Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN ANTI KORUPSI

MATA KULIAH : PBAK

Di
Susun Oleh :
Nur Aini

( PO.62.24.2.19.179 )

POLITEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok Pembahasan : Penyuluhan Pendidikan Anti Korupsii

Sub pokok pembahasan : Pendidikan Anti Korupsi

Sasaran : Siswa-Siswi SMAN 2 Palangka Raya

Hari/tanggal : Kamis,1 April 2020

Tempat : SMAN 2 Palangka Raya

Pukul : 09:00-09:40

Waktu : 40 menit

Penyuluh : Kelompok...

A. Tujuan
 Tujuan instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit tentang pendidikan anti korupsi
diharapkan para anak-anak mengetahui tentang pendidikan anti korupsi.
 Tujuan instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan siswa-siswi mampu :
1. Menjelaskan pengertian Korupsi
2. Mengetahui dampak korupsi.
3. Mengetahui bagaimana strategi pemberantasan korupsi
4. Menjelaskan upaya apa saja yang ditempuh dalam pembrantasan korupsi
5. Mengetahui undang-undang yang mengatur tentang korupsi Indonesia
6. Memahami Nilai-nilai anti korupsi

B. Materi
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Korupsi
2. Dampak Korupsi
3. Strategi pemberantasan korupsi
4. Upaya ditempuh dalam pembrantasan korupsi
5. Undang-undang yang mengatur tentang korupsi Indonesia
6. Nilai-nilai anti korupsi
C. Media
1. Powerpoint
2. Slide video

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Game

E. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
Penyuluhan 3. Menjawab pertanyaan
4. Membuat kontrak waktu 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Menyetujui kontrak
waktu

2 Kegiatan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan


Inti  Pengertian korupsi memperhatikan
(30 menit)  Mengetahui dampak penjelasan
korupsi Penyuluhan.
 Menyebutkan strategi 2. Mengajukan
pemberantasan korupsi pertanyaan

 Upaya yang ditempuh 3. Mengikuti Game

dalam pemberantasan
korupsi
 Undang-undang yang
mengatur tentang
korupsi.
 Menjelaskan nilai-nilai
anti korupsi
 Menayangkan Video
tentang korupsi.
2. Game

3 Penutup 1. Mengevaluasi peserta atas 1. Mendengarkan dan


(5 menit) penjelasan yang Memperhatikan
disampaikan dan penyuluh 2. Menjawab pertanyaan
menanyakan kembali yang diberikan dari
mengenai materi penyuluhan game
2. Salam Penutup 3. Menjawab salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kehadiran siswa 90%
 Persiapan alat dan media penyuluhan

2. Evalusi Proses
 Moderator, penyuluh, observer ,fasilisator,dan peserta mampu menjalankan
fungsi dan peranannya dengan baik.
 Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
 Peserta dapat menjawab pertanyaan yang di berikan mengenai materi penyuluhan

G. Lampiran Materi ;
KORUPSI
a. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin : corruption dari kata kerja corrumpere:
busuk,rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, menurut Transparency
International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
mereka yang dekat denganya, dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang
dipercayakan kepada mereka, ini adalah salah satu tindak korupsi.

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyaahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi.Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam
prakteknya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan
oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

b. Dampak Korupsi
1. Merugikan negara maupun kelompok
2. Menghabiskan atau memakan uang atau harta negara atau kelompok untu
kepentingan pribadi
3. Menjadikan negara miskin
4. Menjadikan negara memiliki hutang yang banyak di luar negeri
5. Menimbulkan ketidakdilan dalam hal pendapatan dan kekayaan
6. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan
7. Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat
8. Menurunya pendapatan negara
9. Hukum tidak lagi dihormati.

c. Strategi Pemberantasan Korupsi

Menurut Andi Hamzah (2005:249), strategi pemberantasan korupsi bisa disusun


dalam tiga tindakan terprogram, yaitu Prevention, Public Education dan Punishment.

1. Strategi Preventif
Diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengan cara menghilangkan
atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi.
Konvensi PBB Anti Korupsi, Uneted Nations Convention Against Corruption
(UNCAC), menyepakati langkah-langkah untuk mencegah terjadinya
korupsi.masing-masing negara setuju untuk mengembangkan dan menjalankan
kebijaksanaan anti-korupsi terkoordinasi dengan mempromosikan partisipasi
masyarakat dan menunjukan prinsip-prinsip supremasi hukum, integritas,
transparan dan akuntabel, saling bekerja sama untuk mengembangkan langkah-
langkah yang efektif untuk pemberantasan korupsi.

