Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Fauziah Aulia Ramadhani, Syifa Fatimatuzahra


Akademi Minyak dan Gas Balongan

ABSTRAK
Pengukuran merupakan bagian dari keterampilan Proses Sains yang
merupakan pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Suatu pengukuran besaran fisika seperti panjang, suhu, kuat arus, dan sebagainya
selalu diliputi ketidakpastian, hal tersebut sudah menjadi prinsip umum dalam fisika
eksperimental. Sebabnya adalah keterbatasan alat ukur (least count / nst = nilai
skala terkecil, kesalahan pengukuran (human eror) dan kesalahan sistem (kesalahan
kalibrasi kesalahan titik nol dan kesalahan pegas). Kesalahan tersebut menyebabkan
hasil pengukuran kurang tepat, dapat lebih besar atau lebih kecil inilah yang
dimaksud ketidakpastian dalam percobaan. Setiap alat ukur pada umumnya
memiliki keterbatasan daya ukur atau keterbatasan kemampuan dalam mengukur
suatu besaran, keterbatasaaan ini disebut least count atau nilai sekala kecil. Pada
beberapa alat ukur, terdapat alat bantu skala yang disebut nonius . Beberapa
penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil
(NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta
tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda.
ABSTRACT
Measurement is part of science process skills which is a collection of
information both quantitatively and qualitatively. A measurement of physical
quantities such as length, temperature, strong currents,etc. are always filled with
uncertainty. The reason is the limitations of measuring instruments, measurement
errors, and system errors cause the measurement results to be incorrect, can be larger
or smaller this is the uncertainty is the experiment. Each meansuring instrument
generally has limited meansuring power of limited ability to measure a quantity, this
limitation is called least count. In some meansuring instrument, these is a scale values,
calibration errors, zero point errors, parallax errors, fluctuation in meansurement
parameters, and independent environments and different observer skill levels.
Kata kunci : Skala Utama, Skala Nonius, SDID (Skala Dasar Inside Diameter), SDOD (Skala
Dasar Outside Diameter), SPID (Skala Pembantu Inside Diameter), SPOD (Skala Pembantu
Outside Diameter).

