Anda di halaman 1dari 3

3.3.

2 Pengamatan Kimia Tanah


1) Pengamatan Defisiensi Hara
Pengamatan defisiensi unsur hara dengan melihat tanaman yang
kekurangan atau kelebihan unsur Nitrogen, Kalium, dan Fosfor pada suatu lahan.
Setiap kekurangan unsur memiliki ciri dan perbedaannya masing-masing.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati tanaman yang terlihat
kekurangan dan kelebihan unsur N/P/K. Apabila pada bagian daun terlihat
menguning dan berbentuk huruf V maka tanaman tersebut dikatakan kekurangan
unsur Nitrogen (N), sedangkan apabila pada bagian daun terlihat terlalu berwarna
hijau dan memiliki batang yang mudah rapuh maka tanaman tersebut dikatakan
kelebihan unsur Nitrogen (N). Pada tanaman yang memiliki ciri daun berwarna
keungu-unguan maka tanaman tersebut dikatakan kekurangan unsur Fosfor (P)
sedangkan tanaman yang kelebihan unsur hara Fosfor (P) tidak dapat dilihat
gejala fisik secara langsung pada tanaman. Jika pada suatu tanaman memiliki ciri
daun menguning lalu coklat pada bagian tepi daun maka tanaman tersebut dapat
dikatakan kekurangan unsur Kalium (K) dan apabila diameter di bagian sulur
semakin membesar maka tanaman tersebut dikatakan kelebihan unsur Kalium (K).
Setelah menemukan tanaman yang kekurangan dan kelebihan unsur N/P/K,
dokumentasikan hasil dan menganalisis kekurangan dan kelebihan unsur yang ada
pada tanaman tersebut.
2) Pengamatan pH Tanah
Pada pengamatan pH tanah, langkah pertama yang dilakukan adalah
sampel tanah diambil menggunakan cetok pada keadaan tanah yang belum
terinjak. Setelah diambil sampel tanahnya lalu dimasukkan ke dalam fialfilm untuk
diukur pH tanahnya. Fialfilm sendiri digunakan untuk mengukur dan menentukan
kandungan pH dalam tanah. Kemudian fialfilm ditutup dan diberi label sesuai
dengan nama kelompok dan titik pengamatan serta didokumentasikan.

3.3.3 Pengamatan Biologi Tanah


1) Pengamatan Vegetasi, Seresah, Makroorganisme, Kascing
Pada pengamatan biologi tanah praktikan mengamati vegetasi, seresah di
permukaan tanah, makroorganisme dalam tanah, serta kascing atau kotoran dari
cacing tanah. Langkah pertama yang dilakukan adalah ditentukannya letak tempat
titik tengah pada frame. Kemudian menaruh frame 50x50 cm di permukaan tanah
dan diukur ketebalan seresah yang ada di dalam frame serta mengambil vegetasi
yang ada di dalam frame tersebut. Sebelum ketebalan seresah diukur, terlebih
dahulu seresah dalam frame ditekan. Hasil ketebalan seresah yang telah diukur
dan di hitung jumlah vegetasinya kemudian didokumentasikan. Setelah itu tanah
yang ada di dalam frame digali dengan kedalaman 20 cm untuk dilihat dan
diamati makroorganisme dalam tanah serta kascing atau kotoran dari cacing. Dari
hasil pengamatan yang telah didapat makroorganisme dalam tanah dan dihitung
jumlah kascingnya kemudian hasil yang didapat didokumentasikan.

3.3.4 Pengamatan Pedologi


1) Fisiografi Lahan
Hal yang pertama dilakukan dalam pengamatan fisiografi lahan yaitu
menentukan titik yang akan dihitung kemiringan lerengnya. Apabila telah
ditentukan selanjutnya yaitu dilakukannya perhitungan kelerangan menggunakan
klinometer. Cara penggunaan klinometer yaitu dengan mengarahkan klinometer
ke pucuk pohon yang paling tinggi kemudian dilihat hasilnya pada klinometer
sebelah kiri menunjukkan derajat sedangkan pada sebelah kanan menunjukkan
persen. Hasil yang telah didapat dari pengamatan kemudian dicatat. Selain
perhitungan kelerengan, pengamatan selanjutnya yaitu mengamati vegetasi dan
penggunaan lahan. Pengamatan dalam hal ini dilakukan dengan melihat secara
visual lahan tersebut mengenai vegetasi yang ada, serta penggunaan lahan pada
lokasi tersebut. pengamatan setelah itu, mengamati sistem penanaman dan sumber
air yang terdapat pada lahan tersebut. Pengamatan dilakukan dengan cara
langsung melihat sekeliling lahan meliputi sistem penanaman maupun sumber air
yang digunakan. Hasil dari pengamatan yang digunakan kemudian dicatat pada
form pengamatan serta didokumentasikan.

2) Morfologi Tanah
Pengamatan morfologi tanah dapat dilakukan dengan membuat minipit
sedalam 50 cm yang arah minipitnya tersebut mengarah pada lereng yang tinggi
agar saat pengamatan tanah tidak runtuh. Langkah kerja pertama yaitu tanah
digali sedalam 50 cm dan dibentuk minipit. Tanah yang telah membentuk minipit
diratakan morfologinya menggunakan sekop agar mudah untuk dilihat perbedaan
tiap horizon. Perbedaan horizon yang terlihat kemudian diberi garis menggunakan
pisau lapang. Apabila telah diberi garis, Pengamatan selanjutnya yaitu
menentukan perbedaan tekstur tanah pada profil tanah dengan cara memberi garis
menggunakan pisau lapang. Apabila terbentuk horizon maka dilakukannya
pengukuran tiap horizon menggunakan meteran dalam pengukurannya yaitu
dengan cara diukur dari yang tertinggi dan dari yang terendah. Horizon yang telah
diukur kemudian ditentukan bentuk dari horizon tersebut berdasarkan kelasnya.
Langkah selanjutnya, meletakan sabuk profil pada horizon yang telah beri garis.
Sabuk profil berfungsi untuk memastikan adanya perbedaan warna dan keaslian
data.

Langkah selanjutnya, dilakukan pengambilan sampel tanah dari horizon


yang paling bawah, agar saat pengambilan tanah pada horizon atasnya tidak
runtuh. Pengamatan selanjutnya yaitu mengamati warna tanah, struktur, tekstur
dan konsistensi tanah pada tiap horizon berdasar pada tanah yang telah diambil.
Menentukan warna tanah dapat dilakukan dengan cara tanah dipatah dan bagian
yang patah dicocokkan warnanya menggunakan munssel colour chart.

Pengamatan selanjutnya yaitu melihat perakaran pada tiap horizon.


Langkah awal yaitu tiap horizon diamati perakarannya kemudian, diidentifikasi
berdasarkan kategori yang telah di tetapkan. Terakhir yaitu hasil dari tiap
pengamatan dicatat pada form pengamatan dan didokumentasikan.

Anda mungkin juga menyukai