2. Public Education

Public education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat peru


digalakkan untuk membangun mental anti-korupsi. Pendidikan anti-korupsi bisa
dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti pendekatan agama,
budaya,sosial,ekonomi,etika. Adapun sasaran pendidikan anti-korupsi secara garis
besar bisa dikelompokkan menjadu dua, yaitu :

a. Pendidikan anti korupsi bagi aparatur pemerintah dan calon aparatur


pemerintah.
b. Public education anti korupsi bagi masyarakat luas melalui lembaga
keagamaan dan tokoh masyarakat.

3. Strategi Punishment

Adalah tindakan memberi hukuman terhadap pelaku tindak pidana


korupsi.Dari sekian banyak peraturan perundang-undangan anti-korupsi yang ada,
salah satu yang paling populer barangkali UU Nomor 30/2002 tentang KPK. KPK
adalah lembaga negara yang bersifat independen yang dalam pelaksanaan tugas
dan kewenanganya bebas dari kekuasaan manapun, tugas KPK adalah sebagai
berikut:

a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan


tindak pidana korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
c. Melakukan penyelidikkan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
d. Melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan melakukan
monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

d. Upaya Pemberantasan Korupsi


1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian
pada negara melalui pendidikan formal,informal dan agama
2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi
4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis
tinggi dan dibarengi sistem control yang efisien
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayan pejabat yang mencolok
8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan
melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jabatan dibawahnya.

e. Undang-undang yang mengatur korupsi di Indonesia


1. UU No. 3/1971 tentang Pemberantasan Korupsi
2. UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
KKN
3. UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. PP No. 71/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
5. UU No. 15/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
7. UU No. 7/2006 tentang United Nation Convention Againest Corruption
8. Instruksi Presiden RI No. 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

f. Nilai – nilai Anti Korupsi

1. Jujur
Jujur diartikan sebagai perbuatan tidak berbohong, lurus, dan tidak
curang. Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain.

Contoh : Perilaku menyontek, merupakan manifestasi ketidakjujuran, dapat


memunculkan perilaku korupsi. Persoalan ketidakjujuran tersebut merupakan
suatu hal yang mengkhawatirkan dan perlu perhatian serius

2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar
dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.

Contoh : Nilai kepedulian sebagai siswa dapat diwujudkan dengan misalnya


menghibur teman yang sedih, berbagi makanan kepada teman yang tidak
membawa bekal, menolong kucing yang sakit.

3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri
berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu
hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa
kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.

4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada
peraturan. Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup
yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai tujuan
dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama
dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan
dari orang lain dalam berbagai hal.

Contoh : Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan


mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan
fokus pada pekerjaan.

5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang dapat
menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik akan
mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Contoh : Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam
bentuk belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik,
mengerjakan tugas dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang
diberikan.

6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.
Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya
pengetahuan.

Contoh : Misalnya belajar naik sepeda, kalau ingin nilai bagus harus belajar
dengan sungguh-sungguh bukan mencontek.

7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi
dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia
dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya.
Dengan gaya hidup yang sederhana

Contoh : tidak boros, biasakan membeli yang baru jika membutuhkan bukan
menginginkan,berpenampilan tidak berlebihan

8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab,
dan sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan
dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta
keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.

Contoh : Berani memberi kesaksian yang benar, dan berani menyampaikan


pendapat di depan kelas

9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah
dan tidak memihak. setiap orang punya hak dan kewajiban yang sama dan
harus diperlakukan dengan setara.

Contoh : Saat memberi hadiah kepada kedua adik harus di berikan dengan
adil,dan jika memberi perhatian kepada harus di berikan perhatian yang sama
agar tidak terjadi perselisihan atau kecemburuan

H. Sumber :

DAFTAR PUSTAKA

Mubayyinah, F. (2017). SEMAI: Sembilan Nilai Anti Korupsi dalam Pendidikan


Anak Usia Dini. Al-Hikmah : Indonesian Journal of Early Childhood Islamic
Education, 1(2), 223-238.

Anda mungkin juga menyukai