PENDAHULUAN melakukan pengukuran , dapat


Pengukuran merupakan diperoleh besarnya atau nilai suatu
bagian dari keterampilan Proses Sains besaran atau bukti kualitatif.
yang merupakan pengumpulan
informasi baik secara kuantitatif Suatu pengukuran besaran
maupun secara kualitatif. Dengan fisika seperti panjang, suhu, kuat arus,
dan sebagainya selalu diliputi
ketidakpastian, hal tersebut sudah Suatu pengukuran besaran
menjadi prinsip umum dalam fisika fisika seperti panjang, suhu, kuat arus,
eksperimental. Sebabnya adlah dan sebagainya selalu diliputi
keterbatasan alat ukur (least count / ketidakpastian, hal tersebut sudah
nst = nilai skala terkecil). Kesalahan menjadi prinsip umum dalam fisika
pengukuran (human eror) dan eksperimental. Sebabnya adlah
kesalahan system (kesalahan kalibrasi keterbatasan alat ukur (least count /
kesalahan titik nol dan kesalahan nst = nilai skala terkecil). Kesalahan
pegas). Kesalahan tersebut pengukuran (human eror) dan
menyebabkan hasil pengukuran kesalahan system (kesalahan kalibrasi
kurang tepat, dapat lebih besar atau kesalahan titik nol dan kesalahan
lebih kecil inilah yang dimaksud pegas). Kesalahan tersebut
ketidakpastian dalam percobaan. menyebabkan hasil pengukuran
kurang tepat, dapat lebih besar atau
Suatu pengukuran selalu lebih kecil inilah yang dimaksud
disertai oleh ketidakpastian. Beberapa ktidakpastian dalam percobaan. [1][3]
penyebab ketidakpastian tersebut Setiap alat ukur pada umumnya
antara lain adanya Nilai Skala Terkecil memiliki keterbatasan daya ukur atau
(NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan keterbatasan kemampuan dalam
titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi mengukur suatu besaran,
parameter pengukuran, dan keterbatasaaan ini disebut least count
lingkungan yang saling atau nilai sekala kecil. Dalam suatu
mempengaruhi serta tingkat alat ukur jarang sekali terdapat skala
keterampilan pengamat yang yang berjarak kurang dari satu
berbeda-beda. Dengan demikian amat milimeter, hal ini karena mata
manusia umumnya sulit melihat jarak
sulit untuk mendapatkan nilai
kurang dari satu milimeter. [1][3]
sebenarnya suatu besaran melalui
pengukuran sehingga sangat Pada beberapa alat ukur,
diperlukan beberapa panduan dalam terdapat alat bantu skala yang disebut
memperoleh hasil pengukuran seteliti nonius. Nonius membuat seolah – olah
mungkin cara melaporkan dua garis skala yang terkecil menjadi
ketidakpastian yang menyertainya. besar dan mudah dilihat salah satu
alat ukur yang memiliki skala nonius
DASAR TEORI yaitu jangka sorong. Jangka sorong
Pengukuran merupakan adalah alat ukur yang memiliki
bagian dari keterampilan Proses Sains ketelitiannya dapat mencapai seper
yang merupakan pengumpulan seratus milimeter. [1][3]
informasi baik secara kuantitatif Suatu pengukuran selalu
maupun secara kualitatif. Dengan disertai oleh ketidakpastian. Beberapa
melakukan pengukuran , dapat penyebab ketidakpastian tersebut
diperoleh besarnya atau nilai suatu antara lain adanya Nilai Skala Terkecil
besaran atau bukti kualitatif. [5] (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan
titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, dan Beberapa kesalahan umum dapat
lingkungan yang saling mudah diketahui tetapi yang
mempengaruhi serta tingkat lainnya mungkin sangat
[4]
keterampilan pengamat yang tersembunyi.
berbeda-beda. Dengan demikian amat 2. Kesalahan sistematis (systematic
sulit untuk mendapatkan nilai errors)
sebenarnya suatu besaran melalui Disebabkan oleh
