, hanya customer hanya
mengerti munik sebagai 1 layanan saja : Mereka hanya tau
restoran/bumbu/catering aja. Mereka belum tau Munik secara keseluruhan. Dr
hasil analisis, segmentasi target bisnis munik yg berbeda yg menyebabkan
customer tidak mengetahui Munik secara keseluruhan. Mungkin perlu utk di
"treat" komunikasinya sesuai dengan target bisnis masing2.
● Bagaimana pesan pesan yang disampaikan oleh Munik? Apakah sudah tersampaikan
dengan baik?
○ Munik tidak mempunyai pesan umum sehingga tidak ada yg di evaluasi. Munik
hanya bekerjasama dengan berbagai brand2 utk mengembangkan bisnis. Namun
keputusan dr direktur lebih fokus ke B2B, krn keterbatasan budget. bahkan
beberapa kerjasama bisnis terkait catering&restoran beberapakali ditolak
kerjasama krn masalah budget.
● Seberapa loyal customer Munik?
Universitas Indonesia
49
○ Tinggi. Terutama orang yang mau ke LN, mereka suka stock Munik. Makanya
kita export dan melakukan endorsement dengan micro influencer (youtube) yg
basisnya Australia. Kompetitor horeca suka sponsor pameran besar &
menggelontorkan dana yg banyak saat membuka booth, Kalo retail mereka
mengetahui selera trend saat ini di masyarakat sehingga brand tsb bisa
menyesuaikannya
● Bagaimana identitas dan asosiasikan Munik? Dan apakah selama ini sudah konsisten
menanamkan identitas Munik seperti itu?
○ Munik sebagai bumbu masak yang terpercaya & legend. Asosiasinya sudah lama
berpengalaman dalam masakn indonesia. Saat ini blm mengetahui "desired
image" ke depan krn blm pernah melakukan komunikasi tersebut. Namun sbg
produk kami ttp konsisten
● Bagaimana brand personality yang dimiliki oleh Munik? Dan bagaimana Munik menjalin
hubungan dengan audiens terkait personality itu?
○ Family oriented, real, original, leader, upper class, feminine. Kami berkomunikasi
melalui berbagai event seperti bazaar, pameran, event di restoran, dan media
sosial. Yang membedakan kami mempunyai restoran dan mempunyai e-
commerce sendiri.
● Ada target brand personality mau seperti apa yang berbeda dari sekarang?
○ Tidak ada target brand personality.
● Apakah brand personality membantu menanamkan identitas merek Munik?
○ Family oriented tersedia di restoran kami yg bersifat resto keluarga, Real &
original yaitu adalah produk kami yg dr bahan asli. Leader sebagai pioneer di
bumbu masak, dan upper class & feminine sesuai target market kami. Kami
menggunakan functional benefit representation yang terlihat jelas dr produk kami
● Apakah anda mengetahui bagaimana perkembangan identitas Munik dari dulu hingga
sekarang?
○ Kurang mengetahui
● Apakah brand personality Munik sesuai dengan apa yang dibayangkan oleh konsumen?
Dan ada gak sih cara supaya memperkuat pesan Munik?
Universitas Indonesia
50
○ Iya. sesuai dengan target market kali. dan sangat mungkin utk memperkuat pesan
identitas brand kami dgn strategi yg baik & budget yang memadai.
● Apa saja aset perusahaan Munik?
○ Munik : Bumbu Retail, Horeca, Export, Catering, Resto
● Aset perusahaan yang paling kuat?
○ Bumbu Horeca
● Apakah Munik mempunyai customer yang banyak?d
○ Ada. Buktinya selalu banyak yang beli
● Apa kelebihan yang Anda miliki dibandingkan kompetitor?
○ Mempunyai macam lini bisnis makanan yang tidak dipunyai oleh kompetitor.
Kami ada bumbu retail, horeca, export, catering, resto
● Bidang apa yang perlu Anda tingkatkan?
○ resto&catering harus lebih berkolaborasi, dan bumbu retail lebih memangsa pasar
yang ada, horeca lebih menjangkau UMKM
● Apa hal-hal yang perlu Anda hindari?
○ Tidak ada sejauh ini
● Apa keunggulan dari kompetitor dibanding anda?
○ Mereka fokus terhadap retail/horeca mereka. dan mereka mempunyai dana yg
memumpuni sehingga bisa melakukan berbagai promosi ke customer
● Apakah basis pelanggan Anda terlalu rendah?
○ Secara masing masing lini bisnis market sharenya kecil, namun kalau digabung
lumayan mematok berbagai segmentasi
● Apakah kompetitor sudah berjalan jauh di depan Anda?
○ Iya banget
● Perubahan eksternal apa yang akan menjadi peluang Anda?
○ Tidak ada
● Apa tren yang sedang berlangsung saat ini? Dan apakah memperhatikannya
○ Kalau di resto kita selalu memberikan inovasi menu baru begitu jg catering utk
menyesuaikan pasar yg ada. (cth: salted egg), Tidak melihat trend bumbu. varian
rasa bumbu yang keluar itu2 saja dr berbagai brand.
● Apakah tren ini akan memengaruhi Anda secara positif?
Universitas Indonesia
51
Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
53
Lampiran 3
Insight Media Sosial Munik
Universitas Indonesia