pengukuran sehingga sangat kekurangan-kekurangan pada
diperlukan beberapa panduan dalam instrumen sendiri seperti
memperoleh hasil pengukuran seteliti kerusakan atau adanya bagian-
mungkin cara melaporkan bagian yang aus dan pengaruh
ketidakpastian yang menyertainya. [5] lingkungan terhadap peralatan
Tidak ada pengukuran yang atau pemakai. Jenis kesalahan ini
menghasilkan ketelitian yang dapat dibagi dua bagian yakni :
sempurna, tetapi adalah penting  Kesalahan instrumental
untuk mengetahui ketelitian yang (instrumental error) yaitu jenis
sebenarnya dan bagaimana kesalahan kesalahan yang tidak dapat
yang berbeda digunakan dalam dihindarkan dari instrumen
pengukuran. Langkah pertama yang karena akibat struktur
diperlukan untuk menguranginya mekanisnya. Misalnya tarikan
adalah mempelajari kesalahan- pegas yang tidak teratur,
kesalahan tersebut, dimana dari hal pembebanan instrumen secara
ini juga dapat ditentukan ketelitian berlebihan. Atau kesalahan
hasil akhir. [4] kalibrasi akibatnya pembacaan
Kesalahan-kesalahan dapat yang tidak tepat. [4]
terjadi karena berbagai sebab dan  Kesalahan karena lingkungan
umumnya dibagi dalam tiga  jenis, (environmental errors) yakni
yaitu : jenis kesalahan  akibat dari
1. Kesalahan umum (gross-errors) keadaan luar yang
Kebanyakan disebabkan berpengaruh terhadap
oleh kesalahan manusia, instrumen, seperti efek
diantaranya adalah kesalahan perubahan suhu, kelembaban
pembacaan alat ukur, penyetelan udara, tekanan udara luar, atau
yang tidak tepat dan pemakaian medan elektromagnetik. [4]
instrumen yang tidak sesuai, dan Kesalahan sistematis
kesalahan penaksiran. Selama dapat pula dibagi atas kesalahan
manusia terlibat dalam statis dan kesalahan dinamis. [4]
pengukuran, kesalahan jenis ini 3. Kesalahan yang tak disengaja
tidak dapat dihindari; namun (random errors)
jenis kesalahan ini tidak mungkin Diakibatkan oleh
dihilangkan secara kesuluruhan, penyebab-penyebab yang tidak
usaha untuk mencegah dan dapat secara langsung diketahui
memperbaikinya perlu dilakukan. sebab perubahan-perubahan
parameter atau sistem Pengukuran berulang
pengukuran terjadi secara acak. [4] merupakan pengukuran yang
Ketidakpastian berbeda dilakukan lebih dari satu kali,
antara pengukuran tunggal dengan akan tetapi dapat dibedakan anta
pengukuran berulang. pengukuran yang dilakukan
1. Ketidakpastian pengukuran beberapa kali (2 atau 3 kali)
tunggal dengan pengukuran yang cukup
Pengukuran tunggal sering (10 kali atau lebih. Nilai
adalah pengukuran yang hanya benar xo dapat didekati dengan
dilakukan satu kali saja.[2] nilai rata-rata x. [5]
Keterbatasan skala alat ukur dan Misalnya, suatu besaran
keterbatasan kemampuan fisika diukur N kali pada kondisi
mengamati serta banyak sumber yang sama, dan diperoleh hasil-
kesalahan lain, mengakibatkan hasil pengukuran x1 , x2 ,x3 ,...,xN
hasil pengukuran selalu (disebut sebagai sampel). Nilai
dihinggapi ketidakpastian. Nilai X rata-rata sampel x didefinisikan
sampai goresan terkhir dapat sebagai
diketahui dengan pasti, namun
bacaan selebihnya adalah terkaan
x́=
∑ xi
atau dugaan belaka sehingga N
patut diragukan. Inilah yang Berdasarkan analisis
ketidakpastian yang dimaksud statistik ternyata nilai terbaik
dan diberi lambang ∆X. Lambang sebagai pengganti nili benar x 0
∆X merupakan ketidakpastian adalah raa-rata x́ . Ketidakpastian
mutlak. [5] Ax dinyatakan oleh simpangan
baku nilai rata-rata sampel.
1
∆ x= × skala terkecil
2
∑ x 21−(∑ x 21)
Dimana ∆ x adalah
ketidakpastian pengukuran
x́=
1
√N √ N−1

tunggal. Angka 2 pada  persamaan


di atas menunjukkan satu skala Banyak angka yang
(nilai antar dua goresan terdekat) dilaporkan dalam percobaan
masih dapat dibagi 2 bagian berulang dapat mengikuti aturan
secara jelas oleh mata. Nilai ∆X berikut, ketidakpastian relatif
merupakan hasil  pengukuran sekitar 10% berhak atas 2 angka,
dilaporkan dengan cara yang ketidakpastian relatif sekitar 1%
sudah dibakukan sebagai berikut : berhak atas 3 angka,
ketidakpastian relatif sekitar
x=|x ± ∆ x| 0,1% berhak atas 4 angka. [2]
Ketidakpastian relatif
2. Ketidakpastian pengukuran dihitung dengan persamaan
berulang
Ketidakpastian relatif
∆x
¿× ×100 %
x
Inside Diameter Pipa A dengan
menjepitkannya pada rahang atas dari
Jangka Sorong, mencatat hasil
Penggunaan alat ukur dalam perhitungan Skala Dasar Inside
dunia industry antara lain, gas meters, Diameter dan Skala Pembantu Inside
height gage, sound level meters, Diameter, yang dihasilkan dengan
tachymeter, water meters. melihat garis terakhir pada Skala
Utama sebelum angka nol (0) yang
METODOLOGI ada pada Skala nonius, dan melihat
Menyiapkan alat dan bahan garis lurus yang dihasilkan oleh Skala
yang digunakan dalam proses Utama dan Skala nonius, dan
percobaan, mengukur Outside mengkalikannya dengan ketelitiannya,
Diameter Pipa A dengan cara lalu menjumlahkan antara hasil
menjepitkannya pada rahang bawah perhitungan skala dasar dengan skala
dari Jangka Sorong, mencatat hasil pembantu, mengukur panjang dari
perhitungan Skala Dasar Outside Pipa A dengan mengukurkannya pada
Diameter dan Skala Pembantu Outside Tangkai Ukur Kedalaman, mencatat
Diameter, yang dihasilkan dengan hasil perhitungan kedalaman pipa A,
melihat garis terakhir pada Skala yang dihasilkan dengan melihat garis
Utama sebelum angka nol (0) yang terakhir pada Skala Utama sebelum
ada pada Skala nonius, dan melihat angka nol (0) yang ada pada Skala
garis lurus yang dihasilkan oleh Skala nonius, dan melihat garis lurus yang
Utama dan Skala nonius, dan dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala
mengkalikannya dengan ketelitiannya, nonius, dan mengkalikannya dengan
lalu menjumlahkan antara hasil ketelitiannya, lalu menjumlahkan
perhitungan skala dasar dengan skala antara hasil perhitungan skala dasar
pembantu, mengukur Skala Dasar dengan skala pembantu.

DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Skala Dasar Skala Pembantu


Bahan L (m)
Otside Inside Otside Inside
Diameter Diameter Diameter Diameter
(m) (m) (m) (m)

Pipa A 0,021 0,017 5 5 0,07

Pipa B 0,026 0,021 0 3,5 0,1

Pipa C 0,032 0,027 9 7 0,013


Skala Dasar Skala Pembantu
Bahan V (m3)
Otside Inside Otside Inside
Diameter Diameter Diameter Diameter
(m) (m) (m) (m)

Pipa A

Pipa B

Pipa C

Table 1. Hasil pengamatan pengukuran dan ketidakpastian

1
∆ P= × Ketelitia � �
2

1
¿ ×5 ×10−5
2

¿ 2,5 ×10−5 m

Keterangan :
OD = Outside Diameter
ID = Inside Diameter
SD = Skala Dasar (Skala Utama)
SP = Skala Pembantu (Skala Nonius)

Pengolahan Data:
 Pengukuran Pipa A
Diketahui :
SD OD = 0,021m
SD ID = 0,017 m
SP OD =5
SP ID =6
L = 0,07 m
Ketelitian = 5 ×10−5 m
∆p =2,5 ×10−5 m
Ditanya :
ṕ OD = ……..?
ṕ OD2 = ……..?
ṕ ID = ……..?
ṕ ID2 = ……..?
pOD = …….?
pID = ……..?
V = ……..?
Jawab :
ṕ OD = SDOD + ( SP OD × ketelitian )
= 0,021+ ( 5 ×5 × 10−5 )
= 0,02125 m
2
ṕ O D =¿
= (0,02125)2 m
= 0,0004515625 m
ṕ ID = SD ID+ ( SP ID ×ketelitian )
= 0,017+ ¿¿ )
= 0,0173 m
ṕ I D2 = ( ṕ ID ¿2
= ( 0,0173¿2
= 0,00029929 m
p OD = ṕ OD ± ∆ p
= 0,02 125± 2,5 ×10−5m
p ID = ṕ ID ± ∆ p
= 0,0173 ± 2,5× 10−5m
1
V = π × ( ṕ ID ) × L
2
1
= ( 3,14 ) × ( 0,00029929 ) × 0,07
2
= 3,2892 ×10−5 m 3
 Pengukuran Pipa B
Diketahui :
SD OD = 0,026 m
SD ID = 0,021 m
SP OD =0
SP ID = 3,5
L = 0,1 m
Ketelitian = 5 ×10−5 m
∆p =2,5 ×10−5 m
Ditanya :
ṕ OD = ……..?
ṕ OD2 = ……..?
ṕ ID = ……..?
ṕ ID2 = ……..?
pOD = …….?
pID = ……..?
V = ……..?
Jawab :
ṕ OD = SDOD + ( SP OD × ketelitian )
= 0,026+ ( 0 ×5 ×10−5 )
= 0,026 m
2
ṕ O D =¿
= (0,026)2 m
= 0,000676 m
ṕ ID = SD ID+ ( SP ID ×ketelitian )
= 0,021+¿ ¿ )
= 0,021035 m
ṕ I D2 = ( ṕ ID ¿2
= (0,021035 ¿2
= 0,0004424712 m
p OD = ṕ OD ± ∆ p
= 0,026 ± 2,5× 10−5m
p ID = ṕ ID ± ∆ p
= 0,021035 ± 2,5× 10−5m
1
V = π × ( ṕ ID ) × L
2
1
= ( 3,14 ) × ( 0,0004424712) ×0,1
2
= 6,9468 ×10−5 m 3
 Pengukuran Pipa C
Diketahui :
SD OD = 0,032 m
SD ID = 0,027 m
SP OD = 9
SP ID =7
L = 0,013 m
Ketelitian = 5 ×10−5 m
∆p =2,5 ×10−5 m
Ditanya :
ṕ OD = ……..?
ṕ OD2 = ……..?
ṕ ID = ……..?
ṕ ID2 = ……..?
pOD = …….?
pID = ……..?
V = ……..?
Jawab :
ṕ OD = SDOD + ( SP OD × ketelitian )
= 0,032+ ( 9 × 5× 10−5 )
= 0,032045 m
2
ṕ O D = ( ṕ OD ¿2
=¿m
= 0,1026882025 m
ṕ ID = SD ID+ ( SP ID ×ketelitian )
= 0,027+ ¿¿ )
= 0,02735 m
ṕ I D 2 = ( ṕ ID ¿2
= ( 0,02735 ) m
= 0,000 7480225 m
p OD = ṕ OD ± ∆ p
= 0 , 03245 ×2,5 ×10−5m
p ID = Ṕ ID ±2,5 ×10−5
= 0,02735 ± 2,5× 10−5 m
1
V = π × ( ṕ ID ) × L
2
1
= ( 3,14 ) × ( 0,007480228 ) × 0,13
2
= 1,526713 ×10−4 m2
 Data Terbaik
Dddd
Σ ṕ OD = ṕ O D 1 + ṕO D 2 + ṕO D 3
= 0,02125+0,026+ 0,032445
= 0,0795m
Σ ṕ OD2 = ṕ OD21 + ṕ OD22 + ṕ OD23
= 0,0004515625+0,000676+ 0,0010350025
= 0,002180565 m 2
Σ ṕ ID = ṕ I D 1 + ṕ I D 2 + ṕI D 3
= 0,0173+0,021035+ 0,02735
= 0,065685 m 2
Σ ṕ ID2 = ṕ ID21 + ṕ ID22 + ṕ ID23
= 0,00029929+0,0004424712+0,0007480225
= 0,0014897837 m 2
ṕ O D 1+ ṕ O D 2 + ṕ O D 3
ṕ OD =
n
0 , ,02125+ 0,026+0,32045
=
3
= 0,026566667m
ṕ I D 1+ ṕ I D 2 + ṕ I D 3
ṕ ID =
n
0,0173+0,021035+0,02735
=
3
= 0,021895 m
∆ ṕ OD = √ Σ ṕ OD 2 – n¿ ¿ ¿
= √ 0,1034093588−3 ¿ ¿ ¿
= 0,0986083119 m
∆ ṕ ID = √ Σ ṕ ID2 – n ¿ ¿ ¿
= √ 0,0014897837−3 ¿ ¿ ¿
= 0,00293287743 m
( ṕ+ ∆ ṕ)OD = ṕ OD+ ∆ ṕ OD
= 0,3677+ 0,0986083119
= 0,0466308312 m
( ṕ−∆ ṕ)OD = ṕ OD−∆ ṕ OD
= 0,3677−0,0986083119
= 0,269091 688 m
( ṕ+ ∆ ṕ)ID = ṕ ID+∆ ṕ ID
= 0,065685+0,00293287743
= 0,0686178774 m
( ṕ−∆ ṕ) ID = ṕ ID+∆ ṕ ID
= 0,065685+0,00293287743
= 0,0627521226 m
Jadi, data terbaik pengukuran Outside Diameter ( OD ) pipa berkisar
antara 0,021 m sampai dengan 0,032 m.
Jadi, data terbaik Inside Diameter (ID) pipa berkisar antara 0,017 m
sampai dengan 0,027 m.

Skala Dassar Skala Pembantu


Bahan L (m)

Outside Inside Outside Inside


diameter diameter diameter diameter
(m) (m) (m) (m)

Pipa A 0,021 0,017 5 6 0,07

Pipa B 0,026 0,021 0 3,5 0,1

Pipa C 0,032 0,027 9 7 0,13


m3 ¿ Skala Dasar Skala Pembantu
Bahan V(
Outside Inside Outside Inside
diameter diameter diameter diameter
(m) (m) (m) (m)

×10−2 2,125 1,73 2,1275 1,7325


×10−2
×10−2
×10−2
3,892 ×10−5
Pipa A

×10−2 2,6 2,1035 2,6025


×10−2
×10−2
2,106 ×10−2
6,9468 ×10−5
Pipa B

×10−2 3,245 2,735 2,7375


−2
×10
3,2475 ×10−2
×10−2
1,5267131 ,× 10−4
Pipa C

×10−2 7,98 6,5685


×10−2Σ

Σ 2×10−3 2,180 1,489


×10−3

×10−2 2,656 2,189


×10−2Rat
a - rata

Tabel 2.Hasil Pengolahan Data Pengukuran dan Ketidakpastian


Grafik 1.Hubungan inside diameter (ID) terhadap Volume

Keterangan :
 Posisi OD dan ID terletak pada sumbu Y
 Posisi volume terletak pada sumbu X

PEMBAHASAN diisyaratkan. Alat ini dipergunakan


Pada percobaan pertama untuk mengukur diameter luar,
tentang pengukuran dan ukuran ketebalan dan juga ukuran
ketidakpastian bertujuan untuk dalam dari satu benda. Bahan yang
mengenal dan dapat menggunakan digunakan adalah pipa paralon yang
alat ukur dasar dalam fisika, berbeda sebanyak tiga buah.
mengetahui dan dapat mengolah data Adapun prosedur yang
dan menuliskannya dalam aturan digunakan dalam melakukan
baku, mengetahui ketidakpastian percobaan pengukuran dan
dalam suatu pengukuran,mampu ketidakpastian diantaranya yaitu
menerapkan penggunaan suatu alat menyiapkan alat dan bahan yang
ukur dalam kehidupan sehari-hari, digunakan dalam proses percobaan,
mampu menentukan ketidakpastian mengukur Outside Diameter Pipa A
pengukuran tunggal dan berulang. dengan cara menjepitkannya pada
Pengukuran merupakan rahang bawah dari Jangka Sorong,
bagian dari keterampilan Proses Sains mencatat hasil perhitungan Skala
yang merupakan pengumpulan Dasar Outside Diameter dan Skala
informasi baik secara kuantitatif Pembantu Outside Diameter, yang
maupun secara kualitatif. Dengan dihasilkan dengan melihat garis
melakukan pengukuran , dapat terakhir pada Skala Utama sebelum
diperoleh besarnya atau nilai suatu angka nol (0) yang ada pada Skala
besaran atau bukti kualitatif. nonius, dan melihat garis lurus yang
Alat yang digunakan pada dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala
percobaan ini yaitu jangka sorong. nonius, dan mengkalikannya dengan
Jangka sorong umumnya terbuat dari ketelitiannya, lalu menjumlahkan
besi stainless dan ukurannya harus antara hasil perhitungan skala dasar
sesuai dengan ukuran standar yang dengan skala pembantu, mengukur
Skala Dasar Inside Diameter Pipa A sehingga didapat nilai
dengan menjepitkannya pada rahang −5
ketidakpastiannya 2 ,5 x 10 meter.
atas dari Jangka Sorong, mencatat Pada percobaan Pengukuran
hasil perhitungan Skala Dasar Inside dan Ketidakpastian terdapat beberapa
Diameter dan Skala Pembantu Inside kesalahan, antara lain :
Diameter, yang dihasilkan dengan 1. Kurang teliti saat membaca skala
melihat garis terakhir pada Skala nonius;
Utama sebelum angka nol (0) yang 2. Potongan pipa tidak rata;
ada pada Skala nonius, dan melihat 3. Salah mengambil bahan yang
garis lurus yang dihasilkan oleh Skala akan digunakan.
Utama dan Skala nonius, dan
mengkalikannya dengan ketelitiannya, KESIMPULAN
lalu menjumlahkan antara hasil Pengukuran adalah bagian
perhitungan skala dasar dengan skala dari keterampilan proses sains yang
pembantu, mengukur panjang dari merupakan pengumpulan informasi
Pipa A dengan mengukurkannya pada baik secara kuantitafit maupun secara
Tangkai Ukur Kedalaman, mencatat kualitatif, butuh ketelitian yang lebih
hasil perhitungan kedalaman pipa A, dalam menggunakan alat ukurdasar
yang dihasilkan dengan melihat garis dalam fisika, mengolah data sesuai
terakhir pada Skala Utama sebelum dengan data yang didapat dari
angka nol (0) yang ada pada Skala penggunaan alat ukur jangka sorong,
nonius, dan melihat garis lurus yang setiap benda memiliki ukuran masing-
dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala masing dan dapat diukur, penggunaan
nonius, dan mengkalikannya dengan jangka sorong sangat mudah
ketelitiannya, lalu menjumlahkan dilakukan, dan untuk mengukur
antara hasil perhitungan skala dasar panjang benda skala dasar atau skala
dengan skala pembantu. pembantuan, untuk penulisan hasil
Pada percobaan tersebut pengukuran p= ṕ ± ∆ p dengan
hasil pengamatan pipa paralon 1
berbagai ukuran memiliki nilai skala
∆ p= ×ketelitian .
2
dasar diameter luar 0,021 meter
sampai 0,032 meter. Sedangkan nilai REFERENSI
skala dasar diameter dalam memiliki [1]Agriandita, Isnani.2018. Modul
nilai 0,017 meter sampai 0,027 meter. Praktikum Fisika Dasar. Indramayu
Untuk hasil pengamatan skala nonius : Akamigas Balongan
luar yaitu 0,05 sampai 0,09 meter dan [2]Kanginan, Marthen. 2013. Fisika
untuk skala nonius dalam yaitu 0,06 Untuk SMA/MA Kelas X. Cimahi :
meter sampai 0,07 meter. Sedangkan Erlangga
hasil pengukuran panjang pipa [3]Yanasasi. 2018. Modul Praktikum
paralon yaitu 0,07 meter sampai 0,13 Fisika Dasar. Indramayu :
meter. Nilai ketidakpastian Akamigas Balongan
merupakan setengah dari ketelitian, [4]Amaliyah, Rezki. 2015. Dasar
Pengukuran Dan Ketidakpastian.
(https://.slideshare.net/mobile/ekkys (https://www.academia.edu/133753
angfreenzy03/unit-1-dasar- 63/DASAR_PENGUKURAN_DAN_KE
pengukuran-dan-ketidakpastian) TIDAKPASTIAN) Tanggal Akses : 23
Tanggal Akses : 23 Oktober 2018 Oktober 2018
[5]Yusuf, Heryanti. 2014. Dasar
Pengukuran Dan Ketidakpastian.

Anda mungkin juga menyukai